PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI 101959 GALANG
T.A 2012/2013
Oleh : Yulia Siska Siahaan
NIM 408311057
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Yulia siska Siahaan dilahirkan di Tanjung Balai, pada tanggal 18 Mei
1989. Ibu bernama Ilyum Zahrah Harahap dan ayah benama Jisman Siahaan B.A,
dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1996, penulis
masuk SD Negeri 112134 Rantauprapat dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun
2002, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 2 Rantau Selatan dan lulus
pada tahun 2005. Setelah itu pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di
SMA Negeri 3 Rantau Utara dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
iv
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia serta nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dengan judul skripsi “ Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Berorientasi Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas IV SD Negeri 101959 Galang T.A 2012/2013.”
Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua dapat diatasi dengan bantuan yang tulus dari berbagi pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-sebesarnya kepada Bapak Drs Sahat Siahaan,Mpd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga kepada Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, Bapak Drs.M. Manulang , M.Pd, Bapak Prof.Dr. Mukhtar,M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta pegawai direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed. Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua jurusan, Bapak Drs. Yasipati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku ketua prodi Pend.Matematika dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar,M.Pd selaku Dosen pembimbing akademik.
v
Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan yang sangat kusayangi (Rini Ramadhani, Dwi Febrianti, Ely Syafitri, Syu’aida Hazar Nst, S.Pd, Ramadani Asri, Elidar Tanjung) teman-teman PPLT SMP Negeri 2 Gebang Diah Fauzi Ningtyas, Rahmad Riski Rangkuti, Riskei kurniawan, Pangihutan Butar-butar yang bersedia memberikan bantuan, motivasi dan dukungan kepada penulis.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Amin!
Medan, Maret 2013 Penulis,
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH YANG BERORIENTASI ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI 101959 GALANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
Yulia Siska Siahaan (NIM. 408311057)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101959 Galang pada materi bilangan bulat dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 101959 Galang yang berjumlah 25 orang dan objek penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada bilangan bulat. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dibagi atas 2 siklus dimana akhir siklus diberi tes hasil belajar yang telah divalidasi oleh validator. Sebelum diberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik awal dan diperoleh bahwa kemampuan awal siswa dalam memahami materi bilangan bulat masih sangat rendah, yaitu nilai rata – rata 50,67 dan 6 siswa (24%) dari 25 siswa telah mencapai ketuntasan belajar individual, sedangkan 19 siswa (76%) belum mencapai ketuntasan belajar individual.
Setelah diberikan tindakan, pada siklus I diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat sudah termasuk kriteria rendah, yaitu nilai rata – rata 61,2 dan 15 siswa (60%) dari 25 siswa telah mencapai ketuntasan individu, sedangkan 10 siswa (40%) belum mencapai ketuntasan belajar individu. Pada siklus I ini ketuntasan belajar klasikal belum tercapai karena masih 61% siswa yang mencapai ketuntasan belajar individu, sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II
Pada siklus II diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada materi bilangan bulat mengalami peningkatan dan termasuk kriteria tinggi, yaitu nilai rata – rata 79,6 dan 22 siswa (88%) dari 25 siswa telah mencapai ketuntasan belajar individu, sedangkan 3 siswa (12%) belum mencapai ketuntasan belajar individu. Pada siklus II ini ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai karena 88% siswa telah mencapai ketuntasan individu, sehingga pembelajaran tidak dilanjutkan ke siklus III.
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 15
Tabel 2.2. Cara menyelesaikan Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat 23
dengan Menggunakan Chip Bilangan
Tabel 2.3. Cara menyelesaikan Operasi pengurangan Bilangan Bulat 25
dengan Menggunakan Chip Bilangan
Tabel 3.1. Pedoman Untuk Melihat Aktivitas Guru dan Siswa 35
Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa 39
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan 44
Tabel 4.2. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 48
Tabel 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I 49
Tabel 4.4. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 49
Tabel 4.5. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam
Melaksanakan Pembelajaran pada Siklus I 51
Tabel 4.6. Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I 53
Tabel 4.7. Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 65
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Siklus II 65
Tabel 4.9. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada
Tes Hasil Belajar I danII 66
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus II 66
Tabel 4.11. Deskripsi Hasil Observasi Siswa dalam Melaksanakan
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Kesalahan siswa menjumlahkan bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif 3
Gambar 1.2. Kesalahan siswa mengoperasi bilangan bulat 4
Gambar 1.3. Siswa kurang memahami isi soal 5
Gambar 2.1. Thermometer 17
Gambar 2.2. Penampang Melintang Bumi 18
Gambar 2.3. Garis Bilangan 19
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan
pembangunan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, mempercepat
proses alih teknologi demi kemajuan bangsa dan negara untuk mewujudkan
cita-cita pembangunan nasional. Pendidikan di Indonesia diawali dengan jenjang
pendididikan dasar yaitu SD dan SMP. Salah satu kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh siswa sekolah dasar adalah matematika.
Matematika adalah studi objek yang bersifat abstrak, sehingga sulit
dicerna oleh anak-anak usia sekolah dasar (SD). Anak-anak usia sekolah dasar
masih belum diklasifikasikan dalam tahap berfikir formal karena orientasinya
masih terkait dengan benda-benda konkrit. Ini bukan berarti bahwa matematika
tidak mungkin dapat diajarkan di sekolah dasar, bahkan Domain
(http://dinaferysophya.wordpress.com/2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkan-pembelajaran-siswa-SD) mengatakan, pada hakikatnya
matematika lebih baik diajarkan sejak usia balita. Mengingat pentingnya
matematika untuk pendidikan sejak siswa SD maka perlu dicarikan jalan
penyelesaiannya, yaitu suatu cara mengelola proses belajar mengajar matematika
di SD sehingga matematika dapat dicerna dengan baik oleh siswa SD pada
umumnya.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi
menanamkan kemampuan dan ketrampilan dasar untuk keperluan melanjutkan
pelajaran pada tingkat diatasnya yaitu SMP, maupun untuk memberikan bekal
kemampuan pada siswa mengembangkan diri sesuai dengan bakat dan minat, serta
kondisi lingkungannya. Kemampuan menghitung dan mengukur serta ketrampilan
membaca dan menulis di SD merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan
2
Pelajaran matematika bagi pendidikan dasar, pada umumnya tidak disukai
karena dianggap sukar dan ditakuti oleh siswa sehingga hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika
terutama disebabkan oleh sifat khusus dari matematika yang memiliki obyek
abstrak. Pelajaran matematika yang berjalan saat ini cenderung ditujukan pada
ketrampilan siswa mengerjakan dan menyelesaikan soal-soal matematika. Banyak
siswa secara individual kurang memahami konsep matematika yang pada
hakikatnya merupakan ilmu deduktif aksiomatis dan berangkat dari hal-hal yang
abstrak. Berkaitan dengan proses belajar mengajar yang ditekankan pada penataan
nalar, pengembangan sikap kritis, logis dan ketrampilan menerapkan matematika,
maka siswa harus memiliki kemampuan memahami konsep matematika sebagai
prasyarat yang utama. Untuk itulah, guru sekolah dasar berperan penting dalam
menyampaikan konsep-konsep matematika kepada siswanya yang memiliki taraf
konkrit, yang mana kesalahan dalam penyampaian konsep oleh guru berakibat
fatal terhadap siswa dalam menghadapi permasalahan berikutnya yang masih
berhubungan dengan konsep tersebut. Pembelajaran matematika sekarang ini
banyak yang hanya menekankan pada tujuan kognitif saja (Yunanto, 2004 : 48 )
Salah satu alternatif agar pembelajaran matematika tidak hanya menekankan pada
tujuan kognitif saja adalah melalui pembelajaran berbasis masalah. Melalui
pembelajaran berbasis masalah diharapkan siswa akan mampu menjadi pemikir
handal dan mandiri. Pembelajaran berbasis masalah bukanlah sekedar
pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan soal–soal seperti yang sering terjadi di
lembaga bimbingan tes (belajar). Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa
dihadapkan dengan permasalahan yang membangkitkan rasa ingin tahunya untuk
melakukan penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dengan
mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain. Dalam penyelidikan sering
dilakukan kerja sama dengan temannya. Hal ini memberikan implikasi pada
pembelajaran di kelas, termasuk pada pembelajaran matematika. Pembelajaran
matematika mestinya juga harus menjadi wahana untuk mengembangkan
kecakapan dalam memecahkan masalah, karenanya perlu ditetapkan model
3
sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah, bahkan bila diperlukan sampai
perguruan tinggi (PT).
Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki
kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan
dan penyelesaian suatu masalah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan
tes diagnostik yang peneliti berikan kepada 25 siswa kelas IV SDN 101959
Galang pada materi operasi hitung bilangan bulat terdapat beberapa kesulitan
yang dialami siswa, berikut data kesalahan yang siswa alami dalam
menyelesaikan soal :
Soal no.3 :
Suhu di kota tokyo pada pagi hari saat hujan turun adalah -5° C , pada siang hari
suhu meningkat 6° C. Berapa derajatkah suhu dikota tokyo pada siang hari ?
Jawaban yang diharapkan :
Dik : Suhu pagi hari : -5° C
Suhu meningkat : 6° C
Dit : suhu di kota Tokyo siang hari
Jawab : suhu di kota Tokyo siang hari = suhu pagi hari + peningkatan suhu
= -5 + 6
= 1° C
Jawaban siswa :
Gambar 1.1
Kesalahan siswa menjumlahkan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif
4
Kesalahan yang ditunjukkan pada gambar diatas menunjukkan bahwa siswa
belum memahami konsep penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan
bulat negatif .
Soal no. 7: Tina dan Ani membeli es batu di warung. Es batu yang di beli Rina
suhunya sedangkan suhu es yang dibeli Ani berapakah selisih
kedua suhu es batu mereka?
Jawaban yang diharapkan:
Dik ; Es batu Tina =
Es batu Ani =
Dit : selisih suhu es batu mereka
Jwb : selisih suhu es batu mereka =
=
Jawaban siswa :
Gambar 1.2
Siswa kurang mampu mengubah tanda-tanda pada operasi pengurangan bilangan
dengan bilangan negatif.
Pada gambar diatas menunjukkan beberapa kesulitan yang dialami siswa yaitu
siswa kurang mampu mengubah tanda-tanda pada operasi pengurangan bilangan
dengan bilangan bulat negatif, kurang telitinya siswa pada proses penyelesaian
5
Soal no. 8:
Dino sedang mengikuti ujian, soal yang harus dikerjakan Dino sebanyak 10 soal
pilihan ganda. Tiap soal jika benar mendapat nilai 4, jika salah mendapat nilai –4,
jika tidak dijawab mendapat nilai 0 (nol). Karena tidak belajar doni hanya mampu
menjawab 4 soal, 3 soal benar dijawabnya dan 1 lagi salah. Berapa nilai yang di
dapat doni?
Jawaban yang diharapkan :
Dik : Ada 10 soal yang harus dikerjakan
Tiap soal Jika benar nilainya 4
Tiap soal jika salah nilainya -4
Jika tidak dijawab nilainya 0 (nol)
Dit : nilai yang didapat doni jika ia menjawab 4 soal, 3 jawaban benar dan 1
jawaban salah?
Jawab : nilai yang diperoleh = nilai benar - nilai salah
= 4 + 4 + 4 – 4
= 8
Jadi nilai yang diperoleh Dino adalah 8
Jawaban siswa :
Gambar 1.3
Siswa kurang memahami isi soal
Kesalahan jawaban siswa pada gambar diatas menunjukkan beberapa kesulitan
6
ditanya dalam soal sehingga pada proses penyelesaian soal mengalami kesalahan.
Dari hasil tersebut jelas tergambar bagaimana lemahnya pemahaman
siswa-siswa tersebut tentang materi operasi hitung bilangan bulat, khususnya
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini tentu saja berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa yang rendah. Dari 25 siswa yang mengikuti tes, hanya
6 siswa (24%) yang memperoleh nilai diatas nilai ketuntasan belajar minimal
selebihnya 19 siswa (76%) dibawah nilai KKM. Padahal materi ini sebagai materi
prasyarat untuk materi-materi selanjutnya, seharusnya materi bilangan bulat
mutlak harus dipahami dan dikuasai oleh siswa-siswa tersebut. Jika tidak siswa
akan mengalami kesulitan pada materi selanjutnya, misalnya dalam memfaktorkan
persamaan kuadrat dan menyelesaikan operasi aljabar nantinya.
Rendahnya hasil belajar siswa selain disebabkan kurang memahami
konsep operasi hitung bilangan bulat kemungkinan dilatarbelakangi oleh faktor
belajar matematika siswa yang belum bermakna dan penggunaan metode
mengajar guru yang kurang bervariasi ataupun tidak adanya alat peraga yang
digunakan dalam menyampaikan konsep-konsep matematika kepada siswanya
yang memiliki taraf konkrit, yang mana kesalahan dalam penyampaian konsep
oleh guru berakibat fatal terhadap siswa dalam menghadapi permasalahan
berikutnya yang masih berhubungan dengan konsep tersebut menyebabkan
kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya menggunakan
metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal) yang tidak
memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang dianggap sulit,
pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan dan tidak
memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Diduga kuat,
rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat dengan
persoalan metode ataupun model pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mencoba menerapkan suatu model
pembelajaran yaitu model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) menggunakan alat peraga. Kepentingan alat peraga disebabkan karena
cara berfikir siswa SD yang masih konkret. Dengan alat peraga, siswa dapat
7
kemampuan dan ketrampilannya, siswa mengolah informasi dan menemukan
pemecahannya. Pembelajaran berbasis masalah bukanlah sekedar pembelajaran
yang dipenuhi dengan latihan soal–soal seperti yang sering terjadi di lembaga
bimbingan tes (belajar). Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dihadapkan
dengan permasalahan yang membangkitkan rasa ingin tahunya untuk melakukan
penyelidikan sehingga dapat menemukan sendiri jawabannya, dengan
mengkomunikasikan hal itu dengan orang lain. Dalam penyelidikan sering
dilakukan kerja sama dengan temannya. Hal ini memberikan implikasi pada
pembelajaran di kelas, termasuk pada pembelajaran matematika. Pembelajaran
matematika mestinya juga harus menjadi wahana untuk mengembangkan
kecakapan dalam memecahkan masalah, karenanya perlu ditetapkan model
pembelajaran berbasis masalah sejak dini.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang
Berorientasi Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Operasi Hitung Bilangan Bulat di Kelas IV SD Negeri 101959 Galang Tahun
Ajaran 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Adanya kesalahpahaman dalam konsep operasi hitung bilangan bulat
2. Rendahnya hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa
3. Tidak adanya alat peraga yang digunakan dalam membelajarkan operasi
hitung bilangan bulat
4. Pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya menerima
tanpa memiliki pengalaman belajar
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
8
penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Sesuai
identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai
penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi alat peraga
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 101959 Galang pada
materi operasi hitung bilangan bulat.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang Berorientasi Alat
Peraga dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Materi
Operasi Hitung Bilangan Bulat di SD Negeri 101959 Galang ?
2. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah
terhadap pembelajaran matematika?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui peningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa
dengan pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada alat peraga
di kelas IV SD Negeri 101959 Galang.
2. Mengetahui bagaimana langkah-langkah model pembelajaran berbasis
9
1.6. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan
akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika mengenai
penggunaan model pembelajaran dan alat bantu pembelajaran untuk
meningkatan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa
2. Bagi Siswa
Dengan menggunakan model pembelajaran berbantuan dengan alat peraga
dapat meningkatkan hasil belajar operasi hitung bilangan bulat siswa.
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang
ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang hasil belajar
operasi hitung bilangan bulat siswa.
4. Bagi Pihak Sekolah
Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar
siswa khususnya pada operasi hitung bilangan bulat di kelas IV SD Negeri
101959 Galang.
2. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah cukup baik dilakukan di
sekolah dasar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan langkah
-langkah :
a. Menggiring siswa melalui proses Tanya jawab untuk mengenalkan
masalah sebelum terlibat dalam proses penyelesaian masalah.
b. Dalam membimbing penyelidikan guru lebih memotivasi siswa untuk
lebih berani mengeluarkan pendapatnya dan membuat terjadinya
pertukaran ide.
c. Menyajikan lalu membandingkan hasil karya siswa
d. Merefleksi dan evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah.
e. Merayakan keberhasilan dengan memberi penghargaan terhadap
77
5.2 SARAN
Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses pembelajaran berbasis masalah masih memerlukan adanya
perbaikan yaitu guru dapat lebih memotivasi siswa untuk aktif sehingga
terjalin komunikasi yang baik antar siswa maupun guru dengan siswa.
2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari
siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar disetiap kelompok
semua anggota aktif berinteraksi dalam mendiskusikan soal-soal latihan.
3. Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
untuk menyediakan alokasi waktu yang lebih karena pembelajaran ini
menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan
kelemahan-kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga penelitian yang dilakukan