• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN VIDEO EKOSISTEM MANGROVE MUARA SUNGAI DUA DAN YAGASU DELI SERDANG SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN VIDEO EKOSISTEM MANGROVE MUARA SUNGAI DUA DAN YAGASU DELI SERDANG SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

WIDYAWATI TIURMAIDA. Pengembangan Video Ekosistem Mangrove Muara Sungai Dua Dan Yagasu Deliserdang Sebagai Bahan pembelajaran Biologi SMA. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan mangrove dan kepiting Uca spp, faktor fisika – kimi ekosistem mangrove dan untuk mengetahui persepsi guru dan siswa terhadap produk video pembelajaran ekosistem mangrove muara dua dan Yagasu (yayasan gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara. Keanekaragaman tumbuhan mangrove dan kepiting Uca spp diperoleh dengan melakukan penelitian ekologi ekosistem mangrove, keanekaragaman Kepiting Uca spp dan faktor fisika-kimia ekosistem mangrove serta pengembangan media (Pembuatan video dan produksi video). Hasil penelitian menunjukkan keanekaragaman tumbuhan mangrove yaitu Avicennia marina, Bruguiera sexangula, Exoceria agallocha dan Avicennia alba. Keanekaragaman Kepiting Uca spp yaitu Uca anunulipes. Uca urvillei, Uca tetragonon, Uca dussumieri, Uca vocans. Suhu udara di ekosistem mangrove berada pada kisaran 260C – 280C, suhu tanah 270C – 280C, pH tanah 6.2- 6.8, kelembapan tanah 2,3% - 2,5% dan kelembapan udara 70%. Persepsi uji coba video pada siswa SMA Kelas XI dinyattakan baik/layak.

(7)

ABSTRACT

WIDYAWATI TIURMAIDA. Development of Ecosystem video Mangrove Sungai Dua Estuary and Yagasu Deliserdang as Learning materials biology High School. State University of Medan Graduate Program 2013.

This research aims to determine the diversity of mangrove plants and Uca spp crab, physics-chemical factors of mangrove ecosystems and to determine the perception of teachers and students towards learning video products of Sungai Dua estuary and Yagasu (Foundation of Sumatran elephants) Deliserdang North Sumatra mangrove ecosystem. Diversity of mangrove and Uca spp crab obtained by mangrove ecological research and recorded on video, including mangrove plant diversity, diversity of Uca spp crab and Physical-chemical factors of mangrove ecosystems and the development of media (Video creation and video Production). Results showed that diversity of mangrove consist of Avicennia marina, Bruguiera sexangula, Exoceria agallocha and avicennia Alba. Diversity of Uca spp crab is Uca anunulipes, Uca Urvillei, Uca Tetragonon, Uca dussumieri, and Uca vocans. The air temperature in the mangrove ecosystem in the range of 260C – 280C, soil temperature 270C – 280C, soil pH 6.2- 6.8, soil Moisture 2,3% - 2,5% and 70% humidity. Perception test video at high school students of class XI declared good/ decent.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kasih karunia yan telah memberikan, kesehatan, kekuatan dan hikmat kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Tesis berjudul “Pembuatan Video Ekosistem Mangrove Muara Sungai Dua Dan Yagasu Deli Serdang Sebagai Bahan Pembelajaran Biologi SMA”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi, Pascasarjana Unimed.

Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tesis ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen Pembimbing I Bapak Syarifuddin, M.Sc.,Ph.D dan Dosen Pembimbing II Bapak Dr.rer.nat.Binari Manurung,M.Si sebagai dosen pembimbing tesis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal pembuatan proposal sampai dengan selesai penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Muhammad. Badiran, M.Pd dan Bapak Oni Krenawan selaku ahli media yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

3. Bapak Drs. Puji Prastowo, M.Si dan Ibu Dra. Cicik Suryani, M.Si. selaku ahli media yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Ibunda tercinta A.M. Br.Purba dan selruh keluarga, kakak, abang dan adik-adik saya yang telah mendoakan dan mendukung saya.

