• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

85

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini akan membahas tentang “Strategi Produksi Program Reality Show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV” dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif. Dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2006, p.

56), riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa

menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya.

Di sini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.

Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti tentang strategi produksi yang digunakan oleh program reality show Bagi-Bagi Berkah, untuk itu peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif guna mendapatkan data yang mendalam sehingga dapat ditarik kesimpulan yang jelas.

Ketika penulis telah mendapatkan hasil wawancara mendalam dengan para narasumber, maka penulis akan menguraikannya secara deskriptif.

Dan metode penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk menguraikan fenomena yang terjadi dan dialami oleh penulis secara deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas tentang strategi produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV.

(2)

3.2 Jenis Penelitian

Dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2006, p. 68) menjelaskan bahwa ada beberapa jenis penelitian yaitu jenis eksploratif, deskriptif, eksplanatif, dan evaluatif. Pada penelitian ini, Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Periset sudah mempunyai konsep dan kerangka konseptual.

Melalui kerangka konseptual (landasan teori), periset melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini untuk menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel.

3.3 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah program reality show Bagi-Bagi Berkah yang tayang setiap hari Rabu, Kamis dan Jumat pukul 08.30 WIB di Trans TV.

Lokasi penelitian ini adalah Kantor Trans TV di Jalan Kapten Tendean no 12-14 A, Jakarta. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui tentang strategi produksi yang dilakukan program reality show Bagi-Bagi Berkah.

3.4 Karakteristik Informan

Di dalam buku Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Sugiyono, 2012, p. 219), penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya adalah, peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan; selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh

(3)

dari sampel sebelumnya itu, peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap.

Spradley dalam buku Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Sugiyono, 2012, p. 221), mengemukakan bahwa situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya, selanjutnya dinyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga diketahuinya.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Dan pada penelitian untuk mengetahui strategi produksi program reality show Bagi-Bagi Berkah di Trans TV, penulis akan mewawancarai narasumber sebagai berikut:

1. Associate Producers: Idil Fitri 2. Creative: Lenny Magray

3. Production Assistant: Haekal Alif

(4)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Di dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2006, p. 86), teknik pengumpulan data merupakan kelengkapan atau pengembangan metode riset yang dipilih agar data bisa dikumpulkan.

Dalam buku Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Sugiyono, 2012, p. 221), bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Ada empat macam teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan observasi.

Ada beberapa jenis wawancara yang biasa ditemukan dalam kegiatan riset, seperti yang dikemukakan di dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2006, p. 100), yaitu wawancara pendahuluan, wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan wawancara mendalam.

Wawancara mendalam atau in-depth interview adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara insentif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). Pada wawancara mendalam ini, pewawancara

(5)

relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol. Wawancara mendalam dapat diakhiri bila periset merasa bahwa data yang dia inginkan sudah dianggap mencukupi untuk menjawab tujuan riset. (Kriyantono, 2006, p. 102)

Selain melakukan wawancara kepada informan, penulis juga melakukan observasi partisipatif di lokasi pengumpulan data. Seperti yang dijelaskan pada buku Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Sugiyono, 2012, p. 227), metode observasi partisipatif membutuhkan keterlibatan secara langsung dengan kegiatan orang-orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipatif ini, maka dapat diperoleh data yang lebih lengkap, tajam, dan dapat diketahui pula tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data mencakup dua hal seperti yang dikemukakan di dalam buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2006, p. 86).

1. Analisis data. Merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh periset melalui perangkat metodologi tertentu.

2. Interpretasi data. Merupakan tahap interpretasi terhadap hasil analisis data.

Pada bagian ini periset mendiskusikan hasil analisis data, melalui interpretasi terhadap hasil analisis data, dengan menggunakan kerangka pemikiran atau kerangka teori yang semula telah ditetapkan.

(6)

3.6.1 Pengkodean

Di dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (Ghony & Almanshur, 2012, p. 231), pemberian kode pada penelitian kualitatif, di mana kode disebut juga etiket atau label untuk menandai unit-unit makna pada setiap informasi deskriptif atau inferensial yang disepakati dan disetujui selama berlangsungnya kajian tersebut.

Menurut Plath di dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (Ghony & Almanshur, 2012, p. 232), pemberian kode pada penelitian kualitatif merupakan tugas penelitian yang sangat berat, mulai dari tumpukan-tumpukan data mentah menjadi tumpukan data yang dapat dikelola.

Strauss mengemukakan tiga kategori yang perlu dipahami dengan cara yang berbeda-beda di dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (Ghony & Almanshur, 2012, p. 231).

3.7.1.2 Pemberian Kode Terbuka (Open Coding)

Pemberian kode terbuka dilakukan selama berlangsungnya penelitian tahap-tahap awal dalam kegiatan pengumpulan data.

Peneliti menempatkan tema dan memberi kode atau label awal dalam suatu usaha pertama dalam memampatkan kumpulan- kumpulan data ke dalam kategori-kategori. Peneliti secara pelan membaca data catatan lapangan, sumber historis, atau data lainnya, mencari istilah kritis, peristiwa-peristiwa penting, tema-tema, kemudian dicatat secara cermat. Selanjutnya, peneliti menulis suatu konsep awal atau memberi label pada sebuah kartu catatan atau pada hasil rekaman dari komputer, menerangkan dengan tinta

(7)

berwarna cerah dengan cara serupa. Peneliti kualitatif terbuka untuk menciptakan tema-tema baru untuk mengubah kode-kode data awal tersebut dalam kegiatan analisis berikutnya.

3.7.1.3 Pemberian Kode Aksial (Axial Coding)

Di dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (Ghony &

Almanshur, 2012, p. 235), pemberian kode aksial merupakan jalan atau cara kedua pada data penelitian kualitatif. Selama pemberian kode terbuka pada data, peneliti memusatkan perhatiannya pada data aktual dan memberi label kode untuk tema.

Pada cara yang kedua ini, peneliti memfokuskan diri pada tema yang diberi kode lebih awal daripada yang ada pada data.

Kode tambahan atau ide yang baru muncul selama ini, dan peneliti mencatatnya, tetapi tugas utama peneliti untuk meninjau ulang dan membuktikan kode awal tersebut. Peneliti berpindah ke arah pengorganisasian ide atau tema, dan mengidentifikasi tentang adanya poros konsep lantaran sangat penting dalam analisis.

3.7.1.4 Pemberian Kode Selektif (Selective Coding)

Pemberian kode selektif meliputi scanning data dan kode-kode sebelumnya. Peneliti kualitatif mencari secara selektif kasus-kasus yang menggambarkan tema-tema dan membuat perbandingan serta membedakan setelah sebagian besar pengumpulan data terselesaikan kasus-kasus tersebut dimulai setelah mereka mengembangkan dengan baik konsep-konsep, dan telah mulai mengorganisasi analisis mereka seluruhnya sekitar beberapa generalisasi inti atau ide inti.

(8)

3.8 Keabsahan Data

Di dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif (Ghony &

Almanshur, 2012, p. 314), keabsahan data dari data hasil penelitian kualitatif, harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Menunjukkan atau mendemonstrasikan nilai yang benar.

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan.

3. Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan- keputusannya.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif yang dijelaskan oleh buku Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Sugiyono, 2012, p. 270) meliputi empat variabel, yaitu:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan:

a. Perpanjangan pengamatan. Dengan perpanjangan pengamatan, peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

b. Meningkatkan ketekunan. Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

c. Triangulasi. Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

(9)

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

i. Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

ii. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

iii. Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

d. Analisis kasus negatif. Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

e. Menggunakan bahan referensi yaitu pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

f. Mengadakan membercheck. Merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya

(10)

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.

2. Uji Transferability

Merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.

3. Uji Depenability

Disebut juga reliabilitas. Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut.

4. Uji Konfirmability

Disebut juga uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Uji konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan.

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi untuk mengecek keabsahan data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai tiga orang informan yaitu associate producer, tim kreatif dan production assistant. Penulis melakukan wawancara pada malam hari ketika para informan memiliki waktu luang untuk melaksanakan wawancara. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik untuk mengetahui keabsahan data yang diberikan oleh informan.

Referensi

Dokumen terkait

Lompat tinggi termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Lompat tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua

EFEKTIVITAS BIOFUNGISIDA Trichoderma koningii TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH DI PEMBIBITAN BATANG BAWAH.. TANAMAN KARET

kg/cm 2 ). 2) Perlu dilakukan uji fatigue di laboratorium terhadap bahan konstruksi alat sambung kabel penggantung ke kabel utama guna.. memprediksi umur pakai alat tersebut

16 (enam belas) minggu. Senat Akademik : adalah organ yang menjalankan fungsi pengawasan bidang akademik pada aras perguruan tinggi atau dapat pada aras fakultas.

Satpol PP telah berupaya untuk menciptakan ketertiban khususnya dalam hal penertiban operasional warung internet sesuai dengan SOP, seperti yang telah

Dalam perancangannya beberapa data akselerasi dari sensor accelerometer IMU diolah dengan regresi sehingga diperoleh persamaan regresi yang kemudian digunakan untuk

Hal ini dilakukan untuk mencari terpenuhi atau tidak terpenuhinya starndar profesi dan juga standar prosedur operasional (SOP). Kedua syarat ini mutlak harus

Efektivitas fungsi pengawas sebagai internal auditor dalam pengawasan operasional LPD yang ada di Kecamatan Pupuan adalah enam LPD (35,29%) termasuk dalam