• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL FOREHAND BACKSPIN SERVICE DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN, KOORDINASI MATA – TANGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN PADA PERMAINAN TENIS MEJA: Studi Deskriptif pada Atlet Tenis Meja Klub Gani Arta Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL FOREHAND BACKSPIN SERVICE DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN, KOORDINASI MATA – TANGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN PADA PERMAINAN TENIS MEJA: Studi Deskriptif pada Atlet Tenis Meja Klub Gani Arta Bandung."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL FOREHAND BACKSPIN SERVICE DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN, KOORDINASI MATA – TANGAN DAN

FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN PADA PERMAINAN TENIS MEJA

(Studi Deskriptif pada Atlet Tenis Meja Klub Gani Arta Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

Agung Ahmad Holiludin 0900316

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JUNI, 2014

LEMBAR PENGESAHAN

(2)

HASIL FOREHAND BACKSPIN SERVICE DIKAITKAN

DENGAN KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN, KOORDINASI MATA – TANGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN

PADA PERMAINAN TENIS MEJA

( Studi Deskriptif Pada Atlet Tenis Meja Klub Gani Arta Bandung )

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Nina Sutresna, M. Pd NIP. 196412151989012001

Pembimbing II

Drs. Basiran, M. Pd NIP. 195611281986031004

Mengetahui,

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Ketua,

(3)

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa

HASIL

FOREHAND BACKSPIN SERVICE

DIKAITKAN DENGAN

KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN, KOORDINASI MATA

TANGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN

PADA PERMAINAN TENIS MEJA

(Studi Deskriptif terhadap Atlet Tenis Meja Klub Gani Arta Bandung)

Oleh

Agung Ahmad Holiludin 0900316

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Agung Ahmad Holiludin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni, 2014 \

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

DAFTAR ISI

C. Tujuan Penelitian ……….. 5

D. Manfaat Penelitian ……… 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ………..………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Hakekat Olahraga Tenis Meja ……… 7

1. Perkembangan Tenis Meja di Indonesia dan di Jawa Barat ... 8

2. Karakteristik Olahraga Tenis Meja... 9

3. Teknik Dasar Olahraga Tenis Meja ... 10

a. Teknik Memegang Rake (Grip)... 11

b. Teknik Siap Sedia (Stance)... 12

c. Teknik Pukulan (Stroke)... 13

d. Teknik Servis... 13

1) Servis Backspin ... 13

2) Fungsi Servis dalam Tenis Meja ... 19

3) Teknik Melakukan Servis dalam Tenis Meja... 20

4) Teknik Servis Forehand Backspin... 22

5) Analisis Gerakan Tangan pada Servis Forehand Backspin 22

6) Analisis Gerakan Bola pada Servis Forehand Backspin... 24

B. Hakekat Kondisi Fisik... 25

1. Komponen Fisik dalam Olahraga Tenis Meja... 26

2. Kekuatan Pergelangan Tangan... 27

a. Fungsi Kekuatan Pergelangan Tangan... 28

3. Koordinasi Mata-Tangan ... 31

(5)

a. Fungsi Fleksibilitas Pergelangan Tangan... 33

Halaman C. Anggapan Dasar... 34

1. Hubungan Antara Kekuatan Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 34

2. Hubungan Antara Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 36

3. Hubungan Antara Kekuatan Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 37

4. Hubungan Antara Kekuatan Pergelangan Tangan,Koordinasi Mata-Tangan, dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan Secara Bersama-sama dengan Hasil Forehand Backspin Servi... 37

D. Hipotesis Penelitian... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 40

E. Tempat dan Waktu Penelitian... 46

F. Instrumen Penelitian...………. 47

1. Tes Kekuatan Pergelangan Tangan…...………..……. 47

2. Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan...………...………. 48

3. Tes Lempar Tangkap Bola Jarak 1 Meter Ke Tembok……..…….. 49

4. Tes Hasil Servis Forehand Backspin dalam Cabang Olahraga Tenis Meja... 49

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data…………... 52

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data ………...…... 56

B. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi... 58

C. Diskusi Penemuan……….….. 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 65

B. Saran ………. 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(6)

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Penetian... 44

4.1 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku keempat Variabel... 55

