• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi kompensasi dan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja karyawan (studi kasus di PT. Matra Engineering.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi kompensasi dan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja karyawan (studi kasus di PT. Matra Engineering."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI DAN PERSEPSI MOTIVASI KERJA DENGAN PERSEPSI KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Matra Engineering & Construction Wieke Indah Amelia

NIM : 122114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan persepsi kompensasi dengan persepsi kinerja karyawan PT. Matra Engineering &

Construction, (2) Hubungan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja

karyawan PT. Matra Engineering & Construction.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Uji Korelasi Rank - Spearman.

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank - Spearman dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan persepsi kompensasi dengan persepsi kinerja karyawan positif dan sangat kuat, (2) Terdapat hubungan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja karyawan positif dan kuat

(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMPENSATION PERCEPTION AND WORK MOTIVATION PERCEPTION WITH THE PERFORMANCE OF

EMPLOYEES PERCEPTION

Case Study on PT. Matra Engineering & Construction Wieke Indah Amelia

NIM : 122114099 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of this research is to determine: (1) The relationship between compensation perception with the performance of employees perception at PT. Matra

Engineering & Construction, (2) The relationship between work motivation

perception with the performance of employees perception at PT. Matra Engineering

& Construction.

This research is a case study. The sampling technique is purposive sampling. The sample was 50 respondents. To get the data this research was using interviews and questionnaire. The data were analyzed using Rank – Spearman correlation test.

Based on the results, it can be concluded that (1) There is a relationship between compensation perception with the performance of employees perception which is positive and very strong, (2) There is a relationship between work motivation perception with the performance of employees perception which is positive and strong.

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI DAN PERSEPSI MOTIVASI KERJA DENGAN PERSEPSI KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus di PT. Matra Engineering & Construction)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Wieke Indah Amelia

NIM : 122114099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI DAN PERSEPSI MOTIVASI KERJA DENGAN PERSEPSI KINERJA KARYAWAN

(Studi Kasus di PT. Matra Engineering & Construction)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Wieke Indah Amelia

NIM : 122114099

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)

ii

(6)

iii

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu

akan menerimanya”

(Matius 21:22)

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhanku Yesus Kristus

Mamahku Wiwiek Haryani dan Papahku Chamim Sudarman

Keempat kakak ku dan kedua belas ponakan ku

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Kompensasi ... 7

1. Pengertian Kompensasi ... 7

2. Tujuan Kompensasi ... 9

3. Jenis-jenis Kompensasi ... 12

4. Sistem Kompensasi ... 12

B. Motivasi Kerja ... 13

1. Pengertian Motivasi Kerja... 13

2. Teori Motivasi ... 14

3. Jenis-jenis Motivasi ... 18

C. Kinerja Karyawan ... 20

1. Pengertian Kinerja Karyawan ... 20

2. Penilaian Kinerja ... 20

3. Manfaat Penliaian Kinerja... 21

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 22

D. Persepsi ... 23

(13)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 26

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional Variabel ... 27

E. Populasi dan Sampel ... 29

F. Teknik Pengambilan Sampel... 30

G. Data Penelitian ... 31

H. Teknik Pengumpulan Data ... 31

I. Pengukuran Variabel ... 32

J. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 38

A. Profil Perusahaan... 38

B. Visi dan Misi ... 40

C. Struktur Organisasi ... 41

D. Tugas dan Wewenang ... 42

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Analisis Deskriptif ... 50

1. Deskripsi Data Responden ... 50

2. Deskripsi Hasil Kuesioner... 54

B. Pengujian Instrumen... 56

1. Uji Validitas ... 56

2. Uji Reliabilitas ... 58

C. Analisis Uji Kolerasi Rank Spearman ... 59

1. Analisis Hubungan Persepsi Kompensasi dengan Persepsi Kinerja Karyawan ... 59

2. Analisis Hubungan Persepsi Motivasi Kerja dengan Persepsi Kinerja Karyawan ... 60

D. Pembahasan ... 61

1. Analisis Hubungan Persepsi Kompensasi dengan Persepsi Kinerja Karyawan ... 61

2. Analisis Hubungan Persepsi Motivasi Kerja dengan Persepsi Kinerja Karyawan ... 62

BAB VI PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 65

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel ... 31

Tabel 3.2 Skala Likert ... 33

Tabel 3.3 Batasan Skor Reliabilitasn Cronbach’s Alpha ... 35

Tabel 3.4 Interval Nilai Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 37

Tabel 5.5 Data Responden Berdasarkan Usia ... 51

Tabel 5.6 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Tabel 5.7 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 52

Tabel 5.8 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 53

Tabel 5.9 Data Responden Berdasarkan Status Karyawan ... 54

Tabel 5.10 Rekapitulasi Hasil Kuesioner ... 54

Tabel 5.11 Hasil Analisis Uji Validitas ... 57

Tabel 5.12 Hasil Analisis Uji Reliabilitas ... 58

Tabel 5.13 Hasil Analisis Uji Rank Spearman Hubungan Persepsi Kompensasi dengan Persepsi Kinerja Karyawan ... 59

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

(16)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 71

Lampiran 2 Surat Penelitian ... 81

Lampiran 3 Data Responden ... 83

Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden ... 85

Lampiran 5 Tabel Uji Validitas... 91

Lampiran 6 Tabel r Product Moment ... 94

Lampiran 7 Tabel Uji Reliabilitas ... 95

(17)

xiv

ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI KOMPENSASI DAN PERSEPSI MOTIVASI KERJA DENGAN PERSEPSI KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus di PT. Matra Engineering & Construction Wieke Indah Amelia

NIM : 122114099 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan persepsi kompensasi dengan persepsi kinerja karyawan PT. Matra Engineering &

Construction, (2) Hubungan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja

karyawan PT. Matra Engineering & Construction.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan berjumlah 50 responden. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan Uji Korelasi Rank - Spearman.

Berdasarkan hasil uji korelasi Rank - Spearman dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat hubungan persepsi kompensasi dengan persepsi kinerja karyawan positif dan sangat kuat, (2) Terdapat hubungan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja karyawan positif dan kuat

(18)

xv

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN COMPENSATION PERCEPTION AND WORK MOTIVATION PERCEPTION WITH THE PERFORMANCE OF

EMPLOYEES PERCEPTION

Case Study on PT. Matra Engineering & Construction Wieke Indah Amelia compensation perception with the performance of employees perception at PT. Matra

Engineering & Construction, (2) The relationship between work motivation

perception with the performance of employees perception at PT. Matra Engineering

& Construction.

