• Tidak ada hasil yang ditemukan

Survey Mengenai Peringkat Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kinerja Operator di Bagian Winding PT "X" Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Survey Mengenai Peringkat Faktor-faktor yang Berkaitan dengan Kinerja Operator di Bagian Winding PT "X" Kota Bandung."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian dengan judul “SURVEI MENGENAI PERINGKAT FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KINERJA OPERATOR DI BAGIAN WINDING PT “X” KOTA BANDUNG. Bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja yang dapat diketahui melalui penyebaran kuesioner kepada operator bagian Winding PT “X” Bandung.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan sampel yang diperoleh berukuran 57 operator. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja, alat ukur ini disusun oleh peneliti berdasarkkan teori dari Stephen P. Robbins (2001). Berdasarkan pengolahan hasil try out didapatkan nilai reliabilitas sebesar 0,8483 dan validitas antara 0,3107 sampai dengan 0,6371.

Melalui pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis faktor, didapatkan hasil bahwa operator dengan kinerja yang tinggi memilih peringkat pertama adalah faktor ability (83,87%) dan peringkat kedua faktor motivation (16,12%). Sedangkan operator dengan kinerja yang rendah, peringkat pertama adalah faktor opportunity (53,84%) dan peringkat kedua motivation (46,15%)

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1). Mayoritas operator bagian winding memilih peringkat pertama adalah faktor ability sebagai faktor yang paling berkaitan dengan kinerja. 2). Operator yang memiliki kinerja yang tinggi memilih peringkat pertama adalah faktor ability sebagai faktor yang paling dominan terhadap kinerja. 3). Operator yang memiliki kinerja yang rendah memilih peringkat pertama adalah faktor opportunity sebagai faktor yang paling dominan terhadap kinerja

Saran yang diajukan adalah : 1). Meneliti lebih dalam faktor-faktor lain yang juga berkaitan dengan kinerja. 2). Operator dapat menerima dan beradaptasi dengan situasi dan kebijakan-kebijakan yang ada di perusahaan dan lebih memotivasi dirinya dalam bekerja. 3). Supervisor memberikan bimbingan kepada operator sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan lebih memotivasi operator. 4). Pihak perusahaan memperbaiki situasi dan lingkungan yang ada di tempat mereka bekerja dan juga memberikan kesempatan kepada operator agar lebih berkembang lagi,

(2)

Daftar Isi

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR BAGAN ……… x

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……….…… xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ………. 11

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 12

1.5 Kerangka pikir ……….. 13

1.6 Asumsi ……….. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja ……….19

2.1.2 Aspek-aspek yang menentukan kinerja ……….22

2.1.3 Penilaian kinerja ………... 27

2.2 Jadwal Kerja 2.2.1 Pengertian Jadwal Kerja ………29

(3)

2.2.2 Jam kerja biasa ……….30

2.2.3 Permanent Part Time Employmet ………30

2.2.4 Compressed Workweek ………31

2.2.5 Flextime ………32

2.2.6 Shift work ……….33

2.3. Penngaruh sistem kerja shift terhadap kinerja ……….33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ………35

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………...36

3.3. Alat ukur 3.3.1. Jenis Alat Ukur ……….36

3.3.2. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur ………..37

3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi sasaran ………40

3.4.2. Prosedur Pemilihan Sampel ………..40

3.4.3. Karakteristik Sampel ……….40

3.5. Teknnik Analisis Data ………..41

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sampel ………42

4.2. Hasil Penelitian ………43

4.3. Pembahasan ………..45

BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan ………..52

5.2. Saran 5.2.1. Saran untuk Penelitian Lanjutan ………53

5.2.2. Saran Guna Laksana ………..53

(4)

DAFTAR PUSTAKA ………..55

DAFTAR RUJUKAN ……….56

(5)

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

BAGAN

Bagan 1.1 Skema Mekanisme Kerja Bagian Operation……….5

Bagan 1.2 Skema Kerangka Berpikir……….17

Bagan 3.1 Skema Penelitian………...35

TABEL

Tabel 3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil kerja dan nomor pertanyaan

yang akan diukur dalam kuesioner………...37

Tabel 4.1. Gambaran sampel secarau umum………...42

Tabel.4.2. Persentase dari faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja.……43

Tabel 4.3. Tabel tabulasi silang antara kinerja dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi Kinerja.………... 44

Tabel 4.4. Tabel tabulasi silang antara kelompok shift dengan persentase

Faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja ….……….44

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Alat ukur penelitian

Lampiran B Data mentah kuesioner faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja

Lampiran C hasil perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner faktor-faktor

yang berkaitan dengan kinerja

Lampiran D Peringkat faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja

Lampiran E Data penunjang

Lampiran F Tabel data utama dari kinerja operator

Lampiran G Tabulasi silang antara kinerja dengan data penunjang

Lampiran H Tabulasi silang antara faktor ability, motivation, opportunity

dengan data penunjang

Lampiran I Tabel nilai rata-rata skor setiap kelompok operator berdasarkan

item, aspek dan faktor

Lampiran J Tabel nilai-nilai r Product Moment (Sugiono).

(7)

Lampiran A

Kata Pengantar Kuesioner

Dalam rangka mencapai gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Maranatha, penulis akan mengadakan penelitian sebagai salah satu

syarat yang harus dipenuhi.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan bantuan dan

kerjasama dari bapak/ibu untuk mengisi kuesioner yang diberikan.

Data-data yang akan diberikan akan sangat bermanfaat bagi penulis dan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Psikologi Industri. Oleh karena

itu, kami sangat mengharapkan kesungguhan dan kejujuran bapak/ibu dalam mengisi

kuesioner ini. jawaban maupun identitas bapak/ibu akan kami jaga kerahasiannya.

Aatas kerjasama dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih.

(8)

Nama (inisial) :

Jenis Kelamin :

Usia :

Lama bekerja :

Pendidikan terakhir :

Petunjuk pengisian kuesioner

Pada halaman berikut, teredapat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan

kejadian sehari-hari di lingkungan kerja saudara. Pada setiap pernyataan terdapat tiga

pilihan jawaban, yaitu :

Sesuai, yang berarti saudara sering mengalami kejadian tersebut

Kurang Sesuai, yang berarti saudara kadang-kadang mengalami kejadian tersebut

Tidak Sesuai, yang berarti saudara tidak pernah mengalami kejadian tersebut.