4.2 Hasil Pengujian Distribusi Normal Keempat Variabel... 56

4.3 Besarnya Hubungan Antara Variabel... 57

4.4 Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Tunggal... 58

4.5 Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda... 59

(7)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

2.1. Pegangan Shakehand Sisi Forehand dan Pegangan

Shakehand Sisi Backspin 11

2.2. Pegangan Penhold dilihat dari depan dan pegangan penhold dari belakang 12

2.3. Lintasan yang mempengaruhi backspin ………....………… 17

2.4 Tekanan udara yang mempengaruhi servis backspin... 17

2.5 Perkenaan bet dan bola pada backspin... 18

2.6 Lintasan bola backspin... 18

2.7 Lintasan bola tanpa spin dan backspin... 19

2.8 Pantulan bola menyudut dengan backspin... 19

2.9 Gerakan Teknik servis dalam permainan tenis meja... 21

2.10 Gerakan Servis Forehand Backspin... 23

2.11 Gerakan Bola Pada servis Forehand Backspin... 25

3.1 Desain Penelitian... 42

3.2 Langkah-langkah Penelitian... 43

3.3 Alat Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan... 46

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Tes Kekuatan Pergelangan Tangan... 70

2. Data Hasil Tes Koordinasi Mata-Tangan... 71

3. Data Hasil Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan... 72

4. Data Hasil Tes Forehand Backspin Service... 73

5. Data Hasil T-skor Kekuatan Pergelangan Tangan, Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan, Koordinasi Mata-Tangan dan Tes Hasil Forehand Backspin Service... 74

6. Uji Normalitas Liliefors Tes Kekuatan Pergelangan Tangan... 76

7. Uji Normalitas Liliefors Tes Koordinasi Mata-Tangan... 77

8. Uji Normalitas Liliefors Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan... 78

9. Uji Normalitas Liliefors Tes Forehand Backspin Service... 79

10.Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Kekuatan Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 80

11.Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 81

12.Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 82

13.Perhitungan Uji Koefisien Korelasi Kekuatan Pergelangan Tangan, Koordinasi Mata-Tangan dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 83

14.Uji Koefisien Korelasi Kekuatan Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 85

15.Uji Koefisien Korelasi Koordinasi Mata-Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 87

16.Uji Koefisien Korelasi Fleksibilitas Pergelangan Tangan dengan Hasil Forehand Backspin Service... 89

(9)

18.Uji Korelasi Ganda Kekuatan Pergelangan Tangan, Koordinasi Mata-Tangan, dan Fleksibilitas Pergelangan Tangan Secara Bersama-sama dengan Hasil

Forehand Backspin Service... 95

19.Determinasi... 97

20.Uji Koefisien Korelasi Tes Kekuatan Pergelangan Tangan... 99

21.Uji Realibilitas Tes Kekuatan Pergelangan Tangan... 100

22.Dokumentasi Penelitian... 101

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam

penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Metode

penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk memecahkan suatu

masalah dalam penelitian. Di samping itu, baik atau tidaknya penelitian tergantung dari

pertanggungjawaban dari metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

teknik korelasional. Mengenai pengertian penelitian deskriptif, Arikunto (2010:3)

menjelaskan bahwa: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian”. Kemudian lebih lanjut mengenai teknik

korelasional, Arikunto (2010:4) menjelaskan: “Penelitian korelasional adalah

penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua

variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap

data yang memang sudah ada”.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu untuk

mendapatkan gambaran mengenai hubungan kekuatan pergelangan Agung Ahmad

Holiludin, 2014

HASIL FOREHAND BACKSPIN SERVICE DIKAITKAN DENGAN KEKUATAN PERGELANGAN TANGAN, KOORDINASI MATA TANGAN DAN FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN

PADA PERMAINAN TENIS MEJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

, koordinasi mata-tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil

service forehand backspin pada cabang olahraga tenis meja.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

(11)

41

Populasi merupakan kumpulan individu atau objek yang mempunyai sifat-sifat

umum. Terkait dengan populasi Arikunto (2010:173) menjelaskan sebagai berikut:

“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Mengacu pada penjelasan tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah

atlet tenis meja klub Gani Arta yang menjadi anggota klub tenis meja Gani Arta

sebanyak 35 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi dalam penelitian. Arikunto (2010:174)

menjelaskan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh sampel yang

benar-benar berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang

sebenarnya.

Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan adalah metode purposive

sampling, yaitu dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,

random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Disamping itu,

Arikunto (2010:183) menjelaskan tentang syarat-syarat dari teknik purposive sampling

adalah sebagai berikut:

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang

paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis).

c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

Berdasarkan uraian di atas, dengan menggunakan teknik tersebut sampel yang

diperoleh sebanyak 20 orang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah sebagai

berikut:

(12)

42

b. Atlet yang dijadikan sampel berumur 11-25 tahun.

c. Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan.

d. Telah menguasai teknik service forehand backspin.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisa data agar

dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian, karena itu

desain penelitian berfungsi untuk memberikan jalan dan arah proses penelitian yang

dilakukan. Desain penelitian diperlukan untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan

penelitian, agar penelitian yang dilakukan arahnya jelas dan terencana, sebagaimana

yang diungkapkan oleh Nasution (2004:40) bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.

Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun sebagai berikut:

1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran

3. Analisis data

4. Menetapkan kesimpulan.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan pergelangan

tangan, kordinasi mata-tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan serta variabel

terikatnya adalah hasil service forehand backspin pada permainan tenis meja. Desain

(13)

43

Bagan 3.1 Desain Penelitian

(Sumber: Sugiyono (2012: 68) yang dimodifikasi oleh penulis)

Keterangan :

X1 : Kekuatan pergelangan tangan

X2 : Koordinasi mata-tangan

X3 : Fleksibilitas pergelangan tangan

Y : Hasil service forehand backspin pada permainan tenis meja.

r1. y : Koefisien korelasi X1 dan Y

r2. y : Koefisien korelasi X2 dan Y

r3. y : Koefisien korelasi X3 dan Y

R123. y : Koefisien korelasi X1, X2, X3 dan Y

Terkait dengan proses penelitian ada beberapa prosedur yang dilalui penulis

mulai dari penelusuran sebagai penentuan judul sampai dengan kesimpulan. Dalam

�. .

X3

X2

X1

Y

�.�

�.�

�.�

(14)

44

pelaksanaan penelitian yang ditempuh sebagaimana dirancang oleh Gay dalam

Sutresna (2002:125) dalam bagan berikut:

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian

Sumber: Diadopsi dari Sutresna (2002:125)

Penelusuran permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan masalah penelitian (selection and definition of a problem)

Penelusuran beragam data empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berfikir berkaitan dengan masalah penelitian (review of

related literature)

Penelusuran hipotesis dengan mengacu pada kerangka berfikir dan kajian empirik serta teoritik

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan; sample, instrument, desain dan prosedur penelitian (method, subject,

instrument, design & procedure)

Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian

Analisis dan interpretasi data

(15)

45

Dari bagan di atas, dijelaskan langkah-langkah penelitian yang diadopsi dari

Sutresna (2002:125) diantaranya meliputi: a) menelusuri masalah yang ada di

lapangan, b) menelusuri beragam data empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka

berfikir, c) menelusuri hipotesis, d) menentukan metode penelitian, e) analisis dan

interpretasi data dan terakhir, f) menarik kesimpulan.

D. Definisi Operasional

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah sering berbeda sehingga dapat

menimbulkan kekeliruan dan ketidakcocokan atau mengaburkan pengertian. Oleh

karena itu, penulis menafsirkan penjelasan ini dengan mengacu pada pakar olahraga

sebagai berikut :

1. Forehand Backspin Service, Service Forehand menurut Napitupulu (1982: 57)

adalah service yang dilakukan dengan bagian depan bet/raket, di sebelah kanan

badan bagi seorang pemain yang memegang bet dengan tangan kanan atau sebelah

kiri badan bagi seorang pemain kidal. Sedangkan menurut sumarno (2000:47)

menjelaskan bahwa:

Backspin yaitu bola yang dipukul pada bagian sedikit bawah garis tengan bola, pada waktu bola menyentuh bet atau raket, gerakan kebawah lebih besar daripada gerakan kedepan sehingga akan menghasilkan putaran ke arah bawah atau ke arah dalam, dan jalan bola agak rendah serta lambat, bola akan memantul dimeja lawan dengan lenting yang rendah, tajam kemuka sambil meluncur.

Dalam penelitian ini Forehand backspin service adalah service yang dilakukan

dengan bagian depan raket, disebelah kanan atau sebelah kiri badan (pemain kidal),

bola yang dipukul sedikit bawah garis tengah bola atau bawah bola, pada saat bola

kontak dengan bet gerakan gesekan bet kebawah lebih besar dari pada kedepan

sehingga menghasilkan putaran ke arah bawah dalam, dengan laju bola agak rendah

dan lambat.

