15
4. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1 Proses Produksi Arm roll container
Arm roll container diproduksi pada lokasi workshop PT Berkat Anugerah Raya. Ketika pihak perusahan telah memenangkan proyek tender untuk Arm roll container proses produksi harus segera dimulai, mengingat jangka waktu yang diberikan untuk proyek tender relatif singkat.Departemen PPIC akan memberikan jadwal proyek dan estimasi bahan baku kepada Kabag. produksi. Kabag. produksi akan memberikan surat penugasan group pada regu produksi Arm roll container.
Jadwal dan surat penugasan group akan diterima oleh Kepala Regu Produksi.
Kepala regu produksi akan memerintahkan regu produksi untuk melakukan proses pengukuran bahan, pemotongan, penekukan bahan, welding dan permesinan, pengelasan, assembling, uji coba yang pertama, pengecatan, uji coba dan finishing. Regu produksi khusus Arm roll container akan dikepalai oleh 1 operator sebagai Kepala Regu Produksi yang membawahi 5 regu, masing-masing regu berisi 5 operator produksi. Berikut ini merupakan proses produksi dari Arm roll container.
4.1.1 Proses Pengukuran Bahan
Proses pengukuran bahan dilakukan terhadap bahan baku plat yang akan digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat arm roll container sesuai dengan ukuran dan spesifikasi yang telah ditentukan dalam desain. Di bawah ini merupakan ukuran bahan baku plat untuk arm roll container :
4.1.2 Proses Pemotongan/Cutting
Proses pemotongan atau cutting merupakan proses pemotongan plat menggunakan mesin cutting sesuai dengan ukuran dan kebutuhan spesifikasi untuk arm roll container. Mesin cutting untuk plat, terdiri dari dua jenis yaitu mesin manual dan mesin automatic. Bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan arm roll container selain plat, akan dipotong dengan menggunakan
gergaji mesin. Proses cutting atau pemotongan bahan untuk arm roll container dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
Bahan baku chasis
Bahan baku untuk bak arm roll container
Bahan baku spackbor
Bahan baku perisai kolong
Bahan baku tangki oil
4.1.3 Proses Penekukan Bahan/Bending
Proses penekukan bahan atau bending merupakan proses penekukan untuk bahan baku plat dengan mesin tekuk sesuai ukuran yang telah ditentukan dalam desain gambar arm roll container yang didesain oleh Kabag. R&D. Dalam proses penekukan atau bending untuk arm roll container, yang terlebih dahulu dilakukan adalah penekukan bahan baku chasis. Setelah penekukan bahan baku chasis selesai, proses penekukan selanjutnya, dilakukan pada bahan baku bak dan yang terakhir dilakukan adalah body bak arm roll container.
4.1.4 Proses Permesinan (Pembubutan) dan Pengelasan (Welding)
Proses permesinan atau pembubutan merupakan proses untuk membubut benda yang dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan serta sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Proses permesinan juga dilakukan untuk melakukan pembuatan drat. Proses permesinan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bubut, mesin fris, dan mesin bor.
Sedangkan, proses pengelasan atau welding merupakan proses penggabungan dengan cara memanaskan bahan sampai mendekati titik leburnya sehingga plat atau komponen-komponen lainnya dapat tersambung sesuai dengan desain arm roll container yang telah ditentukan. Proses pengelasan welding dilakukan dengan menggunakan mesin las busur dan mesin las mix. Pada umumnya, mesin las busur digunakan dalam pembuatan bagian chasis, bak container beserta pintu, body countainer, perisai kolong, dan sebagainya dengan menggunakan kawat las RD. Sedangkan, mesin las mix digunakan untuk tangki hidrolis dan pangkon hidrolis disertai penggunaan tabung O2 dan CO2 dengan
17
kawat tembaga NK 058. Dalam Arm roll container proses permesinan dan welding terdiri dari :
Pembuatan main frame arm roll
Pembuatan sub-part roda arm roll
Pembuatan pangkon hidrolis arm Roll
Pembuatan hock arm roll
Pembuatan chasis
Pembuatan countainer arm roll
Pembuatan sub-frame arm roll
Pembuatan body countainer
Pembuatan sub-part hock
Pembuatan pintu arm roll
Pembuatan tangki hidrolis
Pembuatan spackbor
Pembuatan perisai kolong
4.1.5 Proses Penyayatan/Scrap
Proses penyayatan atau scrap merupakan proses menyayat bagian-bagian besi plat yang membentuk gumpalan kasar dan tidak rata. Gumpalan kasar tersebut berasal dari sisa-sisa proses pengelasan. Proses scrap digunakan untuk plat besi yang memiliki ketebalan di atas 10 mm (>10 mm).
4.1.6 Proses Perakitan/Assembling
Proses penggabungan atau penyatuan part-part dan komponen arm roll container dari proses-proses yang telah dilakukan sebelumnya yaitu proses bending atau proses penekukan, proses permesinan, dan proses welding dengan menggunakan las (welding) atau mengikat dengan mur dan baut.
Dalam proses perakitan untuk arm roll container yang dilakukan adalah melakukan setting pangkalan hidrolis dan PTO. Setelah setting pada pangkalan hidrolis dan PTO selesai, maka proses assembling selanjutnya adalah melakukan setting frame arm roll dan hidrolis di atas chasis mobil dengan menggunakan kawell. Proses assembling berikutnya adalah melakukan setting container arm roll
dan proses assembling yang terakhir adalah setting kelengkapan mulai dari tangki hidrolis, spakbor, dan perisai head.
4.1.7 Proses Uji Coba Pertama
Proses uji coba yang pertama adalah proses uji coba yang dilakukan sebelum Arm roll container melangkah ke proses selanjutnya, yaitu proses pengecatan dasar. Proses uji coba pertama ini bertujuan untuk melakukan uji coba atau serangkaian test pada komponen-komponen yang telah di assembling pada arm roll container.
Pada proses uji coba yang pertama ini akan dilakukan oleh operator bagian assembling atau operator mekanik dengan melakukan uji coba arm roll dan container sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Setelah itu melakukan uji coba pada pangkalan hidrolis arm roll container sesuai dengan fungsinya.
4.1.8 Proses Pengecatan
Proses pengecatan ini bertujuan untuk memberikan warna pada body dan mobil arm roll container, sesuai dengan warna yang telah diorder oleh konsumen.
Proses pengecatan dilakukan oleh operator bagian pengecatan, yang pada umumnya terdiri dari 3 operator. Dalam melakukan proses pengecatan terdapat beberapa tahap, yaitu :
Proses Pembersihan
Proses pembersihan merupakan proses yang bertujuan untuk menghilangkan korosi-korosi yang terjadi dan bekas percikan kawat yang menempel akibat proses pengelasan atau welding.
Proses Pengecatan Dasar
Proses pengecatan dasar merupakan proses pelapisan cat dasar pada arm roll container dengan menggunakan cat pelapis epoxi. Cat epoxiberguna untuk melindungi plat dari korosi dan untuk menutupi pori-pori plat yang berlubang pada arm roll container.
Proses Dempul
Setelah proses pengecatan dasar dengan cat pelapis epoxiselesai, maka proses selanjutnya adalah proses dempul. Proses dempul ini bertujuan
19
untuk meratakan permukaan body arm roll container dan body bak container menjadi lebih halus dan tidak bergelombang.
Proses Pengecatan Warna
Proses pengecatan warna merupakan proses pemberian warna yang terdiri dari beberapa lapisan pada body arm roll container, bak container, dan pada mobil sesuai dengan warna yang telah dipesan oleh para konsumen.
Pemberian warna terdiri dari beberapa lapisan agar hasilnya dapat merata.
Pada proses pengecatan warna ini dibutuhkan beberapa tambahan bahan tertentu untuk menghasilkan warna yang berbeda.
Proses Pengecatan Clear
Proses pengecatan clear merupakan proses akhir setelah proses pengecatan warna pada body arm roll container, bak container, dan pada mobil dengan menggunakan clear atau pelapis cat warna. Pengecatan dengan menggunakan clear bertujuan untuk melindungi agar cat warna dapat tahan lama dan lebih mengkilap.
