KNKT/KA.04.02/04.01.010
K K O O M M I I T T E E
N N A A S S I I O O N N A A L L
K K E E S S E E L L A A M M A A T T A A N N
T T R R A A N N S S P P O O R R T T A A S S I I
L
LAAPPOORRAANN IINNVVEESSTTIIGGAASSII KKEECCEELLAAKKAAAANN KKEERREETTAA AAPPII
AANNJJLLOOK K PPLLBB 8847476 6PAPARRAAHHYYAANNGGAANN KKM M11113+3+44//77
PPETETAAKK JJAALLAANN AANNTTAARRAA SSTTAASSIIUUNN CCIIGAGANNEEAA ––SSUKUKAATTAANNII
PPURURWWAAKKAARRTTAA,,JJAWAWAA BBAARRAATT
24 2 4 J J
AANNUUAARRII20 2 00 04 4
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
2004
Keselamatan adalah merupakan pertimbangan yang paling utama ketika KOMITE mengusulkan rekomendasi keselamatan sebagai hasil dari suatu penyelidikan dan penelitian.
KOMITE sangat menyadari sepenuhnya bahwa ada kemungkinan
implementasi suatu rekomendasi dari beberapa kasus dapat menambah biaya bagi yang terkait.
Para pembaca sangat disarankan untuk menggunakan informasi yang ada di dalam laporan KNKT ini dalam rangka meningkatkan tingkat keselamatan transportasi; dan tidak diperuntukkan untuk penuduhan atau penuntutan.
Laporan ini diterbitkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Gedung Karsa Lantai 2, Departemen Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat No. 8, JKT 10110, Indonesia, pada tahun 2004.
DAFTAR ISTILAH
Daop Daerah Operasi
Emplasemen Tempat terbuka/ tanah lapang yang disediakan untuk perangkat penunjang operasional PT. KA (bangunan, jaringan sepur-sepur rel berikut sistem wesel, dsb).
Gerbong Kendaraan yang khusus dipergunakan untuk mengangkut barang atau binatang.
Ka Daop II Kepala Daerah Oeprasi II
Kereta Kendaraan yang seluruhnya/ sebagian dipergunakan untuk mengangkut penumpang, bagasi dan kiriman pos Kereta Api Rangkaian yang terdiri dari gerbong/ kereta yang ditarik dan atau didorong lokomotif, dan berjalan di atas rel Lokomotif Kepala kereta api (yang menarik atau mendorong gerbong/ kereta / rangkaian kereta)
Luka parah Luka-luka yang memerlukan pengobatan dan pemeliharaan dan menyebabkan orang tidak dapat bekerja lebih dari satu minggu
Masinis Petugas pengemudi lokomotif
Petak Jalan Jalur kereta api yang berada diantara dua stasiun, dibatasi sinyal keluar stasiun pertama dan sinyal masuk stasiun kedua
PK Pusat Kendali, berada di tiap stasiun besar, berfungsi sebagai pengawas dan pengatur perjalanan kereta api untuk satu wilayah Daerah Operasi
PPKA Pengawas Perjalanan Kereta Api, bertugas di tiap stasiun. Untuk stasiun kecil PPKA biasanya bertugas juga sebagai Kepala Stasiun. PPKA bertugas untuk mengawasi perjalanan kereta api untuk petak jalan kereta api PL Peristiwa luar biasa tidak hebat, ialah segala kejadian dan keadaan pada jalan kereta api yang merupakan
gangguan dalam dinas atau penghentian dinas dan yang membahayakan perjalanan kereta api dan langsung atau pula yang dapat membahayakan keselamatan orang semata-mata karena gerak kereta api, langsiran atau gerak material
PLH Peristiwa luar biasa hebat, dipandang sebagai kecelakaan hebat, bilamana peristiwa itu berakibat orang tewas atau luka parah atau dipandang sebagai kekusutan yang hebat dimana terdapat:
a. kerusakan jalan kereta api sehingga tidak dapat dilalui selama paling sedikit 24 jam atau kerusakan material yang sangat;
b. kereta api sebagian atau seluruhnya keluar rel atau tabrakan;
c. kereta, gerobak atau benda lain rusak hebat karena ditabrak kereta api atau bagian langsir;
d. Semua bahaya karena kelalaian pegawai dalam melakukan urusan perjalanan kereta api atau langsir;
e. Dugaan atau percobaan sabot
PUK Petugas Urusan Kereta, petugas teknik yang menyatakan bahwa suatu kereta/ gerbong dan lokomotif laik operasi/ siap operasi
Reglemen Reglemen diambil dari istilah Belanda, yakni regelement, yang berarti peraturan yang berlaku untuk dan harus ditaati oleh anggauta kelompok atau masyarakat tertentu, dalam hal ini adalah peraturan-peraturan yang digunakan PT. KAI
Sepur Jalur kereta api dalam suatu emplasemen stasiun
Sinyal Perangkat fisik (lampu merah, kuning, hijau, palang, dll.) yang menginsyaratkan suatu berita atau isyarat (bahaya, aman, dsb). Perangkat sinyal harus ditempatkan sedemikian rupa hingga dapat dilihat masinis rangkaian kereta atau petugas lainnya dari jarak yang jauh
Sinyal masuk Sinyal utama yang ditempatkan dimuka stasiun, dan berfungsi untuk memberi petunjuk mengizinkan atau melarang rangkaian kereta api memasuk stasiun. Posisi sinyal utama minimal adalah 250m sebelum posisi wesel pertama pada jalur rel bila memasuki stasiun
Sinyal muka Sinyal yang dapat memberi petunjuk kepada masinis kereta api yang datang tentang kedudukan dan atau aspek sinyal utama merupakan sinyal kemudian setelah sinyal muka
Stasiun Tempat kereta api berhenti dan berangkat, bersilang, menyusul atau disusul yang dikuasai oleh seorang kepala stasiun
Wesel Konstruksi batang-batang rel kereta api yang bercabang (bersimpangan) tempat memindahkan arah jalan kereta api
Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia & Reglemen
L L A A P P O O R R A A N N K K E E C C E E L L A A K K A A A A N N K K E E R R E E T T A A A A P P I I
AN A NJ JL LO OK K P PL LB B 8 84 47 76 6 P PA AR R AH A HY YA AN N GA G A N N K
K
MM11 1 13 3+ +4 4/ /7 7
P P
ETETAAKK JJAALLAANN AANNTTAARRAAS S
TATASSIIUUNNC C
IGIGAANNEEAA– – S S
UKUKAATTAANNIIP P
URURWWAAKKAARRTTAA, , J J
AWAWAAB B
ARARAATT24 2 4 J J
AANNUUAARRII20 2 00 04 4 L L
AAPPOORRAANNA A
KHKHIIRRNomor Urut Kecelakaan: KA.04.02.01.02 Jenis Kecelakaan: Anjlok
Lokasi: Km 113+4/7
Petak jalan antara Stasiun Ciganea – Sukatani Kabupaten Purwakarta
Lintas: Cikampek – Padalarang
Propinsi: Jawa Barat
Wilayah: Daop II Bandung
Hari/Tanggal Kecelakaan: Sabtu / 24 Januari 2004
Jam: 19.02 WIB
Korban: Tidak ada
Rinja: 13 jam 58 menit
Korban: Meninggal Luka Barat Luka Ringan Total
Awak KA 0 0 0 0
Penumpang 0 0 0 0
Lain-Lain 0 0 0 0
Total 0 0 0 0
Kerugian:
Sarana
Lokomotif =
Kereta rusak =
Kereta afkir =
Prasarana
Jalan rel =
Sinyal/telekomunikasi = Operasional
Pembatalan KA =
Total Taksiran Kerugian = Rp -
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail: [email protected]
Short Report PLB 8476_240104.doc
Created on 12/13/2004 9:41:00 PM Page 5 of 13
DATA KERETA API
Jenis Lokomotif: CC 20401
Buatan: General Electric (USA) Berjalan dengan ujung: Panjang dimuka
Nomor Kereta Api: PLB 8476 Parahyangan Jenis Operasi: Reguler
Route: Jakarta Gambir – Bandung Jam Keberangkatan: 17.20 WIB
Kerusakan kereta: Tidak ada DATA AWAK KERETA API
Jabatan Tahun kelahiran Pendidikan Brevet Medical Check Up Terakhir
Masinis 1960 DF3 / Mas CC BB 301 201 2003
Asisten Masinis 1976 DF3 - 2003
KP 1954 L4 - 2003
PLKA/TKA 1975 TLK3 - 2003
RAC 1978 L3 - 2003
11..IINFNFOORRMMAASSII FAFAKKTTUUAALL
Pada tanggal 24 Januari 2004 jam 17.20 WIB, PLB 8476 diberangkatkan dari Stasiun Jakarta Gambir menuju Stasiun Bandung. Sesuai Tabel Kereta Api rangkaian KA seharusnya tiba di Stasiun Bandung jam 20.26.
Jam 19.02 WIB, PLB 8476 Parahyangan anjlok di Km 113+4/7 petak jalan antara Stasiun Ciganea – Sukatani.
CC 20402
K1 64513 Anjlok 4 as
K1 64506 Anjlok 2 as
KM 64502 Anjlok 4 as
K2 86523 Anjlok 4 as
K2 82548 Anjlok 2 as
K2 86521 K2 86518
1.1 PRASARANA
Kondisi prasarana jalan kereta api pada petak jalan antara Stasiun Ciganea – Sukatani sebagai berikut :
Tipe rel R 42
Lengkungan R = 200 s/d 380 m
Sambungan dengan plat jepit besi (fishplate)
Bantalan kayu (di beberapa lokasi mempergunakan bantalan besi)
Alat penambat elastik Nabla tirepont (pada bantalan kayu) dan alat penambat elastic Pandrol (pada bantalan besi).
1.2 SARANA
1.2.1 Data Lokomotif PLB 8476
Nomor Lokomotif : CC 20401
Mulai Dinas : 26 September 2003
PA Akhir : -
Semi PA : -
PA berikutnya : 2005 Pemeriksaan 6 bulanan : - Deadman pedal : Baik Radio Lokomotif : Baik
Lampu Sorot : Baik
Automatic Brake : Baik Independent Brake : Baik
Speedometer : Baik
Traksi Motor : 6 TM baik
Wiper : Baik
Throttle handle : Baik
Berjalan dengan menggunakan : Ujung panjang dimuka
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail: [email protected]
Short Report PLB 8476_240104.doc
Created on 12/13/2004 9:41:00 PM Page 7 of 13
1.2.2 Data Rangkaian Kereta PLB 8476
Jenis Kereta
& No Seri Buatan Tipe Bogie Berat
(1000 Kg) Mulai Dinas PA PA yang akan datang K1 64513 Jepang NT 11 35,5 05 – 09 – 1964 25 – 03 – 2001 25 – 03 – 2003 K1 65406 Jepang NT 11 35,5 18 – 04 – 1964 15 – 07 – 2002 15 – 07 – 2004 M2 64502 Jepang NT 11 32 13 – 09 – 1964 15 – 04 – 2002 15 – 04 – 2004 K2 86523 Jepang NT 11 32 31 – 01 – 1986 30 – 09 – 2003 30 – 09 – 2005 K2 82548 Jepang NT 11 32 18 – 12 – 1982 18 – 03 – 2003 18 – 03 – 2005 K2 86521 Jepang NT 11 32 31 – 01 – 1986 15 – 07 – 2002 15 – 07 – 2004 K2 86518 Jepang NT 11 32 31 – 01 – 1986 15 – 07 – 2002 15 – 07 – 2004
22..TETEMMUUAANN––TTEEMMUUAANN 2.1 PRASARANA
2.1.1 Track
o Tim KNKT melakukan penelitian terhadap sample track di Km 113+4 s/d Km 113+5 (100 meter) dan ditemukan dengan panjang track 100 meter maka seharusnya jumlah bantalan seharusnya 166 batang dengan rincian :
9 Jumlah bantalan besi = 52 batang 9 Jumlah bantalan kayu = 114 batang
Dari jumlah bantalan kayu tersebut terdapat bantalan lapuk sebanyak 40 batang (24%).
o Penambat tirepont (penambat pada bantalan kayu) pada sample 100 meter tersebut seharusnya terdapat =6×114=864buah.
9 Jumlah kosong (mangko) = 85 buah 9 Presentase penambat kosong = ± 10 %
Gambar 2. Bantalan lapuk
Gambar 3 . Penambat kosong
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail: [email protected]
Short Report PLB 8476_240104.doc
Created on 12/13/2004 9:41:00 PM Page 9 of 13
o Penambat pandrol (penambat pada bantalan besi) lengkap.
o Rel R.42 (sebelah kiri arah perjalanan kereta / rel luar lengkung) aus melebihi maksimum.
Kepala rel telah mengalami keausan maksimum dari yang diijinkan seperti yang diatur dalam Peraturan Dinas No. 10.
Tabel 1 . Nilai aus maksimum yang diijinkan sesuai dengan tipe Rel
Emax (mm) amax (mm)
R.42 13 10
R.50 15 12
R.54 15 12
R.60 15 12
Sesuai Penjelasan Peraturan Dinas No. 10, PT. Kereta Api (Persero)
o Kondisi ballast masih kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Ballast yang dipergunakan di petak jalan antara Stasiun Ciganea – Sukatani terdapat ± 25 % bukan berupa batu ballast kricak (pecahan batu kali) melainkan mengandung batu cadas. Sesuai sifatnya, batu cadas di udara terbuka dapat lapuk dan hancur menjadi abu batu (debu) apalagi akibat pemecokan (tamping).
Gambar 4a. Gambar 4b.
a. Kepala rel aus; b. Bagian bawah kepala rel sompal
Ballast adalah material granule (butiran) berupa bebatuan atau pecahan batu diletakkan di bagian bawah dan sekitar bantalan yang berfungsi untuk menghantarkan beban (dari rangkaian kereta), menjaga kestabilan formasi tubuh baan serta di saat yang bersamaan melakukan fungsi drainase track. Ballast juga digunakan untuk menjaga keutuhan pondasi track bagi bantalan dan juga menjaga posisi bantalan pada tempatnya terutama terhadap efek pergerakan lateral dan longitudinal rangkaian kereta api. Kestabilan lateral track sangat bergantung pada kondisi ballast.
2.1.2 Semboyan Pembatasan Kecepatan
Telah dipasang semboyan pembatasan kecepatan 20 km/jam (2B) di Km 111+ 0/1 antara Stasiun Ciganea – Sukatani sesuai Laporan Harian Masinis (LHM).
Tim mencatat tidak adanya semboyan pembatasan kecepatan di lokasi anjlok PLB 8476 (Km 113+4/7).
2.2 SARANA
K1 64513 yang terdapat pada rangkaian PLB 8476 seharusnya sudah dilakukan PA (Pemeriksaan Akhir) pada tanggal 25 Maret 2003, sehingga pada waktu PLH sudah terlambat 10 bulan.
33..ANANAALLIISSAA
3.1 PRASARANA
Tipe rel yang digunakan di petak jalan antara Stasiun Ciganea – Sukatani adalah tipe R.42, nilai keausan maksimum yang diijinkan adalah 13 mm, keausan yang ditemukan di petak tersebut (14 mm), sehingga telah melewati batas maksimum yang diijinkan.