5. Suami saya Uli Julinarta Purba

6. Teman-teman angkatan XVIII Program Studi Pendidikan Biologi: Retnita, Halimah, Nani, Pandu, Faisal, Iqbal, Ihsan, Hasyim, Tua, Domu,serta semua teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

7. Sahabat-sahabat saya di Blessing Community: Iwan Laoli, Ester Sihite, Jakson, Julian yang turut mendukung saya.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Maret 2013

(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN I

ABSTRACT II

ABSTRAK III

KATA PENGANTAR IV

DAFTAR ISI VI

DAFTAR TABEL X

DAFTAR GAMBAR XI

DAFTAR LAMPIRAN XII

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Pembatasan Masalah 5

1.4. Perumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Mangrove 8

2.2. Manfaat Mangrove 11

2.3. Karakteristik dan Zonasi Hutan Mangrove 12

2.4.Biota Hutan Mangrove 14

2.5.Flora dan Keragamannya 18

2.6. Ciri-ciri Fisik Hutan Mangrove 20

2.6.1. Air Pasang 20

2.6.2. Salinitas 20

2.6.3. Suhu 21

2.6.4. Oksigen Terlarut dan Zat Hara 22

2.6.5. pH (Derajat Keasaman) 22

2.6.6. Substrat 22

2.7. Deskripsi Kepiting, Siklus Hidup, Klasifikasi Uca spp 23 2.8. Media Animasi dan Video Pembelajaran 28

2.8.1. Media Animasi 28

2.8.2. Media Video Sebagai Media Pembelajaran 33 2.8.3. Tahapan Pembuatan Video Pembelajaran 35

2.8.3.1. Tahap Pra Produksi 35

2.8.3.2. Tahap Produksi 35

2.8.3.3. Tahap Pasca Produksi 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 38

3.2. Data yang Diperlukan dan Tekhnik Mendapatkan Data 38

3.2.1. Objek Penelitian 38

3.2.2. Subjek Penelitian 38

3.3. Desain Penelitian 39

(10)

3.5. Alat dan Bahan 40

3.6. Prosedur Penelitian 41

3.6.1. Keanekaragaman dan Indeks Keanekaragaman Tumbuhan

Mangrove 41

3.6.2. Keanekaragaman dan Kelimpahan Kepiting Uca spp 42

3.6.3. Pengukuran Faktor Fisika-Kimia 43

3.6.4. Pembuatan Video Pembelajaran Ekosistem Mangrove di Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deli Serdang

Sumatera Utara 43

3.7. Teknik Analisis Data 45

3.7.1. Indeks Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove dan Kepiting

Uca spp 45

3.7.2. Penilaian Video Pembelajaran 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 47

4.1.1. Keanekaragaman, Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman

Tumbuhan Mangrove 47

4.1.2. Keanekaragaman, Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman

Kepiting Uca spp 48

4.2. Faktor-faktor Fisiko Kimia Ekosistem Mangrove 51 4.2.1. Faktor-faktor Fisiko Kimia Mangrove dan Kepiting Uca spp 52 4.3. Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Video Pembelajaran Ekosistem 52 4.3.1. Hasil Pengujian Persepsi Video Dari 5 Orang Guru Biologi SMA 52 4.3.2. Hasil Pengujian Dari Persepsi Uji Coba Satu-satu Siswa SMA 53 4.3.3. Hasil Pengujian Dari Persepsi Uji Coba Kelompok Kecil

(5 Orang) Siswa SMA 53

4.3.4. Hasil Pengujian Dari Persepsi Uji Coba Kelompok Besar

(38 Orang) Siswa SMA 54

4.4. Hasil Evaluasi Ahli Media dan Ahli Materi 55

4.4.1. Hasil Evaluasi Ahli Media 55

4.4.2.Hasil Evaluasi ahli Materi 56

4.5. Pembahasan 56

4.5.1. Keanekaragamann, Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman

Tumbuhan Mangrove 56

4.5.2. Keanekaragaman, Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman

Kepiting Uca spp 58

4.6. Faktor Fisiko Kimia Ekosistem Mangrove di Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deli Serdang Sumatera Utara 60

