• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Kerja Karyawan Pada Divisi Sekertariat Perusahaan dan SDM di PT. "X" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Tentang Kepuasan Kerja Karyawan Pada Divisi Sekertariat Perusahaan dan SDM di PT. "X" Bandung."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

vi

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The study is titled "Descriptive Study of Employee Satisfaction on Company Secretariat and Human Resources Division at PT." X "London." The purpose of this study was to obtain a detailed picture of the employee job satisfaction and human resources company secretariat division of PT. "X" Bandung through seventh aspects of job satisfaction.

This study uses the theory of job satisfaction, according to John M. Ivancevich job satisfaction is the attitude of people towards their work, which is the result of their perception of their work and the degree of fit between individual job satisfaction according to John organisasi.Aspek M.Ivanchevich pembauaran the system, the work itself, promotion opportunities, supervision, co-workers , the working conditions and safety at work.

The design of the study is a descriptive method. Sample population are all employees of companies and human resources secretariat division of PT. "X" Bamdung. A measuring tool used for capturing information compiled by researchers of job satisfaction based on theory Ivancevich & Mateson 2002. The data obtained were processed using frequency distributions and cross tabulations. Based on the results of testing the validity of job satisfaction questionnaire ranged from 0.404 to 0.844, while the reliability of the questionnaire of job satisfaction is 0.956.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif tentang Kepuasan Kerja Karyawan pada Divisi Sekretariat Perusahaan dan SDM di PT.”X” Bandung.” Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran yang rinci mengenai kepuasan kerja pada karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X” Bandung melalui ketujuh aspek kepuasan kerja.

Penelitian ini menggunakan teori kepuasan kerja, menurut John M. Ivancevich kepuasan kerja adalah sikap orang terhadap pekerjaan mereka, yang merupakan hasil dari persepsi mereka tentang pekerjaan mereka dan tingkat kesesuaian antara individu dengan organisasi.Aspek kepuasan kerja menurut John M.Ivanchevich yaitu sistem pembauaran, pekerjaan itu sendiri, kesempatan promosi, supervisi, rekan kerja, kondisi pekerjaan dan keamanan dalam bekerja.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi sampel adalah seluruh karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X” Bamdung. Alat ukur yang digunakan untuk menjaring informasi kepuasan kerja disusun oleh peneliti berdasarkan teori Ivancevich & Mateson tahun 2002. Data yang diperoleh diolah menggunakan distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner kepuasan kerja berkisar antara 0,404 hingga 0,844, sedangkan reliabilitas kuesioner kepuasan kerja adalah 0,956.

(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Lembar Judul i

Lembar Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

ABSTRACT vi

ABSTRAK vii

Daftar Isi viii

Daftar Bagan xiii

Daftar Tabel xiv

Daftar Lampiran xv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 10

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 10

(4)

1.3.2. Tujuan Penelitian 10

1.4. Kegunaan Penelitian 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis 11

1.4.2 Kegunaan Praktis 11

1.5. Kerangka Pemikiran 12 1.6. Asumsi 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 2.1. Kepuasan Kerja 20

2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja 20 2.1.2. Aspek-aspek Kepuasan Kerja 20

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja 22

2.1.3.1. Kebutuhan 22 2.1.3.2.Nilai dan Harapan 23 2.1.4. Faktor Penunjang 24

2.1.5. Dampak Kepuasan Kerja 26 2.2. Persepsi 28

(5)

x

Universitas Kristen Maranatha 2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian 30

3.2. Bagan Prosedur Penelitian 30

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 31

3.3.1. Variabel Penelitian 31

3.3.2. Devinisi Konseptual 31

3.3.3. Devinisi Oprasional 31

3.4. Alat Ukur 33

3.4.1. Alat Ukur Kepuasan Kerja Karyawan 33

3.4.2. Prosedur pengisian 36

3.4.2.1. Prosedur Pengisian Kuesioner 36

3.4.3. Data Penunjang dan Data Pribadi 37

3.4.3.1. Data Penunjang 37

3.4.3.2 Data Pribadi 37

3.4.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 38

(6)

3.4.4.2. Uji Reliabilitas 38

3.5. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 39

3.5.1. Populasi Sasaran 39

3.6. Teknik Analisia Data 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 41

4.1. Gambaran Responden 41

4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia 41

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan 42

4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Lama Kerja 42

4.1.4. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43

4.2. Hasil Penelitian 44

4.2.1. Hasil Penelitian Kepuasan Kerja Terhadap ke-7 Aspek

45

4.2.2. Hasil Penelitian Tingkat Kepuasan Kerja dilihat dari Nilai

dengan Rekan Kerja 46

(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1. Kesimpulan Penelitian 51

