• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

Idham Adrian

Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, ari_idham23891@yahoo.com

Muhamad Tadarus

Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, m_tadarus@yahoo.com

Wildan

Jurusan Teknik Informatika, Binus University, Jakarta, wilidekid@yahoo.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami konsep dasar pembuatan jaringan Fiber To The Home dengan teknologi GPON, menganalisis jaringan Fiber To The Home dengan menerapkan teknologi GPON serta membuat rancangan jaringan Fiber To The Home. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan, studi lapangan, menganalisis jaringan di PT Telkom, dan merancang jaringan Fiber To The Home disuatu lokasi yang ditunjuk PT Telkom. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pelanggan baru yang menggunakan GPON biasanya di perumahan baru, dan baik buruknya jaringan tergantung pada besarnya redaman yang dihasilkan yaitu 15-28 dB,dan Konfigurasi disesuaikan dimana pengunaan IPTV membutuhkan minimal 10 mbps,sedangkan untuk voip dan internet membutuhkan 2mbps.

Kata Kunci : Jaringan FTTH, Fiber To The Home, GPON

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fiber To The Home menggunakan koneksi Internet broadband yang memakai kabel serat optik untuk pengguna personal atau rumahan. Seperti yang sudah diketahui, sistem berbasis optik dapat menghantarkan beragam informasi digital, seperti suara, video, data, dan sebagainya secara lebih efektif. Jika dibandingkan dengan kabel tembaga yang bisa mengangkut data sampai 1,5 Mbps untuk jarak dekat (kurang dari 2,5 km), kabel serat optik bisa mengangkut data hingga 2,5 Gbps untuk jarak yang lebih jauh (200 km) artinya dengan jarak 80 kali lebih panjang,

(2)

kabel serat optik mampu mengangkut data lebih dari 1.500 kali kemampuan kabel tembaga.

Teknologi fiber merupakan media yang tidak diragukan untuk menyediakan bandwidth yang besar, tidak dipengaruhi interferensi gelombang elektromagnetik, bebas korosi dan menyediakan rugi-rugi minimal untuk transportasi data. Sekarang ini kebanyakan dari backbone jaringan yang ada telah dikonstruksikan dengan fiber optik termasuk PT Telkom, tbk.

Instalasi Fiber To The Home akan mengembangkan industri multimedia dikarenakan kemampuan fiber optik yang dapat menyampaikan layanan multimedia seperti HDTV. Hal ini akan mempunyai dampak yang besar dalam dunia ekonomi dan akan menyaksikan bentuk baru yang muncul dari dunia bisnis dalam sektor teknologi. Internet Service Provider juga akan menghasilkan keuntungan baru seperti meningkatkan transfer data dan dapat menutupi biaya instalasi dari jaringan yang akan digunakan. Secara umum, teknologi Fiber To The Home terdiri dari tiga jenis topologi jaringan yaitu jaringan titik ke titik, jaringan serat optik aktif dan jaringan serat optik pasif.

GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan salah satu teknologi jaringan serat optic pasif. GPON merupakan teknologi yang dipilih oleh PT Telkom tbk untuk menanggulangi jaringan Fiber To The Home. PT Telkom, tbk melakukan riset dalam pemilihan teknologi ini yang mana terdapat 2 teknologi lain yang tidak dipilih yaitu APON/BPON dan EPON/GEPON. Teknologi GPON ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan teknologi– teknologi serat optik pasif lain diantaranya GPON sudah mendukung aplikasi triple play, menghemat penggunaan serat optik, memiliki proteksi yang handal, dan juga memiliki bitrate hingga orde gigabit. Keuntungan ini akan sangat cocok diterapkan oleh PT Telkom, tbk dimana pelanggan – pelanggannya yang membutuhkan bandwidth yang cukup besar.

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Memahami konsep dasar pembuatan Jaringan Fiber To The Home.

2. Memahami kinerja teknologi GPON.

3. Untuk menganalisis jaringan Fiber To The Home dengan mencari kelebihan atau keuntungan yang di dapat dengan menerapkan teknologi GPON.

4. Merancang teknologi GPON pada jaringan Fiber To The Home.

1.3 Permasalahan yang Dihadapi

Dengan melihat topologi jaringan FTTH yang ada di PT. Telkom,Tbk permasalahan atau kendala yang sering dihadapi adalah :

1. Merancang FTTH baru

(3)

Melakukan rancangan jaringan FTTH suatu komplek atau area yang belum pernah diinstalasi jaringan FTTH sebelumnya.

