ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM
( POLYANTHI FOLIUM ) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR BALB/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Rachel Carolina, 2007. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M. Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.
Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang ditandai oleh keadaan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin. Peningkatan prevalensi kasus DM mendukung dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai alternatif pengobatan DM. Tanaman obat seperti daun salam menjadi salah satu pilihan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun salam (EEDS) terhadap penurunan kadar glukosa darah. Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Metode penelitian adalah uji diabetes aloksan menggunakan 25 mencit jantan dewasa galur Balb/C, yang dialokasikan dalam 5 kelompok perlakuan yaitu EEDS 1 (124.8 mg/kgBB), EEDS 2 (249.6 mg/kgBB), EEDS 3 (499.2 mg/kgBB), kelompok kontrol negatif (CMC 1 %), kelompok kontrol pembanding (Glibenklamid). Data yang diukur adalah kadar glukosa darah (mg/dl) setelah 7 hari perlakuan dengan EEDS. Analisis data menggunakan
ANOVA dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, α = 0.05 menggunakan program SPSS 11.0. Hasil penelitian penurunan kadar glukosa darah setelah pemberian EEDS 1 (19.81 %), EEDS 2 (34.84 %), EEDS 3 (55.57 %), kontrol negatif (-0.59 %) dan kontrol pembanding (51.30 %), bila dibandingkan dengan kontrol negatif, EEDS 1 berbeda signifikan (p<0.05) sedangkan EEDS 2 dan EEDS 3 berbeda sangat signifikan (p<0.01). Bila dibandingkan dengan kontrol pembanding, EEDS 1 berbeda sangat signifikan (p<0.01) sedangkan EEDS 2 dan EEDS 3 tidak berbeda dengan pembanding (p>0.05). Kesimpulan: EEDS efektif menurunkan kadar glukosa darah, EEDS 2 dan EEDS 3 memiliki potensi penurunan kadar glukosa darah yang setara dengan Glibenklamid sedangkan EEDS 1 potensinya lebih lemah.
Kata kunci : daun salam, kadar glukosa darah
ABSTRACT
THE EFFECT OF POLYANTHI FOLIUM ETHANOL EXTRACT TOWARDS BLOOD GLUCOSE LEVEL IN MICE WHICH HAVE BEEN INDUCED
BY ALLOXAN
Rachel Carolina, 2007. 1st tutor : Hana Ratnawati, dr., M. Kes 2nd tutor: Rosnaeni, dra., Apt
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder which causes hyperglycemia due to insulin secretion disorder. The increase of people suffering from DM is one of the reasons why alternative medication for DM is needed for further research. Polyanthi Folium is one of the alternative solutions. The aim of this research is to investigate the effect of Polyanthi Folium ethanol extract in reducing blood glucose level. The research is true prospective experimental using Random Complete Design with comparative characteristic. The blood glucose level measurements are done by alloxan induction method using 25 Balb/C fully grown mice which are allocated into 5 groups. The first group was given 124.8 mg/kgBB Polyanthi Folium ethanol extract, the second group was given 249.6 mg/kgBB and the third group was given the doze of 499.2 mg/kgBB. The fourth group is used as a negative control (CMC 1%) whereas the fifth group is used as a comparative control (Glibenclamide). The blood glucose levels of mice were measured after 7 days of treatment with Polyanthi Folium ethanol extract. The results were analyzed by one way ANOVA test followed by Tukey HSD test with α = 0.05, using SPSS 11.0 program. The result of the research shows that reduce of blood glucose level from Polyanthi Folium ethanol extract of group 1 (19.81%), group 2 (34.84%), group 3 (55.57%), group 4 (-0.59%), group 5 (51.30%), if compared to negative control, group 1 has significant difference (p<0.05) whereas group 2 and 3 has highly significant difference (p<0.01). Compared to comparative control, group 1 shows highly significant difference (p<0.01) whereas group 2 and 3 shows no difference statistically. In conclusion, the Polyanthi Folium ethanol extracts effectively reduce blood glucose level, Polyanthi Folium ethanol extract of group 2 and 3 have the same potential in reducing blood glucose level as Glibenclamide whereas Polyanthi Folium ethanol extract group 1 has a lower potential in reducing the blood glucose level compared to Glibenclamide.
