i
HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh: F. Vivia Elcolina NIM: 121414110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi semangat, kekuatan, serta harapan untuk hidup.
2. Andreas Sarwadi, S.Pd. dan Veronika Dwi Wulandari Sapartiningsih, S.Pd selaku orang tua yang selalu memberi dukungan doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
3. Antonia Riza Anggraeni Yuni Asih, A.Md.Keb. dan Yohanes Yan Motori selaku kakak dan adik yang selalu memberi semangat dan dukungan serta menemani dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Vinsensius Nugroho Wicaksono, A.Md.PAR., teman istimewa yang selalu memberi semangat, perhatian, dan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.
5. Sahabat-sahabat, Komang Mirah Meigaria, A.Md., Johana Anggun Firma Kristiani, S.Kom., dan Selly Marselina Agustina Naji yang selalu memberi semangat, membantu memberi saran dan informasi serta tidak pernah lelah mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
v MOTTO
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,
dan hakmu seperti siang.
(Mazmur 37:5-6)
Siapapun yang belum pernah melakukan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru.
(Albert Einstein)
Sebagian kita seperti tinta dan sebagian lagi seperti kertas. Dan jika bukan karena hitam sebagian kita, sebagian kita akan bisu. Dan jika bukan karena putihnya sebagian kita, sebagian kita akan buta.
viii ABSTRAK
F. Vivia Elcolina. 2017. HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU
HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar, keterlibatan dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta sebanyak 21 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar, kuisioner evaluasi pembelajaran, dan lembar pengamatan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Selama penelitian, pembelajaran diberikan dalam 2 kali pertemuan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran dalam 1 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Data hasil belajar diperoleh dari pekerjaan siswa dan menghasilkan nilai yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa. Sedangkan data keterlibatan dan motivasi diperoleh melalui jawaban kuisioner evaluasi pembelajaran yang diisikan oleh siswa dan catatan dari lembar pengamatan sikap siswa dalam proses belajar yang dicatat oleh observer yang kemudian dihitung dengan persentase, sehingga dapat dilihat persentase keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) dari 21 siswa yang mengikuti tes hasil belajar diperoleh persentase sebesar 85,7% (18 dari 21 siswa) siswa yang telah mencapai KKM dan 14,3% (3 dari 21 siswa) siswa yang tidak mencapai KKM (Nilai KKM = 70), (2) sebagian besar siswa dapat membangun keterlibatannya dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat yang menggunakan kartu hitung, (3) sebagian besar siswa juga dapat membangun motivasi pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat yang dilaksanakan menggunakan kartu hitung.
Kata kunci: hasil belajar, keterlibatan siswa, motivasi belajar, bilangan bulat,
ix ABSTRACT
F. Vivia Elcolina. 2017. THE RESULT OF LEARNING AND INVOLVEMENT WITH STUDENT MOTIVATION ON THE USE OF THE
COUNTING CARD MEDIA IN THE INTEGER ARITHMETIC
OPERATIONS MATERIALS OF THE STUDENTS IN CLASS VII B OF BOPKRI JUNIOR HIGH SCHOOL 1 YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR OF 2016/2017. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The aim of the research is to find out the students’ learning result, involvement, and motivation to study toward the integer arithmetic operations using the counting cards media of the students in class VII B of BOPKRI Junior High School 1 Yogyakarta. This research belongs to descriptive quantitative and qualitative research. The research had been conducted on July until August 2016.
The subjects of the research were the 21 students students of class VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. The instruments which used to collect the data of involvement and the students learning motivation are the learning evaluation questionnaire and the observation sheet of the students’attitude in the learning, whereas the instrument which is used to collect the data of the learning result is the learning’s result test. During the research, the learning is given in 2 meetings and the learning evaluation is given once. Each meeting consists of a 2 hour lesson. The data of teaching learning was goten from answering questionnaire of teaching learning evaluation which was filled by students and notes from attitude evaluation work sheet durring the studying process which was recorded by observer which is counted by percentage, so that can be seen percentage of student involvement and motivation in mathematics teaching learning.
The results of the study show that: (1) among 21 students who took the tests of the learning result, it is obtained the percentage around of 85.7% (18 of 21 students) for students who have reached the minimum mastery criteria and 14.3% (3 out of 21 students) for students who have not reached the minimum mastery criteria (minimum mastery criteria score = 70). (2) The majority of the students are able to get involved in the learning of integer arithmetic operations using the counting card, (3) the majority of students are also able to build motivation of learning of the integer arithmetic operations using the counting card.
Key words: learning result, students’ involvement, learning motivation, integer,
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas melimpah kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi ini yang berjudul “Hasil Belajar dan Keterlibatan serta Motivasi Siswa dalam Penggunaan Alat Peraga Kartu Hitung pada Pembelajaran Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017” dapat selesai dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Yogyakarta
3. Beni Utomo, M.Sc. selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
4. Drs. Th. Sugiarto, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik 2012/B program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan juga selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberi kritik, saran, semangat serta dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi
5. Beni Utomo, M.Sc. dan Yosep Dwi Kristanto, M.Pd. selaku Dosen Penguji
6. Paryadi, S.Pd selaku Kepala SMP BOBKRI 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . vii ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Batasan Istilah ... 8
G. Manfaat Penelitian ... 10
H. Sistematika Penulisan ... 11
BAB IILANDASAN TEORI ... 14
A. Belajar ... 14
B. Pembelajaran ... 16
C. Motivasi ... 19
xiii
E. Hasil Belajar ... 23
F. Operasi Hitung Bilangan Bulat ... 26
G. Alat Peraga Kartu Hitung ... 33
H. Kerangka Berpikir ... 47
BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 49
A. Jenis Penelitian ... 49
B. Waktu dan Tempat ... 49
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49
D. Bentuk Data ... 49
E. Metode Pengumpulan Data ... 50
F. Instrumen Penelitian ... 51
G. Metode Analisis Data ... 59
H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 63
BAB IVPELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA ... 66
DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 66
A. Pelaksanaan Penelitian ... 66
B. Tabulasi Data ... 74
C. Analisis Data ... 80
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