2. Kekuatan Pergelangan Tangan, Menurut Sudjarwo (1993: 112) mengatakan bahwa:

(16)

46

menjinjing, menahan, mendorong, atau menarik beban”. Dalam penelitian ini

kekuatan yang dimaksud adalah kemampuan kekuatan yang dihasilkan dari

kekuatan pergelangan tangan pada atlet tenis meja Klub Gani Arta Bandung yang

diukur dengan menggunakan Back Dynamometer

3. Koordinasi Mata-Tangan, Menurut harsono (1988: 221) koordinasi adalah

“kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urut yang benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa

pengeluaran energy yang berlebihan”. Dalam penelitian ini koordinasi yang

dimaksud adalah koordinasi mata-tangan pada atlet tenis meja klub Gani Arta

Bandung.

4. Flexibilitas Pergelangan Tangan, Menurut Harsono (1988:163) mengatakan

bahwa: “Fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan dalam ruang gerak sendi. Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh

elastisitas tidaknya otot-otot, tendón, dan ligamen”. Dalam penelitian ini

fleksibilitas yang dimaksud adalah ruang gerak sendi pergelangan tangan pada atlet

tenis meja Klub Gani Arta Bandung yang diukur dengan menggunakan

Goniometer.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Jadwal yang terencana dengan baik akan menentukan terhadap kelancaran dan

kelangsungan dari pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan. Berikut ini mengenai

jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran dalam penelitian ini:

Tabel 3.1

Jadwal Tes dan Pengukuran Penelitian

No Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

1 Kekuatan

Pergelangan Tangan

Kamis,

15 Mei 2014 14.00 - Selesai

Kampus FPOK UPI Bandung

2 Fleksibilitas

Pergelangan Tangan

Kamis,

15 Mei 2014 14.00 - Selesai

(17)

47

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kekuatan pergelangan

tangan, koordinasi mata-tangan, fleksibilitas pergelangan tangan dan hasil service

forehand backspin. Tempat melakukan penelitian ini adalah di Kampus FPOK UPI

Bandung dan Gedung Olahraga Klub Gani Arta Bandung. Sedangkan waktu

penelitiannya dari tanggal 12 s.d. 17 Mei 2014.

F. Instrumen Penelitian

Dalam upaya mencari informasi di lapangan, maka diperlukan alat ukur untuk

mendapatkan data, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:203) bahwa:

“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti cermat,

lengkap, sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Berdasarkan penjelasan di atas, alat ukur atau instrument tes yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah back dynamometer, goniometer, dan untuk hasil

service forehand backspin menggunakan tes ketrampilan service.

Adapun lebih lanjut mengenai instrument penelitian di atas dan pelaksanaannya

adalah sebagai berikut:

1. Tes Kekuatan Pergelangan Tangan (Back Dynamometer)

a. Validitas : Face Validity

b. Reliabilitas : 0,98

c. Tujuan : Untuk mengukur kekuatan pergelangan tangan

d. Alat : Ballpoint, pensil, penghapus, penggaris dan kertas

e. Pelaksanaan tes : Orang coba duduk dikursi, badan dirapatkan ke

(18)

48

lurus diletakan diatas paha. Kemudian orang coba berusaha sekuat-kuatnya

menarik pergelangan tangannya dari bawah keatas. Kemudian alat tersebut

menunjukan angka yang menyatakan besarnya kekuatan pergelangan tangan.

f. Skor : Besarnya kekuatan tarikan pergelangan tangan orang

coba yang dapat dilihat pada alat pengukur, setelah orang tersebut melakukan

tes tersebut yang diukur dalam kg.

2. Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan (Goniometri) menurut Tono Supriatna

(2002:56)

a. Validitas : 0,97

b. Realibilitas : 0,51

c. Tujuan : Untuk mengukur fleksibilitas pergelangan tangan

d. Alat : Busur, ballpoint, pensil, penghapus, penggaris dan

kertas.

e. Pelaksanaan tes :

- Tangan diletakkan lurus sejajar dengan titik 00 dan pergelangan tangan

tepat berada pada titik pusat. Posisi tangan diletakkan sesuai dengan tujuan

dan arah pengukuran.

- Tangan dibengkokkan sejauh mungkin sesuai dengan tujuan dan arah

pengukuran pergelangan tangan tetap berada tepat pada titik pusat.

- Mencatat angka yang ditunjukan, yang merupakan skornya, atau luas

gerak sendi pergelangan tangan pada salah satu arah gerak.

f. Skor : Skor yang diperoleh testee adalah angka yang ditunjukkan oleh jarum

jam yang terdapat pada busur dijadikan sebagai data penelitian.

