No Daftar FPEB: 356/UN40.7.D1/LT/2014
PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT
LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA
EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Anugrah Firmansyah
0707416
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT
LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA
Oleh
Anugrah Firmansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Anugrah Firmansyah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Maksud Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.3.2 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4.2 Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.
1.4.2 Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
HIPOTESIS
2.1 Audit ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Jenis Audit ... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Audit Kepatuhan ... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Audit Laporan Keuangan ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Opini Audit ... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion) ... Error!
Bookmark not defined.
2.3.1.1 Kurangnya Penerapan Konsisten Atas Prinsip Akuntansi Yang
Berlaku Umum ... Error! Bookmark not defined.
2.3.1.2 Keraguan Atas Kelangsungan Usaha Perusahaan . Error! Bookmark
not defined.
2.3.1.2.1 Opini Audit Going Concern . Error! Bookmark not defined.
2.3.1.3 Auditor Menyetujui Adanya Perbedaan Dengan Prinsip Yang Wajib
Diterapkan ... Error! Bookmark not defined.
2.3.1.4 Penekanan Atas Suatu Hal ... Error! Bookmark not defined.
2.3.1.5 Pelaporan Yang Melibatkan Auditor Lain ... Error! Bookmark not
defined.
2.3.2 Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion) ... Error!
Bookmark not defined.
2.3.3 Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion) ... Error! Bookmark not
defined.
2.3.4 Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion) ... Error!
Bookmark not defined.
2.4 Kondisi Keuangan ... Error! Bookmark not defined.
2.4.1.2 Rasio Liquiditas ... Error! Bookmark not defined.
2.4.1.3 Rasio Profitabilitas ... Error! Bookmark not defined.
2.5 Lama Perikatan Dengan Klien... Error! Bookmark not defined.
2.6 Audit Lag ... Error! Bookmark not defined.
2.7 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
2.8 Hubungan Antar Variabel... Error! Bookmark not defined.
2.8.1 Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Going Concern.... Error!
Bookmark not defined.
2.8.2 Pengaruh Lama Perikatan Terhadap Opini Going Concern. ... Error!
Bookmark not defined.
2.8.3 Pengaruh Audit Lag Terhadap Opini Going Concern. ... Error!
Bookmark not defined.
2.9 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.10 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Desain Penelitian... Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel .. Error! Bookmark not defined.
3.2.2.1 Definisi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2.1.1 Opini Going Concern (Variabel Dependen) ... Error!
3.2.2.1.2 Kondisi Keuangan (Variabel Independen) Error! Bookmark
not defined.
3.2.2.1.3 Lama Perikatan Dengan Klien (Variabel Independen) Error!
Bookmark not defined.
3.2.2.1.4 Audit Lag (Variabel Independen) ... Error! Bookmark not
defined.
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.2.2.2.1 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y) .. Error! Bookmark
not defined.
3.2.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Independen (B) Error! Bookmark
not defined.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.4.2.1 Skala Pengukuran ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Analisis Regresi Model Logit ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.2 Deskripsi Data Variabel ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.1 Kondisi Keuangan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.2 Lama Perikatan ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.3 Audit Lag ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2.4 Opini Audit Going Concern ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1 Uji Hipotesis Pertama ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.1.1 Uji Hipotesis Pertama Model Logit ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.1.2 Interpretasi Odss Ratio Hipotesis Pertama Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.2 Uji Hipotesis Kedua ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.2.1 Uji Hipotesis Kedua Model Logit ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.2.2 Interpretasi Odss Ratio Hipotesis Kedua .. Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.3 Uji Hipotesis Ketiga ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3.3.1 Uji Hipotesis Ketiga Model Logit ... Error! Bookmark not
defined.
4.1.3.3.2 Interpretasi Odss Ratio Hipotesis Ketiga ... Error! Bookmark not
defined.
4.2.1 Gambaran Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Sektor
Perdagangan Dan Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia. Error! Bookmark
not defined.
4.2.2 Gambaran Kondisi Keuangan Pada Perusahaan Sektor Perdagangan
Dan Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia. Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Gambaran Lama Perikatan Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Dan
Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia... Error! Bookmark not defined.
4.2.4 Gambaran Audit Lag Pada Perusahaan Pada Perusahaan Sektor
Perdagangan Dan Jasa Emiten Bursa Efek Indonesia. Error! Bookmark
not defined.
4.2.5 Pengaruh Kondisi Keuangan Terhadap Opini Audit Going Concern
... Error! Bookmark not defined.
4.2.6 Pengaruh Lama Perikatan Terhadap Opini Audit Going ConcernError!
Bookmark not defined.
4.2.7 Pengaruh Audit Lag Terhadap Opini Audit Going Concern ... Error!
Bookmark not defined.
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT
LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA
PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA.
Anugrah Firmansyah
Pembimbing: Indah Fitriani,SE,M,Ak,Ak,CA
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan, dan audit lag terhadap opini audit going concern.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif pre eksperimental dengan tingkat eksplanasi asosiatif. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan regresi model logit yang dianalisis dengan software SPSS 19. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah 332 perusahaan sektor perdagangan dan jasa emiten BEI (Bursa Efek Indonesia).
Hasil pengujian hipotesis menunjukan kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil pengujian hipotesis juga menunjukan bahwa variabel lama perikatan dan audit lag hasilnya tidak signifikan.