Di Km 113+4/7 kepala rel bagian bawah bahkan telah sompal karena keausan yang melewati batas yang diijinkan dan terinjak flange wheel. Keausan di rel sebelah kiri arah perjalanan kereta dapat dijelaskan terjadi karena adanya gaya dorong keluar (gaya
Gambar 5 . Ballast di petak jalan antara Stasiun Ciganea – Sukatani
Ballast batu cadas yang tidak baik
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail: [email protected]
Short Report PLB 8476_240104.doc
Created on 12/13/2004 9:41:00 PM Page 11 of 13
sentrifugal) pada track lengkung, perlu dicatat bahwa lokasi PLH berupa lengkungan R = 200 s/d 380 m mengarah ke kanan.
Kondisi aman tercapai apabila α ≥ 60o seperti yang diatur dalam PD No. 10.
Kondisi kepala rel di Km 113+4/7 telah mengalami keausan dengan besar α <60 adalah tidak aman untuk perjalanan kereta api dan ditambah tanpa adanya pembatasan kecepatan.
Salah satu penyebab anjlokan karena flange wheel menempel pada rel luar dan merayap keluar rel yang telah aus.
Penggunaan ballast dengan batu cadas akan mengurangi fungsi kerja ballast sehingga mengganggu kestabilan track. Apabila dilakukan perawatan track (terutama untuk ballast) seperti tamping, cenderung membuat ballast batu cadas hancur menjadi debu sehingga menghilangkan pori-pori dalam ballast dan pada akhirnya membuat fungsi drainase pada ballast hilang. Hal tersebut akan mengakibatkan adanya kecrotan pada track. Selain itu kondisi batu cadas yang lunak tidak dapat menjaga kestabilan formasi tubuh baan.
3.2 SARANA
Roda kereta K1 64512 dalam rangkaian kereta PLB 8476 menunjukkan keausan yang belum melampui batas. Khusus untuk roda sebelah kiri depan menunjukkan adanya goresan (stretch mark) anjlokan di sisi sebelah kiri.
Goresan pada sisi kiri tersebut menunjukkan adanya gerakan roda keluar rel akibat ausnya kepala rel serta mengenai penambat tirepont.
44..SISIGGNINIFFIICCAANNTT FAFACTCTOORRSS
PLH PLB 8476 Parahyangan disebabkan oleh kontribusi dari kondisi track yang tidak sesuai lagi;
antara lain
o keausan rel sudah melebihi dari kondisi yang diijikan;
o bantalan lapuk;
o penambat kurang;
o komposisi dari ballast jenis dan jumlah batu yang digunakan serta penempatan ballast yang sudah tidak sesuai lagi.
Gambar 8 . Bogie K1 64513
Inset : roda K1 64512 bagian depan kiri menunjukkan adanya goresan
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Gedung Karsa Lt.02 Departemen Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Barat No.08 JKT 10110 Ph: 021 3517606; 3811308 ext. 1497 ; TOKA: 31916 Fax: 021 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt ; E-mail: [email protected]
Short Report PLB 8476_240104.doc
Created on 12/13/2004 9:41:00 PM Page 13 of 13
5
5..REREKKOOMMEENNDDAASSII
Berdasarkan temuan dan penentuan significant factors dari investigasi PLH Anjlok PLB 8476 Parahyangan, KNKT mengusulkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
- Melakukan penggantian segera terhadap rel yang aus terutama untuk petak jalan Stasiun Cigaena – Sukatani;
- Melakukan perbaikan segera pada track yang tidak memenuhi persyaratan lagi di petak jalan Stasiun Ciganea – Sukatani:
a. Penggantian bantalan – bantalan yang sudah tidak laik (lapuk);
b. Melengkapi penambat bantalan yang kosong (mangko);
c. Penggantian segera terhadap ballast batu cadas;
d. Penempatan ballast agar tidak menutupi bantalan;
- Melakukan perawatan prasarana sesuai peraturan yang berlaku.