E. Keterbatasan Penelitian ... 95
BAB VPENUTUP ... 97
A. Kesimpulan ... 97
B. Saran ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Rincian Identitas Materi Pembelajaran ... 19
Tabel 3.1. Rincian Instrumen Pembelajaran ... 52
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan ... 54
Tabel 3.3. Pernyataan Kuisioner Motivasi dan Keterlibatan ... 56
Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Validitas Butir Soal ... 60
Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal ... 61
Tabel 4.1. Jadwal Penelitian ... 67
Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Kelas VII B ... 74
Tabel 4.3. Data Pengamatan Sikap Siswa VII B Selama Pembelajaran pada Pertemuan Pertama ... 76
Tabel 4.4. Data Pengamatan Sikap Siswa VII B Selama Pembelajaran pada Pertemuan Kedua ... 76
Tabel 4.5. Frekuensi Jawaban Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 78
Tabel 4.6. Skor Jawaban Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 79
Tabel 4.7. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar... 80
Tabel 4.8. Hasil Analisis Validasi Butir Soal Instrumen Uji Coba ... 81
Tabel 4.9. Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal Instrumen Uji Coba ... 83
Tabel 4.10. Hasil Belajar Siswa Setelah Diklasifikasikan ... 85
Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Pembelajaran... 86
Tabel 4.12. Konsistensi Jawaban Siswa pada Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 87
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Gambaran Kartu Hitung ... 34
Gambar 2.2. Operasi hitung 3 + 2 menggunakan kartu hitung ... 34
Gambar 2.3. Operasi hitung (−3) + (−2) menggunakan kartu hitung ... 35
Gambar 2.4. Operasi hitung (−3) + 2 menggunakan kartu hitung ... 35
Gambar 2.5. Operasi hitung 3 + (−2) menggunakan kartu hitung ... 36
Gambar 2.6. Operasi hitung − menggunakan kartu hitung ... 37
Gambar 2.7. Operasi hitung − − − menggunakan kartu hitung ... 37
Gambar 2.8. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung ... 38
Gambar 2.9. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung ... 39
Gambar 2.10. Operasi hitung × menggunakan kartu hitung ... 40
Gambar 2.11. Operasi hitung − × − menggunakan kartu hitung ... 41
Gambar 2.12. Operasi hitung− × menggunakan kartu hitung ... 42
Gambar 2.13. Operasi hitung × − menggunakan kartu hitung ... 43
Gambar 2.14. Operasi hitung ∶ menggunakan kartu hitung ... 44
Gambar 2.15. Operasi hitung – ∶ − menggunakan kartu hitung ... 45
Gambar 2.16. Operasi hitung – ∶ menggunakan kartu hitung ... 46
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1. Surat Ijin Penelitian ... 101
Lampiran A.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 102
Lampiran B.1 Daftar Siswa Kelas VII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta ... 103
Lampiran B.2 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar... 104
Lampiran B.3 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal dari Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 105
Lampiran B.4 Daftar Siswa Kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta ... 119
Lampiran B.5 Perhitungan Uji Reliabilitas Butir Soal dari Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 120
Lampiran B.6 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal dari Tes Hasil Belajar ... 121
Lampiran B.7 Perhitungan Uji Reliabilitas Butir Soal dari Tes Hasil Belajar .... 133
Lampiran C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 134
Lampiran C.2 Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 141
Lampiran C.3 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 142
Lampiran C.4 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 143
Lampiran C.5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 146
Lampiran C.6 Rubrik Penskoran ... 158
Lampiran C.7 Instrumen Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 159
Lampiran C.8 Lembar Pengamatan Sikap Siswa dalam Pembelajaran ... 162
Lampiran D.1 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar ... 168
Lampiran D.2 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa ... 170
Lampiran D.3 Lembar Jawaban Siswa pada Kuisioner Evaluasi Pembelajaran.. 179
Lampiran D.4 Lembar Hasil Pengamatan Sikap Siswa dalam Pembelajaran ... 185
Lampiran E.1 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan I ... 201
Lampiran E.2 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan II ... 202
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu yang wajib dipelajari dan ditemui
siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah
baik umum maupun kejuruan dan bahkan dapat ditemui di tingkat
perguruan tinggi. Untuk itu, siswa diminta dapat mengikuti pembelajaran
matematika dengan hasil yang sesuai tujuan pembelajaran. Ketika siswa
berhasil mengikuti setiap pembelajaran dan dapat mencapai setiap tujuan
pembelajaran, maka siswa tersebut berpeluang besar untuk berhasil
mengikuti pembelajaran matematika yang selanjutnya. Dengan demikian,
keberhasilan pembelajaran matematika memiliki keterkaitan terhadap
keberhasilan siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika selanjutnya.
Menurut Herman Hudojo (1988:5), mengajar itu adalah suatu
kegiatan di mana pengajar menyampaikan pengetahuan/pengalaman yang
dimiliki kepada siswa. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang
disampaikan itu dapat dipahami siswa. Karena itu, mengajar yang baik
adalah mengajar dengan hasil belajar siswa yang baik pula. Pernyataan ini
dapat dipenuhi, bila pengajar mampu memberikan fasilitas belajar yang
baik sehingga dapat terjadi proses belajar yang baik. Dengan
mengajar yang dapat memberi fasilitas pada siswa dalam mengikuti proses
belajar.
Suharsimi Arikunto (2005:4) menjelaskan bahwa “pembelajaran
bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan prestasi belajar,
karenaprestasi merupakan hasil kerja (ibarat sebuah mesin) yang keadaannya sangat kompleks.” Dari penjelasan faktor penentu prestasi
belajar yang dilakukan oleh Suharsimi Arikunto, prestasi belajar dapat
terpengaruh oleh beberapa faktor selain faktor pembelajaran. Muhamad
Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:264) menjelaskan bahwa “pencapaian prestasi belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang termasuk faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana dan
prasaran belajar, dan pembelajaran.” Berdasarkan penjelasan Muhamad
Irham dan Novan Ardy Wiyani yang menyatakan bahwa prestasi belajar
dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana dan prasaran
belajar serta pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar siswa
ditentukan oleh pembelajaran dan juga faktor siswa itu sendiri,
lingkungan, serta sarana dan prasarana belajar.
Keadaan siswa adalah salah satu pengaruh pada hasil belajar siswa.
Keadaan siswa yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
memori kerja siswa. Susan E. Gathercole dan Tracy Packiam Alloway
(2009:2-13) menjelaskan bahwa memori kerja adalah kemampuan yang
dimiliki siswa untuk menyimpan dan memanfaatkan informasi di dalam
hal ini dipengaruhi oleh karakteristik informasi yang disimpan. Termasuk
informasi yang ada dalam pembelajaran matematika. Matematika memiliki
konsep yang abstrak bagi siswa. Siswa yang memiliki memori kerja lemah
akan merasakan kesulitan belajar matematika. Dengan demikian, siswa
dengan memori kerja lemah memerlukan bentuk konkret dari materi
pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut.