ABSTRACT
THE INFLUANCE OF FINANCIAL CONDITION, AUDIT TENURE, AND AUDIT LAG AND AUDIT TOWARD GOING CONCERN AUDIT OPINION
IN TRADE AND SERVICES SECTOR COMPANIES LISTED INDONESIA STOCK EXCHANGE
Anugrah Firmansyah
Preceptor: Indah Fitriani,SE,M,Ak,Ak,CA
The purpose of this study is to know the influance of financial condition, audit tenure, and audit lag toward going concern audit opinion.
This research using qualitative method pre experimental with the associative explanation level. Hypotesis testing on this research used logit regression models which analyzed by software SPSS 19. The sample used in this research were 332 trade and service sector companies listed IDX (Indonesia Stock Exchange).
The hypothesis testing showed that financial company condition significant effect toward going concern audit opinion. Variables of audit tenure and audit lag have no significant effect toward going concern audit opinion.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin kompleksnya bisnis suatu perusahaan menyebabkan pemilik
perusahaan tidak mampu melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap
perusahaan oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang menjalankan operasi
perusahaan. Dalam upaya melakukan pertanggung jawaban terhadap pemilik
perusahaan, maka pihak manajemen diharuskan menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan yang dibuat manajemen masih mungkin mengandung resiko
informasi. Resiko informasi mungkin terjadi karena berbagai alasan, diantaranya
jauhnya sumber informasi, bias dan motif penyedia informasi, jumlah data yang
sangat besar, dan transaksi pertukaran yang kompleks.
Dalam upaya mengurangi resiko informasi maka laporan keuangan perlu
untuk diaudit. Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti asersi manajemen untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi dan GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles) yang dilakukan oleh auditor
independen.
Proses atas audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor
independen, akan menghasilkan opini. Terdapat 4 opini diantaranya: 1) Pendapat
wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), 2) Pendapat wajar dengan
pengecualian (Qualified Opinion), 3) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), 4)
2
unqualified opinion terdapat kondisi dimana auditor dapat memberikan paragraf
tambahan dan modifikasi kalimat, opini tersebut dikenal dengan unqualified
opinion with explanatory paragraph or modified wording. Auditor akan
memberikan opini tersebut jika terdapat lima kondisi diantaranya 1)Kurangnya
penerapan konsisten atas prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Keraguan atas
kelangsungan usaha perusahaan. 3) Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan
prinsip yang wajib diterapkan. 4) Penekanan atas suatu hal. 5) Pelaporan yang
melibatkan auditor lain.
Hal yang menjadikan fokus auditor salah satunya adalah mengenai
keraguan atas keberlangsungan hidup perusahaan. Pada PSA (Pernyataan Standar
Auditing) 30, ISA (International Standard on Auditing) 570 dan SPA (Standar
Perikatan Audit) 570 (yang berlaku efektif per 1 Januari 2013) mensyaratkan
auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang subtansial mengenai
kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu satu tahun
atau lebih setelah tanggal neraca. Bila terdapat hal – hal yang berkenaan dengan
kelangsungan usaha perusahaan yang diaudit, umumnya auditor akan
menambahkan paragraf penjelasan (modifikasi kata) setelah paragraf opini
laporan keuangan. Auditor membuat penilaian mengenai kondisi perusahaan pada
awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil
penilaian bila ada informasi baru. Misalnya, penilaian awal atas kelangsungan
usaha akan direvisi bila ada temuan auditor, selama masa audit, bahwa perusahaan
tidak dapat membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan
prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan
adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien
selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kesulitan keuangan
pada tahun depan.
Fakta dalam beberapa dekade terakhir banyak perusahaan yang telah
diaudit dan mendapat opini wajar tetapi keberlangsungan usahanya terhenti
(pailit) beberapa contoh kasusnya adalah sebagai berikut: Lehman Brothers. Bear
Stearns. Washington Mutual. AIG. Countrywide. New Century. American Home
Mortgage. Citigroup. Merrill Lynch. GE Capital. Fannie Mae. Freddie Mac.
Fortis. Royal Bank of Scotland. Lloyds TSB. HBOS. Northern Rock. Perusahaan
yang bangkrut tersebut mendapat opini yang bersih. Tetapi tidak ada satupun dari
kasus tersebut, bahwa auditor memperingatkan pemegang saham dan pasar bahwa
ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan usaha untuk jangka waktu yang wajar, tidak lebih dari satu tahun
setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit.
Di Indonesia perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian pada tahun 2011 tetapi dugugat mulai tahun 2010 dan dinyatakan
pailit 2012 adalah PT Multi Prima Sejahtera Tbk (PT Kymco Indonesia). Putusan
atas sidang MA tersebut sesuai dengan putusan Nomor 162 PK/Pdt.Sus/2012
Tahun 2013. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
4
Opini going concern yang diberikan auditor dipengaruhi oleh kondisi
keuangan. Misalnya kemampuan perusahaan mengalami kerugian operasi yang
cukup besar, ketidakmampuan perusahaan membayar utang jatuh tempo,
kehilangan konsumen terbesar, tuntutan hukum. Jika terdapat kondisi yang
menyebabkan keraguan atas keberlangsungan usahanya auditor dapat memberikan
opini going concern.