Untuk lebih jelasnya mengenai tes fleksibiltas pergelangan tangan dapat dilihat

(19)

49

Gambar 3.2

Alat Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan

3. Tes Lempat Tangkap Bola ( Jarak 1 Meter Ke Tembok )

a. Validitas : 0,87

b. Realibilitas : 0,93

c. Tujuan : mengukur kemampuan koordinasi mata-tangan

d. Alat : bola tenis, stopwatch dan tembok yang rata

e. Pelaksanaan tes : subjek berdiri di belakang garis batas sambil

memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Aba-aba “ya”

subyek dengan segera melakukan lempar tangkap ke dinding selama 30

detik.

f. Skor : dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan

selama 30 detik.

4. Tes Hasil Servis dalam Cabang Olahraga Tenis Meja

a. Validitas : 0,615

b. Realibilitas : 0,738

c. Tujuan : Untuk mengukur keteramilan service dalam cabang

olahraga tenis meja.

d. Alat : Seperangkat lapangan tenis meja, bet, bola tenis meja,

alat tulis, dan peluit.

e. Pelaksanaan tes :

- Testee berada dalam posisi square stance atau side stance.

(20)

50

- Testee berada di belakang lapangan, kemudian testee melambungkan

bola untuk melakukan service forehand backspin.

- Testee melakukan gerakan pukulan service forehand backspin dengan

maksimal.

- Hasil service forehand backspin ditunjukkan pada bekas bola yang

pertama kali memantul di meja lawan.

- Testee diberi kesempatan untuk melakukan service forehand backspin

sebanyak lima kali pukulan.

f. Skor :

- Testee melakukan teknik servis dengan benar dan memenuhi

syarat-syarat tes.

- Skor yang diambil dari jatuhnya bekas bola yang pertama kali

memantul di meja permainan lawan atau daerah sasaran pada saat

melakukan teknik servis forehand backspin.

- Apabila bola jatuh tepat pada garis yang membatasi dua petak sasaran,

maka skor yang dicatat adalah skor yang paling tinggi.

- Apabila bola tidak masuk dalam petak sasaran atau keluar dan bola

yang dihasilkan tidak ada putaran (non spin) atau bola yang dihasilkan

bukan backspin, dianggap gagal dengan mendapat nilai nol, dan apabila

bola menyentuh net, maka harus diulangi.

- Skor diperoleh dari hasil jumlah keseluruhan testee dalam lima kali

kesempatan melakukan service forehand backspin dalam cabang

(21)

51

Untuk lebih jelasnya mengenai diagram lapangan tes hasil dapat dilihat pada

Gambar 3.3

(22)

52

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah data dengan menggunakan rumus-rumus statistika, kemudian setelah itu

analisis data. Rumus-rumus yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini,

yaitu:

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian yang telah

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata dari setiap variabel, dengan menggunakan rumus:

n

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan

menggunakan rumus:

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah

X = Rata-rata skor mentah

(23)

53

T-Skor = Skor standar yang dicari

X = Skor yang diperoleh

x = Rata-rata skor mentah

S = Simpangan baku

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan Liliefors. Prosedur yang

digunakan sebagai berikut:

(X dan S = rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing sampel)

b. Untuk bilangin baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

c. Menghitung proporsi Z1, Z2, …. Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika

proporsi ini dinyatakan dengan S(s)= banyaknya …

n

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel

yang ada berilah simbol Lo.

f. Dengan bantuan table L untuk uji liliefors, maka tentukan nilai L.

g. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai kritis L

untuk uji liliefors, dengan taraf nyata � = 0.05. kriterianya adalah:

- Hipotesa diterima apabila Lo < L� = normal, - Hipotesa ditolak apabila Lo > L� = tidak normal

5. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari

hubungan kedua variabel. Rumus yang dipergunakan adalah:

(24)

54

6. Menghitung signifikan koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan

pendekatan uji-t dengan rumus:

t = �√�−

Pengujian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

koefisien atau hubungan dari masing-masing variabel. Dengan kriteria pengujian

hipotesis diterima jika –t(1-1/2α) < t < t(1-1/2α). Pada taraf nyata � = 0.05 dengan dk =

n-2 dalam hal lain jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak.

7. Rumus Persamaan Regresi Ganda Untuk 3 Prediktor : Y = a + � � + � � + � �

8. Menghitung Hubungan Regresi Ganda dengan korelasi ganda menggunakan

(25)

55

9. Menguji signifikan koefisien korelasi ganda atau multiple dengan menggunakan

pendekatan statistik uji-F dengan rumus:

Fhitung = �

2/ �

− �2 / � – � −

Keterangan:

F = F hitung yang dicari, R = Koefisien korelasi yang dicari, K = Banyaknya variabel bebas, n = Jumlah sampel

Uji F ini dimaksudkan untuk membuktikan koefisien korelasi mutiple atau

ganda bersifat nyata atau tidak nyata dengan ketentuan bila harga F hitung lebih

besar dari Ftabel pada taraf nyata � = 0.05 dengan dk = (n – k – 1), maka koefisien

korelasi multiple atau ganda bersifat nyata atau sebaliknya.

10.Menghitung determinasi dari hasil perhitungan korelasi dengan rumus:

D = r2 x 100%

Keterangan:

D = Determinasi

R = Koefisien

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan analisis data, maka dari

hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan kekuatan pergelangan tangan

dengan hasil forehand backspin service pada cabang olahraga tenis meja

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan koordinasi mata-tangan dengan

hasil forehand backspin service pada cabang olahraga tenis meja

3. Terdapat hubungan yang positif dan tidak signifikan fleksibilitas pergelangan

tangan dengan forehand backspin service pada cabang olahraga tenis meja

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan kekuatan pergelangan tangan,

koordinasi mata-tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan secara

bersama-sama dengan hasil forehand backspin service pada cabang olahraga tenis

meja.

B.Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian ini, penulis mempunyai saran-saran

yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

1. Bagi para pelatih atau pembina cabang olahraga olahraga tenis meja, harus

memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang memberikan

dukungan dan dapat menunjang terhadap kemampuan seseorang dalam

menguasai teknik dasar. Faktor kondisi fisik dari kekuatan pergelangan

tangan, koordinasi mata-tangan dan fleksibilitas pergelangan tangan dapat

memberikan dukungan terhadap hasil forehand backspin service dalam cabang

olahraga tenis meja. selain faktor kondisi fisik, para pelatih atau pembina

olahraga ini juga tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya seperti teknik,

(27)

66

2. Bagi para atlet cabang olahraga tenis meja disarankan untuk lebih

mengembangkan kemampuan servis, karena dalam hal ini seorang pemain

mempunyai servis yang baik dan tepat akan dapat mematikan lawan untuk

mendapatkan poin/angka atau membuat lawan mengembalikan bola tidak

sempurna yang selanjutnya mudah untuk dapat menyerang terlebih dahulu dan

menguasai pertandingan.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang

komponen kondisi fisik untuk mengetahui hubungan dengan hasil forehand

backspin service dalam cabang olahraga tenis meja, penulis mengajukan untuk

mencoba komponen kondisi fisik lain yang dapat meningkatkan prestasi tenis

meja.

4. Bagi lembaga program studi Kepelatihan Olahraga diharapkan dapat

mengembangkan dan menerapkan aspek-aspek yang diteliti di unit kegiatan

Gambar

GAMBAR
Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Penelitian
Gambar 3.2 Alat Tes Fleksibilitas Pergelangan Tangan
Gambar 3.3 NET

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Aaker (1991), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau

Pendekatan ini dilakukan dalam kerangka untuk memahami filosofi aturan hukum dari waktu ke waktu, serta memahami perubahan dan perkembangan filosofi yang melandasi aturan

(2) Pedoman lebih lanjut mengenai pengelolaan uang negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

pembentukan stein sebagai faktor risiko penyakit periodontal pada pasien perokok di. Instalasi Periodonsia RSGM

Cabang Dotulolong Lasut di bagian perhitungan perpajakan kurang teliti pada karyawan dalam memperhatikan status pegawai untuk perhitungan PPh Pasal 21 terhadap

Penggunaan ra’yu dalam pengembangan hukum Islam merupakan tindakan sah, karena mempunyai dasar hukum, yaitu, pertama, al- Qur’an, Surah an-Nisa ayat 59 yang

Dapatan kajian yang telah dilakukan berkaitan maklumbalas masyarakat terhadap aktiviti-aktiviti masjid di Semenanjung Malaysia membuktikan keberkesanan aktiviti yang dianjurkan

Selanjutnya faktor individu lainnya yang perlu diupayakan dalam pengentasan kemiskinan adalah dengan menghilangkan budaya selalu bergantung kepada orang lain atau yang lebih