• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

70

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Umum

Pada perencanaan bangunan stadion olahraga terdapat 4 tribun yang direncanakan yaitu tribun selatan, barat, utara, dan timur. Tribun selatan dan barat memiliki lantai yang berjumlah 4 lantai sedangkan tribun utara dan timur memiliki 3 lantai. Pada lantai 4 bangunan tribun selatan atau barat tidak terdapat saniter sedangkan untuk lantai 3 bangunan utara atau timur tidak terdapat saniter.

1.2 Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih

Dalam sistem plambing air bersih, terdapat bangunan ataupun instrumen yang digunakan pada stadion olahraga. Bangunan atau instrumen tersebut terdiri dari pipa air bersih, 1 ground reservoir, 2 roof tank, dan 2 pompa dinamik yang digunakan dalam penyediaan air bersih. Gambar penyediaan air bersih dapat dilihat pada Lampiran 12.

1.2.1 Jumlah Kebutuhan Air Bersih

Dalam perhitungan jumlah kebutuhan air bersih, perhitungan dibagi berdasarkan tangki penyimpanan air di atas (roof tank). Tribun pada bagian selatan dan barat mempunyai roof tank dengan kapasitas yang berbeda dengan tribun pada bagian utara dan timur. Perhitungan air bersih memiliki 3 metode yang digunakan yaitu:

1. Luas Lantai Efektif

Gambar 4.1 Skema luas lantai efektif

(2)

71

Berikut contoh perhitungan kebutuhan air bersih dengan metode luas lantai efektif:

Contoh tribun: Tribun selatan dan barat

 Luas daerah gedung atau lantai

Luas lantai gedung (m2) = Luas persegi panjang untuk tribun Selatan dan Barat (1 & 2) + Luas ¼ lingkaran (5 & 6) , Gambar 4.1

= (2 x (p x l)) + 2(π x r2

4 )

= (2 x (120 x 30)) + 2(3,14 x 30

2

4 )

= 8.613 m2

 Luas total gedung 4 lantai

Luas total gedung 4 lantai (m2) = Luas lantai bangunan x 4

= 8.613 m2 x 4

= 34.452 m2

 Luas lantai efektif dari bangunan

Asumsi luas lantai bangunan menggunakan asumsi untuk gedung pertunjukkan yaitu (53 – 55)%, lihat Tabel 2.4.

Luas lantai efektif (m2) = Luas lantai total x asumsi luas lantai bangunan

= 34.452 m2 x 54%

= 18.604,1 m2

 Jumlah penghuni berdasarkan kepadatan efektif hunian Kepadatan hunian yang digunakan yaitu (5 – 10) m2/orang [5].

Jumlah penghuni gedung = Luas lantai efektif Kepadatan hunian

= 18.604,1 m

2

8 orangm2

= 2.325,5 ≈ 2.326 orang

 Debit pemakaian air bersih (Q1)

Pemakaian air rata-rata perhari menggunakan pemakaian air untuk gedung pertunjukkan yaitu 30 L/hari, lihat Tabel 2.4.

Q1 (m3/hari) = jumlah penghuni x pemakaian air rata

= 2.326 orang x 30 L/hari

= 69.765,3 L/hari ≈ 69,76 m3/hari

(3)

72

 Pemakaian air rata-rata perhari (Qd)

Dalam pemakaian air, perlu adanya penambahan sebesar 20% untuk mengatasi masalah kebocoran, pancuran air, dll [18].

Qd (m3/hari) = (100 + 20)% x Q1

= 120% x 69,76 m3/hari

= 83,71 m3/hari

 Pemakaian air perjam (Qh)

Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari menggunakan pemakaian air untuk gedung pertunjukkan yaitu 5 jam, lihat Tabel 2.4.

Qh (m3/jam) = Qd

T

= 83,71 m3/hari

5 jam/hari

= 16,7 m3/jam

 Pemakaian air pada jam puncak (Qh maks)

Qh maks (m3/jam) = C1 x Qh ; C1 = 1,5 – 2,0

= 1,8 x 16,7 m3/jam

= 30,13 m3/jam

 Pemakaian air pada hari puncak (Qd maks)

Qd maks (m3/hari) = C2 x Qd ; C2 = 1,2 – 2,0

= 1,5 x 83,71 m3/hari

= 125,57 m3/hari

 Pemakaian air pada menit puncak (Qm maks) Qm maks (m3/menit) = C3 x Qh

60menit jam

; C3 = 3 – 4

= 3,5 x 16,7

60menit jam

= 0,97 m3/menit 2. Jenis dan Jumlah Alat Plambing

Dalam perhitungan kebutuhan air bersih dengan metode ini, pemakaian air dihitung tiap lantai sehingga memiliki perbedaan jenis ataupun jumlah dari setiap tipe saniter. Tipe saniter pada stadion terbagi menjadi 4 tipe yaitu tipe A, B, C, dan D.

Gambar saniter dapat dilihat pada Lampiran 10 dan Lampiran 11. Tribun selatan dan barat memiliki jumlah lantai yaitu 3 lantai sedangkan tribun utara dan timur

(4)

73

memiliki 2 lantai. Berikut merupakan contoh perhitungan dengan metode jenis dan jumlah alat plambing:

Contoh tribun: Tribun selatan dan barat

Tabel 4.1 Jumlah alat plambing tiap lantai pada tribun selatan dan barat

Plumbing Fixture Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Jumlah tiap lantai

P W P W P W P W

Lantai 1

Urinoir 36 12 48

Lavatory 24 30 16 2 72

Water Closet 18 18 6 2 44

Shower 22 22

Lantai 2

Urinoir 48 48

Lavatory 32 40 72

Water Closet 24 24 48

Shower

Lantai 3

Urinoir 54 54

Lavatory 36 45 81

Water Closet 27 27 54

Shower Catatan: (1) P = Pria

W = Wanita

Jumlah alat plambing tiap lantai pada tribun selatan dan barat dapat dilihat pada Tabel 4.1 sedangkan pemakaian air tiap lantai dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Pemakaian air tiap lantai pada tribun selatan dan barat

Jumlah tiap lantai

Pemakaian Air 1 kali (liter)

Penggunaan Perjam

Faktor Pemakaian (%)

Pemakaian Air L/jam m3/jam

48 10 12 38,2 2200,32 2,2

72 10 10 34,87 2510,4 2,51

44 14 10 38,6 2377,76 2,37

22 30 3 42,75 846,45 0,84

48 10 12 38,2 2200,32 2,2

72 10 10 34,87 2510,4 2,51

48 14 10 38,2 2567,04 2,56

54 10 12 37,4 2423,52 2,42

81 10 10 34,27 2775,6 2,7

54 14 10 37,4 2827,44 2,82

Total 23,23

Pada perhitungan faktor pemakaian (%), jumlah alat plambing tidak ada di tabel sehingga menggunakan rumus faktor pemakaian sebagai berikut:

(5)

74

Yn = Y1- [(Y1-Y2) x (Xn- X1) (X2- X1)] Dimana:

Yn = Faktor pemakaian (%)

Y1 = Jenis alat plambing pada jumlah 1 Y2 = Jenis alat plambing pada jumlah 2 X1 = Jumlah alat plambing 1

X2 = Jumlah alat plambing 2

Xn = Jumlah alat plambing yang akan dicari Contoh perhitungan:

Y48 = 39 - [(39 -38) x (48 - 40)

(50 - 40)]

= 38,2 %

 Pemakaian air seluruh lantai perjam (Qh total) adalah 23,23 m3/jam.