Pada setiap pernyataan, saudara diminta untuk mengisi sesuai dengan keadaan

yang saudara alami. Caranya adalah dengan memberikan tanda silang (X) pada

pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara.

Jawaban saudara tidak ada yang salah dan setiap jawaban yang diberikan

hendaknya benar-benar mewakili keadaan saudara. Jawablah seetiap pertanyaan

dengan jujur. Setiap jawaban yang saudara berikan akan kami jaga kerahasiaannya.

Terima kasih atas kesediaan dan kerjasama saudara.

(9)

No Pertanyaan Sesuai Kurang sesuai

Tidak Sesuai 1 Saya dapat dengan mudah membedakan benang

dengan gulungan yang sempurna dengan yang tidak

2 Saya dapat membedakan dengan cepat jenis benang

halus dan benang kasar

3 Saya dapat melihat gulungan benang yang cacat

dengan kasat mata

4 Saya menambah bobin (gulungan benang yang kecil)

dengan cepat

5 Apabila ada 2 mesin yang bersebelahan kekurangan

bobin, maka saya menambahkannya secara

bersamaan

6 Saya mengisi 6 tempat bobin dan menyambungkan

benangnya ke cones secara cepat dan tepat

7 Apabila mesin mengalami kerusakan kecil

(tersumbat), maka saya dapat memperbaikinya

sendiri

8 Apabila mesin berjalan tidak seperti biasanya, saya

dapat mengetahui permasalahannya dengan tepat.

9 Saya mampu menghasilkan jumlah cones lebih

banyak dibandingkan sebelum jam istirahat

10 Apabila jumlah cones belum memenuhi jumlah dari

target, saya dapat mencapainya dengan sisa jam kerja

yang ada

11 Saya berusaha menghasilkan jumlah cones lebih

banyak dari target yang sudah ditentukan

(10)

13 Saya merasa cocok dengan pekerjaan saya saat

Ini

14 Saya bersemangat saat berangkat kerja

15 Saya bersemangat saat bekerja karena saya

menyenangi pekerjaan saya

16 Saya mampu mengatur energi saya saat bekerja

17 Dalam satu bulan saya terlambat masuk kerja paling

banyak 2 kali

18 Apabila berangkat kerja saya berusaha hadir sebelum

jam kerja saya dimulai

19 Saya bersedia menjadi pemimpin shift

20 Apabila ada gulungan benang yang cacat, maka saya

akan menggulung ulang

21 Saat bekerja saya merasa terganggu jika supervisor

mengawasi

22 Saya selalu dapat mencapai target tanpa perlu

diawasi atau ditegur oleh supervisor

23 Saya yakin mampu memenuhi target hasil kerja

apabila target yang ditetapkan naik

24 Saya tidak merasa kesulitan bekerja dengan

menggunakan jadwal kerja shift

25 Jadwal kerja shift dapat meningkatkan produktivitas

kerja

26 Jadwal kerja shift memiliki keuntungan yang lebih

besar dibandingkan sistem kerja biasa

27 Peraturan yang diberlakukan perusahaan dapat

mempengaruhi produktivitas karyawan

(11)

dapat memmbantu kelancaran saya dalam bekerja

29 Perusahaan sangat memperhatikan kesehatan dari

para karyawannya

30 Perusahaan memberikan upah yang sesuai dengan

pekerjaan saya

31 Supervisor saya memberikan bimbingan dalam

bekerja

32 Kehadiran supervisor membantu saya menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan target

33 Kehadiran supervisor membuat saya tidak efektif

dalam bekerja

34 Pengawasan dari supervisor memotivasi saya untuk

(12)

LAMPIRAN B

Data mentah kuesioner faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja

(13)
(14)
(15)

Lampiran D

Tabel Peringkat faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja

Operator Ability Motivation Opportunity

(16)

40 0.039 0.055 -0.025

41 0.029 0.026 -0.097

42 -0.017 0.068 -0.042

43 0.102 -0.006 0.041

44 -0.021 0.039 0.094

45 0.090 -0.088 -0.009

46 -0.038 -0.003 -0.008

47 0.038 0.014 0.108

48 0.001 0.053 -0.035

49 0.023 0.001 0.005

50 0.056 -0.033 -0.110

51 0.057 0.010 0.039

52 -0.020 0.029 0.039

53 -0.007 0.015 0.034

54 0.006 0.035 -0.109

55 0.062 0.015 -0.006

56 0.101 -0.032 0.025

(17)
(18)

42 R.I perempuan 47 28 SD

43 N perempuan 42 25 SMP

44 N.S perempuan 37 14 SMP

45 C perempuan 43 26 SD

46 G.L perempuan 43 27 SD

47 R laki-laki 33 9 SMP

48 T.K perempuan 41 22 SMP

49 J.H perempuan 41 24 SMP

50 M perempuan 42 21 SMP

51 A.T perempuan 42 23 SMP

52 M.H perempuan 34 14 SMP

53 L perempuan 46 28 SD

54 K laki-laki 42 25 SMP

55 S perempuan 41 19 SMP

56 D.L perempuan 43 25 SD

(19)

Lampiran F

Tabel F.1. Data utama dan kinerja operator

(20)

39 Motivation malam 298 siang 248 pagi 255 malam 347 siang 404

Minggu ke-6 minggu ke-7 minggu ke-8 minggu ke-9 Operator Faktor yang tertinggi

(21)

24 Motivation malam 324 siang 576 pagi 389 malam 419

tabel F.2. Tabel persentase kinerja dibandingkan dengan rata-rata cones

(22)

8 Ability 307 326 552 303 158 413 246 429 395

Rata-rata 282,105 325,47 549,5789 293,32 151,58 413,89474 244,32 432,368 394,31579

(23)

56 Ability 256 311 410 87,5% 250 417 415 87,5% 301 347 575 95,8% 39 Motivation 255 313 422 248 404 406 298 347 566

40 Motivation 250 309 413 249 401 403 301 345 569

42 Motivation 256 316 416 255 408 408 295 351 574

46 Motivation 253 312 411 247 406 407 287 345 568 48 Motivation 250 311 413 248 408 405 301 342 565 54 Motivation 252 309 416 249 406 407 299 342 567

