BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki20
Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis dan eksperimental. Mereka menyebut metode yang “melulu”
sebagai penelitian survai ( Isaac dan Michel, 1981: 46) atau penelitian observasional (Wood, 1977: 29)21
20 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 1983 hal.54
21 Drs. Jalaludin Rahmat,M.Sc, metodologi penelitian komunikasi dilengkapi contoh analisis statistic.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, hal.24-25
38
Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggali informasi melalui wawancara mendalam ( indepth interview ) terhadap tim kreatif program STAND UP COMEDY INDONESIA yang kemudian hasil wawancara akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan data.
Lofland mengemukakan bahwa penelitian kualitatif ditandai dengan jenis- jenis pertanyaan yang diajukan, yakni: apakah yang berlangsung disini?
Bagaimanakah bentuk bentuk fenomena ini? Variasi apa yang kita temukan dalam fenomena ini? Lalu menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut dengan terperinci .22
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi ( komunitas ), suatu program, atau situasi social.
Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang di teliti. Mereka sering menggunakan berbagai metode contohnya:
wawancara ( riwayat hidup ), pengamatan, penelaah dokumen, ( hasil ) survey, dan data apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terperinci.
22 Dr. Deddy Mulyana, M.a, metodologi penelitian kualitatif paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu social lainnya, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal 149
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara, wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua yakni wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka.23
Diantara kedua jenis wawancara ini, wawancara tak terstruktur atau wawancara mendalam adalah metode yang selaras dengan perspektif interaksionisme simbolik, karena hal tersebut memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri dengan fenomena yang diteliti, tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan24
23 Burhan Bungin (Ed.), Metodologi Oenelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta, PT RajaGrafindo persada, 2007.
24 Dr. Deddy Mulyana, M.a, metodologi penelitian kualitatif paradigm baru ilmu komunikasi dan ilmu social lainnya, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006, hal 183
3.3 Definisi Konsep
Untuk pelaksanaan penelitian ini sebagian konsep dari istilah perlu diperjelas definisi konsepnya, antara lain yaitu:
1. Analisis kreatif
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya ( sebab musabab, duduk perkara dsb). Kreatif adalah mencari ide, membuat inovasi pada ide yang biasa-biasa saja sehingga bisa memunculkan trobosan yang berbeda dari mindset orang-orang kebanyakan.
Istilah inofatif di bidang pembuatan program televisi dapat diartikan sebagai sesuatu yang breakthrough, nakal, nyeleneh, terobosan,, mengaggetkan, dan menyegarkan.25
1. Program humor
Program humor non drama stage comedy ( stand up comedy ) adalah format yang menggunakan sebuah set atau panggung besar yang menjadi lokasi utama, seni komedi atau melawak yang disampaikan secara monolog kepada penonton. Dilakukan secara live dan komedian akan melakukan one man show.
25 Sony Set, Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, yogyakarta, C.V Andi Offset, 2008.
2. Program Stand Up Comedy
Program “Stand-up comedy Indonesia” adalah program yang menampilkan sebuah kompetisi talent search atau pencarian bakat melucu yang di kemas secara unik dan spesial untuk pemirsa yang mempunyai bakat berkomedi. Peserta akan ditantang untuk stand up lucu . Stand-up comedy Indonesia adalah program pencarian bakat stand-up comedy pertama di Indonesia.
Program stand up comedy season 3 Kompas TV terdapat beberapa indikator yaitu presenter, comic, komentator, dan materi lawakan.
1. Presenter : seseorang yang berperan untuk menghidupkan suasana pada Program Stand up comedy yang terdiri dari bahasa yang digunakan, wawasan, dan penampilan.
2. Comic : kontestan Stand up comedy , membawakan materi dan persona mereka (kekhasan) yang terdiri dari wawasan dalam mengembangkan materi yang dibawakan, bahasa yang digunakan, dan penampilan.
3. Komentator : seorang komentator adalah memberikan masukan atau kritikan terhadap kontestan comic yang terdiri dari wawasan untuk pengkoreksi kontestan comic, bahasa yang digunakan, dan cara untuk mengembangkan potensi kontestan.
4. Materi lawakan : Bahan humor yang disajikan oleh aktor pada masing- masing tayangan yang terdiri dari materi humor yang mudah dicerna
oleh penonton, materi yang dapat menghibur, Materi hiburan dan humor yang hangat sesuai dengan perkembangan kondisi dalam masyarakat.
3.4 Key Informan
Posisi narasumber sangat penting, bukan sekedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi ( orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data ) atau di sebut jga subjek yang diteliti
Karena ia bukan saja sebagai sumber data yang diteliti, melainkan juga actor atau pelaku yang ikut menentukan keberhasilan, berhasil atau tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Wawancara dilakukan dengan format tidak terstuktur , wawancara seperti ini digunakan untuk menentukan informasi yang bukan baku atau informasi tunggal. Wawancara jenis ini lebih bebas iramanya dalam hal waktu bertanya dan cara memberikan respon. Responden biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang khas.
Penentuan narasumber dalam sub bab ini adalah penentuan narasumber untuk wawancara mendalam dalam upaya penentuan data primer. Karena berdasarkan penelitian tertentu dianggap mewakili tingkat signifikasinya. Narasumbernya adalah sebagai berikut:
1. Dossy Candylia Irani ( Produser ) 2. Rai Firdaus (Comic)
3. Witta Sylvia (Kreatif
3.5 Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini mengacu pada analisis kreatif program stand up comedy Indonesia di KOMPASTV adapun fokus penelitian analisi kreatif program terdiri dari
Pola acara
Bahan kreatif
Setting acara
Tema Comic
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis pada analisis kreatif program Stand up comedy indonedia antara lain :
3.6.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset,dari hasil pengisian kuisoner, wawancara, observasi. Dalam analisis isi, data primer adalah isi komunikasi yang diteliti. Karena itu sumber datanya berupa dokumentasi. Data primer ini termasuk data mentah ( row data ) yang harus diproses lagi sehingga menjadi informasi yang bermakna.26
26 Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.SI,Teknik praktis iset komunikasi, Jakarta: kencana, 2010. Hal 41-42
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian peran tim kreatif dalam program stand up comedy Indonesia yang dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada narasumber ( key information ) dan dokumen- dokumen pemberitaan, berupa naskah dan rundown
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekuder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti table, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informasi bagi pihak lain. Karena data sekunder ini bersifat melengkapi data primer, ita dituntut hati-hati atau menyeleksi data sekunder jangan sampai data tersebut tidak sesuai dengan tujuan riset kita atau mungkin telalu banyak (overloaded).
Selain melengkapi, biasanya data sekunder ini sangat membantu periset bila data primer terbatas atau sulit diperoleh.27
Beberapa data sekunder yang di dapat peneliti pada penelitian tentang analisis kreatif stand up comedy Indonesia di KOMPASTV diperoleh dari dokumen dan arsip bagian kreatif dan produksi stand up comedy Indonesia.
Buku-buku yang relevan dengan penelitian, artikel-artikel di internet dan karya ilmiah yang diperoleh dari perpustakaan
27Rachmat Kriyantono, ibid.hal 42
3.7 Keabsahan Data Penelitian
Teknik analisa data sebagai salah satu bagian penelitian dan merupakan salah satu unsure sangat penting. Sumber data utama kualitatif ialah kata-kata dan tindakan.
Teknik yang biasa digunakan dengan teknik triangulasi data, yang merupakan pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. 28
Diluar data ini untuk pengecekan atau sebagai pembandingan terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Dengan jalan (a) membandingkan data hasil pengamatan dan data hasil wawancara, (b) membandingkan dnegan apa yang dikatakan orang didepan umum dnegan apa yang dikatakan secara pribadi, (c) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dnegan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (d) membandingkan keadaan dan perspektif sesorang dengan berbagai pendapat dan pandangan, (e) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkualitas.
28Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.SI,Teknik praktis iset komunikasi, Jakarta: kencana, 2010. Hal 196