Dengan kata lain, siswa tersebut memerlukan alat peraga untuk memahami
suatu materi.
Konsep matematika yang abstrak bukanlah masalah utama untuk
memahaminya. Konsep matematika yang abstrak dapat direpresentasikan
secara lebih konkret. Namun, konsep konkret belum tentu dapat dipahami
oleh semua siswa. Menurut Herman Hudojo (1988), ketika seorang siswa
mempunyai motivasi belajar matematika, maka ia akan belajar dengan
sungguh-sungguh sehingga ia mempunyai pemahaman lebih dalam. Hal
ini menyatakan bahwa ketika siswa tidak dalam kondisi belajar atau
berusaha memahami suatu materi, maka siswa tersebut akan mengalami
kesulitan dalam memahaminya. Siswa dapat memahami suatu materi
ketika siswa tersebut berusaha untuk memahaminya. Hal ini menjelaskan
bahwa pemahaman suatu materi membutuhkan keaktifan siswa. Menurut
Muhibbin Syah (2003), keaktifan siswa tidak terjadi dengan sendirinya,
tetapi muncul dari usaha siswa itu sendiri. Dengan semikian, usaha siswa
dalam memahami suatu materi merupakan tanda bahwa siswa tersebut
itu, siswa dapat memahami suatu materi ketika siswa tersebut aktif dan
memiliki motivasi untuk memahami materi tersebut.
Menurut Muhibbin Syah (2003), perubahan aktif artinya
perubahan yang tidak terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan,
tetapi karena usaha siswa itu sendiri. Masing-masing siswa memiliki
alasan untuk bertindak aktif. Namun, tindakan aktif tidak dimiliki oleh
semua siswa. Menurut Herman Hudojo (1988), untuk melakukan suatu
kegiatan diperlukan kekuatan pendorong dalam diri. Kekuatan pendorong
tersebut merupakan motivasi. Kekuatan pendorong pada diri seseorang
dapat dimunculkan dengan beberapa hal, yaitu motif, tujuan, dan ganjaran.
Hal ini menyatakan bahwa motivasi seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan dapat dimunculkan. Dengan demikian, guru dapat membantu
siswa memunculkan motivasi untuk aktif dalam pembelajaran agar siswa
dapat memahami makna pembelajaran.
Ketika peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan,
peneliti melaksanakan pembelajaran matematika di kelas VII SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 semester gasal.
Ketika peneliti melakukan pembelajaran materi operasi hitung
bilanganbulat, peneliti mendapatkan hasil belajar yang kurang
memuaskan. Lebih dari 50% siswa mendapat nilai kurang dari batas tuntas
nilai yang ditetapkan oleh sekolah. Peneliti menerima keluhan dari
beberapa siswa kelas VII. Keluhan-keluhan tersebut dapat dirangkum
keluhan, peneliti juga mendapati siswa melakukan pekerjaan lain dan tidak
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ketika pembelajaran matematika
berlangsung. Informasi tersebut cukup menjelaskan bahwa siswa tidak
aktif dan juga tidak memiliki motivasi dalam pembelajaran matematika
yang mengakibatkan siswa memperoleh hasil belajar yang tidak
memuaskan dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berniat untuk melakukan
penelitian terhadap hasil belajar, keaktifan dan motivasi siswa dalam
pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat pada kelas VII B SMP
BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung. Melalui
kartu hitung, siswa akan menerima konsep operasi hitung bilangan bulat
secara audio-visual dan konkret. Dengan kata lain, konsep operasi hitung
bilangan bulat akan diperagakan dengan kartu hitung dan dijelaskan oleh
guru.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, penelitian ini
mengambil judul HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA
MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA
KARTU HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI
HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP BOPKRI 1
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah-masalah yang teridentifikasi sebagai
1. Hasil belajar siswa dalam materi operasi hitung bilangan bulat
kurang baik. Lebih dari 50% siswa memperoleh nilai yang tidak
mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum
memahami materi operasi hitung bilangan bulat.
2. Siswa melakukan pekerjaan lain ketika pembelajaran matematika
berlangsung. Fakta ini menunjukkan siswa tidak melibatkan
dirinya dalam pembelajaran untuk belajar matematika dan
dimungkinkan siswa tersebut tidak memiliki motivasi untuk belajar
matematika. Dengan kata lain, siswa tidak aktif dan juga tidak
memiliki motivasi dalam pembelajaran matematika.
3. Siswa merasa terpaksa dan tidak suka mengikuti pelajaran
matematika. Fakta ini jelas menunjukkan hambatan siswa dalam
belajar matematika adalah motivasi siswa yang kurang untuk
belajar matematika.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang
masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian ini akan membahas
mengenai motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa kelas VII B
SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dalam proses
pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat
menggunakan alat peraga kartu hitung. Operasi hitung bilangan bulat yang
akan dipelajari adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
dengan bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan bilangan
bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi
hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
menggunakan alat peraga kartu hitung?
2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam pembelajaran materi operasi
hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
menggunakan alat peraga kartu hitung?
3. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi
operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1
Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi
hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
menggunakan alat peraga kartu hitung.
2. Mengetahui keterlibatan siswa dalam pembelajaran materi operasi
hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
3. Mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi
operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1
Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung.
F. Batasan Istilah
1. Hasil Belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi operasi
hitung bilangan bulat dan diperoleh melalui kegiatan evaluasi
pembelajaran.
2. Keterlibatan
Keterlibatan dalam penelitian ini adalah keterlibatan yang
ditunjukkan oleh siswa kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta
dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan
bulat.
3. Motivasi
Motivasi dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan
dengan timbulnya dan berlangsungnya suatu motif yang dapat
ditandai dengan adanya respon aktif dan positif, kesungguhan dan
4. Alat Peraga
Menurut artikel dalam internet milik Sora N. yang berjudul “Inilah Pengertian Alat Peraga dan Menurut Para Ahli” (diakses pada
tanggal 13 April 2016), alat peraga pendidikan merupakan alat
yang dapat membantu pembelajaran sehingga menjadi lebih
menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam
suatu pembelajaran secara efektif.
5. Kartu Hitung
Kartu hitung pada penelitian ini terdiri dari 2 macam, kartu hitung bertanda “ + ” dan kartu hitung bertanda “ − ”. Kartu hitung
bertanda “ + ” bernilai 1, sedangkan kartu hitung bertanda “ − ”
bernilai −1.
