• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar

a. Pengertian pendidikan jasmani , olahraga, dan kesehatan

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas inividu, baik dalam hal fisik mental serta emosional (Paturusi, 2012:15). Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup sehat dan aktif. SD PLUS QURATA A’YUN adalah suatu lembaga formal yang menyajikan mata pelajaran tersebut.

Kemudian Husdarta (2011:21) menyatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan program pendidikan yang mengandung arti bahwa gerakan, permainan atau cabang olahraga tertentu hanyalah alat untuk mendidik. Struktur dalam pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah dasar memiliki ciri-ciri yang terdiri atas ketrampilan teknik dasar beberapa cabang olahraga. Keterampilan gerak dasar disekolah dasar ada tiga macam, yaitu : lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi.

Pengertian lain menurut Husdarta (2011:3) pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

(2)

12

kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional.

Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan tugas seorang guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, seorang guru dalam peroses pembelajaran mampu menciptakan susasana senang, gembira dan mengajak siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Ini sangat mempengaruhi maksimal atau tidaknya ketercapaian tujuan dalam pembelajaran. Begitu sebaliknya, jika seorang guru tidak mampu menciptakan suasana yang mengajak siswa aktif dan antusisas dalam pembelajaran, maka dengan kata lain tujuan pembelajaran guru tersebut tidak akan tercapai.

Melihat pernyataan diatas, maka satu pemikiran yang muncul adalah bahwa perlu adanya suatu pembelajaran yang mampu menciptakan kegembiraan dan kesenangan serta mengajak siswa aktif dan antusias dalam pembelajaran. Salah satu usaha untuk mengarahkan dan membelajarkan siswa agar lebih mudah memahami materi dan terciptanya suasana dalam pembelajaran itu sendiri menjadi senang, gembira dan dengan sendirinya siswa akan antusias dan aktif dalam proses pembelajaran tersebut, yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih.

b. Tujuan pendidikan jasmani

Tujuan pembelajaran secara umum adalah pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.

Pembelajaran yang berhasil menurut Daryanto & Tasrial (2012) Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya. Dalam memfasilitasi proses belajar

(3)

13

anak yang menuju kearah positif dan kondusif, guru perlu mengupayakan melalui kreativitas dengan memvariasikan strategi dalam kegiatan mengajarnya dengan memilih metode yang baik akan merangsang siswa akan selau ingin terlibat dalam pembelajaran dan menuju pembelajran yang efektif ke depanya yang dikemukakan Yusuf (2017) Menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu:

1) Siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan - perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan- kesamaan yang ditemukan.

2) Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran, aktivitas - aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian.

3) Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi.

4) Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta.

5) Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik secara bertahap serta memberikan peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki baik aspek fisik, mental, sosial,

(4)

14

emosional, maupun moral. Melalui permainan rangluas ini peserta didik diharapkan mengembangkan keterampilan berfikir kreatif dan juga keterampilan gerak melalui aktifitas permainan yang menyenangan dan tidak menjenuhkan. Dan peserta didik percaya diri dalam memunculkan ide-ide kreatif dan melakukan gerak-gerak yang dapat meningkatkan potensinya karena permainan ini mudah dan menyenangkan.

2. Pengertian modifikasi

Menurut Bahagia Dan Suherman (2010: 1) “Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developmentally Appropriate Practice) yang berarti tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Modifikasi permainan merupakan suatu usaha penyampaian materi dengan menyederhanakan alat dan peraturan yang disesuaikan dengan karakter peserta didik, yang bertujuan mempermudah proses belajar mengajar menyampaikan materi secara kreatif dan inovatif, serta membuat peserta didik lebih senang saat proses belajar berlangsung.

Menurut Soepartono (2013: 38) “Modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan suatu kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan suatu keterampilan”. Salah satu penyampaian pengajaran yang kreatif dan inovatif adalah dengan cara memodifikasi sebuah pembelajaran agar lebih menarik serta membuat

(5)

15

siswa menjadi antusias dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olaharaga dan kesehatan.

Dari penjelasan tetang pengertian modifikasi menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwasanya modifikasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh para guru untuk merancang suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lingkungan masing-masing.

Modifikasi dijadikan sebagai upaya pengembangan yang menekankan kegembiraan, kemenarikan dan kelayakan sutau proses pembelajaran sehingga membuat siswa semakin atusias dan lebih aktif dalam melakukan proses pembelajaran.