 Pemakaian air seluruh gedung perhari (Qd)

Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari menggunakan pemakaian air untuk gedung pertunjukkan yaitu 5 jam, lihat Tabel 2.4.

Qd (m3/hari) = Qh total x T

= 23,23 m3/jam x 5 jam/hari

= 116,19 m3/hari

 Pemakaian air seluruh gedung pada hari puncak (Qd maks) Qd maks (m3/hari) = C2 x Qd ; C2 = 1,2 – 2,0

= 1,5 x 116,19 m3/hari

= 174,29 m3/hari

 Pemakaian air pada jam puncak (Qh maks)

Qh maks (m3/jam) = C1 x Qh total ; C1 = 1,5 – 2,0

= 1,8 x 23,23 m3/jam

= 41,83 m3/jam

 Pemakaian air pada menit puncak (Qm maks) Qm maks (m3/menit) = C3 x Qh total

60menit jam

; C3 = 3 – 4

= 3,5 x 23,23

60menitjam

(6)

75

= 1,35 m3/menit 3. Unit Beban Alat Plambing

Dalam perhitungan kebutuhan air bersih dengan metode ini, unit beban alat plambing memiliki perbedaan tiap lantainya dikarenakan memiliki jumlah saniter yang berbeda-beda tiap lantainya. Pada tribun dibagian selatan dan barat terdapat saniter untuk pemain, penonton VIP, dan penonton reguler sehingga menyebabkan terdapat beberapa jenis saniter dalam tribun ini sedangkan tribun utara dan timur hanya memiliki saniter untuk penonton reguler. Berikut merupakan contoh perhitungan kebutuhan air dengan metode unit beban alat plambing:

Contoh tribun: Tribun selatan dan barat

Tabel 4.3 Unit beban alat plambing pada tribun selatan dan barat

Plumbing Fixture Jumlah 1 lantai Unit Beban Alat Plambing

Jumlah unit beban Alat

Lantai 1

Urinoir 48 5 240

Lavatory 72 2 144

Water Closet 44 3 132

Shower 22 2 44

Lantai 2

Urinoir 48 4 192

Lavatory 72 2 144

Water Closet 48 3 144

Shower

Lantai 3

Urinoir 54 5 270

Lavatory 81 2 162

Water Closet 54 3 162

Shower

Total 1634

 Berdasarkan Tabel 4.3, Jumlah unit beban alat plambing seluruh gedung adalah 1.634.

 Berdasarkan grafik didapatkan aliran serentak (Qm maks) sebesar 1.160 L/menit atau 1,16 m3/menit.

 Pemakaian air seluruh gedung perjam (Qh) Qm maks (m3/menit) = 𝐶3 x 𝑄

60menitjam ; C3 = 3 – 4

Qh = 𝑄𝑚 maks x 60

menit jam 𝐶3

(7)

76

= 1,16 m3/menit x 60

menit jam 3,5

= 19,88 m3/jam

 Pemakaian air seluruh gedung perhari (Qd)

Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari menggunakan pemakaian air untuk gedung pertunjukkan yaitu 5 jam, lihat Tabel 2.4.

Qd (m3/hari) = Qh x T

= 19,88 m3/jam x 5 jam/hari

= 99,42 m3/hari

 Pemakaian air pada jam puncak (Qh maks)

Qh maks (m3/jam) = C1 x Qh ; C1 = 1,5 – 2,0

= 1,8 x 19,88 m3/jam

= 35,79 m3/jam

 Pemakaian air pada hari puncak (Qd maks)

Qd maks (m3/hari) = C2 x Qd ; C2 = 1,2 – 2,0

= 1,5 x 99,42 m3/hari

= 149,14 m3/hari

4. Perbandingan Hasil Kebutuhan Air dengan Ketiga Metode

Perbandingan hasil kebutuhan air dengan 3 metode dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Perbandingan hasil kebutuhan air bersih pada semua tribun

Bagian Selatan dan Barat

Jenis Perhitungan Qd (m3/hari)

Qdmaks (m3/hari)

Qh (m3/jam)

Qhmaks (m3/jam)

Qmmaks (m3/menit)

Luas lantai efektif 83,71 125,57 16,74 30,13 0,97

Jumlah dan Jenis AP 116,19 174,29 23,23 41,83 1,35

Unit Beban AP 99,42 149,14 19,88 35,79 1,16

Bagian Utara dan Timur

Jenis Perhitungan Qd (m3/hari)

Qdmaks (m3/hari)

Qh (m3/jam)

Qhmaks (m3/jam)

Qmmaks (m3/menit)

Luas lantai efektif 69,72 104,58 13,94 25,09 0,81

Jumlah dan Jenis AP 87,24 130,86 17,448 31,4 1,01

Unit Beban AP 77,14 115,71 15,42 27,77 0,9

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa metode dengan jumlah dan jenis alat plambing memiliki jumlah yang besar dibandingkan dengan metode lainnya

(8)

77

sehingga metode tersebut merupakan metode terpilih. Tabel 4.5 merupakan kebutuhan air bersih terpilih.

Tabel 4.5 Hasil kebutuhan air bersih pada semua tribun

Bagian Selatan dan Barat

Jenis Perhitungan Qd (m3/hari)

Qdmaks (m3/hari)

Qh (m3/jam)

Qhmaks (m3/jam)

Qmmaks (m3/menit)

Jumlah dan Jenis AP 116,19 174,29 23,23 41,83 1,35

Bagian Utara dan Timur

Jenis Perhitungan Qd (m3/hari)

Qdmaks (m3/hari)

Qh (m3/jam)

Qhmaks (m3/jam)

Qmmaks (m3/menit)

Jumlah dan Jenis AP 87,24 130,86 17,44 31,4 1,01

1.2.2 Dimensi Tangki Penampungan Air

Tangki penampungan air yang terdapat pada stadion terbagi menjadi dua tangki yaitu tangki penampungan air bawah (ground reservoir) dan tangki penampungan air atas (roof tank).

1. Tangki Penampungan Air Bawah (Ground reservoir)

Berikut merupakan hasil perhitungan dimensi ground reservoir:

VGR = Qd – (Qs×T) + VF

Qd maks = Pemakaian air rata-rata pada hari puncak untuk semua tribun

= 305,1 m3/hari

Qs = 2/3 x Qh total seluruh tribun

= 2/3 x 40,7 m3/jam

= 27,13 m3/jam

VF = 20 m3

T = 5 jam/hari

Sehingga,

VGR = 305,1 m3/hari – (27,13 m3/jam x 5 jam/hari) + 20 m3

= 189,43 m3 ≈ 189,5 m3

Dengan,

Asumsi = Tinggi = 3 m Panjang = 2 L Didapatkan,

(9)

78 VolumeGR = P x L x T

189,5 m3 = 2 L x L x 3

2L2 = (189,5

3 )

L2 = 31,58

L = 5,61 m ≈ 5,7 m

P = 11,23 m ≈ 11,3 m

Sehingga,

Volume ground reservoir = 189,5 m3

Panjang = 11,3 m

Lebar = 5,7 m

Tinggi = 3 m

2. Tangki Penampungan Air Atas (Roof tank)

Tangki air terdiri menjadi 2 tangki yaitu tangki untuk tribun selatan/barat dan tribun utara/timur. Berikut merupakan hasil perhitungan dimensi roof tank:

Contoh tribun: Tribun Selatan dan Barat

VRT = (Qp – QPU ) × TP + QPU × TPU

Qp (Qm maks) = 1,35 m3/menit

QPU (Qh maks) = 41,8 m3/jam = 0,69 m3/menit

TP = 10 menit

TPU = 30 menit

Sehingga,

VE = (1,35 – 0,69) m3/menit x 10 + 0,69 m3/menit x 30

= 27,43 m3 ≈ 28 m3 Dengan,

Dengan,

Asumsi = Tinggi = 2 m Panjang = 2 L Didapatkan,

VolumeRT = P x L x T

L2 = 7

(10)

79

L = 2,64 m ≈ 2,7 m

P = 5,29 m ≈ 5,3 m

Sehingga,

Volume roof tank = 28 m3

Panjang = 5,3 m

Lebar = 2,7 m

Tinggi = 2 m

Hasil perhitungan roof tank untuk semua tribun dapat dilihat pada Tabel 4.6. dan gambar roof tank dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 4.6 Hasil perhitungan roof tank semua tribun

Tribun Selatan dan Barat Tribun Utara dan Timur

Volume Roof tank (m3) 28 21

Panjang (m) 5,3 4,6

Lebar (m) 2,7 2,3

Tinggi (m) 2 2

1.2.3 Dimensi Pipa Air Bersih

Perhitungan dimensi pipa air bersih dilakukan dengan 2 metode yaitu metode kerugian gesek dan metode tabel ekivalen. Contoh gambar isometri air bersih dapat dilihat pada Lampiran 14 - 17.

1. Metode Kerugian Gesek

Dalam perhitungan dengan metode ini, perhitungan dimensi dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan tiap tribun. Hal ini disebabkan karena setiap tribun memiliki jumlah beban unit alat plambing dan kerugian gesek yang berbeda tiap lantainya.

Berikut merupakan hasil perhitungan dimensi pipa air bersih dengan metode kerugian gesek pada tribun utara:

Contoh daerah: Daerah C – B, Lantai 2

 R = 1000 x [H-Hs

K (L+l]

H = Head statik pada alat plambing terjauh.

= tinggi dasar roof tank – tinggi alat plambing terjauh

= (18,7 + 0,5 + 1,55) – (1)

= 19,75 m

Hs = Tekanan standar pada sistem 3 yang terbesar

(11)

80

= 4 m

K = 2

L = 48 + 11 + 18,7 , lihat Lampiran 19

= 77,7 m

l = 0,5 + 1,55 + 25 + 5,5 + 2

= 34,55 m Sehingga,

R = 1000 x [ 19,75 - 4

2 (77,7+34,55)]

= 70,1 mm/m

 Nilai R yang telah didapatkan selanjutnya diplotkan ke dalam Gambar 3.2 untuk mendapatkan nilai ukuran pipa, ratio (mm/m), dan ratio (m/det). Berikut merupakan nilai yang didapatkan:

Nilai ukuran pipa = 75

ratio (mm/m) = 70 mm/m ratio (m/det) = 1,5 m/det

 Berdasarkan Tabel 3.1, nilai ekivalen yang didapatkan yaitu 11,23 karena terdapat 2 belokan 90⁰, 1 T-90 aliran lurus, 1 T-90 aliran cabang, dan 1 katup sorong, untuk diameter = 75.

 Saniter sebelum diperkecil diperoleh:

ΣR(l + l’) = 8.200,6 mm air Σ(l + l’) x R <70,1 = 10.453,6 mm air

Jika selisih antara kedua nilai diatas terlalu besar maka diperlukan pengecilan pada diameter pipa di sistem tersebut. Hal ini dilakukan agar didapat perbedaan nilai yang tidak jauh berbeda. Berikut merupakan hasil pengecilan pipa:

ΣR(l + l’) sebelum diperkecil = 8.200,6 mm air ΣR(l + l’) sesudah diperkecil = 9832,19 mm air

Penyajian tabel penentuan ukuran diameter pipa berdasarkan kerugian gesek yang diizinkan secara lengkap terdapat pada Lampiran 19.

2. Metode Tabel Ekivalen

Dalam perhitungan dengan metode ini, perhitungan dimensi dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan tiap tribun. Hal ini disebabkan karena setiap tribun memiliki

(12)

81

jumlah beban unit alat plambing dan ukuran pipa yang berbeda tiap lantainya.

Berikut merupakan contoh perhitungan dimensi pipa air bersih dengan metode tabel ekivalen pada tribun utara:

Contoh sistem: Sistem 1, saniter tipe A

 Setelah menentukan ukuran pipa air bersih dengan menggunakan Tabel 2.5 dan nilai ekivalen pipa 15 mm dengan menggunakan Tabel 3.2, perhitungan nilai ekivalen dijumlahkan secara kumulatif.

Contoh:

Daerah 3b – 3a = 1 Daerah 3c – 3b = 2 Daerah 3d – 3c = 3 Daerah 3e – 3d = 4 Daerah 3i’ – 3e = 5

 Pada perhitungan faktor pemakaian (%) (jika jumlah alat plambing tidak ada di tabel) gunakan rumus faktor pemakaian sebagai berikut:

Yn = Y1- [(Y1-Y2) x (Xn- X1) (X2- X1)] Contoh:

Daerah 3b – 3a = 100 % Daerah 3c – 3b = 100 % Daerah 3d – 3c = 87,5 % Daerah 3e – 3d = 75 % Daerah 3i’ – 3e = 70 %

 Untuk menentukan hasil perkalian pada kolom IX tabel ekivalen yaitu dengan cara mengalikan jumlah nilai ekivalen 15 mm terhadap faktor pemakaian (%).

Contoh:

Daerah 3b – 3a = 1 x 100

100 = 1 Daerah 3c – 3b = 2 x 100

100 = 2 Daerah 3d – 3c = 3 x 87,5

100 = 2,625 Daerah 3e – 3d = 4 x 75

100 = 3 Daerah 3i’ – 3e = 5 x 70

100 = 3,5

(13)

82

 Nilai ukuran pipa didapatkan dengan menggunakan Tabel 3.2. Berikut merupakan nilai ukuran pipa yang didapat:

Daerah 3b – 3a = 13 mm Daerah 3c – 3b = 16 mm Daerah 3d – 3c = 20 mm Daerah 3e – 3d = 20 mm Daerah 3i’ – 3e = 20 mm

Hasil perhitungan ukuran pipa berdasarkan metode tabel ekivalen secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 20.

3. Perbandingan Hasil Perhitungan dengan Kedua Metode

Perbandingan hasil perhitungan dengan metode kerugian gesek dan metode tabel ekivalen dapat dilihat pada Lampiran 21.

1.2.4 Kehilangan Tekanan pada Pipa

Pada perhitungan kehilangan tekanan pada pipa, kehilangan tekanan dihitung berdasarkan tiap tribun. Berikut merupakan contoh perhitungan kehilangan tekanan pada tribun utara:

Contoh daerah: Daerah f’ – 3g’, Sistem 1, Lantai 1

 Hf = [ Q

0,2785 x c x D2,63]1,85 x L

D = 50 mm = 0,05 m

A = ¼ π D2

= ¼ x 3,14 x (0,05)2

= 0,002 m2

V = 1,5 m/s

c = 130

Q = A x V

= 0,002 m2 x 1,5 m/s

= 0,003 m3/s

L = l + l’

= 25,75 m Sehingga,

(14)

83

Hf = [ 0,003

0,2785 x 130 x 0,052,63]1,85 x 25,76

= 1,49 m

Syarat agar air bisa mengalir adalah hf total ≤ hf statis yang tersedia. Berikut merupakan perhitungan untuk hf total dan hf statis:

Hf total = ΣHf terbesar + Hf sisa tekan + h alat plambing

= 3,01 + 7 + 1

= 13,01

Hf statis yang tersedia = H gedung lantai teratas + H menara roof tank

= 18,7 + 2

= 20,7 m

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa Hf total 13,01 ≤ Hf statis 20,7 sehingga air yang berasal dari roof tank dapat mengalir ke seluruh lantai. Hasil perhitungan kehilangan tekanan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 22.

1.2.5 Ukuran Pipa Air Bersih dari Ground reservoir ke Roof tank

Dalam menghitung dimensi pipa dari ground reservoir menuju roof tank menggunakan Qm maks yang terpilih pada perhitungan jumlah kebutuhan air bersih dan Vasumsi. Berikut merupakan hasil perhitungan dari dimensi pipa:

1. Tribun Selatan dan Barat

 Qm maks = 1,35 m3/menit

= 0,0225 m3/detik

 Vasumsi = 1 m/detik Sehingga,

Q = A x V

= ¼ π D2 x V

D = √4 x Q

π x V

= √4 x 0,0225

3,14 x 1

= 0,169 m

= 169 mm (Berada pada pasaran (150 – 200)mm)

Diameter yang diperoleh dari perhitungan diatas adalah 169 mm. Diameter tersebut tidak terdapat pada harga pasaran sehingga harus dilakukan perhitungan Vcheck

(15)

84

dengan menggunakan pipa pasaran (150 – 200) mm. Berikut merupakan perhitungan Vcheck:

 D = 150 mm = 0,15 m

Vcheck = Q

A

= 1 Q 4 x π x D2

= 1 0,0225 4 x 3,14 x (0,15)2

= 1,27 m/s

 D = 200 mm = 0,20 m Vcheck = QA

= 1 Q 4 x π x D2

= 1 0,0225 4 x 3,14 x (0,2)2

= 0,71 m/s

Dengan dihitunganya Vcheck dan besar tekanan standar diantara (0,9 – 1,2) m/s, maka besarnya Vcheck yang mendekati syarat yaitu 1,27 m/s. Oleh karena itu, diameter pipa yang digunakan yaitu 150 mm.

2. Tribun Utara dan Timur

 Qm maks = 1,01 m3/menit

= 0,0168 m3/detik

 Vasumsi = 1 m/detik Sehingga,

Q = A x V

= ¼ π D2 x V

D = √4 x Qπ x V

= √4 x 0,01683,14 x 1

= 0,146 m

= 146 mm (Berada pada pasaran (125 – 150)mm)

(16)

85

Diameter yang diperoleh dari perhitungan diatas adalah 169 mm. Diameter tersebut tidak terdapat pada harga pasaran sehingga harus dilakukan perhitungan Vcheck dengan menggunakan pipa pasaran (125 – 150) mm. Berikut merupakan perhitungan Vcheck:

 D = 150 mm = 0,15 m

Vcheck = Q

A

= 1 Q 4 x π x D2

= 1 0,0168 4 x 3,14 x (0,15)2

= 0,95 m/s

 D = 125 mm = 0,125 m

Vcheck = Q

A

= 1 Q 4 x π x D2

= 1 0,0168 4 x 3,14 x (0,125)2

= 1,37 m/s

Dengan dihitunganya Vcheck dan besar tekanan standar diantara (0,9 – 1,2) m/s untuk tekanan standarnya dan batas maksimumnya berkisar antara (1,5 – 2) m/s ,maka besarnya Vcheck yang mendekati syarat yaitu 0,95 m/s. Oleh karena itu, diameter pipa yang digunakan yaitu 150 mm.

1.3 Perencanaan Sistem Plambing Air Buangan

Pada perencanaan sistem plambing air buangan, sistem ditentukan terlebih dahulu untuk menyalurkan air buangan. Prinsip sistem yang digunakan adalah pipa cabang mengalirkan atau menyalurkan air buangan dari tiap saniter tiap lantai ke pipa tegak menuju ke tangki septik. Isometri pipa air buangan dan ven dapat dilihat pada Lampiran 24 - 27.