2. Jarak rumah ke STO

STO atau yang biasa disebut dengan Sentral Telepon Otomat, terletak di pusat – pusat Telkom di suatu kawasan. STO menyebarkan jaringan dengan splitter –splitter untuk dikirim ke ODC atau yang sering disebut RK (Rumah Kabel). Jarak yang dibutuhkan diusahakan tidak terlalu jauh, karena semakin jauh jaraknya maka semakin jauh kabel fiber optik yang diperlukan serta mempengaruhi redaman yang akan di hasilkan oleh kabel fiber optik tersebut.

3. Konfigurasi GPON

Konfigurasi GPON tidak terlalu sulit, konfigurasi GPON biasanya tergantung dari vendor – vendor yang digunakan tetapi jika terjadi kesalahan konfigurasi dalam pemasangan. Ini akan berakibat fatal, karena FTTH merupakan jaringan point to multipoint sehingga semua jaringan yang mengarah akan mengalami gangguan.

4. Proses maintenance

Proses maintenance biasa dilakukan ketika terdapat komplain dari pelanggan, terjadi putus kabel, jumlah redaman yang tiba – tiba meningkat.

5. Biaya

Biaya yang dibutuhkan untuk instalasi jaringan FTTH tidaklah sedikit, sehingga butuh persetujuan dari direktur perusahaan agar lancar dalam pembayarannya.

2. METODE PENELITIAN

Metodelogi yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan

Dilakukan dengan mempelajari buku – buku, refrensi, artikel – artikel, karya – karya tulis yang terkait dengan jaringan Fiber To The Home.

2. Studi Lapangan

Dilakukan dengan cara wawancara yaitu memberikan pertanyaan - pertanyaan langsung kepada pihak yang bersangkutan di PT Telkom Tbk.

Pertanyaan yang ditanyakan tentang masalah – masalah yang ada pada jaringan Fiber To The Home yang sedang digunakan oleh PT Telkom Tbk.

3. Analisis

Melihat secara langsung kelapangan dan mencatat cara kerja jaringan Fiber To The Home dengan menggunakan teknologi GPON yang dibuat oleh PT Telkom Tbk tersebut apakah sesuai dengan teori – teori yang ada atau berbeda.

4. Perancangan

(4)

Merancang jaringan Fiber To The Home dengan menggunakan teknologi GPON untuk lokasi yang akan digunakan oleh PT Telkom, Tbk.

3. HASIL DAN BAHASAN

3.1 Usulan Pemecahan Masalah

Sesuai dengan hasil yang kami teliti di PT. Telkom,Tbk maka usulan untuk masalah yang dihadapi yaitu :

1. Merancang desain komplek, menghitung jarak yang dibutuhkan, mengatur redaman agar tidak terjadi gangguan, dan melakukan konfigurasi.

2. Dengan melalukan perhitungan yang matang, seperti mencari jarak terpendek menggunakan suatu software dan melakukan survei lapangan untuk memastikan seluruh area mendapatkan izin galian.

3. Orang yang melakukan konfigurasi GPON harus didampingi dengan orang yang memahaminya juga, agar jika terjadi kesalahan dapat diselesaikan dengan mudah.

4. Melakukan pengecekan rutin agar dapat diketahui apakah ada kabel fiber yang tertindih, terlipat atau terputus. Jika terjadi kabel putus atau kabel tertindih dilakukan pengecekan dengan device setelah didapat lokasinya, tim akan langsung menggali dan menyambungnya kembali.

5. Biaya yang dibutuhkan untuk instalasi pertama memang sangat mahal, tetapi hal ini akan berkurang untuk yang kedua kalinya karena FTTH banyak menggunakan splitter untuk membagi jalur.

3.2 Hasil Wawancara

Wawancara dengan Bapak Slamet Riyanto P. selaku Deputy Executive General Manager di PT. Telkom, Tbk.

1. Apakah Telkom sudah sepenuhnya menggunakan kabel fiber?

Jawab: Belum sepenuhnya menggunakan fiber, kita sedang menggantinya.

2. Apakah Fiber To The Home itu menggunakan kabel fiber sampe ke rumah?

Jawab: Ya, kabel fiber di tarik sampe ke rumah, selanjutnya dari ONU atau yang biasa disebut dengan modem menggunakan kabel coaxial.

3. Teknologi apa yang digunakan Fiber To The Home? Kenapa?

Jawab: Kita menggunakan teknologi GPON, karena GPON memiliki transfer rate yang lebih bagus dibanding dengan yang lainnya.

4. Adakah teknologi lain sebelum GPON yang digunakan?

Jawab: Ya ada, kita pernah menggunakan teknologi MSAN.

(5)

5. Alat apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan jaringan Fiber To The Home?

Jawab: Alat –alat yang dibutuhkan adalah Optical Line Termination(OLT), Optical Distribution Cabinet(ODC), Optical Distribution Point(ODP), Passive Splitter, Optical Network Unit(ONU).

3.3 Sistem yang Sedang Berjalan

Secara umum teknologi fiber to the home pada PT. Telkom,Tbk menggunakan topologi jaringan Point to Multipoint (MultipleStar) yaitu dimana jaringan dari satu titik menuju ke titik yang banyak. Dan oleh karena itu pemakainya sangat terbatas karena disebabkan oleh biaya yang terbilang mahal dan peralatan-peralatan aktif yang dipakaikan pada jaringan masih memerlukan tenaga listrik termasuk optical switch. Jaringan Fiber to the home di PT. Telkom, Tbk yang menggunakan teknologi GPON hampir menggantikan teknologi sebelumnya yaitu jaringan cooper yang menggunakan teknologi DSLAM atau MSAN. Teknologi GPON sudah mendekati angka 70% keseluruhan diterapkannya di Indonesia lebih spesifiknya di daerah JABOTABEK.

PT Telkom, Tbk awalnya menggunakkan teknologi MSAN untuk memberikan layanan – layanannya seperti speedy, groovia tv, maupun telepon rumah. Teknologi MSAN merupakan teknlogi yang hanya menggunakan kabel Fiber Optik dari OLT hingga menuju MSAN itu sendiri, sisanya menggunakan kabel cooper atau tembaga. Sedangkan untuk teknologi FTTH semua cooper yang menjadi penghubung diganti dengan Fiber Optik. Perbandingan teknologi sebelumnya dengan teknologi yang sekarang terlihat seperti pada gambar 3.2 dibawah ini.

(6)

Gambar 3.1 perbandingan MSAN dan FTTH 3.4 Desain Denah Kabel

(7)

Gambar 3.2 Desain Denah Kabel

Panjang kabel fiber yang dibutuhkan untuk Townhouse XYZ adalah fiber Blok A (merah) + Fiber Blok B (kuning) + Fiber Blok C (hijau) yaitu 186 meter.

3.5 Topologi

(8)

Gambar 3.3 Topologi Townhouse XYZ

Gambar 3.3 Topologi Townhouse XYZ

(9)

Redaman TOTAL =

Redaman Kabel OLT – ODC +

Redaman Kabel ODC – ODP +

Redaman Kabel ODP – ONU +

Redaman Splitter ODC +

Redaman Splitter ODP +

Redaman Splice Total 3.6 Perhitungan Redaman

Perhitungan redaman untuk jaringan ini dibutuhkan karena dengan didapatkannya redaman yang sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 – 28 dB maka jaringan tersebut bisa dikatakan bagus atau tidak akan terjadi gangguan secara teknikal dari media transmisi. Teknik perhitungan redaman yaitu dengan menggunakan cara desktop design. Untuk perhitungan ini dibutuhkannya analisis penentuan splitter karena redaman splitter yang dihasilkan sangat mempengaruhi perhitungan redaman ini. Splitter yang akan dipasangkan disesuaikan dengan jumlah rumah yang akan dipasangkan splitter tetapi biasanya dilebihkan untuk backup. Total rumah yang ada pada Townhouse XYZ adalah 20 rumah jadi kami memilih splitter 1 : 4 sebanyak 6 buah karena jika memilih splitter 1 : 8 sebanyak 3 buah akan menghasilkan redaman yang lebih besar sehingga total redaman yang dihasilkan tidak sesuai dengan range yang sudah ditentukan.

Dari Topologi diatas dapat diketahui keterangan – keterangan sebagai berikut :

• Redaman Range = 15 – 26 dB

• Redaman Kabel = 0.5 dB/ KM

Redaman Splice = 0.2 dB/ Sambungan

• Jarak Sambungan = 2 Km

• Jumlah Sambungan = 3 Buah

Redaman Splitter 1 : 4= 6 dB

Redaman Splitter 1 : 8= 11 dB

Rumus yang digunakan untuk menghitung redaman total seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.4 Rumus Redaman Total

(10)

Contoh Perhitungan Redaman untuk ONU A ONU A

Redaman Kabel OLT-ODC = 5 Km x 0.5 dB = 2.5 dB Redaman Kabel ODC-ODP = 3 Km x 0.5 dB = 1.5 dB Redaman Kabel ODP-ONU = 0.03 Km x 0.5 dB = 0.015 dB Redaman Splitter ODC = 11 dB

Redaman Splitter ODP = 6 dB

Redaman Splice Total = 3 x 0.2 dB = 0.6 dB Redaman TOTAL ONU A = 21.615 dB

Sesuai dengan range yang ditentukan yaitu 15 – 28 dB

3.7 Konfigurasi

tahapan pertama konfigurasi adalah melakukan register ONU – ONU tersebut kedalam OLT yang digunakan

Gambar 3.5 Register ONU A

(11)

Setelah Semua ONU teregister tahap selanjutnya adalah memberikan service untuk setiap ONU – ONU yang terdaftar adapun daftar service yang ingin digunakan:

Table 3.1 Tabel Layanan pelanggan

ONU

Service

TELEPON

INTERNET

IPTV Pasang Downstream Upstream

A YA YA 1 Mb 2 Mb

ONU A

Gambar 3.6 Layanan Telepon ONU A

(12)

Gambar 3.7 Layanan Telepon ONU A

Gambar 3.8 Layanan Internet ONU A

(13)

3.8 Testing

Tahap ini adalah tahap pengecekan jaringan pelanggan, dimana setelah melakukan konfigurasi kita akan melakukan testing untuk mengetahui kinerja jaringan yang terdapat di pelanggan.

Gambar 3.9 Testing jaringan

(14)

Gambar 3.10 Testing jaringan

4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Telkom, Tbk. Dapat disimpulkan beberapa point yang menjadi landasan dalam mendesain jaringan Fiber To The Home :

1) Biasanya pelanggan yang menggunakan GPON biasanya tergolong di perumahan baru atau real estate,dan penggunanya mencapai 80% untuk diperumahan baru.

2) Baik buruknya jaringan Fiber To The Home tergantung akan redaman yang didapat pada saat instalasi di lapangan. Dengan standar redaman yang memiliki kualitas di range 15 – 28 dB.

3) Konfigurasi disesuaikan dengan layanan yang akan dipilih oleh pelanggan, yang dimana untuk pengunaan IPTV membutuhkan minimal 10 mbps,sedangkan untuk voip dan internet membutuhkan 2mbps.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis serta simpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut, yaitu:

1. Melakukan pengecekan teknologi secara berkala seiring dengan kemajuan teknologi informasi kedepannya.

(15)

2. Diperlukanya staff IT yang bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara sistem.

REFERENSI

ADC. (2005). Fundamentals of Fiber Cable Management. North America: ADC Telecommunications, Inc

Anonim. (2008).Modul Telkom. Bandung: Telkom Bandung.

Bull, Connolly, Eileen. (2012). FTTH Handbook. Europe: FTTH Council

Dewi, L.C. (2011). Wireless Technology Development History, Now, And Then. Jakarta:

School of Computer Science Binus University.

ST., Solekan. (2009). Sistem Telekomunikasi. Bandung: Politeknik Telkom Bandung.

Wahana Komputer. (2010). Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer dan Internet.

Jakarta Selatan : mediakita.

Wahyono, Teguh. (2007). Building & Maintenance Pc Server. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Yugianto, G.G.,& Rachman, O. (2009). Router. Bandung: Informatika Bandung.

RIWAYAT PENULIS

Idham Adrian lahir di Jakarta pada 23 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Computer Science pada 2013.

Muhamad Tadarus lahir di Bogor pada 22 September 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Computer Science pada 2013

Wildan lahir di Purwakarta pada 21 Oktober 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Computer Science pada 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa skor TOLT atau capaian kemampuan berpikir logis mahasiswa/ peserta didik dapat digunakan untuk menjadi

Pemberdayaan pengelolaan usaha bisnis pendukung bidang pariwisata ini sangat diperlukan, salah satunya di bidang pelaporan keuangan usaha, yang dilakukan sesuai dengan

Keterbatasan jaringan akses tembaga yang dinilai belum dapat menampung kapasitas bandwidth yang besar dengan kecepatan yang tinggi, memicu operator ingin

Hal ini ditunjukkan oleh tidak adanya siswa yang tuntas dalam tes evaluasi awal yang diberikan, dimana KBK diperoleh adalah 0 (nol) %, sangat jauh dari standar KBK yang

Debu rumah yang berukuran sama atau lebih kecil dari 0,1 mm memiliki sifat mudah melayang-layang di udara atau ruangan di dalam rumah apabila ada suatu gerakan misalnya orang

Analisis cluster merupakan salah satu teknik statistik multivariat yang tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kelompok dari objek berdasarkan karakteristik

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini sehingga meningkatkan persaingan dengan teknologi informasi yang cukup tinggi pula dan dilengkapi

perbuatan. Karena ada aksi dan reaksi, maka interaksi pun terjadi. Karena itu, interaksi akan berlangsung bila ada hubungan timbal balik antara dua orang atau