Kondisi keuangan perusahaan dalam penelitian yang diksanakan oleh Eko
Budi Setyarno, Indra Januati, dan Faisal (2006) kondisi keuangan perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dalam
penelitian tersebut semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin
kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Hal
tersebut dikarenakan auditor hanya akan memberikan opini going concern jika
perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan kelangsungan hidup
perusahaannya.
Selain kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan auditor dengan klien
dapat mempengaruhi pemberian opini going concern. Berdasarkan UU akuntan
publik auditor berhak atas 3 kali perikatan dan 5 kali perikatan untuk kantor
akuntan publik. Dalam praktek akuntan publik dilapangan masih terdapat
pelanggaran atas peraturan pembatasan pemberian jasa audit. Berdasarkan kasus
pembekuan Akuntan Publik yang dimuat dalam Keputusan Menteri Keuangan
Nomor: 1246/KM.1/2009 tanggal 4 Nopember 2009. Akuntan Publik Drs.
Thomson Edison Batubara, telah dikenakan sanksi pembekuan selama 3 (tiga)
ketentuan pembatasan masa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan
Kemungkinan ada hubungan antara lama perikatan mengaudit dengan pemberian
opini. Lama perikatan dalam penelitian Junaidi dan Jogianto Hartono (2010) hasil
pengujian secara statistik, hipotesis yang menyatakan bahwa audit tenure
berpengaruh pada opini going concern. Semakin lama hubungan auditor dengan
klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini
going concern. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carey dan
Simnett (2006), Dao et al. (2008), Yuvisa I et al. (2008), akan tetapi berbeda
dengan hasil temuan Januarti dan Fitrianasari (2008).
Hasil penelitian lain menungkapkan bahwa penyebab lain auditor
menerbitkan opini going concern adalah Audit lag yang merupakan keterlambatan
keluarnya audit report, menurut penelitian opini audit going concern lebih banyak
ditemukan ketika pengeluaran opini audit terlambat (McKeown et al (1991),
Louwers (1998), Lenox (2004), Indira dan Ella (2008). Lennox (2004)
mengindikasikan kemungkinan keterlambatan opini yang dikeluarkan bisa
disebabkan karena (1) auditor lebih banyak melakukan pengujian, (2) manajer
mungkin melakukan negosiasi dengan auditor, (3) auditor memperlambat
pengeluaran opini dengan harapan manajemen dapat memecahkan masalah yang
dihadapi, sehingga terhindar dari opini going concern.
Penelitian mengenai penerimaan opini going concern telah banyak
dilakukan. Terdapat inkonsistensi antara penelitian Arga Fajar Santosa. (2007)
Analsis Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern,
6
Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur,
mengenai pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini
going concern.
Tabel 1.1
Ulasan 5 Tahun Opini Going Concern (Dihitung Dari Tahun 2008 - 2012)
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
Emiten DI BEI yang terdaftar 396 398 420 440 459
Tidak menerbitkan laporan keuangan/ laporan
auditor independen per 31 Desember (45) (39) (7) (3) (3)
Laporan Auditor Independen 351 359 413 417 456
Opini Going Concern 36 37 43 38 29
Persentase % 10,2% 10,30% 10,41% 9,11% 6,35%
Catatan: Laporan Auditor Independen diunduh dari database per 14 November
2013 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013
Selama periode tahun 2008 – 2012 jumlah opini going concern mengalami
fluktuatif, untuk tahun 2011 – tahun 2012 mengalami penurunan cukup signifikan
seperti yang dijelaskan pada tabel 1.2. Dari sekian banyak perusahaan yang
terdaftar di BEI, ternyata sektor yang paling banyak memperoleh opini going
concern ialah sektor perdagangan dan jasa, yang dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Opini Going Concern Emiten Di BEI Menurut Sektor Tahun 2008 - 2012
Sektor
Opini Going Concern Tahun Persentase (%) Tahun
Keuangan 3 3 4 2 1
Catatan: Profil tersedia di situs www.idx.com [11-12-2013]
Sumber: Data Sekunder Diolah
Dari tabel 1.2 persentase opini going concern pada sektor perdagangan dan jasa
cukup tinggi dari tahun 2008 hingga tahun 2012, pada tahun 2012 terjadi
penurunan yang cukup signifikan. Dengan persentase jumlah perusahaan yang
mendapat opini going concern cukup banyak,perusahaan sektor perdagangan dan
jasa layak untuk diteliti lebih lanjut. Penulis memilih judul “PENGARUH
KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT LAG
TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA JASA EMITEN BURSA EFEK
INDONESIA” sebagai judul penelitian skripsi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap pemberian
opini audit going concern?
2. Bagaimana pengaruh lama keterikatan (audit tenure) dengan klien
terhadap pemberian opini audit going concern?
3. Bagaimana pengaruh Audit Lag terhadap pemberian opini audit going
concern?
8
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari bagaimana pengaruh
variabel independen, diantaranya kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan
dengan klien, dan audit lag terhadap opini audit going concern pada perusahaan
yang terdaftar pada BEI (Bursa Efek Indonesia) sektor perdagangan dan jasa pada
khususnya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan dengan opini going
concern.
2. Mengetahui pengaruh lama perikatan dengan klien dengan opini going
concern.
3. Mengetahui pengaruh audit lag terhadap opini going concern.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Untuk memberikan sumbangan wawasan bagi perusahaan mengenai faktor
apa saja yang akan mempengaruhi dalam pemberian opini going concern.
