• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, PT.XL Axiata ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, PT.XL Axiata ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli TESIS"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT.

Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, PT.XL Axiata ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli

TESIS

Oleh

Milla Naeruz 147018015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MASTER EKONOMI PEMBANGUNAN

MEDAN

2016

(2)

Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT.

Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, PT.XL Axiata ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan pada Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

Milla Naeruz 147018015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MASTER EKONOMI PEMBANGUNAN

MEDAN 2016

(3)

Judul Tesis: :

Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT.

Telkomsel, PT.XL Axiata ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli

Nama Mahasiswa :

Milla Naeruz

Nomor Induk :

147018015

Program Studi :

Ilmu Ekonomi Pembangunan

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Syaad Afifuddin, SE, M.Ec)

Ketua Anggota (Dr. Rujiman, MA)

Ketua Program Studi Dekan,

(Prof. Dr. Syaad Afifuddin, SE. M.Ec) (Prof. Dr. Ramli, SE.

MS)

Tanggal Lulus : 9 Desember 2016

(4)

Tanggal : 9 Desember 2016

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Syaad Afifuddin, SE, M.Ec Anggota : 1. Dr. Rujiman, MA

2. Prof. Dr. HB. Tarmizi, SU 3. Dr. Rahmanta, M.si 4. Dr. Akbar, M.si

(5)

P ER N Y A T A A N

Dengan ini saya meyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul :

“Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, dan PT. XL Axiata) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli ”. Adalah benar hasil karya saya sendiri yang belum di publikasikan oleh siapapun juga sebelumnya.

Sumber sumber data dan informasi yang digunakan telah digunakan secara benar dan jelas

Medan, Desember 2016 Yang membuat pernyataan

Milla Naeruz

(6)

Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, dan PT. XL Axiata) Di Indonesia Dalam

Pasar Oligopoli A B S T R A K

Kebutuhan telepon seluler kini semakin dirasakan penting dan merupakan menjadi suatu kebutuhan hidup. Menyadari terhadap masalah ini, maka diambil suatu perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah faktor harga/tarif, faktor promosi, faktor jumlah pelanggan, jumlah tenaga kerja dan jaringan/menara berpengaruh terhadap persaingan (pendapatan) telekomunikasi di Indonesia?.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah ekonomi mikro dan manajermen yang berkaitan dengan pendapatan, persaingan, tenaga kerja ,harga dan pelanggan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dan berbentuk numeric dengan jenis runtun waktu (time series)pengumpulan data dari buku, jurnal,hasil penelitian dan sumber bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Yang menjadi variabel terikat adalah persaingan (pendapatan industri telekomunikasi) sedangkan variabel bebasnya adalah tariff/harga, jumlah pelanggan, jumlah tenaga kerja, promosi, dan jaringan.

Adapun penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasannya jumlah pelanggan dan tarif yang paling dominan berpengaruh terhadap persaingan, sedangkan tenaga kerja, promosi dan jaringan/bts tidak signifikan pengaruhnya terhadap persaingan walupun ketiga hal ini adalah fasilitas untuk meningkatkan pendapatan suatu perusahaan. Maka perusahaan harus jeli melihat persaingan ini dan hati hati dalam mengambil kebijakkan.

Kata kunci : Tarif, Pelanggan, Promosi, Tenaga Kerja, Jaringan

(7)

An Analysis on the Determinants of the Competition in Telecommunication Industry (PT Indosat Ooredoo, PT Telkomsel, and PT XL Axiata) in

Indonesia in Oligopoly Market ABSTRACT

Nowadays, cellular phones are highly needed and become the necessities of life.

The formulation of the problem was whether the factors of price/tariff, promotion, the number of customers, the number of employees, and tower networks influenced the competition (income) in telecommunication in Indonesia. The theory used in the research was the theory of micro economy and management which were related to income, competition, employees, price, and customers.

Secondary data were analyzed quantitatively in the numerical form and time series by using multiple regression models. They were gathered from books, journals, research results, and other sources which were relevant to this research.

Dependent variable was competition (income of telecommunication industry), while independent variables were tariff/price, the number of customers, the number of employees, promotion, and network. The result and the conclusion of the research showed that the number of customers and tariff had the most dominant influence on competition, while employees, promotion, and network/bts had insignificant influence on competition even though these three variables were the facility to increase company’s income. Therefore, the management of the company should be careful in identifying competitors and in making policies.

Keywords: Tariff, Customers, Promotion, Employees, Network

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wata’la, atas segala rahmat dan karunianya yang dilimpahkannya kepada penulis dalam menuntut ilmu dan menyelesaikan hasil penulisan tesis ini.

Penulisan ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penelitian tesis ini berjudul “Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT.

INdosat, PT. Telkomsel, PT. XL ) Di Indonesia Dalam Pasar Oligopoli.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan, penulis banyak memperoleh bantuan moriil dan materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan

2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.sc, selaku Direktur sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

3. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan

4. Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, SE.,M..Ec, selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini

(9)

5. Bapak Dr. Rujiman, MA, selaku Dosen Pembimbing II juga yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti sehingga bisa menyempurnakan tesis ini dengan baik

6. Bapak Prof. Dr. HB Tarmizi,SU, Bapak Dr.Rahmanta,M.si, dan Bapak Dr. M Akbar Siregar, M.si selaku Dosen Penguji yang telah memeberikan bimbingan, arahan dan kritikan yang membangun sehingga peneliti dapat menyempurnakan tesis ini

7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan

8. Khusus kepada Suami Penulis yang Tercinta Idil Darwan, SE,Ak yang tak pernah lelah memberikan semangat, cinta dan doa serta memberikan masukkan, bimbingan, arahan serta kritik, terima kasih atas segala galanya yang telah kanda berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan Srata Dua

9. Kepada Kedua Orang Tua penulis yang terkasih ayahanda Naeruzzaman Zen dan ibunda Anna Chan, terima kasih yang sedalam dalamnya atas doa, bimbingan dan dorongan semangat yang telah kalian berikan sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan Strata Dua.

10. Juga kepada anak – anak penulis Muhammad Razzan Alfarissi, Raisa Mumtaz, Rashifa Ulya, Ruzka Mahira yang sangat penulis sayangi dan cintai dengan segenap hati. Terima kasih atas dukungan, pelukkan dan kasih sayang kalian semua, semoga bisa menjadi motivasi bagi kalian semua untuk menjadi yang terbaik.

11. Seluruh rekan rekan angkatan XXVIII Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan yang

(10)

12. namanya tidak dapat dicantumkan satu persatu, atas bantuan dan kebersamaan selama ini selama peneliti menempuh studi dan penulisan tesis

Semoga Allah Subhanahu wata’ala selalu memberikan rahmat dan karunianya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan semangat dan perhatian kepada peneliti ketika kuliah dan saat penulisan tesis ini.

saya menyadari bahwa tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan kepada saya pada khususnya.

