• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINESIOTAPINGDANCORE STABILITY TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN LINGKUP Pengaruh Kinesio Taping Dan Core Stability Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Kasus Nyeri Punggung Bawah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINESIOTAPINGDANCORE STABILITY TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN LINGKUP Pengaruh Kinesio Taping Dan Core Stability Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Lingkup Gerak Sendi Kasus Nyeri Punggung Bawah."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINESIOTAPINGDANCORE STABILITY

TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

SURYO NUGROHO J 110 080 009

PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SKRIPSI,2013

SURYO NUGROHO / J110080009

“PENGARUH KINESIOTAPINGDAN CORE STABILITY TERHADAP PENURUNAN NYERI & PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH”

(Terdiri dari 32 Halaman, V bab, 4 Gambar, 9 Tabel) (Dibimbing oleh: Totok Budi Santoso dan Dwi Kurniawati)

Latar Belakang:. Nyeri Punggung Bawah dapat terjadi pada pengrajin tenun lidi karena duduk statis dalam waktu yang lama. Pemasangan kinesio tapping dan core stability dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi kasus nyeri punggung bawah. Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui pengaruh kinesio taping dan core stability terhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi kasus nyeri punggung bawah. Metode Penelitian: Quasi eksperimen dengan desain penelitianPre and Post Test Two Group Design. Populasi dalam penelitian ini pengrajin tenun lidi di desa Janti.Responden yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 24 responden. Total sampel sebanyak 24 responden dengan rincian pada kelompok eksperimen kinesio tapping 12 responden, sedangkan pada kelompok eksperimen core stability12 responden. Hasil penelitian dianalisa dengan uji Independent T-Test. Hasil Penelitian: Uji IndependentT-Test menunjukan hasil p= 0,0001< 0,05 yang berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok eksperimen kinesio tappingdan kelompok core stability terhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi kasus nyeri punggung bawah.

(5)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan keluhan yangsering terdengar

dari orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan dialamioleh orang

usiamuda (Paliyama, 2003).NPB merupakan satu dari sekian banyak gangguan

musculosceletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maheret

al, 2002). NPB diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu akut dan kronik.

NPB akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan NPB kronik

terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 2006).

Untuk mengatasi masalah tersebut, modalitas fisioterapi yang digunakan

yaitu kinesio taping dan core stability.

2. Rumusan Masalah.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Apakah ada

pengaruhkinesiotapingterhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup gerak

sendi kasus NPB ?Apakah ada pengaruhcore stability terhadap penurunan nyeri

dan peningkatan lingkup gerak sendi kasus NPB?Apakah adaperbedaan

kinesiotapingdan core stability terhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup

gerak sendi kasus NPB?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui beda pengaruh pemberian

kinesiotapingdan core stabilityterhadap penurunan nyeri dan peningkatan lingkup

(6)

4. Manfat Penelitian. a) Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai informasi ilmiah serta

menambah pengetahuan tentang pengaruh dari kinesio tapingdan core

stabilityterhadap penurunan nyeri kasusdan peningkatan lingkup gerak sendi

kasus nyeri punggung bawah.

b) Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari dari penlitian ini adalah peneliti membuat suatu

perlakuan yang menggunakan metode kinesio taping dan core stability untuk

mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi, yang mana hal ini

dapat menambah informasi dalam perkembangan ilmu fisioterapi, dapat dijadikan

refrensi bagi ilmuwan lain untuk melakukan penelitian lanjutan, yang dapat

menambah wawasan ilmu pengetahuan teknologi, dan seni (IPTEKS).

B. LANDASAN TEORI

1. Nyeri Punggung Bawah

NPB adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bagian bawah, dapat

merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa

diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal

atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan

(7)

2. Pengrajin tenun lidi dengan NPB

Pengrajin tenun lidimerupakan pekerjaan yang sebagian besar

pekerjaannya dihabiskan pada posisi duduk. Para pengrajin tenun lidi

melangsungkan pekerjaannya dengan duduk statis pada waktu yang lama, mulai

dari pagi hingga sore hari. Hal inimenyebabkan banyak dari pengrajin mengeluh

sakit di daerah punggung. Hal ini disebabkan karena duduk terlalu lama dapat

menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung

sehingga cepat lelah.

3. Kinesio taping

Kinesio Taping adalah suatu modalitas yang didasarkan pada proses

penyembuhan alami tubuh kita. Metode Kinesio Taping menunjukan

kemanjuranya melalui aktivasi saraf dan sistem sirkulasi darah.

4. Core Stability

Core adalah bagian yang menghubungkan tubuh bagian atas denganbagian

bawah. Meskipun bagian tulang rusuk melindungi semua organ besar di bagian

dada atas, itu adalah empat lapisan otot perut yang mendukung dan melindungi

visera (organ) dari toraks bawah. Keempat lapisan otot membungkus seluruh

perut ke berbagai arah. Ketika bekerja dengan benar mereka juga membantu

dalam mendukung sirkulasi yang baik dan fungsi organ yang sehat. Fungsi utama

lain dari dinding perut adalah untuk menstabilkan tulang belakang kita. Core

(8)

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang

dilakukan adalah experimental dengan pendekatan quasi experiment. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pre and post test with two group design.

2. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan pada 19 april sampai tanggal 14 juni 2013.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah industri tenun lidi desa Janti

kecamatan polanharjo.

3. Definisi Operasinal

a. Kinesio taping dapat di gunakan pada kasus NPB yaitu mengurangi nyeri

dan peningkatan LGS. Pemasangan kinesio taping menggunakan teknik

“Y”. Metode ini menggunakan satu lembar kinesio taping dari sacroilliac

sampai sudut tulang iga paling bawah. Base 2 inchi diawal diterapkan

tanpa tarikan. Untuk penerapan ekor gunakan dengan tarikan ringan

sampai sedang (15 – 25 %). Durasi pemasangan 3 hari selama 2 minggu.

b. Core Stability Exercise merupakan kemampuan untuk mengendalikan

posisi dan gerakan sentral pada tubuh yang aktifitasnya akan membantu

memelihara postur yang baik dalam melakukan gerak serta menjadi dasar

untuk semua gerakan pada anggota gerak atas maupun bawah dapat

(9)

gambaran umum mengenai latihan pada otot-otot pada abdominal dan

daerah lumbo pelvic. Core stability exercise dilakukan selama 8 minggu

dan diberikan latihan 3 kali setiap minggunya.

4. Teknik analisa data

Pengumpulan data berupa pengukuran nyeri dan pengukuran lingkup

gerak sendi dilakukan pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan dan

kelompok control. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji normalitas

data adalah Kolmogorov - Smirnov Test. Selanjutnya di uji dengan uji

Wilcoxon Test. Uji beda pengaruh dua kelompok menggunakan

Mann-Whitney test. Pengolahan data menggunakan software program SPSS windows

versifor windows.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan dengan jumlah responden 24 orang yang

memenuhi kriteria inklusi sebagai responden penelitian. Jumlah responden di

bagi menjadi 2 kelompok,12 responden sebagai kelompok kinesio taping dan

12 responden sebagai kelompok core stability.

2. Hasil penelitian

Tabel .1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden (tahun)

Kelompok Kinesio Taping

Kelompol Core

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

20 – 30 1 8 % 2 17%

31 – 33 3 25% 3 25%

36 – 40 8 67% 7 58%

(10)
[image:10.595.165.508.164.356.2]

Uji Normalitas Data

Tabel 2. Uji Kolmogorov Smirnov Test

Kelompok Kinesio Taping Core Stability P Kesimpulan P Kesimpulan Pre Nyeri 0,804 Normal 0,845 Normal Post Nyeri 0,611 Normal 0,719 Normal Pre Fleksi 0,964 Normal 0,668 Normal Post Fleksi 0,750 Normal 0,782 Normal Pre Ekstensi 0,778 Normal 0,824 Normal Post Ekstensi 0,799 Normal 0,898 Normal Pre Side fleksikanan 0,956 Normal 0,726 Normal Post Side Fleksikanan 0,918 Normal 0,760 Normal Pre Side Fleksikiri 0,577 Normal 0,723 Normal Pre Side FleksiKiri 0,615 Normal 0,909 Normal

Uji Pengaruh (Wilcoxon Test)

Tabel 3Uji Wilcoxon Test

Kelompok Jumlah Mean Pre Post

Asymp. Sig (2-tailed)

Kesimpulan

Kinesio Taping Nyeri

12 60.42 46,00 0.002 Signifikan

Kinesio Taping fleksi

12 521.67 536,67 0.002 Signifkan

Kinesio Taping ekstensi

12 382.50 366,67 0.002 Signifikan

Kinesio Taping S F kanan

12 521.67 554.17 0.317 Tidaksignifik an Kinesio Taping

S F kiri

12 381.67 358,33 0.059 Tidaksignifik an

Kelompok Jumlah Mean Pre Post

Asymp. Sig (2-tailed)