5.2. Saran 52

5.2.1. Saran Teoritis 52

5.2.2. Saran Praktis 52

Daftar Pustaka 53

Daftar Rujukan 53

(8)

Daftar Bagan

Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran 18

(9)

xiv

Universitas Kristen Maranatha Daftar Tabel

Table 3.4. Kisi-kisi Alat Ukur kepuasan Kerja 33

Table 3.4.3. Penilaian Item 30

Tabel 4.1. Populasi Sampel Berdasarkan Rentang usia 41

Tabel 4.2. Populasi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan 42

Tabel 4.3. Populasi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin 42

Tabel 4.4. Populasi Sampel Berdasarkan Lama Kerja 43

Tabel 4.5. Tingkat Kepuasan Kerja 44

Tabel 4.6. Tingkat Kepuasan Kerja terhadal ke-7 Aspek 45

(10)

Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Alat Ukur

Lampiran 2 : Company Profile

Lampiran 3 : Deskripsi dari Sampel

Lampiran 4 : Data Mentah

Lampiran 5 : Cross Tab

Lampiran 6 : Hasil Validitas dan reliabilitas

(11)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

I.I.Latar Belakang Masalah

Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

mendapatkan pangsa pasar yang dibidiknya. Dengan adanya globalisasi maka dunia

usaha didorong untuk mencapai suatu organisasi perusahaan yang efektif dan efisien.

Keefektifan dan keefesienan dalam suatu perusahaan sangat diperlukan agar

perusahaan dapat memiliki daya saing maupun keunggulan lebih dari para pesaing,

sehingga perusahaan dapat bertahan dalam dunia persaingan yang ketat.

Pegawai sebagai tenaga kerja berperan dalam perusahaan, sehingga dibutuhkan

tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan

perusahaan. PT”X” mengalami masa sulit ketika krisis ekonomi pada tahun 1998. PT

“X ”merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa

telekomunikasi terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana jaringan

Telekomunikasi (htp : //id Wikipedia.org / wiki/ Telekomunikasi(online) diknas 24

Februari 2012). Sudah selayaknya bila perusahaan ini lebih memperhatikan kepuasan

kerja karyawan karena masalah kepuasan kerja sangat berperan dalam kemajuan

(12)

2

PT. “X” merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di

bawah Badan Pengelola Industri Telekomunikasi Strategis (BPIS) yang bergerak

dalam bidang telekomunikasi. PT.”X” saat ini memiliki 780 karyawan didalamnya

yang terbagi kedalam beberapa divisi.

Dengan terus meningkatnya kebutuhan akan peralatan komunikasi, maka

diperlukan suatu industri nasional yang mampu memproduksi alat-alat

telekomunikasi sendiri. Berdasarkan hal tersebut, dikeluarkan surat Keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep 117/MK/IV/12/1974 tanggal 28

Desember 1974, disusul dengan Akte Notaris Abdul Latief Jakarta No. 332 mengenai

peresmian suatu Industri telekomunikasi Nasional pada tanggal 30 desember 1974

yaitu PT “X”.

Struktur organisasi PT”X” terdiri atas 8 divisi yaitu. Internal Audit yang

bertugas untuk memeriksa laba rugi perusahaan dan menghubungkan antara

perusahaan dengan konsumen, Pusat Pengembangan Bisnis dan Produk bertugas

untuk mengontrol produk dengan menjaga kualitas dan melakukan inovasi apabila

dibutuhkan, Divisi Sekretariat Perusahaan dan SDM bertugas untuk menempatkan

karyawan pada bidangnya dan mengurus administrasi perusahaan, mengelola

kegiatan perusahaan, Divisi Keuangan mengatur dan bertanggung jawab untuk

masalah administrasi perusahaan.

PT.”X” harus bekerja seoptimal mungkin agar mampu meningkatkan omset

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan. Salah satu aktivitas yang

mempengaruhi kelangsungan hidup PT.”X” adalah aktivitas penjualan. Aktivitas

penjualan merupakan tulang punggung dalam perusahaan karena hasil dari penjualan

menentukan besarnya laba atau rugi perusahaan. Laba maksimal dicapai dengan

memaksimalkan aktivitas penjualan. Sehingga, pengawasan dan penempatan

karyawan sesuai dengan bidangnya sangat diperlukan dan hal ini bisa ditunjang

apabila kegiatan pendistribusian pegawai berjalan dengan efektif dan efisien.