Medan, Desember 2016 Penulis

Milla Naeruz

(11)

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama Lengkap : Milla Naeruz

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Oktober 1979 Alamat : Jalan Catur No. 10, Medan Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status Menikah : Menikah

Nama Suami : Idil Darwan, SE. Ak Nama Ayah : H. Naeruzzaman Zen, SH

Nama Ibu : Hj. Anna Chan

Motto : Hidup itu adalah pilihan, dijalankan dengan proses dan kerja keras, hasilnya kesuksesan dan

kebahagian. Untuk mencapai kebahagian diperlukan kesabaran dan keikhlasan Email : Milla.naeruz@gmail.com

Pendidikan

1. SD Swasta Muhamammadiyah 01 Medan : Tahun 1986 – 1992 2. SMP Negeri 34 Medan : Tahun 1992 – 1995 3. SMA Negeri 3 Medan : Tahun 1995 – 1998 4. Politeknik Negeri Medan Jurusan Perbankan : Tahun 1998 – 2001 5. Universitas Sumatera Utara Extention

Ekonomi Pembangunan : Tahun 2002 – 2005 6. Universitas Sumatera Utara Pasca Sarjana

S2 Ekonomi Pembangunan : Tahun 2014 - 2016

(12)

Riwayat Pekerjaan

1. Admin di PD. Aceh Selatan : Tahun 2001 – 2002 2. Analis Kredit Mikro di PT. BNI 46 : Tahun 2002 – 2005

Medan, Desember 2016

Milla Naeruz

(13)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………. iii

RIWAYAT HIDUP……….. vi

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Perumusan Masalah………. 10

1.2.1 Perumusan Masalah Telkomsel……… 10

1.2.2 Perumusan Masalah Indosat………. 10

1.2.3.Perumusan Masalah XL………... 11

1.2.4 Perumusan Masalah Gabungan……… 11

1.3 Tujuan Penelitian……… 11

1.3.1 Tujuan Penelitian telkomsel……… 11

1.3.2 Tujuan Penelitian Indosat……… 12

1.3.3 Tujuan Penelitian XL……….. 12

1.3.4 Tujuan Penelitian Gabungan……… 13

1.4 Manfaat Penelitian……….. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori dan Pengertian Persaingan………... 15

2.1.1 Pengertian Pasar dan Struktur Pasar………. 16

2.1.2 Bentuk – Bentuk Struktur Psar……….. 17

2.2 Persaingan Oligopoli………... 21

2.2.1 Faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli……... 23

2.2.2 Ciri-ciri Pasar Oligopoly……… 24

2.2.3 Macam – macam Pasar ligopoli………... 26

2.3 Industri Telekomunikasi………... 27

2.3.1 Faktor Penunjang Pertumbuhan Industri……… …… 27

2.3.2 Ongkos Produksi……….………..………. ……. 29

2.4 Harga / Tarif……….. .. 30

2.4.1 Pengertian Harga…..…….………... 30

2.4.2 Elastisitas Permintaan dan Penawaran………. 32

2.4.3 Pengertian Tarif……… 33

(14)

2.4.4 Pengertian dan Jenis Tarif Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika

No.09/PER/.M.KOMINFO/04/2008……… 35

2,5 Konsumen/Pelanggan………... 36

2.5.1Pengertian Konsumen/Pelanggan………... 36

2.5.2Jenis Konsumen/Pelanggan……… 38

2.6 Base Transceiver Station/Jaringan………. 39

2.6.1Pengertian BTS/ Jaringan………... 39

2.6.2Jenis BTS/Jaringan……… 40

2.7 Promosi……….. 42

2.7.1Pengertian Promosi……… 42

2.7.2.Tujuan Promosi………... 42

2.8 Tenaga Kerja/SDM………. 46

2.8.1.Klasifikasi Tenaga Kerja……….. 46

2.9. Pendapatan………. .. 48

2.10 Kerangka Konseptual……… .. 50

2.11 Hipotesis penelitian………... 52

BAB III METODE PENELITIAN 3..1 Metode Penelitian……….. 54

3.2 Jenis Dan Sumber Data………... 55

3.3 Variabel Penelitian………... 56

3.4 Teknik Analisis Data………. 57

3.4.1 Uji Asumsi lasik Telkomsel, Indosat XL………... 57

3.4.2 Analisis Regresi Berganda Telkomsel, Indosat,XL……….. 60

3.4.3 Analisis Berganda Gabungan ……… 62

3.4.4 Asumsi Klasik Gabungan……….. 66

3.5 Defenisi Operasional………. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….. 70

4.1.1 Gambaran Indonesia……….. …. 70

4.1.1.1.Posisi Geografis dan Demografis Indonesia….... 71

4.1.2 Kondisi Dunia Telekomunikasi……… 74

4.1.2.1 Pemerintahan Megawati……….. 74

4.1.2.2 Pemerintahan Susilo Bambang yodhoyono………. 77

4.1.3.Gambaran Umum PT.INDOSAT, Tbk………. 79

4.1.2.3 Pemerintahan Jokowi……….………….. 79

4.1.3.1 Visi dan Misi Indosat……… 81

4.1.3.2 Struktur Organisasi Indosat……….. 83

4.1.4./Gambaran UmumPT. Telkomsel……….. 84

4.1.4.1 Visi dan Misi Telkomsel……….... 87

(15)

4.1.5.Gambaran Umum PT. XL Axiata………... 92

4.1.5.1 Struktur Organisasi XL……….. 98

4. 2 Pembahasan………. 98

4.2.1Pembahasan Telkomsel………... 98

4.2.2.Pembahasan Indosat……… 101

4.2.3Pembahasan XL/ Excelkomindo……… 103

4.2.4.Pembahasan Gabungan……….. 106

4.2.4.1Uji Asumsi Klasik……….……….. 106

4.2.2.2.Regresi Berganda……… …..… 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 117

5.2 Saran……… 118

DAFTAR PUSTAKA……….. 120

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan……… 5

Tabel 1.2 Perbandingan Tarif……… 6

Tabel 1.3 Perbandingan Jumlah Pendapatan, Jumlah pelanggan. 7 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Indonesia……… 74

Tabel 4.2.1 Hasil Regres Telkomsel, Indosat, XL………. 98

Tabel 4.2.2 Hasil Uji Telkomsel, Indosat, XL……… 98

Tabel 4.2.3 Hasil Uji Multikolineritas Telkomsel………. 100

Tabel 4.2.4 Hasil Uji Heteroskedastisitasa Telkomsel..……….. 101

Tabel 4.2.5 Hasil Uji Multikolineritas Indosat……… 103

Tabel 4.2.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Indosat……… 103

Tabel 4.2.7 Hasil Uji Multikolineritas XL……… 105

Tabel 4.2.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas XL….. ……… 106

Tabel 4.2.9 Hasil Uji Gabungan……….……… 106

Tabel 4.2.10 Hasil Uji Jarque-Berra Gabungan………. 107

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar.1.1 Perbandingan Jumlah Pelanggan, Jumlah Jaringan………. 8

Gambar 1.2 Jumlah Pelanggan……… 9

Gambar 1.3 Perbandingan Pendapatan……… 9

Gambar 2.1 Kurva Elastisitas Permintaan dan Penawaran………….. 32

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir……… 52

Gambar 4.1 Logo Indosat……… 83

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Indosat………. 83

Gambar 4.3 Logo Telkomsel……… 88

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Telkomsel……….. 91

Gambar 4.5 Logo XL……… 97

Gambar 4.6 Struktrur Organisasi XL……… 98

Gambar 4.7 Hasil Grafik Uji Heteroskedastisitas Gabungan…………. 108

(18)

Lampiran

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Hasil Uji Telkomsel……… 114 Lampiran 2 Hasil Uji Indosat……….. 116 Lampiran 3 Hasil Uji XL……….……….. 119 Lampiran 4 Hasil Uji Gabungan Telkomsel, Indosat XL 123 Lampiran 5 Tabulasi Data Telkomsel……… 124 Lampiran 6 Tabulasi Data Indosat……… 125 Lampiran 7 Tabulasi Data XL/Excelkomindo………….. 126 Lampiran 8 Tabulasi Data Gabungan Telkomsel, Indosat

dan XL……… 127

(19)

Analisis Determinan Persaingan Industri Telekomunikasi (PT. Indosat OOredoo, PT. Telkomsel, dan PT. XL Axiata) Di Indonesia Dalam

Pasar Oligopoli A B S T R A K

Kebutuhan telepon seluler kini semakin dirasakan penting dan merupakan menjadi suatu kebutuhan hidup. Menyadari terhadap masalah ini, maka diambil suatu perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah faktor harga/tarif, faktor promosi, faktor jumlah pelanggan, jumlah tenaga kerja dan jaringan/menara berpengaruh terhadap persaingan (pendapatan) telekomunikasi di Indonesia?.

Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah ekonomi mikro dan manajermen yang berkaitan dengan pendapatan, persaingan, tenaga kerja ,harga dan pelanggan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dan berbentuk numeric dengan jenis runtun waktu (time series)pengumpulan data dari buku, jurnal,hasil penelitian dan sumber bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Yang menjadi variabel terikat adalah persaingan (pendapatan industri telekomunikasi) sedangkan variabel bebasnya adalah tariff/harga, jumlah pelanggan, jumlah tenaga kerja, promosi, dan jaringan.

Adapun penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwasannya jumlah pelanggan dan tarif yang paling dominan berpengaruh terhadap persaingan, sedangkan tenaga kerja, promosi dan jaringan/bts tidak signifikan pengaruhnya terhadap persaingan walupun ketiga hal ini adalah fasilitas untuk meningkatkan pendapatan suatu perusahaan. Maka perusahaan harus jeli melihat persaingan ini dan hati hati dalam mengambil kebijakkan.

Kata kunci : Tarif, Pelanggan, Promosi, Tenaga Kerja, Jaringan

(20)

An Analysis on the Determinants of the Competition in Telecommunication Industry (PT Indosat Ooredoo, PT Telkomsel, and PT XL Axiata) in

Indonesia in Oligopoly Market ABSTRACT

Nowadays, cellular phones are highly needed and become the necessities of life.

The formulation of the problem was whether the factors of price/tariff, promotion, the number of customers, the number of employees, and tower networks influenced the competition (income) in telecommunication in Indonesia. The theory used in the research was the theory of micro economy and management which were related to income, competition, employees, price, and customers.

Secondary data were analyzed quantitatively in the numerical form and time series by using multiple regression models. They were gathered from books, journals, research results, and other sources which were relevant to this research.

Dependent variable was competition (income of telecommunication industry), while independent variables were tariff/price, the number of customers, the number of employees, promotion, and network. The result and the conclusion of the research showed that the number of customers and tariff had the most dominant influence on competition, while employees, promotion, and network/bts had insignificant influence on competition even though these three variables were the facility to increase company’s income. Therefore, the management of the company should be careful in identifying competitors and in making policies.

Keywords: Tariff, Customers, Promotion, Employees, Network

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat.

Penggunaan telepon selular atau lebih dikenal dengan nama ponsel semakin meningkat. Jika pada awal munculnya telepon selular dianggap sebagai suatu barang mewah dan hanya mampu dijangkau oleh kalangan tertentu saja, Maka saat ini penggunaan telepon seluler semakin meluas diberbagai kalangan.Tidak hanya kalangan pebisnis saja, namun juga dikalangan umum termasuk kini dikalangan anak muda.Kebutuhan telepon seluler kini semakin dirasakan penting sebagai barang yang sangat diperlukan untuk kelancaran komunikasi.Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, telepon seluler (ponsel) sudah tidak dinilai sebagai barang yang eksklusif (Thomson, 1999). Ini artinya konsumen memakai ponsel tidak hanya untuk memenuhi gaya hidup atau mengejar prestise, namun sebagai alat komunikasi yang benar-benar dianggap penting dan dibutuhkan. Data resmi Asosiasi Telepon Selular Indonesia (ATSI), dari 25 trilyun pendapatan operator telekomunikasi Indonesia di tahun 2001 sebanyak 40 persen atau senilai Rp. 10,5 trilyun, disumbang dari penjualan operator ponsel.

Jumlah pelanggan tersebut tiap tahun terus membengkak. Bahkan jumlah pelanggan total operator ponsel akan bisa menyaingi jumlah pelanggan jumlah pelanggan telepon saluran tetap/fixed line ditahun 2002. Saat ini jumlah pelanggan selular masih dibawah fixed line, saat ini tercatat 6,73 juta pelanggan fixed line di Indonesia.Anonim,( 2001).

(22)

Melihat perkembangan dan pertumbuhan yang mengesankan selama ini tentunya menimbulkan persaingan yang ketat antar operator telepon seluler.

Makin banyak pemain tentunya akan menguntungkan konsumen karena harga dan layanan yang ditawarkan masing-masing operator bakal makin kompetitif .Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan antara produk - produk sejenis (dalam hal ini adalah persaingan dalam bisnis inidustri telekomunikasi), maka perusahaan yang satu dengan yang lain saling bersaing merebutkan konsumen. Perusahaan yang mampu menciptakan dan mempertahankan pelangganlah yang akan sukses dalam persaingan. Oleh sebab itulah perusahaan berusaha mencari konsumen yang sebanyak-banyaknya dan pada akhirnya konsumen tersebut nantinya diharapkan akan menjadi pelanggan yang loyal. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari pelanggan potensial sampai memperoleh partners (Hurriyati, 2005: 128).

Ditengah gencarnya promosi menjual kartu perdana dengan harga murah ini munculah suatu hal yang sangat ironi bagi perusahaan, yaitu tentang fenomena tingginya Churn rate (tingkat kartu hangus).Menurut Indonesia Development Monitoring Research (IDM) melaporkan bahwa hasil survei yang dilakukan IDM tentang pengguna seluler di Indonesia adalah bahwa Persaingan bisnis telekomunikasi sangatlah ketat. Para operator berlomba-lomba untuk menambah jumlah customer base-nya. Dalam enam bulan terakhir 2008 perang penjualan kartu perdana murah yang dilakukan para operator cukup marak. Kondisi ini mendorong peningkatan Churn rate (kartu hangus), akibatnya kartu perdana kini menjadi semacam Calling Card, hanya digunakan ketika pulsa masih ada dan bila

(23)

sudah tidak ada pulsanya, kartu akan dibuang kemudian beralih ke kartu lain.

Churn rate di Indonesia bisa mencapai 26% dalam setahun, sementara yang terjadi di Asean rata - ratanya mencapai 15%. Tingginya Churn rate, dipacu oleh murahnya harga pulsa kartu perdana bila dibandingkan dengan pulsa isi ulang.

(www.detiknet.com)

Telepon bergerak selullar adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon kabel lainnya namun bisa dibawa kemana mana. Dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan.Telekomunikasi kabel selain berfungsi sebagai telepon, biasanya mendukung layanan tambahan.Seperti Short Message Services (SMS), Multimedia Message Services (MMS), E-mail dan akses internet, apliksi bisnis, permainan serta fotography.

Pada tahun 2004 dan 2005, penerimaan dari industri telekomunikasi seluler di Indonesia masing – masing US$ 2,5 Milyar dan US$ 2,8 Milyar yang berarti bertumbuh 1,4% selama 2004 dan 2005. Industri telepon seluler berkembang pesat di Indonesia sejak 15 tahun lalu, ini terlihat dari jumlah pelanggan telepon seluler yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia tercatat menempati posisi keempat di Asia setelah Korea Selatan, China dan Jepang.

Pesatnya perkembangan bisnis seluler ini menarik investor asing masuk ke Indonesia, beberapa operator dari kawasan Asia seperti Singapore Telecommunication Ltd (SingTel), Axiata Group Berhad (sebelumnya bernama Telekom Malaysia) serta Maxis Communication Bhd dari Malaysia telah

(24)

menancapkan bisnisnya ke Indonesia membeli saham operator selular di dalam negeri yaitu Telkomsel dan XL Axiata (sebelumnya Excelcomindo).

Bahkan Indosat yang sebelumnya BUMN telekomunikasi sudah diprivatisasi, saat ini mayoritas sahamnya dikuasai asing yaitu Qatar Telecom Group sebesar 65% dengan membeli 41% milik STT (Singapore Telecommunication Tecnologies), sedangkan sisanya dari pasar melalui tender offer, sementara pemerintah Indonesia hanya memiliki 15%. Indonesian Comercial Newsletter. (2011)

Dalam menghadapi persaingan yang ketat,. Saat ini semua operator seluler mulai meninggalkan strategi tarif murah, saat ini operator seluler lebih mengandalkan layanan data dan pelanggan sebagai sumber utama pemasukan.Indonesian Comercial Newsletter (2011)

Isu tarif adalah isu sensitif pada bisnis telekomunikasi saat ini.Sensitif karena berdampak langsung kepada konsumen dan merupakan alat bagi operator dalam menjaring pelanggan melalui strategi pemasaran.Tetapi posisi yang berbeda antara regulator dan pelaku pasar secara politis acap kali memberikan pengaruh signifikan terhadap struktur pasar.

Persaingan antar-operator menjadi isu terkait interkoneksi.Sebagaimana layaknya industri yang kompetitif, persaingan menjadi suatu kelaziman. Suatu hal yang unik di dalam jasa telekomunikasi, meski pada aras layanan saling bersaing, namun pada aras pengelolaan jaringan semua harus bekerja sama dalam interkoneksi. Untuk itu, setiap operator harus menyediakan akses ke sarana penting interkoneksi, seperti menyediakan ruang untuk menaruh server miliki operator pencari akses, mengijinkan operator mitra untuk memasang sambungan

(25)

serat optik atau radio gelombang mikro di lingkungan sentralnya, dan mengijinkan teknisi operator pencari mitra untuk memasuki gedung di mana sambungan dilakukan.

Tabel 1.1. Jumlah Pelanggan Telkomsel, Indosat dan XL Tahun 2003 - 2006

Tahun Telkomsel Indosat Excelkomindo

Prabayar Pasca bayar Prabayar Pasca bayar Prabayar Pascabayar 2003

8,581,773

1,007,034

5,600,882

361,562

2,908,000

36,000 2004

14,963,000

1,328,000

9,214,663

539,944

3,743,000

48,000 2005

22,798,000

1,471,000

13,836,046 676,407

6,802,325

176,194 2006

28,415,000

1,572,000

13,978,831 676,407

8,057,580

176,194 Sumber: Dirjen Postel

Dari tabel diatas dapat kita lihat perbandingan jumlah pelanggan dari ketiga perusahaan telekomunikasi yang terbesar di Indonesia. Berdasarkan tahun 2006 total jumlah pelanggan yang paling besar diperoleh oleh telkomsel. Artinya penduduk Indonesia percaya ataupun puas dalam menggunakan produk telkomsel.Kepercayaan pelanggan timbul dikarenakan fasilitas yang ditawarkan oleh telkomsel baik.Adapun fasilitas yang dimaksud berupa jaringan atau koneksi, pelayanan dalam pengaduan, harga yang memenuhi ataupun produk yang dikenal oleh masyarakat.

Salah satu strategi yang digunakan oleh operator seluler untuk menarik konsumen yang sebanyak-banyaknya adalah dengan memproduksi kartu perdana secara massal dengan tingkat harga jual yang rendah (di bawah harga isi ulang pulsa reguler). Strategi ini digunakan hampir oleh semua operator seluler dalam upaya meningkatkan konsumennya

(26)

Tabel 1.2. Perbandingan Tarif Telkomsel, Indosat dan XL Tahun 2013 - 2015

Tarif Matrix Halo Xl

Telepon

Rp. 900/menit(sesama indosat)

Rp.1.600/menit (sesama telkomsel)

Rp. 1000/menit (semua operator)

Rp. 1.200/menit (operator lain)

Rp. 1.260/menit (operator

lain)

SMS Rp. 150/sms

Rp. 200 / sms (sesama telkomsel)

Rp. 200/sms (semua operator)

rp. 210/sms (operator lain)

Data Rp. 200/100KB Rp. 6/KB Rp. 2000/5MB

Rp. 30.000/75MB

Sumber: www.indosatooredoo.co.id

Dalam hal peningkatan jumlah pelanggan membuat perusahaan berlomba lomba untuk memberikan tariff yang menarik yang diharapkan akan mempengaruhi dalam peningkatan jumlah pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan akan memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan pendapatan perusahaan karena tujuan perusahaan adalah meningkatkan pendapatan untuk kelayakkan usahanya.

Persaingan prouk di pasar telekomunikasi sangat ketat, dimana para operator terus berpacu adu strategi untuk merebut hati pelanggan.Strategi tidak hanya pada penetrasi pasar tetapi juga dalam peningkatan layanannya dalam hal jaringan, kualitas jaringan, inovasi produk, pelayanan pelanggan dan tariff yang kompetisi dan wajar setara dengan manfaat produk.

Dalam memperebutkan pasar perusahaan tidak hanya fokus pada peningkatan pendapatan dari tarif bicara (voice), tetapi juga harus meningkatkan penampilan fitur layanan yang berbasis multimedia.Salah satu yang lagi trend saat ini adalah MMS (Multimedia Mobile Service), SMS (Short Message Service), Browsing atau Internet dan layanan terbaru 4G.

(27)

Tabel 1.3.Perbandingan Jumlah pelanggan terhadap jumlah penduduk Indonesia dan jumlah jaringan yang tersediaTahun 2011-2015

Sumber :www.indosat.co.id, www.telkomsel.co.id, www.xl axiata.co.id, www.worldbank.co.id. Sumber data diolah

Tabel diatas dapat dilihat perbandingan 3 perusahaan telekomunikasi yang besar di Indonesia.Dengan demikian dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan pasar yang potensial bagi providerpenyedia jaringan komunikasi untuk memasarkan pulsa bagai masyarakat pengguna handphone di Indonesia.

Nama Perusahaan

Tahun Jumlah Jaringan

Unit

Jumlah Pelanggan (Ribu jiwa)

Penduduk Indonesia (Ribu jiwa)

Jumlah Pendapatan

(juta rupiah) Indosat 2011

19,253.00

51,700.00

244,808.2 19253

2012

21,930.00

58,500.00

248,037.8 21930

2013

24,280.00

59,600.00

252,864.0 24280

2014

40,229.00

63,200.00

254,500.0 40229

2015

50,687.00

69,700.00

254,900.0 50687 Telkomsel 2011

42,622.00

107,017.00

244,808.2 42622

2012

54,297.00

125,146.00

248,037.8 54297

2013

69,864.00

131,513.00

252,864.0 69864

2014

85,420.00

140,585.00

254,500.0 85420

2015

96,915.00

144,600.00

254,900.0 96915 Xl Axiata 2011

28,273.00

46,359.00

244,808.2 28273

2012

39,452.00

45,750.00

248,037.8 39452

2013

44,946.00

60,549.00

252,864.0 44946

2014

52,012.00

59,643.00

254,500.0 52012

2015

58,879.00

42,100.00

254,900.0 58879

(28)

Jumlah pelanggan yang paling terbanyak dperoleh oleh telkomsel yaitu sebanyak 144 juta jiwa pada hampir 50% dari jumlah penduduk Indonesia (pada tahun 2015). Kemudian diikuti oleh indosat dan selanjutnya xl axiata. Dari tabel ini dapat dilihat bahwasannya telekomunikasi bukan hanya sebagai barang mewah atau barang baru, tetapi komunikasi merupakan kebutuhan yang penting.Hampir semua penduduk dari anak SD sampai dengan yang sudah dewasa memiliki handphone sebagai alat komunikasi. Sementara dari sisi penerimaan Negara yang diperoleh dari industri telekomunikasi sebesar 3,17%. (BPS 2014). Artinya dunia telekomunikasi turut memberikan kontribusi kepada Negara sebesra 3,17%. Maka dari ini diharapkan pemerintah lebih serius mengawasai terhadap kebijakkan yang diambil masing masing perusahaan.

Gambar 1.1. Perbandingan Jumlah Pelanggan dan jaringan 3 Operator di Indonesia Tahun 2011-2015

0 50000 100000 150000 200000 250000 300000

Chart Title

2011 2012 2013 2014 2015

(29)

Gambar 1.2. Perbandingan Jumlah Pelanggan 3 Operator di Indonesia (Telkomsel, Indosat, XL Axiata) Tahun 2011-2015Sumber Sumber

Gambar 1.3.Perbandingan Pendapatan 3 Perusahaan OperatorTelkomsel, Indosat, XL Axiata Tahun 2011-2015

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka menarik untuk disimak bagaimanakah persaingan pasar telekomunikasi di Indonesia dengan mengamati 3 perusahaan telekeomunikasi yang besar di Indonesia yaitu Telkomsel, Indosat dan

0 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000

2011 2012 2013 2014 2015

Telkomsel Indosat Xl

0 20000 40000 60000 80000 100000

2011 2012

2013 2014

2015

Chart Title

Telkomsel Indosat XLAxiata

(30)

XL. Dan apakah faktor – faktor Jumlah Karyawan, Jumlah Pelanggan, Biaya Promosi, Jumlah Jaringan dan Tarif berpengaruh terhadap pendapatan pada dunia telekomunikasi di Indonesia.

1.2Perumusan masalah

Untuk melihat persaingan berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka peneliti membuat perumusan berdasarkan perperusahaan dan gabungan dari ketiga perusahaan tersebut. Adapun penelitian tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.2.1. Perumusan Masalah Telkomsel

1. Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap Pendapatan Telkomsel?

2. Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Pendapatan Telkomsel?

3. Apakah Promosi berpengaruh terhadap Pendapatan Telkomsel?

4. Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever StationBerpengaruh terhadap Pendapatan Telkomsel?

5. Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPendapatan Telkomsel?

1.2.2. Perumusan Masalah Indosat

1. Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap Pendapatan Indosat?

2. Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Pendapatan Indosat?

3. Apakah Promosi berpengaruh terhadap Pendapatan Indosat?

4. Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever Station Berpengaruh terhadap Pendapatan Indosat?

(31)

6. Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPendapatan Indosat?

1.2.3. Perumusan Masalah XL Axiata

1. Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap Pendapatan XL?

2. Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Pendapatan XL?

3. Apakah Promosi berpengaruh terhadap Pendapatan XL?

4. Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever Station Berpengaruh terhadap Pendapatan XL?

5. Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPendapatan XL?

1.2.4. Perumusan Masalah(Gabungan Telkomsel, Indosat dan XL)

1. Apakah Jumlah Tenaga Kerja/Jumlah Karyawan berpengaruh terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

2. Apakah Jumlah Pelangganberpengaruh terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

3. Apakah Promosi berpengaruh terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

4. Apakah Jumlah Jaringan/Base Transciever Station Berpengaruh terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat,xl)?

5. Apakah faktor Harga (tarif) berpengaruh terhadapPersaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat,xl)?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Tujuan Penelitian Telkomsel

(32)

1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah tenaga kerja/ jumlah karyawanterhadap Pendapatan Telkomsel?

2. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Pendapatan Telkomsel?

3. Untuk menganalisis pengaruh promositerhadap Pendapatan Telkomsel?

4. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station terhadapPendapatan Telkomsel?

5. Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadapPendapatan Telkomsel?

1.3.2. Tujuan Penelitian Indosat

1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah tenaga kerja/ jumlah karyawanterhadap Pendapatan Indosat?

2. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Pendapatan Indosat?

3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap Pendapatan Indosat?

4. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station terhadapPendapatan Indosat?

5. Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadap Pendapatan Indosat?

1.3.3. Tujuan Penelitian XL Axiata

1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah tenaga kerja/ jumlah karyawanterhadap Pendapatan XL?

2. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Pendapatan XL?

3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap Pendapatan XL?

(33)

4. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station terhadap Pendapatan XL

5. Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadap Pendapatan XL?

1.3.4. Tujuan Penelitian (Gabungan Telkomsel, Indosat, XL)

1. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah tenaga kerja/ jumlah karyawan terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

2. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pelanggan terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

4. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Jaringan/Base Transciever Station terhadapPersaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

5. Untuk menganalisis besar pengaruh tariff terhadap Persaingan Telekomunikasi (pendapatan gabungan telkomsel, indosat, xl)?

1.4 Manfaat Penelitian

penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Sebagai sumber informasi bagi perusahaan,faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi dari persaingan dunia telekomunikasi di Indonesia

2. Sebagai sumber informasi dan masukkan bagi perusahaan telekomunikasi selular di Indonesia Khususnya PT. Indosat ,Tbk, PT. Telkomsel, PT. XL Axiatadan pemerintah menentukan langkah-langkah apa saja yang diambil dalam menetapkan tarif

(34)

3. Sebagai sumber informasi bagi perusahaan telekomunikasi dalam meningkatkan pendapatan

4. Sebagai sumber informasi dan masukkan bagi pemerintah dalam menentukan langkah – langkah yang harus diambil agar persaingan dunia telekomunikasi di Indonesia menjadi adil dan menguntungkan bagi perusahaan dan konsumen

5. Sebagai bahan studi kepustakaan dan referensi dalam membuat penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan.

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Persaingan

Mudrajad Kuntjoro,(2005,86)Persaingan adalah keadaan ketikaOrganisasi berperang atau berlomba untuk mencapai hasil atau tujuan yang akan diperoleh.

Seperti konsumen , pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang dibutuhkan. Sitepu, (2005)Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa maupun nonjasa, dalam melakukan kegiatan bisnis memerlukan strategi yang mampu menempatkan perusahaan pada posisi yang terbaik, mampu bersaing serta terus berkembang dengan mengoptimalkan semua potensi sumber daya yang dimiliki.sedangkan Porter (1993)menyatakan, bahwa“persaingan adalah inti darikeberhasilan”. Agar dapat memenangkan setiappersaingan.Keunggulan bersaing adalah suatu posisi dimana sebuah perusahaan menguasai sebuah ajang persaingan bisnis (Porter, 1998).

Shepperd (1997).persaingan merupakan suatu proses dinamik yang dilakukan antar perusahaan atau penjual untuk tujuan memenangkan persaingan dan ekspansi. Praktek strategi yang diaplikasikan, yaitu menurunkan harga (cut prices), mengiklankan barang/jasa (advertise), investasi untuk R&D, dan strategi lainnya.Pada teori klasik, aplikasi persaingan dikenali melalui terbentuknya harga pasar keseimbangan (statik) yang dicapai akibat semua perusahaan atau penjual memiliki perilaku bersaing untuk menetapkan harga jual merujuk pada harga pasar keseimbangan.keseimbangan menjadi acuan suatu perusahaan dalam

(36)

menetapkan harga jual. Rujukan harga keseimbangan sekaligus menjadi rujukan keputusan produksi yang mencapai laba maksimum.

Untuk mengetahui tren industri telekomunikasi yang ada, kita harus mengetahui terlebih dahulu struktur lingkungan industrinya.Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasi perusahaan.Perkembangan suatu industri tidak terlepas dari persaingan para pelaku didalamnya.Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan.keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu: 1. Jasa Pengganti macam-macam jasa subsitusi, perbedaan harga relatif antara jasa subsitusi dengan jasa telekomunikasi itu sendiri. 2. Daya tawar pelanggan dan kondisi pasar Banyaknya pelanggan, pembagian pasar. 3. Daya tawar pemasok Asal pemasok, konsentrasi pemasok. 4. Kondisi persaingan antar perusahaan dan 5. Ancaman pendatang baru.

2.1.1 Pengertian Pasar Dan Struktur Pasar

Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.

Struktur pasar adalah karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompetisi dan harga di dalam pasar.

(37)

2.1.2 Bentuk – Bentuk Struktur Pasar 1. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran di mana jumlah pembeli dan penjual sedemikian rupa banyaknya/ tidak terbatas. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain adalah bursa efek atau pasar modal atau pasar uang.Ada pun pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri :

1. Jumlah penjual dan pembeli banyak

2. Barang yang di jual sama/homogeny

3. Harga di tentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran

4. Posisi tawar konsumen kuat

5. Sensitif pada perubahan harga

6. Sulit mendapatkan keuntungan lebih / diatas rata-rata.

Kelebihan :

Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi :efisiensi produktif dan efisiensi alokatif

Kebebasan bertindak dan memilih Kekurangan :

Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi

Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social

Membatasi pilihan konsumen

Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi

Distribusi pendapatan tidak selalu rata 2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna

(38)

Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak terorganisasi secara sempurna, atau bentuk pasar di mana salah satu ciri dari pasar persaingan sempurna tidak terpenuhi.Pasar persaingan tidak sempurna terdiri atas pasar monopoli, oligopoli, dan pasar persaingan monopolistik.

a. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran di mana hanya ada satu penjual/produsen yang berhadapan dengan banyak pembeli atau konsumen. Contoh pasar monopoli antara lain perusahaan negara dan perusahaan minyak bumi serta gas alam. Adapun pasar monopoli memiliki ciri-ciri:

a. hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran

b. tidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip

c. produsen memiliki kekuatan menentukan harga

d. tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada hambatan berupa keunggulan perusahaan

Sebab-sebab terjadi nya pasar monopoli:

a. penguasaan bahan mentah,

b. penguasaan teknik produksi tertentu,

c. pemberian hak istimewa dari pemerintah (misalnya hak paten),

d. adanya lisensi (pemberian izin kepada perusahaan tertentu yang ditunjuk),

e. adanya monopoli yang diperoleh secara alamiah,

f. memiliki modal yang besar (karena penggabungan perusahaan),

g. memiliki prestasi dan keahlian yang tidak dimiliki orang lain, Kebaikan pasar monopoli:

(39)

Industri-industri yang berkembang banyak yang bersifat monopoli.

Mendorong untuk adanya inovasi baru agar tetap terjaga monopolinya.

Tidak akan mungkin timbul perusahaan-perusahaan yang kecil sehingga perusahaan monopoli akan semakin besar.

Kelemahan pasar monopoli:

Tidak efisiensinya biaya produksi, karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan secara penuh penghematan ongkos produksi atau sering disebut timbulnya pemborosan.

Konsumen merasa berat karena harus membeli barang dengan harga sangat tinggi oleh perusahaan monopoli.

Timbul ketidakadilan karena keuntungan banyak dinikmati oleh produsen.

Untuk mencegah timbulnya dampak negatif adanya monopoli, maka pemerintah harus ikut campur tangan, misalnya dalam hal penetapan harga maksimum dan penetapan Undang- Undang Antimonopoli atau UU yang mengatur ekspor impor.

b. Pasar Oligopoli

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk interaksi permintaan dan penawaran, di mana terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai seluruh permintaan pasar. Contoh pasar oligopoly antara lain pasar bagi perusahaan industri motor, industri baja, industri rokok, dan industri sabun mandi. Adapun Pasar Oligopoli memiliki cirri-ciri:

a. Terdapat beberapa penjual/produsen yang menguasai pasar.

b. Barang yang diperjual-belikan dapat homogen dan dapat pula berbeda corak

(40)

c. Terdapat hambatan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untukmasuk ke dalam pasar

Kebaikan pasar oligopoli antara lain sebagai berikut.

Industri-industri oligopoly bisa mengadakan inovasi dan penerapan teknologi baru yang paling pesat,

Terdorong untuk berlomba penemuan proses produksi baru dan penurunan ongkos produksi,

Lebih mampu menyediakan dana untuk pengembangan dan penelitian.

Kelemahannya antara lain sebagai berikut.

Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati produsen.

Tidak efisiensi produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada biaya rata-rata yang minimum.

Kemungkinan adanya eksploitasi konsumen maupun buruh.

Terdapat kenaikan harga (inflasi) yang merugikan masyarakat secara makro.

c. Pasar Monopolistik

Pasar monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan penawaran di mana terdapat sejumlah besar penjual yang menawarkan barang yang sama. Pasar monopolistik merupakan pasar yang memiliki sifat monopoli pada spesifikasi barangnya.Sedangkan unsur persaingan pada banyak penjual yang menjual produk yang sejenis.Contoh pasar monopolistic adalah rumah makan, tukang cukur, dan perusahaan angkutan.

Ciri –ciri dari pasar monopolistik:

(41)

a. Terdapat banyak penjual/produsen yang berkecimpung di pasar.

b. Barang yang diperjual-belikan merupakan differentiated product.

c. Para penjual memiliki kekuatan monopoli atas barang produknya sendiri.

d. Untuk memenangkan persaingan setiap penjual aktif melakukan promosi/iklan.

e. Keluar masuk pasar barang/produk relatif lebih mudah.

Kebaikan pasar monopolistik antara lain sebagai berikut.

Konsumen memiliki banyak pilihan barang.

Produsen dapat menentukan harga sendiri-sendiri dalam satu pasar karena tidak ada persaingan.

Masing-masing monopolistik mempunyai keuntungan sendiri-sendiri karena memiliki pasar (konsumen) sendirisendiri.

Sementara itu, kelemahannya antara lain sebagai berikut.

Tidak efisiennya produksi karena produsen tidak berproduksi dengan biaya rata-rata (AC) yang minimum.

Terlalu banyak perusahaan kecil.

Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut

2.2. Pengertian Persaingan Oligopoli

Industri tekomunikasi termasuk dalam pasar persaingan oligopoli dikarenakan,Pada dasarnya iklim persaingan yang dihadapi oleh operator telepon seluler di Indonesia kini sudah mendekati pada situasi yang bersifat oligopoly.

Ada tiga karakteristik kunci yang melekat pada situasi pasar oligopoly, yaitu: (1)

(42)

pergerakan industri didominasi oleh kiprah beberapa operator dengan skala besar;

(2) masing-masing operator menjual atau menawarkan produk yang identik atau memiliki pembedaan yang relatif terbatas; dan (3) industri memiliki barrier to entry yang signifikan besarannya sehingga tidak mudah bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri yang dimaksud. Dari perspektif operator telepon seluler, penerapan strategi pemasaran pada situasi pasar yang bersifat oligopoli tentu memerlukan upaya ekstra terutama dalam memaknai elastisitas harga

Istilah Oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos Polein yang berarti: yang menjual sedikit atau beberapa penjual. Beberapa penjual dalam konteks ini, maksudnya di mana penawaran satu jenis barang di kuasai oleh beberapa perusahaan, beberapa dapat berarti paling sedikit 2 dan paling banyak 10, atau 15 perusahaan. Teori oligopoli memiliki sejarah yang cukup panjang.Istilah oligopoly pertama kali digunakan oleh Sir Thomas Moore dalam karyanya pada tahun1916, yaitu “Utopia” 11.Dalam karya tersebut dikatakan bahwa harga tidak harus berada pada tingkat kompetisi ketika perusahaan di pasar lebih dari satu.Sedangkan Teori Oligopoli pertama kali diformalkan oleh Augustin Cournot pada tahun 1838 melalui karyanya “Researches sur les priciples mathematiques de la theorie des richesses”. Lima puluh tahun kemudian, teori tersebut dibantah oleh Bertrand .

terhadap besaran permintaan pulsa oleh pelanggan

Meskipun menuai banyak kritik, namun hingga kini teori Cournot tetap dianggap sebagai benchmark bagi teori-teori oligopoli lainnya.Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area.Pasar Oligopoli adalah suatu pasar dimana

(43)

terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan.Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli Pasar Oligopoli merupakan salah satu jenis dari pasar persaingan tidak sempurna.Dimana pasar Oligopoli merupakan pasar yang hanya terdapat beberapa perusahaan atau penjual yang memproduksi barang sejenis.

2.2.1 Faktor-faktor Penyebab terbentuknya Pasar Oligopoli 1. Efisiensi Skala Besar

Efisiensi skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya produksi). Profit hanya bisa tercipta, apabila perusahaan mampu mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara optimal.Efisiensi ekonomi menyangkut pada biaya produksi.Bagaimana mengatur biaya pada komposisi yang tepat sehingga harga yang dipasarkan merupakan harga yang bisa diterima pasar dan produsen.Kompleksitas manajemen (tingkat kerumitan).Tingkat kerumitan dalam manajemen pengelolaan di suatu perusahaan. Dalam dunia nyata, perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas, pupuk, dan peralatan mesin, umumnya berstruktur oligopoly Tekhnologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output diproduksi dalam skala sangat besar.

Keadaan diatas merupakan hambatan untuk masuk (barriers to entry) bagi perusahaan pesaing.Tidak mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen.

2. Kompleksitas Manajemen

(44)

Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna, monopoli,dan pasar monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan pesaing.Karena dalam industri oligopoly, kemampuan keuangan yang besar saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri.Perusahaan juga harus mempunyai kemampuan manajemen yang sangat baik, agar mampu bertahan dalam struktur industry yang persaingannya lebih kompleks.Tidak banyak perusahaan yang memilki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.

2.2.2 Ciri – Ciri Pasar Oligopoly

1. Pasar oligopoly hanya terdiri atas sekelompok kecil perusahaan.

Dalam pasar oligopoly terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai penjualan dan di samping itu pula terdapat beberapa perusahaan kecil. Para perusahaan raksasa tersebut saling memengaruhi satu sama lain. Sifat ini menyebabkan setiap perusaan harus mengambil keputusan dengan hati-hati dalam mengubah harga, bentuk barang, corak produksi dan sebagainya.Sifat saling memengaruhi (mutual interpendence) ini merupakan sifat khusus dari pasar oligopoli.

2. Barang yang diproduksi adalah barang yang standar atau barang yang berbeda corak atau bisa bersifat homogen, dan bisa juga berbeda, namun memenuhi standar tertentu.

Barang yang diproduksi pada pasar ini ada kalanya merupakan barang yang standar misalnya pada industri penghasil barang mentah (baja

(45)

dan aluminium) dan industri bahan baku (semen dan bahan bangunan).

Selain itu pada pasar oligopoly juga memproduksi barang yang berbeda corak.Barang yang diproduksi adalah barang akhir seperti industri mobil, industri rokok, industri pesawat terbang, dan lain-lain.

3. TerdapatbanyakpembelidipasarSeperti pasar persaingan sempurna, jumlah pembeli di pasar oligopoli sangat banyak.

4. Hanya ada beberapa perusahaan(penjual) yang menguasai pasar.

Umumnya adalah penjual-penjual (perusahaan) besar yang memiliki modal besar saja (konglomerasi). Karena ada ketergantungan dalam perusahaan tersebut untuk saling menunjang. Contoh: bakrie group memiliki pertambangan, property, dan perusahaan telefon seluler (esia) 5. Adanyahambatanbagipesaingbaru.

Perusahaan yang telah lama dan memiliki pangsa pasar besar akan memainkan peranan untuk menghambat perusahaan yang baru masuk ke dalam pasar oligopoly tersebut.

6. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan (produsen).

7. Advertensi (periklanan) sangat penting dan intensif.

Untuk menciptakan brand image, menarik market share dan mencegah pesaing baru. Dalam pasar ini peran iklan sangat membantu peusahaan dagang karena iklan dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat atau calon pembeli, oleh karena itu iklan terbukti ampuh dalam menarik perhatian calon pembeli yang ingin memilih barang-barang , dengan mudah perusahaan membuat iklan tentang produknya dengan

(46)

keunggulan -keunggulan produknya dibanding produk perusahaan lain atau perusahaan pesaing.

8. Sulit Dimasuki Perusahaan Baru.

Dalam pasar oligopoli ini mengapa dikatakan sulit dimasuki oleh perusahaan baru, karena image dari perusahaan yang sudah lama terbangun lebih kuat dengan pembeli di banding perusahaan yang baru muncul yang menawarkan barang yang sama namun pembeli atau konsumen tidak tau kualitas dari barang-barang yang dijual perusahaan baru tersebut.

9. Harga Jual Tidak Mudah Berubah

Dalam pasar oligopoli ini harga yang keluar tidak cepat naik atau turun, bisa dikatakan harga selalu stabil dan tidak mudah berubah, mungkin saja karena penjualan yang stabil terhadap suatu produk yang diluncurkan oleh suatu perusahaan sudah cukup menghasilkan keuntungan, namun apa bila tiba-tiba harga naik otomatis pembeli akan berfikir kembali untuk membeli produk ini dan bisa jadi pembeli beralih pada produk perusahaan lainya yang menjual varian yang sama namu harga lebih murah dengan kualitas yang hampir sama.

2.2.3. Macam – Macam Pasar Oligopoli

1. Oligopoli murni adalah menjual barang yang homogen.

Biasanya banyak dijumpai dalam industri yang menghasilkan bahan mentah atau merupakan praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan merupakan barang yang bersifat identik

2. Oligopoli Diferensial adalah menjual barang berbeda corak.

(47)

Barang seperti itu umumnya adalah barang akhir atau merupakan suatu bentuk praktek oligopoli dimana barang yang diperdagangkan dapat dibedakan.

2.3 Industri Telekomunikasi

Industri adalah bagian dari proses produksi, dimana bagian dari prosesitu tidak mengambil bahan-bahan langsung dari alam yang kemudian mengolahnyahingga menjadi barang yang bernilai bagi masyarakat (Bintarto, 1987). Industri adalah usaha untuk memprroduksi barang jadi dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi-tinginya (I Made Sandi, 1985:148).

2.3.1 Faktor Penunjang Pertumbuhan Industri

Setiap usaha mempunyai dan selalu berusaha untuk memadukan 4 faktor produksi yang mendasar yang terdiri dari : ( Soebroto, 1979). Adapun keempat faktor tersebut adalahQ = f(C,L,R,T). C = Capital, L = Labour, R = Resources / Sumber Daya Alam, T = Technology, Q= Jumlah output/ hasil produksi

1. Alam. Meliputi sumber material yang disediakan oleh alam seperti : bahan mentah, tempat untuk mendirikan bangunan dan sebagainya

2. Modal, merupakan barang atau uang yang digunakan untuk mencapai tujuan produksi

3. Tenaga kerja, meliputi sumber tenaga (energi) untuk industry dan tenaga kerja untuk proses produksi

(48)

4. Ketrampilan, yaitu kemampuan pengusaha dalam mengelola tata laksana usaha yang terdiri dari kepribaadian, pengaturan waktu, pengetahuan, ketrampilan teknik dan sebagainya.

Menurut Samuelson (2002) fungsi produksi adalah kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap perangkat input (faktor produksi). Fungsi ini tetap untuk tiap tingkatan teknologi yang digunakan.

Fungsi produksi ditetapkan oleh teknologi yang tersedia, yaitu hubungan masukan/ keluaran untuk setiap sistem produksi adalah fungsi dari karakteristik teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan dan sebagainya yang dipergunakan perusahaanDalam proses produksi sederhana terlihatfaktor produksi memberikan sumbangan terhadap perkembangan output. Oleh karena itu peningkatan output dapat diperoleh melalui perluasan tenaga kerja dan akumulasi modal. Apabila dilihat dari pendekatan neo klasik, sumber pertumbuhan dapat diestimasi melalui formulasi solowQ= f(K,L). Q adalah Output produksi, K adalah modal dan L adalah labor (tenaga kerja).

Di negara-negara yang sudah maju, kemajuan tenaga kerja diukur dengan tingginya produktivitas tenaga kerja, semua diarahkan untuk meningkatkan produktivitas. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang paling terbatas jumlahnya, dalam keadaan ini mesin-mesin penghemat tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas output yang dihasilkan (Mubyarto, 2002). Suryana (2000), mengatakan bahwa penduduk dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan, dan tenaga usahawan yang diperlukan untuk memimpin dan menciptakan kegiatan pembangunan ekonomi. Dengan demikian penduduk bukan merupakan salah satu faktor produksi saja, tetapi juga yang

(49)

paling penting merupakan sumber daya yang menciptakan dan mengembangkan teknologi serta yang mengorganisir penggunaan berbagai faktor produksi

2.3.2 Ongkos Produksi

Sadono Sukirno (1994) Ongkos Produksi adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor – faktor produksi dan bahan mentah yang akan yang akan digunakan untuk menciptakan barang – barang yang diproduksi perusahaan tersebut.Biaya tipe ini dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1.

Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Biaya Produksi

2.

Yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel, dll.

Penjelasan mengenai arti dari promosi diantaranya adalah sebagai berikut :Buchari Alma (2002) mengungkapkan “promosi adalah sejenis komunikasi yangmemberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.William Schoell dalam Buchari Alma (2002) menyatakan “promosi ialah usahayang dilakukan oleh marketer, berkomunikasi dengan calon audiens”.

Biaya Pemasaran / Promosi

3. Biaya Administrasi dan Umum

(50)

Yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia, Dan lain-lain

Dengan melihat teori produksi diatas maka Persaingan industri telekomunikasi seluler merupakan faktor produksi yang memberikan output (pendapatan). Apabila Q (pendapatan) maka yang mempengaruhinya dari indusri telekomunikasi seluller adalah capital yang dapat diterjemahkan sebagai sumber daya industri telekomunikasi seluller dalam proses produksi. Dalam hal ini adalah expenditure (Biaya Promosi), Infrastruktur (Base Transciving Station/ Jaringan), Pelanggan (Customer), Labor (Tenaga Kerja), Harga (Tarif)

2.4 Harga/Tarif 2.4.1 Pengertian Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan pelanggan yang mengambil manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli (Umar 1999).

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai informasi kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi.Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar.Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Pelanggan Telkomsel, Indosat dan XL Tahun 2003 - 2006
Tabel 1.2. Perbandingan Tarif Telkomsel, Indosat dan XL Tahun 2013 - 2015
Tabel 1.3.Perbandingan Jumlah pelanggan terhadap jumlah penduduk Indonesia  dan jumlah jaringan yang tersediaTahun 2011-2015
Gambar 1.1. Perbandingan Jumlah Pelanggan dan jaringan 3 Operator di  Indonesia Tahun 2011-2015 050000100000150000200000250000300000 Chart Title 20112012201320142015
+7

Referensi

Dokumen terkait