57 Motivation 248 313 400 71,4% 248 405 406 61,9% 286 345 569 66,6% 44 Opportunity 253 309 409 243 405 385 297 341 563

47 Opportunity 246 313 401 258 402 407 291 340 554

52 Opportunity 245 305 411 245 402 399 286 343 564

53 Opportunity 254 310 409 33,3% 247 398 395 25% 283 335 569 16,6%

(24)

LAMPIRAN G

Tabel G.1. tabel jumlah operator berdasarkan kinerja tinggi atau rendah

Tabel G.2. tabulasi silang antara kinerja dengan faktor tertinggi

Kinerja

Tabel G.3. tabulasi silang antara kinerja dengan masa kerja

Kinerja

(25)

Kinerja Pendidikan

Tinggi Rendah SD 52,63% (10) 47,37% (9)

SMP 60% (18) 40% (12)

SMA 25% (2) 75% (6)

(26)

LAMPIRAN H

Tabel H.1. Tabulasi silang antara faktor yang berkaitan dengan masa kerja

Faktor

Tabel H.2. Tabulasi silang antara faktor yang berkaitan dengan usia

Faktor

(27)

LAMPIRAN I

Tabel I.1 nilai rata-rata skor setiap kelompok operator berdasarkan item, aspek

dan faktor

Operator 1-19 Operator 20-38 Operator 19-57 No.

Item Item aspek faktor item aspek faktor item aspek faktor

(28)

Tabel I.2. Rata-rata setiap kelompok oprator berdasarkan aspek dari setiap faktor

nilai rata-rata Faktor yang

berkaitan dengan kinerja

Aspek

Operator 1-19

Operator 20-38

operator 39-57

Perceptual Speed 2,46 2,40 2,54

Dynamic flexibility 2,63 2,47 2,46

Inductive Reasoning 2,29 2,00 2,13

Ability

Stamina 2,39 2,37 2,37

Sikap yang positif terhadap organisasi dan

pekerjaannya 2,36 2,49 2,47

Motivation

Bertanggungjawab tehadap pekerjaannya 2,48 2,33 2,32 Kondisi kerja yang kondusif 2,35 2,15 2,37 Kebijakan perusahaan 2,47 2,51 2,29 Opportunity

(29)

Lampiran J

Tabel Nilai-nilai r Product Moment

N Taraf Signifikan 5%

3 0.997 4 0.950 5 0.878 6 0.811 7 0.754 8 0.707 9 0.666 10 0.632 11 0.602 12 0.576 15 0.514 20 0.444 25 0.396 30 0.361 35 0.334 40 0.312 45 0.294 50 0.229 55 0.266

57 0.260

(30)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang sedang berkembang di

kawasan Asia Tenggara, namun krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun

1997, membuat banyak kegiatan dari perusahaan yang terhambat dan mulai tidak

dapat menutupi pengeluaran operasionalnya. Salah satu dari bidang usaha itu

adalah bidang tekstil dan produk pertekstilan yang hingga sekarang nasibnya

makin memprihatinkan. Banyak pengusaha tekstil sedang ataupun yang besar

mengalami kemunduran dalam pemasaran dan pada gilirannya tentu berdampak

pada produksi (Sumber : www. Yahoo.com/cerita kami oleh Edi Cahyono).

Perusahaan tekstil saat ini sedang mengalami problem yang sangat serius.

Disatu sisi, perusahaan ditekan oleh biaya produksi yang terus menerus naik, baik

karena kenaikan tarif dasar listrik (TDL), BBM, maupun tuntutan kenaikan upah

yang terjadi setiap tahun. Selain itu pungutan liar dengan segala bentuknya masih

belum juga dapat dihilangkan, contohnya, tambahan biaya keamanan, pajak

rangkap yang dikenakan oleh oknum pemerintahan. (Sumber : Harian Umum

Suara Merdeka, 3 April 2003). Di sisi lain, saat ini negara kita sedang

berkompetisi dengan negara lain untuk mendapatkan pangsa pasar di negara kita

sendiri, hal ini dikarenakan adanya kebijakan dari perdagangan bebas Asia

(AFTA) (Sumber: www. Yahoo.com/cerita kami oleh Edi Cahyono). Untuk itu

(31)

perusahaan dituntut menghasilkan jumlah produk yang lebih tinggi dengan

kualitas memadai. Hal ini tentu saja terkait dengan hasil kerja dari karyawan yang

bekerja pada perusahaan tersebut.

Perusahaan sebagai suatu organisasi, memiliki berbagai macam kegiatan

yang dilakukan oleh beberapa kelompok pekerja. Kegiatan-kegiatan tersebut satu

dengan yang lainnya saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Tercapainya

tujuan suatu perusahaan tersebut sangat tergantung pada sumber daya yang

dimilikinya. Untuk itu perusahaan harus menjaga kualitas dari sumber daya yang

dimilikinya, seperti, bahan baku, mesin untuk kegiatan produksi, dan manusia

(SDM).

Sumber Daya Manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

suatu perusahaan. Sebaik-baikya sarana dan secanggih-canggihnya mesin, tetap

tidak akan ada artinya bila tidak ada manusia yang menjalankan atau

mengoperasikannya . Pada saat ini banyak perusahaan yang sadar betapa

pentingnya kepedulian terhadap potensi dan kompetesi sumber daya manusia

(Media Indonesia, 25 Maret 1999). Hal ini didukung oleh Louis A. Allen yang

mengungkapkan bahwa, rencana-rencana dalam organisasi dan pengawasan yang

sudah sempurna, apabila tidak dijalankan dengan baik maka perusahaan tidak

akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat dicapainya (Psikologi

Industri, Drs, Moh. Af’ad.S.U.,Psi, Hal 103)

Dengan sulitnya bertahan dan ketatnya persaingan antar perusahaan

dewasa ini, maka untuk meningkatkan daya saing, setiap perusahaan harus

(32)

menjaga dan meningkatkan kualitas sumber dayanya. Salah satunya dengan

menggunakan mesin operasional selama 24 jam penuh. Namun sangat tidak

mungkin seorang karyawan dapat bekerja selama 24 jam, karena manusia

memiliki kemampuan yang terbatas dan butuh waktu untuk istirahat. Oleh karena

itu pemerintah mengeluarkan undang-undang mengenai waktu kerja. Dalam

Undang-Undang Republik Indonesia tentang ketenagakerjaan, pada Bab X

mengenai Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan, pasal 77 ayat 2

disebutkan bahwa waktu kerja yang diperkenankan adalah 7 jam/hari dan 42 jam/

minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu. Untuk mengatasi hal tersebut,banyak

perusahaan yang menerapkan sistem kerja shift bagi karyawannya. Pada

perusahaan-perusahaan besar yang bekerja selama 24 jam, sistem kerja shift ini

biasanya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu, pagi (jam 07.00-15.00), siang (jam

15.00-23.00), dan malam (jam 23.00-07.00).