4.1.8 Proses Pemasangan Aksesoris dan Uji Coba (Finishing)
Proses selanjutnya setelah serangkaian proses pengecatan selesai adalah proses pemasangan akesoris pada body arm roll container berupa sticker label perusahaan, yaitu Grace. Selain itu adanya pemasangan aksesoris berupa lampu sirine pada bagian atas mobil dan aksesoris-aksesoris lain yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi arm roll container.
Setelah melakukan pemasangan aksesoris, proses selanjutnya adalah uji coba (finishing). Uji coba ini merupakan uji coba yang terakhir setelah serangkaian proses produksi dari awal hingga proses pemasangan aksesoris telah usai dilakukan. Uji coba yang terakhir ini bertujuan untuk melakukan test pada semua fungsi secara menyeluruh yang ada pada arm roll container, baik dari sisi kegunaan pompa hidrolis pada arm Roll, fungsi bak container arm Roll, lampu sirine dan sean pada mobil, dan fungsi-fungsi lain. Apabila uji coba (finishing) telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi arm roll container, maka produk dikatakan lolos dan siap untuk dikirim pada lokasi customer.
4.1.9 Proses Pengiriman
Proses pengiriman (delivery) merupakan proses pengiriman produk Arm roll container pada customer sesuai dengan tujuan lokasi yang telah disepakati pada saat tender. Pengiriman pada daerah dalam dan luar kota untuk daerah Jawa Timur, akan dikendarai oleh karyawan pihak PT Berkat Anugerah Raya.
Sedangkan untuk pengiriman dengan tujuan lokasi di luar Jawa Timur akan dikirim menggunakan kapal.
4.2 Karakteristik Kualitas
PT Berkat Anugerah Raya menetapkan karakteristik kualitas terdiri dari karakteristik penerimaaan bahan baku (plat), karakteristik kualitas penerimaan mobil, dan karakteristik kualitas proses produksi. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing karakteristik kualitas.
4.2.1 Proses Penerimaan Bahan Baku (Plat)
PT Berkat Anugerah Raya hanya menetapkan karakteristik kualitas pada bahan baku plat, dikarenakan bahan baku plat sering mengalami ketidaksesuian dengan kriteria plat ketentuan dan kebutuhan perusahaan. Sedangkan, untuk penerimaan bahan baku yang lain seperti pompa hidrolis, kabel seling, dudukan motor roller, kabel PTO, PTO dan sebagainya, perusahaan tidak menetapkan karakteristik penerimaan bahan baku. Hal tersebut dikarenakan, perusahaan memiliki supplier yang tetap untuk bahan baku selain plat. Bahan baku selain plat selalu diterima oleh perusahaan dalam keadaan baik dan tidak cacat. Sehingga, perusahaan sudah mempercayai supplier yang menjadi supplier tetap pada PT Berkat Anugerah Raya. Karakteristik kualitas plat dapat dilihat pada lampiran 1.
4.2.2 Proses Penerimaan Unit Mobil
Pada proses penerimaan unit mobil yang akan digunakan untuk Arm roll container, PT Berkat Anugerah Raya menetapkan karakteristik kualitas sebagai berikut :
1. Mobil yang diterima dalam keadaan baik (tidak rusak).
2. Spesifikasi mobil datang sesuai dengan surat pesanan.
21 3. Unit mobil sesuai dengan DO.
4. Nomor mesin dan warna mobil sesuai dengan DO.
5. Kelengkapan dan aksesoris dalam keadaan lengkap serta berfungsi dengan baik.
4.2.3 Proses Produksi Arm roll container
PT Berkat Anugerah Raya menetapkan karakteristik kualitas proses produksi, mulai dari proses pemotongan hingga proses pengecatan. Karakteristik kualitas proses produksi yang ditetapkan oleh perusahaan untuk tiap produk adalah sama. Karakteristik kualitas proses produksi dapat dilihat pada lampiran 2.
4.3 Proses Inspeksi
Proses inspeksi yang dilakukan pada PT Berkat Anugerah Raya terdiri dari 3 tahap, yaitu inspeksi bahan baku, inspeksi proses produksi, dan inspeksi produk jadi. Hal ini berlaku untuk semua produk yang diproduksi oleh PT Berkat Anugerah Raya, termasuk arm roll container. Proses inspeksi bahan baku akan dilakukan ketika bahan baku datang pada lokasi perusahaan. Setiap bahan baku akan diinspeksi dengan random sampling 5% dari masing-masing bahan baku.
Sedangkan untuk inspeksi proses produksi akan dilakukan oleh 1 orang kepala regu dan 1 orang kepala bagian produksi. Kepala regu dan kepala bagian produksi bertugas untuk mengawasi jalannya proses produksi. Namun pada lingkungan perusahaan, kepala regu tidak melakukan inspeksi produksi secara penuh, dikarenakan kepala regu juga ikut terjun dalam proses produksi. Sedangkan, kepala bagian produksi tidak melakukan inspeksi secara khusus, dikarenakan kepala bagian produksi juga bertugas untuk melakukan pengawasan pada produk yang lain. Inspeksi proses produksi akan dilakukan mulai dari proses pemotongan hingga proses pengecatan. Inspeksi proses produksi bertujuan agar apabila terjadi suatu kesalahan dalam proses produksi arm roll container dapat diketahui dengan cepat. Jika terjadi kesalahan dalam proses produksi arm roll container, maka kepala regu atau kepala bagian produksi akan menginstruksikan staff produksi untuk melakukan perbaikan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Setelah produk arm roll container telah jadi, makan proses inspeksi produk jadi dan trial produk akan dilakukan oleh kepala bagian QC beserta 2 orang staff QC. Pada inspeksi produk jadi, produk akan diperiksa secara keseluruhan mulai dari fungsi setiap mesin dan kelengkapan aksesoris apakah sudah sesuai dengan spesifikasi dan desain yang telah ditentukan. Check sheet trial produk arm roll container dapat dilihat pada lampiran 3.
Aktivitas inspeksi yang dilakukan pada masing-masing proses dilakukan sesuai dengan karakteristik kualitas yang telah ditetapkan pada masing-masing proses. Metode pengukuran yang akan dilakukan pada proses inspeksi terdiri dari uji visual, diraba dengan tangan, pengujian dengan busur, pengujian dengan janga sorong, pengujian dengan mal, pengukuran dengan elcometer, disesuaikan dengan gambar desain, disesuaikan dengan surat penugasan, dan disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
4.4 Jenis Kecacatan
Jenis kecacatan pada produk arm roll container terdiri dari kecacatan internal dan kecacatan eksternal. Kecacatan internal merupakan kecacatan yang terjadi di lingkungan perusahaan, ketika produk arm roll container belum sampai ke tangan customer. Kecacatan internal dapat diatasi dengan proses rework pada proses produksi. Sedangkan, kecacatan eksternal merupakan kecacatan yang terjadi ketika produk arm roll container sudah berada pada customer. Perusahaan akan melakukan penarikan kembali untuk produk arm roll container yang mengalami kecacatan dan melakukan aktivitas rework untuk mengatasi kacacatan yang terjadi.
4.4.1 Jenis Kecacatan Internal
Pada kecacatan internal, hanya terdiri dari dua jenis kecacatan yaitu tangki hidrolis bocor dan kesalahan potong plat. Sehingga, tidak dilakukan penghitungan dengan prinsip pareto chart. Jenis kecacatan internal pada produk arm roll container terdiri dari :
Tangki Hidrolis Bocor
23
Tangki hidrolis yang bocor dapat diketahui pada proses produksi. Tangki hidrolis yang bocor, dapat diketahui dengan cara melakukan uji tangki. Uji tangki akan dilakukan setelah tangki hidrolis selesai diproduksi. Tangki hidrolis akan diisi dengan air sesuai ukuran tangki dan diberi tanda. Tanda tersebut berguna untuk menandai batas air mula-mula. Kemudian tangki hidrolis akan dibiarkan selama 1 hari. Keesokan harinya, operator akan melakukan pengecekan yaitu dengan cara membandingkan batas air mula- mula dan batas air yang sekarang. Apabila, air yang telah didiamkan selama 1 hari berkurang banyak (dengan batas toleransi ± 5 ml), hal itu menandakan bahwa tangki hidrolis mengalami kebocoran. Kebocoran pada tangki hidrolis akan dicari penyebabnya dan kemudian dilakukan proses rework.
