Perancangan Perkerasan Jalan
• Direncanakan sesuai kebutuhan Lalu Lintas (Jenis/volume)
• Sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan
• Sesuai waktu, tenaga, mutu dan dana tersedia
• Memperhatikan amdal daerah sekitarnya
Muatan Sumbu Terberat, Volume lalu lintas,
Kapasitas
• Volume Lalu Lintas
• Jumlah kendaraan yang melewati satu titik
pengamatan selama satu satuan waktu (hari, jam, menit, detik).
• Volume lalu lintas dinyatakan dalam -- kendaraan/hari/2arah (untuk 2 arah yg tidak terpisah)
- kendaraan/hari/1arah (untuk 1 arah dan 2 arah yg terpisah)
Volume lalu lintas rencana dibedakan :
• untuk perencanaan geometrik jalan dan
• Untuk perencanaan perkerasan jalan.
Volume lalu lintas rencana untuk
perencanaan geometrik jalan meliputi:
a. volume lalu lintas harian rata-rata tahunan rencana yang dihitung
berdasarkan lalu lintas harian rata- rata saat ini yang diproyeksikan ke masa yang akan datang sesuai dengan usia
rencana dan faktor pertumbuhan lalu lintas; dan
b. volume lalu lintas jam perencanaan
yang dihitung berdasarkan volume lalu lintas harian
rata- rata tahunan rencana dikalikan dengan faktor jam sibuk (faktor K).
• Faktor K dan faktor pertumbuhan lalu lintas ditetapkan oleh penyelenggara jalan berdasarkan kondisi
pertumbuhan lalu lintas.
Volume lalu lintas rencana untuk perencanaan perkerasan jalan meliputi:
a. Jumlah Kumulatif lalu lintas
kendaraan yang dalam satuan lintasan ekuivalen sumbu as tunggal 8,16 ton (18Kip Single Axle Load) yang diperkirakan
akan menggunakan Jalan tersebut selama usia perencanaannya;
• b. jumlah Kumulatif lalu lintas kendaraan dinyatakan dalam
jumlah kumulatif satuan perusakan perkerasan oleh berat beban
kendaraan yang melalui Jalan tersebut;
c. satuan perusakan perkerasan oleh kendaraan (vehicle damaging factor) ditetapkan berdasarkan kondisi lalu lintas aktual yang diukur langsung dan dinyatakan dalam satuan
lintasan ekuivalen sumbu as tunggal 8,16 ton (18Kip Single Axle Load);
dan
d. Jika vehicle damaging factor tidak ditetapkan berdasarkan lalu lintas
aktual, satuan perusakan perkerasan oleh berat beban kendaraan
ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan disetujui oleh
penyelenggara jalan.
(1) Kapasitas jalan sebagaimana
dimaksud adalah kemampuan Jalan untuk melayani lalu lintas selama usia pelayanan dengan tingkat
pelayanan yang tidak melampaui batas RVK pada akhir usia
pelayanannya.
(2) Pada saat RVK suatu ruas jalan sudah mencapai batas tingkat pelayanan sampai dengan
100 (seratus) jam dalam setahun (1,14%, satu koma empat belas
persen dari waktu pelayanan) atau rata-rata 16 (enam belas) menit dalam satu hari, maka kapasitas ruas jalan tersebut harus
ditingkatkan.
(3) Usia rencana tingkat pelayanan ditentukan:
• a. paling sedikit 10 (sepuluh) tahun untuk jalan arteri dan kolektor;
• b. paling sedikit 5 (lima) tahun untuk Jalan lokal dan jalan lingkungan.
• (4) Pelaksanaan konstruksi jalan untuk
pencapaian tingkat pelayanan dapat dilakukan secara bertahap.
• (5) Tingkat pelayanan dievaluasi paling lama setiap 5 (lima) tahun.
• (6) Tata cara perhitungan tingkat pelayanan jalan rencana mengacu kepada manual
mengenai kapasitas jalan.
Perkembangan Lalu Lintas
• Jumlah penduduk
• Sosial
• Ekonomi
Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Jalan
• Kapasitas Jalan
Jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu jalan dalam jangka waktu tertentu
• Tingkat Pelayanan Jalan
kondisi lalu lintas yang mungkin timbul terhadap suatu jalur atau sepotong jalan akibat berbagai volume lalu lintas
• Kapasitas Jalan sebagaimana dimaksud untuk suatu ruas jalan dinyatakan oleh tingkat
pelayanan yang merupakan rasio antara volume lalu lintas terhadap kapasitas jalan (selanjutnya disebut RVK) dan ditetapkan sebagai berikut:
• a. RVK untuk jalan arteri dan kolektor paling tinggi 0,85 (nol koma delapan lima);dan b.
RVK untuk jalan lokal dan lingkungan ≤ 0,9 (nol koma Sembilan).
• (2) Nilai kapasitas jalan ditetapkan
berdasarkan manual tentang kapasitas jalan yang berlaku untuk Indonesia.
• (3) Penetapan tingkat pelayanan perlu dikoordinasikan dengan pembina
penyelenggara lalu lintas dan angkutan jalan sesuai status jalannya.
6 Tingkat Pelayanan Jalan (Higway Capacity Manual)
Tingkat Pelayanan A, dengan ciri ciri:
a) arus lalu lintas bebas tanpa hambatan b) Volume dan kepadatan lalu lintas
c) Kecepatan kendaraan merupakan pilihan pengemudi
Tingkat Pelayanan B, dengan ciri ciri:
a) arus lalu lintas stabil
b) Kecepatan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas, tetapi dapat dipilih
sesuai dengan kehendak pengemudi
Tingkat Pelayanan C, dengan ciri ciri:
a) arus lalu lintas masih stabil
b) Kecepatan dan kebebasan bergerak sudah
dipengaruhi oleh besarnya volume lalu lintas sehingga pengemudi tidak dapat lagi memilih kecepatan yang diinginkan
Tingkat Pelayanan D, dengan ciri ciri:
a) Arus lalu lintas sudah mulai tidak stabil b) Perubahan volume lalu lintas sangat
mempengaruhi besarnya kecepatan dipilih Tingkat Pelayanan E, dengan ciri ciri:
a) Arus lalu lintas sudah tidak stabil
b) Volume kira-kira sama dengan kapasitas c) Sering terjadi kemacetan
Tingkat Pelayanan F, dengan ciri ciri:
a) Arus lalu lintas tertahan pada kecepatan rendah
b) Sering terjadi kemacetan
PENGARUH BEBAN SUMBU KENDARAAN YANG BERLEBIHTERHADAP MASA PELAYANAN JALAN
• Perkerasan jalan untuk transportasi darat dirancang dengan umur rencana tertentu.
• Pada akhir umur rencana tersebut, suatu perkerasan jalan perlu direncanakan
untukdiperbaiki.
Akan tetapi umur aktual dari suatu perkerasan jalan tidak selalu sesuai dengan umur rencana yang
ditetapkan saat perancangannya,
dapat lebih lama tercapai atau lebih
cepat tercapai dari umur rencananya
• Umur rencana dari perkerasan jalan dinyatakan dengan jumlah pengulangan beban sumbu
tertentu yang direncanakan
mampu dipikul oleh perkerasan jalan hingga akhir umur
rencananya
• Jika umur aktual dari suatu perkerasan jalan tercapai jauh lebih cepat dari
umur rencananya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah
pengulangan beban sumbu desain yang dipikul oleh perkerasan jalan
tersebut jauh lebih banyak dari yang
direncanakan
Hal itu dapat mengindikasikan banyaknya pengulangan beban sumbu yang lebih besar dari
beban sumbu desain pada
perkerasan jalan tersebut.
• Fenomena banyaknya kendaraan berat yang
membawa muatan melebihi izin saat melewati suatu
jalan tertentu sudah menjadi suatu hal yang lazim akhir-
akhir ini.
Konfigurasi beban sumbu
• Angka ekivalen sumbu kendaraan merupakan faktor konversi dari konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda dan perkerasan, berat total kendaraan, kecapatan kendaraan, terhadap
beban standar.
• Rumus angka Ekivalen
• E = k Beban sumbu (kg) 8160 (kg)
• Keterangan
E = angka ekivalen sumbu kendaraan
K = 1 ; untuk sumbu tunggal = 0.086 ; Ganda
= 0,021 ; Triple
• Angka Ekivalen kendaraan adalah
: Angka yang menunjukkan jumlahlintasan dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton yang akan mengakibatkan
kerusakan yang sama atau penurunan indeks permukaan yang sama apabila
kendaraan itu lewat 1 kali
• Faktor Regional (FR)
• Faktor setempat sehubungan dengan iklim, hujan, kondisi lapangan yg berpengaruh thdp daya dukung tanah dasar dan perkerasan.
• Faktor regional ditentukan berdasarkan
perkiraan kadar air dan jalan sepanjang satu bagian jalan yang ditinjau dengan batasan harga
• Kelandaian
Berdasarkan keperluan lalu lintas kelandaian ideal adalah datar (0 % )
• Ditinjau dari drainase
• Landai datar diatas tanah timbun yg tdk punya kreb, lereng melintang jalan dianggap cukup untuk mengalirkan air diatas badan jalan dan kelandaian lereng jalan.
• Landai 0.3-0.5 % dianjurkan untuk jalan jalan didaerah galian mempunyai kreb lereng
melintang hanya cukup untuk mengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan jalan dan
kelandaian lereng jalan diperlukan untuk
membuat kemiringan dasar saluran samping
Iklim dan Curah hujan
• Merupakan faktor yang berpengaruh pada perhitungan tebal perkerasan jalan (data dari BMKG)
Data yang berhubungan dengan curah hujan
• Durasi yaitu lamanya kejadian hujan yang diperoleh dari hasil pencatatan alat ukur hujan otomatis
• Curah hujan yaitu jumlah hujan yang
dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume setiap satuan waktu.
• Lengkung intensitas yaitu grafik yg menyatakan hubungan antara hujan dengan durasi hujan.
• Waktu konsentrasi yaitu waktu yg didapatkan untuk mengalirkan air dr titik yg paling jauh ke titik kontrol (hulu sungai).
Umur Rencana
• Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun pada saat jalan dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukannya suatu
perbaikan yang bersifat struktural
Pedoman desain perkerasan perlu penajaman pada aspek – aspek sebagai berikut:
a) Penentuan umur rencana;
b) Penerapan minimalisasi lifecycle cost;
c) Pertimbangan kepraktisan pelaksanaan konstruksi;
d) Penggunaan material yang efisien.
Penajaman pendekatan desain melengkapi pedoman desain perkerasan, adalah pada hal – hal berikut:
a) umur rencana optimum yang
ditentukan dari analisis life cycle cost;
b) koreksi terhadap faktor iklim yang mempengaruhi masa pelayanan perkerasan;
c) analisis beban sumbu secara menyeluruh;
d) pengaruh temperatur;
f) pengenalan prosedur rinci untuk desain pondasi jalan;
g) desain drainase;