• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM DESA VOKASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGEMBANGAN ANYAMAN MENDONG DI DESA CINTARAJA KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM DESA VOKASI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGEMBANGAN ANYAMAN MENDONG DI DESA CINTARAJA KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM DESA VOKASI

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGEMBANGAN

ANYAMAN MENDONG DI DESA CINTARAJA KECAMATAN

SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Luar Sekolah Konsentrasi

Pemberdayaan Masyarakat

Oleh :

ARINDA RAHMAWATI 1104554

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015

(2)

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM DESA VOKASI

DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGEMBANGAN

ANYAMAN MENDONG DI DESA CINTARAJA KECAMATAN

SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh. Arinda Rahmawati

1104554

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© Arinda Rahmawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

ABSTRAK

Arinda Rahmawati (1104554) Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Desa Vokasi Dalam Meningkatkan Keterampilan Pengembangan Anyaman Mendong Di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya program dari pemerintah yaitu program desa vokasi untuk mengembangkan potensi yang dimilki oleh daerah, dengan tujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, kemampuan fungsional praktis termasuk perubahan sikap untuk bekerja maupun berusaha mandiri, membuka lapangan kerja dan lapangan usaha sekaligus memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat menguntungkan secara ekonomis dalam meningkatkan keterampilan kepada perempuan. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan penyelanggaraan program desa vokasi, mengetahui pendekatan pemberdayaan yang digunakan pada program desa vokasi dalam memberdayakan perempuan untuk meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong, mendeskripsikan hasil pembelajaran pemberdayaan perempuan melalui program desa vokasi dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan perempuan melalui desa vokasi tersebut. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep pemberdayaan perempuan, konsep pengelolaan program, konsep kecakapan hidup (life skills), dan konsep desa vokasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek peneliti terdiri dari 1 orang pihak pengelola, 1 orang tutor serta 3 orang peserta. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengikuti program desa vokasi, rata-rata ibu rumah tangga peserta program desa vokasi menjadi berdaya dilihat dari mampu dan meningkatnya keterampilan pengembangan anyaman peserta dibandingkan sebelum mengikuti program desa vokasi ini, atau dengan kata lain penyelenggaraan program desa vokasi ini dapat memberdayakan perempuan khususnya ibu rumah tangga di Desa Cintaraja.

(5)

ABSTRACT

Arinda Rahmawati (1104554) Women’s Empowerment through Vocational Village Program in Enhancing Mendong Webbing Development Skill in Cintaraja Village Singaparna Regent of Tasikmalaya District

This study is in the background by the program of the government’s program, vocational village program to develop the potency of the region, with the aim to provide knowledge, practical functional capabilities including change of attitude to work and strive independently, to create jobs and business field as well take advantage of opportunities owned so it can be economically advantageous in improving skills to women. Aim of the study were to describe vocational village program implementation activities, know approach to empowerment vocational village program, describing the learning outcomes of empowerment women through village program of vocational and know inhibiting factors and supporting factors in empowering women through vocational village program. Literature reviews used in this research were women’s empowerment concept, program management concept, life skills concept, and vocational village concpet. This research used qualitative approach by collecting observing data,

interview, and documentation study. Researcher’s subject consists of 1

manager, 1 tutor and 3 participants. Based on the results of the study showed that after following the vocational village program, most of housewife who was the vocational program participants became empowered seen from their capability and the increasing of development skills in participants’ matting than before joining the program, or in other words the implementation of the vocational village program can empower women, especially housewives in Cintaraja village.

(6)

DAFTAR ISI

Hal PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB 1 PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A.Konsep Pemberdayaan Perempuan ... Error! Bookmark not defined. 1.Pengertian pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined. 2.Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 3.Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 4.Ciri-ciri Pemberdayaan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 5.Langkah-langkah dalam Proses Pemberdayaan ... Error! Bookmark not defined.

(7)

2.Ciri-ciri Pembelajaran Kecapakan Hidup .. Error! Bookmark not defined. 3.Jenis-jenis kecakapan Hidup ... Error! Bookmark not defined. D.Konsep Desa Vokasi ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. D.Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. E. Isu Etik ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not defined.

