• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP POLA GERAK DOMINAN PADA PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Saketi 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP POLA GERAK DOMINAN PADA PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Saketi 1."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP POLA GERAK DOMINAN PADA PEMBELAJARAN SENAM

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Saketi 1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Retna Yulistiana

1100829

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

TERHADAP POLA GERAK DOMINAN PADA

PEMBELAJARAN SENAM

(STUDI PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SDN

SAKETI 1)

Oleh Retna Yulistiana

1100829

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Retna Yulistiana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN TERHADAP POLA GERAK DOMINAN PADA PEMBELAJARAN SENAM

(Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Saketi 1)

RETNA YULISTIANA 1100829

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing 1

Drs. M. Ruhiat NIP.195602111985031001

Pembimbing 2

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP. 195906281989012001

Mengetahui Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Retna Yulistiana, 1100829. Implementasi Alat Bantu Pembelajaran Terhadap Pola Gerak Dominan Pada Pembelajaran Senam (Studi Penelitian Tindakan Kelas di SDN Saketi 1), di bawah Bimbingan Drs. M. Ruhiat dan Dra. Lilis Komariyah, M. Pd.

Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya tingkat keterampilan siswa melakukan gerakan guling depan dalam pembelajaran senam lantai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas khususnya keterampilan siswa dalam melakukan gerakan guling depan. Penelitian ini terdiri atas tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan terhadap 40 orang siswa-siswi kelas IV-B SDN Saketi 1 Kabupaten Pandeglang, yang terdiri dari 19 orang laki-laki, dan 21 orang siswi perempuan. Proses penelitian dibagi kedalam dua siklus, dan tiap siklus terdiri dari atas dua tindakan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen observasi, catatan lapangan, dan tes keterampilan guling depan. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik presentase dan rata-rata. Hasil analisis data menunjukan bahwa penerapan alat bantu dapat meningkatkan keterampilan guling depan. Dari data yang dihasilkan menunjukan adanya peningkatan keterampilan guling depan siswa dengan rata-rata pada pra siklus sebesar 44%, siklus I tindakan 1 sebesar 55%, siklus I tindakan 2 sebesar 65%, siklus II tindakan 1 sebesar 69%, dan siklus II tindakan 2 sebesar 78%.

(5)

Retna Yulistiana, 1100829. The Implementation of Teaching Aids Towards a Rotating Dominant Motion Pattern On Gymnastics Research (The Study Toward the 4th grade students of Elementary School SDN Saketi 1 ), The adeviser Drs. M. Ruhiat dan Dra. Lilis Komariyah, M. Pd.

The problem in this study was the minimum level of Students’ skill in the

motion roll forward in learning gymnastics floor the method used in this research is classroom action research, it is amied to improve the learning process in the classroom. In particular, the skill of student in motion of rollimg movement. This study consisted of stage action planning, action, and reflection observation. The research carried out on 40 student of class IV-B SDN Saketi 1 Pandeglang), which consisted of 19 men and 21 women. The research process is divided into two cycles, with each cycle consisting of two actions. The data were collected using observation instruments, field notes, and front bolsters skills tests. All of the data were analyzed using the techniques percentage and average. The data analysis showed that the application of the tools can be indicated an increase the skill of roll forward. Students with an average in the pre-cycle by 44% the first cycle of first action is 55% the first cycle of second action is 65% the second cycleof first action is 69% and the second cycle of secont action is 78%.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK/ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Penelitian ... 5

G. Definisi Operasional ... 6

H. Metode Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 8

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 8

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 8

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 9

B. Hakikat Media Bantu ... 11

1. Pengertian Media Bantu / Alat BnatuPembelajaran ... 12

2. Jenis dan Fungsi Media Pembelajaran ... ... 12

C. Hakikat Pembelajaran Senam ... ... 14

1. Hakikat Pengertian Senam ... ... 14

(7)

D. Pola Gerak Dominan ... 18

1. Pengertian Pola Gerak Dominan ... ... 18

2. Macam-macam Pola Gerak Dominan ... . 18

3. Jenis Putaran Pada Pola Gerak Dominan ... 20

E. Guling Depan (Forward Roll) ... ... 20

F. Implementasi Alat Bantu Pada Pembelajaran Senam ... ... 25

G. Karakteristik Siswa Kelas IV ... ... 26

H. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ... ... 28

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 28

2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 29

(8)