6. Operasi Hitung
Menurut Kamus Pintar Matematika, operasi hitung adalah
pengerjaan hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian yang mengelola dua bilangan yang akan menghasilkan
bilangan ketiga.
7. Bilangan Bulat
Dengan demikian, bilangan bulat merupakan anggota dari
himpunan bilangan bulat yang dilambangkan dengan ℤ dan
ℤ= {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian bertujuan untuk
bulat melalui alat peraga. Alat peraga yang digunakan adalah kartu hitung
yang akan memperagakan konsep dari operasi hitung bilangan bulat.
Operasi hitung bilangan bulat yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada
bilangan bulat. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul HASIL
BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA
DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU HITUNG PADA
PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT
KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN
2016/2017.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam materi operasi hitung bilangan bulat maupun
dalam materi lainnya.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam materi operasi hitung bilangan bulat. Selain itu, siswa
diharapkan dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
3. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menerapkan hasil penelitian sebagai sumber
referansi untuk meningkatkan hasil belajaran, keterlibatan dan
motivasi siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan
bulat kelas VII.
4. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam
menjalani penelitian serta dalam mejalankan tugas pembelajaran
saat menjadi guru.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut.
1. Bagian Awal Skripsi
Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa
halaman yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan,
halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman moto,
pernyataan keaslian karya, lembar pernyataan persetujuan
publikasi, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar isi, daftar tabel,
daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi
tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memuat teori-teori yang melandasi
penelitian ini, yaitu belajar, pembelajaran, motivasi,
alat peraga pendidikan, hasil belajar, operasi hitung
bilangan bulat, kartu hitung, dan kerangka berpikir.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, waktu dan
tempat, subjek dan objek penelitian, bentuk data,
metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
metode analisis data, dan prosedur pelaksanaan
penelitian.
BAB IV PELAKSANAANPENELITIAN, ANALISIS
DATA, DAN PEMBAHASANHASIL
PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai pelaksanaan penelitian,
tabulasi data, analisis data, pembahasan hasil
penelitian, dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang
telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian
3. Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan
14 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
Menurut Hamzah B. Uno (2012:6-22), belajar dapat dibagi menjadi
empat aliran, yaitu aliran behavioristik, aliran kognitif, aliran teori
humanistik dan aliran sibernetik. Berikut pengertian belajar menurut
Hamzah B. Utomo.
1. Aliran Behavior (Tingkah Laku)
Menurut aliran tingkah laku, belajar adalah perubahan
dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus
dan respon. Dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang
dialami siswa dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku dengan
cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
2. Aliran Kognitif
Aliran kognitif menjelaskan belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Namun, belajar
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Oleh karena itu,
belajar lebih ditekankan pada proses belajar dibandingkan hasil
belajar itu sendiri.
3. Aliran Teori Humanistik
Dalam aliran teori humanistik, proses belajar harus berhulu
adalah isi proses belajar itu sendiri. Hal ini mengakibatkan belajar
tampak lebih abstrak, dibandingkan pengertian belajar dari aliran
yang lainnya. Meskipun demikian, teori ini menjelaskan bahwa ide
belajar dapat diwujudkan dalam hal yang konkret sehingga dapat disebut sebagai “belajar bermakna”.
4. Aliran Sibernetik
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi.
Teori ini mirip dengan teori kognitif, yaitu sama-sama
mementingkan proses. Namun, teori sibernetik lebih
mementingkan sistem informasi yang diproses dibandingkan
prosesnya. Hal ini dikarenakan sistem informasi akan menentukan
proses belajar.
Berdasarkan keempat aliran menurut Hamzah B. Uno, dapat ditarik
kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku siswa dalam hal
kemampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan tingkah laku dapat terjadi
ketika siswa tersebut mengalami proses berpikir yang sangat kompleks.
Proses berpikir ini berupa mewujudkan ide belajar menjadi hal yang
konkret sehingga proses ini menjadi lebih bermakna. Proses belajar akan
semakin lebih bermakna ketika ide belajar berasal dari sistem informasi
yang mendukung. Dengan kata lain, informasi sangat menentukan proses
belajar itu sendiri. Dengan demikian, siswa yang belajar dapat dilihat
1. Siswa menunjukkan perubahan kemampuan yang dimilikinya.
2. Siswa mengalami proses berpikir sehingga dapat dikatakan
kegiatan belajar dilakukan secara sadar.
3. Siswa memiliki ide-ide dari proses berpikir dalam dirinya.
4. Siswa mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sehingga
proses belajarnya lebih bermakna dalam dirinya.
Dalam penelitian ini, siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan
belajar. Untuk mengetahui siswa melakukan kegiatan belajar, peneliti
menggunakan tanda-tanda siswa belajar yang diperoleh dari teori-teori
belajar menurut Hamzah B. Uno. Dengan demikian, peneliti dapat
mengetahui keaktifan siswa untuk mempelajari materi dalam penelitian
ini. Pembelajaran yang baik dan berhasil akan terlihat dari prestasi belajar
siswa yang tinggi dan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
B. Pembelajaran
Menurut Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani
(2014:130-131), istilah pembelajaran identik dengan proses dan usaha yang dilakukan
oleh guru atau pendidik untuk melakukan proses penyampaian materi
kepada siswa melalui proses pengorganisasian materi, siswa, dan
lingkungan yang umumnya terjadi di dalam kelas. Muhamad Irham dan
Novan Ardy Wiyani (2014:131) juga menjelaskan bahwa secara lebih
operasional, pembelajaran didefinisikan sebagai suatu upaya yang
ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan menciptakan suatu
sistem lingkungan belajar secara optimal. Konsep pengertian pembelajaran
tersebut pada dasarnya menitikberatkan pada proses pembelajaran sebagai
sebuah aktivitas yang direncanakan, dilakukan dan dievaluasi oleh guru.
Pembelajaran dilaksanakan secara sengaja untuk mengubah dan
membimbing siswa dalam mempelajari sesuatu dari lingkungan dalam
bentuk ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik menuju kedewasaan siswa. Pembelajaran
memiliki tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapai dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai media dan sarana belajar bagi siswa.
Dalam melaksanakan pembelajaran, guru atau pendidik
membutuhkan metode pembelajaran untuk mengorganisasi materi dan
siswa serta lingkungan agar siswa dapat belajar secara optimal. Muhamad
Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:133) menjelaskan bahwa metode
pembelajaran merupakan sebuah perencanaan dan pelaksanaan prosedur
dan langkah-langkah pembelajaran sampai pada metode penilaian atau
evaluasi yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran terdiri dari
beberapa jenis dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya.
Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah metode demonstrasi. Menurut Muhamad Irham dan Novan Ardy
Wiyani (2014:136), metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran
yang dilakukan guru dengan cara memperlihatkan suatu proses atau cara
membantu siswa dalam memahami suatu proses atau cara kerja suatu
benda dengan jelas melalui pengamatan dan contoh yang konkret. Metode
ini menghendaki adanya keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran.
Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan dengan cara guru melakukan
demonstrasi atau siswa yang melakukan demonstrasi secara individual
maupun kelompok dengan bimbingan guru.
Dengan demikian, pembelajaran dalam penelitian ini
membutuhkan perencanaan materi yang akan disampaikan, tujuan
pembelajaran, serta metode pembelajaran untuk menciptakan lingkungan
belajar siswa yang optimal. Untuk itu, rincian untuk pembelajaran dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Materi yang Disampaikan
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan alat peraga kartu
hitung pada materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat.
Untuk itu, materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran
adalah operasi hitung yang mencakup operasi penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
Dengan menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan), materi tersebut merupakan materi awal bagi siswa
Tabel 2.1. Rincian Identitas Materi Pembelajaran
Materi : Bilangan Bulat
Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
Indikator : 1.1.1. Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan pada bilangan bulat. 1.1.2. Siswa dapat melakukan operasi
pengurangan pada bilangan bulat. 1.1.3. Siswa dapat melakukan operasi
perkalian pada bilangan bulat. 1.1.4. Siswa dapat melakukan operasi
pembagian pada bilangan bulat.
2. Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan kompetensi dasar pembelajaran, tujuan
pembelajaran dengan materi operasi hitung bilangan bulat adalah
siswa dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.
3. Metode Pembelajaran
Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang akan
digunakan adalah metode demonstrasi, yaitu memperagakan proses
operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu
hitung. Dengan demikian siswa dapat lebih mudah memahami
konsep dari operasi hitung bilangan bulat.
C. Motivasi
Menurut Herman Hudojo (1988:106), “kekuatan pendorong yang
mencapai suatu tujuan disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut motivasi.”Herman Hudojo (1988:106) juga menjelaskan bahwa “dilihat dari alasan timbulnya
motivasi, terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik.” Menurut Herman Hudojo (1988:106), motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul karena adanya stimulus dari luar, sedangkan
motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbulnya memang dari dalam diri
orang itu sendiri.
Menurut Herman Hudojo (1988:106-107), motivasi untuk
melakukan sesuatu ada kalanya meningkat, namun ada kalanya menurun.
Karena itu, motivasi berkaitan dengan bertambah atau berkurangnya
kegiatan individu. Dalam hal belajar matematika, guru harus berusaha
selalu meningkatkan kegiatan belajar siswa. Dilihat dari timbulnya
motivasi, terdapat tiga kunci pokok untuk meningkatkannya, yaitu motif,
tujuan dan ganjaran.
1. Motif
Minat, sikap dan kehendak berasal dari dalam diri setiap
orang. Namun, sesuatu yang menarik bagi individu satu belum
tentu menarik bagi individu lain. Untuk itu, guru harus
meningkatkan motif belajar siswa agar siswa siap untuk belajar.
Dengan kata lain, pendidik harus memberi motivasi belajar untuk
2. Tujuan
Kunci ini menuntut guru untuk mengetahui tujuan tujuan
siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar, meskipun setiap
siswa memiliki tujuan yang beragam. Hal ini dikarenakan respon
siswa dalam situasi belajar cukup selektif.Siswa akan melakukan
suatu hal ketika hal tersebut sesuai dengan tujuannya.
3. Ganjaran
Ganjaran akan membantu siswa agar bertingkah laku untuk
menuju pencapaian tujuan. Belajar disertai ganjaran, biasanya lebih
mendorong belajar daripada belajar yang disertai hukuman. Belajar
yang dimotivasi dengan keberhasilan lebih baik daripada belajar
yang dimotivasi dengan kegagalan.
Hubungan keberhasilan belajar dan motivasi menurut Herman
Hudojo (1988:109), ketika seorang siswa mempunyai motivasi belajar
matematika, maka ia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh
sehingga ia mempunyai pemahaman lebih dalam. Ia dengan mudah
mencapai tujuan belajar matematika. Ini berarti peserta didik itu berhasil
dalam belajar matematika. Keberhasilan ini akan semakin meningkatkan
motivasinya dalam belajar matematika. Sebaliknya, suatu kegagalan dapat
menghasilkan harga diri turun yang berarti motivasi belajarnya turun.
Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menyangkut dengan
beragam motivasi yang dimiliki siswa menuntut pengajar harus bertindak
belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan sikap
sebagai berikut.
1. Siswa merespon secara aktif dan positif setiap kegiatan belajar.
2. Siswa menunjukan kesungguhannya untuk memperdalam ilmu
yang sedang dipelajari.
3. Siswa menunjukkan keteraturan dalam melakukan kegiatan belajar.
Bila siswa tidak menunjukkan sikap-sikap di atas, maka siswa
dapat dikatakan tidak memiliki motivasi belajar. Ketika siswa tidak
memiliki motivasi belajar, maka peneliti dapat menggunakan motif, tujuan
ataupun ganjaran untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan
demikian, motivasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya
dan berlangsungnya suatu motif yang dapat ditandai dengan adanya
respon aktif dan positif, kesungguhan dan keteraturan untuk melakukan
suatu tindakan.
D. Alat Peraga Pendidikan
Artikel dalam internet milik Sora N. yang berjudul “Inilah Pengertian Alat Peraga Dan Menurut Para Ahli” (diakses pada tanggal
13 April 2016) menuliskan pendapat para ahli mengenai alat peraga
pendidikan sebagai berikut.
1. Menurut Wijaya dan Rusyan (1994, dalam Sora N., 2014), alat
peraga pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai
sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan – tujuan
belajar.
2. Menurut Nasution (1985, dalam Sora N., 2014), alat peraga
pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif.
3. Menurut Sudjana (2009, dalam Sora N., 2014), pengertian alat
peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata
dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar
mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
4. Menurut Faizal (2010, dalam Sora N., 2014) alat peraga pendidikan
sebagai instrumen audio maupun visual yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
Dengan demikian, alat peraga pendidikan merupakan alat yang
dapat membantu pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam suatu pembelajaran secara
efektif. Untuk itu, penelitian ini menggunakan alat peraga pendidikan yang
dapat membantu pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang
dilaksanakan pada penelitian ini secara efektif.