Dengan adanya sistem shift ini, diharapkan dapat meningkatkan kinerja

dari karyawannya. Menurut Stephen P. Robbins kinerja karyawan dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu, ability, motivation, and opportunity. Pada sistem kerja

shift faktor ability dan motivation akan lebih mudah berubah-rubah karena kedua

faktor ini berada dalam diri karyawan (internal), sehingga dapat terpengaruh oleh

kondisi kerja termasuk jam kerjanya . Berbeda dengan ability dan motivation,

faktor opportunity diberikan oleh perusahaan kepada seluruh karyawannya, seperti

mesin, peralatan, kebijakan perusahaan, dan kondisi kerja (eksternal).

(33)

Pada sistem shift, ability dan motivation karyawan akan dapat

dimaksimalkan khususnya pada shift pagi, dan shift siang, hal ini dikarenakan

fungsi tubuh manusia akan lebih aktif pada pagi atau siang hari, dan kurang aktif

pada malam hari. Sebaliknya ability dan motivation karyawan tidak dapat

maksimal pada malam hari, karena bertentangan dengan ritme harian manusia

(Wagimun S. Teks, Efisiensi dan Produktivitas, Pendidikan dan Latihan,

pengembangan industri tekstil,1990)

Perusahaan ‘X’ yang terletak di Bandung ini bergerak dalam bidang tekstil

dan memiliki ribuan pekerja. Perusahaan ‘X’ ini merupakan perusahaan

multinasional, 60 % produk diekspor ke berbagai macam mancanegara, seperti

Bangladesh, Filipina, Nicaragua, Afrika Selatan dan Pakistan. Sedangkan 40 %

sisanya dijual di dalam negeri, terutama ke perusahaan konveksi di Surabaya.

Perusahaan ‘X’ ini bekerja menggunakan sistem kerja shift , dimana shift pagi

(kelompok Shift A) mulai jam 06.00-14.00, shift siang (kelompok Shift B) mulai

jam 14.00-22.00, dan shift malam (kelompok Shift C) sejak jam 22.00-06.00.

Sistem kerja shift ini akan dirotasi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, jadi

setiap karyawan yang bekerja secara shift akan dirotasi setiap 1 minggu, dengan

ketentuan, shift pagi akan berputar menjadi shift malam, shift malam akan

berputar menjadi shift siang, sedangkan shift siang akan berputar menjadi shift

pagi. Proses tersebut akan berotasi terus setiap satu minggu.

Setiap Departemen dari perusahaan “X” memiliki jumlah karyawan yang

berbeda-beda, pada Departemen Spinning/Pemintalan berjumlah 354 karyawan.

(34)

Dengan penempatan pada bagiannya masing-masing sesuai dengan keahliannya.

Posisi yang terdapat pada Departemen ini adalah bagian Operation, yaitu

karyawan yang mengoperasikan mesin, dan bagian Maintenance, yaitu karyawan

yang bertugas untuk mengatasi hal-hal yang umum, seperti administrasi,

kebersihan, listrik, perbaikan mesin, dll.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti pada bagian operation, khususnya

proses Winding dengan pertimbangan, pada bagian ini, hasil kerja yang diperoleh

setiap karyawan dapat dinilai setiap hari dan dapat dilihat jumlahnya. Pada bagian

operation terdiri dari beberapa tahap, yang mekanisme kerjanya sebagai berikut:

Carding Drawing

Open Ball Blowing

Ring Spinning Winding Packing

Roving

Bagan 1.1 Mekanisme Kerja Bagian Operation

Pada tahap pertama, yaitu Open Ball, semua bahan baku berupa kapas

dikategorikan berdasarkan jenis dan asalnya. Tahap selanjutnya, Blowing, pada

tahap ini bahan baku tersebut dicampur sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan, lalu diolah, hasil dari olahannya akan diukur berat dan kualitasnya di

laboratorium. Apabila sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan, maka akan

dikirim ke bagian Carding. Pada bagian Carding, bahan baku yang berupa kapas

tersebut, diolah menjadi bentuk gulungan kapas yang besar dan ditempatkan

dalam drum. Drum tersebut akan dikirim ke bagian Drawing, di bagian ini drum

(35)

tersebut dibuat dalam 2 barisan berdasarkan jenisnya, hal ini dilakukan untuk

mempermudah untuk proses selanjutnya, yaitu bagian Roving.

Pada bagian Roving, drum yang berasal dari bagian Drawing,

dikategorikan berdasarkan jenisnya, dan selanjutnya diolah menjadi gulungan

benang yang besar. Gulungan benang yang besar ini ditempatkan dalan satu

tempat gulungan benang yang disebut bobin. Tahap selanjutnya, yaitu Ring

Spinning, di tahap ini semua bobin hasil dari bagian Roving dikategorikan lagi,

dalam bentuk benang kasar atau benang halus. Lalu diolah dari bentuk benang

yang besar menjadi benang yang kecil, dan ditempatkan kembali dalam bobin.

