• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Kolaborasi Index Card Match Dengan Small Group Discussion

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran Kolaborasi Index Card Match Dengan Small Group Discussion"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

66

Pembelajaran Kolaborasi Index Card Match Dengan Small Group Discussion Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Materi Pancasila Sebagai Ideologi

dan Dasar Negara di Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2018/2019

Rio Suwarlijanto

(Guru SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) materi Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor melalui penerapan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion. Keaktifan siswa sangat kurang sebelum diberikan tindakan kelas, guru sudah mengupayakan solusi pemecahannya, antara lain: menggunakan strategi pembelajaran penugasan, jigsaw, dan diskusi kelas yang diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hasilnya penerapan strategi pembelajaran tersebut tidak sepenuhnya berhasil meningkatkan keaktifan siswa. Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion. Subjek pelaksanaan tindakan adalah siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Prosedur dalam penelitian ini terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan dalam proses pembelajaran PPKn materi Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor meningkat 50,00% (Siklus 1) dan 88,24% (siklus II).

Kata Kunci: Index Card Match, Small Group Discussion, Keaktifan Siswa Pendahuluan

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran. Pembelajaran pada dasarnya adalah sebuah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, ketika proses pembelajaran guru dituntut untuk sabar, kreatif, pandai mengkondisikan kelas dan memiliki sikap terbuka terhadap siswa di samping kemampuan dalam situasi pembelajaran yang lebih aktif. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Namun, dalam pembelajaran di kelas kemungkinan adanya masalah yang dihadapai oleh guru sangatlah besar. Salah satu masalah yang dihadapi oleh guru adalah kurangnya keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran kelas VIII (Delapan). Berdasarkan wawancara dan observasi pembelajaran, bahwa keaktifan siswa di kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor masih kurang, baik keaktifan dalam bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan idea tau gagasan maupun berpendapat.

Dari 34 siswa, yang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan maupun berpendapat hanyalah 12 siswa saja, sedangkan sisanya yang berjumlah 22 siswa masih pasif. Hal tersebut tentu saja merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan agar hasil belajar siswa bisa mencapai maksimal. Kurangnya keaktifan siswa ketika proses pembelajaran PKn secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah, guru mencoba menggunakan beberapa strategi pembelajaran, di antaranya adalah penugasan, jigsaw, dan diskusi kelas yang mungkin diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Penerapan strategi pembelajaran tersebut ternyata tidak sepenuhnya berhasil dan belum bisa meningkatkan keaktifan siswa, karena siswa masih kurang aktif, siswa masih berbincang-bincang dengan teman sebangku ketika guru sedang menerangkan di depan kelas, bahkan siswa cenderung meremehkan mata pelajaran PPKn. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan lain yang berbeda dan yang dapat diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran PPKn di kelas.

Penulis menawarkan sebuah solusi alternatif yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kolaborasi antara Index Card Match dengan Small Group Discussion. Melalui strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif dalam mencari jawaban, menjawab pertanyaan, berpendapat maupun berdiskusi

(2)

67

dengan kelompoknya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka dirasa cukup penting untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Strategi Pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion sebagai upaya Meningkatkan Keaktifan dalam Proses Pembelajaran PPKn Materi Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara pada Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor.

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah penelitian yang sudah diformulasikan dalam bentuk rumusan masalah. Tujuan merupakan pijakan untuk merealisasikan aktivitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian ini pun perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga peneliti dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan masalahnya.

Pengertian Strategi Pembelajaran Index Card Match. Menurut Zaini dkk. (2008:67) index card match berarti “pencocokan kartu indeks”, yang dimaksud dengan pencocokan kartu indeks di sini adalah proses pembelajaran di mana siswa mencari pasangan dari masing-masing kartu indeks yang berjumlah satu atau lebih. Kelebihan Strategi Pembelajaran Index Card Match. Menurut Margana (2010) kelebihan strategi pembelajaran Index Card Match antara lain:

1) Mampu menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar.

2) Materi yang disampaikan akan lebih menarik perhatian siswa.

3) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.

4) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai taraf ketuntasan belajar.

5) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

Pengertian Strategi Pembelajaran Small Group Discussion. Menurut Sunaryo (1989:56) pengertian Small Group Discussion atau diskusi kelompok kecil ialah “suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tetap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan dan memecahkan masalah”. Kelebihan Strategi Pembelajaran Small Group Discussion. Menurut Sunaryo (1989:57) kelebihan strategi pembelajaran Small Group Discussion atau diskusi kelompok kecil, antara lain:

1) Kelompok memiliki sumber yang lebih banyak daripada individu.

2) Anggota kelompok sering diberi masukan dari anggota yang lain. Anggota kelompok diskusi sering diberi motivasi oleh anggota yang lain, yang berusaha agar sumbangan pikiran bermanfaat untuk keberhasilan kelompok.

3) Kelompok dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik. Dalam banyak hal kelompok dapat menghasilkan keputusan dengan kualitas yang tinggi dari keputusan yang dihasilkan oleh anggota yang sama tetapi bekerja sendiri-sendiri.

4) Anggota kelompok memiliki ikatan yang kuat tehadap keputusan yang diambil dengan melalui keterlibatannya dalam diskusi.

5) Partisipasi dalam diskusi akan meningkatkan rasa saling mengerti antar individu dan sosial.

Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini perlu mangajukan kerangka pemikiran sebagai berikut:

a) Penggunaan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion akan meningkatkan keaktifkan siswa pada waktu mengikuti proses pembelajaran PKn materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara.

b) Penggunaan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran PKn secara aktif.

c) Adanya keterkaitan antara penggunaan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dengan peningkatkan keaktifan siswa tentang materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara.

Metode

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan sampai dengan penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan sejak

(3)

68

bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2019. Menurut Suwandi (2009:55) Subjek penelitian adalah

“siswa dan guru yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran”. Hal ini tergantung pada setting penelitian dan peneliti. Jika peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di dalam kelas yang diampunya, maka subyek penelitian adalah siswa kelas itu, tetapi jika seorang peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di kelas yang diampu oleh orang lain dan peneliti tersebut melibatkan guru kelas sebagai kolaborator, maka subyek penelitiannya meliputi siswa dan guru. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:

1) Guru PKn kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor yaitu bertindak sebagai subjek yang membantu dalam observasi tindakan.

2) Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor sebagai subjek yang membantu dalam memberikan izin dalam penelitian ini.

3) Seluruh siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor sebagai subjek penelitian yang menerima tindakan.

4) Peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, memberikan tindakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan penelitian.

Menurut Arikunto (2006:16) model penelitian tindakan kelas “secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan (2) pelaksana-an, (3) pengamatan, dan (4) refleksi”.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, dan skema. Menurut Sugiyono (2010a:14) “Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar”. Menurut Arikunto (2006:129) sumber data dalam penelitian adalah ”subyek dari mana data diperoleh”. Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, meliputi:

a)informan atau narasumber, yaitu guru dan siswa kelas VIII.2SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor, dan b)tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran materi Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Lokasi penelitian di SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah 1)Metode observasi, dan 2)metode wawancara. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis data model alir. Menurut Miles dan Huberman (1992:15-19) langkah-langkah teknik analisis data model alir adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data. Pengumpulan data yaitu suatu proses mengumpulkan fakta-fakta dalam penelitian dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang tepat untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

b. Reduksi data. Reduksi data yaitu sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

c. Penyajian data. Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data juga bisa diartikan sebagai rakitan organisasi informasi yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan saat penelitian dilakukan. Dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis metrik gambar, jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel.

d. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berarti dalam pengumpulan data, kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang diirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

Adapun alat-alat kelengkapan yang menunjang jalannya pelaksanaan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion adalah: 1)Silabus SMP, 2)Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), 3)Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, 4)Kartu-kartu yang beirsi pernyataan/pertanyaan dan jawaban., 5)Lembar pengamatan siswa (lembar observasi)., dan 6)Media pembelajaran lain seperti papan tulis (white board) dan spidol.