1.3.1 Ukuran Pipa Air Buangan

Pada perencanaan sistem plambing air buangan stadion olahraga, stadion memiliki 4 tangki septik yang disediakan pada setiap tribun. Dalam penentuan dimensi pipa pembuangan, beban unit alat plambing digunakan sebagai beban di tiap alat

(17)

86

plambing dalam pengaliran di pipa air buangan. Berikut merupakan contoh hasil perhitungan ukuran pipa pada tribun utara:

Contoh daerah: Daerah 3g’ – 3l, sistem 3, Lantai 2

1. Alat plambing yang terdapat pada daerah ini yaitu berupa lavatory.

2. besarnya beban unit alat plambing dari setiap alat plambing pada jalur yang ditetapkan dengan melihat Tabel 2.10. Berikut merupakan nilai yang didapatkan:

UAP = 1

3. Nilai UAP yang sudah didapatkan kemudian dihitung secara kumulatif sehingga didapatkan UAP yaitu 28.

4. Diameter pipa minimum ditentukan dengan melihat Tabel 2.9. Berikut merupakan nilai yang didapatkan:

Diameter pipa minimum (mm) = 32 mm

5. Menentukan ukuran pipa berdasarkan beban unit alat plambing maksimum dengan melihat Tabel 2.12.

Diameter pipa maksimum (mm) = 100 mm

6. Diameter pipa yang dipakai yaitu diameter dengan nilai terbesar antara nilai diameter pipa minimum dengan diameter pipa unit alat plambing maksimum.

Ukuran pipa yang diperoleh = 100 mm = 4 inch

7. Kemudian diameter dikonversikan dari satuan mm ke inch. Berikut merupakan nilai yang didapatkan:

Slope yang digunakan = 1/8 inch/feet

Hasil perhitungan ukuran pipa air buangan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 28.

1.3.2 Ukuran Pipa Ven

Perencanaan pipa ven dipasang secara miring ke atas dari sambungan terendah dengan pipa air buangan. Dalam perencanaan pipa ven, ukuran pipa ven ditentukan dengan banyaknya unit alat plambing. Penentuan dimensi dari pipa tegak ven dilakukan sesudah perencanaan sistem ven pada stadion olahraga. Berikut merupakan contoh hasil perhitungan ukuran pipa pada tribun utara:

Contoh daerah: Daerah 3g’ – 3l, sistem 3, Lantai 2

1. Alat plambing yang terdapat pada daerah tersebut yaitu lavatory.

(18)

87

2. Nilai UAP yang terdapat pada daerah tersebut yaitu 1 (satu).

3. Nilai UAP yang sudah didapatkan kemudian dihitung secara kumulatif sehingga didapatkan UAP yaitu 28.

4. Ukuran diameter yang dipakai = 100 mm, berdasarkan perhitungan ukuran pipa air buangan sebelumnya

5. Ukuran panjang pipa ven yang terdapat pada daerah tersebut yaitu 0,5 m

- Kemudian diameter pipa yang dipakai (mm) ditentukan dengan menggunakan Tabel 2.13.

Ukuran diameter pipa ven = 50 mm = 2 inch

Hasil perhitungan ukuran pipa ven secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 29.

1.4 Perencanaan Instalasi Pemadam Kebakaran

Pada perencanaan ini, instalasi terdiri dari sprinkler, alat pemadam api ringan (APAR), dan hidran gedung. Perencanaan ini dilakukan dengan menentukan kebutuhan dan volume air instalasi pemadam kebakaran.

1.4.1 Kebutuhan Instalasi Pemadam Kebakaran (sprinkler, alat pemadam api ringan (APAR), dan hidran gedung)

Kebutuhan instalasi pemadam kebakaran disediakan sesuai dengan klasifikasi bahaya kebakaran pada kelasnya. Kebutuhan disediakan sesuai dengan perhitungan yang direncanakan.

 Sprinkler

a. Bangunan stadion olahraga termasuk dalam hunian bahaya kebakaran ringan [12].

b. Bahaya kebakaran ringan mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

 Kepadatan pancaran = 2,25 mm/menit = 225 liter/menit

 Jarak maksimum antar sprikler = 4,6 m

 Jari-jari pancaran sprinkler = 2 m

 Jarak maksimum sprinkler dari dinding = 2 m

Berikut merupakan contoh perhitungan sprinkler untuk tribun utara:

 Area jangkauan sprinkler (x) = (jarak maksimum antar sprinkler – ¼ jarak antar sprinkler)2

= (4,6 – (1/4 x 4,6))

(19)

88

= 3,45 m

 Luas area perlindungan sprinkler = (area jangkauan sprinkler)2

= (3,45)2

= 11,90 m2

 Luas ruangan = Luas tribun utara – (luas kamar mandi x banyak kamar mandi)

= (3586,5 – (38,23 x 5))

= 3395,3 m2 Sehingga,

Jumlah sprinkler = Luas Ruangan Luas Sprinkler

= 3395,3

11,90

= 285,32 ≈ 286 buah

 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Pada alat pemadam api ringan (APAR) memiliki konstanta luas perlindungan untuk 1 APAR yaitu 176,25 m2 [12].

Sehingga, kebutuhan aparnya adalah

Jumlah APAR = Luas Ruangan

Luas APAR perlindungan

= 3395,3

176,25

= 19,2 ≈ 20 buah

 Hidran

 Klasifikasi bangunan menurut tinggi dan jumlah lantainya termasuk kedalam klasifikasi bangunan ‘C’ dengan ketinggian sampai dengan 14 m atau 4 lantai [11].

 Jarak antar hidran bangunan adalah 30 m.

 Jumlah hidran pada klasifikasi bangunan ‘C’ yaitu 1 buah per 1000 m2.

 Luas bangunan = luas tribun utara dan timur + luas tribun selatan dan barat

= 8.613 + 7.173

= 15.786 m2

Sehingga, kebutuhan kebutuhan hidrannya adalah

(20)

89 Jumlah hidran = Luas Bangunan

Luas Hidran

= 15.786 𝑚

2 1.000 𝑚2

1

= 15,78 ≈ 16 buah

Berikut Tabel 4.7 merupakan kebutuhan instalasi pemadam kebakaran yang telah direncanakan.