3. Paparan Siklus II tindakan 1 ... ... 59

4. Paparan Siklus II tindakan 2 ... ... 64

C. Persentase Hasil Penelitian ... 68

D. Pembahasan ... ... 69

E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... ... 70

F. Diskusi Temuan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan perilaku siswa seperti

aspek kognitif, afektif dan khususnya aspek psikomotor. Mengenai hal ini Mahendra (2012, hlm. 21), menjelaskan bahwa “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan”. Oleh karena itu, program pendidikan jasmani haruslah menjadi suatu program yang memberikan

perhatian yang cukup dan seimbang kepada tiga aspek tersebut.

Pendidikan jasmani secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan sosial,

keterampilan berpikir kritis, penalaran stabilitas rasional, dan lain sebagainya.

Pada hakekatnya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

kegiatan pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani untuk mencapai

tujuan pendidikan bukan prestasi dalam cabang olahraga, akan tetapi tidak

menutup kemungkinan adanya prestasi bagi siswa yang memiliki bakat dan

kemampuan dalam cabang olahraga tertentu.

Tercapainya suatu hasil belajar atau tujuan pembelajaran tergantung pada

proses pembelajaran yang dialami oleh siswa, karena belajar merupakan

kegiatan yang sangat mendasar dan berproses tersusun secara sistematis.

Media pembelajaran sangat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

Mengenai hal ini R. Rahardjo (dalam Juliantine, dkk., 2012, hlm. 97), menyatakan bahwa „media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyaluran ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan‟. Lebih lanjut dinyatakan bahwa materi yang ingin dicapai adalah terjadinya proses

belajar. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa tujuan media pada dasarnya

(10)

2

Berdasarkan tujuan itu maka kedudukan media dalam proses

belajar-mengajar itu menjadi penting sama penting dengan guru itu sendiri. Media

pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan

belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi

antara guru dan siswa berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna

(Latuheru dalam web:

http://www.mediapembelajaran-menurut-para-ahli.com).

Sesuai dengan pendapat di atas, dalam pembelajaran pola gerak dominan

(guling depan) dibutuhkan media untuk membantu guru dan siswa dalam

proses pembelajaran. Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani dan

olahraga di sekolah dasar, senam merupakan salah satu materi ajar yang harus

diberikan kepada siswa. Salah satu jenis senam yang dipelajari di sekolah

yaitu senam lantai. Pembelajaran senam di sekolah dasar bertujuan

memperkaya pengalaman gerak sebanyak-banyaknya serta meningkatkan

kesegaran jasmani para peserta didik. Salah satu komponen yang diajarkan

adalah guling depan. Pengertian guling depan menurut Mahendra (2001, hlm.

257) adalah :

Gerak berguling yang halus dengan menggunakan tubuh yang berbeda untuk kontak dengan lantai, dimulai dari kedua kaki, kedua tangan, ke tengkuk, lalu ke bahu, ke punggung, pinggang, dan pantat, sebelum akhirnya ke kaki kembali.

Berdasarkan uraian di atas mengenai pola gerak dominan (guling depan),

diharapkan siswa dapat melakukan gerakan pola gerak dominan (guling

depan) dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Pendidikan

jasmani dan olahraga selain mengutamakan penguasaan keterampilan dan

kemampuan jasmani, juga berperan terhadap pengembangan sifat-sifat

kejujuran, keberanian, jiwa sportivitas, disiplin, kerjasama, kompetitif dan

percaya diri. Pada pembelajaran pola gerak dominan khususnya senam lantai

guling depan, yang harus dimiliki setiap siswa adalah keberanian dan percaya

diri. Karena dengan keberanian dan percaya diri setiap gerakan yang

(11)

3

Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa di SDN Saketi 1

pada saat melakukan pembelajaran pola gerak dominan (guling depan)

banyak siswa yang merasa takut atau tidak berani untuk melakukan gerakan,

kurang percaya diri, menganggap gerakannya itu sulit, dan dapat

mengakibatkan cedera seperti cedera pada leher. Sehingga pada saat proses

pembelajaran siswa sering diam dari pada melakukan pembelajaran pola

gerak dominan (guling depan) yang diintruksikan oleh guru. Gerakan pada

pola gerak dominan (guling depan) yang dihasilkan banyak kekurangan

antara lain posisi awal, pada saat mengguling tidak lurus (menyamping), dan

posisi akhiran. Gerakan dalam melakukan guling depan membutuhkan

keberanian dan kelentukan. Disamping itu olahraga ini sangat membosankan

bagi anak sekolah khusunya SD karena usia Sekolah Dasar sangat menyukai

pembelajaran yang mengandung permainan di banding pembelajaran yang

sebenarnya, menekankan pada teknik yang benar pada suatu gerakan.

Rendahnya kemampuan siswa menunjukan adanya kelemahan sekaligus

kesulitan belajar mengajar pola gerak dominan (guling depan), yang

kemungkinan hal itu disebabkan oleh metode mengajar yang diberikan oleh

guru yang cenderung masih monoton yang berakibat pada kurangnya

motivasi pada saat belajar, hanya tertuju pada gerakan senam saja tanpa

adanya variasi metode mengajar yang lainnya dan sarana prasarana yang

tidak lengkap mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran. Banyak

upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk tercapainya tujuan

pembelajaran, tentu perlu di implementasikan alat bantu pembelajaran yang

tepat. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan alat bantu spon,

penggunaan alat bantu ini dirasa mampu untuk dapat mengoptimalkan

gerakan pola gerak dominan (guling depan) pada pembelajaran senam.

Berdasarkan semua uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terhadap siswa

kelas IV-B di SDN Saketi 1. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas

(12)

4

mendorong guru agar mampu meningkatkan kinerjanya secara reflektif. Pada

penelitian tindakan kelas ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul Implementasi Alat Bantu Pembelajaran Terhadap Pola Gerak Dominan

Pada Pembelajaran Senam di SDN Saketi 1.

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat

diidentifikasi masalah yang ada sesuai dengan masalah yang penulis lihat,

secara umum masih kurangnya tingkat keterampilan siswa melakukan

gerakan guling depan. Maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang

ditemui dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Siswa merasa takut atau tidak berani, kurang percaya diri dan cenderung

bosan dengan proses pembelajaran yang kurang bervariasi (monoton).

2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pola gerak dominan berputar

(guling depan) yang sebenarnya sehingga tujuan pembelajaran belum

tercapai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah implementasi alat bantu

pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan pola gerak dominan (guling

depan) siswa kelas IV-B SDN Saketi 1?

D. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin

dicapai oleh peneliti, dan berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah

diuraikan di atas, maka penulis menetapkan tujuan penelitian ini adalah ingin

mengetahui apakah implementasi alat bantu pembelajaran dapat

meningkatkan keterampilan pola gerak dominan (guling depan) siswa kelas

(13)

5

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mempunyai manfaat, baik bagi penulis

maupun pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan. Selain itu juga diharapkan dapat

memperluas wawasan pengetahuan mengenai implementasi alat bantu

pembelajaran terhadap pola gerak dominan.

2. Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

berbagai pihak, yaitu:

a. Bagi Guru, dengan dilaksanakanya penelitian tindakan kelas ini,

diharapkan guru dapat mengetahui penerapan pengajaran yang cocok

digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil

pembelajaran di kelas, sehingga permasalahan-permasalahan yang

dihadapi baik oleh siswa maupun guru dapat diminimalisir.

b. Bagi siswa, mengetahui dan dapat meningkatkan keterampilan gerak pola

gerak dominan (guling depan).

c. Bagi Sekolah, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk

memperbaiki pembelajaran.

F. Batasan Masalah

Untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, maka batasan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Permasalahan dalam penelitian ini berkenaan dengan keberhasilan

pembelajaran, khususnya pembelajaran keterampilan gerak pola gerak

dominan (guling depan).

2. Penelitian ini terfokus pada keterampilan guling depan.

3. Sasaran penelitian siswa kelas IV-B SDN Saketi 1 dengan jumlah siswa

(14)

6

4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah

dengan cara Observasi, Catatan Lapangan, Tes, dan Foto.

G. Definisi Operasioanal

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, penulis mencoba

menjelaskan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini

dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan, sehingga permaslahan akan

lebih terarah. Penjelasan istilah-istilah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalaui aktivitas jasmani,

permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

(Mahendra (2012, hlm. 21)).

2. Media

Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyaluran

ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan.

(R. Rahardjo (dalam Juliantine, 2012, hlm. 97)).

3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi

komunikasi edukasi antara guru dan siswa berlangsung secara tepat guna

dan berdaya guna.

(Latuheru dalam web:

http://www.mediapembelajaran-menurut-para-ahli.com).

4. Guling Depan

(15)

7

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research sebagai cara untuk

menjawab semua masalah yang ada dalam penelitian ini. Menurut Mills

(dalam Wardhani, dkk., 2008, hlm. 1.4), mendefinisikan penelitian tindakan

sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau

konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik

yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan presepsi

serta mengembangkan “reflective practice” yang berdampak positif dalam

berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Dengan berbekalan pengertian ini, kita dapat mengkaji pengertian penelitian

tindakan kelas (PTK) sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat. Ini berarti, guru mencoba mengingat kembali apa yang

dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut bagi siswa, dan

kemudian yang terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu proses pencarian pemecahan

terhadap masalah yang dihadapi. Pencarian pemecahan maasalah tersebut

dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu dan

mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan pencarian pada penelitian

bisa dibedakan berdasarkan metode pencarian atau sering disebut dengan

metode penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) pada tingkatan Sekolah Dasar.

Tindakan kelas ini merupakan suatu penelitian yang dilakukan di dalam

kelas, kelas disini dimaksudkan pada suatu tempat dan adanya interaksi antara

guru dan murid sehingga terjadinya proses belajar.

Menurut Kusumah dkk (2012, hlm. 9) penelitian tindakan kelas (PTK)

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara

(1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara

kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat

dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut.

Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa diharapkan akan

meningkat. Sebaliknya, jika kesalahan dalam proses pembelajaran dibiarkan

berlarut-larut, maka guru akan tetap mengajar dengan cara yang sama

sehingga hasil belajar siswa pun tetap sama, bahkan mungkin menurun.

Dengan demikian, ada hubungan timbal balik antara pembelajaran dan

(17)

33

B. Waktu dan Tempat Penelitian (Setting Penelitian)

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama empat minggu, yaitu pada tanggal

4 September sampai 25 September 2015.

2. Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan yang bertempat di SDN

Saketi 1 Kabupaten Pandegalang yang beralamat di Jalan Raya Labuan km

19 Saketi Pandeglang.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Untuk menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga

mendapatkan gambaran sesuai dengan apa yang diharapkan dalam

penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data pada

penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Sugiyono (2013, hlm

117) menjelaskan tentang populasi sebagai berikut populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV-B

SDN Saketi 1 kabupaten Pandeglang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini dapat menggunakan semua anggota populasi dan

dapat pula sebagian dari populasi yang disebut sampel. Seperti yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2013, hlm. 118), sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan

menurut Arikunto (2006, hlm. 131) menyatakan bahwa “Sampel adalah

(18)

34

Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi

yaitu siswa kelas IV-B SDN Saketi 1 Pandeglang yang berjumlah 40 orang

yang terdiri dari (19 ) siswa laki-laki (21 ) siswa perempuan.

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, hlm 60), variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Menurut Sugiyono (2013, hlm 61), variabel penelitian dibagi

menjadi dua macam yaitu: variabel bebas (independen) dan variabel terikat

(dependen).

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Variabel bebas dalam penelitian tindakan kelas ini adalah alat

bantu spon.

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian tindakan kelas ini kemampuan pola gerak dominan berputar

(guling depan).

E. Prosedur Penelitian

Arikunto (2006, hlm. 91) “penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di

dalam sebuah kelas”. Pengertian sebelumnya sejalan dengan apa yang

diungkapkan oleh Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 11) bahwa:

(19)

35

atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Sedangkan menurut Ebbutt yang dikutip oleh Hopkins (dalam

Wiriaatmadja, 2014, hlm. 12) penelitian tindakan kelas adalah kajian

sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh

sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,

berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Penelitian kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir

dan bertindak dari guru. Berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan

sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk

pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyakinan adanya

alasan-alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya

kemana pengetahuan itu akan membawa peserta didik (Dewey dalam

Wiriaatmadja, 2014, hlm. 12). Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam

bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan dengan tujuan

meningkatkan suatu tujuan dengan memperbaiki prosesnya. Tindakan yang

dilaksanakan melalui proses analisis berbagai teori-teori yang telah

berkembang kemudian dipraktekkan dengan upaya memperbaiki

permasalahan di dalam proses pembelajaran, sehingga tindakan dalam

penelitian tindakan kelas dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan

kaidah-kaidah keilmuan.

Dalam penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus tindakan.

Pertama yang dilakukan guru adalah melakukan identifikasi permasalahan

kelas melalui observasi awal pada hasil belajar atau kemampuan siswa pada

materi pola gerak dominan berputar (guling depan). Observasi awal dilakukan

untuk mengetahui tindakan yang tepat oleh guru dalam menyelesaikan

masalah kemampuan siswa dalam materi pola gerak dominan berputar (guling

depan). Setelah rumusan masalah terkumpul dari hasil observasi dan refleksi

awal selanjutnya dilakukan siklus tindakan yang meliputi: (1) perencanaan

(planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation),

(20)

36

menganalisis proses tindakan pada siklus pertama dan memperbaiki tindakan

yang kurang tepat untuk diatur ulang pada fase perencanaan di siklus ke dua.

Adapun siklusnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Alur Penelitian Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin yang Ditafsirkan oleh Kemmis

Perencanaan

Pelaksanaan

Siklus I

Pengamatan

Pengamatan

Perencanaan Ulang

Gambar 3.1

Refleksi

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan

Refleksi

(21)

37

Pada penelitian ini penulis menggunakan dua siklus yang setiap siklusnya

terdiri dari dua tindakan. Tetapi apabila belum tercapai, penulis melanjutkan

ke siklus berikutnya. Dari setiap siklus terdapat tahapan-tahapan yaitu,

perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), dan refleksi

(reflection). Perencanaan untuk setiap siklus didasarkan atas temuan dari

siklus sebelumnya, dengan menunjukan apa saja kelemahan-kelemahan yang

terjadi pada siklus tersebut, kemudian penjelasan tentang bagaimana hal

tersebut akan diperbaiki. Adapun tahap-tahap penelitiannya sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan Tindakan (planning)

Perencanaan tindakan merupakan salah satu tahap terpenting dalam suatu

penelitian sebagai langkah awal sebelum memasuki tahap tindakan penelitian.

Dalam penelitian ini penulis sebagai guru pelajaran pendidikan jasmani di

tempat penelitian, yaitu di SDN Saketi 1. Sedangkan yang menjadi observer

adalah guru yang berada di sekolah.

Dalam pelaksanaannya perencanaan tindakan diawali dengan

mengajukan surat ijin melakukan penelitian. Penulis dan Observer

mengunjungi sekolah yang menjadi tempat penelitian, untuk melihat atau

mengamati kondisi sekolah, siswa, sarana dan prasarana. Kemudian penulis

dan observer mempersiapkan rencana program pembelajaran seperti apa yang

akan digunakan untuk tindakan penelitian selama proses pembelajaran.

Setelah itu penulis dan observer juga mempersiapkan suatu instrumen

penelitian untuk merekam selama tindakan berlangsung, sehingga

mempermudah penulis dalam melakukan sebuah pengamatan.

2. Tahap Pelaksanaan (action)

Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan

di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto, 2006, hlm.

99). Pada tahap ini peneliti menerapkan rancangan program pembelajaran

(22)

38

dan melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam rancangan yang telah

dibuat.

3. Tahap Observasi

Menurut Arikunto (2006, hlm. 99) observasi atau pengamatan merupakan

pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Pada tahap ini penulis melakukan

pengamatan sekaligus mencatat apa yang terjadi di lapang pada saat

pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengevaluasi hasil belajar sehingga

bisa menjadi bukti hasil tindakan yang selanjutnya bisa dijadikan suatu

refleksi. Sedangkan ditahap ini observer melaksanakan pengamatan secara

langsung pada saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan format

observasi penilaian gerakan pola gerak dominan berputar (guling depan)

siswa yang kemudian menjadi data penelitian.

4. Tahap Refleksi

Tahap keempat adalah refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan

kembali apa yang sudah terjadi (Arikunto, 2006, hlm. 99). Ditahap ini

dilaksanakan ketika guru telah melakukan tindakan penelitian. Untuk

selanjutnya guru beserta observer mendiskusikan penerapan rancangan

tindakan apa yang akan digunakan kemudian ditetapkan untuk digunakan ke

tahap selanjutnya dalam rangka memperbaiki dari tindakan sebelumnya.

F. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen penelitian merupakan salah satu rangkaian yang

sangat penting dalam sebuah penelitian, karena dengan instrumen penelitian

dapat mengumpulkan data yang esensial dipergunakan untuk memecahkan

masalah. Instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan informasi,

melakukan pengukuran, atau mengumpulkan data (Subroto, dkk, 2015, hlm.

(23)

39

terkontrol. Tidak ada pelanggaran dari ketentuan

Skor 3 : Baik, hal-hal yang pokok tertampilkan. Peragaan terlihat aman,

sekalipun terlihat kesalahan-kesalahan bentuk yang kecil.

Skor 2 : Tidak terkontrol. Bentuk dan teknik jelek banyak kesalahan

dari ketentuan yang tertulis.

Skor 1 : Tidak dapat dikenali karena pelaksanaan salah satu hilang.

Tidak aman.

Penilaian ini merujuk pada skala penilaian yang dikemukakan oleh

Schembri 1989 (dalam Mutaqin, 2007, hlm. 62) yaitu:

Tabel 3.2

(24)

40

Rating Scale

Score Characteristics

5 Performed with completed assurance and control. Exellent

technique and form. Fluid movement.

4 Very good. Minor errors of form and position. Ndeviation from

text. Good control.

3 Good Esential features demonstrated performance looked safe,

even though minor error of form were present.

2 Uncontrolled. Poor form and technique. Deviations from the

requirements of the written text.

1 Not recognisable due to poor execution or omissions. Unsafe.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas

unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang

muncul dalam suatu objek penelitian (Nawawi dkk, dalam

web://http.www.duniapelajar.com)

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah beberapa catatn yang diperoleh peneliti

mengenai hasil pengamatan pada saat penelitian untuk mendapatkan dat

yang sedetail mungkin, sehingga proses penelitian dapat berjalan secara

efektif dan efesien dalam setiap tindakan-tindakan pada saat proses belajar

(25)

41

(dalam

web://http.www.rijalhabibulloh.com/2015/03/contoh-penulisan-catatan-lapangan.html)

c. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegasi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok

(Arikunto, 2006, hlm. 150).

3. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis

a. Teknik Pengolahan data

1. Observasi

Pada data hasil observasi guru dilakukan dengan menjumlahkan

beberapa skor yang diperoleh dari hasil penilaian yang telah dilakukan

oleh beberapa observer. Sedangkan untuk data hasil observasi siswa

dilakukan dengan mendeskripsikan jumlah siswa dari tiap aspek yang

diamati.

2. Catatan lapangan

Pada data tersebut tidak dilakukan teknik penskoran tetapi akan

dinarasikan tentang semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat

proses pembelajaran pola gerak dominan (guling depan) berlangsung

yang telah dicatat peneliti dan observer.

3. Tes

Teknik pengolahan data yang digunakan pada tes adalah jumlah

siswa yang mendapat skor tertentu dibagi jumlah siswa, dikali 100%,

sehingga dihasilkan prosentase.

(26)

42

Mencari skor rata-rata ( ̅)

̅

Keterangan:

̅

∑ = jumlah

b. Analisis Data

Kriteria dan ukuran keberhasilan tujuan penelitian ditentukan

berdasarkan hasil evaluasi belajar secara individu. Untuk mengetahui skor

rata-rata dan tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti menggunakan:

Mencari skor rata-rata ( ̅)

̅

Keterangan:

̅

∑ = jumlah

(27)

43

(28)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data penelitian tindakan kelas

(PTK) yang dilakukan di kelas IV-B SDN Saketi 1 dilaksanakan dalam 2

siklus. Berdasarkan permasalahan yang timbul dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran senam lantai dengan penerapan alat bantu, keterampilan guling

depan siswa dapat meningkat. Peningkatan ini terlihat perubahan dalam tugas

gerak yang diberikan peneliti melalui alat bantu yaitu spon, memberikan hasil

yang baik. Dimana dapat dilihat dari peningkatan rata-rata skor, dari pra

siklus memperoleh skor rata-rata 44%, siklus I tindakan 1 memperoleh skor

rata-rata 55%, dan siklus I tindakan 2 memperoleh skor rata-rata 65%. Pada

siklus I sudah terjadi peningkatan, tetapi belum mencapai hingga 70%,

sehingga peneliti memutuskan untuk melanjutkan ke siklus II tindakan 1.

Siklus II tindakan 1 memperoleh skor rata-rata 69%, dan siklus II tindakan 2

memperoleh skor rata-rata 78%. Karena skor yang didapat siswa sudah

mengalami peningkatan, maka penelitian ini dianggap cukup dan untuk siklus

berikutnya tidak dilakukan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat penulis kemukakan

berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, diharapkan lebih bervariasi dan berinovasi dalam memberikan

materi pembelajaran agar siswa tidak merasa jenuh dan takut dalam

pembelajaran senam lantai (guling depan). Lebih menguasai kelas

memahami karakter siswanya.

2. Bagi pihak sekolah, diharapkan memberikan dukungan kepada guru

(29)

72

peralatan yang dibutuhkan siswa. Sehingga dengan adanya ketersediaan

fasilitas dan alat pendukung yang memadai, diharapkan bisa menunjang

terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah.

3. Bagi siswa, diharapkan lebih memiliki kesadaran untuk mau belajar dan

memotivasi diri untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran khususnya

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung:

FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia

Ahmadi, Abu. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarata: PT Asdi Mahasatya

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT

Rineka Cipta. Jakarta

http://www.mediapembelajaran-menurut-para-ahli.com diakses 27/06/15

Juliantine, Titje dkk. (2012). Belajar Pembelajaran Penjas. Bandung:

FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia

Kusumah, Wijaya dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks

Mahendra, Agus. (2012). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung:

FPOK-UPI-Bandung

... (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia

... (2001). Pembelajaran Senam Pendekatan Pola Gerak

Dominan untuk SLTP. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga

... (2001). Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar Sebuah

Pendekatan Pembinaan Pola Gerak Dominan. Jakarta: Direktorat Jendral

Olahraga

Mutaqin, Wildan (2007). “Implementasi pola gerak dominan terhadap

keterampilan guling depan dan guling belakang dalam proses belajar

mengajar senam”. Bandung: tidak diterbitkan.

Subroto, Toto dkk. (2015). Penulisan Penelitian Tindakan Kelas dalam

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung:

FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung

Suhendi, Hendi dkk. (2013). Pembelajaran Senam. Bandung: FPOK-Universitas

(31)

74

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani.

Bandung: CV. Bintang Warli Artika

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Syarifuddin, Arif dkk. (2013). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung:

FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia

Wardhani, IGAK dkk. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas

Terbuka

web: http//www.yunimanindar.blogspot.com diakses 15/07/15

web://http.www.duniapelajar.com. Diakses 22/08/15

web://http.www.rijalhabibulloh.com/2015/03/contoh-penulisan-catatan-lapangan.html. Diakses 22/08/2015

web:http://id.wikipedia.org/wiki/Senam. diakses 24/052015

web:http://www.google.co.id/search?q=tekhnik+guling+depan&client. diakses

19/08/2015

Wiriaatmadja, Rochiati. (2014). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

Gambar

Gambar 3.1
Tabel 3.1 Lembar tes guling depan

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan sudut untuk Turbin Savonius 4 Tingkat Bersekat dengan Sudut Geser 45 o

Banyaknya Pegawai UNDIP Non Dosen Dirinci Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan & Jenis Kelamin Per Fakultas ……….. Dosen UNDIP Dirinci Menurut Gelar Kesarjanaan Dan Jenis Kelamin

Permasalahan yang dibahas adalah mengenai aturan hukum mengenai upaya paksa penggeledahan terhadap penyalahgunaan narkotika, pelaksanaan upaya paksa penggeledahan

ANALISIS PENGETAHUAN HIGIENE DAN SANITASI SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA NYATA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

[r]

Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami istilah, penulis memberi beberapa definisi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1) Analisis framing yang dimaksud adalah

Tujuan dari penelitian ini antara lain, (1) untuk mengetahui tanggapan responden terhadap harga sepatu pada toko The Little Things Boutique, (2) untuk mengetahui