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT...v
PRAKATA... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR GRAFIK... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi Masalah...2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...2
1.4 Manfaat Penelitian ...2
1.5 Kerangka Penelitian ...2
1.6 Metode Penelitian ...4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ...6
2.1.1 Anatomi pankreas ...6
2.1.2 Histologi dan fungsi pankreas...7
2.1.2.1 Eksokrin pankreas...7
2.1.2.2 Endokrin pankreas ...8
2.1.3 Insulin ...9
2.2 Diabetes Mellitus ...11
2.2.2 Epidemiologi DM ...11
2.2.3 Klasifikasi DM...11
2.2.4 Patofisiologi DM...13
2.2.4.1 DM tipe 1 ...13
2.2.4.2 DM tipe 2 ...13
2.2.4.3 Gestational DM...14
2.2.4.4 DM tipe lain ...14
2.2.5 Gejala klinik...15
2.2.6 Diagnosis DM ...16
2.2.7 Pemeriksaan Penyaring...16
2.2.8 Komplikasi DM ...17
2.2.8.1 Komplikasi akut ...17
2.2.8.2 Komplikasi kronis...19
2.2.9 Terapi DM...20
2.3 Hubungan antara DM dengan radikal bebas...27
2.4 Antioksidan ...29
2.5 Aloksan ...30
2.6 Salam...31
2.6.1 Taksonomi...31
2.6.2 Sinonim ...31
2.6.3 Deskripsi tanaman...31
2.6.4 Kandungan kimia daun salam...32
2.6.5 Penggunaan simplisia daun salam ...34
2.6.6 Pengaruh daun salam terhadap penurunan kadar glukosa darah ...34
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...35
3.3 Prosedur kerja ...37
3.3.1 Persiapan bahan uji dan hewan coba ...37
3.3.2 Prosedur penelitian...38
3.4 Metode analisis ...39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...41
4.2 Pembahasan...47
4.3 Uji Hipotesis ...48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...50
5.2 Saran ...50
DAFTAR PUSTAKA...51
LAMPIRAN...55
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Terapi farmakologis DM...25
Tabel 4.1 Kadar glukosa darah setelah induksi aloksan ...41
Tabel 4.2 Hasil ANOVA kadar glukosa darah ...42
Tabel 4.3 Penurunan kadar glukosa darah setelah perlakuan dengan ekstrak etanol
daun salam ...43
Tabel 4.4 Hasil uji ANOVA persentase penurunan kadar glukosa darah setelah
perlakuan dengan ekstrak etanol daun salam...44
Tabel 4.5 Hasil Tukey HSD - Persentase penurunan kadar glukosa darah...45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema hubungan antara DM, radikal bebas dan antioksidan ...4
Gambar 2.1 Anatomi pankreas ...6
Gambar 2.2 Letak pankreas ...7
Gambar 2.3 Kelenjar eksokrin pankreas...7
Gambar 2.4 Kelenjar endokrin pankreas ...8
Gambar 2.5 Biosintesis dan sekresi insulin ...9
Gambar 2.6 Radikal bebas terhadap kerusakan motor neuron ...28
Gambar 2.7 Struktur kimia aloksan ...30
Gambar 2.8 Salam ( Syzygium polyanthum )...31
Gambar 2.9 Struktur kimia kuersitrin ...32
Gambar 2.10 Struktur kimia kuersetin...33
Gambar 2.11 Struktur kimia fluoretin...33
Gambar 3.1 Persiapan bahan uji ...38
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Prosedur penelitian...55
Lampiran 2 Perhitungan dosis ...56
Lampiran 3 Data hasil sebelum dan setelah perlakuan dengan EEDS ...58
PROSEDUR PENELITIAN LAMPIRAN 1
H2: Penyesuaian mencit dalam laboratorium