Tabel 4.7 Kebutuhan instalasi pemadam kebakaran pada semua tribun

Letak Tribun Jumlah Sprinkler Jumlah APAR Jumlah Hidran Gedung

Selatan 350 24 4

Barat 345 24 4

Utara 285 20 4

Timur 285 20 4

1.4.2 Kebutuhan Air Instalasi Pemadam Kebakaran

Dalam pengoperasian instalasi pemadam kebakaran, air yang diperlukan untuk sprinkler dan hidran gedung. Volume air instalasi pemadam kebakaran perlu diperhatikan agar tidak menyebabkan kelebihan kebutuhan air. Berikut merupakan hasil perhitungan kebutuhan air instalasi pemadam kebakaran:

1. Kebutuhan Air untuk Sprinkler

Volume air yang digunakan untuk sprinkler pada bahaya kebakaran ringan yaitu 225 dm3/menit [12]. Selain itu, waktu operasi untuk bahaya kebakaran ringan yaitu 30 menit. Sehingga kebutuhan airnya adalah

Vsprinkler = Q x T

= 225 x 30

= 6.750 dm3

= 6,75 m3

2. Kebutuhan Air untuk Hidran Gedung

Volume air yang digunakan untuk hidran gedung pada bahaya kebakaran kelas C yaitu 400 dm3/menit [11]. Selain itu, waktu operasi untuk bahaya kebakaran ringan yaitu 30 menit. Sehingga kebutuhan airnya adalah

Vhidran gedung = Q x T

= 400 x 30

(21)

90

= 12.000 dm3

= 12 m3

Maka, volume air yang digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran yaitu:

V = Vsprinkler + Vhidran gedung

= 6,75 + 12

= 18,75 m3 ≈ 20 m3

1.5 Perencanaan Sistem Perpompaan 1.5.1 Kapasitas Pompa Air Bersih.

Pemompaan air bersih dilakukan dengan memompakan air dari ground reservoir menuju pipa air bersih. Pada perencanaan ini dilakukan dengan menghitung head pompa dan daya air pada pompa air bersih. Berikut merupakan hasil perhitungan kapasitas pompa air bersih pada tribun utara:

- Menghitung head pompa

Perhitungan head pompa dapat menggunakan rumus berikut:

Head pompa = HStatis + HSistem

HStatis = Tinggi gedung muka air reservoir + Tinggi muka air roof tank

= 25,05 + 2,05

= 27,1 m

HSistem = Mayor losses + Minor Losses + Hsisa tekan + 𝑉

2 2𝑔

 Mayor losses = [ Q

0,2785 x c x D2,63]1,85 x L (suction/discharge) Qm maks = 1,01 m3/menit = 0,0168 m3/detik

C = 130

D = 150 mm

Lsuction = 1 m

Ldischarge = 128 + 36,77 + 25 + 10,73 + 45

= 245,5 m

 Hfsuction = [ Q

0,2785 x c x D2,63]1,85x L𝑠𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛

= [ 0,0168

0,2785 x 130 x 1502,63]1,85x 1

= 0,0069 m

(22)

91

 Hfdischarge = [ Q

0,2785 x c x D2,63]1,85x L𝑑𝑖𝑠𝑐ℎ𝑎𝑟𝑔𝑒

= [ 0,0168

0,2785 x 150 x 1502,63]1,85x 245,5

= 1,7 m

 Total headloss mayor = 1,71 m

 Minor losses = [k V2

2g]

Minor losses yang terdapat pada tribun utara terdiri dari 1 gate valve, 1 basket strainer, 1 check valve, dan 4 belokan 90⁰. Berikut merupakan hasil perhitunga minor losses:

 Headloss akibat 4 belokan 90⁰ dengan (k = 0,3), vasumsi = 1 m/s, dan g = 9,81 m/s2

Hminor = [k V2

2g]

= 4 x [0,3 12

2 x (9,81)]

= 0,061 m

 Headloss akibat 1 gate valve (k = 0,13)

Hminor = [k V2

2g]

= [0,13 12

2 x (9,81)]

= 0,0066 m

 Headloss akibat 1 basket strainer (k = 0,95)

Hminor = [k V2

2g]

= [0,95 12

2 x (9,81)]

= 0,048 m

 Headloss akibat 1 check valve (k = 2)

Hminor = [k V2

2g]

= [2 12

2 x (9,81)]

= 0,101 m

(23)

92

 Total Headloss minor = 0,21 m

 Hsisa tekan = Head standar alat plambing tertinggi.

= 7 m

Sehingga head pompa yang dihasilkan yaitu

Head pompa = 27,1 + (1,71 + 0,21 + 7 + 1

2 2 x 9,81)

= 36,07 m

Berdasarkan kurva yang terdapat pada Lampiran 35 dengan menggunakan pompa sentrifugal grundfos, didapatkan pompa dengan tipe 125 x 100 pada 1450 RPM.

- Menghitung daya air (Pw) dan daya poros (P)

Perhitungan daya air dan daya poros dapat menggunakan rumus berikut:

Pw = 0,163 𝑥 𝛾 𝑥 𝑄 𝑥 𝐻 γ = 0,9982 kg/m3

Q = Qm maks

= 1,01 m3/menit H = Head pompa (m)

= 36,07 m

Pw = 0,163 x 0,9982 x 1,01 x 36,07

= 5,92 ≈ 6 kW

P = 𝑃𝑤

η

P = 6

0,7

= 8,5 kW

1.5.2 Kapasitas Pompa Instalasi Pemadam Kebakaran.

Pemompaan air instalasi pemadam kebakaran dilakukan dengan memompakan air dari ground reservoir menuju pipa sprinkler. Pada perencanaan ini dilakukan dengan menghitung head pompa dan daya air pada pompa air bersih. Berikut merupakan hasil perhitungan kapasitas pompa air instalasi pemadam kebakaran pada tribun utara dan timur:

- Menghitung head pompa

Head Pompa = Hs + H1 + V

2 2g

Hs = 9 – 0,4

(24)

93

= 8,6 m H1 = 20% x 8,6

= 1,72 m

Sehingga head pompa yang didapatkan yaitu Head pompa = 8,6 + 1,72 + 0,05097

= 10,37 m

Berdasarkan kurva yang terdapat pada Lampiran 35 dengan menggunakan pompa sentrifugal EBARA, didapatkan pompa dengan tipe 100 x 80 pada 1500 RPM.

- Menghitung daya air (Pw) dan daya poros (P)

Perhitungan daya air dan daya poros dapat menggunakan rumus berikut:

Pw = 0,163 𝑥 𝛾 𝑥 𝑄 𝑥 𝐻 γ = 0,9982 kg/m3

Q = Qm maks

= 1,01 m3/menit H = Head pompa (m)

= 10,37 m

Pw = 0,163 x 0,9982 x 1,01 x 10,37

= 1,704 ≈ 1,7 kW

P = 𝑃𝑤

η

P = 1,7

0,7

= 2,4 kW

1.6 Bill Of Quantity (BOQ) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) 1.6.1 Bill Of Quantity (BOQ)

Pada perencanaan sistem plambing terdapat tahapan akhir dari perencanaan yaitu perhitungan terhadap jumlah dan jenis material yang diperlukan dalam perencanaan. Perhitungan tersebut didasarkan pada perhitungan perencanaan sebelumnya. Perhitungan perencanaan tersebut terdiri dari BOQ peralatan saniter, BOQ perpipaan air bersih, BOQ perpipaan air buangan dan ven, BOQ instalasi pemadam kebakaran, dan BOQ perpompaan pada stadion olahraga.

1. Perhitungan BOQ untuk Peralatan Saniter

(25)

94

Peralatan saniter yang terdapat pada stadion olahraga terdiri dari urinoir, lavatory, water closet, shower, dan floor drain. Tabel kebutuhan peralatan saniter dan total kebutuhan peralatan saniter pada stadion olahraga terdapat pada Lampiran 33.

Sedangkan pada Tabel 4.8 merupakan tabel total kebutuhan peralatan saniter pada stadion olahraga.

Tabel 4.8 Total kebutuhan peralatan saniter pada stadion olahraga

Jenis Alat Saniter Total

Urinoir 270

Lavatory 405

Water Closet 266

Shower 22

Floor Drain 22

2. Perhitungan BOQ untuk Perpipaan Air Bersih

Pada perpipaan air bersih, jenis pipa yang digunakan pada perencanaan ini yaitu PVC. Pipa PVC memiliki kelebihan yaitu lebih mudah dalam perawatan, lebih tahan lama, dan pipa yang dibutuhkan pada perencanaan ini tersedia di pasaran.

Pipa PVC yang digunakan yaitu PVC Rucika. Satuan yang digunakan yaitu per batang dan panjang 1 batang yaitu 6 m. Tabel jumlah kebutuhan pipa air bersih dari setiap tribun, kebutuhan aksesoris, dan pipa ground reservoir ke roof tank pada perencanaan pipa air bersih terdapat pada Lampiran 33. Sedangkan Tabel 4.9 merupakan total jumlah pipa yang digunakan pada stadion olahraga.

Tabel 4.9 Total jumlah pipa air bersih pada stadion olahraga

No. Perpipaan Satuan (m) Total Panjang (m) Jumlah Pipa (Buah)

1 Diameter 20 6 88,64 15

2 Diameter 25 6 281,45 47

3 Diameter 30 6 146,9 25

4 Diameter 40 6 472,38 79

5 Diameter 50 6 505,52 85

6 Diameter 65 6 261,82 44

7 Diameter 75 6 171,48 29

8 Diameter 150 6 442,5 74

(26)

95

3. Perhitungan BOQ untuk Perpipaan Air Buangan dan Ven

Pada perpipaan air buangan dan ven, jenis pipa yang digunakan pada perencanaan ini yaitu PVC. Satuan yang digunakan yaitu per batang dan panjang 1 batang yaitu 6 m. Tabel jumlah kebutuhan pipa air buangan dan ven terdapat pada Lampiran 33.

Sedangkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.11 merupakan total jumlah pipa air buangan dan ven yang digunakan pada stadion olahraga.

Tabel 4.10 Total jumlah kebutuhan pipa air buangan

No. Perpipaan Satuan (m) Total Panjang Jumlah Pipa (Buah)

1 Diameter 32 6 32,9 6

2 Diameter 40 6 64,8 11

3 Diameter 50 6 123,7 21

4 Diameter 65 6 28,25 5

5 Diameter 75 6 97,7 17

6 Diameter 100 6 1053,95 176

7 Diameter 125 6 97,4 17

8 Diameter 150 6 31,22 6

Tabel 4.11 Total jumlah kebutuhan pipa ven

No. Perpipaan Satuan (m) Total Panjang Jumlah Pipa (Buah)

1 Diameter 32 6 32,9 6

2 Diameter 40 6 172,15 29

3 Diameter 50 6 805,6 135

4 Diameter 65 6 223,45 38

5 Diameter 75 6 271,5 46

6 Diameter 100 6 0,6 1

7 Diameter 125 6 4,75 1

8 Diameter 150 6 33,3 6

4. Perhitungan BOQ untuk Instalasi Pemadam Kebakaran

Pada perpipaan instalasi pemadam kebakaran, jenis pipa yang digunakan pada perencanaan ini yaitu galvanis. Satuan yang digunakan yaitu per batang dan panjang 1 batang yaitu 6 m. Tabel jumlah kebutuhan pipa instalasi pemadam kebakaran terdapat pada Lampiran 33. Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 merupakan total jumlah pipa dan kebutuhan perlengkapan instalasi pemadam kebakaran pada stadion olahraga.

(27)

96

Tabel 4.12 Total jumlah pipa instalasi pemadam kebakaran

No. Perpipaan Satuan (m) Total Panjang Jumlah Pipa (Buah)

1 Diameter 32 6 112,9 19

2 Diameter 40 6 182,6 31

3 Diameter 50 6 97,9 17

4 Diameter 65 6 229,2 39

5 Diameter 75 6 242,9 41

6 Diameter 100 6 674,7 113

Tabel 4.13 Kebutuhan perlengkapan instalasi pemadam kebakaran

No. Aksesoris dan Perlengkapan Satuan (Buah) Jumlah (Buah)

1 Hydrant Box 1 16

2 APAR 1 88

3 Head Sprinkler 1 1265

5. Perhitungan BOQ untuk Ground reservoir dan Roof tank a. Ground reservoir

Pada perencanaan ini, ketebalan ground reservoir yang direncanakan yaitu 25 cm.

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada penentuan dimensi tangki penampungan air untuk ground reservoir, didapatkan hasil sebagai berikut:

Volume ground reservoir = 189,5 m3

Panjang = 11,3 m

Lebar = 5,7 m

Tinggi = 3 m

Tinggi freeboard = 0,3 m

Tinggi total = 3,3 m

Berdasarkan hasil dimensi tangki diatas, didapatkan perhitungan sebagai berikut:

 Volume galian = p x l x t

= 11,3 x 5,7 x 3,3

= 212,5 m3 ≈ 213 m3

 Volume beton yang dibutuhkan = 2 (p x l x 0,25) + 2 (p x t x 0,25) + 2 (l x t x 0,25)

= 60,25 m3 ≈ 60,3 m3

 Tanah yang harus digali = volume galian + volume beton

(28)

97

= 213 + 60,3

= 273,3 m3

Jadi tanah yang digali untuk perencanaan ground reservoir yaitu 273,3 m3. Sedangkan volume beton yang butuhkan yaitu 60,3 m3. Pada perencanaan ini menggunakan perbandingan bahan beton yaitu semen : kerikil : pasir = 2 : 1 : 3.

