• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002 : 5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002 : 5)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002 : 5) berarti sistem lambang bunyi yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, maupun sopan santun yang baik. Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasaan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknas, 2005). Bahasa digunakan oleh mereka yang menyuarakannya untuk komunikasi dan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial (Winkler, 1989).

Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan salah satu mata pelajaran atau mata kuliah yang wajib dipelajari. Di Indonesia, pendidikan bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak taman kanak-kanak hingga tingkat universitas.

Selain mempelajari bahasa Indonesia, bahasa asing seperti bahasa Inggris juga merupakan satu pelajaran yang wajib dipelajari. Hal ini terbukti dengan dijadikannya bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kebijakan ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam berinteraksi dengan negara luar dan tidak menjadi masyarakat yang tertutup.

(2)

YG G

Akan tetapi, tidak semua negara menggunakan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pemerintah Indonesia memasukkan mata pelajaran bahasa asing selain bahasa Inggris dalam pelajaran muatan lokal.

Dalam pelajaran muatan lokal di Indonesia, setiap sekolah diberikan kebebasan untuk menetapkan bahasa asing yang akan dipelajari oleh siswanya.

Mulai dari bahasa Arab, Jepang, Mandarin, Jerman, Belanda, Perancis hingga bahasa Korea. Di tingkat universitas, pembelajaran bahasa asing ini bukan hanya sebuah mata kuliah pilihan, tetapi sudah merupakan sebuah Jurusan atau Program Studi yang sah dan diakui oleh pemerintah Indonesia, seperti halnya Jurusan Bahasa Korea.

Jurusan Bahasa Korea merupakan suatu program studi yang khusus mempelajari tentang bahasa dan budaya Korea. Dalam mempelajari bahasa Korea, huruf yang digunakan bukanlah huruf alfabet seperti yang digunakan masyarakat Indonesia, melainkan huruf hangeul1dan hanja2.

Huruf hangeul1 diciptakan oleh Raja Sejong pada tahun 1446 M. Raja Sejong adalah seorang yang disegani masyarakat Korea sebagai pemimpin, ilmuwan dan pemrakarsa budaya. Berkat jasanya meneliti bertahun-tahun tentang unit dasar bahasa Korea, akhirnya terciptalah huruf hangeul1yang saat ini digunakan secara luas. Penutur bahasa Korea saat ini mencapai 60 juta orang (Ahn Kyung Hwa, 2008). Akan tetapi, bertambahnya jumlah penutur dan pengguna bahasa Korea belum diikuti oleh pengetahuan yang baik tentang aturan penulisan dan tata bahasa dalam bahasa Korea.

GGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG

1Hangeul atau hangul adalah sebutan untuk huruf yang digunakan dalam bahasa Korea.

2Hanja adalah sebutan untuk huruf China yang digunakan dalam bahasa KoreaUG

(3)

ZG G

Bahasa Korea terdiri dari 24 huruf yaitu 19 huruf konsonan dan 10 huruf vokal. Bentuk susunan kalimat dalam bahasa Korea bukanlah kalimat S- P-O seperti kalimat dalam bahasa Indonesia, melainkan S-O-P dimana kata predikat selalu berada di akhir. Kemudian dalam penulisan subjek, objek dan keterangan harus disertai partikel yang menandakan kata tersebut termasuk dalam subjek, objek atau keterangan, seperti partikel 㧊VṖ(i/ga) adalah partikel yang digunakan untuk menandai subjek, 㦚ڊ⯒(eul/ri-eul) adalah partikel objek,(e) adalah partikel kata keterangan yang menunjukkan tempat dan lain sebagainya. Hal ini sangat berbeda dengan bahasa Indonesia yang tidak perlu menambahkan partikel apapun untuk subjek, objek maupun keterangan (Ahn Kyung Hwa, 2008).

Dalam implementasinya, orang Korea terkadang menghilangkan partikel ini sehingga tampak tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Sebagai contohnya adalah kalimat ㌂⧧䟊㣪(saranghaeyo) secara harfiah berarti mencintai (termasuk sebuah kata kerja). Akan tetapi, walaupun kalimat ini tidak menyertakan subjek dan objek, orang Korea juga mengartikan ini sebagai ungkapan kalimat yang berarti aku cinta kamu. Penggunaan kalimat tersebut tetap termasuk penggunaan kalimat yang benar karena aturan tata bahasa Korea mengatur beberapa pengecualian pada kata-kata yang dianggap efektif tanpa perlu penulisan subjek, objek, keterangan dan partikelnya (Park Sun-yeong, 2014). Hal ini tidak akan sama pada kalimat berikut ini.

(1) 㞚ⶊộ☚ ⳾⯎ 㺚 ◆⳾ ╖㡊㠦 Ⱎῂ 䥿㕎㡂 ┺⎪┺. ⁎⩝㰖Ⱒ ☢㞚⽊Ị╖ ⋮㦮 ㎎Ἒ ὖ㦚 䡚㎇䞮⓪◆ Ⱔ㦖 㡗䟻㦚 ⹎㼺┺.

Amugeotto moreun chae demo daeyeore magu huibssayeo danyeotta.

(4)

[G G

Geureojiman dorabogeondae na-eui segyegwaneul hyeonseonghaneundae maneun yeonghyangeul micheotta.

(Aku pernah bergabung dalam barisan demo yang anarkis tanpa mengetahui apapun tentang demo itu. Akan tetapi, jika ditelusuri kembali, itu telah memberikan pengaruh yang banyak untuk membuka pandanganku)

Berdasarkan aturan penulisan bahasa Korea, kalimat tersebut merupakan kalimat tidak efektif atau bisa juga dikatakan sebagai kesalahan penggunaan kalimat. Kesalahan kalimat tersebut terletak pada kalimat kedua yang tidak menuliskan subjek yang jelas sehingga subjek kalimat kedua memiliki multi-persepsi dalam pemaknaan (Park Sun-yeong, 2014 : 82). Pada bagian kalimat kedua seharusnya ditambahkan sebuah subjek dan ditulis seperti berikut.

(2) ⁎⩝㰖Ⱒ ☢㞚⽊Ị╖ ⁎ ἓ䠮㦖 ⋮㦮 ㎎Ἒὖ㦚 䡚㎇䞮⓪ ◆ Ⱔ㦖㡗䟻㦚⹎㼺┺.

Geureojiman dorabogeondae geu gyeongheomeun na-eui segyegwaneul hyeonseonghaneundae maneun yeonghyangeul micheotta.

(Akan tetapi, jika ditelusuri kembali, pengalaman itu telah memberikan pengaruh yang banyak untuk membuka pandanganku.)

Dengan menambahkan kata yang digaris bawahi tersebut akan memperjelas makna sehingga kalimat tersebut tidak lagi terdapat sebuah kesalahan dalam penulisannya (Park Sun-yeong, 2014). Hal kecil seperti inilah yang penting diketahui dalam penggunaan kalimat bahasa Korea yang baik dan benar. Tidak hanya berguna untuk orang Korea, pengetahuan seperti ini juga berguna untuk orang asing, khususnya orang Indonesia dalam belajar bahasa Korea. Contoh lain kesalahan dalam penggunaan kalimat bahasa Korea adalah sebagai berikut.

(5)

\G G

(3) ⁎⓪ ⋮⯒ ⹪⽊⪲ ⽎┺.Geuneun nareul baboro bonda.

(Dia melihat saya sebagai orang bodoh.)

(4) ⁎⓪ ⹪⽊⪲ ⋮⯒ ⽎┺.Geuneun baboro nareul bonda.

(Dia sebagai orang bodoh melihat saya.)

Pada kalimat (3) merupakan contoh penggunaan struktur yang benar.

Sedangkan kalimat (4) adalah contoh yang salah. Kesalahan kalimat (3) terletak pada peletakan ⋮⯒(nareul) dan ⹪⽊⪲(baboro) yang terbalik.

Menurut Kim Jeong-suk (2011), struktur kalimat yang benar dalam hal ini adalah subjek (㭒㠊 ju-eo) + objek (⳿㩗㠊 mokjeokeo) + kata sifat dengan partikel ro (ⳛ㌂+⪲ myeongsa+ro) + predikat (㍲㑶㠊 seosureo: 䌖☯㌂

thadongsa).

Bagi orang Indonesia, dua kalimat tersebut hanya akan memiliki satu arti dan makna. ⁎⓪(geuneun) berarti dia, ⹪⽊⪲(baboro) berarti sebagai orang bodoh (⹪⽊(babo) adalah kata yang berarti orang bodoh dan partikel ⪲ (ro) yang digunakan berfungsi sebagai kata yang menjelaskan kata sifat yang diikutinya, sehingga diartikan ‘sebagai’ dalam bahasa Indonesia),⋮⯒(nareul) yang berarti saya (sebagai objek, karena terdapat partikel ⯒(reul) yang melekat pada kata ⋮(na)), dan ⽎┺(bonda) yang berarti melihat (⽎┺(bonda) adalah bentuk kata dasar dari ⽊┺(bonda) yang jika jika ditulis dalam sebuah kalimat menjadi ⽎┺(bonda), ⽛┞┺(bopnida), ⽦㣪(bwayo) dan lain-lain).

Sebuah kalimat dikatakan salah penggunaanya apabila kalimat tersebut tidak memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan struktural sehingga kalimat tersebut tidak mudah dipahami dan tidak sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca (Minto, 2007). Sedangkan

(6)

]G G

kalimat yang disebut kalimat efektif merupakan kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan, 2001).

Penelitian ini akan menganalis kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea oleh orang Indonesia yang belajar bahasa Korea. Penelitian ini juga menganalisis dan mendeskripsikan bentuk kesalahan umum dalam penggunaan kalimat bahasa Korea dan faktor-faktor penyebab kesalahannya.

Objek penelitian ini memerlukan orang yang sedang belajar bahasa Korea tingkat menengah, supaya mendapatkan hasil yang valid. Sehingga objek penelitian ini adalah mahasiswa Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada angkatan 2013. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis orang Indonesia yang belajar bahasa Korea khususnya penggunaan kalimat yang baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana bentuk-bentuk kesalahan dalam penggunaan kalimat bahasa Korea?

2. Bentuk kesalahan mana yang paling banyak dilakukan oleh orang Indonesia dalam penggunaan kalimat bahasa Korea dan bagaimana persentasenya?

3. Apa saja faktor-faktor penyebab kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea?

(7)

^G G

1.3 Tujuan Penelitian

Penilitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut.

1. Menganalisis dan mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan umum dalam penggunaan kalimat bahasa Korea.

2. Mengetahui bentuk kesalahan yang paling banyak dilakukan dalam penggunaan kalimat bahasa Korea oleh orang Indonesia dan presentasenya.

3. Mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan dalam penulisan khususnya penggunaan kalimat bahasa Korea.

1.4 Batasan Masalah

Penelitian ini akan mengambil 10 mahasiswa jurusan Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada angkatan 2013 sebagai objek penelitian. Mahasiswa tersebut tidak hanya masih berstatus aktif sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), tapi juga mahasiswa yang sudah belajar bahasa Korea tingkat dasar dan sedang mempelajari bahasa Korea tingkat menengah, belum pernah menempuh pendidikan di Korea, berusia 19- 22 tahun dan sudah belajar bahasa Korea lebih dari 1 tahun. Persyaratan ini diterapkan supaya hasil penelitian ini lebih valid dan sesuai dengan yang diharapkan.

Mahasiswa yang diteliti akan diberikan angket tertulis yang berisi pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda. Setiap soal pertanyaan berisi sebuah kalimat bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Korea.

Sebaliknya, pilihan ganda yang disediakan berisi pilihan jawaban yang ditulis dalam bahasa Korea dan harus dipilih salah satu yang paling benar menurut

(8)

_G G

mahasiswa yang diteliti.

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut.

1. Sebagai referensi edukatif untuk menilai benar atau tidaknya sebuah kalimat dalam bahasa Korea.

2. Sebagai tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai linguistik bahasa Korea.

3. Sebagai referensi bagi pembaca yang memiliki minat pada aturan penulisan dalam bahasa Korea yang baik dan benar.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode ini digunakan karena metode penelitian deskriptif membuat sebuah gambaran dari hasil penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta serta kejadian yang dialami.

1.6.1Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang menunjang bagi penelitian ini, dilakukan pengumpulan data dengan tahapan sebagai berikut.

a. Kuesioner

Kuesioner akan diberikan kepada mahasiswa yang telah ditetapkan menjadi objek dalam penelitian ini. Setiap mahasiswa yang telah menerima kuesioner tersebut diwajibkan untuk mengerjakan sendiri dan

(9)

`G G

tidak boleh mencontek milik mahasiswa lain.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca buku-buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea.

1.6.2 Pengolahan Data

Setelah mendapatkan data mengenai kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea, kemudian dilakukan pengolahan data sebagai berikut.

a. Menganalisis dan mendeskripsikan bentuk kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea. Selanjutnya, menyiapkan pertanyaan untuk kuesioner yang berisi kalimat bahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Korea. Kalimat tersebut merupakan contoh kalimat yang diambil dari buku berbahasa Korea tentang penggunaan kalimat yang baik dan benar.

Kemudian kuesioner tersebut diberikan kepada objek penelitian. Data hasil kuesioner akan diolah menggunakan MS. Excel 2007 kemudian dianalisis, dan dibuat sebuah tabel. Setelah itu, data dari MS. Excel dipindah dalam program MS. Word 2007.

b. Menganalisis dan mendeskripsikan bentuk kesalahan mana yang paling banyak dilakukan dalam penggunaan kalimat bahasa Korea dengan mengacu pada tabel hasil penelitian, kemudian menemukan presentasenya menggunakan rumus perhitungan persentase yang dilakukan dengan MS.

Excel 2007. Setelah melalui perhitungan MS. Excel 2007, data akan disalin dalam MS. Word dan dibuat diagram presentasenya.

(10)

XWG G

c. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab mahasiswa salah penggunaan bahasa Korea dan memaparkan faktor penyebab salah penulisan tersebut dengan menanyakan beberapa pertanyaan lisan kepada objek penelitian.

1.6.3 Penyajian Hasil Pengolahan Data

Setelah data diproses dan dianalisis maka ditemukan kesimpulan yang bermanfaat sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tugas akhir yang ditulis secara runtut dan menggunakan bahasa yang formal.

1.7 Sistematika Penyajian

Penyajian tugas akhir ini dibagi dalam empat bab. Bab I adalah Pendahuluan. Bab ini merupakan pengantar yang akan memberikan gambaran mengenai penulisan Tugas Akhir yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah Landasan Teori, merupakan acuan yang diterapkan untuk melakukan pembahasan pada bab analisis. Bab ini berisikan teori-teori yang dapat mendukung penulisan. Ada 3 sub-bab yang terdapat dalam Bab II, yaitu teori tentang analisis kesalahan, teori tentang penggunaan kalimat, dan teori tentang penggunaan kalimat bahasa Korea.

Bab III adalah Analisis Kesalahan Penggunaan Kalimat Bahasa Korea.

Bab ini menganalisis kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea oleh orang Indonesia, kemudian membuat persentase dari hasil analisis tersebut dan

(11)

XXG G

memaparkan faktor-faktor penyebabnya.

Bab IV merupakan Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Kesimpulan ini merupakan jawaban dari rumusan masalah dan saran merupakan masukan untuk mahasiswa dan dosen jurusan Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada untuk memperbaiki kesalahan penggunaan kalimat bahasa Korea.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 4.4 Data Hasil Pengujian Pakaian Dengan Variasi Beban II (Saluran Udara Masuk Melalui Pipa Bagian Atas)

suatu benda atau bisa diikuti dengan kata sing ajektiva). Contoh kata benda yang berlawanan dalam bahasa Jawa yang menandai. atau menamai suatu benda: babu

Filtrasi air bersih adalah pembersih partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum yang di atasnya padatan akan terendapkan.. Adapun

Sistem penjaminan mutu Insitusi dan Program Studi berjalan dengan baik. Penerapan standar dan prosedur mutu melalui tahapan prosedur kerja sesuai dengan standar yang telah

Karya ilmiah tersebut membahas tentang : (1) Evaluasi karakter morfo-fisiologis sumber daya genetik Padi berumur genjah , (2) Pengaruh Pupuk NPK pelet dari kotoran ayam

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil Dan Calon Pegawai Negeri Sipil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi peningkatan konsentrasi pektin albedo jeruk bali dan gliserol yang ditambahkan terhadap karakteristik edible film

Leuwimunding Kabupaten Majalengka yang ditandai dengan PBU 038 di perbatasan antara Desa Cipanas Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon dengan Desa Leuwikujang Kecamatan