This research is a case study. The sampling technique is purposive sampling. The sample was 50 respondents. To get the data this research was using interviews and questionnaire. The data were analyzed using Rank – Spearman correlation test.

Based on the results, it can be concluded that (1) There is a relationship between compensation perception with the performance of employees perception which is positive and very strong, (2) There is a relationship between work motivation perception with the performance of employees perception which is positive and strong.

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis sekarang dituntut untuk menciptakan kinerja karyawan yang

tinggi dalam pengembangan perusahaan. Aktivitas bisnis perusahaan lain yang

sama akan menimbulkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Perusahaan

membutuhkan berbagai sumber daya seperti bahan baku, mesin, modal, dan

sumber daya manusia untuk menjalankan usahanya (Muljani, 2002). Kemampuan

sumber daya merupakan kunci utama untuk mampu menghadapi persaingan

dalam dunia bisnis seperti sekarang, kemampuan ini sering disebut keunggulan

kompetitif.

Keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah kemampuan yang

diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki

kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar

yang sama (Porter, 1993). Keunggulan kompetitif perusahaan dapat diperoleh dari

penanganan yang baik atas berbagai sumber daya yang digunakan. Salah satu

sumber daya yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam menciptakan suatu

keunggulan kompetitif adalah aset sumber daya manusia.

Kinerja karyawan yang tinggi mengandung arti bahwa terjadi peningkatan

efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian

tugas yang dibebankan karyawan dalam suatu perusahaan. Perusahaan perlu

mengidentifikasi dan menyediakan umpan balik yang membantu organisasi dalam

(20)

perusahaan. Semakin tinggi respon umpan balik yang dilakukan perusahaan

kepada karyawan, semakin baik pula kinerja perusahaan tersebut (Murty dan

Hudiwinarsih, 2012).

Pemberian kompensasi dapat meningkatkan prestasi kerja dan motivasi

karyawan. Oleh karena itu, perhatian organisasi atau perusahaan terhadap

pengaturan secara rasional dan adil sangat diperlukan. Bila karyawan

memandang pemberian kompensasi tidak memadai, prestasi kerja/kinerja,

motivasi maupun kepuasan kerja mereka cenderung akan menurun (Samsudin,

2006).

Motivasi dapat diartikan sebagai kondisi atau tindakan yang mendorong

seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan atau kegiatan semaksimal

mungkin. Seorang yang memiliki motivasi rendah cenderung untuk

menampilkan rasa tidak nyaman dan tidak senang terhadap pekerjaan sehingga

semakin besar motivasi yang dimiliki oleh individu sebagai karyawan dapat

meningkatkan kinerja karyawan itu sendiri.

Jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati oleh

masyarakat di berbagai tingkatan. Muncul dari makin besarnya jumlah

perusahaan yang bergerak dibidang usaha jasa konstruksi. Perkembangan jasa

kontruksi yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan.

Peningkatan jumlah perusahaan ini ternyata belum diikuti dengan peningkatan

kualifikasi dan kinerja karyawan.

Pada kenyataannya bahwa mutu produk ketepatan, waktu pelaksanaan,

(21)

pelaksanaan jasa konstruksi belum sesuai yang diharapkan. Akibat dari itu tidak

sedikit perusahaan dibidang jasa kontruksi ini yang mengalami kebangkrutan

dan tutup. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan

dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan kinerja perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hubungan persepsi kompensasi dengan persepsi kinerja

karyawan PT. Matra Engineering & Construction?

2. Bagaimana hubungan perepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja

karyawan PT. Matra Engineering & Construction?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan persepsi kompensasi dengan persepsi kinerja

karyawan PT. Matra Engineering & Construction.

2. Untuk mengetahui hubungan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja

(22)

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan tersebut, maka hasil dari penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat bagi PT. Matra Engineering & Construction

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan untuk

mengetahui sejauh mana dari pelaksanaan program kompensasi dan motivasi

kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Matra Engineering &

Construction.

2. Manfaat bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi ataupun

sebagai data pembanding sesuai dengan bidang yang akan diteliti,

memberikan sumbangan pemikiran, menambah wawasan pengetahuan

mengenai hubungan persepsi kompensasi dan persepsi motivasi kerja dengan

persepsi kinerja karyawan.

3. Manfaat bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan peneliti dapat mengetahui masalah yang

sedang dihadapi perusahaan, serta mengetahui sejauh mana hubungan

persepsi kompensasi dan persepsi motivasi kerja dengan persepsi kinerja

(23)

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini merupakan gambaran keseluruhan dalam

penulisan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini menguraikan landasan teoritis yang menjelaskan teori-teori

yang berhubungan dengan penelitian. Teori yang diuraikan adalah

teori mengenai kompensasi, motivasi kerja, kinerja karyawan,

persepsi, dan desain penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek

penelitian, tempat dan waktu penelitian, definisi operasional variabel,

populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, data penelitian,

teknik pengumpulan data, pengukuran variabel dan teknik analisis

(24)

Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini peneliti menguraikan tentang profil perusahaan, visi dan

misi, struktur organisasi, tugas dan wewenang PT. Matra

Engineering & Construction.

BAB V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini akan menguraikan tentang deskripsi data, analisis data dan

pembahasan mengenai penelitian.

Bab VI : Penutup

Bab ini akan menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran-saran yang berguna bagi PT. Matra

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompensasi

1. Pengertian Kompensasi

Manusia bekerja pada dasarnya untuk memperoleh uang dalam

memenuhi kebutuhan hidup. Jika seseorang karyawan dapat menghargai

kerja keras dan semakin menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan maka

perusahaan wajib memberi penghargaan terhadap prestasi kerja dengan

memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan

prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kinerja para karyawan melalui

kompensasi (Mathis dan Jackson, 2000). Selain itu dalam buku Kadarisman

(2012: 1) terdapat beberapa pengertian kompensasi dari beberapa tokoh yaitu:

a. Menurut Werther and Davis (1982), kompensasi adalah apa yang

seorang karyawan atau pegawai atau pekerja terima sebagai balasan dari

pekerjaan yang di berikan. Baik upah per jam ataupun gaji periodik

didesain dan dikelola oleh bagian sumber daya manusia.

b. Menurut Ivancevich (1995), kompensasi adalah fungsi Human Resource

management (HRM) yang berhubungan dengan setiap jenis reward yang

diterima individu sebagai balasan atas pelaksanaan tugas-tugas

organisasi. Pegawai menukarkan tenaganya untuk mendapatkan reward

(26)

c. Menurut Simamora (1997: 539-540), kompensasi (compensation)

meliputi kembalian-kembalian finansial dan jasa-jasa terwujud dan

tunjangan-tunjangan yang diterima karyawan sebagai bagian dari

hubungan kepegawaian. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh

para karyawan sebagai kontribusi mereka kepada organisasi.

d. Menurut Rivai (2005: 357), pemberian kompensasi merupakan salah satu

pelaksanaan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang

berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual

sebagai pertukaran dalam melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi

menjadi alasan utama mengapa kebanyakan orang mencari pekerjaan.