Berikut merupakan banyaknya bahan yang dibutuhkan, yaitu:

 Bahan semen = 2

6𝑥 60,3 = 20,1 m3

 Bahan kerikil = 1

6𝑥 60,3 = 10,5 m3

 Bahan pasir = 3

6𝑥 60,3 = 30,15 m3

Jadi, bahan semen, kerikil, dan pasir yang dibutuhkan dalam perencanaan ground reservoir ini adalah 20,1 m3, 10,5 m3,dan 30,15 m3. Harga satuan upah pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran 36.

b. Roof tank

Pada perencanaan ini, ketebalan roof tank yang direncanakan yaitu 25 cm.

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada penentuan dimensi tangki penampungan air untuk roof tank, didapatkan hasil perhitungan pada roof tank tribun selatan dan barat sebagai berikut:

Volume roof tank = 28 m3

Panjang = 5,3 m

Lebar = 2,7 m

Tinggi = 2 m

Tinggi freeboard = 0,3 m

Tinggi total = 2,3 m

Berdasarkan hasil dimensi tangki diatas, didapatkan perhitungan sebagai berikut:

 Volume beton yang dibutuhkan = 2 (p x l x 0,25) + 2 (p x t x 0,25) + 2 (l x t x 0,25)

= 16,35 m3 ≈ 16,4 m3

 Tanah yang harus digali = volume beton

= 16,4 m3

(29)

98

Jadi tanah yang digali untuk perencanaan roof tank yaitu 16,4 m3. Sedangkan volume beton yang butuhkan yaitu 16,4 m3. Pada perencanaan ini menggunakan perbandingan bahan beton yaitu semen : kerikil : pasir = 2 : 1 : 3. Berikut merupakan banyaknya bahan yang dibutuhkan, yaitu:

 Bahan semen = 2

6𝑥 16,4 = 5,4 m3

 Bahan kerikil = 1

6𝑥 16,4 = 2,7 m3

 Bahan pasir = 3

6𝑥 16,4 = 8,2 m3

Jadi, bahan semen, kerikil, dan pasir yang dibutuhkan dalam perencanaan roof tank tribun selatan dan barat adalah 5,4 m3, 2,7 m3,dan 8,2 m3. Tabel 4.14 merupakan hasil perhitungan roof tank untuk semua tribun dan harga satuan upah pekerjaan dapat dilihat pada Lampiran 36.

Tabel 4.14 Hasil perhitungan kebutuhan semen, kerikil, dan pasir pada roof tank

No. Roof tank Jumlah Kebutuhan (m3)

Semen Kerikil Pasir

1 Selatan dan Barat 5,4 2,7 8,2

2 Utara dan Timur 9,8 4,9 14,8

Total Kebutuhan 15,2 7,6 23

6. Perhitungan BOQ untuk Perpompaan

Pada perpompaan yang terdapat pada stadion olahraga terdapat 2 pompa yang digunakan. Pompa yang digunakan yaitu perpompaan untuk air bersih dan instalasi pemadam kebakaran. Tabel 4.15 merupakan perpompaan yang terdapat pada stadion olahraga.

Tabel 4.15 Perpompaan pada stadion olahraga Pompa Air Bersih

No. Jenis Pompa Satuan (Buah) Jumlah (Buah)

1 Setrifugal Grundfos 125 x 100 -315 1 2

Pompa Instalasi Pemadam Kebakaran

No. Jenis Pompa Satuan (Buah) Jumlah (Buah)

1 Setrifugal EBARA 100 x 80 1 2

(30)

99 1.6.2 Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Rincian biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan ini dilakukan dengan menentukan harga-harga yang digunakan dari setiap kegiatan baik itu pada pengadaan barang ataupun pelaksanaan pekerjaan. Besarnya biaya pada pengadaan barang dan pelaksanaan suatu pekerjaan ditentukan dengan menggunakan website penjualan barang dan HPSK Bandar Lampung tahun 2020 [18]. Detail rencana anggaran biaya dari peralatan saniter hingga perpompaan di stadion olahraga dapat dilihat pada Lampiran 34. Tabel 4.16 merupakan total anggaran biaya untuk perencanaan sistem plambing pada stadion olahraga.

Tabel 4.16 Rekapitulasi rancangan anggaran biaya

No. Uraian Pekerjaan Biaya Total (Rp)

1 Peralatan Saniter 1.944.336.000

2 Penyediaan Air Bersih 397.427.110

3 Penyaluran Air Buangan dan Ven 136.890.800

4 Pipa, Sprinkler, APAR, dan Hidran Kebakaran 438.687.172

5 Instalasi Pompa 71.204.000

Total 2.988.545.082

Berdasarkan Tabel 4.16, total biaya yang dibutuhkan dalam perencanaan sistem plambing pada stadion olahraga ITERA yaitu Rp. 2.988.545.082,- .

Gambar

Gambar 4.1 Skema luas lantai efektif
Tabel 4.1 Jumlah alat plambing tiap lantai pada tribun selatan dan barat
Tabel 4.3 Unit beban alat plambing pada tribun selatan dan barat
Tabel 4.4 Perbandingan hasil kebutuhan air bersih pada semua tribun
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menandakan bahwa konsentrasi kandungan ferro tidak sesuai dengan baku mutu air bersih, sehingga air sungai tersebut tergolong dalam air yang tercemar oleh limbah Fe dan

Berdasarkan dua sampel ini, perbedaan konsentrasi zat yang berada dalam air buangan dianggap dapat mewakili konsentrasi air buangan pada kondisi maksimum (pagi hari) dan

Kawasan permukiman harus dilengkapi dengan sistem utilitas lingkungan, antara lain, alat dan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, jaringan –jaringan air bersih,

Dalam menentukan ukuran diameter pipa bahan bakar, pipa minyak pelumas, pipa air minum, pipa air saniter, pipa air ballas, pipa bilga, pipa pemadam

Pada tahap berikutnya, setelah gambar sistem Pipa Distribusi Air Bersih telah disetujui dari pihak owner maka praktikan diberikan tugas untuk membuat gambar instalasi Pipa

Apabila ketersediaan air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seluruh penduduk Desa Sunyalangu, maka dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 0,88%

3. Permukiman harus memiliki sarana pengelolaan lingkungan yang meliputi: 1) air bersih di lingkungan permukiman cukup tersedia dan memenuhi kebutuhan penghuni. Sumber air

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Menjelaskan mengenai perencanaan instalasi perpipaan air bersih, perencanaan instalasi perpipaan air limbah dan perencanaan instalasi air hujan yang