Penjualan merupakan perkiraan utama yang mempengaruhi laba atau rugi

perusahaan. Keahlian karyawan dapat berpengaruh pada kesalahan dalam pelaporan

yang akan mengakibatkan kesalahan dalam menghitung laba atau rugi perusahaan.

Laba merupakan faktor yang sangat menentukan dalam mempertahankan

kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Tujuan divisi sekertariat perusahaan dan SDM adalah mengetahui informasi

tentang kepegawaian, seperti perkembangan karir, keahlian karyawan, latar belakang

pendidikan karyawan, promosi pengangkatan status karyawan, menempatkan

pegawai dibidang yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, menyediakan

pegawai yang dibutuhkan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan, dengan cara

menyediakan training, membantu menilai kinerja pegawai dalam melaksanakan

tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi,

(14)

4

Divisi sekretariat perusahaan dan SDM berhubungan dengan semua tahap

kegiatan perusahaan, sehingga harus memahami permasalahan-permasalahan dan

kebijakan manajemen. Pihak manajemen sebagai pihak pengambil keputusan

memerlukan bantuan sekretariat perusahaan dan SDM dalam menentukan kebijakan

yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan berdasarkan analisis,

penilaian serta saran-saran yang objektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk

mencapai tujuan perusahaan tersebut manajemen seharusnya memperhatikan segala

aspek dalam perusahaan.

Menurut wawancara awal dengan menejer SDM diketahui bahwa pada

kenyataannya kegiatan pendistribusian pegawai tersebut belum dapat dilakukan

sesuai dengan struktur yang ada, hal tersebut terjadi karena karyawan mengalami

beberapa kendala yaitu terlalu banyaknya tugas yang diberikan, belum siapnya

sumberdaya manusia untuk ditempatkan di suatu jabatan yang baru, karena kurang

tersedianya training untuk karyawan yang sudah bekerja di PT”X” itu sendiri,

kurangnya kerja sama antar sesama karyawan, kurangnya objektifitas penilaian

kinerja karyawan, berkurangnya tunjangan untuk karyawan sehingga mengakibatkan

kurangya motivasi karyawan untuk bekerja lebih giat. Fenomena tersebut

menjelaskan bahwa pelaksanaan pengembangan karir di divisi sekertariat dan SDM

PT.”X” belum dapat dilaksanakan dengan terstruktur sehingga berakibat pada

kurangnya informasi yang tepat mengenai kepegawaian, tidak sesuainya penempatan

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha yang dibutuhkan, menurunnya produktivitas karyawan, meningkatnya absenteeism

yang berakibat pada tidak selesainya pekerjaan pada waktunya atau dikerjakan oleh

karyawan lain sehingga hasilnya tidak maksimal. Diketahui dari hasil wawancara,

pada bulan Juni 2011 hingga September 2011 dilihat dari keseluruhan karyawan yaitu

sebanyak 30 karyawan, telah didapatkan jumlah absen meningkat dibandingkan

dengan bulan-bulan sebelumnya sehingga banyak pekerjaan yang tidak dapat

diselesaikan tepat waktu dan berpengaruh pada bulan berikutnya.

Ivancevich & Matteson (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah

sikap seseorang terhadap pekerjaan mereka. Hal tersebut dihasilkan dari persepsi

mereka mengenai pekerjaan mereka dan tingkat kesesuaian antara individu dan

organisasi.Terdapat aspek-aspek kepuasan kerja yaitu sistem pembayaran, pekerjaan

itu sendiri, kesempatan promosi, supervisi, rekan kerja, kondisi pekerjaan dan

keamanan dalam bekerja. Terdapat efek ketidak puasan kerja menurut ivancevich &

Matteson (2002) dapat dilihat dari turn over, absenteeism dan kinerja karyawan.

Dilakukan survei awal mengenai efek kepuasan kerja yang terjadi pada

karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X”, akibat dari aspek

ketidakpuasan kerja, Aspek yang pertama adalah sistem imbalan, yaitu jumlah

pembayaran yang diterima dan tingkat kesesuaian anatara pembayaran tersebut

dengan pekerjaan yang dilakukan. Dilakukan survei awal kepada 10 karyawan,

terdapat 10% karyawan menghayati cukup dengan gaji dan tunjangan yang di

(16)

6

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, sehingga karyawan mencari

penghasilan lain, dengan membuka usaha, meminjam uang dari koperasi, dan

menggunakan kartu kredit. Menurut wawancara dengan kepala subbagian

kepegawaian PT.”X”, PT.”X” memberikan kebijakan berupa gaji pada karyawannya

sesuai dengan standar gaji pada perusahaan BUMN, namun tunjangan yang semakin

lama semakin berkurang karena perusahaan mengirit biaya untuk menambah biaya

produksi, sehingga karyawan mencari penghasilan tambahan, pinjaman koprasi atau

kartu kredit. Karyawan merasa kebutuhannya semakin bertambah sepetri biaya untuk

sekolah anak ke jenjang yang lebih tinggi, kendaraan yang lebih bagus dari

sebelumnya, biaya menikahkan anak, biaya pembanguan rumah dan biaya lainnya.

Aspek yang kedua adalah aspek pekerjaan itu sendiri, sejauh mana tugas

pekerjaan yang dianggap menarik dan memberikan kesempatan untuk belajar dan

menerima tanggung jawab. Pada pengambilan data awal yang dilakukan pada 10

karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM, terdapat 80% karyawan

menghayati mendapatkan pekerjaan itu sulit, sehingga karyawan bertahan bekerja

diperusaan ini meskipun pekerjaannya dianggap tidak menarik karena tidak sesuai

dengan latar belakang pendidikannya, terdapat 20% karyawan lainnya menghayati

bahwa pekerjaannya memiliki kesempatan untuk belajar dengan mengadakan training

bagi karyawan baru maupun karyawan lama. Menurut hasil wawancara kebijakan

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha namun tidak pada semua karyawan hanya pada karyawan baru dan sebagian

karyawan lama yang dipercaya untuk mengerjakan suatu proyek tertentu.

Aspek ketiga adalah kesempatan promosi yaitu ketersediaan kesempatan

untuk maju. Dari hasil pengambian data awal pada 10 karyawan terdapat 90%

karyawan menyatakan bahwa dirinya memiliki peluang untuk naik jabatan, karena

kenaikan jabatan akan diadakan 5 tahun sekali dan semua akan mendapatkan giliran,

hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara awal diketahui kebijakan PT.”X”

mengenai kesempatan promosi yaitu memberikan peluang untuk kenaikan jabatan

karyawan setiap 5 tahun sekali, yang dipilih secara acak dan semua karyawan akan

mendapatkan giliran, menurut hasil wawancara hal tersebut tidak memotivasi

karyawan untuk kerja lebih giat karena karyawan akan mendapat giliran yang sama

bagaimanapun cara kerjanya. Terdapat 10% karyawan menghayati bahwa ada

kesempatan promosi apabila ada jabatan yang kosong salahsatunya karena pensiun.

Aspek yang keempat adalah supervisi yaitu kompetensi teknis dan skils

interpersonal dari atasan langsung. Terdapat 70% karyawan menghayati bahwa atasan

tidak menilai proses ketika karyawan bekerja, hal tersebut dirasakan karyawan bahwa

pekerjaannya tidak dilihat apabila mengerjakan pekerjaan dengan baik, dan terdapat

30% karyawan lainnya menghayati adanya penilaian langsung atas proses kerja dan

hasil kerja namun hasil penilaiannya rata-rata baik meskipun pada kenyataannya tidak

demikian, hal tersebut dirasakan karyawan bahwa karyawan yang bekerja dengan

(18)

8

yang didapat dari hasil wawancara awal bahwa ada dewan jabatan yang akan menilai

proses kerja dan hasil kerja namun hasilnya rata-rata baik, dan dikemukakan oleh

kepala subbagian kepagawaian PT.”X” bahwa kenyataannya tidak selalu sama

dengan hasil penilaian.

Aspek yang kelima adalah rekan kerja, sejauh mana rekan kerja bersahabat,

kompeten, dan memberikan dukungan. Terdapat 60% karyawan menghayati rekan

kerja kurang kompeten dalam melakukan pekerjaannya dan terdapat 40% karyawan

lainnya menghayati rekan kerja membantu pekerjaannya. Dari wawancara awal

diketahui kebijakan PT.”X" mengadakan kegiatan diluar kantor namun waktunya

tidak tentu hal tersebut salah satu tujuannya untuk memberikan kesempatan pada

karyawan agar lebih mengenal karyawan lainnya sehingga diharapkan karyawan

memiliki rasa solidaritas terhadap karyawan lainnya.

Aspek yang keenam adalah kondisi pekerjaan yaitu sejauh mana lingkungan

kerja fisik nyaman dan mendukung produktivitas. Terdapat 30% karyawan yang

menghayati tempat kerjanya nyaman dan terdapat 70% karyawan lainnya menghayati

bahwa tempat kerjanya bising karna berdekatan dengan meja kerja karyawan lainnya

dan sempit, sehingga kurang adanya privasi hal ini didapat dari penghayatan

karyawan. Berdasarkan hasil observasi di PT.”X” ruangan dibagi menjadi tiga bagian

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha Aspek yang ketujuh adalah keamanan dalam pekerjaan yaitu keyakinan bahwa

posisi yang relatif aman dan berpeluang untuk tetap bekerja dalam organisasi.