4.6.1. Suhu Udara 60

4.6.2. Suhu Tanah 60

4.6.3. pH Tanah 61

4.6.4. Kelembaban Tanah 61

4.6.5. Kelembaban Udara 61

4.7. Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Produk Video Pembelajaran

(11)

4.7.1. Persepsi Guru Terhadap Produk Video Pembelajaran

Ekosistem Mangrove 62

4.7.2. Persepsi Siswa Terhadap Produk Video Pembelajaran

Ekosistem Mangrove 62

4.8. Evaluasi Ahli Media dan Ahli Materi 63

4.8.1. Hasil Evaluasi Ahli Media 63

4.8.2. Hasil Evaluasi Ahli Materi 63

4.9. Keterbatasan Penelitian 63

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Implikasi 66

5.3. Saran 66

DAFTAR PUSTAKA 67

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel.3.1. Kriteria Persentase Indikator Pada Video Pembelajaran

Ekosistem Mangrove. 46

Tabel 4.1.1. Keanekaragaman, Kelimpahan dan Indeks

Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove. 47

Tabel 4.1.2. Keanekaragaman, Kelimpahan dan Indeks Keanekaragaman Kepiting Uca spp Ekosistem Mangrove. 48 Tabel 4.2.1. Hasil Pengukuran Suhu Udara, Suhu Tanah, pH Tanah,

Kelembaban, Posisi Pada Saat Pengambilan Sampel

Tumbuhan Mangrove. 52

Tabel 4.3.1. Data Hasil Pengujian Persepsi Video Oleh Guru

Biologi SMA 53

Tabel 4.3.3. Data Hasil Perhitungan Penilaian Uji Kelompk Kecil

Siswa SMA 54

Tabel 4.3.4. Data Hasil Perhitungan Penilaian Uji Coba Kelompok

Besar Siswa SMA 54

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia

(Bengen, 2004) 14

Gambar 2.2. Capit yang besar pada kepiting Uca spp. jantan, B.

Capit pada kepiting betina. 24

Gambar 2.3. Kepiting Uca spp. betina membawa kumpulan telur di sisi bawah tubuhnya dan akan menetap dalam liangnya

selama dua minggu. 26

Gambar 2.4. Skema Siklus Hidup Kepiting 27 Gambar 2.5. Skema bagian-bagian tubuh larva kepiting (zoea dan megal) 27 Gambar 2.6. The cone of Experience" from Audio-Visual Methods in

Teaching, 1st Edition, by Edgar Dale, 1969. 30 Gambar 3.1. Desain lokasi penelitian tumbuhan mangrove dan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Penelitian Keanekaregaman Mangrove dan

Kepiting Uca spp 70

Lampiran 2. Individu Mangrove Di Sungai Dua Bagan Deli Kampung

Nelayan Belawan Medan Sumatera 79

Lampiran 3. Individu Kepiting Uca spp Di Sungai Dua Bagan Deli

(15)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Biologi, ilmu tentang kehidupan, sudah berakar dari dalam diri manusia. Orang memelihara hewan, membudidayakan tanaman hias, mengundang burung-burung dengan menyediakan halaman belakang rumah mereka, mengunjungi kebun binatang dan cagar alam/taman nasional. Biologi adalah pengejawantahan ilmiah dari kecendrungan manusia yang merasa mempunyai hubungan dan tertarik pada semua bentuk kehidupan. Biologi membawa kita, sendiri, maupun orang lain, memasuki hutan, gurun, lautan, dan lingkungan yang lain, di mana berbagai bentuk kehidupan beserta lingkungan fisiknya berpadu membentuk jaringan-jaringan kompleks yang disebut ekosistem. Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Hakekat IPA meliputi tiga hal yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Produk yaitu sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas konsep, prinsip, teori dan hukum. Pada ilmu biologi yang mengandung banyak simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman yang kongkrit. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan media dalam pembelajaran biologi.

(16)

pembelajaran sebagai media antara guru sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khusunya konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol visualnya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-masing media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan kasat mata melalui perantaraan gambar/visual, potret, slide, dan sejenisnya mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata.

Visual dapat meningkatkan ketertarikan pada sebuah mata pelajaran. Ketertarikan meningkatkan motivasi. Visual memanfaatkan kepentingan personal para siswa untuk menjadikan pengajaran relevan. Visual bisa menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti seperti menjalankan fungsi pengatur dengan menggambarkan hubungan diantara elemen misalnya pada diagram alur atau time lines. Seringkali konten bisa dikomunikasikan lebih mudah dan efektif secara visual (Mayer & Moreno, 2003).

(17)

menghadirkannya ke dalam ruang kelas. Persoalannya, video pembelajaran yang ada sekarang tidak kontekstual dengan alam/lingkungan di mana siswa berada dan kesesuaian dengan indikator pencapaian kompetensi (kurikulum).

Hutan mangrove sebagai salah satu lahan basah di daerah tropis dengan akses yang mudah serta kegunaan komponen biodiversitas dan lahan yang tinggi telah menjadikan sumberdaya tersebut sebagai sumberdaya tropis yang terancam kelestariannya (Valiela et al . 2001; Onrizal 2005). Mangrove mempunyai berbagai fungsi, fungsi fisiknya yaitu untuk menjaga kondisi pantai agar tetap stabil, melindungi tebing pantai dan tebing sungai, mencegah terjadinya abrasi dan intrusi air laut, serta sebagai perangkap zat pencemar. Fungsi biologis mangrove adalah sebagai habitat benih ikan, udang dan kepiting untuk hidup dan mencari makan, sebagai sumber keanekaragaman biota akuatik dan nonakuatik seperti burung, ular, kera, kelelawar, dan tanaman anggrek, serta sumber plasma nutfah.

(18)

Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki sumber daya alam yang besar, salah satunya adalah Muara Sungai Dua dan Yagasu Deliserdang Sumatera Utara. Muara Sungai Dua dan Yagasu Deliserdang Sumatera Utara dilihat dari aspek pariwisata merupakan daerah yang sangat indah, selain itu juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang sangat efektif. Muara Sungai Dua dan Yagasu Deliserdang Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman ekosistem mangrove yang sangat menarik untuk dipelajari.

Peneliti telah melakukan wawancara kepada guru-guru biologi SMA di sekitar kota Belawan dan beberapa siswa SMA kelas XI, didapat bahwa dalam pembelajaran biologi guru masih belum memanfaatkan alam sekitarnya sebagai sumber belajar dan smenggunakan media pembelajaran yang berorientasi lingkungan alam sekitarnya serta masih belum dapat memanfaatkan informasi Muara Sungai Dua dan Yagasu Deliserdang Sumatera Utara dalam pembelajaran ekosistem. Guru masih menggunakan media gambar, power point dan charta dalam pembelajaran biologi di kelas pada pokok bahasan ekosistem mangrove, dan hanya menjelaskan pelajaran dengan menulis di papan tulis. Hasil wawancara kepada para siswa kelas XI, aplikasi pengalaman belajar siswa pada umumnya masih rendah terhadap lingkungan belajarnya sehingga hal ini menyebabkan kurangnya perhatian terhadap sumber belajar siswa yang terdapat di Muara Sungai Dua dan Yagasu Deliserdang Sumatera Utara.

(19)

dilakukan penelitian berupa penelitian deskriptif survey yang menghasilkan media pembelajaran yaitu berupa video pembelajaran.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dikemukakan permasalahannya yaitu : Penelitian ekosistem mangrove yang terdapat diprovinsi Sumatera Utara khususnya di Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara dan pembuatan video pembelajarannya serta fisika - kimia lingkungannya.

1.3.Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah keanekaragaman dan kelimpahan tumbuhan dan hewan yang terdapat di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara. Faktor fisika-kimia lingkungan yang dikaji adalah suhu udara, kelembapan udara, kelembapan tanah dan derajat keasaman (pH) tanah.

1.4.Perumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ekosistem mangrove dan pembuatan video pembelajaran ini adalah :

(20)

2. Bagaimanakah keanekaragaman jenis kepiting Uca spp. yang terdapat di ekosistem mangrove di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara?

3. Bagaimana kondisi fisika-kimia lingkungan di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara?

4. Bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap produk video pembelajaran ekosistem mangrove berdasarkan indikator pembelajaran di Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara? 1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jenis tumbuhan mangrove yang terdapat di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui jenis Kepiting Uca spp. yang terdapat di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui kondisi fisika-kimia lingkungan di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara.

(21)

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga pendidik atau guru bidang studi biologi, peserta didik dan pembaca, baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain tentang penelitian ekosistem mangrove dan identifikasi Kepiting Uca spp. serta media pembelajaran yaitu video pembelajaran biologi tentang ekosistem mangrove..

2. Sebagai bahan informasi bagi tenaga kependidikan dalam penyediaan media pembelajaran serta diadakanya penelitian ini maka diharapkan akan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan ajar, maupun pengembangan media belajar biologi di sekolah.

(22)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di ekosistem mangrove Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Keanekaragaman Tumbuhan Mangrove di Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara ada 4 jenis yaitu Avicennia marina, Bruguiera sexangula, Exoeceria agallocha dan Avicennia alba.

2. Keanekaragaman Kepiting Uca spp. di Muara Sungai Dua dan Yagasu (Yayasan Gajah Sumatera) Deliserdang Sumatera Utara ada 5 jenis yaitu Uca annulipes, Uca urvillei, Uca tetragonon, Uca dussumieri, Uca vocans.

3. Kisaran suhu udara 260C – 28 0C, dengan suhu tanah berkisar 270C – 280C, pH tanah 6.2 -6.8, kelembaban tanah 2.3% - 2.5% dan kelembaban udara 70 %.

(23)

5.2. Implikasi

Pengembangan media video pembelajaran telah selesai dilakukan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran pada mata pelajaran biologi pokok bahasan ekosistem dikelas X semester genap. Video pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar dalam proses pembelajaran maupun perorangan karena materi dalam media ini telah disusun sesuai dengan kurikulum dan silabus berkarakter dan telah divalidasi oleh ahli materi dan media. Video pembelajaran ini dapat mempermudah guru biologi dalam proses pembelajaran serta mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penelitian mengenai keanekaragaman, kelimpahan dan indeks keanekaragaman tumbuhan mangrove dan kepiting Uca spp tentunya memberikan hasil berupa penelitian dasar yang masih dapat dikembangkan lebih lanjut. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi penelitian pengembangan yang berikutnya.

5.3. Saran

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E., Liviawaty, E., 1993 , Pemeliharaan Kepiting, Kanisius, Yogyakarta. Anomius,2005. FiddlerCrabMorphology,http://www/fiddlercrab.info/index.html,

diakses tanggal 17 Febuari 2012.

Anwar, J., Damanik, S.J., 1984, Ekologi Ekosistem Sumatera, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Arif Sadiman., 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemafaatannya). Jakarta: CV Rajawali.

Arif, A. 2003. Hutan Mangrove dan Manfaat. Yogyakarta: Kanisius.

Azhar,A.,2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada Basuki,K,.2006. Membangaun Pengalaman dengan Media.

Htp//www.google.com, diakses tanggal 18 februari 2012.

Cecep,K. 2011. Manajemen Hutan Mangrove. Bandung: Penerbit IPB Press. Bengen, D. G. 2001. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut.

Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan. Bogor: IPB.

Dahuri, R, J. Rais, S.P. Ginting, M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu. . Jakarta: Pradnya Paramita Dale, E. 1969. Audiovisual Methods in Teaching. (Third Edition). New York: The

Dryden Press, Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Davey, K. 2000. Decapod Crabs Reproduction and Development, (Online),

http://www.mesa.edu.au, diakses tanggal 2 februari 2012. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara

Gilikin,D. 2000. Sebuah Panduan Untuk Kenya Bakau. http:// www. mangrovecrabs. Com.

Gunarto. 2004, Konservasi Mangrove sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Volume 23 No.1 hal 120.

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Kasemat.2008.Uniknya Binatang-Binatang Mangrove Jepara. http:// kasemat.

(25)

Laria & Kartika. 2008. Media Pembelajaran. Htp//www.google.com. diakses Tanggal 12 februari 2012.

Levie, W. Howard & Levie, Diane. 1975. Pictorial Memory Processes. AVCR Vol.23 No. 1 Spring 1975. pp.81-97.

Lieberman, Bruce. Fiddlercarb.@uniontrib.com, diakses tanggal 2 Febuari 2012. Lugo, A.E.& S.C. Snedaker. 1974. The Ecology of Mangrove, Annual review of

ecology and Systematics.5:39-64.

Macnae, W, 1968, A general account of the fauna and flora of mangrove swamps and forest in the Indo-West Pasific region. Advances in Marine Biology 6:73-270.

Nybakken, J.W.1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Jakarta: Gramedia. Odum,1997, Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pratiwi, R. 2009. Komposisi Keberadaan Krustasea Di Mangrove Delta

Mahakam Kalimantan Timur. Makara Sains, Vol. 13, No.1. April 2009: 65-76.

Purnobasuki, H. 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Biota IX (2): 125-126.

Rahmawaty. 2006. Upaya Pelestarian Mangrove Berdasarkan Pendekatan Masyarakat (Online), Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan, http://library usu.ac.id, diakses tanggal 20 februari 2012.

Rosmaniar. 2008. Kepadatan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp) Serta Hubunganannya dengan Faktor Fisika Kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deliserdang. Medan: USU.

Sadiman, Arief. 1990. Media pendidikan, pengertian pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali.

Seanger .1983. Global Status of Mangrove Ekosistem, IUCN Commision and Ecology Papers, No.3. 1983.

Sharon,E.S, Deborah,L.L, James.D.R, 2011. Instructional Technology & Media For Learning. (Edisi Kesembilan). Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group

(26)

Sukarjo. (1984). Kimia Anorganik. Yogjakarta: Bina Aksara.

Sutjiono, T.W.A. (2005). Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005.

Susetiono,1989, Studi Sebaran Kepiting Marga Uca ( Dedapoda : Ocypodidae ) di Hutan Mangrove Passo, Teluk Ambon Dalam, Balitbang Sumber Daya Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Ambon. Bandung: ITB.

Stone, R.H.& A.B. Cozens,1981, New Biology for tropical schools: 3rd edition. Longman group. Burnt Mill, Harlow.

Walsh & James,1982, Biology Laut : Suatu Pendekatan Ekologis.Jakarta: Penerbit Gramedia.

Wightman, G.M. 1989. Mangroves of the Northern Territory. Northern Territory Botanical Bulletin No. 7 CCNT, Australia: Palmerston.

Gambar

Tabel.3.1. Kriteria Persentase Indikator Pada Video Pembelajaran
Gambar 2.1.  Salah satu tipe zonasi hutan mangrove di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Desain grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, menciptakan, atau

pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkontrol dalam kehidupan sehari-hari.. Setelah menyimak video tentang dongeng Tupai dan Ikan Gabus , peserta didik mampu

Hasil penelitian menunjukan bahwa Proses belajar terjadi peningkatan rata – rata skor 45 pada pra siklus menjadi 44 pada siklus 1 atau meningkat 6 atau 9 %

Dari mana anda mendapatkan informasi mengenai tentang adanya Program KPS di tempat anda.. Apakah ada diadakan sosialisasi mengenai Kartu Perlindungan Sosial (KPS) oleh aparat

Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat pesat seperti perubahan suara, tumbuhnya bulu pada tubuh bagian tertentu, tumbuhnya jakun pada pria, mulai membesarnya

Ruang lingkup kegiatan Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran bagi Guru SMP Tingkat Nasional Tahun 2018 berisi tentang pengalaman pembelajaran/pembimbingan terbaik

DPA - SKPD 2.2 Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah. DPA - SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen

Telah dilakukan penelitian tentang Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas Var Ayamurasaki) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus