• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB BC PERMATA HATI SUMEDANG (Studi Eksperimen dengan Single Subject Research).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB BC PERMATA HATI SUMEDANG (Studi Eksperimen dengan Single Subject Research)."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Penulisan ... 6

BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU ... 8

A.Deskripsi Teori ... 8

1. Konsep Dasar Media Adobe Flash ... 8

2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat... 11

3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) ... 17

4. Konsep Dasar Anak Tunarungu ... 22

B.Penelitian yang relevan ... 28

C.Kerangka Berpikir ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A.Variabel Penelitian ... 31

B.Metode Penelitian ... 40

C.Prosedur Penelitian ... 41

D.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 45

(2)

G.Uji Coba Instrumen ... 48

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A.Hasil Penelitian ... 53

1. Subjek 1 ... 53

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 53

b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) .. 59

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK) ... 64

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan (SPOK) ... 69

2. Subjek 2 ... 75

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 75

b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) .. 80

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK) ... 86

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan (SPOK) ... 91

B.Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 100

A.Kesimpulan ... 100

B.Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Langkah Operasional Penggunaan Media Adobe Flash ... 33

Tabel 3.2 Identitas Subjek Penelitian ... 44

Tabel 3.3 Daftar Tim Expert-Judgement Instrumen Penelitian ... 49

Tabel 3.4 Daftar Tim Expert-Judgement Story Board ... 50

(4)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A ... 41 Grafik 4.1 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2

(A-2) ... 54 Grafik 4.2 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek

Subjek-Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 58

Grafik 4.3 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek- Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 59

Grafik 4.4 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 63

Grafik 4.5 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 65

Grafik 4.6 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 69

Grafik 4.7 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-

Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 70 Grafik 4.8 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek

Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1

(A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 74 Grafik 4.9 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2

(A-2) ... 76 Grafik 4.10 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek

Subjek-Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 80

Grafik 4.11 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek- Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),

Baseline 2 (A-2) ... 81 Grafik 4.12 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek

(5)

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 85 Grafik 4.13 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 87 Grafik 4.14 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek

Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 91

Grafik 4.15 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1),

Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 92

Grafik 4.16 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan menu utama ... 18

Gambar 2.2 Tampilan menu materi ... 19

Gambar 2.3 Tampilan menu belajar ... 19

Gambar 2.4 Tampilan menu petunjuk latihan ... 20

Gambar 2.5 Tampilan menu latihan ... 20

Gambar 2.6 Tampilan level 1 menu latihan ... 21

Gambar 2.7 Tampilan level 2 menu latihan ... 21

Gambar 2.8 Tampilan level 3 menu latihan ... 22

Gambar 3.1 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 37

Gambar 3.2 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) ... 37

Gambar 3.3 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan- Tempat (SPK) ... 38

(7)

DAFTAR BAGAN

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat – Surat Penelitian ... 104

1. SK Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 104

2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ... 105

3. Surat Keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat ... 106

4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 107

5. Surat Izin Penelitian dari SLB BC Permata Hati Sumedang ... 108

6. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SLB BC Permata Hati Sumedang ... 109

7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SLB BC Winaya Bhaki Kabupaten Sumedang ... 110

Lampiran 2 Kisi – Kisi dan Instrumen Penelitian ... 111

Lampiran 3 Expert Judgement ... 119

Lampiran 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 162

Lampiran 5 Hasil Penelitian dan Analisis Data Penelitian ... 168

Lampiran 6 Dokumentasi ... 227

Lampiran 7 Kartu Bimbingan ... 229

Lampiran 8 Jadwal Penelitian ... 232

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan mahluk sosial yang senantiasa memerlukan keberadaan

orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Dalam menjalankan fungsinya

sebagai mahluk sosial, manusia dituntut memiliki berbagai keterampilan hidup,

salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi. Komunikasi menjadi hal yang

sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai aktivitas manusia dalam

menjalankan kehidupannya tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia

berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alatnya. Menurut Bloom & Lakey

(dalam Sadjaah, 2008, hlm.7) mengungkapkan bahwa „bahasa merupakan suatu

kode dimana gagasan/ide tentang dunia lingkungan sekitar diwakili oleh

seperangkat simbol yang telah disepakati bersama guna mengadakan komunikasi‟.

Manusia dapat bersosialisasi dengan lingkungannya, melakukan interaksi, dan

melakukan berbagai kegiatan di masyarakat melalui bahasa sebagai alat

komunikasinya.

Menurut Sadjaah (2003, hlm.1), sistem komunikasi yang digunakan pada

umumnya yaitu komunikasi lisan dan tulisan, akan tetapi pada anak yang

mengalami hambatan pendengaran akan berbeda sistem komunikasi dengan anak

mendengar pada umumnya. Kondisi ketunarunguan mengakibatkan sebagian atau

keseluruhan fungsi pendengaran terganggu sehingga menyebabkan terhambatnya

komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Pemerolehan bahasa pada anak tunarungu sangat erat kaitannya dengan

fungsi pendengaran dan pengalaman visualnya, oleh karena itu dalam

mengembangkan bahasa pada anak tunarungu tahapannya harus berawal dari

memperbanyak pengalaman visual anak tunarungu karena melalui pengalaman

visual anak tunarungu dapat menghubungkan lambang-lambang visual dengan

pengalaman yang sudah diterimanya. Setelah itu anak belajar pada tahapan

pembentukan bahasa reseptif visual melalui ujaran dan isyarat, dari ujaran yang

(10)

2

hingga mencapai kemampuan ekspresif menulis dimana lambang-lambang bahasa

yang dikuasai dalam bahasa reseptif dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kemampuan menulis anak tunarungu dengan anak mendengar memiliki

perbedaan, karena proses pemerolehan bahasanya berbeda. Permasalahan utama

yang dimiliki oleh anak tunarungu adalah hambatan dalam berbahasa, seperti yang

diungkapkan oleh Meadows (dalam Bunawan, 2000, hlm.33) mengatakan bahwa „kemiskinan (deprivation) hakiki yang dialami seseorang yang tuli sejak lahir adalah bukan kemiskinan atau kehilangan akan rangsangan bunyi, melainkan kemiskinan dalam berbahasa‟. Hal yang dialami oleh anak tunarungu secara otomatis menjadikan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam melakukan

keterampilan bahasa khususnya secara tulisan.

Ling (dalam Sadjaah, 2003, hlm.1).mengungkapkan bahwa

Ketunarunguan memberikan dampak pada hambatan perkembangan bahasa. Hambatan tersebut menjadikan penerimaan bahasa yang tidak utuh, oleh karena itu anak tunarungu memiliki kekurangan dalam memahami struktur bahasa.

Dalam memahami suatu bahasa, ada seperangkat kaidah/aturan tertentu yang

harus dikuasai. Kaidah-kaidah dalam bahasa disebut tata bahasa, bagian dari tata

bahasa adalah sintaksis. Sebagaimana dikemukakan oleh Keraf (1984, hlm. 137) bahwa “sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa”.

Hambatan pendengaran pada anak tunarungu menjadikan anak tunarungu

memperoleh bahasa mengandalkan penglihatannya (visual). Hal ini tentunya

membuat bahasa yang diperoleh anak tunarungu tidak sempurna sehingga

memberi dampak khusus pada anak tunarungu, seperti yang dikemukakan oleh

Meadow (dalam Sadjaah, 2003, hlm.65) yaitu „Dalam menggunakan bahasa

tulisan nampak bahasanya pendek-pendek, sederhana, dan menggunakan bahasa yang diingatnya saja, anak sulit menggunakan bentuk/struktur kalimat‟.

Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, peneliti menemukan

masalah terhadap dua orang anak tunarungu (SG dan AT) kelas VII SMPLB di

SLB BC Permata Hati Sumedang mengalami kesulitan dalam menulis struktur

kalimat (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat). Dari hasil pengamatan

(11)

3

kesulitan tunarungu, diantaranya : kalimat kurang terstruktur, alur kalimat kurang jelas, dan penempatan kata kurang tepat. Contohnya : “Ibu di kamar mencuci mandi”, maksudnya [ibu mencuci di kamar mandi] dan “Anto buku baca”,

maksudnya [Anto membaca buku]. Di samping itu, guru kadang-kadang

mengabaikan cara berkomunikasi yang berdasarkan kaidah yang berlaku dengan

menyampaikan kalimat yang kurang utuh. Contohnya yaitu : “bawa”, “baca”, dan “tulis”.

Keterbatasan anak tunarungu dalam memperoleh bunyi bahasa melalui

pendengarannya menjadikan anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam

mengolah informasi. Anak tunarungu memiliki kesulitan untuk melakukan

peniruan/ mengulang kata yang diperoleh menjadi bahasa. Sejumlah

kata-kata yang dimiliki oleh anak tunarungu tidak dengan mudahnya dapat disusun

menjadi struktur kalimat karena kesulitan anak menangkap suara-suara menjadi

bahasa tersebut. Hal itu menjadi sebuah kondisi dan akan sulit ditangani jika

penanganannya diberikan terlambat.

Penggunaan kalimat tidak terstruktur mengakibatkan maksud kalimat yang

ingin disampaikan oleh anak tunarungu sulit dipahami oleh orang lain, jika hal

tersebut terus dilakukan maka akan menghambat proses komunikasi anak

tunarungu dengan orang lain baik secara lisan maupun tulisan, yang lebih lanjut

akan berpengaruh pada terhambatnya karir dan masa depan anak tunarungu

di masyarakat.

Berdasarkan permasalahan yang nampak, maka upaya untuk membantu

anak tunarungu dalam mengatasi kesulitan menulis struktur kalimat memerlukan

kehadiran media pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran sangat penting

dalam pembelajaran bahasa. Menurut Varkamp (dalam Sadjaah, 2003, hlm.17)

menegaskan bahwa „dalam mengajar anak tunarungu berbahasa, media (alat bantu

belajar) harus selalu menyertai kegiatan belajar itu, pemanfaatan alat bantu/media

dalam proses belajar bisa membantu anak dalam mempertahankan daya ingat atas

pengalaman yang dialaminya‟. Dengan demikian melalui media yang tepat dan

sesuai dapat efektif bagi anak tunarungu dalam memahami dan mengingat materi

(12)

4

Media pembelajaran yang diperlukan untuk dapat membantu anak

tunarungu menulis struktur kalimat sebaiknya media yang bersifat visual karena

anak tunarungu dominan memanfaatkan indera visual, selain itu media harus

menarik dan menyenangkan, serta membantu anak mengenal konsep dengan lebih

mudah melalui situasi yang biasa dilihat anak dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud mencoba membantu kesulitan

anak tunarungu dalam menulis struktur kalimat dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis komputer melalui program Adobe Flash. Arsyad (2013,

hlm.54) menjelaskan bahwa:

Komputer memiliki keunggulan tersendiri sebagai sebuah media dibandingkan media yang lainnya, diantaranya yaitu: a) Komputer dapat mengakomodasi anak yang lamban menerima pelajaran, b) Komputer dapat merangsang anak untuk mengerjakan latihan dan simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan audio yang dapat menambah realisme, c) Komputer dapat berinteraksi secara perseorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.

Media Adobe Flash terpilih untuk membantu mengatasi permasalahan anak

tunarungu karena selain media ini bersifat visual, Adobe Flash ini memiliki

kelebihan lainnya yaitu memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek

animasi yang menarik, memudahkan dalam memahami materi pembelajaran,

serta dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar sehingga anak dapat meneruskan

belajar di rumah.

Pembelajaran menulis struktur kalimat menggunakan media Adobe Flash

akan membantu anak untuk menulis struktur kalimat dengan lebih mudah dan

jelas melalui situasi yang ditampilkan melalui gambar seri (foto-foto) yang dekat

dengan kehidupan anak sehari-hari. Hal ini mengacu pada pernyataan Somad &

Hernawati (1995, hlm.146) yang menyatakan bahwa “kalimat yang lengkap yang

ada hubungannya dengan situasi yang terjadi mudah dimengerti anak yang

mengalami ketunarunguan daripada kata-kata yang tidak ada kaitannya dengan situasi”. Pembelajaran menulis struktur kalimat pada anak tunarungu diharapkan tidak hanya pemahaman akan konsep pembentukan struktur katanya saja, akan

tetapi juga dihubungkan melalui situasi yang kontekstual dengan anak sehingga

melalui pembayangan secara visual pembelajaran dapat efektif dan tepat untuk

(13)

5

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berasusmsi bahwa media Adobe

Flash dapat membantu anak tunarungu menulis struktur kalimat dan untuk

pembuktiannya peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media

Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada

Anak Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang”

Dengan penelitian ini, diharapkan adanya suatu alternatif media

pembelajaran yang dapat membantu anak tunarungu dalam menulis struktur

kalimat (SPOK) sehingga komunikasi anak tunarungu dengan orang lain dapat

lebih dipahami dengan struktur kalimat yang baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah adalah sebagai berikut :

“Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap

Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada Anak Tunarungu

Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang?”.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang

pengaruh penggunaan media Adobe Flash terhadap kemampuan menulis struktur

kalimat (SPOK) pada anak tunarungu kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati

Sumedang.

Tujuan khusus penelitian ini adalah memberikan intervensi terhadap

kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) kepada anak tunarungu kelas VII

SMPB di SLB BC Permata Hati Sumedang dengan menggunakan media Adobe

Flash. Adapun materi menulis struktur kalimat meliputi : struktur kalimat

Subjek-Predikat (SP) sebanyak lima kalimat, Subjek-Subjek-Predikat-Objek (SPO) sebanyak

lima kalimat, Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) sebanyak lima kalimat,

(14)

6

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah :

1. Secara teoritis dapat menambah khazanah keilmuan mengenai pengembangan

media Adobe Flash dalam pembelajaran menulis struktur kalimat (SPOK) pada

anak tunarungu.

2. Secara praktis bagi anak tunarungu akan mendapatkan kemudahan dalam

berlatih menulis struktur kalimat (SPOK) yang tentunya akan membawa

dampak positif terhadap peningkatan kemampuan menulis struktur kalimat

(SPOK). Sedangkan bagi sekolah dan guru dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan rekomendasi dalam menentukan alternatif media

pembelajaran yang menarik untuk melatih kemampuan menulis struktur

kalimat (SPOK) pada anak tunarungu.

E. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi dalam penelitian ini terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

B.Rumusan Masalah

C.Tujuan Penelitian

D.Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Penulisan

BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK)

PADA ANAK TUNARUNGU

A.Deskripsi Teori

1. Konsep Dasar Media Adobe Flash

2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat

3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan

Menulis Struktur Kalimat (SPOK)

4. Konsep Dasar Anak Tunarungu

B. Penelitian yang relevan

(15)

7

BAB III METODE PENELITIAN

A.Variabel Penelitian

B.Metode Penelitian

C.Prosedur Penelitian

D.Lokasi dan Subjek Penelitian

E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

G.Uji Coba Instrumen

H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Subjek 1

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP)

b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek

(SPO)

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat

Subjek-Predikat-Keterangan (SPK)

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat

Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)

2. Subjek 2

a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP)

b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek

(SPO)

c. Aspek Menulis Struktur Kalimat

Subjek-Predikat-Keterangan(SPK)

d. Aspek Menulis Struktur Kalimat

Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)

B.Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Gambar

Grafik 4.13  Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-

Referensi

Dokumen terkait

(2) Berakhirnya izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak membebaskan kewajiban pemegang izin untuk memenuhi kewajiban yang

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 3) yang menjelaskan bahwa ”Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

RSUD menjamin seluruh sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dibutuhkan dalam pelayanan yang diberikan kepada pasien rawat jalan, rawat inap, dan rawat gawat darurat sesuai

Negeri 10 Medan yang berminat untuk berwirausaha lebih rendah daripada yang. tidak

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh

semata-mata pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa sekalipun secara formal berlaku resmi dalam kehidupan pemerintahan tetapi secara substansial UUD 1945 tidak lagi berfungsi

a) Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend Payout Ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai

Pada bagian Dasar Hukum disebutkan bahwa UU tersebut di antaranya mengacu kepada Pasal 27 jo 38 UUD Sementara 1950. Dalam satu kesatuan kedua pasal itu beserta penjelasan