Kesimpulan

Core Stability Nyeri

12 59,83 34,75 0.002 Signifikan

[image:10.595.156.530.449.620.2]
(11)

fleksi Core Stability

ekstensi

12 381,67 360,83 0.002 Signifikan

Core Stability side fleksikanan

12 355,83 357,50

0.002 Signifikan

Core Stability side fleksikiri

12 329,17 333,33 0.002 Signifikan

[image:11.595.108.497.310.575.2]

Uji Beda Dua Sampel Terpisah (Mann Whitney Test)

Tabel 4Uji Mann Whitney Test

Variabel Perlakuan Asymp. Sig

(2-tailed)

Kesimpulan

Kelompok Nyeri Kinesio Taping Core Stability

0,001 Hipotesis diterima

Kelompokfleksi Kinesio Taping Core Stability

0,121 Hipotesis ditolak

Kelompokekstensi Kinesio Taping Core Stability

0,395 Hipotesis ditolak

Kelompok side fleksikanan Kinesio Taping Core Stability

0,033 Hipotesis diterima

Kelompok side fleksikiri Kinesio Taping Core Stability

0,033 Hipotesis diterima

4. Pembahasan

Pada uji beda dengan menggunakan uji statistik Mann Whitney Test,

menunjukkan bahwa hasil Asymp. Sig (2-tailed = 0,001 (Asymp. Sig (2-tailed)<

0,05) yang berarti ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara kelompok

Kinesio taping dan kelompok core stability terhadap status penurunan nyeri dan

(12)

peningkatan LGS gerakan fleksi, menunjukan nilai Asymp. Sig (2-tailed) = 0,121

dan pada gerakan ekstensi, menunjukan nilai Asymp. Sig (2-tailed)= 0,395

(Asymp. Sig (2-tailed)> 0,05) yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

pada gerakan fleksi dan ekstensi. Dari perhitungan tersebut tampak bahwa

kelompok core stability memiliki rata-rata pengaruh yang lebih besar dari pada

kelompok kinesio taping.

Pengrajin tenun lidi melakukan pekerjaan menenun dengan duduk statis

selama berjam-jam secara terus menerus. Hal ini mengakibatkan terjadinya

kontraksi otot secara berulang-ulang atau terus-menerus dan statik akan

mengakibatkan otot menjadi spasme ataupun meradang. Ketika otot meradang,

bengkak atau kaku karena kelelahan, ruang antara kulit dan otot tertekan, sehingga

terjadi penyempitan pada aliran kelenjar limpatik. Tekanan juga berpengaruh pada

reseptor nyeri di bawah kulit, yang pada selanjutnnya memberi sinyal

ketidaknyamananke otak sehingga mengalami rasa sakit. jenis ini dikenal sebagai

nyeri myalgia, atau nyeri otot (Kase, 2005).

Spasme otot (ketegangan otot) pada daerah lumbo pelvic, dapat

menyebabkan keterbatasan gerakan sendi lumbal, baik fleksi, ekstensi maupun

side fleksi. Hal ini menunjukan kontrol otot yang buruk pada otot lumbo pelvic

serta ketidakseimbangan antar otot-otot lumbo pelvic. Stabilitas lumbo pelvic

mengacu pada kemampuan otot-otot punggung dan lumbo pelvic untuk menjaga

tulang belakang dalam posisi yang optimal selama aktivitas gerak. Jika struktur ini

dipertahankan atau dijaga dalam keselarasan yang optimal maka otot-otot dan

(13)

mengatasi keluhan nyeri di daerah punggung bawah serta keterbatasan gerakan

lumbal (Manurung, 2012).

Yang dimaksud dengan core adalah daerah lumbo-pelvic-hip kompleks.

Daerah core adalah letak atau tempat dari awal semua gerakan. Efisiensi daripada

core dimaksudkan untuk memelihara hubungan pemanjangan normal dari fungsi

agonis dan antagonis, yang mana akan meningkatkan hubungan dari kedua

kekuatan pada daerah lumbo-pelvic-hip kompleks. Core stability exercise

berfungsi untuk menigkatkan performa gerak serta mengatasi keluhan gangguan

daerah lumbo-pelvic-hip kompleks(Kibler, 2006)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkandarihasilanalisadanperhitunganujistatistik, dalam penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh kinesio taping terhadap penurunan nyeri dan peningkatan

lingkup gerak sendi kasus NPB.

2. Ada pengaruh core stability terhadap penurunan nyeri dan peningkatan

lingkup gerak sendi kasus NPB.

3. Ada perbedaan pengaruh kinesio taping dan core stability terhadap

(14)

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat terutama yang sering duduk statis pada waktu yang

lama pada saat bekerja sebaiknya deselingi istirahat atau peregangan

sehingga dapat meminimalisir terjadinya NPB.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel

penelitian, waktu penelitian dan menambah metode-metode baru dalam

mengatasi gangguan NPB.

Daftar Pustaka

Akuthota V, Nadler SF. 2004.Corestrengthening. Arch Phys Med Rehabil;85 (3 Suppl 1) :86-92.

Arokoski, J,P. Valta, O. Airaksinen, and Kankaanpaa. Back and Abdominal Muscle Function During Stabilitazion Exercise. Areh. Phys. Med. Rehabil 82:1089 1089. 2001.

Budiono, Sugeng AM, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Chang, W. R et al. 2003. Predictors of whole‐body vibration levels among urban taxi drivers ergonomics. 46(11):1075‐90.

Dep Kes RI. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.

Hicks, G.E., Fritz J.M., Delitto A. and McGill S. M. 2005. Preliminary Development of a Prediction Role for Determining which patient’s with Low Back Pain will respond to a Stabilization Exercise Program. Physical and Medical Rehabilitation. 86:1753-62.

Kibler et al. 2006. The Role Of Core Stability in Athletic Function. Sport Medicine;36 (3): 189-198.

(15)

Kase, Kenzo DC. 2005. Illustrated Kinesio Taping Fourth Edition. Tokyo : Ken`i-Kai.

Maher, Salmond & Pellino. 2002. Low back Pain Syndroma. Philadelphia: FA Davis Company.

MacDonald, D.A., Mosely, G.L. and Hodges, P.W. 2006. The Lumbar Multifidus: Does the Evidence Support Clinical Beliefs?. Manual Therapy. 11: 254-263.

Pai, Sundaram, 2004. Low back pain: An economic assessment in the United States. Orthopedic Clinics of North America 35: 1–5.

Paliyama , J. M, 2003. Perbandingan efek terapi arus intervensi dengan TENSdalam pengurangan nyeri punggung bawah musculoskeletal. FK Undip Semarang , Semarang 103.

Piller, Neil. 2006. Lymphoedema and Chronic Swelling. Tokyo : Ken Ikai.

Rachmawati , L.D.A, 2009.Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Rental Komputer Di Pabelan Kartasura. Skripsi, UMS, Surakarta.

Rogers, R.G. 2006. Research-Based Rehabilitation of The Lower Back. Strength And Conditioning Journal. Diambil pada tanggal dari www.proquest.com/pqdauto

Sadeli, H.A., Tjahjono, B. 2001. Nyeri Punggung Bawah. Dalam: KRT Meliala, L., Suryamiharja, A., Purba, J.S. (eds). Nyeri Neuropatik Patofisiologi dan Penatalaksanaan. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI. Hal. 145-167.

Samara, Diana. 2004. Lama dan Sikap Duduk Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah.Skripsi, Universitas Trisakti, Jakarta.

Stevens, V.K., Coorevits, P.L., Bouche, K.G., Mahieh, N.N., Vanderstraeten, G.G. and Danneels, L.A. 2006. The Influence of Specific Training on Trunk Muscle Recruitment Patterns in Healthy Subjects During Stabilization Exercises. Manual Therapy. 7: 1-9.

Suma’mur.P.K. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Gambar

Tabel  3Uji Wilcoxon Test
Tabel 4Uji Mann Whitney Test

Referensi

Dokumen terkait

Papila yang terdapat pada permukaan dorsal lidah musang luwak adalah papila filiformis, fungiformis, dan sirkumvalata.. Papila foliata tidak ditemukan pada lidah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh Return On Assets , Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover , Dan Risiko Sistematis (

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif maupun aspek afektif pada materi sistem pencernaan kelas XI IPA 1 SMA N 2 Sukoharjo

Cindra Yuliani, 2013, APLIKASI DASHBOARD MANAGEMENT SYSTEM KOPERASI SIMPAN PINJAM PADA PELAYANAN KREDIT UNTUK PETANI PADI BERBASIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT.. Program

Data dalam penelitian ini adalah akronim bahasa Indonesia yang mengandung proses asimilasi yang dilafalkan oleh penutur bahasa Indonesia yakni mahasiswa Sastra Indonesia

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemberian tanah lapisan atas hutan pinus dan pupuk P terhadap peningkatan penyerapan P, pertumbuhan, dan hasil

Acting Director General for Foreign Economic Relations Department of Foreign Affairs. UNITED STATES OF

Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.. Kami selaku