Tahap selanjutnya adalah bagian Winding, pada tahap ini bobin yang

berasal dari bagian Ring Spining dipisahkan lagi berdasarkan warnanya, lalu

gulungan benang yang terdapat di bobin, akan disambung menjadi satu gulungan

yang lebih besar, gulungan yang besar ini disebut Cones. Cones tersebut akan

diperiksa berat dan mutunya, apabila sudah sesuai dengan standart dari

perusahaan, maka akan dikirim ke bagian Packing. Gulungan benang yang besar

ini akan dipasarkan ke konsumen, oleh karena itu pada bagian ini, tingkat

ketelitian harus lebih ketat lagi, agar gulungan benang yang dihasilkan dapat

sesuai dengan standard dari perusahaan, baik dari segi kualitas dan

kuantitasnya.Tahap terakhir, yaitu Packing, di bagian ini cones yang berasal dari

bagian Winding akan dibungkus dalam satu tempat yang disebut bale. satu bale

terdiri dari 15 cones.

(36)

Di bagian Winding, para operator dituntut untuk lebih teliti dan terampil

dalam bekerja. Pada bagian ini terdapat 74 karyawan. Tugas dari karyawan bagian

Winding ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap yang pertama, mereka harus

memisahkan gulungan-gulungan benang yang kecil berdasarkan warna bobin, ada

9 macam warna bobin, hal ini diharuskan agar hasil akhir benang pada gulungan

besar tidak terjadi kerusakan. Setelah itu, mereka harus memasukan

gulungan-gulungan benang yang kecil tersebut dalam suatu mesin, dan mesin tersebut akan

menggulung benang tersebut menjadi gulungan yang lebih besar. Namun bila ada

benang yang putus, maka mereka harus menyambungnya kembali.

Dalam satu mesin, terdapat 50 alat penyambung dan setiap alatnya

membutuhkan lima gulungan benang kecil. Apabila gulungan benang yang kecil

tersebut habis, maka karyawan mengisinya kembali. Agar proses penyambungan

dapat berjalan terus, hal ini membutuhkan ketrampilan yang tinggi, apabila

karyawan lalai, maka akan mengakibatkan jumlah produksinya akan berkurang.

Pada tahap akhir, operator harus memeriksa hasil pada gulungan benang yang

besar. Apakah benang cacat atau tidak, apabila mengalami cacat, benang harus

ditandai dan digulung ulang.

Di perusahaan ‘X’, kinerja operator secara shift masih termasuk dalam

standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Meskipun demikian ada juga hasil

produksi yang kurang memenuhi standar. Menurut seorang supervisor, hal seperti

ini, dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu bahan baku dan faktor operatornya. Namun,

jarang terjadi kekeliruan dalam pengolahan bahan baku, karena perusahaan sudah

(37)

memiliki catatan untuk mencampur bahan baku, agar menghasilkan produk yang

diinginkan. Selain itu, hasil dari satu bagian akan diambil sampelnya terlebih

dahulu untuk diperiksa di laboratorium Sedangkan dari faktor operatornya sering

ditemukan operator yang kurang konsentrasi dan kurang disiplin ketika bekerja

,seperti mengobrol saat menyambung benang atau menambah gulungan benang

sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan proses tersebut.

Dari hasil wawancara terhadap 12 operator bagian Winding, 75%

mengatakan tidak memiliki kendala yang berarti saat bekerja, mereka hanya

mengeluhkan tentang kebijakan perusahaan yang menghilangkan sistem kompetisi

antar operator. Menurut mereka dengan adanya sistem kompetisi, mereka lebih

termotivasi lagi untuk bekerja. 83% operator menyatakan bahwa bekerja pada

shift malam lebih nyaman dibandingkan dengan shift pagi atau shift siang. Hal ini

cukup mengherankan, karena kita tahu bahwa ritme harian manusia adalah bekerja

pada pagi atau siang hari dan istirahat pada malam hari. 75% mengatakatan bahwa

kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaannya lebih baik jika bekerja

pada pada shift pagi atau siang hari, karena pada malam hari mereka sering

mengantuk dan kemampuan mereka dalam menyambung benang kurang dapat

dimaksimalkan. 25% dari mereka mengatakan kemampuan mereka akan sama

saja baik bekerja pada shift pagi, shift siang, atau shift malam.

Dari 12 operator yang diwawancarai, 91,6% mengatakan bahwa mereka

lebih termotivasi dan bersemangat jika bekerja pada shift siang atau shift malam,

sedangkan 8,4% mengatakan lebih semangat bila bekerja pada shift pagi. 100%

(38)

dari jumlah operator yang diwawancarai mengatakan bahwa kondisi kerja dan

kebijakaan yang diberikan oleh perusahaan banyak membantu mereka dalam

bekerja, terutama dalam hal lingkungan kerja mereka yang cukup nyaman.

Dengan hasil yang diperoleh dari wawancara, maka dapat dilihat ciri khas

dari aetiap shift yang ada di bagian Winding. Pada shift pagi kemampuan dari

operator dapat dimaksimalkan karena kondisi tubuh masih segar dan mereka

bekerja sesuai dengan ritme harian manusia, namun mereka kurang termotivasi

dalam bekerja karena mereka merasa pengawasan yang terlalu ketat dari

supervisor saat bekerja, dan juga seringnya kepala produksi dari departemen

menggontrol mereka, hal tersebut membuat operator menjadi tegang saat bekerja,

dan kurang konsentrasi saat bekerja.

Untuk shift siang, kemampuan operator juga dapat dimaksimalkan, dan

mereka lebih termotivasi untuk bekerja karena pada saat memasuki shift siang

biasanya pengawasan dari supervisor tidak terlalu ketat. Pada shift malam,

operator kurang dapat memaksimalkan kemampuannya, namun mereka memliki

motivasi yang cukup tinggi dalam bekerja, disamping pengawasan yang tidak

terlalu ketat, pada shift malam sering mendapat insentif yang lebih besar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang supervisor, pengawasan

yang ketat di pagi hari perlu dilakukan untuk menjaga kelancaran produksi pada

hari tersebut. Pengawasan yang dilakukan selain terhadap operator mesin, juga

terhadap ketersediaan bahan baku, kelayakan mesin, perbaikan hal-hal yang dapat

menggangu kinerja operator, seperti perbaikan penerangan, ventilasi, alat

(39)

pembersih. Untuk keperluan itulah pada pagi hari jumlah supervisor yang

mengawasi lebih banyak dan lebih sering dilakukan. Apabila telah dilakukan

pengawasan dan kontrol pada pagi hari maka diharapkan seluruh kegiatan selama

satu hari itu dapat berjalan lancar dan membantu meningkatkan kinerja dari

operator. Untuk shift siang dan shift malam, pengawasan tidak terlalu ketat,

meskipun demikian masih ada karyawan yang selalu siap untuk mengatasi

masalah-masalah teknis.

Perbedaan pengerahan kemampuan, perbedaan tingkat motivasi, serta

adanya pengaruh ritme harian manusia tentunya mempengaruhi kinerja dari

operator sendiri. Hal ini ditunjukkan dari data perkembangan grafik produksi

selama bulan Mei-Juni 2005, maka didapatkan hasil bahwa jumlah produksi shift

pagi dan siang tidak selalu menunjukkan hasil yang lebih banyak dari shift

malam. Selama bulan Mei-Juni 2005 jumlah produksi pada shift pagi sebanyak

52244 cones, shift siang 54547 cones, dan shift malam 55092 cones.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil kerja secara keseluruhan

bulan Mei dan Juni 2005, shift malam lebih tinggi dibandingkan dengan shift

siang dan shift pagi. Hasil kerja antara shift pagi dan shift malam memiliki selisih

yang tinggi sekali, yaitu sebanyak 3018 cones. Sedangkan antara shift siang dan

shift malam selisih sebanyak 597 cones.

Situasi yang terjadi di bagian Winding ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh P.E. Mott (dalam Ernest J. McCormick,1979), yang mengatakan

bahwa ada kesalahan yang lebih tinggi dan produktivitas yang lebih rendah terjadi

(40)

pada jadwal kerja shift, terutama jadwal kerja shift malam. Hal ini didukung juga

oleh penelitian yang dilakukan di Amerika dan Eropa, penelitian tersebut

menyatakan bahwa produktivitas karyawan yang berkerja pada shift malam lebih

rendah dibandingkan karyawan pada shift siang, selain itu karyawan yang bekerja

pada shift malam akan lebih mudah untuk melakukan kesalahan dan mengalami

kecelakan (VidaČek, Kaliterna, dan Rado

ŝ

ević-Vidaĉek, 1986, dalam Duane

P. Schultz,1994)

Situasi di PT ‘X’ tidak selalu sesuai dengan penelitian yang pernah

dilakukan di atas atau dengan teori-teori yang ada. P.E. Mott mengatakan bahwa

tingkat produktvitas pada jadwal kerja shift malam akan lebih rendah

dibandingkan shift pagi dan siang. Hal ini berbeda dengan kondisi di PT ‘X’,

dimana produktivitas pada shift malam secara umum lebih tinggi dibandingkan

dengan shift pagi dan siang, hal ini diakibatkan adanya faktor-faktor lain yang

berkaitan dengan kinerja dari operator di PT ‘X’ ini. Dengan adanya kondisi ini,

peneliti tertarik untuk melihat dan menjabarkan lebih lanjut mengennai peringkat

faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja operator di Bagian Winding PT “X”

Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana peringkat faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja

pada operator Bagian Winding PT “X” Bandung ?

(41)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian :

Maksud dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai

peringkat faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja pada operator

Bagian Winding.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menguraikan dan mendeskripsikan

peringkat faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja pada operator

bagian Winding.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

Kegunaan ilmiah yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dapat memberi masukan informasi tambahan dan

memperkarya ilmu Psikologi khususnya Psikologi Industri dan Organisasi,

serta menjadi bahan masukan yang berguna bagi ilmu psikologi yang

membahas mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja.

2. Memberikan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja.

(42)

1.4.2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini yaitu:

1. Sebagai bahan informasi mengenai peringkat faktor-faktor apa saja yang

berkaitan dengan kinerja operator khususnya bagian Winding.

2. Bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam usaha meningkatkan kinerja

dari operator.

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan tentu memiliki suatu tujuan tertentu, antara lain jumlah

hasil kerja. Perusahaan akan berusaha menggunakan seluruh sumber daya dengan

maksimal untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu sumber daya yang terpenting

adalah manusia atau karyawannya, dikarenakan seluruh kecanggihan teknologi

mesin tidak ada artinya bila tidak ada yang mengoperasikannya. Apabila

karyawan telah berhasil mencapai target kerja yang telah ditetapkan, maka

diharapkan kinerja dari karyawan-karyawan tersebut mampu meningkatkan

produktivitas dari suatu perusahaan. (Sumber :Media Indonesia,25 Maret 1999)

Menurut Stephen P. Robbins (2001), produktivitas adalah pengukuran

dari hasil kerja, termasuk efektivitas dan efisiensi kerja. Kinerja karyawan

merupakan fungsi dari beberapa faktor, yaitu : Ability (kemampuan), Motivation

(motivasi), dan Opportunity to Perform (peluang). Apabila salah satu dari faktor

tersebut kurang berfungsi, maka akan berdampak negatif terhadap hasil kerja

karyawan, sehingga hasil kerja yang ditampilkan oleh karyawan akan rendah.

(43)

Sebaliknya, jika ketiga faktor tersebut berfungsi dan saling mendukung, maka

hasil kerja yang ditampilkan akan tinggi.

Faktor ability dan motivation akan lebih mudah berubah-rubah karena

kedua faktor ini berada dalam diri karyawan (internal), sehingga dapat

terpengaruh oleh kondisi kerja termasuk jam kerjanya . Berbeda dengan ability

dan motivation, faktor opportunity diberikan oleh perusahaan kepada seluruh

karyawannya, seperti mesin, peralatan, kebijakan perusahaan, dan kondisi kerja

(eksternal).

Ability merupakan kemampuan seorang karyawan untuk melaksanakan tugas

yang bervariasi dalam suatu pekerjaan. Ability dalam seorang individu memiliki

dua faktor yang saling berkaitan, yaitu: Intellectual Abilities and Physical

Abilities. Yang dimaksud dengan intellectual abilities adalah kapasitas intelegensi

yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan mental seseorang. Intellectual

abilities dapat dilihat melalui berbagai macam tes intelegensi. Jenis pekerjaan

yang berbeda, menuntut karyawan menggunakan kemampuan intelegensi yang

berbeda pula. Karyawan yang bekerja dalam kegiatan yang sama dalam

kesehariannya, tidak dituntut memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi,

contohnya adalah seorang operator mesin.