Kesalahan Pemotongan Plat
Kesalahan pemotongan plat merupakan jenis kecacatan internal, yang ditemukan pada saat proses produksi. Kesalahan pemotongan plat dapat diketahui dari ukuran plat yang tidak sesuai dengan ukuran dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan. Bila plat yang dipotong ukurannya kebesaran, maka akan dilakukan proses rework dengan memotong ulang.
Namun, bila plat yang dipotong kekecilan, maka plat tersebut akan di reject. Selain dimensi ukuran plat, bentuk fisik hasil pemotongan juga diperhatikan. Apabila, bentuk fisik plat yang dipotong mengalami retak, patah atau bengkok, maka plat tersebut akan di reject karena tidak sesuai dengan spesifikasi perusahaan.
4.4.2 Jenis Kecacatan Eksternal
Jenis kecacatan eksternal diperoleh berdasarkan complain dari para customer. Jenis kecacatan eksternal pada produk arm roll container terdiri dari seal hidrolis bocor, nepple hidrolis bocor, permukaan cat tidak rata, dan PTO bermasalah.
Seal Hidrolis Bocor
Seal hidrolis bocor pada arm roll container terjadi ketika produk sudah berada pada customer. Seal hidrolis yang bocor dapat terjadi karena karet
seal hidrolis bermasalah. Karet seal hidrolis yang bermasalah membuat ketahanan pangkon hidrolis menjadi berkurang, sehingga jalannya oli dari selang hidrolis melewati pangkon hidrolis menjadi tidak terkontrol dan menyebabkan kebocoran.
Nepple Hidrolis Bocor
Nepple hidrolis merupakan ring tembaga yang menghubungkan antara selang hidrolis dan tangki hidrolis pada arm roll container. Siklus oli yang masuk ke dalam selang hidrolis akan berjalan menuju ke tangki hidrolis.
Apabila nepple hidrolis bocor, maka oli akan merembes keluar melalui ring tembaga yang menghubungan antara selang hidrolis dan tangki hidrolis. Nepple hidrolis yang bocor dan tidak segera diatasi akan membuat keadaan oli dalam tangki hidrolis terus menerus merembes keluar. Hal ini akan berakibat pada kerusakan tuas hidrolis dan pengait hidrolis.
Selang hidrolis Tuas hidrolis
Pengait hidrolis Seal hidrolis Nepple hidrolis
Gambar 4.1 Tangki Hidrolis beserta Seal Hidrolis dan Nepple Hidrolis
Cat Bermasalah/Tidak Rata
Cat bermasalah atau tidak rata pada produk arm roll container terjadi ketika produk diterima oleh customer. Kecacatan berupa cat bermasalah
25
yang di complain oleh customer di antaranya adalah permukaan cat yang tidak rata atau warna belang pada beberapa bagian, yaitu bak container, pintu mobil truck, pintu container, bagian chasis dan sebagainya. Selain itu, kecacatan pada permukaan cat berbentuk seperti kulit jeruk (orange peel), cat mengelupas, dan cat tidak menempel pada permukaan produk.
PTO bermasalah
Jenis kecacatan yang mendapat complain dari customer adalah PTO (Power Take Out) bermasalah. PTO pada arm roll container mengalami kerusakan yang mengakibatkan terjadinya gesekan antara kabel PTO dan komponen PTO lainnya. Terjadinya gesekan tersebut menimbulkan suara yang bising dan menggangu fungsi dari produk arm roll container.
4.5 Diagram Pareto Kecacatan Eksternal
Gambar 4.2. Pareto Chart Kecacatan Arm roll container 2010
Pada biaya kegagalan eksternal secara keseluruhan, terdapat 4 jenis kecacatan pada arm roll container selama tahun 2010. Empat jenis kecacatan tersebut adalah seal hidrolis bocor, permukaan cat tidak rata, nepple hidrolis bocor, dan PTO bermasalah. Jenis kecacatan eksternal diperoleh berdasarkan complain dari para konsumen yang melakukan tender arm roll container. Pada diagram pareto tersebut, dapat diketahui bahwa 80% masalah disebabkan 20%
Count Percent
Jenis Kecacatan
Count
11,1
Cum % 38,9 66,7 88,9 100,0
7 5 4 2
Percent 38,9 27,8 22,2
PTO Bermasalah Nepple Hidrolis Bocor
Permukaan Cat Tidak Rata Seal Hidrolis Bocor
20 15 10 5 0
100 80 60 40 20 0 Pareto Chart of Jenis Kecacatan Arm Roll Container 2010
jenis penyebab. Jenis kecacatan yang memiliki frekuensi terbesar berdasarkan prinsip diagram pareto di atas terdapat 3 macam yaitu seal hidrolis bocor, permukaan cat tidak rata, dan nepple hidrolis bocor. Dari hasil diagram pareto kemudian akan dicari akar masalah pada masing-masing penyebab yang terjadi pada arm roll container.
4.6 Analisis Jenis Kecacatan dengan Fault Tree Analysis
Jenis-jenis kecacatan pada produk arm roll container terdiri dari tangki hidrolis bocor, kesalahan pemotongan plat, seal hidrolis bocor, nepple hidrolis bocor, dan pengecatan tidak rata atau bermasalah. Masing-masing kecacatan dapat terjadi dikarenakan oleh faktor. Berikut ini akan dilakukan analisis akar masalah dari masing-masing jenis kecacatan yang terjadi.
4.6.1 Analisis Akar Masalah Tangki Hidrolis Bocor
Tangki Hidrolis Bocor
Pengelasan tidak sempurna
Inspeksi uji kebocoran tangki tidak dilakukan
secara rutin
Terdapat celah di dalam tangki yang
di las
Operator tidak teliti dalam melakukan pengelasan
Kadang diinspeksi/
kadang tidak Kawat las
tidak sesuai surat tugas
Gambar 4.3. Fault Tree Analysis Tangki Hidrolis Bocor
Tangki hidrolis pada arm roll container mengalami kebocoran diakibatkan karena pengelasan yang tidak sempurna dan inspeksi uji kebocoran tangki tidak dilakukan secara rutin. Pengelasan yang tidak sempurna dapat terjadi
27
akibat operator yang tidak teliti dalam melakukan pengelasan. Ketidaktelitian operator dalam proses pengelasan, menyebabkan adanya celah-celah pada tangki hidrolis yang berujung pada kebocoran. Di samping itu, operator juga teledor dan terburu-buru pada saat membaca surat tugas. Hal ini menyebabkan kawat las yang digunakan tidak sesuai dengan surat tugas. Penggunaan kawat las yang salah, akan mengakibatkan hasil sambungan las pada tangki hidrolis kurang kuat dan menyebabkan kebocoran.
Sedangkan, untuk inspeksi uji kebocoran tangki seharusnya dilakukan setiap kali selesai memproduksi tangki hidrolis. Dan lama waktu untuk pengujian adalah 1 hari kerja, sehingga hasil pengujian dapat valid. Namun, pada lingkungan perusahaan operator cenderung terburu-buru dan tidak konsisten. Operator cenderung bertindak seenaknya sendiri dan tidak melakukan uji tangki dengan rutin, bahkan apabila waktu tender yang ditentukan singkat, operator cenderung tidak melakukan pengujian tangki hidrolis sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal ini mengakibatkan uji tangki hidrolis tidak mendapatkan hasil yang tepat dan berakibat pada tangki hidrolis bocor.
4.6.2 Analisis Akar Masalah Kesalahan Memotong Plat
Kesalahan memotong plat
Operator tidak melihat gambar
design
Operator salah mengoperasikan
mesin
Tidak ada instruksi kerja
untuk pengoperasian
mesin
Operator kerja berdasarkan ingatan atau hafalan
Mesin tidak dibersihkan setelah penggunaan
Sisa potongan plat mengganggu kerja operator
Tidak adanya instruksi kerja
untuk pemotongan.
Gambar 4.4. Fault Tree Analysis Kesalahan Pemotongan Plat
Kesalahan dalam pemotongan plat diakibatkan oleh beberapa penyebab, yaitu operator tidak melihat gambar design, operator salah mengoperasikan mesin potong, dan mesin potong yang tidak dibersihkan setelah penggunaan.
Kesalahan operator yang tidak melihat ukuran dan spesifikasi pada gambar desain, menyebabkan terjadinya kesalahan ukuran dalam pemotongan plat. Hal ini diakibatkan operator cenderung mengandalkan hafalan atau ingatannya. Di samping itu, kesalahan operator yang tidak melihat ukuran dan spesifikasi pada gambar desain dikarenakan tidak adanya instruksi kerja untuk proses pemotongan. Sehingga, operator cenderung tidak disiplin dan tidak ada arahan dalam melakukan pekerjaan.
Kesalahan pemotongan plat juga dapat terjadi akibat kesalahan operator di dalam mengoperasikan mesin potong. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tidak ada instruksi untuk pengoperasian mesin potong. Tombol-tombol pada mesin potong tidak memiliki label dengan jelas, sehingga operator seringkali salah mengoperasikan antara mesin manual dan mesin automatic. Kesalahan pemotongan plat juga terjadi akibat sisa-sisa plat hasil pemotongan pada mesin potong tidak dibuang, sehingga mengakibatkan operator tidak konstertasi dan mengganggu kerja operator. Di bawah ini adalah gambar tombol-tombol pada mesin potong yang tidak memiliki label dengan jelas :
Gambar 4.5. Tombol pada Mesin Potong yang Tidak Memiliki Label dengan Jelas
29
4.6.3 Analisis Akar Masalah Seal Hidrolis Bocor
Seal Hidrolis Bocor
Karet Sel Hidrolis Kendor Posisi karet seal hidrolis tidak
tepat pada pangkon Kesalahan Operator
Operator tidak mengetahui cara memasang karet dengan pasti
Tidak ada instruksi pemasangan
yang benar
Operator tidak
teliti Operator teledor
Tidak memposisikan
karet seal tidak tepat
Operator cenderung asal pada saat
pemasangan Inspeksi yang
dilakukan tidak maksimal Karet seal tidak
tersimpan di ruangan yang terhindar panas.
Pemindahan bahan baku karet seal
Gambar 4.6. Fault Tree Analysis Seal Hidrolis Bocor
Seal hidrolis pada arm roll container mengalami kebocoran disebabkan oleh karena beberapa akar masalah, yaitu karet seal hidrolis kendor, posisi karet seal hidrolis tidak tepat pada pangkon, dan kesalahan operator pada saat pemasangan. Akar masalah yang pertama adalah karet seal hidrolis kendor diakibatkan karena bahan baku karet seal tidak disimpan dalam ruangan yang terhindar dari panas atau hujan. Peti atau kardus tersebut diletakkan di depan gudang, yang tidak terhindar dari panas dan hujan. Hal ini menyebabkan karet seal hidrolis lama kelamaan menjadi mudah kendor dan tidak berfungsi dengan maksimal. Di samping itu, bahan baku karet seal hidrolis diletakkan di dalam kardus atau peti dan bercampur dengan jenis karet-karet yang lainnya. Hal ini tentu tidak efisien bagi operator. Operator yang akan menggunakan karet seal dengan ukuran diameter tertentu harus membongkar karet-karet di dalam kardus atau peti terlebih dahulu.
Akar masalah yang berikutnya posisi karet seal hidrolis tidak tepat pada pangkon. Operator tidak mengetahui cara memasang karet seal pada pangkon dengan pasti, hal ini diakibatkan tidak ada instruksi pemasangan karet seal hidrolis dengan benar. Perusahaan hanya menggunakan perintah lisan kepada operator pada saat pemasangan karet seal, sehingga hal ini menyebabkan operator tidak memiliki arahan yang pasti dalam bekerja dan mengakibatkan timbulnya kecacatan.
Akar permasalahan yang terakhir adalah kesalahan operator dalam melakukan pemasangan karet seal hidrolis. Operator tidak teliti dalam melakukan pemasangan karet seal, yaitu operator tidak memposisikan karet seal dengan tepat. Posisi karet seal yang tidak tepat akan menyebabkan karet seal mudah terlepas dari pangkon hidrolis dan menyebabkan kebocoran.
31
4.6.4 Analisis Akar Masalah Permukaan Cat Tidak Rata / Bermasalah
Permukaan Cat Tidak Rata / Bermasalah
Mesin Kompresor
Kotor
Mesin Kompresor Banyak Air
Metode Pengecatan yang Salah
Cuaca yang tidak menentu
Waktu pengetapan kompresor tidak dilakukan secara
berkala
Arah angin yang tidak menentu
Debu beterbanga n mengenai
produk Penggosokan
kurang bersih
Dempul dan epoxi belum kering sudah ditumpuki
cat warna
Penggosokan epoxi hanya dilakukan 1 kali
Tidak ada instruksi kerja yang
tepat
Panas dan hujan yang tidak menentu
Produk keringnya
tidak merata
Pengeringan dilakukan secara alami
Tidak ada mesin oven Mesin tidak
dibersihkan setelah pemakaian
Gambar 4.7. Fault Tree Analysis Permukaan Cat Tidak Rata/Bermasalah
31
Universitas Kristen Petra
Permukaan cat tidak rata atau bermasalah terjadi disebabkan oleh beberapa akar masalah, yaitu mesin kompresor kotor, mesin kompresor mengandung banyak air, metode pengecatan yang salah, keadaan cuaca yang tidak menentu, dan pengeringan yang dilakukan secara alami.
Akar masalah yang pertama yaitu mesin kompresor kotor. Mesin kompresor yang kotor dikarenakan akibat keadaan mesin yang tidak dibersihkan setelah pemakaian. Operator cenderung membiarkan mesin kompresor dalam keadaan kotor setelah selesai digunakan. Mesin kompresor yang kotor di dalamnya terdapat banyak sisa-sisa cat yang sudah mengering karena tidak dibersihkan setelah pemakaian. Hal ini tentu akan berakibat meningkatkan persentase kecacatan pada produk yang dapat berakibat komplain dari konsumen.
Mesin kompresor tidak dibersihkan setelah pemakaian dikarenakan tidak adanya instruksi pemakaian. Selain itu juga belum adanya intensif pembersihan dan perawatan untuk mesin kompresor yang telah digunakan dalam proses produksi.
Akar masalah yang selanjutnya adalah mesin kompresor mengandung banyak air, karena waktu pengetapan kompresor tidak dilakukan secara intensif dan berkala.
Akar masalah berikutnya adalah metode pengecatan yang salah. Metode pengecatan yang salah dikarenakan beberapa penyebab yaitu, penggosokan yang kurang bersih, keadaan dempul dan cat epoxiyang masih belum kering tetapi sudah ditumpuki dengan cat warna, dan pemberian cat epoxihanya dilakukan satu kali saja dikarenakan tidak adanya instruksi kerja untuk proses pengecatan dengan tepat.
Gambar 4.8. Akibat Penggosokan yang Kurang Bersih Menimbulkan Kecacatan
Akar penyebab berikutnya adalah keadaan cuaca yang tidak menentu.
Keadaan cuaca yang tidak menentu, yaitu cuaca panas atau hujan yang berubah- ubah menyebabkan produk yang sedang dalam proses pengeringan cat mengalami
33
cacat. Hal tersebut menyebabkan cat pada produk tidak kering secara merata dan berakibat cacat. Di samping itu, kondisi angin yang tidak menentu yaitu apabila kondisi angin yang berhembus pada lokasi perusahaan dalam keadaan kencang, mengakibatkan debu beterbangan dan menempel pada produk yang sedang dikeringkan. Hal ini menyebabkan cat pada produk menjadi kasar.
Akar masalah yang terakhir adalah metode pengeringan yang dilakukan perusahaan saat ini adalah dengan cara alami yang bergantung pada kondisi alam.
Hal tersebut dikarenakan perusahaan masih belum mempunyai mesin oven yang sangat berguna untuk proses pengeringan cat pada produk.
4.6.5 Analisis Akar Masalah Nepple Hidrolis Bocor
Nepple Hidrolis Bocor Nepple Hidrolis Bocor
Ujung bostel pada por duduk kotor Ujung bostel pada
por duduk kotor Proses shapping
tidak sempurna Proses shapping tidak sempurna
Tidak dibersihkan
setelah pemakaian
Tidak dibersihkan
setelah pemakaian
Operator Lalai Operator Lalai
Pemasangan ring tembaga tidak
tepat Pemasangan ring
tembaga tidak tepat
Salah memposisikan ring
tembaga Salah memposisikan ring
tembaga
Tidak ada instruksi kerja
secara tepat Operator tidak
teliti dan teledor Kesalahan melakukan pengukuran Kesalahan melakukan pengukuran
Gambar 4.9. Fault Tree Analysis Nepple Hidrolis Bocor
Nepple hidrolis bocor pada arm roll container dapat terjadi disebabkan oleh beberapa akar masalah yaitu ujung bostel pada bor duduk kotor, proses shapping tidak sempurna, dan operator lalai. Ujung bostel pada bor duduk kotor
akibat tidak dibersihkan setelah pemakaian pada proses produksi. Operator cenderung membiarkan ujung bostel dalam keadaan kotor. Sisa-sisa kotoran akibat proses shapping yang menempel pada ujung bostel, mengakibatkan daya kerja bostel tidak maksimal dan mengakibatkan kecacatan.
Akar masalah berikutnya adalah proses shapping tidak sempurna pada nepple hidrolis. Proses shapping tidak sempurna dapat terjadi karena kesalahan dalam melakukan pengukuran. Kesalahan pengukuran dapat berupa kesalahan pengukuran kedalaman lubang ring tembaga, kemiringan sisi kiri dan kanan ring tembaga. Operator yang melakukan kesalahan pengukuran dalam proses shapping, mengakibatkan proses shapping tidak sempurna. Ring tembaga tidak sesuai dengan spesifikasi dan mengakibatkan kecacatan.
Di samping itu, akar penyebab yang lain adalah kelalaian operator.
Operator yang lalai mengakibatkan pemasangan ring tembaga pada bagian nepple hidrolis tidak tepat. Pemasangan ring tembaga yang tidak tepat dapat terjadi karena salah memposisikan ring tembaga dan tidak dilakukan inspeksi ketika ring tembaga dipasang. Kesalahan dalam memposisikan ring tembaga dapat terjadi akibat tidak adanya instruksi kerja untuk pemasangan ring tembaga pada nepple hidrolis arm roll container. Pada saat ini perusahaan hanya memberikan perintah secara lisan, sehingga operator tidak memiliki arah yang tepat dalam bekerja.
4.7 Perhitungan Biaya Kualitas
Perhitungan biaya kualitas digolongkan menjadi 4 bagian, yaitu biaya pencegahan (prevention cost), biaya penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan internal (internal cost failure), dan biaya kegagalan eksternal (external failure cost). Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing kategori biaya.
4.7.1 Biaya Pencegahan (Preventive Cost)
Biaya pencegahan yang dilakukan PT Berkat Anugerah Raya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Perencanaan Kualitas (Quality Planning) meliputi biaya-biaya yang terkait dengan segala aktivitas perencanaan kualitas secara menyeluruh. Aktivitas perencanaan kualitas berkaitan dengan departemen R&D, depatemen QC,
35
departemen PPIC dan departemen purchasing. Aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam perencanaan kualitas adalah
Perencanaan Desain Produk
Perencanaan desain produk merupakan aktivitas berupa perencanaan dan gambar desain untuk arm roll container. Aktivitas perencanaan desain produk arm roll container dilakukan meliputi biaya gaji 1 orang Kabag.
R&D dan gaji 1 orang staff R&D. Asumsi waktu yang digunakan pada perhitungan biaya perencanaan desain produk Arm roll container bahwa rata-rata lama Kabag. R&D dan Staff R&D untuk melakukan perencanaan desain produk arm roll container adalah 4 jam dari 8 jam kerja (setiap bulan). Rincian tabel biaya perencanaan desain produk dapat dilihat pada lampiran 4.
Biaya perencanaan desain produk = (Lama Waktu Perencanaan Desain Produk x Jumlah Kabag R&D x Biaya Gaji Kabag R&D/jam) + (Lama Waktu Perencanaan Desain Produk x Jumlah Staff R&D x Gaji Staff R&D/jam)
Estimasi Bahan Baku Arm roll container
PT Berkat Anugerah Raya melakukan estimasi bahan baku untuk mengetahui jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi Arm roll container dengan tepat. Aktivitas estimasi bahan baku Arm roll container ini meliputi biaya gaji 1 orang Kabag. PPIC dan gaji 1 orang staff PPIC.
Asumsi waktu yang digunakan pada perhitungan biaya perencanaan desain produk bahwa rata-rata lama Kabag. PPIC dan Staff PPIC untuk melakukan estimasi bahan baku Arm roll container adalah 4 jam dari 8 jam kerja (setiap bulan). Rincian tabel biaya estimasi bahan baku arm roll container dapat dilihat pada lampiran 5.
Biaya estimasi bahan baku arm roll container = (Lama Waktu Estimasi Bahan Baku x Jumlah Kabag PPIC x Biaya Gaji Kabag PPIC/jam) + (Lama Waktu Estimasi Bahan Baku x Jumlah Staff PPIC x Gaji Staff PPIC/jam)
Evaluasi dan Seleksi Bahan Baku pada Supplier
Evaluasi dan Seleksi Bahan Baku pada Supplier, merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh bahan baku Arm roll container yang sesuai dengan kualitas dan spesifikasi yang telah ditentukan. Aktivitas ini meliputi biaya gaji 2 staff purchasing dan biaya transportasi untuk mendatangi lokasi supplier yang akan digunakan pada produk Arm roll container. Asumsi waktu yang digunakan pada perhitungan biaya perencanaan desain produk bahwa rata-rata lama Staff Purchasing untuk melakukan evaluasi dan seleksi supplier Arm roll container adalah 2 jam dari 8 jam kerja (setiap bulan). Rincian tabel biaya evaluasi dan seleksi bahan baku pada supplier dapat dilihat pada lampiran 6.
Biaya evaluasi dan seleksi bahan baku pada supplier = (Lama Waktu Evaluasi dan Seleksi Bahan Baku x Jumlah Staff Purchasing x Biaya Gaji Staff Purchasing/jam) + Biaya Transportasi
2. Training arm roll container, merupakan aktivitas pelatihan staff produksi khusus untuk produk arm roll container, yang bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan proses produksi arm roll container.
Aktivitas training ini diadakan dalam tahun 2010 sebanyak 3 kali, di lokasi Medan (Sumatera Utara) dan Jakarta. Aktivitas training ini meliputi biaya pelatihan, biaya konsumsi, biaya transportasi, dan biaya akomodasi. Rincian tabel biaya training staff arm roll container dapat dilihat pada lampiran 7.
Biaya training arm roll container = Biaya Akomodasi, Konsumsi, dan Transportasi + Biaya Training
3. Pemeliharaan mesin produksi, meliputi biaya penggantian oli, biaya penggantian mata bor, biaya penggantian bostel, biaya penggantian pen bell, biaya penggantian hower. Aktivitas ini meliputi biaya gaji 1 orang staff maintenance.
Penggantian oli, asumsi waktu yang digunakan staff maintenance untuk melakukan penggantian oli adalah 2 jam dari 8 jam kerja (setiap bulan).
Rincian tabel biaya penggantian oli dapat dilihat pada lampiran 8.
Biaya Penggantian Oli = (Jumlah Pemakaian Oli (liter) x Biaya Oli/Liter) + (Lama Waktu Penggantian Oli x Jumlah Staff Maintenance x Gaji Staff Maintenance/jam)
37
Penggantian mata bor, asumsi waktu yang digunakan pada penggantian mata bor adalah 10 menit untuk setiap alat bor. Rincian tabel biaya penggantian mata bor dapat dilihat pada lampiran 9.
Biaya Penggantian Mata Bor = (Jumlah Mata Bor (Pcs x Biaya Mata Bor/Pcs) + (Lama Waktu Penggantian Mata Bor x Jumlah Staff Maintenance x Gaji Staff Maintenance/jam)
Penggantian bostel, asumsi waktu yang digunakan pada penggantian bostel adalah 10 menit untuk setiap alat bor. Rincian tabel biaya penggantian bostel dapat dilihat pada lampiran 10.
Biaya Penggantian Bostel = (Jumlah Bostel (Pcs) x Biaya Bostel/Pcs) + (Lama Waktu Penggantian Bostel x Jumlah Staff Maintenance x Gaji Staff Maintenance/jam)
Penggantian pen bell, asumsi waktu yang digunakan staff maintenance untuk melakukan penggantian pen bell adalah 1 jam dari 8 jam kerja untuk setiap alat. Rincian tabel biaya penggantian pen bell dapat dilihat pada lampiran 11.
Biaya Penggantian Pen Bell = (Jumlah Pen Bell (Pcs) x Biaya Pen Bell/Pcs) + (Lama Waktu Penggantian Pen Bell x Jumlah Staff Maintenance x Gaji Staff Maintenance/jam)
Penggantian hower, asumsi waktu yang digunakan staff maintenance untuk melakukan penggantian hower adalah 1 jam dari 8 jam kerja untuk setiap alat. Rincian tabel biaya penggantian hower dapat dilihat pada lampiran 12.
Biaya Penggantian Hower = (Jumlah Hower (Pcs) x Biaya Hower/Pcs) + (Lama Waktu Penggantian Hower x Jumlah Staff Maintenance x Gaji Staff Maintenance/jam)
Penggantian clum selang, asumsi waktu yang digunakan staff maintenance untuk melakukan penggantian hower adalah 0,5 jam dari 8 jam kerja untuk setiap alat. Rincian tabel biaya penggantian clum selang dapat dilihat pada lampiran 13.
Biaya Penggantian Clum Selang = (Jumlah Clum Selang (Pcs) x Biaya Clum Selang/Pcs) + (Lama Waktu Penggantian Clum Selang x Jumlah Staff Maintenance x Gaji Staff Maintenance/jam)
4.7.2 Biaya Penilaian (Appraisal Cost)
Biaya penilaian yang dilakukan oleh PT Berkat Anugerah Raya meliputi kegiatan :
1. Aktivitas kalibrasi yang diadakan setiap 1 tahun sekali, dilakukan dengan membandingkan alat-alat ukur dengan ukuran standard internasional. Aktivitas kalibrasi ini dilakukan untuk alat jangka sorong, mikrometer, dan timbangan.
Biaya untuk aktivitas kalibrasi yang dikeluarkan perusahaan adalah Rp 2.150.000,00.
2. Aktivitas inspeksi bahan baku arm roll container, dilakukan ketika bahan baku utama dan bahan baku pembantu untuk arm roll container tiba di perusahaan. Aktivitas inspeksi bahan baku dilakukan dengan memeriksa kualitas bahan baku utama dan bahan baku pembantu arm roll container sesuai dengan ketentuan dari perusahaan. Aktivitas inpeksi bahan baku diambil secara random atau acak dengan sampling masing-masing 5% dari tiap bahan baku yang ada.
Aktivitas inspeksi bahan baku biaya gaji 2 operator staff QC yang bekerja melakukan pemeriksaan sebesar total jam kerja melakukan inspeksi. Asumsi yang digunakan staff QC dalam melakukan inspeksi bahan baku adalah 0,5 jam untuk 1 unit arm roll container. Rincian tabel biaya inspeksi bahan baku dapat dilihat pada lampiran 14.
Biaya Inspeksi Bahan Baku = Lama Aktivitas Inspeksi (Jam) x Jumlah Staff QC yang Melakukan Inspeksi x Gaji Staff QC/Jam
3. Aktivitas inspeksi proses produksi arm roll container, dilakukan oleh Kabag. Produksi dan Kepala Regu Produksi pada sepanjang proses produksi.
Aktivitas ini bertujuan agar apabila terjadi suatu kesalahan dalam proses produksi arm roll container dapat diketahui dengan cepat. Jika terjadi kesalahan dalam proses produksi arm roll container, maka Kabag. Produksi atau Kepala Regu Produksi akan menginstruksikan staff produksi untuk melakukan perbaikan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Aktivitas
39
ini meliputi biaya gaji 1 operator Kabag. Produksi yang bekerja melakukan inspeksi sebesar total jam kerja pada saat melakukan inspeksi proses produksi.
Asumsi waktu yang digunakan pada perhitungan biaya inspeksi proses produksi bahwa rata-rata lama kabag. produksi untuk melakukan inspeksi adalah 3 jam dari 8 jam kerja. Rincian tabel biaya inspeksi proses dapat dilihat pada lampiran 15.
Biaya Inspeksi Proses Produksi = Lama Aktivitas Inspeksi (Jam) x Jumlah Kepala Bagian Produksi yang Melakukan Inspeksi x Gaji Kepala Bagian Produksi/Jam 4. Aktivitas inspeksi produk jadi arm roll container, dilakukan oleh 1 orang kabag. QC dan 2 orang staff QC setelah produk arm roll container telah selesai diproduksi. Aktivitas ini bertujuan untuk menginspeksi dan menilai guna memastikan produk arm roll container telah memenuhi tingkat kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Aktivitas ini meliputi biaya gaji 1 operator kabag. QC dan 2 orang staff QC yang bekerja melakukan inspeksi sebesar total jam kerja pada saat melakukan inspeksi produk jadi. Asumsi waktu yang digunakan pada perhitungan biaya inspeksi proses jadi bahwa rata-rata lama Kabag. QC dan Staff.
QC untuk melakukan inspeksi adalah 1 jam untuk 1 unit dari 8 jam kerja. Rincian tabel biaya inspeksi proses dapat dilihat pada lampiran 16.
Biaya Inspeksi Proses Jadi = (Lama Aktivitas Inspeksi (Jam) x Jumlah Kepala Bagian QC yang Melakukan Inspeksi x Gaji Kepala Bagian QC/Jam) + (Lama Aktivitas Inspeksi (Jam) x Jumlah Staff QC yang Melakukan Inspeksi x Gaji Staff QC/Jam)
4.7.3 Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan internal pada PT Berkat Anugerah Raya meliputi : 1. Aktivitas rework pada tangki hidrolis yang bocor. Tangki hidrolis yang bocor pada arm roll container ditemukan ketika proses produksi sedang berlangsung, sehingga dapat diatasi dengan aktivitas rework welding dan pendempulan. Pengecekan untuk mengetahui tangki hidrolis mengalami kebocoran atau tidak, dilakukan dengan pengisian air sesuai panjang tangki selama kurang lebih 1 hari kerja, kemudian dilakukan pengecekan untuk mengetahui seberapa banyak air yang merembes keluar dari tangki hidrolis tersebut. Aktivitas rework tangki hidrolis meliputi biaya gaji operator produksi,
biaya penggunaan listrik generator untuk las busur, biaya penggunaan kawat las tembaga NK/058, penggunan tabung las CO2 dan biaya penggunaan listrik kompresor untuk pendempulan. Asumsi waktu yang digunakan pada perhitungan biaya rework tangki hidrolis yaitu rata-rata lama operator produksi untuk melakukan rework adalah 1 jam untuk 1 unit dari 8 jam kerja. Rincian tabel biaya rework tangki hidrolis dapat dilihat pada lampiran 17.
Biaya Rework Tangki Hidrolis = (Lama Rework Tangki Hidrolis (Jam) x Daya Generator (Kw) x Biaya Listrik Generator/Kwh) + (Pemakaian Las Tabung CO2
(Tabung) x Biaya Tabung CO2/Tabung) + (Pemakaian Kawat Las Tembaga NK/058(Kg) x Biaya Kawat Las Tembaga NK/058/Kg)
2. Aktivitas rework dan reject terjadi akibat kesalahan pemotongan plat.
Kesalahan pemotongan plat dapat terjadi akibat operator yang teledor sehingga, plat yang dipotong tidak sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar desain yang telah ditentukan. Apabila plat yang dipotong, ukurannya terlampau melebihi yang telah ditentukan, maka dapat dilakukan rework dengan memotong panjang plat yang melebihi ukuran sesuai desain. Namun, apabila plat yang dipotong ukurannya lebih pendek dari ukuran yang ditentukan pada gambar desain, maka plat tersebut akan di reject dan diganti dengan plat baru kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang sesuai dengan desain. Rincian tabel biaya penggantian plat dapat dilihat pada lampiran 18.
Biaya Penggantian Plat = (Jumlah Penggantian Plat 2 mm x Harga Plat 2 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 4,8 mm x Harga Plat 4,8 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 6 mm x Harga Plat 6 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 8 mm x Harga Plat 8 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 10 mm x Harga Plat 10 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 15 mm x Harga Plat 15 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 20 mm x Harga Plat 20 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 25 mm x Harga Plat 25 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 40 mm x Harga Plat 40 mm/Lembar) + (Jumlah Penggantian Plat 200 mm x Harga Plat 200 mm/Lembar)
41
4.7.4 Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure Cost)
Biaya kegagalan eksternal pada PT Berkat Anugerah Raya selama bulan Januari-Desember 2010 untuk produk arm roll container yaitu biaya untuk menangani complain dari para customer, sehingga terjadi penarikan kembali untuk produk yang mengalami kecacatan dan melakukan aktivitas rework untuk mengatasi kacacatan yang terjadi. Biaya kegagalan eksternal yang terjadi di perusahaan meliputi kegiatan :
1. Aktivitas rework pada Seal Hidrolis yang mengalami kebocoran. Seal hidrolis yang bocor diakibatkan bentuk karet seal kendor atau patah sehingga mengakibatkan kebocoran. Proses rework untuk seal hidrolis yang bocor ini meliputi biaya penggantian karet seal hidrolis. Rincian tabel rework seal hidrolis yang bocor dapat dilihat pada lampiran 19.
Biaya Rework Seal Hidrolis = (Biaya Seal Hidrolis x Jumlah Produk yang Rework)
2. Aktivitas rework pada Nepple Hidrolis yang mengalami kebocoran.
Nepple hidrolis yang bocor dapat terjadi akibat pemasangan ring tembaga yang tidak tepat. Pemasangan ring tembaga yang tidak tepat dapat terjadi karena adanya kesalahan pada saat proses shapping. Proses shapping yang tidak sesuai pada ring tembaga, mengakibatkan ring tembaga mudah terlepas dari pangkon hidrolis dan mengakibatkan kebocoran. Proses rework untuk nepple hidrolis yang bocor meliputi biaya penggantian ring tembaga dan penggunaan listrik dari mesin bor duduk yang digunakan. Asumsi waktu yang dilakukan untuk melakukan rework nepple hidrolis bocor adalah 2 jam untuk 1 unit arm roll container dari 8 jam kerja. Rincian tabel rework nepple hidrolis yang bocor dapat dilihat pada lampiran 20.
Biaya Rework Nepple Hidrolis Bocor = (Jumlah Rework x Biaya Ring Tembaga) + (Lama Rework (Jam) x Daya Listrik Mesin Bor Duduk (Kw) x Biaya Listrik Mesin Bor Duduk/Kwh)
3. Aktivitas rework akibat pengecatan yang kasar atau tidak rata.
Pengecatan yang kasar atau tidak rata diakibatkan proses pengecatan yang tidak tepat. Proses pengecatan yang tidak tepat di antaranya adalah penggosokan yang kurang bersih, pemberian cat epoxihanya satu kali, dan pengecatan lapisan dasar
yang terdiri dari cat epoxidan dempul belum kering tetapi sudah ditumpuki cat warna. Di samping itu, lamanya waktu pengeringan juga tidak dapat diprediksi dengan pasti oleh karena proses pengeringan dilakukan secara alami dengan menggunakan tenaga matahari. Mengingat panas matahari yang tidak rata dan menentu, menyebabkan proses pengeringan membutuhkan waktu yang cukup lama. Apabila lapisan dasar tidak kering dan kemudian ditambahi dengan lapisan cat luar, maka cat menjadi tidak tahan lama dan menjadi kasar seperti permukaan kulit jeruk. Proses rework untuk pengecatan yang tidak rata atau kasar meliputi :
Biaya kertas gosok untuk nomor 2, 5, 120, 240, 320, 500, dan 1000.
Biaya dempul
Biaya cat epoxidan hardener
Biaya cat warna kuning dan cat warna hitam
Biaya cat clear
Biaya tinner biasa, tinner PU, dan tinner A special
Biaya listrik untuk penggunaan mesin kompresor dengan daya 1500 W.
Biaya operator pengecatan
Asumsi waktu yang digunakan untuk melakukan rework tidak dapat dipastikan, dikarenakan bergantung pada ukuran bagian produk yang akan di rework serta bergantung pada waktu pengeringan yang tidak menentu. Rincian tabel rework permukaan cat tidak rata/bermasalah dapat dilihat pada lampiran 21.
Biaya Rework Permukaan Cat Tidak Rata/Bermasalah = (Pemakaian Kertas Gosok No. 2 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No. 2/Lembar) + (Pemakaian Kertas Gosok No. 5 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No. 5/Lembar) + (Pemakaian Kertas Gosok No. 120 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No. 120/Lembar) + (Pemakaian Kertas Gosok No. 240 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No. 240/Lembar) + (Pemakaian Kertas Gosok No. 320 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No.
320/Lembar) + (Pemakaian Kertas Gosok No. 500 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No. 500/Lembar) + (Pemakaian Kertas Gosok No. 1000 (lembar) x Biaya Kertas Gosok No. 1000/Lembar) + (Pemakaian Dempul (Kg) x Biaya Dempul/Kg) + (Pemakaian Epoxidan Hardener(Kg) x Biaya Epoxidan Hardener/Kg) + (Pemakaian Cat Kuning (Kg) x Biaya Cat Kuning/Kg) + (Pemakaian Cat Hitam (Kg) x Biaya Cat Hitam/Kg) + (Pemakaian Cat Clear (Kg) x Biaya Cat Clear/Kg)
43
+ (Pemakaian Tinner A Special (Liter) x Biaya Tinner A Special/Liter) + (Pemakaian Tinner PU (Liter) x Biaya Tinner PU/Liter) + (Pemakaian Tinner Biasa (Liter) x Biaya Tinner Biasa/Liter) + (Lama Rework Pengecatan (Jam) x Daya Listrik Mesin Kompresor Cat (Kw) + Biaya Listrik Mesin Kompresor Cat/Kwh) + (Lama Rework Pengecatan (Jam) x Jumlah Operator Pengecatan x Biaya Gaji Operator Pengecatan/Jam
4. Aktivitas rework untuk PTO yang bermasalah, hal ini diakibatkan pemasangan PTO yang tidak tepat sehingga ketika pemakaian, akan menimbulkan suara yang bising akibat PTO bergeser bersentuhan dengan bagian yang lain.
Apabila tidak diatasi, maka akan mengakibatkan kabel PTO dan PTO menjadi rusak. Proses rework untuk PTO yang bermesalah meliputi biaya penggantian PTO untuk arm roll container. Rincian tabel rework penggantian PTO dapat dilihat pada lampiran 22.
Biaya Penggantian PTO = (Jumlah Rework x Biaya Penggantian PTO/Pcs)
5. Biaya Pengiriman, biaya ini merupakan biaya pengiriman kembali produk arm roll container yang telah di rework kepada lokasi sesuai dengan pesanan customer. Rincian tabel biaya pengiriman dapat dilihat pada lampiran 23 dan lampiran 43.
4.8 Total Perhitungan Biaya Kualitas
Dalam melakukan penghitungan biaya kualitas untuk arm roll container digunakan metode PAF. Metode PAF adalah metode Prevention Appraisal Failure (PAF) cost, yang diperoleh melalui penjumlahan semua biaya yang terdapat pada masing-masing kategori, yaitu prevention cost, appraisal cost, dan failure cost selama 1 tahun (Januari 2010-Desember 2010).
Pada kategori prevention cost terdiri dari biaya perencanaan desain, biaya estimasi bahan baku, biaya evaluasi dan seleksi bahan baku, biaya training, dan biaya perawatan mesin serta peralatan. Sedangkan yang termasuk kategori appraisal cost, yaitu biaya inspeksi bahan baku, inspeksi proses produksi, inspeksi produk jadi, dan biaya kalibrasi. Pada kategori failure cost, dibagi menjadi internal failure cost yang terdiri dari biaya rework tangki hidrolis bocor dan biaya penggantian kesalahan pemotongan plat. Sedangkan, external cost
terdiri dari biaya untuk mengatasi komplain customer yaitu terdiri dari biaya rework seal hidrolis bocor, biaya rework permukaan cat tidak rata, biaya rework nepple hidrolis bocor, biaya rework PTO, dan biaya pengiriman produk ke customer. Berdasarkan pada tabel dapat diketahui bahwa failure cost yang dikeluarkan oleh perusahaan pada Januari 2010-Desember 2010 cukup besar dari keseluruhan biaya kualitas yaitu Rp 103.673.103,40. Berikut ini, merupakan pembuatan bar chart dari total biaya kualitas arm roll container untuk tahun 2010.
45
Tabel 4.1. Tabel Total Perhitungan Biaya Kualitas Arm roll container pada Tahun 2010.
Bulan dan Tahun
Prevention Cost
Appraisal Cost Failure Cost
Biaya Perencanaa
n Desain
Biaya Estimasi Bahan Baku
Biaya Evaluasi dan
Seleksi Bahan Baku
Biaya Training
Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan
Biaya Inspeksi
Bahan Baku
Biaya Inspeksi
Proses Produksi
Biaya Inspeksi Produk Jadi
Biaya Kalibrasi
Internal Failure
External Failure
Jan-10 0 0 0 0 0 0 0,00 0 179166,67 0 0,00
Feb-10 0 0 0 0 0 0 0,00 0 179166,67 0 0,00
Mar-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 1.511.711,53 33.173,07 1.256.249,98 111.057,69 179.166,67 6.260.565,00 401.573,00 Apr-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 1.511.951,91 55.288,45 1.256.249,98 185.096,15 179.166,67 8.556.000,00 2.126.573,00 Mei-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 1.188.899,03 44.230,76 1.256.249,98 148.076,92 179.166,67
12.497.065,0
0 3.730.000,00 Jun-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 5.650.000,00 1.088.043,26 55.288,45 1.256.249,98 185.096,15 179.166,67 4.844.065,00 0,00 Jul-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 1.479.567,29 55.288,45 1.256.249,98 185.096,15 179.166,67
10.365.065,0
0 3.812.848,95 Agust-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 653.403,84 33.173,07 1.256.249,98 111.057,69 179.166,67 6.072.750,00 3.308.306,33 Sep-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 3.650.000,00 1.076.043,26 55.288,45 1.256.249,98 185.096,15 179.166,67 6.775.995,00 5.109.267,09 Okt-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 1.875.740,37 33.173,07 1.256.249,98 111.057,69 179.166,67 7.111.250,00 1.633.243,04 Nop-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 4.250.000,00 594.432,68 44.230,76 1.256.249,98 148.076,92 179.166,67 6.229.315,00 4.016.275,95 Des-10 100.000,00 100.000,00 116346,14 0 1.288.572,11 55.288,45 1.256.249,98 185.096,15 179.166,67 5.941.380,00 4.052.816,04
Total
1.000.000,0 0
1.000.000,0
0 1163461,4
13.550.000,0 0
12.268.365,2 9
464.422,9 8
12.562.499,8 2
1.554.807,6 6
2.150.000,0 0
74.653.450,0 0
28.190.903,4 0
28.981.826,69 16.731.730,46 102.844.353,40
45
Universitas Kristen Petra
Gambar 4.10. Bar Chart Total Biaya Kualitas Arm roll container 2011 4.9 Usulan Perbaikan
Usulan perbaikan dilakukan untuk memberikan usulan-usulan perbaikan terhadap permasalahan kualitas yang terjadi pada produk arm roll container.
Usulan perbaikan dibuat berdasarkan akar permasalahan dari fault tree analysis yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini merupakan beberapa usulan-usulan perbaikan yang dapat diberikan yaitu :
4.9.1 Usulan Perbaikan untuk Tangki Hidrolis Bocor
Selama ini, perusahaan telah menetapkan kepala regu produksi dan kepala bagian produksi untuk melakukan pengawasan dan inspeksi pada proses produksi. Namun, pada kenyaataan yang terjadi pada lingkungan perusahaan adalah kepala regu dan kepala bagian produksi tidak melakukan inspeksi secara rutin dan terus menerus. Hal ini diakibatkan, kepala regu juga ikut terjun dalam produksi. Sedangkan, kepala bagian produksi tidak mengawasi proses produksi arm roll container secara menetap, dikarenakan kepala bagian produksi juga harus membagi waktu untuk pengawasan terhadap produk yang lain. Hal ini mengakibatkan inspeksi proses produksi tidak dapat berjalan dengan lancar dan apabila terjadi kesalahan pada saat proses produksi tidak diketahui dengan cepat.
Hal ini berakibat kecacatan pada produk dan berujung complain dari customer.
0,00 20.000.000,00 40.000.000,00 60.000.000,00 80.000.000,00 100.000.000,00 120.000.000,00
Total Preventive
Cost
Total Appraisal
Cost
Total Internal and External
Failure Cost
Total Biaya Kualitas Arm Roll
Container 2011
47
Usulan perbaikan yang diberikan untuk memperbaiki kualitas tangki hidrolis bocor adalah pembuatan check sheet untuk memudahkan kepala regu atau kepala bagian produksi dalam melakukan inspeksi baik pada saat proses pengelasan dan inspeksi tangki hidrolis ketika selesai diproduksi. Di samping itu, pembuatan check sheet pengelasan dan check sheet inspeksi tangki hidrolis bertujuan agar operator dapat lebih disiplin dalam menjalankan tanggung jawabnya. Langkah yang harus dilakukan dalam membuat check sheet pengelasan dan check sheet inspeksi tangki hidrolis adalah dengan menentukan terlebih dahulu bagian apa saja yang harus diperiksa dan menentukan standar penerimaan.
Penentuan standar penerimaan tersebut ditetapkan dan disesuaikan dengan spesifikasi dari perusahaan, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kerancuan atau perbedaan persepsi di dalam mengklasifikasikan produk tangki hidrolis cacat atau tidak.
Check sheet pengelasan akan diisi oleh operator pengelasan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Check sheet ini kemudian akan di cek ulang oleh pengawas, baik kepala bagian produksi atau kepala regu yang bersangkutan untuk melakukan verifikasi hasil kerja proses pengelasan. Apabila, semua bagian yang diperiksa sudah sesuai dengan standar penerimaan, maka tangki hidrolis tersebut lolos. Namun, apabila ada salah satu dari bagian yang diperiksa tidak sesuai dengan standar penerimaan, maka operator harus melakukan rework pada proses yang tidak sesuai.
Dalam inspeksi pengelasan bagian yang harus diperiksa adalah kesesuaian jenis kawat las yang digunakan, hasil sambungan las, dan permukaan hasil las. Sedangkan untuk inspeksi produk tangki hidrolis, ditentukan dari dimensi panjang dan lebar tangki hidrolis, bentuk fisik tangki hidrolis, dan bagian dalam tangki hidrolis. Inspeksi bagian dalam tangki hidrolis bertujuan untuk mengetahui apakah tangki hidrolis tersebut bocor atau tidak. Inspeksi dapat dilakukan dengan uji kebocoran, yaitu mengisi tangki hidrolis dengan air penuh sesuai dimensi panjang tangki. Kemudian, air di dalam tangki hidrolis tersebut didiamkan selama satu hari penuh untuk mengetahui tangki hidrolis tersebut bocor atau tidak. Check sheet pengelasan dan inspeksi tangki dapat dilihat pada lampiran 24 dan lampiran 25.