Tim Ilmu Komputasi
Coordinator contact:
Dr. Putu Harry Gunawan
phgunawan@telkomuniversity.ac.id
Persamaan Diferensial
Parsial CNH3C3
Week 4: Separasi Variabel untuk Persamaan Panas Orde Satu1 Persamaan Panas 1D 2 Separasi Variabel 3 Contoh
4 Latihan 5 Perhatian!
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Sebuah batang besi tipis dengan panjang L dipanaskan dengan api di bagian tengah besi sedangkan ujung kiri dan kanan besi
dipertahankan dalam suhu dingin yakni 00C (lihat Gambar di bawah ini).
Sehingga nantinya dapat diamati bahwa besarnya temperatur di daerah tengah besi akan lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya. Selanjutnya, pada waktu tertentu atau waktu akhir pengamatan, api dipadamkan dan pengamatan dilanjutkan dengan mengukur penyebaran panas dari tengah ke bagian lainnya selama proses pendinginan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Sebuah batang besi tipis dengan panjang L dipanaskan dengan api di bagian tengah besi sedangkan ujung kiri dan kanan besi
dipertahankan dalam suhu dingin yakni 00C (lihat Gambar di bawah ini).
Sehingga nantinya dapat diamati bahwa besarnya temperatur di daerah tengah besi akan lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya.
Selanjutnya, pada waktu tertentu atau waktu akhir pengamatan, api dipadamkan dan pengamatan dilanjutkan dengan mengukur penyebaran panas dari tengah ke bagian lainnya selama proses pendinginan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Sebuah batang besi tipis dengan panjang L dipanaskan dengan api di bagian tengah besi sedangkan ujung kiri dan kanan besi
dipertahankan dalam suhu dingin yakni 00C (lihat Gambar di bawah ini).
Sehingga nantinya dapat diamati bahwa besarnya temperatur di daerah tengah besi akan lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya. Selanjutnya, pada waktu tertentu atau waktu akhir pengamatan, api dipadamkan dan pengamatan dilanjutkan dengan mengukur penyebaran panas dari tengah ke bagian lainnya selama proses pendinginan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam
(internal source), f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3)
dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam (internal source), f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur,
Q(x) sumber dalam (internal source), f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam
(internal source),
f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam
(internal source), f (x) distribusi awal panas,
g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam
(internal source), f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary),
µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam
(internal source), f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi,
x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan panas
Asumsikan sebuah batang besi memiliki panjang L = 1 m, maka formulasi matematika dari penyebaran panas dalam sebuah domain Ω = [0 : 1] adalah sebagai berikut
∂u(x, t)
∂t = µ∂2u(x, t)
∂x2 +Q(x), t > 0, x ∈ (0, 1) (1.1)
u(0, x) = f (x, ) x ∈ [0, 1] (1.2)
u(x, t) = g(x), t ≥ 0, x ∈ {0, 1} (1.3) dengan u(x, t) merupakan temperatur, Q(x) sumber dalam
(internal source), f (x) distribusi awal panas, g(x) fungsi batas (boundary), µ koesien difusi, x and t menyatakan ruang dan waktu berurutan.
Persamaan Panas 1D
Persamaan Panas
Untuk menyederhanakan persamaan diatas (Q(x) = 0), maka kita dapat menulis ulang persamaan (1.1-1.3) menjadi:
∂u
∂t = µ∂2u
∂x2, x ∈ (0, 1), t > 0 (1.4) u(x, 0) = f (x), x ∈ [0, 1] (1.5) u(0, t) = 0, u(1, t) = 0. t ≥ 0 (1.6)
Persamaan Panas 1D
Persamaan Panas
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi separasi adalah solusi dari persamaan (1.4-1.6) dalam bentuk u(x, t) = X (x)T (t). (2.1) Penting bahwa variabel bebas dinotasikan dengan huruf kecil sedangkan fungsi dengan huruf kapital. Tujuan pertama kita adalah mencari kemungkinan solusi separasi sebanyak mungkin.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Substitusikan persamaan
u(x, t) = X (x)T (t). (2.2) ke dalam
∂u
∂t = µ∂2u
∂x2 (2.3)
didapat
X (x)T0(t) = µX00(x)T (t),
Separasi Variabel
Separasi variabel
Substitusikan persamaan
u(x, t) = X (x)T (t). (2.2) ke dalam
∂u
∂t = µ∂2u
∂x2 (2.3)
didapat
X (x)T0(t) = µX00(x)T (t),
Separasi Variabel
Separasi variabel
Selanjutnya kita bagi dengan µX (x)T (t), didapat T0(t)
µT (t) = X00(x)
X (x). (2.4)
Dapat kita lihat bahwa persamaan di sebelah kiri semuanya bergantung pada t dan sebaliknya di sebelah kanan semua bergantung pada x. Bagaimana mungkin fungsi yang bergantung pada waktu, sama dengan fungsi yang bergantung pada spasial? Jika variabel x dan t merupakan sembarang variabel bebas, maka x tidak dapat menjadi fungsi dari t dan sebaliknya.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Selanjutnya kita bagi dengan µX (x)T (t), didapat T0(t)
µT (t) = X00(x)
X (x). (2.4)
Dapat kita lihat bahwa persamaan di sebelah kiri semuanya bergantung pada t dan sebaliknya di sebelah kanan semua bergantung pada x.