Menurut Sofyandi (2008), kompensasi adalah suatu bentuk biaya yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan

memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya. Biaya

tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar para pekerja

dan pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan. Biaya tenaga kerja adalah

untuk pembayaran yang dinamakan “upah”. Sedangkan gaji adalah untuk

pembayaran tenaga kerja atau karyawan yang didasarkan pada rentang waktu

seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya. Upah dibebankan melalui

rekening biaya tenaga kerja langsung, sedangkan gaji dibebankan melalui

rekening biaya overhead.

Menurut Hasen dan Mowen (2009: 56) biaya porduksi adalah biaya yang

berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi dapat

(27)

biaya overhead. Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara

langsung pada barang atau jasa yang diproduksi. Tenaga kerja langsung adalah

tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang

sedang diproduksi. Sedangkan biaya overhead adalah semua biaya produksi

selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya lembur tenaga kerja

langsung biasanya juga dibebankan pada overhead.

2. Tujuan Kompensasi

Samsudin dalam Kadarisman (2006: 188) mengemukakan tujuan

kompensasi adalah:

a. Pemenuhan kebutuhan ekonomi

Karyawan menerima kompensasi berupa upah, gaji atau bentuk lainnya

adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari atau dengan

kata lain, kebutuhan ekonominya. Dengan adanya kepastian menerima

upah atau gaji tersebut secara periodik, berarti adanya jaminan

economic security” bagi dirinya dan keluarga yang menjadi tanggung

jawabnya.

b. Meningkatkan produktivitas kerja

Pemberian kompensasi yang makin baik akan mendorong karyawan

(28)

c. Memajukan organisasi atau perusahaan

Semakin berani suatu organisasi memberikan kompensasi yang tinggi,

semakin menunjukkan betapa makin suksesnya organisasi, sebab pemberian

kompensasi yang tinggi hanya mungkin, apabila pendapatan

organisasi/perusahaan yang digunakan untuk itu makin besar.

d. Menciptakan keseimbangan dan keahlian

Ini berarti bahwa pemberian kompensasi berhubungan dengan persyaratan

yang harus dipenuhi oleh karyawan pada jabatan sehingga tercipta

keseimbangan antara input (syarat-syarat) dan output.

Menurut Hasibuan (2005: 122), tujuan kompensasi (balas jasa) antara

lain adalah:

a. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

pengusaha/majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar

kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan Kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja

(29)

c. Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi

bawahannya.

e. Stabilitas karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensi yang kompetatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena

turn-over relatif kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan

semakin baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan

yang berlaku.

g. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

h. Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang

berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat

(30)

3. Jenis-jenis Kompensasi

Menurut Dessler (1997), kompensasi mempunyai tiga komponen sebagai

berikut:

a. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk

gaji, insentif, atau bonus/komisi.

b. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan dan

asuransi.

c. Ganjaran nonfinansial (non financial reward) seperti jam kerja yang luwes

dan kantor yang bergengsi.

4. Sistem Kompensasi

Menurut Hasibuan (2009: 124), sistem pembayaran kompensasi yang

umum diterapkan diantaranya: sistem waktu, sistem hasil (output) dan sistem

borongan. Untuk lebih jelasnya sistem kompensasi diuraikan sebagai berikut:

a. Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu

seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Sistem waktu ini diterapkan jika

prestasi kerja sulit diukur perunitnya, dan bagi karyawan tetap

kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara periodik setiap bulannya.

Kebaikan sistem waktu ialah administrasi pengupahan mudah dan besarnya

kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem waktu ialah yang

(31)

b. Sistem hasil (output)

Besarnya kompensasi ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja,

seperti per potong, meter, liter dan kilogram. Dalam sistem hasil (output),

besarnya kompensasi yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya

hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya.

Kebaikan sistem ini memberikan kesempatan kepada karyawan yang

bekerja bersungguh-sungguh serta berpartisipasi baik akan memperoleh

balas jasa yang lebih besar. Kelemahan sistem hasil ini ialah kualitas barang

yang dihasilkan kurang baik dan karyawan yang kurang mampu balas

jasanya kecil, sehingga kurang manusiawi.

c. Sistem Borongan

Suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas

volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Dalam sistem borongan ini

pekerja biasa mendapat balas jasa besar atau kecil tergantung atas

kecermatan kalkulasi mereka.

B. Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Motivasi adalah kekuatan yang ada dalam seseorang, yang mendorong

perilakunya untuk melakukan tindakan. Menurut Robbins (2007), motivasi

merupakan proses berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung

upaya individu kearah pencapaian sasaran. Pengertian motivasi juga datang

(32)

dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha keras atau lemah.

2. Teori Motivasi

Beberapa teori motivasi yang dikenal dan dapat diterapkan dalam

organisasi akan diuraikan sebagai berikut:

a. Teori Motivasi Kebutuhan dari Abraham Maslow

Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan

sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang

cenderung bersifat bawaan. Kebutuhan itu terdiri dari lima jenis dan

terbentuk dalam suatu hierarki dalam pemenuhan, dalam arti manusia

pada dasarnya pertama sekali akan berusaha memenuhi kebutuhan

tingkat pertama, kemudian kebutuhan tingkat kedua dan seterusnya, dan

pemenuhan semua kebutuhan inilah yang menimbulkan motivasi

seseorang. Suatu kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak menjadi unsur

pemotivasi lagi.

Adapun kebutuhan-kebutuhan itu adalah:

1) Kebutuhan fisik (physiological needs)

Antara lain kebutuhan akan sandang, pangan papan, dan kebutuhan

jasmani lain.

2) Kebutuhan rasa aman (safety needs)

Antara lain kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan terhadap

(33)

3) Kebutuhan sosial (social needs)

Antara lain kasih sayang, rasa ingin memiliki, diterima-baik,

persahabatan.

4) Kebutuhan pengakuan (esteem needs)

Antara lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri,

dan prestasi, serta faktor penghormatan diri luar seperti status,

pengakuan, dan perhatian.

5) Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)

Merupakan dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai ambisinya

yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan

diri.

b. Teori McGregor (Teori X dan Y)

McGregor mengatakan bahwa ada dua jenis manusia X dan manusia Y

yang maasing-masing memiliki karakteristik tertentu. Pada dasarnya

yang satu negatif, yang ditandai sebagai Teori X dan yang lain positif,

yang ditandai dengan Teori Y.

Menurut Teori X, empat asumsi yang dipegang manajer adalah

sebagai berikut:

1) Karyawan secara inheren tidak menyukai kerja dan bila

dimungkinkan akan mencoba menghindarinya.

2) Karena karyawan tidak menyukai kerja, maka mereka harus dipaksa,

(34)

3) Karyawan akan menghindari tanggung jawab dan mencari

pengarahan formal bila mungkin.

4) Kebanyakan karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor

lain yang terkait dengan kerja dan akan menunjukkan ambisi yang

rendah.

Kontras dengan pandangan negatif mengenai kodrat manusia ini,

McGregor mencatat asumsi positif, yang disebutnya sebagai teori Y:

1) Karyawan dapat memandang kerja sebagai kegiatan alami yang sama

dengan istirahat atau bermain.

2) Orang-orang akan melakukan pengarahan diri dan pengawasan diri

jika mereka memiliki komitmen pada sasaran

3) Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan

mengusahakan, tanggung jawab.

4) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif menyebar luas ke

semua orang dan tidak hanya milik mereka yang berada dalam posisi

manajemen.

c. Three Needs Theory

Teori ini dikemukakan oleh David McClelland yang mengatakan bahwa

ada tiga kebutuhan manusia, yaitu:

1) Kebutuhan akan prestasi (need for achievement), yaitu keinginan

untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.

2) Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk

(35)

3) Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), kebutuhan untuk disukai,

mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.

d. ERG Theory

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang berargumen bahwa ada 3

kelompok kebutuhan inti, yaitu:

1) Exixtence (eksistensi)

Kelompok eksistensi memperhatikan tentang pemberian persyaratan

keberadaan materiil dasar kita, mencakup butir-butir yang oleh Maslow

dianggap sebagai kebutuhan psikologis dan keamanan.

2) Relatedness (keterhubungan)

Hasrat yang kita miliki untuk memelihara hubungan antar pribadi yang

penting. Hasrat sosial dan status menuntut terpenuhinya interaksi dengan

orang-orang lain, dan hasrat ini sejalan dengan kebutuhan sosial Maslow

dan komponen eksternal pada klasifikasi penghargaan Maslow.

3) Growth (pertumbuhan)

Hasrat instrinsik untuk perkembangan pribadi, yang mencakup

komponen intrinsik dari kategori penghargaan Maslow dan

karakteristik-karakteristik yang tercakup pada aktualisasi diri.

e. Herzberg’s Two-Factor Theory

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg, mengatakan bahwa suatu

(36)

1) Hygiene Factor

Ketika berhubungan dengan lingkungan kerja, gaji, dan supervisi (job

context), seseorang dapat merasakan: kepuasan kerja atau tidak ada

kepuasan kerja (job dissatisfaction atau no job dissatisfaction).

2) Statisfier Factor

Ketika berhubungan dengan pekerjaan (job content), sesorang dapat

merasakan: kepuasan kerja atau tidak ada kepuasan kerja (job

statisfaction atau no job statisfaction).

3. Jenis-jenis Motivasi

Husnan dan Panjdo (1990: 204), ada dua jenis motivasi yaitu motivasi positif

dan motivasi negatif dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Motivasi Kerja Positif

Motivasi kerja positif adalah suatu dorongan yang diberikan oleh

seorang karyawan untuk bekerja dengan baik, dengan maksud

mendapatkan kompensasi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan

berpartisipasi penuh terhadap pekerjaan yang ditugaskan oleh

perusahaan/ organisasinya.

Ada beberapa macam bentuk pendekatan motivasi positif dalam rangka

meningkatkan kinerja pegawai, yaitu:

1) Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan

Seorang pemimpin memberikan pujian atas hasil kerja seorang

karyawan jika pekerjaan tersebut memuaskan maka akan

(37)

2) Informasi

Pemberian informasi yang jelas akan sangat berguna untuk menghindari

adanya berita-berita yang tidak benar, kesalahpahaman, atau perbedaan

pendapat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

3) Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang

individu.

Para karyawan dapat merasakan apakah suatu perhatian diberikan secara

tulus atau tidak, dan hendaknya seorang pemimpin harus berhati-hati dalam

memberikan perhatian.

4) Persaingan

Pada umumnya seorang orang senang bersaing dengan jujur. Oleh karena itu

pemberian hadiah untuk yang menang merupakan bentuk motivasi positif.

5) Partisipasi

Dijalankannya partisipasi akan memberikan manfaat seperti dapat

dihasilkannya suatu keputusan yang lebih baik.

6) Kebanggaan

Penyelesaian suatu pekerjaan yang dibebankan akan menimbulkan rasa puas

dan bangga, terlebih lagi jika pekerjaan yang dilakukan sudah disepakati

bersama.

b. Motivasi Kerja Negatif

Motivasi kerja negatif dilakukan dalam rangka menghindari

kesalahan-kesalahan yang terjadi pada masa kerja. Selain itu, motivasi kerja negatif juga

(38)

dibebankan. Bentuk motivasi kerja negatif dapat berupa sangsi, skors,

penurunan jabatan atau pembebanan denda.

C. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2007), kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.

Menurut Simanjuntak (2005), kinerja adalah tingkatan pencapaian

hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja

individu sebagai tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran

yang harus tertentu.

2. Penilaian Kinerja

Menurut Dessler (2010: 330), penilaian kinerja (performance

appraisal) berarti mengevaluasi kinerja karyawan saat ini dan/atau di masa

lalu secara relatif terhadap standar kinerjanya. Penilaian kinerja juga

membutuhkan penetapan standar kinerja, dan berasumsi bahwa karyawan

menerima pelatihan, umpan balik, dan insentif yang dibutuhkan untuk

(39)

Pada intinya, penilaian kinerja selalu melibatkan proses penilaian kinerja

(performance appraisal process) tiga langkah:

a. Menetapkan standar kerja

b. Menilai kinerja aktual karyawan secara relatif terhadap standar

c. Memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan membantunya

untuk menghilangkan defisiensi kinerja atau untuk terus berkinerja di atas

standar.

3. Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Dessler (2015: 330), terdapat lima alasan untuk menilai kinerja

bawahan:

a. Pertama, sebagian besar pemberi kerja mendasarkan keputusan bayaran,

promosi, dan retensi pada penilaian karyawan

b. Kedua, penilaian memainkan peran sentral dalam proses manajemen kinerja

pemberi kerja. Manajemen kinerja berarti secara terus-menerus memastikan

bahwa kinerja setiap karyawan sesuai dengan sasaran keseluruhan

perusahaan.

c. Ketiga, penilaian memungkinkan manajer dan bawahannya mengembangkan

rencana untuk mengoreksi adanya defisiensi, dan untuk menguatkan

kekuatan bawahan.

d. Keempat, penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau rencana karier

karyawan dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang

(40)

e. Yang terakhir, penilaian memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi

adanya kebutuhan akan pelatihan, dan langkah-langkah perbaikan yang

dibutuhkan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Simanjuntak (2005) menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh:

a. Kualitas dan kemampuan pegawai

Kualitas dan kemampuan pegawai yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi

fisik pegawai.

b. Sarana pendukung

Sarana pendukung yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja

(keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal-hal

yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial,

keamanan kerja).

c. Supra sarana

Supra sarana yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan

pemerintah dan hubungan industrial manajemen.

Mathis dan Jackson (2006) menyatakan bahwa dalam pembahasan

mengenai kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor

yang menyertai diantaranya:

a. Faktor kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut(ability)

b. Tingkat usaha yang dicurahkan (effort)

(41)

D. Persepsi

Menurut Walgito (1994: 53), persepsi merupakan suatu proses yang

didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.

Suharman (2005: 23), persepsi (perception) merupakan tahap paling

awal dari serangkaian pemroses informasi. Persepsi adalah suatu proses

penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan)

untukmendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan)

yang diterima oleh alat indra seperti mata, telinga, dan hidung. Agar individu

dapat menyadari, dapat mengadakan persepsi, adanya beberapa syarat yang

perlu dipenuhi yaitu:

a. Adanya objek yang dipersepsi.

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indra (reseptor),

dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerimaan

(sensoris), yang bekerja sebagai reseptor.

b. Alat indra atau reseptor, yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus. Di

samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan

stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai

pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran dan sebagai alat

untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.

c. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula

(42)

dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada

syarat-syarat yang bersifat:

1) Fisik atau kealaman.

2) Fisiologis.

3) Psikologis.

E. Desain Penelitian

Beberapa penelitian tentang kinerja karyawan telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti. Penelitian Wijaya dan Andreani (2015) menunjukkan bahwa

kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan sehingga adanya

peningkatan pemberian kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan.

Penelitian lain yang terkait juga dilakukan Murty dan Hudiwinarsih (2012)

menunjukkan bahwa kompensasi dan motivasi kerja secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja karyawan.

Desain penelitian untuk menjawab kompensasi dan motivasi kerja

berhubungan dengan kinerja karyawan. Pertama penulis menentukan sampel

yang tepat untuk memilih responden, setelah itu membagikan kuesioner yang

sudah dikelompokan menjadi 3 variabel yaitu kompensasi, motivasi kerja dan

kinerja karyawan. Jika kuesioner sudah terkumpul, maka penulis melakukan

pengukuran sikap, pendapat, dan persepsi dengan menggunakan skala Likert.

(43)

Gambar 2.1 Desain Penelitian

Menentukan Sampel

Membagikan Kuesioner

Pemberian Kompensasi

Motivasi Kerja Kinerja

Karyawan

Pengukuran sikap, pendapat dan persepsi dengan menggunakan skala Likert

(44)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian secara rinci dan

mendalam terhadap objek tertentu secara langsung. Sebagai penelitian studi

kasus maka hasil penelitian ini hanya berlaku pada objek yang diteliti dan tidak

dapat digeneralisasi. Penelitian ini hanya berlaku untuk PT. Matra Engineering

& Construction.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah responden, yaitu tenaga kerja tidak langsung

(indirect labor) di PT. Matra Engineering & Construction.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pemberian kompensasi, motivasi kerja dan

kinerja karyawan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Matra Engineering & Construction yang

beralamat di Cilegon High Way Blok B No.8 RT.01/RW.04 Kedaleman,

(45)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Februari sampai bulan Maret 2016.

D. Definisi Operasional Variabel:

Menurut Sugiono (2010: 60), variabel merupakan sesuatu yang menjadi

fokus perhatian (center of attention) atau pusat yang memberikan pengaruh

(effect) dan mempunyai nilai (value). Objek penelitian yang dapat menentukan

hasil penelitian juga merupakan variabel. Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kompensasi

Menurut Sofyandi (2008), kompensasi adalah suatu bentuk biaya

yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan

akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi menurut

Simamora (2004: 445) adalah sebagai berikut:

a. Upah dan gaji

Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam (semakin

lama jam kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah merupakan basis

bayaran yang kerapkali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan

pemeliharaan. Gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif bayaran

(46)

b. Insentif

Insentif (incentive) adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji

atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program insentif disesuaikan

dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan produktivitas,

penjualan, keuntungan, atau upaya pemangkasan biaya.

c. Tunjangan

Contoh-contoh tunjangan (benefit) adalah asuransi kesehatan dan jiwa,

liburan yang ditanggung perusahaan, program pension, dan tunjangan

lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepagawaian.

d. Fasilitas

Contoh-contoh fasilitas (perquisites) adalah kenikmatan /fasilitas mobil

perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke

pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan. fasilitas dapat mewakili

jumlah subtansial dari kompensasi, terutama bagi eksekutif yang dibayar

mahal.

2. Motivasi kerja

Sopiah (2008) mendefinisikan motivasi sebagai keadaan di mana

usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada pencapaian hasil-hasil

atau tujuan tertentu. Adapun indikator motivasi menurut Maslow dalam

buku Hariandja (2009: 324) adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis

b. Kebutuhan akan keselamatan

(47)

d. Kebutuhan akan penghargaan

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri

3. Kinerja karyawan

Menurut Winardi (1992), kinerja merupakan konsep yang bersifat

universal yang merupakan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian

organisasi, dan bagian karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah

ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh

manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam

memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk

memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan

tindakan dan hasil yang diinginkan. Adapun indikator kinerja karyawan

menurut Mathis and Jackson (2006) adalah sebagai berikut:

a. Kuantitas dari hasil

b. Kualitas dari hasil

c. Kehadiran

d. Kemampuan bekerjasama

E. Populasi dan Sampel

1. Menurut Wuri (2013: 37), populasi adalah keseluruhan dari obyek yang akan

diteliti. Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti

oleh peneliti. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

(48)

dimiliki oleh subyek/obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

tenaga kerja PT. Matra Engineering & Construction.

2. Menurut Wuri (2013: 37), sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih

untuk diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja tidak langsung

(indirect labor) PT. Matra Engineering & Construction.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dari populasi yang digunakan penulis adalah

nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiono

(2014: 154), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Penentuan kriteria ini dimungkinkan karena penulis mempunyai

pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam sampelnya, dalam hal ini

pertimbangan penulis dalam memilih sampel yaitu responden yang dipilih

adalah tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) merupakan manager dari

beberapa divisi dan merupakan karyawan yang sudah bekerja lama sehingga

sudah memiliki pengalaman kerja lebih lama dibandingkan tenaga kerja

(49)

Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah Karyawan

1. Seluruh karyawan

PT. Matra Engineering & Construction 105

2. Tenaga kerja langsung (direct labour) 55

Sampel akhir (indirect labor) 50

Sumber: Jogianto (2007)

G. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut

Indriantoro (1994: 147), data primer merupakan sumber data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data

primer diperoleh dari responden dengan cara mendistribusikan kuesioner secara

langsung.

H. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Wawancara

Menurut Somantri dan Ali (2006: 32), teknik wawancara yaitu teknik

pengumpulan data dari responden (sumber data) atas dasar inisiatif

pewawancara (peneliti) dengan menggunakan alat berupa pedoman atau

skedul wawancara, yang dilakukan secara tatap muka (personal, face to face

(50)

dilakukan kepada pihak Finance and Accounting Manager dan Human

Resources Development (HRD) untuk menanyakan garis besar tentang

fenomena yang terjadi di perusahaan berkaitan dengan kompensasi, motivasi

dan kinerja karyawan.

b. Menurut Sugiyono (2007: 199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Terdapat dua jenis

lampiran angket adalah sebagai berikut:

1) Angket pertama, data responden yang berisi nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan terakhir, lama bekerja, status karyawan dan jabatan.

2) Angket kedua, berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang kompensasi,

motivasi kerja, dan kinerja karyawan.

I. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2007: 132), pengukuran variabel dalam penelitian ini

menggunakan skala Likert yang dipergunakan jika peneliti ingin mendapatkan

data mengenai bobot setiap jawaban yang diberikan oleh responden. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Menurut Somantri dan Ali (2006: 35), skala likert adalah skala

pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang dengan

menempatkan kedudukan sikapnya pada kesatuan perasaan kontinum yang

(51)

(objek psikologis). Setiap item-item likert harus secara jelas positif dan

negatifnya dengan memperhatikan objek sikapnya. Penulis menggunakan item

positif dalam penyajian kuesioner. Menurut Somantri dan Ali (2006: 36), item

positif adalah item-item yang disusun dengan pernyataan yang menyatakan

kepercayaan baik tentang perasaan terhadap objek sikap, atau memberikan

isyarat mendukung terhadap topik yang hendak diukur.

Dengan skala likert, responden diminta untuk memberikan respon

terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu jawaban diantara lima

pilihan jawaban setuju, yaitu :

Tabel 3.2 Skala Likert

Sangat Setuju (SS) skor 5 Setuju(S) skor 4 Kurang Setuju(KS) skor 3 Tidak Setuju(TS) skor 2 Sangat Tidak Setuju(STS) skor 1 Sumber: Somantri dan Ali (2011)

J. Teknik Analisa Data

Untuk menjawab rumusan masalah, maka peneliti melakukan langkah sebagai

berikut:

1. Analisis Deskriptif

a. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi kareakteristik responden dalam penelitian ini terdiri

dari frekuensi dan prosentase usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

(52)

b. Deskripsi Hasil Kuesioner

Deskripsi hasil kuesioner merupakan gambaran tentang variabel

yang digunakan. Deskripsi ini memuat data statistik seperti: rata-rata

(mean), simpangan baku (standar deviasi), nilai minimum dan nilai

maksimum.

2. Pengujian Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu

instrumen atau item-item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item

kuesioner yang tidak valid berarti tidak dapat mengukur apa yang ingin

diukur sehingga hasil yang didapat tidak dapat dipercaya, sehingga item

yang tidak valid harus dibuang atau diperbaiki (Priyatno 2010: 14).

Metode pengambilan keputusan untuk uji validitas berdasarkan nilai

korelasi adalah sebagai berikut:

Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai korelasi, maka harus

dicari dulu nilai r tabelnya. r tabel dapat dilihat pada tabel statistik

dengan uji 2 sisi. Selanjutnya dibandingkan antara r hitung dengan r

tabel sebagai berikut:

Jika nilai r hitung < r tabel, maka item dinyatakan tidak valid

Jika nilai r hitung > r tabel, maka item dinyatakan valid

b. Uji Reliabilitas

Menurut Priyatno (2010: 30), uji reliabilitas digunakan untuk

(53)

jika pengukuran diulang. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka

tidak konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat

dipercaya. Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu

menggunakan Cronbanch’s Alpha. Batasan Cronbanch’s Alpha adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Batasan Skor Reliabilitas Cronbanch’s Alpha

Skor Reliabilitas

< 0,50 Rendah

0,60-0,70 Cukup

0,70-0,80 Tinggi Sumber: Jogiyanto (2008)

3. Analisis Uji Korelasi Rank Spearman

Santoso (2010: 241) menyatakan bahwa dalam uji korelasi, peneliti

menggunakan korelasi peringkat Spearman (Rank Spearman) untuk

mengetahui dan mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Metode ini

dipilih dengan pertimbangan ada kemungkinan data yang diolah tidak

berdistribusi normal. Dengan demikian peneliti merasa metode Rank

Spearman lebih cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena

kemampuannya untuk melakukan pengujian pada data tidak berdistribusi

normal ataupun statistik non parametrik sekalipun. Langkah-langkah yang

digunakan dalam uji korelasi Rank Spearman sebagai berikut. Menghitung

koefisien korelasi Rank Spearman dengan menggunakan program SPSS.

Sarwono (2012: 69), korelasi rank spearman merupakan pengukuran

non-parametrik. Koefisien korelasi ini mempunyai simbol r (rho).

(54)

untuk menilai adanya seberapa baik fungsi monotonik (suatu fungsi yang

sesuai perintah) arbitrer digunakan untuk menggambarkan hubungan dua

variabel dengan tanpa membuat asumsi distribusi frekuensi dari

variabel-variabel yang diteliti.

Hasan (2009: 228) menyatakan bahwa analisis korelasi adalah cara

untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antar variabel misalnya

hubungan dua variabel. Apabila terdapat hubungan antar variabel, maka

perubahan-perubahan yang terjadi pada salah satu variabel akan

mengakibatkan terjadinya perubahan pada variabel lainnya. Korelasi yang

terjadi antara dua variabel dapat berupa korelasi positif dan negatif, tidak ada

korelasi ataupun korelasi sempurna. Jenis korelasi tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. Korelasi Positif

Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel

yang satu (X) meningkat atau menurun maka variabel lainnya (Y)

cenderung untuk meningkat atau menurun pula.

2. Korelasi Negatif

Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel

yang satu (X) meningkat atau menurun maka variabel lainnya (Y)

cenderung menurun atau meningkat.

3. Tidak Ada Korelasi

Tidak ada korelasi terjadi apabila kedua variabel (X dan Y) tidak

(55)

4. Korelasi Sempurna

Korelasi sempurna adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila kenaikan

atau penurunan variabel yang satu (X) berbanding dengan kenaikan atau

penurunan variabel lainnya (Y).

Tabel 3.4 Interval Nilai Korelasi dan Kekuatan Hubungan Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 Tidak ada korelasi antara dua variabel

>0-0,25 Korelasi sangat lemah

>0,25-0,5 Korelasi cukup

>0,5-0,75 Korelasi kuat

>0,75-0,99 Korelasi sangat kuat

1 Korelasi sempurna

Sumber: Sarwono (2006)

Dalam penelitian ini untuk rumusan:

1. Hubungan Pemberian Kompensasi dengan Kinerja Karyawan

Variabel X = Pemberian Kompensasi

Variabel Y = Kinerja Karyawan

2. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Karyawan

Variabel X = Motivasi Kerja

(56)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

1. Nama Perusahaan: PT. Matra Engineering & Construction

2. Sejarah:

a. 1990: PT. Matra Upaya Tangguh

b. 2009: PT. Matra Engineering & Construction

3. Alamat Kantor: Cilegon High Way, Blok B No. 08 RT. 01/RW.04, Ds.

Kedaleman Kec. Cibeber, Cilegon-Banten.

Telp: 0254-390699

Fax: 0254-387914

e-mai: mutec@indo.net.id

website :http://www.mec2009.com

facebook: PT. MATRA ENGINEERING & CONSTRUCTION (M.E.C)

4. Lintas Usaha:

a. Teknik

b. Pengadaan Barang

c. Konstruksi

d. Pemeliharaan

(57)

5. Bidang Usaha :

a. Pembangkit Minyak dan Gas

b. Pembangkit Listrik

c. Pembangkit Industri

d. Pembangkit Petrokimia

e. Struktur Baja dan Konstruksi Bangunan

f. Saluran Pipa

g. Pembangkit Pertambangan

PT. Matra Engineering & Construction memiliki pemimpin pasar

selama bertahun-tahun, aktif melayani minyak dan gas, pipa, pengilangan kimia,

industri dan tenaga pembangkit listrik, spesialis industri pembangkit

pertambangan PT. Matra Engineering & Construction di teknik mesin, fabrikasi

dan pemasangan pipa tangki, kapal, struktur baja, alat listrik dan pekerjaan sipil,

proses sandblasting dan pekerjaan pengecatan, pembersihan tube, pemasangan,

saluran pipa, melayani perdagangan pemeliharaan pembangkit listrik. Jaminan

kualitas tertentu PT. Matra Engineering & Construction yang sangat penting

(58)

Kualitas adalah prioritas paling utama, ini adalah pengawal dunia untuk

semua karyawan yang bersangkutan untuk memastikan kualitas produk,

kepatuhan serta kesesuaian dengan spesifikasi klien. Kekuatan perusahaan telah

dibangun di atas hubungan dengan suara pelanggan dan pemasok. PT. Matra

Engineering & Construction memiliki berbagai persediaan untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan kami.

B. Visi dan Misi Perusahaan 1. VISI :

Untuk menciptakan dan mengembangkan Indonesia

Untuk parallel dan kompetitif dengan negara lain

2. MISI :

(59)

Gambar 4.2: Struktur Organisasi PT. Matra Engineering & Construction

(60)

D. Tugas dan Wewenang

Berdasarkan struktur organisasi tersebut terdapat tugas dan wewenang

masing-masing unsur organisasi dan keterkaitannya antara tingkat atas dengan

tingkat dibawahnya :

1. Nama Jabatan : Administrasi

Bertanggung Jawab Kepada : Site Manager

Tugas dan Tanggung Jawab:

a. Membantu site manager dalam membuat notulen rapat internal

b. Membuat daftar, mendistribusikan dan menyimpan arsip surat yang masuk

dan keluar proyek

c. Membuat daftar hadir, daftar surat atau gambar masuk dan keluar

d. Memeriksa dan menghitung upah dan lembur tenaga kerja harian

e. Memeriksa dan menghitung uang makan lembur staf

f. Memeriksa, menginput dan membuat laporan kas lapangan

g. Mengirim surat/gambar kepada pihak yang terkait

h. Sebagai operator telepon dan mencatat telepon keluar dan masuk proyek

i. Membantu tugas permintaan kebutuhan alat-alat tulis dan kantor dari divisi

proyek

j. Menyusun dokumen dengan baik dan benar

k. Menyerahkan seluruh dokumen (hard copy dan soft copy)

Wewenang:

a. Mengajukan permintaan kebutuhan Alat-alat tulis dan kantor di proyek

(61)

2. Nama Jabatan : Project Manager

Bertanggung Jawab Kepada: Project Director

Tugas dan Tanggung Jawab:

a. Seorang project manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek

harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.

Ketiga aspek itu harus dipenuhi oleh seorang project manager.

b. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap

perusahaan. Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan perusahaan, harus

mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari perusahaan, dan

juga seorang project manager juga harus mengambil keputusan bukan yang

terbaik bagi poyek tetapi terbaik buat perusahaan.

c. Project Manager juga harus mempunyai tanggung jawab tehadap tim kerja

yang dipimpinnya. Memang tidak mudah tanggung jawab yang harus di

penuhi terhadap tim kerja. Seorang project manager harus memberikan

feedback dari hasil pekerjaan proyek jika diperlukan, memberikan perhargaan

terhadap anggota tim proyek yang mempunyai prestasi yang baik, dan

tantangan yang paling sulit adalah menyeimbangkan antara kepentingan

anggota tim, kepentingan tim, dan kepentingan proyek.

d. Project Manager harus bisa menguasai teknik, tools manajemen proyek dan

teknologi yang bisa diaplikasikan di proyek. Contohnya seorang project

manager harus bisa membuat work breakdown structure, membuat network

(62)

e. Memimpin proyek berarti mengatur dan menyelesaikan segala sesuatu melalui

orang lain. Seorang project manager harus mempunyai Interpersonal &

Behavioral skill yang baik, bisanya disebut soft skill. Behavioral skill meliputi :

gaya (style), Kelakuan personal (personnal conduct), dan pendekatan (approach).

f. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan proyek, termasuk fasilitas pendukung sesuai

rencana yang diterapkan dalam Strategi Pelaksanaan Proyek (RMP & RAP).

g. Turut menyelesaikan tersusunnya Strategi Pelaksanaan Proyek (RMP & RAP)

bersama Tim Penyusun.

h. Secara periodik memacu dan memotivasi tenaga – tenaga staff proyek agar bisa

bekerja sesuai rencana.

i. Mengarahkan kegiatan Sub Kontraktor / Pemasok dalam pelaksanaan proyek.

j. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelaksanaan proyek, agar sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

k. Selalu mengusulkan dan mencari alternatif-alternatif metode kerja yang lebih baik

untuk menyelesaikan pekerjaan. Terselenggaranya pengadministrasian

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penanganan proyek sampai dengan proses

penagihan.

l. Memimpin dan mengarahkan kegiatan-kegiatan administratif proyek.

m. Mengarahkan kegiatan-kegiatan penilaian hasil dan kemajuan pelaksanaan.

n. Menyelenggarakan susunan laporan penyelesaian proyek.

o. Tersedianya rencana kebutuhan biaya proyek secara periodik.

p. Memimpin dan mengarahkan kegiatan penyusunan cashflow proyek secara rutin

(63)

q. Melakukan pengecekan kegiatan penggunaan keuangan proyek.

r. Terlaksananya pengendalian biaya, mutu dan waktu proyek.

s. Membuat laporan berkala (Absensi, Lembur, Jamsostek, Kontrak Kerja dan

Asuransi).

t. Melaksanakan komunikasi dan koordinasi kepada client.

u. Menyiapkan laporan bulanan Proyek.

v. Memberikan pengarahan kepada semua karyawan tentang kemajuan dan kendala

yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek.

w. Bertanggung jawab atas terlaksananya poin a. s/d w.

Wewenang:

a. Turut menyelesaikan, menerima dan mengatur penempatan tenaga-tenaga non

organik di Proyek.

b. Menegur bawahan apabila melakukan penyimpangan terhadap pelaksanaan

pekerjaan dan disiplin kerja.

c. Menyetujui Daftar Pembayaran Proyek.

d. Memberikan rekomendasi atas penawaran pemborongan Sub Kontraktor /

Pemasok.

e. Menetapkan hasil pelaksanaan baik dari segi volume dan biaya.

f. Mensahkan pengeluaran uang sebatas yang telah ditetapkan.

g. Menandatangani kontrak kerja dengan pegawai non organik di Proyek. Menilai

(64)

3. Nama Jabatan : Quality Control

Bertanggung Jawab Kepada : QA/QC Manager / Project Manager

Tugas dan Tanggung Jawab:

a. Memahami spesifikasi material, dan Rencana Kerja dan Syarat proyek (RKS)

b. Mengadakan contoh material dan contoh hasil pekerjaan untuk diajukan

kepada Site Engineer untuk proses approval

c. Mengontrol dan melaporkan mutu material (Quality Assurance)

d. Membuat dan mengontrol ijin kerja untuk diajukan kepada Site Engineer.

e. Mengontrol dan menyetujui hasil kerja pelaksanaan

f. Melaksanakan dan mengkoordinir pengetesan material dan hasil pekerjaan

(misal : hasil pengelasan, NDT, kubus test, test besi, dll)

g. Melaksanakan dan mengkoordinir joint survey dengan Surveyor untuk

menentukan BM, Koordinat

h. Membuat Laporan ketidaksesuaian produk untuk di laporkan kepada Site

Engineer

i. Mengusulkan dan mengkoordinasikan metode kerja kepada divisi proyek

j. Membuat internal check list sebelum serah terima pertama

k. Melakukan pemeriksaan persiapan atas material dan pekerjaan

Wewenang:

a. Memutuskan hasil pekerjaan untuk disetujui atau tidak

b. Menolak material dan hasil pekerjaan Subkontraktor

(65)

4. Nama Jabatan : Site Manager

Bertanggung jawab Kepada: Project Manager

Tugas dan Tanggung Jawab:

a. Menjabarkan Rencana Mutu Proyek (RMP) lebih detail

b. Bersama Project Manager membuat Rancangan Anggaran Pelaksanaan

Proyek (RAPP)

c. Membuat detail schedule pelaksanaan

d. Melaksanakan proyek sesuai rencana kerja dan prosedur yang sudah

ditetapkan oleh perusahaan

e. Membuat schedule manpower dan menyeleksi, merekrut tim proyek

f. Membuat schedule pemakaian alat, material, upah, dan subkontraktor

g. Mengendalikan pemakaian alat, material, upah, dan K3 per minggu

h. Mengendalikan material dan pekerjaan subkontraktor

i. Menjelaskan dan memberikan daftar item pekerjaan kepada Supervisor untuk

pengambilan material

j. Mengkoordinir pelaksanaan engineering proyek

k. Melaksanakan approval material dan contoh hasil pekerjaan

l. Memeriksa dan menyetujui progres mingguan dan bulanan (diserahkan kepada

Project Manager)

m. Stock opname material, alat dan bahan bakar setiap minggu

n. Membuat rekaman terhadap seluruh aktivitas proyek

o. Membuat laporan berkenaan dengan pelaksanaan proyek

Gambar

Gambar 2.1   Desain Penelitian ..............................................................................
Gambar 2.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Skala Likert
tabel sebagai berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis adanya hubungan positif yang signifikan antara persepsi terhadap kompensasi dengan motivasi kerja menunjukan bila semakin baik persepsi supir terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan berdasarkan persepsi karyawan di RSUD

Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya kompensasi merupakan ukuran terhadap kinerja karyawan, maka apabila sistem kompensasi yang diberikan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kinerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kompensasi secara stastistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan karyawan, yang artinya kompensasi merupakan

Hasil analisis uji korelasi antara variabel motivasi dengan kinerja karyawan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif pada kategori sangat rendahdengan

Begitu pula kaitannya dengan persepsi karyawan dengan kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat disimpulkan bahwa hubungan yang positif antara

diatas bisa disimpulkan bahwa, a R = 0.725 menunjukan bahwa ada nya korelasi yang tinggi antara kompensasi, motivasi dan komitmen terhadap kinerja karyawan; b pada hasil uji koifisien