Penimbangan berat badan mencit
Pengukuran kadar glukosa darah mencit secara acak H1: Pembelian 30 ekor mencit dan pemesanan ekstrak etanol daun salam
H16: Pengukuran kadar glukosa darah mencit setelah induksi aloksan
H17: Mencit terbagi dalam 5 kelompok dan mulai diberi perlakuan setiap hari sesuai dengan dosis masing-masing kelompok
H9: Pembuatan larutan aloksan dan penyuntikan aloksan intravena pada mencit
H24: Pengukuran kadar glukosa darah mencit setelah perlakuan
LAMPIRAN 2
PERHITUNGAN DOSIS
1. Dosis aloksan
Dosis aloksan
Dosis aloksan pada tikus = 120 mg/kgBB ( Arlani, 2005 )
Faktor konversi dari tikus 200 g ke mencit 20 g = 0.14
Pada tikus 200 g = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgBB
= 24 mg/ tikus
Pada mencit 20 g = 24 mg x 0.14
= 3.36 mg/ mencit 20 g
Rata-rata BB mencit = 25.8 g
Dosis aloksan untuk mencit 25.8 g = ( 25.8 g/ 20 g ) x 3.36 mg
= 4.3 mg/ mencit
= 168 mg/ kgBB
2. Dosis ekstrak etanol daun salam ( EEDS )
Dosis untuk manusia 70 kg = 20 g daun salam kering ( Depkes, 2000 )
Konversi dosis dari manusia ke mencit 20 g = 0.0026
1000 g daun salam kering = 48 g ekstrak
Dosis untuk manusia 70 kg = ( 20 g/ 1000 g ) x 48 g ekstrak
= 0.96 g ekstrak
Dosis untuk mencit 20 g = 0.96 g x 0.0026
= 0.002496 g
= 2.496 mg
Dosis untuk mencit 27.4 g = ( 27.4 g/ 20 g ) x 2.496 mg
= 3.41952 mg
Dosis untuk mencit 27.4 g = 3.41952 mg
Dosis mencit/ kgBB = ( 1000g/ 27.4 g ) x 3.41952
Dosis EEDS 1 = 124.8 mg/ kgBB
Dosis EEDS 2 = 2 x EEDS 1
= 2 x 124.8 mg/ kgBB
= 249.6 mg/ kgBB
Dosis EEDS 3 = 3 x EEDS 1
= 3 x 124.8 mg/ kgBB
= 499.2 mg/ kgBB
3. Dosis Glibenklamid
Dosis Glibenklamid untuk manusia = 5 mg
Konversi dari dosis manusia ke mencit 20 g = 0.0026
Dosis Glibenklamid untuk mencit 27.4 g = ( 27.4 g/ 20 g ) x 0.0026 x 5 mg
= 0.01781 mg
Volume lambung mencit = 0.5 ml
Dosis Glibenklamid untuk mencit = 0.01781 mg/ 0.5 ml
Dosis Glibenklamid/ kgBB = ( 1000 g/ 27.4 g ) x 0.01781 mg
LAMPIRAN 3
DATA HASIL SEBELUM DAN SESUDAH PERLAKUAN DENGAN EEDS
KELOMPOK KADAR GLUKOSA DARAH
SETELAH INDUKSI ALOKSAN
SETELAH PERLAKUAN EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM
LAMPIRAN 4 HASIL UJI ANOVA DAN UJI TUKEY HSD
EFEK EKSTRAK DAUN SALAM TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH
1. Kadar Glukosa Setelah Induksi
Oneway
Descriptives
Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan
5 310.20 153.56 68.67 119.53 500.87 126 462 5 343.60 142.08 63.54 167.19 520.01 170 471 5 303.60 130.94 58.56 141.01 466.19 161 441 5 359.00 135.78 60.72 190.41 527.59 128 474 5 268.20 111.97 50.08 129.17 407.23 131 439 25 316.92 127.96 25.59 264.10 369.74 126 474 Ekstrak Daun Salam D-1
Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif
Test of Homogeneity of Variances
Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan
.567 4 20 .689
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan
25393.840 4 6348.460 .345 .844
367546.000 20 18377.300
392939.840 24
Between Groups Within Groups Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan Tukey HSD