Terdapat 100% karyawan merasa tidak akan kehilangan pekerjaannya karena sudah

menjadi pegawai tetap. Menurut wawancara awal diketahui bahwa kebijakan PT.”X”

mengenai PHK tidak pernah dilakukan kepada karyawan, kecuali karyawan yang

bermasalah, secara normatif PHK telah diatur dalam UU 13/2003 yakni ada 15 pintu

PHK demikian juga dengan Uang Pesangon.

Berdasarkan data yang didapat dari PT.”X” terdapat jumlah turn over karyawan

divisi sekertariat perusahaan dan SDM pada bulan September 2010 sampai dengan

bulan April 2011, jumlah karyawan yang masuk sebanyak 25 karyawan dan yang

keluar sebanyak 11 karyawan, dan telah didapat data absenteeism 6-7% dalam

sebulan. Sedangkan ideal yang ditentukan perusahaan 0,1-0,75% dari 41 karyawan.

Berdasarkan latar belakang fenomena diatas mengenai sikap karyawan

terhadap pekerjaannya, membuat peneliti merasa kepuasan kerja penting untuk diteliti

karena dapat mempengaruhi job performance, absenteeism dan turnover, pada

karyawan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Studi Deskriptif tentang

Kepuasan Kerja Karyawan pada Divisi Sekretariat Perusahaan dan SDM di PT.”X”

(20)

10

1.2.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan

kerja karyawan pada divisi sekertariat perusahaan dan SDM di PT.”X” Bandung.

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai kepuasan

kerja karyawan pada divisi sekertariat perusahaan dan SDM di PT.”X” Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah memperoleh gambaran yang

rinci mengenai kepuasan kerja pada karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM

di PT.”X” Bandung, serta ketujuh aspeknya.

1.4.Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

Kegunaan ilmiah dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi pada bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi Industri

Organisasi, mengenai gambaran kepuasan kerja karyawan pada divisi sekertariat

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha 2. Memberikan sumbangan informasi mengenai gambaran kepuasan kerja karyawan

kepada peneliti-peneliti lainnya yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan masukan kepada perusahaan mengenai aspek kepuasan kerja mana

yang rendah pada karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM di PT. “X”,

sehingga dapat meningkatkan aspek kepuasan kerja yang rendah dan

mempertahankan aspek kepuasan kerja yang tinggi, dengan cara memberikan

hasil penelitian kepada PT”X” dan mempresentasikannya, untuk memperkecil

tingkat kemangkiran karyawan.

2. Memberi tambahan informasi kepada karyawan sebagai bahan feedback sehingga

dapat meningkatkan produktivitas karyawan.

1.5.Kerangka Pemikiran

Dalam suatu organisasi terdapat sumber daya manusia yang merupakan

karyawan, maju mundurnya suatu organisasi tergantung dari kinerja karyawannya.

Menurut ivancevich (2002), agar tujuan suatu organisasi dapat tercapai secara efektif,

organisasi dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kerja kepada karyawannya

(22)

12

Karyawan bekerja disatu perusahaan didorong oleh adanya kebutuhan, nilai

dan harapan. Kebutuhan, nilai dan harapan yang kemudian mempengaruhi persepsi

terhadap kepuasan kerja yang dimiliki karyawan. Oleh karena itu organisasi dan juga

karyawan diharapkan bekerja sama untuk saling menguntungkan dan mencapai tujuan

bersama (Allport&rekannya dalam Robbins 1996).

Seperti halnya PT. ”X” yang berdiri pada 30 desember 1974 merupakan

perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan

Pengelola Industri Telekomunikasi Strategis (BPIS) yang bergerak dalam bidang

telekomunikasi, oleh sebab itu perusahaan membutuhkan karyawan untuk dapat

mencapai tujuan perusahaan. Karyawan divisi secretariat perusahaan dan SDM di

PT.”X” harus bekerja dengan baik dalam penempatan karyawan-karyawan, pencarian

informasi mengenai karyawan, mengetahui kemampuan, keahlian dan minat

karyawan, hal tersebut sangat penting untuk kemajuan perusahaan, karena enempatan

karyawan pada posisi yang tepat akan mempengaruhi performance kerja yang baik,

sehingga mendukung harapan perusahaan. Namun karna kebutuhan karyawan

berbeda-beda maka tidak selalu sesuai dengan harapan. Begitu juga karyawan yang

bekerja di PT.”X” khususnya divisi sekertariat perusahaan dan SDM didorong oleh

adanya kebutuhan, nilai dan harapan yang berbeda-beda,

Menurut Abraham Maslow (Robbins, 1996) mengatakan bahwa kebutuhan

suatu individu dilihat dalam hirarki. Hirarki yang pertama merupakan kebutuhan

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha yang kelima aktualisasi diri. Nilai merupakan keyakinan-keyakinan dasar bahwa

suatu perilaku akan lebih dapat diterima daripada suatu perilaku atau keadaan akhir

dari eksistensi yang khas lebih dapat disukai secara pribadi atau sosiall daripada suatu

perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang berlawanan atau kebalikannya menurut

Alport & rekannya(Robbins, 1996). Harapan adalah suatu tindakan akan diikuti oleh

suatu keluhan tertentu dan pada daya tarik dari keluhan tertentu bagi individu tersebut

menurut Alport & rekannya (Robbins,1996).

Kebutuhan, nilai dan harapan karyawan divisi sekertariat perusahaan dan

SDM PT.”X” kemudian mempengaruhi persepsi kepuasan kerja karyawan. Menurut

Ivancevich (2002), kepuasan kerja adalah sikap orang terhadap pekerjaan mereka

yang merupakan hasil dari persepsi seseorang terhadap pekerjaannya dan tingkat

kesesuaian antara individu dengan organisasi. kepuasan kerja tersebut diukur

berdasarkan tujuh aspek. Aspek yang pertama yaitu sistem imbalan yaitu besarnya

pembayaran yang diterima, derajat sejauh mana pembayaran memenuhi

harapan-harapan karyawan, dan bagaimana pembayaran diberikan. Dalam PT.”X” ini berupa

gaji yang diterima, uang lembur, uang makan, bonus / insentif, uang transportasi,

tunjangan kesehatan berupa asusansi kesehatan, dan tunjangan jabatan.

Aspek yang kedua adalah pekerjaan Itu sendiri, yaitu tingkat dimana sebuah

pekerjaan menyediakan tugas yang menyenangkan, kesempatan belajar dan

kesempatan untuk mendapatkan tanggung jawab. Dalam PT”X” berupa pekerjaan

yang menarik, jumlah tugas, kesulitan pekerjaan, tanggung jawab yang diberikan dan

(24)

14

Aspek yang ketiga adalah kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk

mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja, atau naik jabatan. Dalam

PT”X” ini berupa sistem kenaikan jabatan, sosialisasi, waktu kenaikan jabatan,

kriteria dan juga promosi jabatan.

Aspek yang keempat adalah supervisi yaitu persepsi karyawan mengenai

kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan teknis dan perilaku dukungan,

hubungan fungsional dan hubungan keseluruhan yang positif memberikan tingkat

kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan. Dalam PT”X” aspek supervisi ini

berupa pengarahan oleh atasan, pengawasan dari atasan feedback dari atasan.

Aspek yang kelima adalah rekan kerja yaitu rekan kerja yang ramah,

kompeten dan mendukung keberhasilan seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugasnya sangat dipengaruhi oleh interaksi antara orang-orang yang terdapat dalam

satu satuan kinerja tertentu. Dalam perusahaan ini berupa dukungan rekan kerja,

kompetensi rekan kerja dan keramahan rekan kerja.

Aspek yang keenam adalah kondisi pekerjaan yaitu sejauh mana lingkungan

kerja fisik yang nyaman dan mendukung produktivitas seperti kenyamanan tempat

kerja , ventilasi yang cukup, penerangan, kebersihan, keamanan dan lokasi tempat

kerja. Dalam perusahaan ini berupa fasilitas komputer, ruangan kerja, fasilitas kamar

mandi, kantin, mesin fotokopi, alat tulis, tempat parkir dan lift.

Aspek yang ketujuh adalah keamanan dalam pekerjaan yaitu keyakinan

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha adanya harapan bahwa tidak aka nada pemutusan hubungan kerja secara sepihak atau

secara tiba-tiba. Dalam perusahaan ini berupa sistem pensiun dan tunjangan pensiun.

Menurut Lily M. Berry (1998) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan terhadap pekerjaannya yaitu usia, pendidikan dan jenis

kelamin. Faktor yang pertama yang mempengaruhi kualitas kepuasan kerja karyawan

divisi sekertariat perusahaan dan SDM adalah usia. Karyawan yang berusia lebih tua

akan semakin puas terhadap pekerjaannya, karyawan tersebut telah mengalami

perkembangan selama mereka bekerja. Faktor yang kedua yang mempengaruhi

kepuasan kerja pada karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X” sesuai

dengan pendapat Lily M. Berry yaitu pendidikan depat menyebabkan beberapa nilai

dalam bekerja, dengan mengabaikan tingkat pekerjaan mereka secara organisasional,

karyawan yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi diberikan tugas yang lebih

berarti dan lebih sering dilibatkan dalam tugas-tugas tersebut dibandingkan dengan

karyawan yang memiliki pemdidikam yang lebih rendah. Faktor yang ketiga yang

mempengaruhi kepuasan kerja pada karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM

PT.”X” adalah jenis kelamin fakta membuktikan bahwa wanita memperoleh gaji yang

lebih sedikit daripada pria dan juga wanita lebih sedikit mendapat kesempatan bekerja

daripada pria. Inilah alasan mengapa wanita akan merasa kurang puas dengan

pekerjaannya. Jika wanita tidak berharap banyak, maka kepuasan mereka akan

menjadi tinggi (Murny & Akitson 1981 dalam Lily M. Berry).

Karyawan divisi sekertariat perusahaandan SDM, akan lebih puas dengan

(26)

16

kerja mereka telah terpenuhi. Dengan adanya kepuasan terhadap pekerjaan yang

mereka lakukan, karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM akan lebih

berpartisipasi dalam pekerjaan mereka. Kondisi kepuasan kerja yang tinggi yaitu

performance harus dirasakan sebagai alat dalam memperoleh reward, dan reward

harus dirasakan adil, setelah dilakukan penelitian, didapat hasil bahwa korelasi antara

tingkat performance dan kepuasan menjadi positif ketika subjek diberi reward secara

tepat, dan menjadi negative ketika diberi reward secara tidak tepat (Lawer & Potter

1967 dalam Lily M. Berry).

Jika sebagian besar aspek kepuasan kerja dirasakan kurang memuaskan bagi

karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM, maka dapat disimpulkan bahwa

karyawan tersebut akan merasa tidak puas terhadap pekerjaannya, ketidakpuasan ini

kemudian akan menimbulkan perilaku penarikan diri karyawan divisi sekertariat

perusahaan dan SDM dari pekerjaan yang ia lakukan. Sejalan dengan teori Ivancevich

(2002), jika karyawan mempersepsikan adanya ketidak adilan dalam pekkerjaan yang

serupa yang membutuhkan usaha yang lama karyawan akan mengalami ketidak

puasan dan mencari cara untuk mengembalikan ketidak adilan baik dengan mencari

pekerjaan yang lebih baik atau dengan mengurangi usaha. Karyawan divisi sekertariat

perusahaan dan SDM yang tidak puas akan lebih memilih untuk tidak terlibat dalam

pekerjaan atau organisasi yang mempekerjakan mereka.

Karyawan yang merasa tidak puas dengan pekerjaannya akan cenderung

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha sering absen dan karyawan yang tidak puas secara keseluruhan akan memilih untuk

berhenti dari pekerjaannya.

Semakin terpenuhinya harapan karyawan akan menyebabkan karyawan

semakin bersikap positif terhadap aspek kepuasan kerja,begitu juga semakin tidak

terpenuhinya harapan karyawan akan semakin bersikap negatif terhadap aspek

kepuasan kerja. Menurut Ivancevich, kepuasan kerja yang tinggi yaitu sikap positif

karyawan terhadap pekerjaannya jika yang diharapkan berdasarkan aspek kepuasan

kerja terpenuhi, dan kepuasan kerja yang rendah adalah sikap negatif karyawan

terhadap pekerjaannyajika yang diharapkan berdasarkan aspek kepuasan kerja tidak

(28)

18

Bagan 1.1. Kerangka Pemikiran Karyawan

Divisi Sekertariat Perusahaan dan SDM di

PT.”X” Bandung

Persepsi

Tinggi

Rendah - Kebutuhan

- Nilai

- Harapan

Aspek-aspek

a.Sistem Pembayaran

b.Pekerjaan itu Sendiri

c.Kesempatan promosi

d.Supervisi

e.Rekan kerja

f.Kondisi pekerjaan

g.Keamanan dalam Pekerjaan - Jenis Kelamin

- Usia

- Tingkat Pendidikan

(29)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi

Dari uraian diatas, maka dapat diambil asumsi sebagai berikut:

1. Karyawan divisi sekertariat dan SDM PT.”X” mempunyai derajat

kepuasan kerja yang berbeda-beda.