Bagaimana mungkin fungsi yang bergantung pada waktu, sama dengan fungsi yang bergantung pada spasial? Jika variabel x dan t merupakan sembarang variabel bebas, maka x tidak dapat menjadi fungsi dari t dan sebaliknya.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Selanjutnya kita bagi dengan µX (x)T (t), didapat T0(t)
µT (t) = X00(x)
X (x). (2.4)
Dapat kita lihat bahwa persamaan di sebelah kiri semuanya bergantung pada t dan sebaliknya di sebelah kanan semua bergantung pada x. Bagaimana mungkin fungsi yang bergantung pada waktu, sama dengan fungsi yang bergantung pada spasial?
Jika variabel x dan t merupakan sembarang variabel bebas, maka x tidak dapat menjadi fungsi dari t dan sebaliknya.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Selanjutnya kita bagi dengan µX (x)T (t), didapat T0(t)
µT (t) = X00(x)
X (x). (2.4)
Dapat kita lihat bahwa persamaan di sebelah kiri semuanya bergantung pada t dan sebaliknya di sebelah kanan semua bergantung pada x. Bagaimana mungkin fungsi yang bergantung pada waktu, sama dengan fungsi yang bergantung pada spasial?
Jika variabel x dan t merupakan sembarang variabel bebas, maka x tidak dapat menjadi fungsi dari t dan sebaliknya.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Maka dari itu, kita perlu mengklaim bahwa kedua sisi (2.4) haruslah sama dengan suatu konstanta yang sama, yakni
T0(t)
µT (t) = −λ = X00(x)
X (x), (2.5)
dengan λ adalah sembarang bilangan konstan yang disebut dengan konstanta separasi (the separation constant).
Tanda negatif diberikan untuk mempermudah dalam pencarian solusi, kita akan bahas selanjutnya mengapa tanda minus ini berguna.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Maka dari itu, kita perlu mengklaim bahwa kedua sisi (2.4) haruslah sama dengan suatu konstanta yang sama, yakni
T0(t)
µT (t) = −λ = X00(x)
X (x), (2.5)
dengan λ adalah sembarang bilangan konstan yang disebut dengan konstanta separasi (the separation constant). Tanda negatif diberikan untuk mempermudah dalam pencarian solusi, kita akan bahas selanjutnya mengapa tanda minus ini berguna.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Dari (2.5), kita mendapatkan dua buah persamaan diferensial biasa (PDB):
X00(x) + λX (x) = 0, (2.6) T0(t) + λµT (t) = 0. (2.7) Tugas sekarang adalah mencari solusi dari PDB di atas!
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara I
Misalkan λ = β2, dengan β > 0 sehingga
X00(x) + λX (x) = 0, (2.8) memiliki solusi,
X (x) = A cos(βx) + B sin(βx). (2.9)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara I
Misalkan λ = β2, dengan β > 0 sehingga
X00(x) + λX (x) = 0, (2.8) memiliki solusi,
X (x) = A cos(βx) + B sin(βx). (2.9)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara I
X (x) = A cos(βx) + B sin(βx). (2.10) Akan tetapi dengan melakukan substitusi kondisi batas (nilai = 0) ke rumus (2.10) didapat:
0 = X (0) = A dan 0 = X (L) = B sin(βL). Tentu saja kita tidak mengharapkan nilai A = B = 0 karena tidak akan menarik, sehingga yang diharapkan adalah sin(βL) = 0. Jadi dapat dilakukan dengan mengubah akar fungsi sinusoidal βL = kπ, untuk k = 1, 2, · · · . Sehingga didapat
λk = β2 =
kπ L
2
, dan Xk(x) = sin
kπx L
. (2.11)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara I
X (x) = A cos(βx) + B sin(βx). (2.10) Akan tetapi dengan melakukan substitusi kondisi batas (nilai = 0) ke rumus (2.10) didapat:
0 = X (0) = A dan 0 = X (L) = B sin(βL).
Tentu saja kita tidak mengharapkan nilai A = B = 0 karena tidak akan menarik, sehingga yang diharapkan adalah sin(βL) = 0. Jadi dapat dilakukan dengan mengubah akar fungsi sinusoidal βL = kπ, untuk k = 1, 2, · · · . Sehingga didapat
λk = β2 =
kπ L
2
, dan Xk(x) = sin
kπx L
. (2.11)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara I
X (x) = A cos(βx) + B sin(βx). (2.10) Akan tetapi dengan melakukan substitusi kondisi batas (nilai = 0) ke rumus (2.10) didapat:
0 = X (0) = A dan 0 = X (L) = B sin(βL).
Tentu saja kita tidak mengharapkan nilai A = B = 0 karena tidak akan menarik, sehingga yang diharapkan adalah sin(βL) = 0.
dapat dilakukan dengan mengubah akar fungsi sinusoidal βL = kπ,Jadi untuk k = 1, 2, · · · . Sehingga didapat
λk = β2 =
kπ L
2
, dan Xk(x) = sin
kπx L
. (2.11)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara I
X (x) = A cos(βx) + B sin(βx). (2.10) Akan tetapi dengan melakukan substitusi kondisi batas (nilai = 0) ke rumus (2.10) didapat:
0 = X (0) = A dan 0 = X (L) = B sin(βL).
Tentu saja kita tidak mengharapkan nilai A = B = 0 karena tidak akan menarik, sehingga yang diharapkan adalah sin(βL) = 0. Jadi dapat dilakukan dengan mengubah akar fungsi sinusoidal βL = kπ, untuk k = 1, 2, · · · . Sehingga didapat
λk = β2 =
kπ L
2
, dan Xk(x) = sin
kπx L
. (2.11)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.6) cara II
Seperti dijelaskan sebelumnya, kita menggunakan tanda minus pada λpada persamaan (2.5) untuk mempermudah solusi dan
menetapkan bahwa konstanta yang dipilih adalah konstanta positif λ >0, jadi persamaan (2.6) dapat dibentuk menjadi
−X00(x) = λX (x), LX = λX .
Sehingga fungsi X (x) merupakan fungsi eigen, yang memiliki solusi
λk =
kπ L
2
, dan Xk(x) = sin
kπx L
. (2.12) (Masalah nilai eigen dapat di review kembali pada matakuliah PDB/PDA)
Separasi Variabel
Masalah Nilai Eigen (Review)
Lema 1.1
Lema
Nilai dan fungsi eigen dari masalah
−u00(x) = f (x), x ∈ (0, L), u(0) = u(L) = 0 (2.13) diberikan sebagai berikut
λk =
kπ L
2
dan uk(x) = sin
kπx L
∀k = 1, 2, · · · , (2.14) Proof.
Bukti dari lema ini dapat ditemukan di buku Tveito, et al. untuk lebih lengkapnya.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.7)
Solusi PDB,
T0(t) + λµT (t) = 0, berupa
T (t) = Ae−λµt, dan dapat dibentuk menjadi
Tk(t) = Ake−λkµt =Ake−(kπL)2µt for k = 1, 2, · · · , (2.15) dengan Ak adalah sembarang konstan.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi PDB persamaan (2.7)
Solusi PDB,
T0(t) + λµT (t) = 0, berupa
T (t) = Ae−λµt, dan dapat dibentuk menjadi
Tk(t) = Ake−λkµt =Ake−(kπL)2µt for k = 1, 2, · · · , (2.15) dengan Ak adalah sembarang konstan.
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP panas
Pada akhirnya, terdapat tak hingga banyaknya solusi separasi untuk persamaan panas (1.4-1.5),
uk(x, t) = Ake−(kπL)2µtsin
kπx L
for k = 1, 2, · · · . (2.16)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP panas
Pada akhirnya, terdapat tak hingga banyaknya solusi separasi untuk persamaan panas (1.4-1.5),
uk(x, t) = Ake−(kπL)2µtsin
kπx L
for k = 1, 2, · · · . (2.16)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP panas
Selain itu akumulasi dari banyaknya berhingga solusi N juga merupakan sebuah solusi yakni,
u(x, t) =XN
k=1
Ake−(kπL)2µtsin
kπx L
, (2.17)
dengan asumsi bahwa fungsi awal f merupakan kombinasi linear berhingga dari fungsi eigen {sin kπxL },
f (x) =XN
k=1
Aksin
kπx L
. (2.18)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP panas
Selain itu akumulasi dari banyaknya berhingga solusi N juga merupakan sebuah solusi yakni,
u(x, t) =XN
k=1
Ake−(kπL)2µtsin
kπx L
, (2.17)
dengan asumsi bahwa fungsi awal f merupakan kombinasi linear berhingga dari fungsi eigen {sin kπxL },
f (x) =XN
k=1
Aksin
kπx L
. (2.18)
Separasi Variabel
Separasi variabel
Solusi umum PDP panas
Selain itu akumulasi dari banyaknya berhingga solusi N juga merupakan sebuah solusi yakni,
u(x, t) =XN
k=1
Ake−(kπL)2µtsin
kπx L
, (2.17)
dengan asumsi bahwa fungsi awal f merupakan kombinasi linear berhingga dari fungsi eigen {sin kπxL },
f (x) =XN
k=1
Aksin
kπx L
. (2.18)
Contoh
Contoh separasi variabel
Contoh
Andaikan kita memiliki masalah difusi sebagai berikut,
∂u
∂t = µ∂2u
∂x2, x ∈ (0, 1), t > 0 (3.1) u(0, t) = 0, u(1, t) = 0. t ≥ 0 (3.2) u(x, 0) = 3 sin(πx) + 5 sin(4πx), x ∈ [0, 1] (3.3) maka solusinya adalah
u(x, t) = 3e−π2tsin(πx) + 5e−16π2tsin(4πx). (3.4)
Contoh
Contoh separasi variabel
Contoh
Andaikan kita memiliki masalah difusi sebagai berikut,
∂u
∂t = µ∂2u
∂x2, x ∈ (0, 1), t > 0 (3.1) u(0, t) = 0, u(1, t) = 0. t ≥ 0 (3.2) u(x, 0) = 3 sin(πx) + 5 sin(4πx), x ∈ [0, 1] (3.3) maka solusinya adalah
u(x, t) = 3e−π2tsin(πx) + 5e−16π2tsin(4πx). (3.4)
Contoh
Contoh separasi variabel
Solusi diatas dapat digambarkan sebagai fungsi x pada gambar di bawah ini, pada saat t = 0, 0.01 dan 0.1.
Figure : Solusi dari persamaan panas dengan
f (x) = 3 sin(πx) + 5 sin(4πx) untuk t = 0, 0.01 dan 0.1.
Latihan
Latihan separasi variabel
Latihan
Selesaikan masalah difusi sebagai berikut,
∂u
∂t = µ∂2u
∂x2, x ∈ (0, L), t > 0 (4.1) u(0, t) = 0, u(L, t) = 0. t ≥ 0 (4.2) u(x, 0) = f (x), x ∈ [0, L] (4.3)
1. f (x) = 6 sin πLx
2. f (x) = 12 sin 9πxL −7 sin 4πxL
Perhatian!
Perhatian!
Solusi umum PDP panas
Solusi umum persamaan panas,
u(x, t) =XN
k=1
Ake−(kπL)2µtsin
kπx L
, (5.1)
hanya untuk fungsi awal f , merupakan kombinasi linear berhingga dari fungsi eigen {sin kπxL },
f (x) =XN
k=1
Aksin
kπx L
. (5.2)
Perhatian!
Perhatian!
Solusi umum PDP panas
Bagaimana jika fungsi awal f , merupakan bukan kombinasi linear berhingga dari fungsi eigen {sin kπxL }?
Misalkan diberikan fungsi awal berupa konstanta
f (x) = 1. (5.3)
Perhatian!
Perhatian!
Solusi umum PDP panas
Bagaimana jika fungsi awal f , merupakan bukan kombinasi linear berhingga dari fungsi eigen {sin kπxL }?
Misalkan diberikan fungsi awal berupa konstanta
f (x) = 1. (5.3)
Perhatian!
Perhatian!
Solusi umum PDP panas
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan jumlah tak hingga kombinasi linier dari kondisi awal, yakni
f (x) =
∞
X
k=1
Aksin
kπx L
=1 (5.4)
dengan membuat N menuju tak hingga, dan kita dapatkan solusi umumnya
u(x, t) =
∞
X
k=1
Ake−(kπxL )2tsin
kπx L
. (5.5)
Pada pertemuan berikutnya, akan dijelaskan bagaimana mencari Ak (yaitu koesien Fourier) yang dapat dihitung dari fungsi f (x), yakni fungsi yang bukan merupakan kombinasi linier fungsi sinusoidal.
End of presentation!