2. Untuk memberikan pengetahuan bagi auditor dalam hal yang berkaitan
dengan opini going concern.
3. Untuk memberikan pengetahuan bagi dunia usaha mengenai maksud dan
isi laporan auditor independen.
1.4.2 Kegunaan Teoritis
1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran atau memambah informasi
2. Untuk menemukan signifikansi hal-hal apa saja yang mempengaruhi
pemberian opini audit going concern.
3. Untuk memberikan informasi kegunaan informasi dari laporan auditor
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah perusahaan emiten sektor perdagangan dan
jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Subjek tersebut dipilih dikarenakan
dalam laporan keuangan tersebut terdapat objek yang akan diteliti, diantaranya:
1. Kondisi keuangan perusahaan
2. Lama Perikatan Audit
3. Audit Lag
4. Opini Going Concern
Laporan keuangan sendiri didapat dari website yakni diwebsite
persusahaan yang bersangkutan atau di website IDX dan situs perusahaan terkait.
Data yang tersedia cukup lengkap. Laporan Keuangan tersebut merupakan laporan
keuangan yang dikeluarkan resmi oleh perusahaan yang bersangkutan serta
data-datanya valid. Alasan dipilihnya subjek penelitian perusahaan emiten sektor
perdagangan dan jasa yang terdaftar di BEI, data dan informasi yang didapat dari
BEI dapat dipertanggung jawabkan.
Selain itu berdasarkan tabel 1.2 dari sekian banyak perusahaan yang
terdaftar di BEI, ternyata sektor yang paling banyak memperoleh opini going
concern ialah sektor perdagangan dan jasa, yang dapat dilihat pada persentase
opini going concern cukup tinggi dari tahun 2008 hingga tahun 2012, pada tahun
jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern cukup banyak,perusahaan
sektor perdagangan dan jasa layak untuk diteliti lebih lanjut.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Definisi metode penelitian Sugiono (2008: 2) adalah “Cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode eksperimen yaitu
(pre-eksperimental designs), dengan tingkat tingkat eksplanasi asosiatif. Hal tersebut
dikarenakan penelitian ini meneliti pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif, mencari seberapa besar
pengaruh antara kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan audit, dan audit lag
terhadap opini going concern perusahaan. Setiap hipotesis diuji dengan teknik
statistik regresi model logit. Hal tersebut dikarenakan terdapat variabel dummy
yang mengharuskan peneliti menggunakan model regresi logit.
Tujuan penelitian ini adalah menguji ketiga hipotesis yakni:
Ho1: β1 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh keadaan keuangan
perusahaan.
Ha1: β1≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.
Ho2: β2 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh lama perikatan auditor
46
Ha2: β2≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh lama perikatan auditor dengan
klien.
Ho3: β3 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh audit lag.
Ha3: β3≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh audit lag.
Bagaimana signifikansi ketiga hipotesis memiliki keterikatan.
Tipe hubungan variabel independen dan dependen adalah hubungan
asosiatif yakni hubungan bersifat sebab akibat. Jadi variabel independen yakni:
1. Kondisi keuangan perusahaan
2. Lama Perikatan Audit
3. Audit Lag
Mempengaruhi variable dependen yaitu Opini Audit Going Concern.
Setting study yang digunakan adalah studi lapangan yakni menguji
pengaruh dengan teknik statistik regresi dengan model logit antar variabel dengan
kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan peneliti yang
minimal. Hal tersebut dipilih dikarenakan penelitian ini meneliti mengenai
pengaruh keadaan perusahaan, lama keterikatan, dan audit lag terhadap pemberian
opini going concern.
Penelitian ini menganalisis Laporan Keuangan dan Laporan Auditor
Independen. Perusahaan emiten sektor perdagangan dan jasa yang sudah list di
persentase jumlah opini audit going concern. Dengan menganalisis laporan
keuangan tersebut akan diketahui apakah variabel independen dan dependen
memiliki hubungan atau tidak.
Data yang dianalisis adalah laporan keuangan dan laporan audit
independen dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yang termasuk ke dalam data time
series. Hal tersebut bertujuan agar data yang didapat dapat di analisis dari tahun
ke tahun.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Sugiono (2008: 59) definisi variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Definisi variabel independen
adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen. Definisi variabel dependen adalah merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
independen.
Terdapat satu variabel dependen yaitu opini going concern. Sedangkan
untuk variabel independen terdapat tiga variabel diantaranya: kondisi keuangan,
48
3.2.2.1.1 Opini Going Concern (Variabel Dependen)
Menurut Arens (2008: 66) “Opini Going Concern adalah Suatu opini yang
terdapat pada paragraf penjelasan yang menjelaskan mengenai keraguan
kemampuan hidup suatu perusahaan”. Sesuai tanggung jawab auditor pada PSA
30 SA 341.
Indikator dalam Opini Going Concern adalah adanya opini going concern
dalam hasil audit auditor (CPA). Opini tersebut tertuang pada paragraf penjelasan.
3.2.2.1.2 Kondisi Keuangan (Variabel Independen)
Dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan karangan Suad Husnan
dan Enny Pudjiastuti kondisi keuangan perusahaan dapat dipahami melalui
laporan keuangan, tetapi laporan keuangan perlu diolah dan dianalitis untuk
dipergunakan sesuai maksud pemakai laporan keuangan tersebut. Karena laporan
keuangan disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi, pemakai terlebih dahulu
memahami prinsip-prinsip akuntansi.