-33.40 85.74 .995 -289.96 223.16 6.60 85.74 1.000 -249.96 263.16 -48.80 85.74 .978 -305.36 207.76 42.00 85.74 .987 -214.56 298.56 33.40 85.74 .995 -223.16 289.96 40.00 85.74 .990 -216.56 296.56 -15.40 85.74 1.000 -271.96 241.16 75.40 85.74 .901 -181.16 331.96 -6.60 85.74 1.000 -263.16 249.96 -40.00 85.74 .990 -296.56 216.56 -55.40 85.74 .965 -311.96 201.16 35.40 85.74 .993 -221.16 291.96 48.80 85.74 .978 -207.76 305.36 15.40 85.74 1.000 -241.16 271.96 55.40 85.74 .965 -201.16 311.96 90.80 85.74 .825 -165.76 347.36 -42.00 85.74 .987 -298.56 214.56 -75.40 85.74 .901 -331.96 181.16 -35.40 85.74 .993 -291.96 221.16 -90.80 85.74 .825 -347.36 165.76 (J) Kelompok Perlakuan
Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif (I) Kelompok Perlakuan
Ekstrak Daun Salam D-1
Ekstrak Daun Salam D-2
Ekstrak Daun Salam D-3
Kontrol Negatif
Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan
Tukey HSDa Ekstrak Daun Salam D-3 Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Kontrol Negatif Sig.
N 1
Subset for alpha = .05
2.
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Setelah Perlakuan 7 HariOneway
Descriptives
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari
5 19.809 6.9632 3.1140 11.1635 28.4554 13.59 30.95 5 34.837 11.2003 5.0089 20.9297 48.7438 18.81 48.82 5 55.571 11.5455 5.1633 41.2353 69.9066 39.56 67.57 5 -.5886 3.5741 1.5984 -5.0264 3.8493 -4.69 4.20 5 51.295 13.9514 6.2392 33.9719 68.6177 33.59 63.78 25 32.185 23.0854 4.6171 22.6555 41.7139 -4.69 67.57 Ekstrak Daun Salam D-1
Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif
Test of Homogeneity of Variances
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari
2.842 4 20 .051
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari
10731.893 4 2682.973 26.066 .000
2058.592 20 102.930
12790.485 24
Between Groups Within Groups Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari Tukey HSD
-15.0273 6.4165 .173 -34.2281 4.1736 -35.7615 * 6.4165 .000 -54.9623 -16.5607
20.3980 * 6.4165 .034 1.1972 39.5989 -31.4853 * 6.4165 .001 -50.6861 -12.2845 15.0273 6.4165 .173 -4.1736 34.2281 -20.7342 * 6.4165 .030 -39.9350 -1.5334 35.4253 * 6.4165 .000 16.2245 54.6261 -16.4580 6.4165 .116 -35.6588 2.7428
35.7615 * 6.4165 .000 16.5607 54.9623 20.7342 * 6.4165 .030 1.5334 39.9350 56.1595 * 6.4165 .000 36.9587 75.3604 4.2762 6.4165 .961 -14.9246 23.4770 -20.3980 * 6.4165 .034 -39.5989 -1.1972 -35.4253 * 6.4165 .000 -54.6261 -16.2245 -56.1595 * 6.4165 .000 -75.3604 -36.9587 -51.8833 * 6.4165 .000 -71.0842 -32.6825 31.4853 * 6.4165 .001 12.2845 50.6861 16.4580 6.4165 .116 -2.7428 35.6588 -4.2762 6.4165 .961 -23.4770 14.9246 51.8833 * 6.4165 .000 32.6825 71.0842 (J) Kelompok Perlakuan
Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Kontrol Negatif Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Ekstrak Daun Salam D-3 Kontrol Negatif (I) Kelompok Perlakuan
Ekstrak Daun Salam D-1
Ekstrak Daun Salam D-2
Ekstrak Daun Salam D-3
Kontrol Negatif
The mean difference is significant at the .05 level. *.
Homogeneous Subsets
Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan 7 Hari
Tukey HSDa
1.000 .173 .116 .961
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif Ekstrak Daun Salam D-1 Ekstrak Daun Salam D-2 Kontrol Pembanding Ekstrak Daun Salam D-3 Sig.
N 1 2 3 4
Subset for alpha = .05
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rachel Carolina
NRP : 0310149
Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 5 November 1985
Alamat : Jl. Cibangkong 11
Riwayat pendidikan :
Matraville Public School, Sydney, 1997
SLTPK Yahya, Bandung, 2000
SMUK 1 BPK Penabur, Bandung, 2003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus ( DM ) merupakan gangguan kesehatan yang ditandai
oleh keadaan hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin ( Powers,
2005 ). DM merupakan salah satu jenis penyakit yang paling sering
menimpa masyarakat dunia. Hasil penelitian WHO menunjukkan, pada
tahun 2000 Indonesia menduduki peringkat keempat tertinggi dari seluruh
kasus DM di dunia dengan jumlah penderita sebanyak 8,4 juta penderita,
yang diperkirakan tahun 2030 akan mengalami peningkatan menjadi 21,3
juta penderita ( Wild, 2004 ).
Obat-obat konvensional untuk mengatasi DM sudah banyak
dikembangkan, namun penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka
waktu lama dapat menimbulkan efek samping maupun komplikasi lain
yang tidak diinginkan ( Brenner, Katno, S. Pramono, 2002 ). Selain itu,
biaya yang relatif besar menjadi salah satu pertimbangan dari penggunaan
obat-obat konvensional DM. Oleh karena itu, perlu dikembangkan atau
diteliti mengenai alternatif lain untuk pengobatan DM ini.
Tanaman obat yang diduga mempunyai efek menurunkan kadar
glukosa darah, antara lain sambiloto, bratawali, dan daun salam. Efek daun
salam terhadap kadar glukosa darah telah diteliti oleh Syanne Fonda
(2005) menggunakan sediaan infusa. Hasilnya, infusa daun salam dosis
1,482 g/kgBB mencit dan 2,984 g/kgBB mencit efektif menurunkan kadar
glukosa darah yang setara dengan Glibenklamid. Penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut efek daun salam terhadap kadar glukosa darah dengan
menggunakan sediaan yang berbeda berupa bahan uji ekstrak etanol daun
2
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak etanol daun salam menurunkan kadar glukosa darah
2. Bagaimana potensi ekstrak etanol daun salam dalam menurunkan
kadar glukosa darah dibandingkan dengan Glibenklamid
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian
Mengembangkan pengobatan tradisional dengan menggunakan daun salam
sebagai obat alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah
Tujuan penelitian
Mengetahui efek ekstrak etanol daun salam terhadap penurunan kadar
glukosa darah
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis
Mengembangkan pengetahuan farmakologi tumbuhan obat khususnya
daun salam terhadap penurunan kadar glukosa darah
Manfaat praktis
Daun salam dapat digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu obat
alternatif untuk menurunkan kadar glukosa darah
1.5 Kerangka Pemikiran
Diabetes mellitus ( DM ) merupakan penyakit yang ditandai dengan
keadaan hiperglikemi akibat gangguan sekresi insulin dan disertai dengan
3
tubuh. Produksi radikal bebas pada keadaan hiperglikemi ini dapat terjadi
melalui 3 jalur yakni aktivasi jalur poliol, nonenzimatic glication dan
autooksidasi glukosa. Pada jalur poliol, glukosa diubah menjadi sorbitol
dengan bantuan enzim aldose reduktase. Selain itu, pada jalur poliol juga
terjadi pembentukan advanced glycosylation end products ( AGE ) dari
fruktosa-3 phosphate dan 3-deoksiglucosone yang mana jika AGE tersebut
berikatan dengan reseptor AGE akan terbentuk radikal bebas. Keberadaan
radikal bebas dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan dari sel-sel
tubuh. Untuk mengatasi keadaan ini maka dibutuhkan antioksidan yang
berfungsi untuk melawan efek radikal bebas (Sidartawan Soegondo,1999).
Sistem antioksidan dalam tubuh manusia ( antioksidan endogen )
berperan dalam melindungi jaringan tubuh dari efek radikal bebas. Pada
keadaan DM, jumlah antioksidan endogen yang dihasilkan tidak seimbang
dengan peningkatan jumlah radikal bebas sehingga dibutuhkan adanya
antioksidan dari luar ( antioksidan eksogen ) ( www.diabetesforum.net,
2006 ).
Daun salam mengandung zat aktif utama berupa flavonoid ( kuersitrin
dan fluoretin ) yang dapat berfungsi sebagai antioksidan ( Badan POM RI,
2004 ). Flavonoid tergolong ke dalam antioksidan jenis secondary
antioxidant trap radicals yang dapat mencegah reaksi pembentukan rantai
AGE penyebab perubahan patologis pada keadaan hiperglikemi akibat
DM. Mekanisme kerja flavonoid dalam melindungi tubuh terhadap efek
radikal bebas adalah dengan mengurai oksigen radikal, melindungi sel dari
peroksidasi lipid, memutuskan rantai reaksi radikal, mengikat ion logam
dari kompleks inert sehingga ion logam tersebut tidak dapat berperan
dalam proses konversi superoxide radicals dan hidrogen peroksida
menjadi radikal hidroksil, mengurangi peningkatan permeabilitas vaskuler
pada saat peradangan, memblokade jalur sorbitol, menginhibisi aldose
reduktase ( Andi Wijaya, 1999 ). Oleh karena itu, daun salam diduga dapat
4
Gambar 1.1 Skema hubungan antara DM, radikal bebas, dan antioksidan
Hipotesis
1. Ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar glukosa darah
2. Potensi penurunan kadar glukosa darah oleh ekstrak etanol daun
salam setara dengan Glibenklamid
1.6 Metode Penelitian
Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan, memakai
Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) bersifat komparatif. Metode penelitian
kadar glukosa darah dilakukan dengan induksi aloksan, data yang diukur
adalah kadar glukosa darah dalam mg/dl setelah 7 hari perlakuan dengan
ekstrak etanol daun salam. Analisis data dengan ANOVA satu arah
dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0.05
5
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol daun salam menurunkan kadar glukosa darah
2. Potensi penurunan kadar glukosa darah EEDS 2 (249.6 mg/kgBB mencit)
dan EEDS 3 (499.2 mg/kgBB mencit) setara dengan Glibenklamid
sedangkan penurunan kadar glukosa darah oleh EEDS 1 (124.8 mg/kgBB
mencit) lebih lemah dibandingkan dengan Glibenklamid
5.2 SARAN
Penelitian tentang ekstrak daun salam perlu diteliti lebih lanjut dengan:
1. Dosis efektif minimal ekstrak daun salam
2. Uji toksisitas
3. Penggunaan metode lain
DAFTAR PUSTAKA
Acuan Sediaan Herbal Depatemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. 2000. Hlm 104-5.
Andi Wijaya. 1999. Free radicals and antioxidant status. Jakarta: Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hlm. 10-3.
Anonim. 2006. Diabetes mellitus and free radicals reactive oxygen species
( ROS ), and oxidative stress. www.diabetesforum.net.13 Juli 2006.
Arlani. 2005. Pengaruh ekstrak kacang buncis (Phaseolus vulgaris) terhadap
penurunan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.
Badan POM RI. 2004. Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia vol.1.
Hlm. 80.
Brenner. 2006. Identify the major adverse effects of sulfonylurea drugs.
http://faculty.washington.edu/alexbert/MEDEX. 6 Mei 2006.
Bruneton, J. 1999. Pharmacognosy Phytochemistry Medicinal Plants 2nd ed.
Paris: Lavoisier Publishing. p. 309-25.
Davis, N.S. 2006. Insulin, Oral Hypoglycemic Agents, and the Pharmacology of
the Endocrine Pancreas In: Goodman & Gilman, The Pharmacological Basis
of Therapeutics 11th ed. p. 1634-1641.
Guzman, C. C., Siemonsma, J.S. 1999. Plant Resources of South East Asia no.13.
Hafiz Soewonto. 2001. Antioksidan eksogen sebagai lini pertahanan kedua
dalam menanggulangi peran radikal bebas. Dalam: Kursus penyegar 2001
Radikal bebas dan antioksidan dalam kesehatan dasar, aplikasi, dan pemanfaatan bahan alam. Jakarta: Bagian Biokimia FKUI. h. 1-25.
Harborne, J. B. 1996. Metode fitokimia penuntun cara modern menganalisis
tumbuhan. Bandung: ITB. Hlm. 84-90.
Imam Subekti. 2005. Apa itu diabetes: patofisiologi, gejala dan tanda. Dalam:
Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo,
Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hlm. 253-5.
Katno, S. Pramono. 2002. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat
tradisional. www.litbang.depkes.go.id. 5 Agustus 2006.
Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori, dan aplikasi. Jakarta:
Rajawali Press.
Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal
Medicine. London: Churchill Livingstone. p. 31-33.
Powers, A.C. 2005. Diabetes mellitus. In: Harrison’s principles of internal
medicine vol II. Ed: Dennis, L.K. USA: McGraw Hill Companies, Inc.
p. 2152-80.
Robinson, T. 1995. Kandungan organik tumbuhan tinggi edisi 6. Bandung: ITB.
Sarwono Waspadji. 2005. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan
pengelolaannya yang rasional. Dalam: Penatalaksanaan diabetes melitus
terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hlm. 31-40.
Setiawan Dalimartha. 2000. Atlas tumbuhan obat Indonesia jilid 2. Jakarta:
Trubus Agriwidya. Hlm 162-5.
Sidartawan Soegondo. 1999. Mekanisme komplikasi diabetes melitus, aspek-
ilmu-ilmu dasar pada keadaan klinik. Dalam: Naskah lengkap penyakit dalam
PIT 99. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FKUI. h. 87-97.
Sidartawan Soegondo. 2005. Prinsip pengobatan diabetes, insulin dan obat
hipoglikemik oral. Dalam: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu.
Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI. Hlm. 112.
Slamet Suyono. 2005. Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang diabetes.
Dalam: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo,
Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hlm. 3-4.
Sujarwoto Sayekti, Ahmad Muhtadi, Supriyatna. 1995. Aktivitas hipoglikemik
daun salam dan herba bulu lutung. www. farmasi. ui. ac. id/riset.
20 September 2006.
Szkudelski T. 2006. The mechanism of alloxan and streptozotocin in B cells of
the rat pancreas. www.wikipedia.com. 13 Agustus 2006.
The encyclopedic atlas of the human body. 2004. Australia: The Five Mile Press.
Triplitt C.L., Rosner C.A., Isley W.L. 2005. Pharmacotherapy a pathophysiology
approach 6th ed. America: McGraw Hill Medical Publishing Division.
p. 1333-63.
Wikipedia. 2006. Pancreas. www.wikipedia.com. 7 Agustus 2006.
Wild S., et al. 2004. Global prevalence of diabetes: Estimates for the year 2000