2. Setiap karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X”

memiliki kebutuhan, nilai dan harapan yang berbeda-beda.

3. Setiap karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X”

memiliki persepsi yang berbeda terhadap pekerjaannya berdasarkan

kesenjangan antara kebutuhan, nilai dan harapan dengan aspek

kepuasan kerja yang menentukan tinggi rendahnya kepuasan kerja

karyawan.

4. Setiap karyawan divisi sekretariat perusahaan dan SDM PT.”X”

memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda terhadap sistem

pembayaran, pekerjaan itu sendiri, kesempatan promosi, supervisi,

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil maka dapat

ditarik kesimpulan dan saran mengenai penelitian ini adalah:

5.1. Simpulan Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan hasil, dapat ditarik

beberapa kesimpulan mengenai kepuasan kerja karyawan divisi sekertariat

perusahaan dan SDM PT.”X” Bandung terhadap pekerjaannya yaitu :

1. Sebagian besar karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X”

Bandung, memiliki kepuasan kerja rendah terhadap pekerjaannya.

2. Aspek kepuasan kerja karyawan divisi sekertariat dan SDM terhadap

pekerjaannya secara berurutan dari kepuasan terbesar hingga rekecil yaitu

rekan kerja, kesempatan promosi, supervisi, kondisi pekerjaan, keamanan

dalam bekerja, sistem imbalan, pekerjaan itu sendiri.

3. Faktor penunjang yang paling signifikan adalah jenis kelamin, dimana

jeniskelamin perempuan memiliki kepuasan kerja lebih tinggi dari

(31)

57

Universitas Kristen Maranatha 5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini terdiri dari saran teoritis dan saran praktis

5.2.1. Saran Teoretis

Saran teoritis dalam penelitian ini adalah

1. Peneliti lain diharapkan dapat mengkaitkan dengan variable yang dapat

berkaitan dengan kepuasan kerja misalnya motivasi.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti kepada subjek

penelitian yang lebih bervariatif.

5.2.2. Saran Praktis

Saran praktis untuk penelitian ini adalah

1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja pada aspek sistem imbalan dan

pekerjaan itu sendiri pada karyawan divisi sekertariat perusahaan dan

SDM PT.”X” Bandung, disarankan untuk dapat memperhatikan tingkat

pendidikan karyawan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan sestem

imbalan.

2. Karyawan divisi sekertariat perusahaan dan SDM PT.”X” Bandung,

disarankan untuk lebih memahami jenis pekerjaan yang diberikan, untuk

(32)

58

DAFTAR PUSTAKA

Berry, Lily. M, 1998. Employe Selection. California

Ivancevich & Matteson, 2002, Organizational Behavioral and Managament (sixth edition),Singapore; The McGraw-Hill Companies

Kumar, Ranjit. 1999, Research Metodology. London: RAGE Publications

Nazir., Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor Ghalia Indonesia

Robbins, S. P. (1946, 1996). Perilaku Organisas. Jakarta : Gramedia

Robbins , 2003. Perilaku Organisas. Jilid, Jakarta : Gramedia

Santrock, John. W. 2002. Life Span Development, McGraw-Hill Versi Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Siegel., Sidney. 1992. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta :

(33)

59

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Fadhilah M. Lutfi. 2011. Analisis Pengaruh Stress Kerja terhadap Kepuasan Kerja dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel Central Java. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

_____. Sejarah Perusahaan. (Online)

(http://www.inti.co.id/web/inti/repair/2019/8, diakses 26 Juli 2011)

_____. Telekomunikasi . (Online)

Referensi

Dokumen terkait

5) Bila infeksi melibatkan area servikal maka pasien tidak dapat menolehkan kepalanya, mempertahankan kepala dalam posisi ekstensi dan duduk dalam  posisi dagu

Peta rawan infeksi HIV berdasarkan distribusi jumlah Penasun di Indonesia, telah dipakai sebagai dasar untuk merancang program pencegahan penularan HIV yang terjadi melalui

[r]

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas

Secara lebih spesifik tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini meliputi, (1) Mengidentifiksikan faktor-faktor yang menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, hanya dengan limpahan rahmat danhi dayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Penentuan Harga

Menurut Kennedy, Nur Azlina Dan Anisa Ratna Suzana (2009) dalam Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate And Property Yang Go Public Di Bursa

You seen things, heard things, that you just can’t explain.’ ‘Now I know you’re mad.’ Hazel turned and went quickly down the stairs.. The Doctor