E. Hasil Belajar
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:14), “hasil belajar
merupakan bentuk perubahanperilaku yang cenderung menetap dari ranah
dalam waktu tertentu.”Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:20) juga
menjelaskan bahwa untuk mengetahui dan membuktikan hasil belajar,
maka diperlukan indikator hasil belajar yang juga dikenal sebagai kriteria
keberhasilan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka kriteria keberhasilan
pengajaran sebagai berikut.
1. Kriteria ditinjau dari proses pengajaran
Kriteria ini menekankan kepada pengajaran sebagai suatu
proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai
subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar
sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran yang ditinjau
dari prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan sebagai
berikut.
a. Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih
dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara
sistematik?
b. Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga
siswa melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran,
kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat
penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang
dikehendaki dari pengajaran itu?
d. Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol
dan menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?
e. Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa
dalam kelas?
f. Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar
cukup menyenangkan dan merangsang siswa belajar?
g. Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup
memadahi untuk menjadi tempat belajar?
2. Kriteria ditinjau dari hasil pengajaran
Keberhasilan pengajaran tidak hanya dapat dilihat dari
prosesnya, tetapi juga dapat dilihat dari hasil pengajarannya.
Berikut beberapa persoalan yang dapat dijadikan pertimbangan
dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil
atau produk yang dicapai siswa.
a. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses
pengajaran tampak dalam bentuk perubahan tingkah laku
secara menyeluruh?
b. Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses
pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?
c. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama
diingat dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup
d. Apakah perubahan yang ditunjukkan oleh siswa dapat
diyakini sebagai akibat dari proses pengajaran?
Dengan demikian, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi operasi hitung
bilangan bulat dan diperoleh melalui kegiatan evaluasi pembelajaran.
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil bila pembelajaran dapat memenuhi
kriteria keberhasilan pengajaran yang juga dikenal sebagai indikator hasil
belajar.
F. Operasi Hitung Bilangan Bulat
Menurut Kamus Pintar Matematika, himpunan bilangan bulat
merupakan sebuah bentuk himpunan yang terdiri atas himpunan bilangan
bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif. Dengan himpunan bilangan bulat negatif yaitu {..., −3, −2, −1}, bilangan nol yaitu {0} dan
himpunan bilangan bulat positif yaitu {1, 2, 3, ...}, maka himpunan bilangan bulat yaitu {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}. Dalam matematika,
lambang himpunan bilangan bulat yang telah disepakati adalah ℤ, maka
dapat ditulis ℤ = {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}. Dengan demikian, bilangan
bulat merupakan anggota dari himpunan bilangan bulat yang
dilambangkan dengan ℤ dan ℤ= {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}.
Untuk memahami operasi hitung bilangan bulat, perlu mengetahui
operasi hitung bilangan cacah. Himpunan bilangan cacah merupakan
himpunan bilangan bulat positif dan bilangan nol. Berikut operasi hitung
a. Operasi Penjumlahan Bilangan Cacah
Operasi penjumlahan memiliki lambang (+). Misalkan = ,
= , A dan B dua himpunan saling asing, maka
+ = . Dengan demikian diperoleh sifat-sifat operasi
penjumlahan bilangan cacah sebagai berikut.
1) Tertutup
Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku
+ adalah bilangan cacah.
2) Komutatif
Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku
+ = + .
3) Asosiatif
Untuk setiap a, b dan c bilangan cacah, maka berlaku
+ + = + + .
4) Ada elemen identitas
Ada bilangan cacah c yang untuk setiap bilangan cacah a,
berlaku + = + = dengan c = 0.
b. Operasi Pengurangan Bilangan Cacah
Operasi pengurangan memiliki lambang (−). − = jika dan
hanya jika + = dengan a, b dan c sebarang bilangan cacah.
c. Operasi Perkalian Bilangan Cacah
Operasi perkalian memiliki lambang (×). Misalkan = , =
× = × . Perkalian juga dapat dipahami sebagai
penjumlahan berulang b sebanyak a suku, yaitu
× = + + ⋯ + . Dengan demikian diperoleh sifat-sifat
operasi perkalian bilangan cacah sebagai berikut.
1) Tertutup
Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku
× adalah bilangan cacah.
2) Komutatif
Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku
× = × .
3) Asosiatif
Untuk setiap a, b dan c bilangan cacah, maka berlaku
× × = × × .
4) Ada elemen identitas
Ada bilangan cacah c yang untuk setiap bilangan cacah a,
berlaku + = + = dengan = .
5) Distribusi Perkalian Terhadap Penjumlahan
Untuk setiap a, b dan c bilangan cacah, berlaku
× + = × + × dan
+ × = × + × .
d. Operasi Pembagian Bilangan Cacah
Operasi pembagian memiliki lambang (:). ∶ = jika dan hanya
Dari operasi hitung bilangan cacah, maka berikut operasi hitung
bilangan bulat menurut Suwarsono (2008).
a. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat
Operasi penjumlahan dilambangkan dengan lambang (+). Untuk
setiap p dan q sebarang bilangan cacah, maka:
1) + = , jika = , = , = ∅
2) − + − = − +
3) + − = − + = − , jika p > q.
4) − + = + − = − − , jika p > q.
b. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat
Operasi pengurangan dilambangkan dengan lambang (−). − =
jika dan hanya jika + = dengan a, b dan c sebarang bilangan
bulat.
c. Operasi Perkalian Bilangan Bulat
Operasi perkalian dilambangkan dengan lambang (×). Untuk setiap p
dan q sebarang bilangan cacah, maka:
1) × = , jika = , =
2) − × − = ×
3) − × = × − = − ×
d. Operasi Pembagian Bilangan Bulat
Operasi pembagian memiliki lambang (:). ∶ = jika dan hanya
Menurut Yoppy Wahyu Purnomo (2014), operasi hitung bilangan
memiliki beberapa sifat sebagai berikut.
1. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat
Operasi penjumlahan memiliki lambang “+” dengan sifat
operasi sebagai berikut.
a. Tertutup
Sifat ini menunjukkan bahwa setiap penjumlahan
dua bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat.
Misal a, b, dan c merupakan bilangan bulat, maka
+ = .
b. Identitas
Sembarang bilangan bulat dijumlahkan dengan 0
sama dengan bilangan itu sendiri. Jadi, 0 merupakan
bilangan tunggal sebagai identitas terhadap penjumlahan.