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Hal

Tabel 3.1 Jadwal Observasi... 29

Table 3.2 Jadwal Wawancara... 31

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Cintaraja Menurut Umur ... 43

Tabel 4.2 Jenis Perusahaan di Desa Cintaraja... 44

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Hal

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen ...103

Lampiran 2 PedomanWawancara Pengelola. ...107

Lampiran 3 PedomanWawancara Tutor...112

Lampiran 4 PedomanWawancara Peserta. ...116

Lampiran 5 Pedoman Observasi ...121

Lampiran 6 Hasil Wawancara Pengelola...122

Lampiran 7 Hasil Wawancara Tutor...134

Lampiran 8 Hasil Wawancara Peserta ...143

Lampiran 9 Studi Dokumentasi. ...160

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian . ...161

Lampiran 11 SK Pembimbing. ...164

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian...165

Lampiran 13 Surat telah Melakukan Observasi dan Penelitian. ...166

Lampiran 14 Surat Bebas Uji Plagiat. ...167

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Manusia selama hidupnya akan selalu berpikir dan bekerja agar kebutuhan hidupnya terpenuhi. Karena setiap manusia memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Manusia akan memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan mengikuti berbagai macam pembelajaran maupun keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang dalam kehidupannya. Sehingga dengan memanfaatkan dan mengembangakan potensi yang dimilikinya kebutuhan hidupnya akan terpenuhi serta kemampuan dalam berbagai hal seperti pengetahuan, kreativitas, skill, dan sebagainya yang dapat membuat orang tersebut mampu bersaingan di masyarakat. Karena semakin maju dan semakin canggih suatu negara, maka masyarakatnya pun harus semakin berkembang dan memiliki keterampilan agar mampu bersaing dalam pembangunan masyarakat.

“Pembangunan masyarakat mengandung arti sebagai upaya terencana dan sistematis yang dilakukan oleh, untuk, dan dalam masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup penduduk dalam aspek kehidupannya” (Sudjana, 2010, hlm. 240)

Menurut Sudjana (2010, hlm. 240) Pembangunan masyarakat mempunyai tujuan untuk terjadinya : (a) peningkatan kesejahteraan hidup dan kualitas kehidupan masyarakat, (b) pelestarian dan peningkatan kualitas lingkungan, dan (c) terjabarnya kebijaksanaan dan program pembangunan nasional untuk masyarakat pedesaan. Singkatnya, pembangunan masyarakat merupakan upaya wajar yang didasarkan atas kebutuhan individual, masyarakat, dan pemerintah serta potensi-potensi yang tersedia atau dapat disediakan untuk mewujudkan kemajuan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

(12)

dan Macauley (dalam Roesmidi, 2006, hlm. 2) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah “Membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan memberi orang tersebut kebebasan untuk bertanggungjawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakan-tindakannya.

Pemberdayaan perempuan yaitu salah satu upaya dalam mengatasi pemerataan hak dan kewajiban antara perempuan dengan laki-laki khususnya dalam proses pembangunan. Guna terwujudnya peningkatan kualitas hidup perempuan, maka perlu dilaksanakannya berbagai kegiatan pemberdayaan yang dapat memberikan peluang bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan perempuan yaitu melalui kegiatan peningkatan keterampilan. Peningkatan keterampilan ini dapat diperoleh melalui proses pembelajaran atau pelatihan pada jalur pendidikan nonformal yang berdasarkan fungsi, kebutuhan dan harus terkait dengan kehidupan serta pekerjaan sehari-hari peserta didik. Keterampilan fungsional ini mempunyai peran penting yaitu, yang pertama adalah keterampilan ini menekankan pada kemampuan peserta didik sesuai dengan fungsi, kebutuhan, pengalaman, bakat, dan keahlian. Kedua, keterampilan ini mempunyai kecocokan dengan pendidikan nonformal yang peserta didiknya cenderung orang dewasa, kegiatan pembelajaran yang cenderung bersifat praktis, sederhana, mudah diterapkan dan bermanfaat bagi kehidupannya. Ketiga, akan memudahkan tercapainya efektivitas belajar. Sehingga keterampilan fungsional mempunyai peran penting dalam meningkatkan keterampilan peserta didik.

Keterampilan pada dasarnya ada dalam setiap orang, dimana keterampilan tersebut dapat berkembang sesuai dengan keinginan individu itu sendiri. Keterampilan yang dimiliki seseorang dapat berkembang dan menghasilkan sesuatu melalui ide dan gagasan, yang dapat membantu dalam kehidupannya melalui suatu pelatihan.

(13)

3

budaya, dan lingkungan. Dengan demikian, Desa Vokasi merupakan kawasan perdesaan yang mengembangkan berbagai layanan pendidikan keterampilan (vokasi) dan kelompok‐kelompok usaha untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu menciptakan produk barang/jasa atau karya lain yang bernilai ekonomi tinggi, bersifat unik dengan menggali dan mengembangkan potensi desa yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif berbasis kearifan lokal yang memberikan pengaruh banyak terhadap masyarakat dan menguntungkan secara ekonomis. (Juknis Desa Vokasi 2014).

Salah satu bentuk keterampilan yang diselenggarakan pada program desa vokasi yaitu keterampilam pengembangan “Anyaman Mendong”. Dalam kamus bahasa Indonesia anyaman diartikan sebagai menganyam, mengatur (bilah, daun pandan dan sebagainya) tindih menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan tikar dan bakul) (http://kbbi.web.id/anyam). Sementara menurut wikipedia mendong adalah salah satu jenis rumput yang hidup di rawa.Tumbuhanini menghasilkan bahan anyaman, sehingga mendong dapat dibudidayakan dibeberapa daerah. (https://id.wikipedia.org/wiki/Mendong). Anyaman mendong adalah tindih menindih dan silang menyilangnya jenis rumput yang hidup dirawa yang dapat menghasilkan kerajinan anyaman seperti tikar, tas, dompet, tempat hantaran, dan lain-lain.

(14)

sekaligus memanfaatkan peluang yang dimiliki sehingga dapat menguntungkan secara ekonomis dalam meningkatkan keterampilan. Program keterampilan pengembangan Anyaman Mendong di rancang untuk membimbing, melatih, memberi kesempatan dan membelajarkan masyarakat khususnya ibu rumah tangga mengenai bagaimana mengolah potensi sumber daya yang ada dilingkungannya. Keterampilan yang diselenggarakan pada program desa vokasi ini sebagai upaya pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Pemaparan masalah yang diuraikan di atas, menarik peneliti untuk melakukan penelitian terutama mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan pengembangan Anyaman Mendong, sehingga hal tersebut dituangkan dalam judul skripsi, yaitu “Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Desa Vokasi dalam Meningkatkan Keterampilan Pengembangan Anyaman Mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya”.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan hasil pengamatan peneliti di lapangan, peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

a. Sebagian besar perempuan di Desa Cintaraja merupakan ibu rumah tangga yang kurang memiliki keterampilan.

b. Adanya minat dan antusias dari ibu rumah tangga yang cukup tinggi untuk mengikuti program Desa Vokasi.

c. Adanya program pemerintah bagi masyarakat untuk mengembangkan pendidikan keterampilan dan kelompok-kelompok usaha untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu menciptakan produk barang/jasa yang bernilai ekonomis tinggi.

(15)

5

Berdasarakan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Desa Vokasi dalam Meningkatkan Keterampilan Pengembangan Anyaman

Mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten

Tasikmalaya. ?”

2. Pertanyaan Penelitian

Guna memudahkan dan mengarahkan penelitian serta pembahasannya maka peneliti mengajukan pertanyaan penelitian diantaranya :

a. Bagaimana kegiatan penyelenggaraan Program Desa Vokasi di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya ?

b. Bagaimana pendekatan pemberdayaan yang dilakukan program desa vokasi dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya ?

c. Apa hasil kegiatan program Desa Vokasi dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya ?

d. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dari program Desa Vokasi dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan kegiatan penyelenggaraan Program Desa Vokasi di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya

2. Untuk mendeskripsikan pendekatan pemberdayaan yang dilakukan program desa vokasi dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya

(16)

4. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dari program Desa Vokasi dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kab. Tasikmalaya D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktik sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk kepentingan teori dan pengembangan keilmuan pendidikan luar sekolah. serta dapat memberikan masukan pada peneliti untuk penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan salah satu sumber belajar oleh mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah.

b. Kegunaan Praktik

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengelola program pelatihan desa vokasi dan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan hal yang positif serta tambahan wawasan dan pengalaman bagi peneliti.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, terlebih dahulu diuraikan sistematika penulisan laporan penelitian yang mengacu pada Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm. 16) mengemukakan sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang didalamnya membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian pustaka/landasan teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti beberapa teori dan konsep mengenai masalah yang sedang diteliti.

BAB III Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan isu etik.

(17)

7

penelitian agar berfokus pada simpulan dan saran penelitian yang akan dirumuskan

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (dalam Suwandi dan Basrowi 2008, hlm. 21) mendefinisikan “kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan menurut Krik dan Miller (dalam Suwandi dan Basrowi, 2008, hlm. 21) mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan dalam peristilahannya”. Menurut Moleong (2012, hlm. 6) Pendekatan kualitatif adalah :

Penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui dan mendeskripsiksn keunikan yang mendalam mengenai proses pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan keterampilan anyaman mendong. Serta dapat menyajikan secara langsung hasil dari penelitian yang dilakukan.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Sebagaimana yang dikemukakan Spradley (dalam Suwandi dan Basrowi, 2008, hlm.188) “partisipan atau subjek penelitian merupakan sumber informasi”. Sedangkan menurut Moleong (dalam Suwandi dan Basrowi, 2008, hlm.188) mengemukakan bahwa “subjek penelitian merupakan orang dalam pada latar penelitian. Secara lebih tegas Moleong mengatakan bahwa mereka itu adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”.

(19)

28

lama dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang yang menjadi kajian penelitian, 2. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut, 3. Mereka memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi”. Sedangkan Arikunto (2012, hlm. 188) mendefinisikan mengenai subjek penelitian adalah :

Subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Responden penelitian adalah orang yang menanggapi dan orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Informan adalah orang yang memberikan informasi. Sedangkan sumber data adalah subjek penelitian dimana data menempel. Sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat, dan sebagainya.

Partisipan dalam penelitian ini adalah ketua pengelola Program Desa Vokasi, tutor/sumber belajar, dan warga belajar. Dalam penelitian ini peneliti menentukan partisipan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kriteria yang dapat dijadikan sebagai partisipan menurut peneliti adalah sebagai berikut:

1. Pengelola, tutor, dan warga belajar yang aktif dalam pelaksanaan dan penerapan program.

2. Subjek penelitian yang memiliki keleluasaan waktu, agar dapat memperoleh informasi secara mendalam.

3. Bersedia untuk menjadi partisipan.

Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Cintaraja, Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang utama dalam melakukan suatu penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Penelitian dapat berhasil dilihat dari teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data yang dimaksud adalah untuk memperoleh informasi dan data berdasarkan fakta dilapangan. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 63) macam-macam teknik pengumpulan data secara umum terdapat empat yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/trianggulasi.

1. Observasi

(20)

2008, hlm. 94) “observasi adalah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”. Peneliti menggunakan metode ini untuk dapat mengamati secara langsung bagaimana keadaan dilapangan, serta mendapatkan gambaran yang lebih akurat dan luas mengenai permasalahan yang diteliti. Penulis dalam melaksanakan observasi menggunakan instrumen/alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data observasi secara nonpartispasi, karena peneliti tidak terlibat atau turun langsung ke lapangan, peneliti hanya melihat pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan keterampilan anyaman mendong di Desa Cintaraja.

Tabel 3.1

(21)

30

Profil desa 10.00-12.00

Sumber : Pedoman Observasi (2015)

2. Wawancara

Menurut Suwandi dan Basrowi (2008, hlm. 127) “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu”. Sedangkan menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 72)” wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Beberapa macam wawancara menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2009, hlm.73) yaitu:

a. Wawancara terstruktur (Structured interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lainnya yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

b. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview)

(22)

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. c. Wawancara tak berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa saja yang diceritakan oleh responden. Wawancara yang baik dilakukan dengan facre to face maupun yang menggunakan pesawat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi, oleh karena itu pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu yang tepat kapan dan di mana harus melakukan wawancara.

Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk memudahkan peneliti mendapatkan informasi yang akurat sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Tabel 3.2

Jadwal Wawancara

No Hari/ Tanggal Sumber

Data Aspek yang diteliti

(23)

32

No Hari/ Tanggal Sumber

Data Aspek yang diteliti

Waktu

(24)

No Hari/ Tanggal Sumber

Data Aspek yang diteliti

Waktu 3.Hasil kegiatan program

(25)

34

No Hari/ Tanggal Sumber

Data Aspek yang diteliti

Waktu

pengelola 3. Hasil kegiatan program Desa Vokasi dalam

(26)

d. Studi Dokumentasi

Menurut Suwandi dan Basrowi (2008, hlm. 158) “studi dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan”.

Peneliti menggunakan metode ini untuk dapat mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, dengan cara menelaah, mengkaji serta membaca berbagai dokumen yang sedang diteliti.

e. Triangulasi data

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 83) dalam teknik pengumpulan data,

“triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada.” Bila peneliti melakukan pengumpulan data dan sumber data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kreadibiltas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Peneliti mengguanakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber yang sama secara serempak.

D. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 88) “analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Sedangkan menurut Sugiyono (2009, hlm. 89) :

(27)

36

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah di lapangan. Dalam hal ini Nasution (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 89) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

1. Analisis sebelum di lapangan

Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukkan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009, hlm 91), mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (kesimpulan). a. Data Reduction (Reduksi Data)

Ketika melakukan penelitian, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

(28)

tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif ini bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (dalam sugiyono, 2009, hlm. 97) menyatakan “the most frequent from of display data of qualitative research data in the past has

been narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami. Selanjutnya disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang didisplaykan, maka perlu dijawab pertanyaan berikutnya.

c. Conclusion drawing/ verification

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2009, hlm. 99) “langkah ke tiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi”. Kesimpulan awal yang dikemukakan sifatnya masih sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

E. Isu Etik

Penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Perempuan melalui Program Desa

Vokasi Binaan SKB Kab. Tasikmayala dalam Meningkatkan Keterampilan Pengembangan Anyaman Mendong Di Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna

(29)

38

mencari dan menggali informasi atau fakta-fakta yang ada dilapangan secara lebih mendalam, karena peneliti ingin mengetahui bagaimana pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan keterampilan anyaman mendong.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik penelitian untuk mendapatkan suatu informasi dengan subjek pengelola, tutor dan beberapa warga belajar. Teknik penelitian yang digunakan yaitu pertama teknik observasi, yang digunakan peneliti agar melihat, mendengar, dan mengamati secara langsung kegiatan yang dilaksanakan oleh subjek penelitian. Observasi tersebut bersifat non partisipatif, karena peneliti hanya melihat dan mengawasi kegiatan yang dilaksanakan oleh pengelola, tutor, dan warga belajar dalam kegiatan pemberdayaan perempuan dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong. Yang kedua peneliti menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan informasi. Teknik wawancara merupakan teknik penelitian dengan menggunakan tanya jawab antara peneliti dengan subjek informasi. Yang ketiga peneliti menggunakan teknik dokumentasi dalam pengumpulan data dan informasi. Teknik dokumentasi digunakan dengan tujuan untuk melengkapi data yang belum memadai. Data bisa berbentuk tulisan, gambaran dokumen, atau foto-foto yang berhubungan dengan kegiatan yang diteliti. Selain ketiga teknik diatas peneliti juga menggunakan teknik triangulasi. Dalam teknik triangulasi ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi nonpartisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Dan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

(30)

mengisi waktu luang dengan membuat keterampilan yang menjadi ciri khas daerah tasikmalaya dan mendapatkan penghasilan.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai istilah yang digunakan didalam penelitian ini, maka diuraikan pengertian istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Desa vokasi

Desa vokasi adalah kawasan perdesaan yang menjadi sentra penyelenggaraan kursus dan/atau pelatihan berbagai kecakapan vokasional dan pengelolaan unit-unit usaha (produksi/jasa) berdasarkan keunggulan lokal dalam dimensi sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. (Juknis Desa Vokasi Ditbinsuslat Tahun 2014, hlm. 7)

Dengan demikian, desa vokasi merupakan kawasan perdesaan yang mengembangkan berbagai layanan pendidikan keterampilan (vokasi) dan kelompok-kelompok usaha untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu menciptakan produk barang/jasa atau karya lain yang bernilai ekonomi tinggi, bersifat unik dengan menggali dan mengembangkan potensi desa yang memiliki keunggulan kompetitif berbasis kearifan lokal.

2. Keterampilan

Keterampilan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata

“terampil” yang artinya cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk menyelesaikan tugas. Oleh karena itu, keterampilan sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk meningkatkan kualitas dirinya.

Keterampilan dalam penelitian ini diartikan sebagai kecakapan para ibu rumah tangga dalam menyelesaikan keterampilan pengembangan anyaman mendong untuk menjadi sebuah kerajinan yang bernilai ekonomis.

3. Pengembangan Anyaman Mendong

(31)

40

penelitian ini diartikan sebagai sebuah produk yang dikembangkan agar menjadi barang yang bernilai ekonomis tinggi.

Anyaman adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang kaku, biasanya untuk membuat keranjang atau perabot. Anyaman seringkali dibuat dari bahan yang berasal dari tumbuhan, namun serat plastik juga dapat digunakan. Bahan yang digunakan bisa bagian apapun dari tanaman, misalnya inti batang tebu atau rotan atau keseluruhan ketebalan tanaman, seperti misalnya dedalu. Bahan lainnya yang terkenal digunakan sebagai anyaman adalah gelagah dan bambu. Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa, tanaman ini tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki air yang cukup. Mendong merupakan salah satu jenis rumput, dan biasanya tumbuh dengan panjang lebih kurang 100cm.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengembangan anyaman mendong yaitu suatu program yang memberikan pembelajaran bagaimana cara membuat produk pengembangan anyaman mendong.

4. Pemberdayaan

Menurut Poerwoko dan Totok (2013, hlm 27) Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai upaya memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh individu, kelompok dan masyarakat luas agar mereka memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan dan mengontrol lingkungannya agar dapat memenuhi keinginan-keinginan, termasuk aksebilitasnya terhadap sumberdaya yang terkait dengan pekerjaannya, aktivitas sosialnya.

Dalam penelitian ini pemberdayaan dilakukan melalui program desa vokasi dengan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungannya yaitu pemberian keterampilan pengembangan anyaman mendong yang bertujuan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.

5. Perempuan

(32)

kantor). Jadi, ibu rumahtangga merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan seorang wanita yang telah menikah serta menjalankan pekerjaan rumah tangga, merawat anak-anaknya, memasak, membersihkan rumah, tidak bekerja di luar rumah dan memiliki waktu luang yang banyak.

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data yang telah dijelaskan peneliti dalam bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Kegiatan penyelenggaraan pemberdayaan perempuan melalui program

desa vokasi dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman

mendong

(34)

2. Pendekatan pemberdayaan yang dilakukan program desa vokasi dalam

meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong

Pendekatan pemberdayaan yang dilakukan pada program desa vokasi ini mengacu pada pendekatan yang dikemukakan oleh Suharto (dalam Anwas 2013, hlm. 87) yaitu dengan 5P yaitu, pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan. Dengan pendekatan ini proses pemeberdayaan perempuan pengelola melakukan pemungkinan yaitu berdiskusi dan mewawancarai peserta untuk mengetahui potensi yang bisa dioptimalkan, dan potensi yang dapat dioptimalkan yaitu dengan memanfaat anyaman mendong yang sudah diketahui oleh peserta namun belum dikembangkan secara optimal karena lemahnya keterampilan mengenai pengembangan anyaman mendong ini, dan pemungkinan dalam pelaksanaan program ini tutor menciptakan iklim yang nyaman dan menjalin komunikasi yang baik dengan peserta. Pengelola memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dengan cara melaksanakan keterampilan pengembangan mendong yang pada prosesnya dilakukan pemberian materi yang menunjang dan penguatan pada hak peserta untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan anyaman mendong yang menjadi potensi daerahnya. Pengelola melindungi terjadinya kesalahpahaman antar peserta maupun pengelola atau tutor dengan cara selalu berdiskusi dalam setiap memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengelola melakukan penyokongan kepada peserta dengan cara memberikan mendukung dan memberikan bimbingan kepada masyarakat yang mengalami kendala, seperti ketika mengalami kendala ketika tidak mendapatkan izin dari suami, pengelola langsung mengadakan diskusi dengan para suami peserta untuk menjelaskan manfaat dari program ini. Pada pendekatan yang terahkir yaittu pemeliharaan pengelola dapat memelihara kondisi yang kondusif dengan peserta maupun dengan para suami peserta yang akan mengontrol istrinya melalu pengelola.

3. Hasil kegiatan pemberdayaan perempuan melalui program desa vokasi

dalam meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di

Desa Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

(35)

98

personal ini dilihat dari mampunya peserta mengambil keputusan dalam kehidupannya dan mampunya peserta dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Yang kedua yaitu dilihat dari kecakapan sosial, adanya peningkatan peserta dalam berkomunikasi baik dengan sesama peserta maupun peserta dengan pengelola dan tutor, dan meningkatnya kemampuan peserta dalam bekerjasama dilihat dari ketika peserta melakukan kegiatan praktek yang dibagi kelompok sehingga peserta mampu bekerjasama dengan peserta lainnya. Yang ketiga dilihat dari kecakapan akademik peserta mampu menggali dan menemukan informasi dengan cara bertanya kepada tutor, berdiskusi dengan sesama peserta. Pada kecakapan ini peserta juga peserta sudah mampu memahami materi yang disampaikan tutor dengan baik. Dilihat dari hasil evaluasi yang pengelola dan tutor lakukan kepada peserta, dan peserta sudah memenuhi standar kelulusan yang ditentukan kami. Dan yang keempat yaitu kecakapan vokasional pada kecakapan ini peserta sudah mampu menerapkan materi yang disampaikan tutor pada kegiatan praktek. Keterampilan peserta pun meningkat dilihat dari mampunya peserta dalam membuat keterampilan pengembangan anyaman mendong yaitu yaitu membuat bok baki hantaran, tempat tisu, tempat pensil spiral, toples, frame, tas, dompet, dan sandal. Dengan mampu menerapkan dan mempraktekkan materi yang disampaikan tutor maka peserta mampu membuka lapangan pekerjaan dengan membuka toko yang menjual hasil keterampilan pengembangan anyaman mendong atau mampu bekerja pada toko-toko kerajinan anyaman.

4. Faktor pendukung dan penghambat dari program Desa Vokasi dalam

meningkatkan keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa

Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya

Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan program ini, yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

(36)

Sedangkan peluang yang menjadi faktor pendukung pada program ini adalah letak Desa Cintaraja yang berada di jalur provinsi dan sering dilewati oleh para wisatawan, belum banyaknya toko yang menjual keterampilan pengembangan anyaman mendong di Desa Cintaraja sehingga peserta dapat membuka lapangan pekerjaan atau usaha sendiri, dan jika peserta tidak ingin membuka usaha sendiri dapat menyuplaikan hasil keterampilan ke toko-toko yang menjual hasil keterampilan dari anyaman mendong di desa tetangga. Sehingga peserta juga dapat menambah penghasilan keluarga.

b. Faktor Penghambat

Hambatan yang menjadi faktor penghambat pada program ini adalah jauhnya lokasi tempat kegiatan pembelajara dengan tempat tinggal sebagian peserta, sehingga menyebabkan ada beberapa peserta didik yang terkendal dalam kehadiran. Sedangkan sncaman yang menjadi faktor penghambatan yaitu, jika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan akan sulit mendapatkan bahan baku utama yaitu mendong.

B. Rekomendasi

1. Bagi Pengelola

Pihak UPTD SKB Kab. Tasikmalaya diharapkan terus melakukan pemberdayaan kepada masyarakat luas, agar masyarakat mampu berkembang dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia dengan menciptakan lapangan pekerjaannya dari keterampilan yang dimilikinya. Selain itu pihak pengelola juga dapat mengembangkan program yang sudah dilaksanakan ke daerah-daerah agar kegiatan pemberdayaan yang dilakukan merata.

2. Bagi Tutor

Peran tutor dalam memberdayakan masyarakat yaitu dengan mengajak masyarakat untuk mengetahui potensi dilingkungannya dan membuka kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan keterampilannya.

3. Bagi Peserta

(37)

100

keterampilan pengembangan anyaman mendong. Selain dapat membantu kehidupan peserta, program ini juga dapat membantu peserta secara umum yang belum memiliki keterampilan ataupun belum memiliki pekerjaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

(38)

DAFTAR RUJUKAN

Sumber buku :

Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education). Bandung. Alfabeta.

Anwas, O. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung. Alfabeta Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Kamil, M. (2009). Pendidikan Nonformal Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) Di Indonesia (Sebuah Pembelajaran Dari

Kominka Jepang). Bandung. Alfabeta.

Kurtz,D.(2008). Contemporary Business.Jakarta: Salemba Empat

Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mujiono dan Dimyati. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta Poerwoko dan Totok. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta.

Roesmidi. (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: Alqaprint Sudjana, D. (2010). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan

Nonformal Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung. Falah

Production

Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Filsafat, dan Teori Pendukung, Serta Asas. Bandung. Falah Production.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta

Suwandi dan Basrowi (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta. Rineka Cipta

Sumber Internet/ Elektronik :

Daulay, H. (2006). Jurnal Pemberdayaan Perempuan (Studi Kasus Pedagang

Jamu Di Gedung Johor Medan. Tidak diterbitkan.

KBBI Online. (2015). Pengertian Anyaman. [Online]. Tersedia:

(39)

102

KBBI Online. (2015). Pengertian Keterampilan. [Online]. Tersedia: http://kamusbahasaindonesia.org/keterampilan/mirip

KamusBahasaIndonesia.org. Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 Wikipedia Online. (2015). Pengertian Mendong. [Online]. Tersedia:

(https://id.wikipedia.org/wiki/Mendong). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015

Sumber Lainnya:

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. (2014). Petunjuk Teknis Desa Vokasi. Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Observasi
Tabel 3.2 Jadwal Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pendapat Roesli (2007) bahwa dengan pengetahuan.. yang benar tentang menyusui, seorang ibu semakin mudah untuk memberikan ASI secara eksklusif. Hasil survey

Test atau pengujian terkait kebugaran jasmani di sekolah dengan KTSP dan Kuritlas harus dilakukan, karena jika test tersebut tidak dilakukan, maka selamanya kita

Sebagai bagian dari teknologi internet, website berperan penting dalam penyebaran informasi, berbagai kegiatan yang bersifat online, serta berbagai aktivitas lain yang

Berdasarkan situasi tersebut, dibuatlah situs web Toko Gitar Chics Music yang interaktif sebagai media yang disajikan untuk mempermudah dalam pencarian informasi tentang gitar.

Setiap Anggota harus segera menanggapi semua permintaan oleh Anggota lain untuk informasi spesifik pada setiap langkah penerapannya umum atau perjanjian internasional

< (α) 0.05, maka model regresi yang dihasilkan baik (layak) dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Pada 4 tabel.11 menunjukkan hasil uji parsial terhadap masing-masing

Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan perancangan sistem kontrol model predictive control pada kolom distilasi biner ammonia stripper di PT Petrokimia Gresik, sehingga

Berdasarkan Neraca Percobaan Semesteran Tingkat Wilayah ( Bulan Juni dan Desember ), dapat diketahui nilai-nilai dari Kas di Bendaharawan Pembayar, Piutang Pajak, Piutang PNBP,