ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(Studi Deskriptif Pada Kegiatan UKM OlahragaBeregu di Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DADAN HIDAYAT
1103535
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA
YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA
BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh Dadan Hidayat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan OlahrgadanKesehatan
© Dadan Hidayat 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN DADAN HIDAYAT
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA disetujuidandisahkanolehpembimbing:
Pembimbing I
Yusuf Hidayat, M.Si NIP. 196808301999031001
Pembimbing II
DidinBudiman, M.Pd NIP. 197409072001121001
Mengetahui, Ketua Program Studi
PendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pembimbing I : Yusuf Hidayat, M.Si Pembimbing II : Didin Budiman, M.Pd
Dadan Hidayat* 1103535
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis mengenai unit kegiatan mahasiswa di universitas yang memiliki dampak positif maupun negatif. Dalam kaitannya dengan keterampilan sosial, dan dari analisis situasi inilah unit kegiatan mahasiswa olahraga beregu diasumsikan akan memiliki peranan penting. Oleh karena itu, penelitian ini didasarkan untuk mengetahui Perbedaan Keterampilan Sosial Mahasiswa yang MengikutiUnit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Beregu di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti unit kegiatan mahasiswa olahraga beregu Futsal, Bola Basket dan Bola Tangan di UPI Bandung sebanyak 60 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 20 orang mahasiswa yang mengikuti UKM futsal, 20 orang mahasiswa yang mengikuti UKM bola basket dan 20 orang mahasiswa yang mengikuti UKM bola tangan. Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tertutup dan dianalisis menggunakan teknikone
way anovaatau sering disebut uji F dengan bantuan program SPSS 22. Berdasarkan
pengolahan dan analisis data yang diperoleh nilai Fhitung keterampilan sosial (1.781) lebih kecil
dari nilai Ftabel (3.15) maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara keterampilan sosial mahasiswa yang mengikuti UKM olahraga beregu di Universitas Pendidikan Indonesia.
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
ANALYSIS DISTINCTION THE SOCIAL SKILLS STUDENT WHO FOLLOW UNIT FOR STUDENT ACTIVITIES SPORTS TEAM AT THE UNIVERSITY
INDONESIA OF EDUCATION Tutor I : Yusuf Hidayat, M.Si
Tutor II : Didin Budiman, M.Pd
Dadan Hidayat* 1103535
This research in background by observations the writer about unit activity student at the university of the having positive or negative impact. In relation to the social skills, and from the analysis situation this is unit for student activities sports team assumed will have an important role. Hence, research this based to knows the difference the social skills student who follow Unit for Student Activities (USA) sports team at the university of indonesian education. This research using methods descriptive. Population in research this is student who follow unit for student activities sports team futsal, basketball and handball in upi bandung as many 60 personnel. Technique the sample collection using a technique sampling saturated about 20 people student who follow USA futsal, 20 students who follow USA basketball and 20 students who follow USA handball. An instrument in this research was question closed and analyzed using a technique one way anova or often called test f with program assistance SPSS 22. Based on processing and analysis of the data obtained, value Fhitung the social skills
( 1.781 ) smaller of the value of Ftabel ( 3.15) and Ho accepted. So can be concluded that there
is no significant difference between the social skills student who follow smes sports team at the university of indonesian education
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS
PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG
MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA” ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika
keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya sendiri.
Bandung, September2015
Yang membuat pernyataan,
Ttd.
Dadan Hidayat
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi atas segala rahmat dan Karunia-Nya,
shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul: “Analisis Perbedaan Keterampilan Sosial Mahasiswa
yang Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Beregu di Universitas
Pendidikan Indonesia”. Dalam skripsi ini dibahas mengenai perbedaan tingkat
keterampilan sosial mahasiswa yang mengikuti unit kegiatan mahasiswa olahraga
beregu .
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Prodi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang akan membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Bandung, September 2015
Penulis,
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Rumusan Masalah ... 11
D. Tujuan Penelitian ... 11
E. Manfaat Penelitian ... 11
F. Batasan Penelitian ... 12
G. Batasan Istilah ... 12
H. Struktur Organisasi Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 16
A. Konsep Dasar Permainan Bola Basket ... 16
1. Sejarah dan Definisi Permainan Bola basket ... 16
2. Teknik Dasar Permainan Bola Basket... 17
3. Peraturan Dalam Permainan Bola Basket ... 28
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Sejarah dan Definisi Bola Tangan... 30
2. Teknik Dasar Permainan Bola Tangan ... 31
3. Peraturan Dalam Permainan Bola Tangan ... 33
C. Konsep Dasar Permainan Futsal ... 36
1. Sejarah dan Definisi Futsal ... 36
2. Teknik Dasar Permainan Futsal ... 36
3. Peraturan Dalam Permainan Futsal ... 38
D. Mahasiswa ... 40
1. Pengertian Mahasiswa ... 40
2. Tugas Perkembangan Mahasiswa ... 41
3. Masalah-Masalah Mahasiswa ... 41
E. Keterampilan Sosial ... 44
1. Pengertian Keterampilan Sosial ... 44
2. Arti Penting Keterampilan Sosial ... 46
3. Ciri-ciri Keterampilan Sosial ... 49
4. Dimensi Keterampilan Sosial ... 52
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Sosial ... 57
6. Manfaat Permainan Bola Basket Terhadap Keterampilan Sosial ... 60
7. Manfaat Permainan Bola Tangan Terhadap Keterampilan Sosial ... 63
8. Manfaat Permainan Futsal Terhadap Keterampilan Sosial ... 64
F. Kerangka Pemikiran ... 65
1. Displin ... 66
2. Kerjasama ... 66
3. Menghargai/ Fair Play ... 67
4. Tanggung Jawab... 67
G. Hipotesis Penelitian ... 68
BAB III METODE PENELITIAN ... 69
A. Metode Penelitian... 69
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 70
1. Populasi ... 70
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
C. Paradigma Penelitian ... 72
1. Pengertian Paradigma Penelitian... 72
2. Langkah-langkah Penelitian ... 73
D. Instrumen Penelitian... 75
1. Melakukan Spesifikasi Data ... 78
2. Penyusunan Angket ... 82
3. Uji Coba Angket ... 83
E. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 84
4. Uji Validitas ... 84
5. Uji Reliabilitas ... 92
F. Prosedur Penelitian dan Analisis Data ... 95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...101
A. Hasil Penelitian...101
1. Desktiptif Statistik dan Menghitung Rata-rata, Simpangan Baku...101
2. Uji Normalitas ... 104
3. Uji Homogenitas ... 106
4. Uji Hipotesis ... 108
B. Diskusi Pembahasan Hasil Penelitian ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 114
A. Kesimpulan ... 114
B. Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Dan sudah sepantasnya apabila
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini khususnya kepada yang terhormat:
1. Kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan ridho-Nya lah skripsi ini
dapat selesai dengan baik.
2. Ayahanda H. Ajat (Alm) dan Ibunda Hj. Yayah tercinta yang telah
dengan sabar membesarkan, mendidik, membimbing, mendoakan,
memberikan limpahan kasih sayang dan memberi materi serta moral
sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Kakak-kakakku H. Asep Saepudin, Masrika, Imas Komariah, Ai
Fatimah, dan Iis Laelasari S.Kom. yang selalu memberikan motivasi,
mendoakan dan memberi materi serta moral sehinggapenulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd selaku Dekan FPOK UPI Bandung
beserta staf yang telah memberikan kelancaran dalam segala
administrasi penyelesaian studi di FPOK UPI Bandung.
5. Bapak Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia
yang telah membantu kelancaran atas perizinan proses penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FPOK UPI Bandung atas
izin dan rekomendasinya kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
7. Bapak Yusuf Hidayat, M.Si selaku Dosen Pembimbing I sekaligus
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
nasehat kepada penulis serta rekomendasi dalam menentukan judul
skripsi ini sehingga penulis mendapatkan judul yang tepat.
8. Bapak Didin Budiman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan banyak ilmu, bimbingan, petunjuk, motivasi dan
pengarahan yang membangun dari awal sampai akhir penyusunan
skripsi ini kepada penulis.
9. Staf Dosen dan Asisten Dosen FPOK UPI yang telah memberikan
penulis ilmu-ilmu yang bermanfaat selama penulis mengikuti
perkuliahan.
10.UKM Futsal UPI, UKM Bola Basket UPI dan UKM Bola Tangan UPI
yang telah memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat
melaksanakan penelitian dengan lancar.
11.Kekasihku Risa Fauzia yang telah memberikan warna dalam kehidupan
penulis, menemani, mendukung dan mendoakan penulis, berkatnya
penulis dapat melewati masa-masa sulit dengan canda tawa.
12.Sahabat-sahabat terbaik Richard, Willy, Imam, Sabila, Nabila, Wiwin,
Hana, Salsadilla, Yayu, Elisa, Asep Haben, Yusup, Budi dan Fadly yang
telah memberikan semangat dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
13.Keluarga Besar Unit Kegiatan Mahasiswa Futsal Univeritas Pendidikan
Indonesia yang selalu memberikan semangat, dorongan, doa,
pengalaman berharganya dan kenangan manis dan pahit dalam
menjalankan latihan dan pada saat kejuaraan.
14.Keluarga Besar Futsal 35, Futsal Be Young atas segala dukungan serta
doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
15.Keluarga Besar PJKR 2011 khususnya PJKR C 2011 yang telah
memberikan motivasi dan doanya sehingga skripsi ini telah selesai
dengan baik.
16.Teman-teman KKN Desa Kopo 2014 yaitu Dita, Nessa, Zamilah, Amel,
Rizki, Aap, Imas, Fitri dan Syelvia yang telah memberikan dukungan
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
17.Kepada Bu Iis, Bu Juju, Pak Nono, Pak Ahmad dan guru-guru SMPN 5
Bandung lainnya yang telah mengijinkan serta memberikan pengarahan
dan pengalaman dalam melaksanakan kegiatan PPL.
18.Siswa-siswi SMP Negeri 5 Bandung yang selalu memberikan semangat,
doa dan kenangan manis selama Program Pengalaman Lapangan (PPL).
19.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih
untuk semuanya. Kalian tidak akan penulis lupakan.
Atas segala kebaikan yang mereka berikan semoga mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat dan menjadikan tambahan ilmu khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca.
Bandung, September 2015
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Dimensi Umum Keterampilan sosial ... 54
3.1 Jumlah Sampel Penelitian ... 69
3.2 Kisi-kisi Variabel Penelitian Keterampilan Sosial Mahasiswa ... 76
3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 80
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Sosial Mahasiswa ... 82
3.5 Kisi-kisi Hasil Uji validitas Instrumen Keterampilan Sosial mahasiswa.87 3.6 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 91
3.7 Kategori Presentase Rating Skala ... 93
3.8 Penghitungan One Way Anova ... 97
4.1 HasilTes Pengisian Angket Keterampilan Sosial Mahasiswa yang Mengikuti UKM Futsal ... 95
4.2 Hasil Tes Pengisian Angket Keterampilan Sosial Mahasiswa yang Mengikuti UKM Bola Basket ... 96
4.3 Hasil Tes Pengisian Angket Keterampilan Sosial Mahasiswa yang Mengikuti UKM Bola Tangan ... 97
4.4 Hasil Pengujian Normalitas Mahasiswa yang Mengikuti UKM Futsal .... 99
4.5 Hasil Pengujian Normalitas Mahasiswa yang Mengikuti UKM Bola Basket ... 99
4.6 Hasil Pengujian Normalitas Mahasiswa yang Mengikuti UKM Bola Tangan ... 100
4.7 Hasil Pengujian Bagian Homogenitas ... 101
4.8 Hasil Pengujian Homogenitas ... 101
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Chest Pass ... 15
Gambar 2.2 Bounce Pass... 16
Gambar 2.3 Baseball Pass... 17
Gambar 2.4 Over Head Pass ... 18
Gambar 2.5 Control Dribbling ... 19
Gambar 2.6 Speed Dribble ... 20
Gambar 2.7 Foot Fire Dribble ... 20
Gambar 2.8 Retreat Dribble ... 21
Gambar 2.9 Reverse Dribble ... 22
Gambar 2.10 Behind – The Back ... 23
Gambar 2.11 Standing Shoot ... ... ... 23
Gambar 2.12 Jump Shoot... ... 24
Gambar 2.13 Lay Up shoot... 24
Gambar 2.14 Luas Lapangan Bola Tangan ... 31
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 SK pengesahan judul dan penunjukkan dosen pembimbing skrispi
Lampiran 2 SK penunjukkan pergantian dosen pembimbing skripsi
Lampiran 3 Buku bimbingan skripsi
Lampiran 4 Surat permohonan izin mengadakan riset/ penelitian
Lampiran 5 Surat balasan izin mengadakan riset/ penelitian
Lampiran 6 Angket uji coba
Lampiran 7 Data hasil penyebaran angket uji coba dan uji validitas
Lampiran 8 Hasil uji validitasinstrumen keterampilan sosial mahasiswa
Lampiran 9 Uji reliabilitas butir angket keterampilan sosial mahasiswa
Lampiran 10 Angket penelitian keterampilan sosial mahasiswa
Lampiran 11 Data hasil pengisian angket mahasiswa UKM Futsal
Lampiran 12 Data hasil pengisian angket mahasiswa UKM Bola Basket
Lampiran 13 Data hasil pengisian angket mahasiswa UKM Bola Tangan
Lampiran 14 Hasil nilai simpangan baku dan rata-rata
Lampiran 15 Hasil penghitungan uji normalitas
Lampiran 16 Hasil penghitungan uji homogenitas
Lampiran 17 Hasil pengujian hipotesis dan uji F (Oneway Anova)
Lampiran 18 Tabel distribusi F
Lampiran 19 Tabel product moment
Lampiran 20 Dokumentasi penelitian
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULAUN
A. Latar Belakang Masalah
Mahasiswa adalah pemimpin masa depan. Mahasiswa adalah agen pembaharu
(agent of change) yang mampu melakukan perubahan, sebab mahasiswa idealitas
dan moralitas dalam setiap perjuangannya. Mahasiswa merupakan makhluk
intelek dan makhluk sosial karena mahasiswa memiliki segudang ilmu dan
pengalaman, serta mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendirian dalam meraih sukses. Dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990
mahasiswa adalah “peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi
tertentu”. Ia harus pandai bergaul (fleksibel), dan ia harus selalu berinteraksi
dengan setiap orang dalam beraktivitas, mahasiswa berperan penting dalam
perubahan yang ada di dunia ini terutama didunia pendidikan, perubahan tersebut
sangat pesat bukan hanya di negara-negara maju.
Negara berkembang pun sekarang sudah mengikuti kemajuan yang sangat
baik termasuk Indonesia. Akan tetapi untuk tetap mengikuti kemajuan terutama
didunia pendidikan itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang baik juga
dan memiliki pemikiran maju. Untuk itu belajar bagi mahasiswa sangat besar
pengaruhnya. Karena belajar merupakan keberhasilan seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan studinya. Dengan belajar akan membuka cakrawala berpikir.
Belajar yang membuat orang menjadi pintar. Belajar yang membuat orang
menjadi dewasa. Belajar menjadikan seseorang berubah menuju kemajuan.
Melalui belajar kita akan menemukan jati diri. Oleh sebab itu belajar adalah tugas
seorang pelajar (mahasiswa).
Proses belajar mengajar demi terciptanya tujuan yang yang telah ditanamkan
yaitu mengikuti perubahan zaman dengan teknologi yang begitu maju. Sesuai
2
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
tidak dapat dipisahkan dari aksi (aktivitas) dan interaksi, karena prestasi dan
aktivitas berjalan seiring secara biologis. Belajar merupakan proses penciptaan
makna sebagai hasil dari pemikiran individu dan melalui interaksi dalam suatu
konteks sosial”. Selanjutnya Slameto (2003: hlm.2) mengemukakan bahwa,
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya”.
Sesuai dengan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya interaksi
dalam proses belajar karena adanya suatu hubungan pendidikan yang menjadi
fokus kegiatan interaksi antara siswa dan guru. Selain itu juga fungsi dari belajar
yaitu berguna untuk perubahan pada diri seseorang guna menghasilkan tujuan
yang ingin dicapai.
Selanjutnya pengertian belajar menurut Sardiman (2010: hlm.20) mengutip
definisi tentang belajar dari Harold Spears yaitu, “Learning is to observe, to read,
to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Definisi
tersebut menjelaskan bahwa belajar adalah sebuah proses mengobservasi,
membaca, mengimitasi, mencoba sesuatu yang ada pada dirinya, mendengarkan
dan mengikuti petunjuk. Semua itu diperoleh melalui pengalaman langsung dalam
pembelajaran. Apa yang diperolehnya dalam belajar akan mempengaruhi
pandangan dan pola pikir yang akhirnya juga dapat mempengaruhi tingkah laku
kesehariannya.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum
memiliki tanggung jawab untuk mendidik individu dan kelompok siswa melalui
aktivitas fisik atau jasmani, hal ini sudah dilakukan oleh banyak negara di dunia
meskipun pendidikan jasmani dilakukan dengan cara dan prosedur yang berbeda.
Begitu juga di Indonesia, pendidikan jasmani sudah tidak dapat dipisahkan dari
sistem pendidikan nasional. Hal ini dapat diamati dari wajibnya pendidikan
jasmani diselenggarakan di setiap jenjang dan tingkat pendidikan. Dari mulai
Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),
bahkan ada beberapa Perguruan Tinggi (PT) yang mewajibkan seluruh
3
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kredit Semester (SKS) tertentu. Rusli Lutan (1997: hlm.36) menjelaskan
pengertian penjaskes sebagai “Pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik
sebagai media untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada individu
(kognitif, afektif dan psikomotor), sehingga tumbuh dan berkembang secara
menyeluruh atau holistik.” Siswa bukan hanya diberikan pembelajaran
keterampilan fisik atau motorik saja, melainkan juga harus dikembangkan ranah
kognitif serta afektifnya. Pembelajaran penjas dikatakan holistic atau menyeluruh
apabila ketiga ranah dalam pembelajaran penjas disampaikan oleh guru. Lebih
lanjut Rusli Lutan (2001: hlm.35) mengemukakan bahwa:
Tujuan pendidikan jasmani bersifat menyeluruh dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
Pendapat tersebut memberikan penegasan bahwa penjas juga memiliki tujuan
untuk dapat mengembangkan kepercayaan diri, disamping mengembangkan
keterampilan gerak. Pengembangan kepercayaan diri dan sosial pada akhirnya
akan mendorong mahasiswa untuk berpastisipasi dalam setiap aktivitas fisik.
Penjas bukan semata-mata hanya pendidikan terhadap kemampuan fisik
semata, hal ini dikemukakan Sukintaka (2004: hlm.37) yang menyatakan bahwa,
“Pendidikan jasmani bukanlah pendidikan terhadap badan, atau bukan merupakan
pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan pendidikan tentang
problem manusia dan kehidupan”. Artinya bahwa pendidikan jasmani bukan
pendidikan siswa agar terampil dari segi fisik semata, melainkan bagaimana
pendidikan jasmani dapat menjadi sebuah solusi bagi permasalahan dalam
kehidupan manusia. Selanjutnya Sukintaka (2004: hlm.38) menyatakan bahwa,
“tujuan pendidikan jasmani terdiri dari empat ranah, yakni: (1) jasmani, (2)
psikomotorik, (3) afektif dan (4) kognitif.”
Selanjutnya tujuan dari pendidikan jasmani yang diungkapkan oleh Bucher
(1964) yang dikutif oleh Suherman (2009: hlm.7) bahwa tujuan dari pendidikan
jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, adapun kategori tersebut
4
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Pengembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (Physical fitness).
2. Perkebangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (Skillfull). 3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berfikir dan menginterprestasikan keseluruhan pengentahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungan.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada sesuatu kelompok atau masyarakat.
Semua tujuan dari belajar tidak akan sepenuhnya tereliasasi hal tersebut
terjadi karena waktu yang digunakan bisanya terbatas. Apalagi didunia perguruan
tinggi yang tingkat kesibukannya makin besar, sehingga guna menyelesaikan
semua tujuan tersebut dibutuhkan waktu yang lebih dengan istilah di sekolah yaitu
ekstrakurikuler atau di dunia perguruan tinggi sering disebut Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yang merupakan lembaga kemahasiswaan tempat
berhimpunnya para mahasiswa yang memiliki kesamaan minat, kegemaran,
kreativitas, dan orientasi aktivitas penyaluran kegiatan ekstrakurikuler di dalam
kampus. Ekstrakurikuler yang dimana pelajar (mahasiswa) sebagai pelaku yang
menjalankannya. Adapun pengertian dari ekstrakurikuler menurut Hermawan,
dkk. (2003: hlm.123) menyatakan bahwa “Ektrakurikuler adalah kegiatan di luar
jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah
ataupin di luar sekolah”.
Karena kegiatan ekstrakurikuler salah satu kegiatan di luar jam perkuliahan,
jadi sifatnya tidak dibatasi dengan waktu. Artinya seorang dosen atau pelatih bisa
mengembangkan kegiatan secara menyeluruh dan terperinci misalnya dalam
pengembangan permainan olahraga beregu dan cabang yang lainya, akan tetapi
bisa menjelaskan dengan teknik dan komponen kondisi fisik yang lainya bahkan
sampai peraturanya secara mendetail bisa diberikan. UKM juga memungkinkan
mahasiswa untuk meningkatkan rasa percaya diri di dalam diri mereka yang
nantinya membentuk karakteristik fisiknya. Dan juga akan meningkatkan sosial
5
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kegiatan UKM sering dilakukan di PT dalam bentuk olahraga yaitu sepak
bola, futsal, bola voli, bola tangan dan bola basket, bela diri, dan lain-lain. Cabang
olahraga yang terdapat dalam UKM adalah salah satu materi yang berada dalam
kurikulum pendidikan jasmani dan harus diajarkan kepada mahasiswa, dengan
diadakannya kegiatan ini, pelajar (mahasiswa) diharapkan akan lebih menguasai
dan memahami materi dari pelajaran pendidikan jasmani tersebut, bahkan
nantinya akan mengarah terhadap prestasi dari cabang olahraga yang mahasiswa
ikuti.
Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini cabang olahraga
futsal, bola tangan dan bola basket, ketiga cabang tersebut menjadi permasalahan
yang mengakibatkan tumbuhnya suatu hubungan antar mahasiswa sehingga
terjalinnya sosial yang baik antar mahasiswa.
Olahraga futsal, bola tangan dan basket merupakan bagian dari pembelajaran
olahraga yang dikelompokkan dalam pelajaran bola besar tetapi dari ketiga
cabang olahraga tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Adapun
karakteristik futsal memiliki karakterisitik yang sama dengan sepak bola, yang
membedakan hanyalah ukuran lapangan, jumlah pemain, peraturan permainan,
lebar dan panjang gawang pun lebih kecil, serta ukuran bola pun lebih kecil dari
ukuran sepak bola. Adapun permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang
masing-masing beranggotakan 5 orang, 1 orang penjaga gawang, 4 orang lainnya
penyerang dan maksimal 7 orang pemain cadangan. Kemudian karakteristik bola
tangan adalah olahraga beregu di mana dua regu dengan masing-masing 7 pemain
(6 pemain dan 1 penjaga gawang) yang berusaha memasukkan sebuah bola ke
gawang lawan dengan cara berjalan atau berlari sambil memantul-mantulkan bola
ke lantai/ke tanah. Permainan ini mirip futsal, tapi cara memindahkan bola adalah
dengan tangan pemain, bukan kaki. Sedangkan karakteristik bola basket
merupakan permainan yang menggunakan keranjang sebagai sasaran memasukan
bola dan permainannya pun hanya menggunakan tangan sebagai dorongan untuk
memantulkan bola serta jumlah dari setiap regu hanya 5 orang.
Dikarenakan futsal, bola tangan dan bola basket merupakan suatu cabang
6
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
untuk dapat memainkan futsal, bola tangan dan bola basket dengan baik
diperlukan penguasaan teknik yang sempurna, oleh karena itu, diperlukan latihan
gerakan teknik secara terus menerus sehingga terjadi otomatisasi tiap teknik dasar
futsal, bola tangan dan bola basket.
Selain teknik dan taktik yang harus dimiliki oleh setiap pemain futsal, bola
tangan dan bola basket, adapun kemampuan yang lain yang sama pentingnya
dimiliki oleh pemain futsal, bola tangan dan basket yaitu diantaranya karakteristik
fisik, komponen kondisi fisik, dan emosional. Semua kemampuan tersebut
bertujuan untuk mencapai prestasi juara.
Dalam suatu pertandingan futsal, bola tangan dan basket, keberhasilan dan
kegagalan suatu tim dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor teknik, fisik,
taktik, dan mental dalam pencapaian prestasi yang maksimal, sehingga
faktor-faktor ini sangat perlu mendapat perhatian khusus. Seperti yang diungkapkan oleh
Harsono (1988: hlm.100) bahwa “Ada empat aspek latihan yang perlu
diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu : (a) Latihan fisik, (b)
Latihan teknik, (c) Latihan Taktik, dan (d) Latihan mental”.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses keberhasilan seseorang
dalam tim, salah satunya perlu adanya belajar sosial. Belajar sosial adalah suatu
proses tingkah laku dimana kita mengamati, bahkan meniru suatu pola perilaku
orang lain (masyarakat) yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Menurut Alex
Sobur (2003: hlm.99) sendiri “Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan
memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah sosial,
penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial dan sebagainya”. Termasuk belajar jenis ini
misalnya belajar memahami masalah keluarga, masalah penyelesaian konflik antar
etnis atau antar kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat sosial.
Keterampilan dapat menunjuk pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada
sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai
suatu keterampilan atau terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan
yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini
bisa terjadi karena kebiasaan yang sudah biasa diterima umum untuk menyatakan
7
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
keterampilan, misalnya menulis, memainkan gitar atau piano, menyetel mesin,
berjalan, berlari, melompat, dan sebagainya. Jika ini yang digunakan maka
keterampilan yang dimaksud adalah sebagai kata benda. Dipihak lain,
keterampilan juga bisa digunakan sebagai kata sifat, walaupun kalau hal ini
digunakan, kata tersebut sudah berubah strukturnya menjadi terampil. Kata ini
digunakan untuk menunjukkan suatu tingkat keberhasilan dalam melakukan suatu
tugas.
Jika memperhatikan kondisi dari kedua hal tersebut, maka istilah
keterampilan tersebut harus didefinisikan dengan dua cara. Pertama, dengan
menganggapnya sebagai kata benda, yang menunjuk pada suatu kegiatan tertentu
yang berhubungan dengan seperangkat gerak yang harus dipenuhi
syarat-syaratnya agar bisa disebut suatu keterampilan. Kedua, dengan mengganggapnya
sebagai kata sifat, yang artinya bersifat sosial. Keterampilan menurut
Poerwadarminta (1993: hlm.88) adalah: “Kecekatan-kecekatan atau kemampuan
untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.” Sedangkan pengertian dari
sosial menurut Soerjono (2006: hlm.7) bahwa, “Sekumpulan orang yang telibat
dalam suatu kegiatan dan saling berikatan dengan melibatkan lingkungan
sekitarnya.”
Beranjak dari sini, pendidikan perlu mengedepankan aspek pengembangan
pribadi untuk menciptakan karakter yang berkualitas. Salah satu wujud hasil
belajar yang membentuk karakter yang berkualitas adalah memiliki keterampilan
sosial (social skill). Keterampilan sosial akan menjadi indikator bagi
terinternalisasikannya nilai-nilai. Keterampilan sosial merupakan bagian dari aspek
kemampuan yang lahir dari proses olah pikir, olah rasa dan latihan yang
berlangsung secara kontinyu dan melingkupi setiap lingkungan kehidupan
peserta didik. Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu dalam
menjalin komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Diantara bentuk perilaku
sebagai ciri dari keterampilan sosial yaitu kemampuan untuk bekerja sama,
berbagi, berpartisipasi, berteman, membantu orang lain, bersikap sabar, mengikuti
8
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mendengarkan, menghargai orang lain, menghargai diri sendiri dan bersikap sopan
santun.
Keterampilan sosial merupakan bentuk kemampuan yang memiliki indikator
spesifik, sehingga Albrecht (1987 : hlm.141) menjadikannya suatu bentuk
kecerdasan , yaitu kecerdasan sosial.
Didefinisikan bahwa kecerdasan sosial merupakan suatu kesadaran terhadap situasi dan dinamika sosial yang mengarahkan suatu pengetahuan terhadap gaya dan strategi, untuk mencapai tujuan dan keinginannya dalam berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan sosial juga meliputi suatu kapasitas self insight dan kesadaran terhadap persepsi dan pola reaksi diri.
Warren Bennis, dalam kata pengantar di buku Social Intelligence
menyebutkan terdapat dua jenis perilaku yang menggambarkan perbedaan dua
tipe perilaku orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi dan kecerdasan sosial
yang rendah. Orang dengan kecerdasan sosial rendah dicirikan memiliki toxic
behaviors, suatu perilaku yang membuat orang lain merasa dinilai rendah, tidak
cukup mampu, terintimidasi, marah, frustrasi atau merasa bersalah. Perilaku
orang dengan kecerdasan sosial tinggi memiliki tipe nourishing behaviors, suatu
perlakuan yang membuat orang lain merasa dihargai, dianggap mampu, dicintai,
dan diapresiasi dengan baik. Keterampilan sosial memiliki empat bentuk
kemampuan dasar yang digunakan dalam pergaulan antarpribadi dalam
kehidupan sehari-hari. Komponen-komponen tersebut adalah kemampuan untuk
mengorganisir kelompok, merundingkan pemecahan masalah, menjalin
hubungan pribadi yang baik dan kemampuan melakukan analisis sosial.
Lebih jauh, keterampilan ini akan membawa pada keberhasilan dalam
kehidupan individu. Tidak saja keterampilan ini berguna bagi kesuksesan hidup
individu melainkan juga dapat menjadi tenaga penggerak dinamika kelompok.
Keterampilan sosial sangat erat kaitannya dengan profesi pekerjaan sosial/
kesejahteraan sosial, praktek pekerjaan sosial dilandasi oleh berbagai nilai
sebagaimana diungkapkan oleh Morales & Sheafor (1983: hlm.195),yaitu :
9
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ilmu pekerjaan sosial maupun kode etik profesi (profesional values). Nilai- nilai yang tercakup dalam orang ditekankan pada nilai tentang klien (values of
clients). Nilai yang tercakup dalam nilai lingkungan adalah nilai tentang
lembaga di mana pekerja sosial bekerja dan bekerja sama (agency values),
serta nilai masyarakat dimana praktek pekerjaan sosial dilaksanakan (societal values).
Berdasarkan pada pendapat tersebut, maka profesi pekerjaan sosial bukanlah
profesi yang bebas nilai, karena praktek pekerjaan sosial harus berpedoman dan
mengacu kepada berbagai sistem nilai yang berlaku, baik nilai profesi , klien,
lembaga, kolega, dan masyarakat. Beberapa nilai yang menjadi prinsip utama
pekerja sosial menurut Zastrow (1999: hlm.29) sebagai berikut: "penerimaan,
komunikasi, individualisasi, tidak menghakimi, rasional, empati, ketulusan dan
kesungguhan, sikap adil dan tidak memihak, partisipasi, kerahasiaan, hak
menentukan nasibnya sendiri, dan kesadaran diri".
Berdasarkan penjelasan diatas, maka jelaslah bahwa seorang pekerja sosial
harus memahami dan melaksanakan nilai-nilai pekerjaan sosial, nilai-nilai tersebut
sama dengan nilai yang terkandung dalam keterampilan sosial (social skill).
Pembentukan keterampilan sosial bertujuan "agar setiap pribadi semakin
menghayati individualitasnya, mampu menggapai kebebasan yang dimilikinya,
sampai pada tingkat tanggung jawab moral integritas atas kebersamaan hidup
dengan yang lain di dalam dunia". Dasar dari tujuan pembentukan keterampilan
sosial yaitu pada individualitas, pengenalan diri pribadi serta kebebasan untuk
mewujudkan potensi luhur manusiawi sebagai bentuk hak dan kewajiban bagi
pemuliaan kehidupan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari keterampilan sosial
merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan secara cermat dan terampil
yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu kegiatan dengan melibatkan
lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa permainan futsal, bola tangan dan bola basket adalah
10
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dapat mendukung terwujudnya sikap sosial yang baik pada diri mahasiswa, maka
dalam pembelajaran permainan futsal, bola tangan dan bola basket yang diberikan
kepada mahasiswa di UKM UPI haruslah mengandung usur-unsur perilaku sosial
seperti kerjasama, tanggung jawab, penerimaan, komunikasi, tidak menghakimi,
empati, ketulusan dan kesungguhan, sikap adil dan tidak memihak, partisipasi,
kesadaran diri dan disiplin dengan demikian diharapkan adanya suatu perubahan
atau suatu penunjuk yang menghasilkan bahwa akibat dari permainan futsal, bola
tangan atau bola basket dapat menunjukkan hasil keterampilan sosial yang baik.
Selanjutnya latar belakang dari penelitian ini yaitu kurangnya sebuah jalinan
interaksi antar mahasiswa sehingga dapat berimbas kepada suatu keterampilan
sosial yang dimiliki mahasiswa akibat dari permainan bola basket, bola tangan
dan futsal maka penulis ingin mengetahui dan menganalisis perbedaan
keterampilan sosial mahasiswa yang mengikuti UKM olahraga beregu di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan keterampilan sosial mahasiswa yang mengikuti unit
kegiatan mahasiswa olahraga beregu di Universitas Pendidikan Indonesia antara
lain:
1. Kurangnya sebuah jalinan interaksi antar mahasiswa yg mengikuti UKM
olahraga beregu di UPI.
2. Perilaku sosial dapat meningkat apabila seseorang berinteraksi dengan
orang lain.
3. Keterampilan sosial yang baik dapat dimiliki apabila seseorang mengikuti
organisasi seperti unit kegiatan mahasiswa olahraga beregu yang
mengajarkan untuk selalu bertanggung jawab, bekerjasama,
berkomunikasi, menghargai, disiplin dan selalu menjaga hubungan dengan
11
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Adapun permasalahan intinya adalah bagaimana perbedaan keterampilan
sosial mahasiswa yang mengikuti olahraga beregu di Universitas Pendidikan
Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana perbedaan keterampilan sosial
mahasiswa yang mengikuti UKM olahraga beregu di Universitas Pendidikan
Indonesia.”
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang penulis ajukan, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana perbedaan keterampilan sosial mahasiswa yang
mengikuti UKM olahraga beregu di Universitas Pendidikan Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak yang
terkait, sebagai berikut:
1. Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti serta
menjadi suatu bahan informasi dalam usaha pengembangan sikap bagi
pihak yang terkait.
2. Secara praktis diharapkan bagi mahasiswa dapat bermanfaat untuk terus
aktif dalam kegiatan organisasi guna menghasilkan prestasi yang baik,
bagi PT dapat dijadikan bahan informasi dan referensi dalam rangka
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan
peneliti-peneliti lain yang hendak meneliti hal-hal lain yang berhubungan
12
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
bermanfaat untuk dijadikan referensi bagi UKM olahraga beregu
khususnya futsal, bola tangan dan bola basket disetiap PT.
3. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait terutama
perkumpulan olahraga beregu khususnya olahraga futsal, bola tangan dan
bola basket yang bermanfaat untuk dijadikan bahan acuan bahwa dari
setiap orang harus terus meningkatkan motivasi dalam diri guna
menghasilkan prestasi yang tinggi.
F. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini batasan masalah sangat diperlukan dalam setiap
penelitian agar masalah serta pelaksanaannya tetap terkendali dan tidak keluar
dari jalur yang diteliti. Mengenai batasan masalah dijelaskan oleh Surakhmad
(1998: hlm.36) sebagai berikut:
Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.
Demi kelancaran dan terkendalinya pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan
latar belakang, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan variabel:
a. Variabel terikat : Keterampilan Sosial Mahasiswa.
b. Variabel bebas : Olahraga Beregu (Permainan Futsal, Bola Tangan
dan Bola Basket.)
2. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa anggota UKM bola
basket, bola tangan dan futsal di UPI yang masih aktif.
3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes angket/skala untuk mengukur keterampilan sosial
mahasiswa.
13
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk memperjelas masalah yang akan dikaji dan agar tidak terjadi salah
paham terhadap istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan
memberikan penjelasan mengenai beberapa istilah menurut para ahli. Adapun
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh menurut Pius A. Partanto dan Trisno Yuwono (1994: hlm.359)
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Daya yang timbul dari
sesuatu (orang lain)”.
2. Pendidikan jasmani. Rusli Lutan (1997: hlm.36) menyatakan mengenai
pendidikan jasmani adalah, “Pendidikan yang menggunakan atau via
aktivitas fisik sebagai media untuk mengembangkan segala potensi yang
ada pada individu (kognitif, afektif dan psikomotor), sehingga tumbuh dan
berkembang secara menyeluruh atau holistik.”
3. Ekstrakurikuler menurut Hermawan, dkk. (2003: hlm.123) menyatakan
bahwa, “Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajran biasa dan
pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah atau pun di luar
sekolah”.
4. UKM pada
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/06/konsep-organisasi-kemahasiswaan.html?m=1 Yaitu “Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
adalah wadah kegiatan ektrakurikuler di perguruan tinggi, yang bersifat
penalaran dan keilmuan, minat dan kegemaran, kesejahteraan mahasiswa
serta pengabdian masyarakat.
5. Permainan Menurut Hans Daeng (dalam Andang Ismail, 2009: hlm.17),
adalah “Bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan
bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak.” Selanjutnya
Andang Ismail (2009: hlm.26) menuturkan bahwa,
Permainan ada dua pengertian. Pertama, permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian menang-kalah.
6. Bola basket pada http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket yaitu “Bola
14
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding
mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.”
7. Bola tangan adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu,
dimana setiap regu harus berusaha memasukkan sebuah bola ke gawang
lawan dengan cara berjalan atau berlari sambil memantul-mantulkan bola
ke lantai/ke tanah.
8. Futsal pada http://id.wikipedia.org/wiki/Futsal yaitu “Permainan bola yang
dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang.
Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan, dengan
memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu
juga diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak
bola dalam ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau
papan”.
9. Menurut Alex Sobur (2003) “Belajar sosial adalah belajar yang bertujuan
memperoleh keterampilan dan pemahaman terhadap masalah-masalah
social”.
10.Poerwadarminta (1993: hlm.88) keterampilan adalah “Kecekatan
-kecekatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan
cermat.”
11.Sosial menurut Soerjono (2001: hlm.7) bahwa “Sekumpulan orang yang
telibat dalam suatu kegiatan dan saling berikatan dengan melibatkan
lingkungan sekitarnya.”
12.Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu dalam menjalin
komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Diantara bentuk perilaku
sebagai ciri dari keterampilan sosial yaitu kemampuan untuk bekerja
sama, berbagi, berpartisipasi, berteman, membantu orang lain, bersikap
sabar, mengikuti aturan-aturan, mampu untuk menunggu antrian,
menerima perbedaan, mendengarkan, menghargai orang lain, menghargai
diri sendiri dan bersikap sopan santun.
15
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya,
maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan
diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Identifikasi masalah
c. Rumusan masalah
d. Tujuan penelitian
e. Manfaat penelitian
f. Batasan penelitian
g. Batasan istilah
h. Struktur organisasi
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
a. Kajian teoritis berisi konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian
b. Kerangka pemikiran
c. Hipotesis penelitian
3. BAB III MODEL PENELITIAN
a. Lokasi dan subjek penelitian/sampel penelitian
b. Desain penelitian
c. Model penelitian
d. Instrumen penelitian
e. Teknik pengumpulan data
f. Pelaksanaan pengumpulan data dan analisis data
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a. Pengolahan atau analisis data
b. Pembahasan atau analisis temuan
5. BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
69
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam
penelitian harus sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Hal ini berarti
metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan
pengumpulan dan analisis data. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif. Sudjana dan Ibrahim (2001: 64)
menjelaskan tentang metode deskriptif sebagai berikut:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskriptifkan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Hal serupa dikemukakan oleh Arikunto (2002:309) bahwa “Metode
deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai suatu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
dilakukan.” Berdasarkan pada pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan suatu
peristiwa yang nampak pada suatu situasi pada saat penelitian. Dalam penelitian
ini, data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis untuk
menetapkan kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga
tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif ex-postfacto.
Mengenai metode ini, Nazir (2005:73) mengemukakan bahwa: “Penelitian
ex-postfacto adalah penyelidikan secara empiris yang sistematik, dimana peneliti
tidak mempunyai kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas (Independent
Variables) karena manifestasi fenomena telah terjadi atau karena fenomena sukar
70
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini
adalah meneliti tentang variabel yang kejadiannya sudah terjadi sebelum
penelitian dilaksanakan. Penggunaan metode ex-postfacto ini diharapkan dapat
mengungkapkan tentang perbedaan tingkat keterampilan sosial antara mahasiswa
yang mengikuti UKM futsal, bola tangan dan bola basket di Universitas
Pendidikan Indonesia.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam proses penyusunan sampai dengan menganalisis data sehingga
mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan sumber
data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel
penelitian.
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2009: hlm.80) “Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Arikunto (2010: hlm.173) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti Unit
Kegiatan Mahasiswa futsal, bola tangan dan bola basket di Universitas Pendidikan
Indonesia, kota Bandung.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012: hlm.120) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan Arikunto (2010:
hlm.174) menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
71
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasnya waktu, biaya, dan tenaga, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi. Sampel yang di
ambil dari populasi harus benar-benar mewakili (representatif).
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sampel
merupakan bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dan sifat yang
mewakili seluruh populasi yang ada. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Sugiyono (2010: hlm.124)
menjelaskan bahwa: “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Untuk mengetahui besar kecilnya sampel penelitian, peneliti menggunakan
teknik sampling yang dijelaskan oleh Arikunto (2006: hlm.134) yang menjelaskan
mengenai pedoman pengambilan sampel sebagai berikut:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung dari kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, dana dan tenaga.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mempertimbangkan pengambilan
sampel ditentukan sebagai berikut:
a. Mahasiswa yang mengikuti UKM minimal 6 bulan dan aktif karena
pembentukan sikap seseorang dapat terbentuk dari aktivitas sama yang
berulang-ulang dalam waktu yang sama.
b. Mahasiswa yang mengikuti UKM tidak berpindah-pindah dari UKM satu
ke UKM lain jadi harus menetap.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20 mahasiswa yang mengikuti
UKM futsal, 20 mahasiswa yang mengikuti bola tangan dan 20 mahasiswa yang
72
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Jumlah Sampel Penenlitian
No. Mahasiswa UPI Bandung Jumlah
1 Mahasiswa yang mengikuti UKM Futsal 20 orang
2 Mahasiswa yang mengikuti UKM Bola Basket 20 orang
3 Mahasiswa yang mengikuti UKM Bola Tangan 20 orang
Jumlah 60 orang
C. Paradigma Penelitian
1. Pengertian Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, pola hubungan antara variabel yang
akan diteliti disebut paradigma penelitian. Sugiyono (2010: hlm.66) menjelaskan
bahwa:
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Paradigma penelitian ini terdiri satu variabel bebas yaitu UKM bola basket,
bola tangan dan futsal, sedangkan variabel terikat yaitu keterampilan sosial
dengan sampelnya yaitu mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, kota
Bandung yang mengikuti kegiatan UKM bola basket, bola tangan dan futsal.
Sebagaimana dapat kita lihat dalam bagan di bawah ini:
73
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Paradigma Penelitian Sugiyono (2010: hlm.66)
Keterangan:
X : Olahraga Beregu Y : Keterampilan Sosial
2. Langkah-Langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, Peneliti menyusun
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada
kegunaan masalah tersebut serta diselidiki dengan sumber yang ada.
b. Menetukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah .
c. Memberikan limitasi atau scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini
akan dilaksanakan. Baik daerah geograpisnya, batasan kronologis, serta
sebarapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.
d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.
e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan
masalah yang ingin dipecahkan.
f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupun implisit.
g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitain.
h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang
telah dikumpulkan.
i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi
74
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta
hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Dari proses di atas terlihat jelas bahwa dalam penelitian deskriptif terbagi
atas dua proses, yaitu proses perencanaan dan proses pelaksanaan. Proses
perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi, pemilihan serta rumusan
masalah, sampai dengan perumusan hipotesis serta kaitannya dengan teori dan
kepustakaan yang ada. Proses selanjutnya merupakan tahap operasional dari
penelitian. Langkah-langkah penelitian dapat digambarkan sebagaimana
tercantum dalam bagan 3.2 berikut:
Pengambilan data dengan menggunakan angket
Pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan
Hasil tes kelompok A
Mahasiswa yang mengikuti UKM Futsal
Hasil tes kelompok B
Mahasiswa yang mengikuti UKM Bola Basket
Hasil tes kelompok C
75
Dadan Hidayat, 2015
ANALISIS PERBEDAAN KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA YANG MENGIKUTI UNIT KEGIATAN MAHASISWA OLAHRAGA BEREGU DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.2
Langkah-langkah Penelitian
D. Instrumen Penelitian
Dalam proses pengumpulan data, diperlukan alat yang disebut instrumen.
Pemilihan instrumen penelitian yang tepat sangat diperlukan agar lebih
mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data. Dijelaskan oleh Arikunto
(2010: hlm.203) bahwa “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah”.
Untuk memperoleh data tentang keterampilan sosial seseorang digunakan
kuisioner yang disusun oleh peneliti. Arikunto (2010: hlm.194) menjelaskan
bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui”. Kuisionernya adalah berbentuk skala. Menurut Azwar
(2012, hlm. xvii) Skala adalah “perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut.”
Sebagai alat ukur, skala psikologis mempunyai karakteristik khusus yang
membedakan dengan instrument pengumpulan data yang lain seperti angket,