Berbagai alat analisis dapat dipergunakan untuk mengolah laporan
keuangan. Alat analisis tersebut dapat berupa common size, indeks, maupun rasio
keuangan. Secara umum dapat dianalisis aspek leverage, likuiditas, protabilitas,
dan rasio-rasio pasar.
Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal (biaya yang
ROA = ℎ × 100%
Suad Husnan (2006: 74)
ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki
perusahaan. (Bambang R, 1997). Reurn On Asses (ROA) yang positif menunjukan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total
aktiva yang dipergunakan tidak memberikan keuntungan/rugi.
Debt Ratio mungkin dihitung berdasarkan atas hutang jangka panjang
(termasuk kewajiban membayar leasing), mungkin juga seluruh hutangnya.
Debt Rasio = � � � � +
� � � � + +
Suad Husnan (2006: 70)
Jika debt rasio mendekati nol maka kondisi keuangan perusahaan dianggap
baik.
Current Ratio adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva lancar
perusahaan dipakai untuk kewajiban lancarnya.
Current Ratio=
Suad Husnan (2006: 72)
Jika Current rasio lebih dari satu maka perusahaan dapat memenuhi
50
Model yang di pergunakan untuk pada variabel kondisi keuangan dalam
penelitian ini adalah model Zmijewski (1984).
The Zmijewski Model
Zmijewski (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja,
leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya. Zmijewski
menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah
bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu. Model yang berhasil
dikembangkan yaitu:
X = −4,3 – 4,5X1 + 5,7X2– 0,004X3
Notasi:
X1 = ROA (return on asset)
X2 = Leverage (debt ratio)
X3 = Likuiditas (current ratio)
Kriteria penilaian X pada persamaan model ini adalah semakin besar nilai
X maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut.
Maksud dari pada penilaian model Zmijewski ini adalah semakin besar nilai X
maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut,
sehingga dalam analisis metode ini jika bernilai negatif maka perusahaan tersebut
3.2.2.1.3 Lama Perikatan Dengan Klien (Variabel Independen)
Definisi periode audit dan periode penugasan profesional pada peraturan
Kep-20/PM/2002 adalah sebagai berikut: Periode Audit adalah periode yang
mencakup periode laporan keuangan yang diaudit atau yang direview, dan Periode
Penugasan Profesional adalah periode penugasan untuk mengaudit atau mereview
laporan keuangan klien atau untuk menyiapkan laporan kepada Bapepam.
Batas waktu perikatan dengan klien di Indonesia sesuai Keputusan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: Kep-20/PM/2002. “Peraturan nomor
VIII.A.2: INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA AUDIT
DI PASAR MODAL lampiran bagian 5. Pembatasan Penugasan Audit yaitu
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan
oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut
dan oleh seorang Akuntan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut”.
IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) sendiri telah mengeluarkan
mengenai hal tersebut. Aturan mengenai Kode Etik adalah sebagai berikut:
Keterkaitan yang Cukup Lama antara Personil Senior KAP dengan Klien
Assurance.
Ketentuan Umum 290.153. Ancaman kedekatan dapat terjadi ketika
personil senior yang sama digunakan dalam perikatan assurance untuk suatu
periode yang cukup lama. Signifikansi setiap ancaman yang terjadi akan
tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
52
2) Peran personil tersebut dalam tim assurance
3) Struktur KAP
4) Sifat perikatan assurance.
Pengukuran untuk lama perikatan menggunakan skala nominal.
3.2.2.1.4 Audit Lag (Variabel Independen)
Audit lag adalah jumlah hari antara akhir periode akuntansi sampai
dikeluarkannya laporan audit. Menurut aturan BAPEPAM maksimal 90 hari.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tae G Ryu & Chul Young Roh (2007)
“Audit lag adalah jumlah hari dari tanggal laporan keuangan ke tanggal laporan
audit”. Senada dengan penelitian Joseph V. Carcello, Ann Vanstraelen, Michael
Willenbrorg (2009) “Audit lag adalah jumlah bulan antara tanggal laporan
keuangan dengan laporan audit”.
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Yang Dianalisis Skala
3.2.2.2.1 Operasionalisasi Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Opini Going Concern,
dengan indikator yang dianalitis ialah ada tidaknya opini going concern dalam
laporan auditor independen yang dioperasionalkan sebagai variabel dummy.
Dimana katagori 1 untuk perusahaan sektor perdagangan dan jasa yang menerima
opini going concern dan 0 untuk perusahaan sektor perdagangan dan jasa yang
tidak menerima opini going concern. Skala yang dipergunakan ialah nominal.
3.2.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Independen (X)
Terdapat tiga variabel Independen dalam penelitian yaitu kondisi
keuangan perusahaan, lama perikatan, dan audit lag.
The Zmijewski Model
Zmijewski (1984) menggunakan analisis rasio yang mengukur kinerja,
leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model prediksinya. Zmijewski
menggunakan probit analisis yang diterapkan pada 40 perusahaan yang telah
bangkrut dan 800 perusahaan yang masih bertahan saat itu. Model yang berhasil
dikembangkan yaitu:
X = −4,3 – 4,5X1 + 5,7X2– 0,004X3
Notasi:
X1 = ROA (return on asset)
54
X3 = Likuiditas (current ratio)
Kriteria penilaian X pada persamaan model ini adalah semakin besar nilai
X maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut.
Maksud dari pada penilaian model Zmijewski ini adalah semakin besar nilai X
maka semakin besar kemungkinan probabilitas perusahaan tersebut bangkrut,
sehingga dalam analisis metode ini jika bernilai negatif maka perusahaan tersebut
tidak berpotensi bangkrut. Variabel kondisi perusahaan menggunakan variabel
dummy. Jika perusahaan sehat maka diberi kode 1, jika perusahaan bangkrut
diberi kode 0.
Pada variabel lama perikatan menggunakan variabel dummy, indikator
yang dianalisis adalah jumlah tahun perikatan. Dengan menghitung batas waktu
perikatan penggunaan jasa Auditor Independen yaitu 3 kali. Untuk tahun pertama
perikatan dihitung dari tahun 2008 untuk mengetahui perikatan tahun 2009, jika
terjadi perikatan berulang diberi kode 0. Jika tahun kedua dan seterusnya terjadi
perikatan baru diberi kode 1. Lama perikatan dihitung daritahun 2009 – 2010.
Untuk variabel audit lag indikator yang dianalisis adalah selisih jumlah
hari keluarnya laporan auditor independen dari tahun akhir tutup buku atau
tanggal neraca pada keluarnya laporan auditor independen. Batas waktu yang
ditetapkan Bapepam adalah 90 hari setelah tanggal neraca.
Skala yang dipergunakan adalah skala nominal untuk variabel kondisi
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Definisi populasi menurut Sugiono (2008: 115) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.
Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan emiten sektor
perdagangan dan jasa yang terdaftar BEI. Pada tahun 2012 berjumlah 108 emiten
terdaftar di BEI. Di BEI sendiri keseluruhan emiten yang terdaftar dibagi ke
dalam 10 sektor. Dari kesepuluh sektor tersebut, sektor perdagangan dan jasa
mulai dari tahun 2009 hingga tahun 2012 memiliki persentase jumlah perusahaan
yang mendapat opini going concern cukup signifikan. Selain itu juga terjadi
penurunan persentase jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern
yang sangat signifikan dari tahun 2011 hingga tahun 2012.
3.3.2 Sampel
Definisi sampel menurut Sugiono (2008: 116) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sektor perdagangan dan jasa memiliki persentase jumlah perusahaan yang
mendapat opini going concern cukup signifikan, didalam penelitian ini
menjadikan sektor perdagangan dan jasa sebagai sampel penelitian. Jumlah
perusahaan yang menjadi emiten pada sektor perdagangan dan jasa berjumlah 108
56
Teknik sampling yang dipergunakan adalah Random Sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel secara acak bagi setiap unsur anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Dengan teknis
pemilihan sampel secara diundi.
Berikut ini rumus penentuan jumlah sampel dari popilasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, Untuk tingkat taraf kesalahan, 1%, 5%,
10%.
s = λ
2.N .P .Q
d2 N−1 + λ2 . P .Q
(Sugiono, 2008: 116)
Dimana:
N = Jumlah Populasi
�2
chi kuadrat dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%,
P = Q = 0,5. d = 0,05.
s = jumlah sampel.
Pada ilmu pengetahuan modern, karakteristik probabilitas lebih banyak
dipergunakan. Dalam ilmu ekonomi umumnya, kebenaran suatu hubungan
5%. Pernyataan ini berarti suatu variabel dicoba diukur kondisi deterministiknya
hanya sebesar 95%, sisanya adalah kesalahan yang bisa ditoleransi. Perhitungan
jumlah sampel dengan taraf kesalahan 5%, adalah sebagai berikut:
s = 3,841 .107 .0,5 .0,5
0,052 107−1 + 3,841 . 0,5 .0,5
=
83,85778413Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini menurut perhitungan yang telah
dilakukan sebesar 84 perusahaan sektor perdagangan dan jasa.
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Data yang digunakan data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh
studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi-instansi lain
yang sudah dipublikasikan atau memanfaatkan data yang sudah ada.
Pengumpulan data Laporan keuangan dan Laporan Auditor Independen
sendiri didapat dari website yakni di website bank bersangkutan atau di website
IDX dan situs terkait, data yang tersedia lengkap. Laporan Keuangan tersebut
merupakan laporan keuangan yang dikeluarkan resmi oleh perusahaan yang
bersangkutan serta data-datanya valid dan sudah diaudit oleh akuntan publik.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data sekunder berupa dokumen, yaitu laporan keuangan dan laporan audit
58
3.4.2.1 Skala Pengukuran
Skala pengukuran data yang terdapat pada penelitian ini adalah skala
nominal dan rasio. Suharyadi (2007: 16) “Skala nominal adalah ukuran yang
paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti
sebagai label saja, tidak menunjukan tingkatan apa-apa”. Suharyadi (2007: 18)
“Skala rasio adalah skala yang mencakup semua skala yaitu nominal, ordinal, dan
interval”. Untuk variabel independen menggunakan skala nominal dan rasio,
untuk variabel kondisi keuangan, lama perikatan menggunakan skala nominal,
sedangkan untuk audit lag menggunakan skala rasio. Sedangkan untuk variabel
dependen menggunakan skala nominal.