Physical abilities adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

pekerjaan yang bergantung pada stamina, ketrampilan, kekuatan dan keahlian

yang serupa dari setiap karyawannya. Physical abilities diperlukan dalam setiap

pekerjaan, dengan demikian karyawan dituntut memiliki physical abilities yang

(44)

baik. Untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu physical abilities ini lebih dominan

dibandingkan dengan kemampuan intelegensi. Contoh : karyawan bagian gudang.

Selain Ability, faktor lain yang mempengaruhi hasil kerja adalah Motivation.

Motivation adalah keinginan untuk mengerahkan seluruh usahanya untuk

mencapai tujuan organisasi dan untuk memenuhi kebutuhan individual. Hasil

kerja yang tinggi dapat dicapai jika seseorang memiliki motivasi yang tinggi.

Motivation yang dianggap tinggi, apabila karyawan bekerja secara alami dan

kreatif; karyawan mampu mengarahkan dan mengontrol kemampuannya sesuai

dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan; selain itu karyawan juga mempunyai

rasa tanggungjawab terhadap pekerjaannya.

Sedangkan motivation yang dianggap rendah, apabila karyawan tidak

menyukai pekerjaannya bahkan menghindari pekerjaan tersebut, dan tampak

malas ketika bekerja; selain itu, mereka harus selalu dikontrol atau diberikan

hukuman untuk mencapai target hasil kerja; karyawan akan menolak

tanggungjawab pekerjaan yang diberikan, dan tidak memiliki ambisi untuk

berkembang.

Menurut Stephen P. Robbins (2001) seseorang akan lebih termotivasi dan

menunjukkan kinerja yang tinggi, apabila memiliki tugas yang spesifik dan

memiliki tingkat kesulitan, selain itu juga ditunjang oleh konsistennya ability dan

kemampuan karyawan dalam menerima target kerja. Motivasi yang tinggi juga

ditunjukkan apabila perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk

ikut serta dalam menetapkan target kerja yang akan dicapai. Dengan ikut serta

(45)

dalam menetapkan target kerja, maka para karyawan akan menerima lebih baik

target kerja tersebut, dan akan lebih termotivasi untuk bekerja walaupun target

tersebut memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Apabila seorang karyawan memiliki ability yang baik dan Motivation yang

tinggi dalam bekerja, tetapi tidak memiliki opportunity untuk mengembangkan

ability yang dimilikinya, maka hal tersebut menjadi rintangan dalam mencapai

hasil kerja yang maksimal. Kinerja yang tinggi, akan dapat tercipta, jika seorang

karyawan memiliki ability sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. Dalam penelitian

ini, karyawan dituntut untuk terampil dalam menyambung benang dengan cepat,

membedakan jenis benang, dan mampu memperbaiki gulungan benang yang tidak

sempurna. Selain ability, karyawan juga dituntut memiliki Motivation yang tinggi

dalam bekerja. Dalam bekerja karyawan diharapkan memiliki Motivation untuk

dapat memenuhi target hasil kerja perorangan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

Untuk mendukung ability dan motivation yang telah dimiliki oleh karyawan,

maka perusahaan harus memberikan opportunity untuk dapat memaksimalkan

seluruh kemampuan dan motivasinya. Untuk mendukung hal tersebut, seluruh

karyawan mendapat opportunity yang sama berupa diberi peralatan yang lengkap,

mesin yang digunakan dapat berfungsi dengan baik, supervisor dari karyawan

bekerja dengan baik, peraturan dan kebijakan dari perusahaan disesuaikan.

Apabila seorang karyawan menunjukkan hasil kerja yang rendah atau kurang

baik, sedangkan sebenarnya ia dapat mencapai hasil kerja yang lebih baik, maka

(46)

sebaiknya dilihat ability dari karyawan, motivation dari karyawan untuk bekerja,

dan tersedianya opportunity bagi karyawan untuk menghasilkan hasil kerja yang

lebih baik lagi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ini akan berkaitan dengan jadwal

kerja dari operator dan ritme harian dari manusia, dan pada akhirnya

mempengaruhi hasil kerja dari karyawan bagian Winding. Ada kemungkinan pada

saat bekerja pada pagi akan lebih banyak memperoleh hasil kerja yang lebih

banyak dibandingkan saat bekerja pada siang dan malam, hal tersebut dikarenakan

jam biologis manusia aktif pada pagi hari, dan pada malam hari adalah waktunya

untuk beristirahat (Wagimun S.Teks, Efisiensi dan Produktivitas, Pendidikan

dan Latihan, pengembangan industri tekstil,1990), sehingga pada saat pagi

hari ability operator dapat dimaksimalkan, dan mereka lebih konsentrasi dalam

bekerja Sedangkan operator yang bekerja pada shift siang masih dapat

memaksimalkan ability yang dimilikinya, namun menjelang akhir jam kerja,

ability yang dimilikinya mulai menurun. Berbeda dengan kedua shift sebelumnya,

operator yang bekerja shift malam, ritme hariannya akan terganggu, hal ini dapat

mengganggu keadaan psikologis operator seperti kurang dapat memaksimalkan

ability yang dimilikinya, menurunnya motivation operator saat bekerja, kurang

cepat dan kurang teliti dalam bekerja, hal ini tentunya berpengaruh terhadap hasil

kerja, terutama pada malam hari.

Dengan adanya faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja tersebut, maka

setiap operator akan memiliki kombinasi peringkat yang berbeda antara ability,

(47)

motivation, and opportunity, sehingga akan berdampak pada kinerja dari operator.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di halaman selanjutnya.

Faktor Internal :

ƒ Ability

ƒ Motivation

Faktor Eksternal :

ƒ Opportunity

Hasil Kerja operator bagian Winding

(dalam cones)

Jadwal kerja Shift

Operator bagian

Winding

Bagan 1.2 Kerangka Berpikir

1.6. Asumsi

Dari pemaparan diatas, dapat ditarik asumsi sebagai berikut, setiap operator

akan memiliki kombinasi peringkat yang berbeda antara ability, motivation, and

opportunity. Hasil kerja masing-masing operator. bagian Winding dapat dilihat

dari keadaan ability, motivation, yang ada di dalam diri setiap operator dan

opportunnity yang diberikan perusahaan.

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat ditarik kesimpulan

mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja sebagai berikut:

1. Mayoritas operator bagian winding menganggap faktor ability sebagai

peringkat pertama dari faktor yang paling berkaitan dengan kinerja

2. Sebagian besar operator bagian Winding memiliki kinerja yang tinggi.

3. Operator yang memiliki kinerja yang tinggi memilih faktor ability sebagai

peringkat pertama untuk faktor yang paling berkaitan terhadap kinerja.

4. Operator yang memiliki kinerja yang rendah memilih faktor opportunity

sebagai peringkat pertama untuk faktor yang paling berkaitan terhadap kinerja

5. Sebagian besar operator yang memilih faktor motivation sebagai peringkat

pertama untuk faktor yang paling berkaitan dengan kinerja memiliki kinerja

yang rendah.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dan dengan

menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penelitian ini, maka peneliti

merasa perlu mengajukan beberapa saran.

(49)

5.2.1. Saran untuk Penelitian Lanjutan

Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti menganjurkan untuk melakukan

penelitian pada bidang pekerjaan yang lain dan level pekerja yang berbeda, dan

juga meneliti lebih dalam faktor-faktor lain yang berkaitan juga dengan kinerja.

5.2.2. Saran Guna Laksana

− Untuk operator, peneliti menyarankan agar para operator dapat menerima dan

beradaptasi dengan situasi dan kebijakan-kebijakan yang ada di perusahaan.

Selain itu, operator disarankan lebih memotivasi dirinya dalam bekerja, salah

satunya dengan cara menetapkan target yang lebih tinggi oleh perusahaan.

ƒ Untuk kelompok operator A, peneliti menyarankan agar kelompok tersebut

menjaga kestabilan kinerja, baik saat bekerja pada shift pagi, shift siang,

ataupun shift malam, dan juga lebih memotivasi diri, terutama saat bekerja

pada shift malam.

ƒ Untuk kelompok operator B, peneliti menyarankan agar lebih bertanggung

jawab lagi terhadap kinerja yang telah dihasilkan, selain itu lebih

meningkatkan inductive reasoning ability. Kelompok operator ini disarankan

juga lebih beradaptasi lagi dengan sistem kerja shift yang ada di perusahaan

“X”.

ƒ Untuk kelompok operator C, peneliti menyarankan agar lebih bertanggung

jawab lagi terhadap kinerja yang telah dihasilkan, dan tidak memerlukan

pengawasan yang intensif untuk mencapai target kinerja. Selain itu juga

(50)

disarankan untuk meningkatkan stamina, sehingga saat kinerja yang dihasilkan

dapat stabil baik saat bekerja pada shift pagi, shift siang, ataupun shift malam.

Untuk supervisor, peneliti menyarankan agar para supervisor dapat

memberikan bimbingan kepada operator sesuai dengan apa yang dibutuhkan

tergantung dari faktor apa yang dinilai kurang oleh supervisor dan lebih

memotivasi operator untuk bekerja dengan motivasi yang tinggi. Selain itu

juga disarankan agar lebih efektif lagi dalam melakukann pengawasan,

sehingga pengawasan yang dilakukan dapat membantu operator bekerja

dengan maksimal.

− Untuk perusahaan, memperbaiki situasi dan lingkungan yang ada di tempat

mereka bekerja, dan juga memberikan kesempatan kepada operator agar lebih

berkembang lagi, salah satunya dengan cara meninjau ulang serta melibatkan

operator dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang selama ini ada atau yang

telah dihapus. Hal ini diperlukan agar kebijakan yang disepakati dapat

diterima oleh kedua belah pihak, sehingga operator merasa dihargai dan lebih

termotivasi lagi untuk bekerja dan menghasilkan kinerja yang tinggi.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Af’ad.S.U, Moh. 1998. Psikologi Industri, Yogyakarta : Lyberty

Christensen, larry B. 1988. Experimental Methodology: 4th edition. USA. Allyn & Bacon Inc.

Davis, Keith & John W. 2002. “Perilaku Dalam Organisasi” jilid 2 edisi –7

Prentice Hall International, Inc.

Mc. Cormick, Ernest J. & Tiffinn, Joseph,. 1979, Industrial Psychology, sixth edition, New Delhi :Prentice Hall of India

Robbins, Stephen. P. 2001. Organizational behavior : Concepts, Conntroversies, Applications, Prentice Hall International, Inc.

Schultz, Duane P. & Sydney Ellen. 1994. Psychology and Work Today : An Introduction to Industrial ad Organizational psychology. Florida : Macmillan

Publishing Company

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Non-Parametrik untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta :

PT.Gramedia

Sugiono. 1997. Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta

(52)

DAFTAR RUJUKAN

Cahyono, Edi. Cerita kami. http://www.yahoo.com

Harian Umum Media Indonesia, 25 Maret 1999

Harian Umum Suara Merdeka. 3 April 2003

Theofilus, Yansens. 2003. Pengaruh Jadwal Kerja Shift Terhadap Hasil Kerja.

Skripsi: program Sarjana Fakultas Psikologi Univeritas Kristen Maranatha

Wagimun, S.Teks. 1990. Efisiensi dan Produktivitas, Pendidikan dan Latihan,

Pengembangan Industri Tekstil.

Gambar

Tabel Peringkat faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja
Tabel F.1. Data utama dan kinerja operator
tabel F.2. Tabel persentase kinerja dibandingkan dengan rata-rata cones
Tabel G.1. tabel jumlah operator berdasarkan kinerja tinggi atau rendah
+6

Referensi

Dokumen terkait

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, dimana hasil pemeriksaan penting untuk diketahui agar ibu tidak khawatir. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan ibu

παρουσιάζει μίγμα χαρακτήρων των ομάδων στις οποίες ανήκουν τα δύο αυτά είδη (Σφήκας 1988). είναι φυτό ποώδες ή ημιξυλώδες, ετήσιο,

review /validasi dari uji coba kelompok kecil terhadap multimedia pembelajaran interaktif sebagai berikut. Jika persentase tersebut dikonversikan dengan tabel

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang