DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B.Rumusan Masalah ... 5
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 6
BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK) PADA ANAK TUNARUNGU ... 8
A.Deskripsi Teori ... 8
1. Konsep Dasar Media Adobe Flash ... 8
2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat... 11
3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) ... 17
4. Konsep Dasar Anak Tunarungu ... 22
B.Penelitian yang relevan ... 28
C.Kerangka Berpikir ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A.Variabel Penelitian ... 31
B.Metode Penelitian ... 40
C.Prosedur Penelitian ... 41
D.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44
E. Instrumen Penelitian ... 45
G.Uji Coba Instrumen ... 48
H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
A.Hasil Penelitian ... 53
1. Subjek 1 ... 53
a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 53
b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) .. 59
c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK) ... 64
d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan (SPOK) ... 69
2. Subjek 2 ... 75
a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 75
b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) .. 80
c. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan (SPK) ... 86
d. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek- Keterangan (SPOK) ... 91
B.Pembahasan ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 100
A.Kesimpulan ... 100
B.Rekomendasi ... 100
DAFTAR PUSTAKA ... 102
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Langkah Operasional Penggunaan Media Adobe Flash ... 33
Tabel 3.2 Identitas Subjek Penelitian ... 44
Tabel 3.3 Daftar Tim Expert-Judgement Instrumen Penelitian ... 49
Tabel 3.4 Daftar Tim Expert-Judgement Story Board ... 50
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A ... 41 Grafik 4.1 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-
Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2
(A-2) ... 54 Grafik 4.2 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek
Subjek-Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),
Baseline 2 (A-2) ... 58
Grafik 4.3 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek- Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),
Baseline 2 (A-2) ... 59
Grafik 4.4 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1),
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 63
Grafik 4.5 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-
Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 65
Grafik 4.6 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 69
Grafik 4.7 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek Subjek-
Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1),
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 70 Grafik 4.8 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek SG Aspek
Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1
(A-1), Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 74 Grafik 4.9 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-
Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B), Baseline 2
(A-2) ... 76 Grafik 4.10 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek
Subjek-Predikat (SP) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),
Baseline 2 (A-2) ... 80
Grafik 4.11 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek- Predikat-Objek (SPO) pada fase Baseline 1 (A-1), Intervensi (B),
Baseline 2 (A-2) ... 81 Grafik 4.12 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 85 Grafik 4.13 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-
Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 87 Grafik 4.14 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek
Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) pada fase Baseline 1 (A-1),
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 91
Grafik 4.15 Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-
Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1 (A-1),
Intervensi (B), Baseline 2 (A-2) ... 92
Grafik 4.16 Mean Level Kemampuan Menulis Struktur Kalimat Subjek AT Aspek Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat (SPOK) pada fase Baseline 1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan menu utama ... 18
Gambar 2.2 Tampilan menu materi ... 19
Gambar 2.3 Tampilan menu belajar ... 19
Gambar 2.4 Tampilan menu petunjuk latihan ... 20
Gambar 2.5 Tampilan menu latihan ... 20
Gambar 2.6 Tampilan level 1 menu latihan ... 21
Gambar 2.7 Tampilan level 2 menu latihan ... 21
Gambar 2.8 Tampilan level 3 menu latihan ... 22
Gambar 3.1 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP) ... 37
Gambar 3.2 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek (SPO) ... 37
Gambar 3.3 Gambar Soal Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Keterangan- Tempat (SPK) ... 38
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat – Surat Penelitian ... 104
1. SK Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 104
2. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Pendidikan ... 105
3. Surat Keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Barat ... 106
4. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ... 107
5. Surat Izin Penelitian dari SLB BC Permata Hati Sumedang ... 108
6. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SLB BC Permata Hati Sumedang ... 109
7. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di SLB BC Winaya Bhaki Kabupaten Sumedang ... 110
Lampiran 2 Kisi – Kisi dan Instrumen Penelitian ... 111
Lampiran 3 Expert Judgement ... 119
Lampiran 4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 162
Lampiran 5 Hasil Penelitian dan Analisis Data Penelitian ... 168
Lampiran 6 Dokumentasi ... 227
Lampiran 7 Kartu Bimbingan ... 229
Lampiran 8 Jadwal Penelitian ... 232
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk sosial yang senantiasa memerlukan keberadaan
orang lain untuk menjalankan kehidupannya. Dalam menjalankan fungsinya
sebagai mahluk sosial, manusia dituntut memiliki berbagai keterampilan hidup,
salah satunya adalah keterampilan berkomunikasi. Komunikasi menjadi hal yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai aktivitas manusia dalam
menjalankan kehidupannya tidak akan terlepas dari kegiatan komunikasi. Manusia
berkomunikasi menggunakan bahasa sebagai alatnya. Menurut Bloom & Lakey
(dalam Sadjaah, 2008, hlm.7) mengungkapkan bahwa „bahasa merupakan suatu
kode dimana gagasan/ide tentang dunia lingkungan sekitar diwakili oleh
seperangkat simbol yang telah disepakati bersama guna mengadakan komunikasi‟.
Manusia dapat bersosialisasi dengan lingkungannya, melakukan interaksi, dan
melakukan berbagai kegiatan di masyarakat melalui bahasa sebagai alat
komunikasinya.
Menurut Sadjaah (2003, hlm.1), sistem komunikasi yang digunakan pada
umumnya yaitu komunikasi lisan dan tulisan, akan tetapi pada anak yang
mengalami hambatan pendengaran akan berbeda sistem komunikasi dengan anak
mendengar pada umumnya. Kondisi ketunarunguan mengakibatkan sebagian atau
keseluruhan fungsi pendengaran terganggu sehingga menyebabkan terhambatnya
komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
Pemerolehan bahasa pada anak tunarungu sangat erat kaitannya dengan
fungsi pendengaran dan pengalaman visualnya, oleh karena itu dalam
mengembangkan bahasa pada anak tunarungu tahapannya harus berawal dari
memperbanyak pengalaman visual anak tunarungu karena melalui pengalaman
visual anak tunarungu dapat menghubungkan lambang-lambang visual dengan
pengalaman yang sudah diterimanya. Setelah itu anak belajar pada tahapan
pembentukan bahasa reseptif visual melalui ujaran dan isyarat, dari ujaran yang
2
hingga mencapai kemampuan ekspresif menulis dimana lambang-lambang bahasa
yang dikuasai dalam bahasa reseptif dituangkan dalam bentuk tulisan.
Kemampuan menulis anak tunarungu dengan anak mendengar memiliki
perbedaan, karena proses pemerolehan bahasanya berbeda. Permasalahan utama
yang dimiliki oleh anak tunarungu adalah hambatan dalam berbahasa, seperti yang
diungkapkan oleh Meadows (dalam Bunawan, 2000, hlm.33) mengatakan bahwa „kemiskinan (deprivation) hakiki yang dialami seseorang yang tuli sejak lahir adalah bukan kemiskinan atau kehilangan akan rangsangan bunyi, melainkan kemiskinan dalam berbahasa‟. Hal yang dialami oleh anak tunarungu secara otomatis menjadikan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam melakukan
keterampilan bahasa khususnya secara tulisan.
Ling (dalam Sadjaah, 2003, hlm.1).mengungkapkan bahwa
Ketunarunguan memberikan dampak pada hambatan perkembangan bahasa. Hambatan tersebut menjadikan penerimaan bahasa yang tidak utuh, oleh karena itu anak tunarungu memiliki kekurangan dalam memahami struktur bahasa.
Dalam memahami suatu bahasa, ada seperangkat kaidah/aturan tertentu yang
harus dikuasai. Kaidah-kaidah dalam bahasa disebut tata bahasa, bagian dari tata
bahasa adalah sintaksis. Sebagaimana dikemukakan oleh Keraf (1984, hlm. 137) bahwa “sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar dan proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa”.
Hambatan pendengaran pada anak tunarungu menjadikan anak tunarungu
memperoleh bahasa mengandalkan penglihatannya (visual). Hal ini tentunya
membuat bahasa yang diperoleh anak tunarungu tidak sempurna sehingga
memberi dampak khusus pada anak tunarungu, seperti yang dikemukakan oleh
Meadow (dalam Sadjaah, 2003, hlm.65) yaitu „Dalam menggunakan bahasa
tulisan nampak bahasanya pendek-pendek, sederhana, dan menggunakan bahasa yang diingatnya saja, anak sulit menggunakan bentuk/struktur kalimat‟.
Berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, peneliti menemukan
masalah terhadap dua orang anak tunarungu (SG dan AT) kelas VII SMPLB di
SLB BC Permata Hati Sumedang mengalami kesulitan dalam menulis struktur
kalimat (Subjek-Predikat-Objek-Keterangan Tempat). Dari hasil pengamatan
3
kesulitan tunarungu, diantaranya : kalimat kurang terstruktur, alur kalimat kurang jelas, dan penempatan kata kurang tepat. Contohnya : “Ibu di kamar mencuci mandi”, maksudnya [ibu mencuci di kamar mandi] dan “Anto buku baca”,
maksudnya [Anto membaca buku]. Di samping itu, guru kadang-kadang
mengabaikan cara berkomunikasi yang berdasarkan kaidah yang berlaku dengan
menyampaikan kalimat yang kurang utuh. Contohnya yaitu : “bawa”, “baca”, dan “tulis”.
Keterbatasan anak tunarungu dalam memperoleh bunyi bahasa melalui
pendengarannya menjadikan anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam
mengolah informasi. Anak tunarungu memiliki kesulitan untuk melakukan
peniruan/ mengulang kata yang diperoleh menjadi bahasa. Sejumlah
kata-kata yang dimiliki oleh anak tunarungu tidak dengan mudahnya dapat disusun
menjadi struktur kalimat karena kesulitan anak menangkap suara-suara menjadi
bahasa tersebut. Hal itu menjadi sebuah kondisi dan akan sulit ditangani jika
penanganannya diberikan terlambat.
Penggunaan kalimat tidak terstruktur mengakibatkan maksud kalimat yang
ingin disampaikan oleh anak tunarungu sulit dipahami oleh orang lain, jika hal
tersebut terus dilakukan maka akan menghambat proses komunikasi anak
tunarungu dengan orang lain baik secara lisan maupun tulisan, yang lebih lanjut
akan berpengaruh pada terhambatnya karir dan masa depan anak tunarungu
di masyarakat.
Berdasarkan permasalahan yang nampak, maka upaya untuk membantu
anak tunarungu dalam mengatasi kesulitan menulis struktur kalimat memerlukan
kehadiran media pembelajaran. Kehadiran media pembelajaran sangat penting
dalam pembelajaran bahasa. Menurut Varkamp (dalam Sadjaah, 2003, hlm.17)
menegaskan bahwa „dalam mengajar anak tunarungu berbahasa, media (alat bantu
belajar) harus selalu menyertai kegiatan belajar itu, pemanfaatan alat bantu/media
dalam proses belajar bisa membantu anak dalam mempertahankan daya ingat atas
pengalaman yang dialaminya‟. Dengan demikian melalui media yang tepat dan
sesuai dapat efektif bagi anak tunarungu dalam memahami dan mengingat materi
4
Media pembelajaran yang diperlukan untuk dapat membantu anak
tunarungu menulis struktur kalimat sebaiknya media yang bersifat visual karena
anak tunarungu dominan memanfaatkan indera visual, selain itu media harus
menarik dan menyenangkan, serta membantu anak mengenal konsep dengan lebih
mudah melalui situasi yang biasa dilihat anak dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti bermaksud mencoba membantu kesulitan
anak tunarungu dalam menulis struktur kalimat dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis komputer melalui program Adobe Flash. Arsyad (2013,
hlm.54) menjelaskan bahwa:
Komputer memiliki keunggulan tersendiri sebagai sebuah media dibandingkan media yang lainnya, diantaranya yaitu: a) Komputer dapat mengakomodasi anak yang lamban menerima pelajaran, b) Komputer dapat merangsang anak untuk mengerjakan latihan dan simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna dan audio yang dapat menambah realisme, c) Komputer dapat berinteraksi secara perseorangan misalnya dengan bertanya dan menilai jawaban.
Media Adobe Flash terpilih untuk membantu mengatasi permasalahan anak
tunarungu karena selain media ini bersifat visual, Adobe Flash ini memiliki
kelebihan lainnya yaitu memberikan stimulus untuk belajar, menciptakan efek
animasi yang menarik, memudahkan dalam memahami materi pembelajaran,
serta dapat mengatasi keterbatasan waktu belajar sehingga anak dapat meneruskan
belajar di rumah.
Pembelajaran menulis struktur kalimat menggunakan media Adobe Flash
akan membantu anak untuk menulis struktur kalimat dengan lebih mudah dan
jelas melalui situasi yang ditampilkan melalui gambar seri (foto-foto) yang dekat
dengan kehidupan anak sehari-hari. Hal ini mengacu pada pernyataan Somad &
Hernawati (1995, hlm.146) yang menyatakan bahwa “kalimat yang lengkap yang
ada hubungannya dengan situasi yang terjadi mudah dimengerti anak yang
mengalami ketunarunguan daripada kata-kata yang tidak ada kaitannya dengan situasi”. Pembelajaran menulis struktur kalimat pada anak tunarungu diharapkan tidak hanya pemahaman akan konsep pembentukan struktur katanya saja, akan
tetapi juga dihubungkan melalui situasi yang kontekstual dengan anak sehingga
melalui pembayangan secara visual pembelajaran dapat efektif dan tepat untuk
5
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berasusmsi bahwa media Adobe
Flash dapat membantu anak tunarungu menulis struktur kalimat dan untuk
pembuktiannya peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media
Adobe Flash Terhadap Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada
Anak Tunarungu Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang”
Dengan penelitian ini, diharapkan adanya suatu alternatif media
pembelajaran yang dapat membantu anak tunarungu dalam menulis struktur
kalimat (SPOK) sehingga komunikasi anak tunarungu dengan orang lain dapat
lebih dipahami dengan struktur kalimat yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
“Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap
Kemampuan Menulis Struktur Kalimat (SPOK) Pada Anak Tunarungu
Kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati Sumedang?”.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
pengaruh penggunaan media Adobe Flash terhadap kemampuan menulis struktur
kalimat (SPOK) pada anak tunarungu kelas VII SMPLB di SLB BC Permata Hati
Sumedang.
Tujuan khusus penelitian ini adalah memberikan intervensi terhadap
kemampuan menulis struktur kalimat (SPOK) kepada anak tunarungu kelas VII
SMPB di SLB BC Permata Hati Sumedang dengan menggunakan media Adobe
Flash. Adapun materi menulis struktur kalimat meliputi : struktur kalimat
Subjek-Predikat (SP) sebanyak lima kalimat, Subjek-Subjek-Predikat-Objek (SPO) sebanyak
lima kalimat, Subjek-Predikat-Keterangan Tempat (SPK) sebanyak lima kalimat,
6
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah :
1. Secara teoritis dapat menambah khazanah keilmuan mengenai pengembangan
media Adobe Flash dalam pembelajaran menulis struktur kalimat (SPOK) pada
anak tunarungu.
2. Secara praktis bagi anak tunarungu akan mendapatkan kemudahan dalam
berlatih menulis struktur kalimat (SPOK) yang tentunya akan membawa
dampak positif terhadap peningkatan kemampuan menulis struktur kalimat
(SPOK). Sedangkan bagi sekolah dan guru dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan rekomendasi dalam menentukan alternatif media
pembelajaran yang menarik untuk melatih kemampuan menulis struktur
kalimat (SPOK) pada anak tunarungu.
E. Struktur Organisasi Penulisan
Struktur organisasi dalam penelitian ini terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
D.Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Penulisan
BAB II PENGGUNAAN MEDIA ADOBE FLASH TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KALIMAT (SPOK)
PADA ANAK TUNARUNGU
A.Deskripsi Teori
1. Konsep Dasar Media Adobe Flash
2. Konsep Dasar Menulis Struktur Kalimat
3. Penggunaan Media Adobe Flash Terhadap Kemampuan
Menulis Struktur Kalimat (SPOK)
4. Konsep Dasar Anak Tunarungu
B. Penelitian yang relevan
7
BAB III METODE PENELITIAN
A.Variabel Penelitian
B.Metode Penelitian
C.Prosedur Penelitian
D.Lokasi dan Subjek Penelitian
E. Instrumen Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
G.Uji Coba Instrumen
H.Teknik Pengolahan dan Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
1. Subjek 1
a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP)
b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek
(SPO)
c. Aspek Menulis Struktur Kalimat
Subjek-Predikat-Keterangan (SPK)
d. Aspek Menulis Struktur Kalimat
Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)
2. Subjek 2
a. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat (SP)
b. Aspek Menulis Struktur Kalimat Subjek-Predikat-Objek
(SPO)
c. Aspek Menulis Struktur Kalimat
Subjek-Predikat-Keterangan(SPK)
d. Aspek Menulis Struktur Kalimat
Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (SPOK)
B.Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Kesimpulan