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Regresi Model Logit
Regresi logistik (kadang disebut model logistik atau model logit),
dalam statistika digunakan untuk prediksi probabilitas kejadian suatu peristiwa
dengan mencocokkan data pada fungsi logit kurva logistik. Metode ini merupakan
model linier umum yang digunakan untuk regresi binomial. Seperti analisis
regresi pada umumnya, metode ini menggunakan beberapa variabel prediktor,
baik numerik maupun kategori.
Di dalam model logit, variabel tak bebas merupakan log of the odds ratio
yang merupakan fungsi linear dari regressors. Fungsi probabilitas yang mendasari
model logit ialah distribusi logit. Dalam penelitian ini menggunakan regresi
logistik (logistic regression) sebenarnya sama dengan analisis regresi berganda,
hanya variabel terikatnya merupakan variabel dummy (0 dan 1).
Model regresi logistik menggunakan transformasi logit. Pada model ini,
yang diregresikan adalah peluang variabel respon sama dengan 1. Model regresi
logistik adalah sebagai berikut :
Li = 1n [P i / (1 – Pi)] = A + BXi + єi. J. Supranto (2010: 317)
Dikarenakan pada penelitian ini variabel Y adalah variabel dummy dan variabel X
terdiri dari satu variabel kuantitatif dan dua variabel kualitatif maka modelnya
sebagai berikut:
L1 = 1n [P 1 / (1 – P2)] = A + BD1 + єi. Model 1
L2 = 1n [P 2 / (1 – P2)] = A + BD2 + єi. Model 2
L3 = 1n [P 3/ (1 – P3)] = A + BX3 + єi. Model 3
Dimana:
Li = Logit, variabel tak bebas
1n = Natural log, yaitu 1n = log dengan bilangan pokok e
Pi = Probabilitas variabel Y, dalam hal ini variabel tak bebas
Pi = 1 jika terdapat opini going concern
60
B = Koefisien
D1 = 1, jika kondisi keuangan baik
0, jika kondisi keuangan buruk
D2 = 1, jika terjadi pergantian perikatan
0, jika perikatan tetap
X3 = Variabel bebas, audit lag
Є = Epsilon = Kesalahan Pengganggu (disturbance’s error), yaitu kesalahan yang
terjadi pada nilai ramalan Li disebabkan karena ada faktor lain, selain X
mempengaruhi Y tetapi tidak diperhatikan, dengan kata lain tidak dimasukan
dalam persamaan regresi.
Untuk mengestimasi model di atas memerlukan selain X, juga nilai “regression”
atau variabel tak bebas atau logit Li. Pada penelitian ini data terdapat pada tingkat
mikro.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan regresi model logit
adalah sebagai berikut:
1. Model Summary (R2)
Model summary dalam regresi logistic sama dengan pengujian R2 pada persamaan
regresi linier. Tujuan dari model summary adalah untuk mengetahui seberapa
besar kombinasi variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen.
2. Uji Hosmer and Lemeshow Test (Goodness-of-Fit-Test)
Pengujian ini bertujuan untuk menguji ketepatan dan kecakupan data mada model
regresi logistik. Apabila nilai probabilitas (prediksi) kurang dari 0,05 maka model
regresi logistik tidak menunjukan kecakupan data, bila nilai probabilitas lebih dari
0,05 maka model regresi logistik menentukan kecakupan data.
3.6 Uji Hipotesis
Terdapat tiga hipotesis asosiatif yang perlu diuji. Untuk menguji hipotesis
asosiatif digunakan teknik statistik regresi model logit.
Teknik statistik regresi yang digunakan ialah regresi model logit, untuk
menguji data masing-masing variabel. Terdapat tiga hipotesis yang akan diuji.
Hipotesisnya sebagai berikut:
Ho1: β1 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh keadaan keuangan
perusahaan.
Ha1: β1≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh keadaan keuangan perusahaan.
Ho2: β2 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh lama perikatan auditor
dengan klien.
Ha2: β2≠ 0 Opini going concern dipengaruhi oleh lama perikatan auditor dengan
klien.
Ho3: β3 = 0 Opini going concern tidak dipengaruhi oleh audit lag.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengaruh kondisi keuangan perusahaan sektor perdagangan dan jasa emiten
BEI dengan opini going concern menurut pengujian hipotesis menunjukan
hasil bahwa kondisi keuangan yang diukur dengan model prediksi
kebangkrutan Zmijewski (1984) yang menggunakan analisis rasio yang
mengukur kinerja, leverage, dan likuiditas suatu perusahaan untuk model
prediksinya menunjukan bahwa opini audit going concern dipengaruhi oleh
kondisi keuangan. Dengan menggunakan analisis regresi model logit
menunjukan bahwa kondisi keuangan secara statistik berpengaruh terhadap
opini going concern. Jika menggunkan interpretasi dengan odds ratio hasil
perhitungannya menunjukan bahwa Jika kondisi keuangan perusahaan buruk
maka kecendrungan perusahaan tersebut untuk mendapatkan opini going
concern menjadi 2,523 kali lipat.