Misal a bilangan bulat, maka + = dan + = .
c. Komutatif
Penjumlahan dua bilangan bulat memperoleh hasil
yang sama meskipun bilangan tersebut ditukar posisinya.
Misal a dan b merupakan bilangan bulat, maka
+ = + .
d. Asosiatif
Misal a, b, dan c merupakan bilangan bulat, maka
e. Invers
Setiap a bilangan bulat memiliki bilangan tunggal,
yakni –a yang jika dijumlahkan menghasilkan identitas.
+ − = dan − + = , dengan –a disebut
sebagai aditif dari a. Sifat ini menyatakan bahwa setiap
bilangan bulat dijumlahkan dengan lawannya menghasilkan
nol. Akibatnya, sifat ini melahirkan sebuah teorema yang
disebut dengan additive cancellation, yakni menghilangkan
penjumlahan yang sama.
2. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat
Operasi pengurangan memiliki lambang “−” dengan sifat
operasi sebagai berikut.
a. Tertutup
Sifat ini menunjukkan bahwa setiap pengurangan
dua bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat.
Misal a, b, dan c merupakan bilangan bulat, maka
− = .
3. Operasi Perkalian Bilangan Bulat
Operasi perkalian memiliki lambang “×” dengan sifat
operasi sebagai berikut.
a. Tertutup
Sifat ini menunjukkan bahwa setiap perkalian dua
dan b bilangan bulat, maka × = , dengan c pasti
bilangan bulat.
b. Identitas
Sembarang bilangan bulat dikalikan dengan 1 sama
dengan bilangan bulat itu sendiri. Jadi, 1 merupakan
bilangan tunggal sebagai identitas terhadap perkalian.
Misal, a sembarang bilangan bulat maka × = dan ×
= .
c. Komutatif
Perkalian dua bilangan bulat memperoleh hasil yang
sama meskipun bilangan tersebut ditukar posisinya. Misal a
dan b bilangan bulat, maka × = × .
d. Asosiatif
Misal a, b, dan c bilangan bulat, maka berlaku
× × = × × .
4. Operasi Pembagian Bilangan Bulat
Operasi pembagian memiliki lambang “:” dengan sifat
operasi sebagai berikut.
a. Tidak Tertutup
Sifat ini menunjukkan bahwa setiap perkalian dua
bilangan bulat tidak selalu menghasilkan bilangan bulat.
Misal a dan b bilangan bulat, maka ∶ = , dengan c
Dengan demikian, kebalikan dari penjumlahan adalah
pengurangan, sedangkan kebalikan dari perkalian adalah pembagian.
Operasi penjumlahan merupakan operasi penggabungan dua bilangan
bulat, operasi pengurangan adalah operasi pemisahan dua bilangan bulat,
operasi perkalian merupakan operasi penjumlahan berulang dan operasi
pembagian merupakan operasi pengurangan berulang. Oleh karena itu,
penelitian akan menjelaskan operasi penjumlahan dan operasi
pengurangan sebagai operasi yang saling berkebalikan. Selanjutnya,
penelitian akan menjelaskan operasi perkalian dan pembagian sebagai
perulangan operasi penjumlahan dan pengurangan.
G. Alat Peraga Kartu Hitung
Alat peraga merupakan media untuk mempermudah siswa
memahami suatu materi. Materi dipresentasikan secara lebih konkret. Pada
penelitian ini, materi yang dibahas adalah materi operasi hitung bilangan
bulat dengan alat peraga kartu hitung. Dengan demikian, alat peraga kartu
hitung bertujuan untuk mempermudah siswa memahami materi operasi
hitung bilangan bulat.
Kartu hitung pada penelitian ini terdiri dari 2 macam, kartu hitung bertanda “ + ” dan kartu hitung bertanda “ − ”. Kartu hitung bertanda “ + ”
bernilai 1, sedangkan kartu hitung bertanda “ − ” bernilai −1. Berikut
Gambar 2.1. Gambaran Kartu Hitung
1. Operasi penjumlahan menggunakan kartu hitung
a. Dua bilangan sama tanda
Cara penjumlahan dua bilangan bulat adalah dengan cara
menggabungkan kartu pada suku pertama dengan
kartu-kartu pada suku kedua.
Contoh: 3 + 2
Gambar 2.2. Operasi hitung 3 + 2 menggunakan kartu hitung
+
+
+
+
+
3 + 2 =
+
+
+
+
+
5+
−
Contoh: (−3) + (−2)
Gambar 2.3. Operasi hitung (−3) + (−2) menggunakan
kartu hitung
b. Dua bilangan beda tanda
Contoh: − +
Gambar 2.4. Operasi hitung (−3) + 2 menggunakan kartu hitung
−3 + -2 = -5
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−
−3 + 2 = -1
−
−
−
+
+
−
−3 + 2 = -1
−
−
−
+
+
−
−
−
+
Contoh: + −
Gambar 2.5. Operasi hitung 3 + (−2) menggunakan kartu
hitung
2. Operasi pengurangan menggunakan kartu hitung
Pada sub bab Bilangan Bulat, aturan operasi hitung dalam
pengurangan sudah dijelaskan bahwa pengurangan merupakan
kebalikan dari penjumlahan. Dengan demikian, operasi
pengurangan dilakukan dengan cara mengubah bentuk
pengurangan ke dalam bentuk penjumlahan atau dapat dilakukan
dengan cara memisah kartu sebanyak kartu pada suku kedua dan
memiliki tanda yang sama dengan suku kedua. Cara tersebut hanya
berlaku bila kedua bilangan memuat tanda yang sama. Bila kedua
3 + -2 = 1
+
+
+
−
−
+
3 + -2 = 1
+
+
+
−
−
+
+
+
bilangan memuat tanda yang berbeda, maka tanpa mengubah
esensi, kartu suku pertama ditambahkan kartu nol sampai memuat
kartu yang dimiliki kartu pada suku kedua. Sehingga diperoleh
proses sebagai berikut.
a. Dua bilangan sama tanda
Contoh: − = + −
Gambar 2.6. Operasi hitung − menggunakan kartu hitung
Contoh: − − − = − +
Gambar 2.7. Operasi hitung − − − menggunakan kartu hitung
−3 − −2 = -1
−
−
−
−
−
−
3 − 2 = 1
+
+
+
+
+
b. Dua bilangan beda tanda
Contoh: − −
Gambar 2.8. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung
−3 − 2 =
−
−
−
+
+
−
−
−
−
−
-5
−3 + -2 =
−
−
−
+
+
−
−
+
Contoh: − −
Gambar 2.9. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung
3. Operasi perkalian menggunakan kartu hitung
Aturan pada operasi perkalian serupa dengan aturan pada operasi
penjumlahan. Pada operasi perkalian, langkah awal yang dilakukan
adalah menyiapkan kartu sebanyak suku kedua dan dilakukan
sebanyak suku pertama. Bila suku pertama bertanda negatif, maka
semua kartu dibalik. Kemudian, kartu yang sudah disiapkan
+
+
+
−
−
3 − −2 =
+
+
+
−
−
3 − −2 =
+
+
−
−
+
+
+
+
+
dioperasikan dengan aturan penjumlahan, yaitu dengan
penggabungan. Berikut proses penggunaan kartu hitung dalam
operasi perkalian.
a. Dua bilangan sama tanda
Contoh: ×
Gambar 2.10. Operasi hitung × menggunakan kartu hitung
Contoh: − × − = |− | × |− |
= ×
= + +
+
+
+
+
2 + 2 =
+
+
+
+
+
6+
+
+
2
Gambar 2.11. Operasi hitung − × − menggunakan kartu hitung
b. Dua bilangan beda tanda
Contoh: − × = − |− | × | |
= − ×
= − + +
= − + − + −
+
+
+
+
2 + 2 =
+
+
+
+
+
6+
+
+
2
+
−
−
−
−
-2 -2
−
Gambar 2.12. Operasi hitung − × menggunakan kartu hitung
Contoh: × − = − | | × |− |
= − ×
= − + +
= − + − + −
+
+
+
+
2 2
+
+
2Karena − × memiliki suku pertama bertanda negatif, maka semua kartu dibalik
−
−
−
−
-2 + -2 =
−
−
−
−
−
-6 +
−
−
-2Gambar 2.13. Operasi hitung × − menggunakan kartu hitung
4. Operasi pembagian menggunakan kartu hitung
Operasi pembagian dan operasi perkalian memiliki hubungan yang
serupa dan berkaitan dengan operasi pengurangan dan operasi
penjumlahan. Operasi pengurangan merupakan kebalikan dari
operasi penjumlahan, begitu pula dengan operasi pembagian yang
berkebalikan dengan operasi perkalian. Dalam kartu hitung,
operasi pembagian dilakukan dengan pemisahan kartu yang
berulang sebagai langkah awal. Bila kartu pada suku kedua
bertanda negatif, maka semua kartu dibalik. Hasil dari operasi
pembagian adalah banyaknya pengambilan yang terjadi dan tanda
yang terakhir didapat. Dengan demikian diperoleh peragaan
operasi pembagian sebagai berikut.
−
−
−
−
-2 + -2 =
−
−
−
−
−
-6 +
−
−
-2a. Dua bilangan sama tanda
Contoh: ∶ =
= ×
− × =
− + + =
= + +
Gambar 2.14. Operasi hitung � ∶ menggunakan kartu hitung
Contoh: − ∶ − = ÷
− ∶ − =
− = × −
− = − + − + −
= + +
+
+
+
+
+
6+
= 2
+
+
+
+
− 2
+
+
− 2
Karena terdapat tiga kali pengambilan kartu dan kartu terakhir yang didapat bertanda positif, maka ∶
Gambar 2.15. Operasi hitung – � ∶ − menggunakan kartu hitung
b. Dua bilangan beda tanda
Contoh: − ∶ = − ∶
− ∶ = − − = − × − = − × − = − + + − = − + − + −
−
−
−
−
−
-6−
: 2
−
−
=
Karena kartu pada suku kedua bertanda negatif, maka tanpa mengubah esensi, semua kartu dibalik.
+
+
+
+
+
6+
= 2
+
+
+
+
+ 2
+
+
+ 2Gambar 2.16. Operasi hitung – � ∶ menggunakan kartu hitung
Contoh: ∶ − = − ∶
= − × −
= − − × −
= − − − − − −
−
−
−
−
: 2
+
+
-6 =
−
−
Karena terdapat tiga kali pengambilan kartu dan tanda terakhir yang didapat pada kartu suku pertama adalah tanda bertanda negatif, maka − ∶ = −
−
−
−
−
-2
= -2 +
−
−
−
−
−
-6 +
−
−
-2
Gambar 2.17. Operasi hitung � ∶ − menggunakan kartu hitung
H. Kerangka Berpikir
Lingkungan yang mendukung untuk melakukan kegiatan belajar
dapat dilakukan dengan cara pengajar memberi motivasi belajar pada
siswa. Pemberian motivasi ini dilakukan denganmemotivasi siswa untuk
belajar. Untuk memotivasi siswa belajar, penelitian ini memiliki alat
peraga kartu hitung yang dapat diserap siswa melalui indera pengelihatan
dan pendengaran sehingga siswa merasa tertarik untuk menyimak
pembelajaran. Dalam materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat
+
+
+
+
: -2
−
−
6 =
+
+
Karena kartu pada suku kedua bertanda negatif, maka tanpa mengubah esensi, semua kartu dibalik.
−
−
−
−
= -2 + -2−
−
−
−
−
6 +
−
−
-2
−
yang memiliki konsep abstrak, siswa akan mempelajarinya secara konkret
melalui alat peraga tersebut sehingga siswa lebih mudah mempelajarinya
melalui kegiatan demonstrasi operasi hitung bilangan bulat pada kartu
hitung. Hasil belajar siswa melalui alat peraga kartu hitung akan
ditentukan melalui nilai-nilai tugas dan juga evaluasi pembelajaran
49 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian
deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil
belajar siswa. Sedangkan jenis penelitian deskriptif kualitatif digunakan
untuk mengetahui keterlibatan dan motivasi siswa selama penelitian
berlangsung.
B. Waktu dan Tempat
Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus s.d. September
2016 di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Mas Suharto
Nomor 48 Yogyakarta.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII B SMP BOPKRI
1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah
pembelajaran matematika dengan alat peraga kartu hitung pada materi
operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian
bilangan bulat di kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.
D. Bentuk Data
1. Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi
hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung
diperoleh melalui tes hasil belajar. Bentuk data hasil belajar siswa
berupa lembar kerja siswa secara individu setelah pembelajaran
dilaksanakan.
2. Data Keterlibatan Siswa
Data keterlibatan siswa selama proses pembelajaran materi
operasi hitung bilangan bulat menggunakan