Indikator kinerja dalam penelitian ini diharapkan dengan penerapan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion keaktifan dalam proses pembelajaran PKn

(4)

69

materi Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara pada Siswa Kelas VIII.2SMP Negeri 2 Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2019 dapat meningkat minimal 75% dari 34 siswa.

Hasil dan Pembahasan A. Refleksi Awal

1. Dialog Awal. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Pebruari 2019, yang diawali dengan dialog awal antara peneliti dan Tim guru PPKn SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor. Selanjutnya peneliti melakukan dialog untuk mengetahui permasalahan yang ada pada kelas tersebut. Berdasarkan pengalaman guru ketika mengajar materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang ada pada kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor adalah rendahnya keaktifan siswa dengan indikator keaktifan.

2. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya. Setelah kegiatan perumuskan masalah di atas, kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah. Sesuai dengan hasil wawancara, disepakati bahwa asumsi penyebab masalah kurangnya keaktifan siswa sesuai dengan indikator keaktifan pada materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara adalah sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Asumsi Penyebab Masalah No Faktor Penyebab Masalah

1.

Siswa a. Pasif dalam menerima materi pelajaran.

b. Sulit untuk mengutarakan ide/gagasan, kurang kreatif.

c. Siswa tidak paham tentang materi pelajaran Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara.

d. Tidak berani bertanya ketika mendapat kesulitan.

e. Rendahnya semangat dalam diri siswa.

f. Meremehkan mata pelajaran PKn.

2.

Guru a. Kurang membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Kurang mendorong siswa untuk menge-luarkan pendapatnya.

3.

Proses

Pembelajaran

a. Kurang menarik perhatian siswa.

b. Penyampaian materi ajar kurang variatif.

c. Cenderung satu arah.

4. Materi ajar Kompleks

Berdasarkan beberapa kemungkinan penyebab masalah yang dipaparkan di atas kemudian dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa penyebab masalah yang paling dominan adalah pasifnya siswa dalam menerima informasi dan sulit mengutarakan ide atau pendapat, sehingga pembelajaran berpusat pada guru. Berdasarkan kesimpulan mengenai faktor-faktor penyebab tersebut kemudian peneliti merumuskan suatu solusi dan rencana kegiatan yang perlu dilakukan.

3. Perencanaan Solusi Masalah. Pembahasan perencanaan solusi masalah ini dilakukan dalam satu rangkaian dialog awal yaitu pada hari Selasa, 16 Pebruari 2019. Tindakan solusi masalah yang ditawarkan oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini yaitu melalui penerapan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion sebagai upaya meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran PKn materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Tindakan pembelajaran dengan penggunaan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion akan diterapkan pada siswa kelas VIII.2SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor dan dikembangkan pada setiap siklus tindakan melalui perencanaan yang terevisi.

4. Perencanaan Tindakan. Melalui penerapan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion diharapkan dapat mengubah pembelajaran yang semula siswa hanya pasif menjadi lebih aktif dalam bertanya maupun berpendapat serta menjawab pertanyaan dengan baik ketika proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya pembelajaran yang semula hanya berpusat pada guru akan berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.

Kemudian pada hari Kamis, 6 Maret 2019, peneliti datang dengan membawa surat ijin penelitian

(5)

70

untuk menemui Kepala Sekolah. Pertemuan tersebut sekaligus mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan.

B. Analisis Pencarian Fakta

1. Analisis Pencarian Fakta pada Dialog Awal. Berdasarkan hasil wawancara dalam serangkaian kegiatan pada dialog awal, terlihat bahwa pembelajaran PKn belum dapat terlaksanakan dengan baik sehingga hasil belajar yang dicapai siswa pun belum optimal. Hasil kesepakatan antara guru dan peneliti, tindakan yang akan dilakukan yaitu melalui penerapan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion sebagai upaya meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran PKn materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Sebelum tindakan pembelajaran, program tindakan awal dilakukan peneliti sendiri dengan merancang pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pembagian segmen materi yang akan disampaikan pada siswa pada setiap siklusnya.