2. Pengaruh lama perikatan dengan opini going concern berdasarkan hasil
penelitian mengungkapkan bahwa lama perikatan tidak berpengaruh
signifikan terhadap opini going concern. Dari data yang dikumpulkan
perusahaan cenderung untuk merotasi auditor independen. Hasil perhitungan
dengan odds ratio interpretasinya sebagai berikut: Perusahaan yang tidak
menggati mengganti auditor memiliki kecenderungan 1,534 kali mendapat
3. Pengaruh audit lag terhadap opini going concern dari hasil uji hipotesis
menunjukan audit lag tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern.
perusahaan umumnya patuh terhadap peraturan Bapepam hal tersebut terlihat
dari rata-rata audit lag yang berjumlah 79,54 hari. Selain itu pertimbangan
auditor jika terjadi temuan mengenai keraguan kelangsungan usaha lalu dapat
memakan waktu yang berbeda-beda antara auditor yang satu dan lainnya.
Misalnya bila perusahaan sudah tidak menemukan jalan keluar mengenai
kesulitan keuangan perusahaan pasti auditor akan dapat secara cepat
memustukan pemberian opini audit. Hasil perhitungan dengan odds ratio
interpretasinya sebagai berikut: Jika audit lag bertambah 1 persen maka
perusahaan akan cenderung 1,001 kali untuk mendapatkan opini going
concern.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Saran Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan yang laporan keuangannya mendapat opini going
concern sebaiknya segera mengambil keputusan berkenaan dengan
kondisi keuangan perusahaannya mulai dari utang yang jatuh tempo,
jumlah utang lancar, jumlah utang jangka panjang, serta memperhatikan
kinerja perusahaan secara menyeluruh. Pengambilan kebijakan yang
tepat dapat membertahankan keberlangsungan hidup perusahaan
91
2. Saran Bagi Pengguna Laporan Keuangan
Untuk pengguna laporan keuangan khususnya investor untuk tetap
memperhatikan laporan keuangan beserta laporan auditor independen
secara menyeluruh agar pengambilan keputusan tidak salah dan
merugikan pengguna laporan keuangan.
3. Saran yang diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang akan datang
adalah:
Penambahan variabel lain yang dapat mempengaruhi penerimaan opini
audit going concern dapat menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat
mempengaruhi penerimaan opini going concern. Selain itu menambah
waktu berkala (time series) tahun-tahun sebelumnya maupun
menambah data tahun terbaru dapat lebih menjelaskan signifikasi faktor
Amin Widjaja Tunggal. (2013). Pokok Pokok Auditing dan Jasa Asurans. Jakarta. Harvindo
Arga Fajar Santosa. (2007). Analsis Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI. Volume. 11. NO. 2.p. 141-158
Arry Pratama Rudyawan, I Dewa Nyoman Badera. (2009) ”Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor”. Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana.
David H. Sinason, Jefferson P. Jones, Sandra Waller Shelton. (2001). An Investigate of Auditor and Client Tenure. American Hournal of Business. Vol. 16. No. 2.
Desak Nyoman Sri Werastuti, (2013). Pengaruh Auditor Client Tenure, Debt Degault, Reputasi Auditor, Ukuran Klien dan Kondisi Keuangan Terhadap Kualitas Audit Melalui Opini Audit Going Concern. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi Vol. 2 No.1, April 2013, ISSN 2337 – 537X
Duwi Purwanto. (2012). Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta. Andi Offset
Eko Budi Setyarno, Indra Januati, dan Faisal. (2006). “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”. Simposium Nasional Akuntansi 2006 Padang.
Fakhrurozie. (2007). “Analisis Pengaruh Kebangrutan Bank Dengan Metode Altman Z Score Terhadap Harga Saham Persahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi. Fakultas Ekonnomi Universitas Negeri Semarang.
Indira Januarti. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Diponegoro. SNA 12
J. Supranto, (2010). Ekonometri Buku Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia
Joseph V. Carcello, Ann Vanstraelen, Michael Willenbrorg, (2009), Rules Rather than Discretion in Audit Standards: Going Concern Opinion in Belgium. The Accounting Review, Vol. 84, No.5 2009. Pp. 1395 – 1428.
Leny Puspitasari dan Dwi Santoso, (2012). The Influence Of Previous Audit
Opinion Going concern, Audit Quality And Company’s Factors To Audit
Opinion Going Concern, Universitas. SNA Volume 15.
Novince Lianto dan Budi Hartono Kusuma, (2010). Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202.
Prof. DR. Sudjana, M.A. MSc. (1993). Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga II. Bandung. Tarsito.
PT BURSA EFEK INDONESIA (IDX). (2013). Laporan Tahunan Annual Report 2012. Jakarta. Tersedia: http: //www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Abou Us/AnnualReport/FileDownload/Annual-Report-2013.pdf [31 Desember 2013
R. J. Elder, M. S. Beasley, Alvin A. Arens. (2008), Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Rosmawati Endang Indriyani Supriyati, (2012). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Perusahaan Manufaktur Di Indonesia dan Malaysia. The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, July 2012, pages 185 – 202.
Singgih Santoso. (2010). Statistik Multivariant. Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Suad Husnan, Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. (2012), Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.
Suharyadi, Purwanto S. K. (2007). Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta. Salemba Empat.
Sukrisno Agoes dan Joesda Jan. (2012). Bunga Rampai Auditing. Jakarta. Salemba Empat
Tae G Ryu & Chul Young Roh, (2007), The Auditor’s Going Concern Opinion
Decision. International Journal of Business an Economics, 2007, Vol.6, No. 2, 89-101.
Yulius Kurnia santo, (2009). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan