• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV SD"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE (VCT) TERHADAP SIKAP SOSIAL DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS IV SD

Ni Kadek Dwi Sariani

1

, Nyoman Dantes

2

, Desak Putu Parmiti

3

1

Jurusan PGSD,

2

Jurusan BK,

3

Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

email: dwisariani@gmail.com

1

, dantes@pasca.undiksha.ac.id

2,

dskpt_parmiti@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Value Clarification Technique (VCT) terhadap sikap sosial dan hasil belajar mata pelajaran PKn.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah non equivalent post-test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD di Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2015/2016.

Sampel diambil dengan teknik grup random sampling. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan uji MANOVA (Multivariate Analysis of Varians). Sebanyak 42 siswa kelas IV SD Negeri Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dipilih sebagai sampel. Pengumpulan data sikap sosial dalam bentuk koesioner dan hasil belajar PKn dalam bentuk tes pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1) terdapat perbedaan sikap sosial yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=21,79;p<0,05); 2) terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=102,876;p<0,05); 3) terdapat perbedaan sikap sosial dan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=54,943;p<0,05).

Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) berpengaruh positif terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa.

Kata kunci: model Value Clarification Technique (VCT), sikap sosial, hasil belajar PKn

Abstract

This study aims to determine the effect of Value Clarification Technique (VCT) model

toward social attitudes and learning outcomes of Civics subjects. The design used in

this study is a non-equivalent post-test only control group design. The population in this

study is the fourth grade students in Gugus III Tambora Melaya at Jembrana regency in

the academic year 2015/2016. Samples were taken by using group random sampling

techniques. The collected data were analyzed by MANOVA (Multivariate Analysis of

Variance) test. There were 42 students in fourth grade of SD Negeri Gugus III Tambora

Melaya at Jembrana regency selected as samples. The collection of social attitudes

data was done through the form of questionnaire and the result of Civics learning

outcomes in the form of multiple-choice tests. The results showed that: 1) there were

significant differences in social attitudes among students who taught by Value

Clarification Technique (VCT) with students who taught by conventional teaching (F =

(2)

21.79; p <0.05); 2) there were significant differences in Civics learning outcomes among students who taught by Value Clarification Technique (VCT) with students who taught by conventional teaching (F = 102.876, p <0.05); 3) there were significant differences in social attitudes and Civics learning outcomes among students who taught by Value Clarification Technique (VCT) with the students who taught by conventional teaching (F

= 54.943, p <0.05). Based on the findings above, it can be concluded that Value Clarification Technique (VCT) learning model had positive effect on social attitudes and Civics students learning outcomes.

Keywords: Value Clarification Technique (VCT) model, social attitudes, Civics learning outcomes

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu negara dan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai terbuka serta demokratis.

Suarsi (2012:16) mengemukakan bahwa pendidikan adalah segala sesuatu yang universal dan berlangsung terus menerus yang tidak pernah putus dari generasi ke generasi di manapun di dunia ini.

Pendidikan sekolah dasar sebagai titik awal pendidikan formal yang memiliki andil besar sebagai pondasi pengetahuan untuk kelanjutan pendidikan seseorang. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru. Menurut Wahab (1997:77) guru sebagai pelaksana pendidikan dituntut harus mampu mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan memiliki sikap disiplin pribadi agar di dalam melaksanakan hak-hak dan kewajiban didasari oleh pengetahuan dan didukung oleh keterampilan agar dapat berpartisipasi dengan baik di masyarakat.

Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang nilai-nilai kehidupan bagi siswanya sehingga siswa memiliki pemahaman nilai dan pendidikan moral untuk meningkatkan kualitas diri dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Salah satu mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai karakter bangsa adalah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan

suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Fajar, 2002:141).

Menurut Susanto (2013:225) Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.

Pada dasarnya pembelajaran PKn sangat baik diterapkan untuk membentuk warga negara yang mampu mengamalkan nilai-nilai moral Pancasila. Berhasilnya suatu proses pembelajaran terutama pembelajaran PKn tidak terlepas dari usaha seseorang guru ataupun pendidik dalam menyampaikan dan menyalurkan informasi kepada siswa maupun peserta didik. Model pembelajaran PKn yang digunakan oleh guru sebaiknya berpijak pada aktivitas yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip- prinsip PKn secara keseluruhan. Dengan demikian, siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana khususnya di kelas IV, diketahui bahwa sebagian besar guru tidak menggunakan metode atau model pembelajaran yang bervariasi.

Kecenderungan guru masih menggunakan

metode ceramah, sehingga mengakibatkan

pada saat proses pembelajaran menjadi

kurang menarik dan membosankan. Model

pembelajaran konvensional yang

(3)

menggunakan metode ceramah, menyebabkan terjadinya komunikasi satu arah dari guru terhadap siswa yang menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dan hanya menerima informasi dari guru saja. Penggunaan metode atau model pembelajaran yang bervariasi akan mampu menarik minat belajar peserta didik dan dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu, sikap sosial yang dimiliki siswa juga masih kurang. Sikap sosial ini dapat dilihat dari beberapa aspek yakni kerjasama, toleransi, dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung, saat diberikan tugas kelompok terlihat bahwa sikap kerjasama siswa masih kurang karena ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas tersebut secara individu tanpa berdiskusi dengan kelompoknya. Selain sikap kerjasama, sikap toleransi yang dimiliki siswa juga tergolong masih kurang. Hal ini terbukti ketika pembentukan kelompok, siswa lebih suka memilih-milih teman.

Kemudian sikap tanggung jawab siswa juga terlihat masih kurang karena saat diberikan pekerjaan rumah kadang-kadang ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas tersebut dengan dengan berbagai alasan. Beberapa sikap sosial tersebut perlu dibenahi agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan dapat meningkatkan sikap sosial siswa.

Hasil wawancara awal yang dilakukan dengan guru kelas IV Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih belum memuaskan khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pernyataan tersebut diperkuat dengan pencatatan dokumen yang diperoleh dari guru mata pelajaran PKn. Pencatatan dokumen tersebut berupa nilai UTS siswa kelas IV semester I. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penting

yang dapat memengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang bervariasi. Model pembelajaran yang digunakan sebagian besar menggunakan pembelajaran konvensional tanpa divariasikan dengan model atau metode pembelajaran lain. Guru juga kurang memerhatikan gaya belajar siswa, sehingga materi sulit dipahami oleh siswa khususnya dalam mata pelajaran PKn. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan.

Salah satu model pembelajaran yang

dapat diterapkan adalah Model Value

Clarification Technique. Teknik

mengklarifikasi nilai (Value Clarification

Technique) atau sering disingkat VCT

merupakan teknik pengajaran untuk

membantu siswa dalam mencari dan

menentukan suatu nilai yang dianggap baik

dalam menghadapi suatu persoalan melalui

proses menganalisis nilai yang sudah ada

dan tertanam dalam diri siswa (Sanjaya

dalam Iru dan La Ode, 2012:81). Salah satu

karakter VCT sebagai suatu model dalam

strategi pembelajaran sikap adalah proses

penanaman nilai dilakukan melalui proses

analisis nilai yang sudah ada sebelumnya

dalam diri siswa kemudian

menyelaraskannya dengan nilai-nilai baru

yang hendak ditanam. VCT adalah model

pembelajaran khusus yang dapat

diterapkan pada mata pelajaran PKn untuk

memberikan pemahaman yang lebih jelas

tentang suatu nilai dan siswa akan dituntut

aktif untuk mengklarifikasi suatu nilai yang

terkandung dalam materi pembelajaran

sehingga dapat berimbas pula pada

peningkatan sikap sosial dan hasil belajar

PKn siswa. Dirasakan sangat perlu untuk

mengimplementasikan model pembelajaran

Value Clarification Technique (VCT) melihat

pengaruhnya terhadap sikap sosial dan

hasil belajar mata pelajaran PKn pada

siswa kelas IV SD Gugus III Tambora

Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana

Tahun Pelajaran 2015/2016.

(4)

Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui perbedaan sikap sosial antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional; 2) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional; 3) untuk mengetatui perbedaan sikap sosial dan hasil belajar PKn secara bersama-sama antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang dilaksanakan di Gugus III Tambora, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana dengan jumlah populasi 108 siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan non equivalent post-test only control group design.

Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukannya pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik group random sampling. Sebelum menentukan sampel penelitian, populasi tersebut diuji

kesetaraannya berdasarkan nilai rata-rata UTS PKn semester ganjil dengan uji Anava 1 jalur. Berdasarkan hasil uji kesetaraan yang dilakukan dengan bantuan program Microsoft excel, diketahui bahwa kemampuan siswa di gugus tersebut telah setara.

Setelah dilakukan uji kesetaraan, selanjutnya sampel dalam penelitian ini ditetapkan 2 kelas yang setara yaitu kelas IV SD Negeri 2 Ekasari yang berjumlah 22 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SD Negeri 2 Nusasari yang berjumlah 20 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independent, yakni model pembelajaran, variabel dependent, yakni sikap sosial dan hasil belajar PKn.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner dan tes. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner sikap sosial, sedangkan tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar PKn. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis uji MANOVA (Multivariate Analysis of Varians).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan analisis data yang dilakukan terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn, diperoleh hasil seperti yang tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Sikap Sosial dan Hasil Belajar PKn

Variabel Statistik

A1 A2

Y1 Y2 Y1 Y2

Mean 85,95 24,41 75,55 18

Median 86 24,5 73,5 18

Modus 91 25 72 18

Standar Deviasi 5,533 1,736 8,703 2,34

Varians 30,617 3,015 75,734 5,474

Rentangan 23 8 38 9

Skor Minimum 75 20 54 14

Skor Maksimum 98 28 92 23

Jumlah 1891 537 1511 360

(5)

Keterangan:

A

1

Y

1

: skor sikap sosial yang dibelajarkan dengan pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT).

A

1

Y

2

: skor hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan pembelajaran Value Clarification Tehnique (VCT).

A

2

Y

1

: skor sikap sosial yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

A

2

Y

2

: skor hasil belajar PKn yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa: (1) rata-rata skor sikap sosial pada siswa yang dibelajarkan dengan model Value Clarification Tehnique (VCT) adalah 85,95 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor sikap sosial pada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 75,55 dengan kategori tinggi. Secara deskriptif, dapat dijelaskan bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model Value Clarification Tehnique (VCT) memiliki sikap sosial yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional; (2) rata-rata skor hasil belajar PKn pada siswa yang dibelajarkan dengan model Value Clarification Tehnique (VCT) adalah 24,41 dengan kategori sangat tinggi. Sedangkan rata-rata skor hasil belajar PKn pada siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 18 dengan kategori sedang. Secara deskriptif, dapat dijelaskan bahwa kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model Value Clarification Tehnique (VCT) memiliki hasil belajar PKn yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa model Value Clarification Tehnique (VCT) lebih unggul daripada model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji korelasi antar variabel terikat. Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis diperoleh bahwa data sikap sosial dan hasil belajar PKn berdistribusi normal, varians kedua kelompok homogen, dan hubungan antar variabel terikat tidak berkorelasi. Setelah semua asumsi terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis ke-1, dan ke-2 dengan uji analisis Manova menggunakan Test of Between-Subjects Effects.

Sedangkan hipotesis ke-3 diuji dengan uji analisis Manova menggunakan analisis Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotteling’s Trace, Roy’s Largest Root. Hasil pengujian hipotesis dengan uji analisis Manova menggunakan Test of Between-Subjects Effects Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Manova (Multivariate Analysis of Varians) menggunakan Tests of Between-Subjects Effects

Source

Dependent Variable

Type III Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Corrected Model Sikap_Sosial 1134.095

a

1 1134.095 21.790 < 0.05

Hasil_Belajar 430.325

b

1 430.325 102.876 < 0.05

Intercept Sikap_Sosial 273258.000 1 273258.000 5.250E3 < 0.05

Hasil_Belajar 18841.753 1 18841.753 4.504E3 < 0.05

Model_Pembelajaran Sikap_Sosial 1134.095 1 1134.095 21.790 < 0.05

(6)

Hasil_Belajar 430.325 1 430.325 102.876 < 0.05

Error Sikap_Sosial 2081.905 40 52.048

Hasil_Belajar 167.318 40 4.183

Total Sikap_Sosial 278778.000 42

Hasil_Belajar 19755.000 42 Corrected Total Sikap_Sosial 3216.000 41 Hasil_Belajar 597.643 41 a. R Squared = .353 (Adjusted R Squared = .336)

b. R Squared = .720 (Adjusted R Squared = .713)

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis 1 Data Sikap Sosial Siswa Kelas IV

Sumber Dependent Variabel df RJK F Sig

Model

Pembelajaran Sikap Sosial 1 1134,095 21,79 < 0,05 Berdasarkan hasil uji analisis

multivariate test data sikap sosial siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran VCT dan model pembelajaran konvensional menghasilkan harga F sebesar 21,79, df = 1, dan Sig = < 0,05. Ini berarti signifikansi < 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H

0

) ditolak dan hipotesis alternatif (H

a

) diterima. Jadi, berdasarkan

hasil analisis hipotesis pertama adalah terdapat perbedaan secara signifikan terhadap sikap sosial siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn SD Gugus Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis 2 Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV

Sumber Dependent Variabel

df RJK F Sig

Model

Pembelajaran Hasil Belajar PKn 1 430,325 102,876 < 0,05 Hasil analisis data hasil belajar PKn

siswa yang mengikuti model pembelajaran VCT dengan model pembelajaran konvensional diperoleh nilai F sebesar 102,876, df = 1, dan Sig = < 0,05. Ini berarti signifikansi < 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (H

0

) ditolak dan hipotesis alternatif (H

a

) diterima. Jadi, berdasarkan hasil analisis hipotesis pertama adalah terdapat perbedaan secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada

mata pelajaran PKn SD Gugus Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Hasil pengujian hipotesis dengan uji

analisis Manova menggunakan

menggunakan analisis Pillae Trace, Wilk

Lambda, Hotteling’s Trace, Roy’s Largest

Root Tabel 5.

(7)

Tabel 5. Ringkasan Hasil Analisis Sikap Sosial dan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV dengan Manova menggunakan Multivariate Tests

b

(Hipotesis 3)

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

Intercept Pillai's Trace .995 4.120E3

a

2.000 39.000 < 0.05 Wilks' Lambda .005 4.120E3

a

2.000 39.000 < 0.05 Hotelling's Trace 211.274 4.120E3

a

2.000 39.000 < 0.05 Roy's Largest

Root 211.274 4.120E3

a

2.000 39.000 < 0.05 Model_Pembelajaran Pillai's Trace .738 54.943

a

2.000 39.000 < 0.05 Wilks' Lambda .262 54.943

a

2.000 39.000 < 0.05 Hotelling's Trace 2.818 54.943

a

2.000 39.000 < 0.05 Roy's Largest

Root 2.818 54.943

a

2.000 39.000 < 0.05 a. Exact statistic

b. Design: Intercept + Model_Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5., nilai F Pillae Trace (F=54,943), Wilk Lambda (F=54,943), Hotteling’s Trace (F=54,943), dan Roy’s Largest Root (F=54,943) seluruhnya memiliki signifikansi

< 0,05 sehingga hipotesis nol (H

0

) ditolak dan hipotesis alternatif (H

a

) diterima. Jadi, berdasarkan hasil analisis hipotesis ketiga adalah terdapat perbedaan secara signifikan terhadap sikap sosial dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn SD Gugus Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Pembahasan

Hasil uji hipotesis 1 dalam penelitian diperoleh nilai koefisien F = 21,79 dengan signifikansi (sig) = < 0,05. Jika ditetapkan taraf signifikansi α = 0,05 maka nilai signifikansi uji hipotesis 1 jauh lebih kecil daripada α, sehingga F signifikan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan terhadap sikap sosial siswa kelas IV mata pelajaran PKn Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten

Jembrana antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan data hasil analisis tersebut, secara teoretis dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran teknik mengklarifikasi nilai (Value Clarification Technique) atau sering disingkat VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa (Sanjaya dalam Iru dan La Ode, 2012:81).

Pembelajaran ini memberikan

pengalaman yang bermakna dengan

memberikan kebebasan siswa memilih

tindakan serta menganalisis tindakan

melalui berdiskusi sehingga dapat

membangun pengetahuan dalam diri, saling

memahami perbedaan pendapat,

memutuskan keputusan yang terbaik serta

menumbuhkan rasa sosial dan

kebersamaan yang tinggi. Melalui model

pembelajaran Value Clarification Technique

(VCT) dapat menumbuhkan nilai-nilai sosial

siswa yaitu kerjasama, toleransi, dan

(8)

tanggung jawab. Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiratama, (2013) yang menunjukkan bahwa sikap sosial siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis dan temuan dalam penelitian lain yang sesuai dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap sosial antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Hasil uji hipotesis 2 dalam penelitian diperoleh dari analisis multivariate dengan berbantuan SPSS-16.0 for windows diperoleh nilai koefisien F = 102,876 dengan signifikansi (sig) = < 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jadi, dalam perbandingan antara model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan model pembelajaran konvensional, terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar PKn siswa. Melihat data hasil penelitian tersebut, secara teoretis dapat dikatakan bahwa hasil hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih baik dan efektif. Teknik Value Clarification Tecnicque atau VCT diartikan sebagai teknik pengajaran untuk membantu siswa menerima dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melaui proses menganalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa (Amri, 2010:212).

Pembelajaran dengan Value Clarification Technique (VCT) dalam mata pelajaran PKn lebih lama diingat dan dipahami karena siswa memecahkan permasalahan secara berkelompok serta

klarifikasi nilai yang dilakukan daripada menghafal dari buku dan penjelasan baru.proses pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa yang mengontruksi pengetahuannya sendiri dan mengalami langsung dari apa yang dipelajarinya.

Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dalam prosesnya siswa melakukan diskusi kelompok sesuai dengan tindakan yang diambil sehingga pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa semakin baik terhadap mata pelajaran PKn. Dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa akan lebih mengalami dan lebih merasakan langsung pembelajaran sehingga siswa dapat membangun pengetahuan dalam diri sendiri. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh dari belajar dan membangun pengetahuan dalam diri sendiri akan lebih lama dalam pikiran dan ingatan siswa. Temuan penelitian ini sejalan dengan Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuliasari (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran VCT berbantuan media power point dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis dan temuan dalam penelitian lain yang sesuai dengan penelitian ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan terdapat perbedaan sikap sosial dan hasil belajar PKn secara bersama antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap

sosial dan hasil belajar PKn siswa yang

(9)

mengikuti model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih baik dibandingkan dengan sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Hal ini didasarkan pada hasil analisis Manova yang menunjukkan bahwa harga F

= 54,943 hitung untuk Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotteling’s Trace, Roy’s Largest Root dari dari pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan signifikansi < 0,05. Artinya semua nilai Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotteling’s Trace, Roy’s Largest Root signifikan. Dengan demikian, terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) secara signifikan terhadap sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa secara besama-sama pada siswa kelas IV SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Berdasarkan data hasil analisis tersebut, secara teoretis dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih baik dan efektif untuk meningkatkan sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat terwujud karena model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) menekankan pentingnya interaksi sosial antar siswa terjadinya kerjasama untuk memecahkan masalah sehingga timbulnya pembelajaran PKn yang menyenangkan dan bermakna.

Temuan dalam penelitan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiweka (2014) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sikap sosial dan hasil belajar PKn secara simultan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran teknik klarifikasi nilai (TKN) melalui bermain peran dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil analisis dan temuan dalam penelitian lain yang sesuai dengan penelitian ini, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap sosial dan hasil belajar PKn secara bersama-sama

antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Gugus III Tambora Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1) terdapat perbedaan sikap sosial yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=21,79 ; p<0,05). Skor rata- rata sikap sosial siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih tinggi sebesar 85,95 dari skor rata-rata sikap sosial siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional sebesar 75,55;

2) terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F = 102,876;

p<0,05). Skor rata-rata hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih tinggi sebesar 24,41 dari skor rata-rata hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional sebesar 18; 3) terdapat perbedaan sikap sosial dan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=54,943; p<0,05); Rata-rata sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) lebih tinggi dari rata-rata sikap sosial dan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Saran digunakan untuk memperbaiki pembelajaran dan memperbaiki kekurangan kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

Adapun saran yang dapat disampaikan

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut. 1) dengan

diterapkannya model pembelajaran Value

(10)

Clarification Technique (VCT), siswa diharapkan dapat lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran PKn. dengan peran aktif siswa tersebut maka pemahaman siswa terhadap materi PKn yang diajarkan juga meningkat sehingga hasil belajar dan sikap sosial dalam pembelajaran PKn juga akan meningkat kearah yang lebih baik; 2) pendidik hendaknya mempelajari setiap detail model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dari segi isi maupun konteks, agar guru dapat memahami konsep dari Value Clarification Technique (VCT), karena guru dalam model pembelajaran ini sebagai pemandu atau pendukung selama proses pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar yang kritis, dalam aspek budaya dan kehidupan sosial siswa, sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya melalui pengalamnnya dari hasil interaktif dengan lingkungannya; 3) dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) ini dapat meningkatkan sumber daya manusia di sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa; 4) bagi peneliti lain, diharapkan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dalam mata pelajaran lain mengingat batasan dalam penelitian ini hanya terbatas pada mata pelajaran PKn saja sehingga belum diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmad. 2010.

Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Fajar, Arnie. 2002. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. 2012.

Analisis Penerapan Pendekatan,

Metode, Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Suarsi. 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana.

Wahab, Abdul Azis. 1997. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Bandung: Depdikbud Dirjendikti Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Wiratama, Gede Arya. 2013. “Pengaruh Model Pembelajaran Value Clarificatin Technuque (VCT) Berbantuan Media Cerita Bergambar Terhadap Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Mata Pelajaran PKn Kelas IV di Gugus III Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi (tidak diterbitkan).

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Yuliasari, Ni Putu Sri. 2013. “Pengaruh

Model Pembelajaran Value Clarificatin

Technuque (VCT) dan Berbantuan

Media Power Point Terhadap Hasil

Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Pada Siswa Kelas V Semester II

Tahun Pelajaran 2012/2013 Di Gugus

V Kecamatan Buleleng”. Skripsi (tidak

diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Pendidikan

Ganesha.

Referensi

Dokumen terkait

adapun saran-sarannya bagi perusahaan sepatu Converse asli ( original) yaitu (1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap pemalsuan merek mewah

di Uchiko Town yang secara umum menunjukkan bahwa Uchiko Town memiliki sektor basis dan unggulan pada sektor agrikultur dan seiiring perkembangan zaman, dua

Wahai kaum guru semua Bangunkan rakyat dari gulita Kita lah penyuluh bangsa. Pembimbing melangkah

ASMAH BT AHMAD SAKRIN

Khitbah secara syar’i mempunyai posisi sebagai janji untuk menikah pada waktu yang disepakati. Janji tersebut mengikat kedua pihak yang berjanji. seseorang yang

RSIA KENARI GRAHA MEDIKA Dapat memberikan pelayanan Rawat Inap tidak hanya untuk Ibu dan Anak tetapi juga untuk Laki - Laki dan Perempuan Dewasa (selain kasus kebidanan). RS

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir. DPPA - SKPD 2.2 PEMERINTAH

Didalam Penulisan Ilmiah ini penulis membahas bagaimana membuat suatu sistem penyewaan baju pengantin pada sebuah salon dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi, karena pada saat