2. Analisis Pencarian Fakta pada Identifikasi Masalah dan Penyebabnya. Analisis pencarian fakta pada identifikasi masalah ini yaitu penyebab masalah kurangnya keaktifan siswa sesuai indilator pada materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Siswa masih pasif dalam menerima materi pelajaran. Siswa sulit untuk mengutarakan ide/gagasan, kurang kreatif dan siswa tidak paham tentang pelajaran materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Siswa tidak berani bertanya jika mendapat kesulitan. Siswa meremehkan mata pelajaran PKn, sedangkan guru kurang membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penyebab masalah yang paling dominan adalah sikap pasif siswa dalam menerima informasi dan sulit mengutarakan ide atau pendapat, sehingga pembelajaran berpusat pada guru.

3. Analisis Pencarian Fakta pada Perencanaan Solusi Masalah. Perencanaan solusi masalah dalam penelitian ini yaitu peneliti menerapkan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion yang diduga dapat meningkatkan keaktifan siswa pada materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Guru dalam mengajar cenderung menggunakan strategi penugasan, jigsaw, dan diskusi kelas yang mungkin diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Penerapan strategi pembelajaran tersebut ternyata tidak sepenuhnya berhasil dan belum bisa meningkatkan keaktifan siswa secara global, karena siswa masih kurang aktif, siswa masih berbincang-bincang dengan teman sebangku ketika guru sedang menerangkan di depan kelas bahkan siswa masih meremehkan mata pelajaran PKn. Penulis menawarkan sebuah solusi alternatif yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran kolaborasi antara Index Card Match dengan Small Group Discussion. Melalui strategi pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif dalam mencari jawaban, menjawab pertanyaan, berpendapat, bertanya, bekerja sama dalam kelompok, memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam satu kelompok, maupun berdiskusi dengan kelompoknya.

4. Analisis Pencarian Fakta pada Perencanaan Tindakan. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan isi dari rencana pelaksanaan pembelajaran dan menerapkan rencana tindakan yang telah disusun berdasarkan permasalahan yang diduga mempengaruhi pembelajaran PKn dan berakibat pada kurangnya keaktifan dalam proses pembelajaran PKn materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara pada siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor. Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran pada kelas VIII.1 dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran dan perencanaan tindakan kelas yang disusun sebelum pelaksanaan tindakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang dikonsultasikan dengan Tim guru PKn.

C. Tindakan Kelas Siklus I

1. Hasil Tindakan Siklus I. Hasil Observasi atau Monitoring Tindakan Siklus I, antara lain:

a. Proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam satu putaran. Awal putaran dimulai dengan penyampaikan tujuan dan motivasi dari peneliti kepada siswa. Selanjutnya peneliti menyampaikan ulasan materi yang dibahas pada pertemuan saat itu. Setelah itu peneliti membagikan kartu yang berisi pertanyaan ataupun jawaban kepada siswa. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan pertanyaan yang mereka dapatkan. Besar kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa. Pada tanggal 22 Maret 2019, kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor

(6)

71

jumlah siswa yang hadir yaitu 30 siswa. Jumlah kelompok ada lima dengan perincian yaitu tiga kelompok beranggotakan masing-masing enam siswa, dan dua kelompok masing-masing beranggotakan delapan siswa. Masing-masing siswa diberi pertanyaan. Jumlah pertanyaan dan jawaban masing-masing sebanyak 17 kartu. Kemudian siswa diminta untuk mencari jawaban dan pasangan kemudian berkelompok berdasarkan kartu-kartu yang sudah mereka dapatkan sesuai dengan kategori masing-masing, karena ada siswa yang tidak masuk, maka sisa kartu dipegang oleh peneliti dan bagi siswa yang belum mendapatkan pasangan bisa mengambil di depan. Setelah siswa mendapatkan jawaban dan kelompoknya masing-masing, siswa diminta untuk mendiskusikan pertanyaan dan 62 jawaban yang sudah didapatkan. Kemudian setelah kelompok selesai berdiskusi, salah satu anggota kelompok ditunjuk untuk membacakan hasil diskusinya dengan anggota kelompoknya dan kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi atau bertanya kepada kelompok yang membacakan hasil diskusi. Langkah tersebut diulang untuk kelompok yang lain sampai semua kelompok mendapatkan giliran untuk membacakan hasil diskusi. Selanjutnya peneliti memberi klarifikasi jawaban. Pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan karena keadaan kelas kurang hidup secara menyeluruh terbukti masih ada siswa yang pasif dan kurang responsif terhadap pembelajaran. Siswa juga masih sedikit bingung ketika proses pencarian kelompoknya. Beberapa siswa ada yang tidak memperhatikan pada saat diterangkan (klarifikasi) dan ada pula yang masih meremehkan mata pelajaran PKn, contohnya ketika guru menerangkan ada yang justru membaca buku cerita.

b. Keaktifan siswa kelas VIII.1. Keaktifan siswa kelas VIII.1 masih kurang, hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung. Sebelum pelaksanaan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dalam proses pembelajaran adalah sebanyak 12 siswa (35,29%) dari 34 siswa. Selanjutnya setelah diterapkan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion untuk pertama kalinya keaktifan siswa meningkat menjadi 17 siswa (50,00%), sementara itu siswa yang lain masih pasif. Berdasarkan hasil ini maka dapat diketahui bahwa secara umum siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor yang memiliki tingkat keaktifan masih rendah. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa target dari penggunaan strategi kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion belum tercapai, karena masih banyak siswa yang bersikap pasif.

c. Refleksi Siklus I. Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Hasil refleksi tersebut kemudian digunakan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Dengan perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian, terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.

Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi di atas, siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor masih banyak yang bingung dan juga masih meremehkan pembelajaran, terbukti siswa masih banyak yang pasif, kurang menanggapi pembelajaran dengan baik, masih ad yang tidak memperhatiakan ketika guru menerangkan materi, keaktifan siswa pun masih rendah dan belum sesuai dengan target. Penerapan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion hanya mampu meningkatkan keaktifan siswa sebanyak 17 siswa (50,00%) dari 34 siswa.

Berdasarkan kegiatan refleksi diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu:

1) Keadaan kelas masih kurang hidup secara menyeluruh, terbukti masih ada siswa yang pasif dan kurang menanggapi pembelajaran.

2) Siswa yang aktif sudah mulai bertambah walaupun belum maksimal.

3) Masih ada siswa yang tidak memperhatikan pada saat diterangkan.

4) Masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangku pada saat diterangkan.

5) Siswa masih ada yang bingung dengan langkah-langkah strategi ini, hal itu mungkin saja disebabkan karena baru pertama kali dilaksanakan di kelas itu.

(7)

72

Berdasarkan hasil refleksi terhadap tindakan kelas siklus I yang telah dipaparkan di atas, maka rencana tindakan kelas siklus I perlu diperbaharui dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus II, beberapa revisi yang telah disepakati oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Dalam setiap pertemuan, guru atau peneliti perlu mengoptimalkan persepsi untuk memberikan motivasi kepada siswa atau memberikan dorongan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2) Pada siklus I kelompok dibagi menjadi lima kelompok dengan nama kelompok berupa huruf-huruf (A- E), sedangkan siklus II sama-sama dibagi menjadi lima kelompok namun nama kelompoknya lebih bervariasi ada yang berupa huruf, angka, maupun simbol.

3) Materi pada siklus I lebih banyak mengarah pada materi ideologi dan dasar negara, sedangkan siklus II terfokus pada materi nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

4) Menguraikan kategori-kategori yang ada untuk dasar penyusunan kelompok, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa mencari kelompoknya.

5) Mengoptimalkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion pada materi materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan materi dengan jam pelajaran, sehingga siswa lebih nyaman dalam mengikuti pelajaran dan hasilnya dapat tercapai dengan maksimal.

D. Tindakan Kelas Siklus II

1. Hasil Tindakan Siklus II. Hasil observasi dan monitoring tindakan kelas siklus II, antara lain:

a. Proses Pembelajaran. Pada siklus II ini secara umum siswa sudah memahami proses pelaksanaan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dengan baik.

Setelah peneliti menjelaskan materi kemudian dimulai dengan peneliti memberikan pengarahan mengenai pembagian kelompok dengan menyebutkan kategori-kategori untuk mempermudah mencari kelompoknya. Selanjutnya peneliti memberikan soal yang tipenya sama dengan siklus I dengan berbeda materinya. Pelaksanaan siklus II mengalami sedikit perubahan, dikarenakan siswa yang masuk sedikit lebih banyak. Pada siklus ini maka jumlah siswa adalah 33 siswa, kelompok dibagi menjadi lima kelompok, tiga kelompok terdiri dari masing-masing enam siswa dan dua kelompok lagi masing-masing terdiri dari delapan siswa. Pelaksanaan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion pada siklus II tetap dilaksakan dengan membentuk kelompok.

Terdiri dari menjadi lima kelompok, tiga kelompok terdiri dari masing-masing enam siswa dan dua kelompok lagi masing-masing terdiri dari delapan siswa. Pada siklus kedua ini, ada lima kategori soal yang tipe soalnya sama dengan siklus I. Kemudian masing-masing siswa diberi soal, ada yang mendapatkan pertanyaan dan ada yang mendapatkan jawaban. Kemudian siswa mencari anggota kelompoknya dengan mencocokan kartu masing-masing lalu berkumpul sesuai dengan kategori masing-masing pertanyaan. Jumlah pertanyaan dan jawaban sama untuk semua kelompok, karena ada siswa yang tidak masuk, maka sisa kartu dipegang oleh peneliti dan bagi siswa yang belum mendapatkan pasangan bisa mengambil di depan. Masing-masing kelompok diminta untuk mendiskusikan materi yang sudah didapatkan. Permainan dimulai dengan meminta dua siswa perwakilan kelompok secara bergantian untuk membacakan soal dan jawaban, kemudian memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi. Langkah tersebut diulang untuk kelompok yang lain sampai semua kelompok membacakan hasil diskusinya. Selanjutnya peneliti memberi klarifikasi atas jawaban hasil diskusi masing-masing kelompok. Pada siklus II penerapan strategi pembelajaran kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion berjalan dengan lancar. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik, suasana kelas berjalan dengan kondusif sesuai dengan yang diharapkan, masing-masing siswa aktif mencari jawaban dan kelompoknya masing-masing, karena sudah terbantu dengan pembagian kategori sebelum 70 permainan dimulai. Pembelajaran pada tindakan kelas siklus II jauh lebih baik dibanding pada siklus I terbukti dari tingkat kesalahan dalam menemukan kelompoknya sudah mulai menurun. Sebelumnya, pada siklus I ada sekitar tiga siswa yang salah masuk ke kelompok lain atau salah menemukan jawaban, namun pada siklus II ini hanya ada satu siswa yang salah masuk ke kelompok lain salah menemukan jawaban. Selain itu siswa juga

(8)

73

lebih mudah dlam mencari kelompok dan pasangannya, karena siswa sudah lebih paham dengan langkah-langkah permainan yang diterapkan di dalam kelas.

b. Keaktifan siswa kelas VIII.1. Keaktifan siswa kelas VIII.1 pada siklus II ini sudah mulai terlihat dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pelajaran PKn materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Secara keseluruhan jumlah siswa yang aktif sesuai dengan indikator meningkat menjadi 30 siswa (88,24%). Berdasarkan hasil ini maka dapat diketahui bahwa secara umum siswa kelas VIII.1 aktif sudah tarcapai dengan baik. Selanjutnya dari tabel di atas terlihat bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran PKn khususnya materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara mengalami peningkatan. Pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa (88,24%).

c. Refleksi Tindakan Siklus II. Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian, terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Kegiatan refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas siklus II. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru PKn dengan dilakukan pada hari Selasa, 29 Maret 2019 pada pukul 09.30–11.00 WIB. Siswa kembali ke tempat duduk masing-masing setelah selesai mempelajari materi. Di akhir siklus II jumlah siswa yang aktif sesuai dengan indikator keaktifan khususnya materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara meningkat 30 siswa (88,24%).

Kegiatan refleksi ini dilaksanakan oleh peneliti bersama guru pelajaran PKn sebagai mitra kolaborasi.

Refleksi ini mendiskusikan hasil observasi tindakan yang dilakukan, dan hasil refleksi diperoleh beberapa kesepakatan antara lain:

1) Pembelajaran pada tindakan kelas siklus II lebih baik dibanding pada siklus I.

2) Keaktifan siswa meningkat menjadi 30 siswa (88,24%).

3) Pembelajaran dengan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dapat diterapkan secara optimal.

Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan dari tindakan kelas siklus I sampai berakhirnya siklus II, usaha untuk mengatasi permasalahan yaitu rendahnya keaktifan siswa pada materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara sudah mengalami perubahan yang positif. Maka dari itu perlu diadakan pengembangan penerapan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion terhadap materi pelajaran yang lain, sehingga keaktifan siswa dapat lebih merata. Hasil observasi dan refleksi pada tindakan kelas siklus II dievaluasi bersama guru kelas. Oleh karena itu, diperoleh tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti bersama guru yang sesuai dengan harapan yaitu:

1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan yang memuaskan, siswa sudah mulai percaya diri dan siswa tidak takut lagi dalam mengemukakan pendapat maupun bertanya.

2) Minat siswa dalam mengikuti pelajaran terutama PKn sudah meningkat, dan dapat dilihat dari hasil observasi yang menunjukkan peningkatan frekuensi keaktifan siswa.

3) Pembelajaran dengan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion secara benar dan optimal dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam beberapa hal sesuai dengan indikator keaktifan siswa sebesar 88,24%. Selain itu strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion juga dapat menumbuhkan rasa solidaritas, kekompakan dan kerjasama antar teman.

E. Pembahasan

Pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion ini menuntut siswa aktif berinteraksi dengan sesama temannya, sehingga mereka lebih aktif dalam bertanya, berpendapat serta menjawab pertanyaan maupun dalam bekerja sama dengan kelompoknya agar lebih mudah memahami materi dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan keaktifan siswa pada Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, dengan adanya strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion ini secara perlahan- lahan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran mengalami peningkatan di setiap tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti. Siswa menjadi semakin aktif dalam menyampaikan pertanyaan, pendapat serta

(9)

74

menjawab pertanyaan maupun bekerja sama dengan kelompok di setiap mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, siswa benar-benar memahami pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga keaktifan dalam materi dapat maksimal.

Strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dapat meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, guru kelas VIII.1 melakukan pembenahan pelaksanaan tindakan pada saat proses pembelajaran. Pembenahan tindakan tersebut adalah dengan mengaktifkan siswa. Keaktifan siswa sebelum penelitian hanya 12 siswa (35,29%) yang berani bertanya dan berpendapat serta menjawab pertanyaan. Selanjutnya peneliti menerapkan proses pembelajaran 76 baru yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion, partisipasi siswa pada siklus I yang sesuai dengan apa yang dijabarkan dalam indikator keaktifan siswa meningkat menjadi 17 siswa (50,00%). Kemudian peneliti mengadakan revisi dan evaluasi untuk mendapatkan hasil yang optimal dan kemudian peneliti melaksanakan siklus II dan didapatkan hasil 30 siswa (88,24%) yang berani dan mampu menunjukkan keaktifannya yang sesuai dengan indikator keaktifan siswa.

Melalui strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dapat terlihat bagaimana peningkatan keaktifan siswa dalam beberapa hal sesuai dengan indikator keaktifan, mulai dari sebelum penelitian hingga penelitian berakhir. Tingkat keaktifan siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 2 CiawiKabupaten Bogor Tahun 2019 sebelum diberi tindakan yaitu sebanyak 12 siswa (30,29%). Setelah dilakukan tindakan yang disepakati yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion pada pembelajaran diperoleh hasil yaitu siklus I meningkat menjadi 17 siswa (50,00%). Setelah dilakukan tindakan yang direvisi pada siklus II diperoleh hasil untuk jumlah siswa yang aktif bertanya dan berpendapat serta menjawab pertanyaan meningkat menjadi 30 siswa (88,24%).

Selama proses pembelajaran berlangsung, kualitas pembelajaran pada tiap siklusnya mengalami peningkatan secara bertahap dan pada akhirnya dapat me-ningkatkan keaktifan siswa dalam beberapa hal sesuai dengan indikator siswa. Pada siklus I, ternyata belum didapatkan hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan keadaan siswa yang masih belum mengerti maksud dan tujuan apa yang mereka lakukan.

Siswa masih asing dengan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion, karena baru pertama kali melaksanakan strategi tersebut. Pembelajaran tindakan kelas siklus II berjalan lebih baik dibandingkan dengan tindakan siklus I. Hasil yang dicapai pun meningkat, hal ini karena siswa sudah mengetahui tahap-tahap dalam strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion. Setelah peneliti memasukkan hasil penelitian ke dalam tabel peningkatan keaktifan siswa, kemudian peneliti mendistribusikan hasil penelitian ke dalam grafik perkembangan penerapan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion dalam upaya meningkatkan keaktifan siswa mulai dari kondisi awal sampai pada tindakan pada siklus II.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat mengetahui kelebihan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion, yaitu sebagai berikut:

a. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran.

b. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum di tingkat kelas.

c. Dapat digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru.

d. Menambah pengetahuan guru dalam mendapatkan strategi pembelajaran baru.

e. Siswa lebih mudah memahami pelajaran karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran

f. Siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran karena menggunakan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion, karena siswa aktif dalam pembelajaran.

g. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion membuat siswa lebih aktif.

(10)

75

h. Dapat menghilangkan ketegangan siswa ketika pembelajaran, karena strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion merupakan strategi pembelajaran yang berupa sebuah permainan sehingga menyenangkan bagi siswa.

Kesimpulan

Dari rangkaian siklus penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan terlihat adanya perubahan yang merupakan hasil penelitian dalam rangka usaha mening-katkan keaktifan siswa dalam dalam proses pembelajran pada materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Berdasarkan tindakan yang telah dilaksanakan pada penelitian ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi pembelajaran Kolaborasi Index Card Match dengan Small Group Discussion telah mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada materi Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara hingga sebanyak 30 siswa (88,24%). Peningkatan keaktifan tersebut diamati melalui kegiatan mencari pasangan yang sesuai dengan kelompoknya dan berkerja sama dalam kelompok serta presentasi tiap kelompok.

2. Kemampuan siswa dalam proses pembelajaran meningkat yaitu sebelum adanya penelitian siswa yang aktif sebanyak 12 siswa atau 35,29%. Pada siklus I sebanyak 17 siswa atau 50,00%, pada putaran II sebanyak 30 siswa atau 88,24%.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Darmasyah. 2010. Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara.

Gino. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan 2 SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Yudistira.

Joen, Hasan. 2009. Metode Mengajar. http://hasanjoen.blogspot.com/2009/10/

metode-mengajar-ala-dbe.html. Diakses 5 April 2011 pukul 2:10 pm.

Jogiyanto. 2006. Filosofi Pendekatan dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus Untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta: Andi Offset.

Madya, Suwarsih. 2007. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan (Action Research). Bandung: Alfabeta.

Marlian, Sobirin dan Suparman Marzuki. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia.

Yogyakarta: UII Press.

Silberman, Melvin L. 2009. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia dan Nuansa.

Subadi, Tjipto. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Surakarta:

BP-FKIP UMS

Sugiyarto. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sundawa, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP Kelas VIII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sutama dan Main Sufanti. 2011. Bahan Ajar PLPG Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: BP-FKIP UMS

Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1. Asumsi Penyebab Masalah  No   Faktor   Penyebab Masalah

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan tindakan siklus I sampai siklus II dengan penerapan strategi Index Card Match dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika yang

“ Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match (ICM) Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Di Kelas X Akuntansi 2 SMK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dengan menggunakan strategi pembelajaran Index Card Match

Strategi index card match (mencari pasangan) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai

pembelajaran matematika dengan Index Card Match yang dituangkan dalam judul “ Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Kemampuan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II setelah digunakannya metode pem- belajaran Index Card Match (ICM),

Pada pembelajaran siklus II peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer dengan media Index Card

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran aktif dengan strategi Index Card Match jika dibandingkan dengan model pembelajaran langsung