Modifikasi permainan rangluas ini di sesuaikan berdasarkan kompetensi dasar dalam mata pelajaran PJOK yaitu :

3.3 Memahami variasi dan kombinasi gerak dasar jalan, lari, lompat, dan lempar dengan kontrol yang baik melalui permainan tradisional.

4.3 Mempraktekan variasi dan kombinasi gerak dasar jalan, lari, lompat, dan melempar dengan kontrol yang baik melalui permainan tradisional.

3. Pengertian media pembelajaran

Media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh guru agar kegiatan belajar berlangsung secara efektif. Sadiman (2006:7) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

(6)

16

Menurut Briggs (dalam Sadiman 2006:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Menurut Trianto (2010: 199) media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat bantu yang wajib digunakan untuk menyampaikan suatu materi kepada peserta didik agar pembelajaran tidak menjenuhkan dan hasil yang di inginkan efektif dan pembelajaran tercapai.

Media pembelajaran merupakan alat bantu penyampaian materi kepada peserta didik yang lebih konkrit dan efisien sehingga peserta didik mudah memahami materi yang disampaikan.

a. Manfaat media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan bagian penting daro proses pembelajran. Memberikan manfaat dari pendidik maupun peserta didik. Arsyad (2002:26) mengemukakan bahwa manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar sebagai berikut, yaitu:

1) Media dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkunganya.

(7)

17

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungan.

Sehingga dapat disimpulkan media pembelajran dapat membantu proses belajar mengajar, penyampaian pesan da nisi pelajaran dapat di terima baik oleh siswa, memotivasi peserta didik untuk belajar, melakukan interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya, bahan pembelajaran menarik sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh siswa, membangkitkan semangat dan minat baru. Media pembelajaran juga dapat memberi pengalaman yang konkrit maupun abstrak, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri, meningkatkan kemampuan untuk menafsirkan suatu objek, tindakan, lambang yang tampak, serta meningkatkan sosialisasi dan kemampuan ekpresi diri.

b. Fungsi media pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi yang baik untuk melakukan sebuah proses pembelajaran agar tercapai pembelajaran yang efektif. Fungsi media pembelajaran menurut Sudjana (2005:99) antara lain sebagai berikut :

(8)

18

1) Pengguna media dalam proses belajar-mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif

2) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.

3) Media dalam pengajaran, pengunanaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

4) Penggunaan media dalam pengajaran sebagai alat hiburan yang digunakan untuk melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.

5) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru

Sedangkan fungsi media menurut Hamalik dalam Arsyad (2011:15) menyatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan, minat, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar yang membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Berdasarkan penjelasan fungsi media pembelajaran diatas, dapat disimpulkan media pembelajaran memiliki banyak fungsi yang sangat kongkret dan dapat menjadikan pembelajaran yang sangat realistik.

Media pembelajaran mempunyai fungsi yang sangat penting dalam proses pembelajaran yaitu dapat membantu peserta didik memahami

(9)

19

konsep dasar yang mudah dimengerti oleh peserta didik dan diterima dengan baik. Selain fungsi media pembelajaran yang penting.

c. Jenis-jenis media pembelajaran

Ibrahim dan suparni (2008: 116-117) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis media pembelajaran yaitu visual, media audio, dan media audio visual, berikut penjelasan mengenai ketiga jenis media tersebut yaitu:

a) Media visual merupakan sajian yang mengandung pesan yang menyampaikan melalui indera penglihatan, media visual dikelompokkan menjadi media visual yang materinya tidak di proyeksikan seperti foto, grafis, model dan realita dan media visual yang materinya diproyeksikan seperti LCD dan OHP.

Mufarokah (2009:105) menambahkan bahwa yang termasuk media audio visual adalah sebagai berikut :

1. media motion visual (media visual gerak) yaitu media yang mempunyai gambar objek bergerak seperti film bisu (bergerak tapi tak bersuara)

2. media still visual (media visual diam) yaitu ada objek namun tidak ada gerakan seperti film strip, gambar, mikriofon, dan halaman cetak.

3. media cetak yaitu media yang hanya menampilkan simbol- simbol tertentu yaitu huruf (tulisan) .

(10)

20

b) Media audio Media audio dapat dibagi menjadi media audio menggunakan alat perekaman dan media audio menggunakan pemancaran gelombang radio.

Mufarokah (2009:103) menyatakan bahwa media audio adalah jenis media pendidikan yang dalam menyalurkan pesan-pesan ajaran berkaitan dengan indra pendengaran, beberapa jenis media yang dapat digolongkan kedalam audio diantaranya radio, tape recorder, piringan hitam.

c) Media audio visual Menurut sanjaya (2005:173) media audio visual yaitu media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa diihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara.

Berdasarkan jenis-jenis media diatas yang disampaikan oleh beberapa para ahli bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk berkomunikasi antara guru dan peserta didik sehingga terjadi pembelajaran yang kondusif dimana peserta didik dapat melakukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Jenis-jenis media pembelajaran bermacam-macam dari media visual yeng terdapat beberapa macam media visual kemudia media audio dan yang terakhir adalah media audio visual.

4. Gerak Dasar

a. Definisi gerak dasar.

(11)

21

Pendidikan jasmani identik dengan pembentukan gerak yang meliputi keinginan untuk bergerak, menghayati ruang waktu dan bentuk termasuk perasaan irama, mengenal kemungkinan gerak diri sendiri, memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (kinestetik) dan memperkaya kemampuan gerak, Hudarta dan Yudha M. Saputra (2000:73). Lutan (2001:21) menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar dapat diterapkan dalam aneka permainan, olahraga, dan aktivitas jasmani yang dilakukan sehari-hari. Melalui aktifitas bermain, sangatlah tepat untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar anak disekolah dasar, karna pada dasarnya dunia anak-anak adalah untuk bermain.

Berdasarkan dari penjelasan diatas tentang gerak dasar dapat disimpulkan bahwa gerak sangat mempengaruhi dalam berolahraga karena menggunakan berbagai jenis gerakan. Kemampuan gerak didasarkan dengan gerak dasar yang sangat baik yang artinya dalam pendidikan jasmani maupun kegiatan sehari-hari selalu melakukan gerak dasar, sebab karena itu anak diharapkan memiliki gerak dasar yang baik dan bagus.

b. Gerak lokomotor

Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:20) menyatakan bahwa kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop).

Sedangkan menurut Mahendra (2007: 32) menyatakan bahwa gerak lokomotor adalah gerak memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain baik secara horisontal maupun secara vertical. Gerakan tersebut

(12)

22

diantaranya jalan, lari, lompat, loncat, jingkat, menderap, memanjat dan lain-lain.

Berdasarkan dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa gerak dasar lokomotor adalah gerak yang berpindah dari satu tempat ketempat lain yang terdiri dari gerak dasar jalan, lari, lompat. Berikut adalah contoh gerak lokomotor antara lain :

a) Jalan

Samsudin (2008: 77) menyatakan gerakan berjalan adalah posisi tubuh tegak, ayunan lengan berlawanan dengan kaki, lutut tidak ditekuk, dan keseimbangan tubuh saat berjalan. Indikator gerakan berjalan ini merupakan indikator yang dilihat berdasarkan bentuk tahapan gerak berjalan.

b) Lari

Sumantri (2005:74) menyatakan berlari merupakan salah satu perkembangan dari gerakan berjalan, dimana perbedaannya adalah terletak pada irama ayunan langkahnya. Pada gerakan berlari irama lebih cepat dan terdapat saat kedua kaki tidak menginjak tanah (melayang).

c) melompat

Sumantri (2005:82) menyatakan bahwa penguasaan gerak melompat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula dikuasai adalah cara menumpu dengan satu kaki dan

(13)

23

mendarat dengan satu kaki yang lain. Dimana gerakan yang dikuasai kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki bersama-sama.

5. Permainan tradisional a) Teori permainan tradisional

Permainan tradisional adalah permainan khas dimana setiap daerah memiliki tradisi masing-masing dan berbeda-beda. Menurut ismail (2006:

105) permainan tradisional adalah jenis permainan yang mengandung nilai-nilai budaya yang hakikatnya merupakan warisan leluhur.

Permainan tradisional adalah salah satu budaya Indonesia yang sudah ada danmerupakan turunan dari nenek moyang. Permainan tradisional mengandung nilai pesan moral yang disampaikan disetiap jalanya permainan. Seiring berkembangnya teknologi seperti televise, video game, dan game online banyak menghiasi dan menyuguhi hiburan anak-anak (hardiyanti, 2017: 33). Berbagai permainan modern mulai digandrungi oleh anak-anak, remaja, bahkan dewasa. Jaman serba teknologi ini menjadikan permainan tradisional mulai di tinggalkan bahkan mulai jarang dimainkan oleh anak-anak.

Permainan tradisional merupakan salahsatu budaya indonesia yang harus di lestarikan keberadaanya. Budaya yang mulai ditinggalkan ini adalah salah satu warisan nenek moyang dimana banyak segi positif yang terselip di dalam permainan tradisional. Sangat disayangkan jika dibiarkan begitu saja dan menghilang. Setiap budaya yang kita miliki harus dilestariakan keberadaanya.

b) Manfaat permainan tradisonal anak

(14)

24

Permainan merupakan hal yang penting dalam perkembangan anak. Permainan tradisional anak memiliki kekayaan tersendiri dibanging permainan modern. Permainan modern cenderung bersifat individual sehingga tanpa sadar anak perlahan kehilangan kemampuan bersosialisasi dengan anak-anak seusianya “Learn To Life Together” ( Hardiyanti, 2017:

35). Berbagai manfaat permainan tradisional yang dipaparkan oleh (hardiyanti, 2017:35) yaitu.

1) Bermain untuk perkebambangan aspek fisik motoric anak 2) Bermain untuk perkembangan aspek bahasa anak

3) Bermain untuk perkembangan aspek emosional anak c) Permainan tradisional anak

Enam permainan tradisional menurut para ahli.

1) Egrang

Egrang merupakan permainan tradisional yang dapat di jumpai dikabuten Semarang. Permainan ini cenderung menggunakan media dari bamboo. Egrang adalah tongkat yang digunakan agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah (Sijarno, dkk, 2011:100). Sedangkan, menurut Husna (2011: 45) dengan bantuan orang dewasa, dua buah bamboo di potong sepanjang 2m. pemotong kaki dipasang di ketinggian 30 atau 50 cm, tergantung keinginan. Untuk menaikinya, perlu menggunakan kursi atau alat bantu lainya yang sejajar dengan penompang kaki egrang.

2) Lompat tali

Tali adalah barang yang berutas-utas panjang yang terbuat dari berbagai macam bahan (sabut kepala, ijuk, serat pohon, plastic, karet, dan

(15)

25

lainya.) tali digunakan sebagai sarana dalam permainan ini. Permainan tradisional lompat tali ini adalah salah satu permainan yang ramah lingkungan. Permainan ini adalah permainan yang sering di jumpai di jawa timur. Dua orang masing-masing disisi kanan dan kiri memegangi tali karet sedangkan pemain lain meloncat. Tinggi karet mulai dari mata kaki, kemudian naik kelutut setelah itu kepinggang, padasaat di fase ini pemain yang melompat tidak boleh menyentuh karet setelah itu di lanjut ke dada kemudian telinga dan di atas kepala setelah itu tangan di angkat tanpa jinjit. Pemain di perbolehkan menggunakan alat bantu(Husna 2012: 48).

3) Pitongan

Permainan pitongan adalah permainan tradisional khas jawa(jawa tengah, jawa timur, dan Yogyakarta). Permainan ini adalah ajang pertemuan dan pergaulan anak-anak sebaya. Permainan ini bisa dilakukan secara berkelompok atau bersama tim. Permainan kucing-kucingan adalah permainan yang meniru gaya kucing yang sedang saling berebut suatu benda. Selain itu, pemain menyiapkan sebuah lingkaran dimana lingkaran ini adalah area bermain. Salah satu peserta dalam permainan ini akan menjadi kucing atau bisa disebut dengan “dadi”. Pemain “dadi” ini mencari kesempatan jika pemain keluar dari area bermain maka pemain

“dadi” akan mengejar pemain lainya hingga tersentuh dan bergantian sebagai pemain “dadi” (sukarman,2015: 94).

4) Abc lima dasar

(16)

26

Permainan ABC lima dasar adalah permainan Khas Indonesia yang berasal dari jawa. Permainan ini tidak memerlukan peralatan khusus.

Pemain hanya perlu menggunakan jari untuk mengacak huruf dari A sampai Z. pertama pemain mentukan tema permainan contohnya nama hewan, buah, kota, dan lain sebaginya. Setelah itu, menghitung jari yang ada dengan huruf alphabet. Setelahn itu menjawab sesuai tema yang di tentukan setelah itu pemain yang terakhir menjawab mendapat hukuman (Sukarman, 2015: 90)

5) Benang dan jarum

Menurut Husna (2011: 183) permainan tradisional benang dan jarum adalah permainan yang sering dijumpai di jawa. Permainan ini membutuhkan 3 orang pemain atau lebih. Permainan ini biasanya dilakukan di luar ruangan seperti lapangan. Setiap pemain dalam permainan ini dibekali sebuah jarum dan segulung benang, namun tanpa gunting. Tugas mereka adalah secepat mungkin memasukan ujung benang ke dalam lubang jarum ketika aba-aba mulai. Tanpa benang, ujung benang menjadi tidak runcing dan sulit dimasukan kedalam lubang jarum. Pemain dapat membasahi dan menggulung-gulungnya dengan kedua jari agar ujung benang menjadi runcing dan dapat dimasukan ke lubang jarum, para supporter boleh menghambat pekerjaan pemain lawan asalkan bukan dengan sentuhan fisik yaitu dengan cara memecah konsentrasi , pemain yang mampu memasukan pertama itulah pemenangnya.

(17)

27 6) Rangku alu

Permainan rangku alu adalah permainan tradisonal yang berasal dari manggarai Nusa Tenggar Timur (NTT) dengan menggunakan dua pasang bamboo atau tongkat yang bergerak-gerakkan hingga kaki pemain lawan terjepit bambu. Dalam masyarakat manggarai rangku alu dilakukan untuk merayakan hasil panen perkebunan dan pertanian yang biasanya jatuh pada bulan juni hingga juli setiap tahunnya. Permainan rangku alu ini dimainkan oleh dua kelompok, yaitu kelompok yang bermain dan kelompok yang menjaga (bertugas menggerakan bamboo/tongkat) (nanang,2015)

Pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga merupakan suatu proses pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani, yang disusun secara sistematis dan bertahap berdasarkan tingkat pertumbuhan serta perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, membentuk potensi-potensi yang ada dan bentuk kepribadian individu yang berintelektual dan kepribadian sosial.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian dari proses pendidikan yang dilaksanakan dengan sadar agar mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak ke arah kehidupan yang sehat jasmani dan rohani dengan aktifitas yang dilakukannya. Pada permainan RANGLUAS peserta didik belajar berfikir kreatif dan juga melakukan aktivitas gerak yang menyenangkan, dan sehingga mental, fisik, dan emosi peserta didik dapat berkembang melalui permainan ini.

(18)

28 6. Permainan rangluas (rangku alu hias)

Permainan rangluas adalah permainan rangku alu hias yakni rangku alu yang terhias menggunakan hiasan batik. Permainan ini dimainkan secara berkelompok, masing masing kelompok terdiri dari 8 sampai 9 orang dengan bernyanyi dan gerakan yang baik dan benar.

1. Tujuan

Permainan “rangluas” untuk mengembangkan keterampilan anak dan meningkatkan minat olahraga serta menanamkan rasa ingin tahu terhadap budaya di Indonesia, kemudian juga meningkatkan keseimbangan dan ketepatan dalam sebuah permainan dalam variasi gerak lokomotor melompat dengan baik dan benar.

2. Petunjuk permainan rangluas

1. Langkah awal dimulai dari guru memberi pengarahan kepada peserta didik bahwasanya hari ini kita akan melakukan kegiatan olahraga tradisional yaitu permainan rangku alu.

2. Langkah kedua guru memberitahu siswa bahwasanya permainan rangku alau ini bukan permainan seperti biasanya, melainkan permainan rangku alu yang di hias dengan menanamkan nilai-nilai kebudayaan.

3. Langkah ketiga masing-masing peserta didik berkumpul bersama kelompok.

4. Setiap kelompok memiliki satu motif batik.

5. Setelah siswa mengambil tongkat hias maka guru menjelaskan tentang batik yang sudah di tempelkan pada tongkat masing-masing kelompok.

6. Setelah itu masing-masing kelompok bermain rangku alu secara bersamaan dengan di iringi lagu-lagu daerah.

(19)

29

7. Ketika lagu sudah selesai masing-masing kelompok yang berperan melakukan gerakan kombinasi lari dan lompat.

3. Peraturan permainan rangluas

a) Peserta didik harus menjalankan intruksi dari guru dengan baik.

b) Peserta didik harus memiliki sikap toleransi dan menghargai satu sama lain dalam suatu kelompok.

c) Perserta didik harus saling bekerja sama.

d) Setiap peserta didik harus saling membatu dan bekerja sama tidak ada yang bermalas-malasan.

e) Setiap kelompok wajib menjaga tongkat batik yang didapat oleh masing-masing kelompok.

(20)

30

Tabel 2.1 Indikator pengembangan modifikasi permainan rangluas kelas VI SD

Kompetensi Dasar dan Indikator

Tahapan Kegiatan

3.3 Memahami variasi dan kombinasi gerak dasar jalan, lari, lompat, dan lempar dengan kontrol yang baik melalui permainan tradisional.

3.3.1 menjelaskan pengertian variasi dan kombinasi gerak 3.3.2 menyebutkan jenis-jenis gerak lokomotor 3.3.3 mengetahui konsep gerak kombinasi

4.3 Mempraktekan variasi dan kombinasi gerak dasar jalan, lari, lompat, dan melempar dengan kontrol yang baik melalui permainan tradisional 4.3.1 mengidentifikasi variasi dan kombinasi gerak 4.3.2 mempraktekan variasi dan kombinasi gerak 4.3.3 mengevaluasi variasi dan kombinasi gerak

1. Guru menyiapkan media rangluas di lapangan.

2. Guru membagi peserta menjadi 3 kelompok. yang terdiri dari 9-8 anak 3. Guru menjelaskan materi mengenai variasi gerak dasar lokomotor.

4. peserta didik

mendengarkan penjelasan.

5. Guru memberikan beberapa gerak dasar.

6. Masing-masing kelompok memainkan rangku alu dan dilanjutkan kombinasi gerak lokomotor.

1. Peserta didik berdiskusi tentang variasi dan kombinasi gerak lokomotor.

2. Peserta didik membaca teks tentang permainan tradisional.

3. Setelah membaca guru melakukan tanya jawab.

4. Peserta didik mencoba melakukan variasi gerak dasar.

(21)

31 B. Kajian Penelitian Yang Relevan.

Pada kajian penelitian yang relevan peneliti ini mengambil judul penelitian terdahulu yang relevan. Pembahasan mengenai tentang penelitian yang relevan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 kajian penelitian yang relevan

No Penulis Tahun Judul Perbedaan Persamaan 1. Aditya wisnu

wardana

2016 Pengembangan model permainan tradisional beka pada siswa kelas V Sekolah dasar

Jenis Permainan tradisional, kelas, model penelitian, KD dan Indikator

Sama sama mengembangkan permainan tradisional, menghasilkan model pembelajaran yang

menarik.sama- sama melibatkan siswa berdiskusi.

2. Hadipin Yenina

2015 Pengembangan model permainan tradisional dalam membangun karakter anak

Model permainan tradisional, kelas , KD dan indicator, model penelitian.

Sama sama membangun karakteristik anak melalui

permainan tradisional, ke efektifan permainan tradisional, model pembelajaran, 3. Vanera-

Mihaela Cojocariu

2014 Teaching the relevance of game- based learning to preschool and primary teachers.

Educational apporoach and propose ways in which school.

Game-based learning has been found to promote a positive attitude towards learning and develop memory skills.

(22)

32 C. Kerangka Pikir

Kondisi ideal Pada pembelajaran guru membutuhkan suatu ide baru

yang menarik agar tidak membosankan

Kondisi nyata Permainan yang diterapkan

seadanya

Analisis kebutuhan

Tanggal 11 September 2020 di perlukan pengembangan modifikasi permainan tradisional (rangluas) rangku alu hias pada buku tema 2 kelas 6 sekolah dasar

Solusi

pengembangan modifikasi permainan tradisional (rangluas) rangku alu hias pada buku tema 2 kelas 6 sekolah dasar

Metode penelitian

Model pengembangan yang digunakan oleh peneliti adalah model pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation).

Teknik Pengumpulan Data : 1. Observasi

2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi

Instrumen Penelitian : 1. Pedoman Observasi 2. Pedoman Wawancara 3. Angket

4. Dokumentasi

Teknik Analisis Data : 1. Kualitatif (Pengumpulan Data,Reduksi Data, dan Penyajian Data)

2. Kualitatif (Analisis Validasi Angket,dan Analisis Pengembangan)

Hasil yang diharapkan

Untuk mengembangan modifikasi permainan tradisional (rangluas) rangku alu hias pada buku tema 2 kelas 6 sekolah dasar

Pengembangan modifikasi permainan tradisional (rangluas) rangku alu hias pada buku tema 2 kelas 6 sekolah dasar

(23)

33

Gambar

Tabel 2.1 Indikator pengembangan modifikasi permainan rangluas kelas VI SD
Tabel 2.2 kajian penelitian yang relevan

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga sebagai bagian dari masyarakat diharapkan mampu mempertahankan dan mengembangkan sosial budaya setempat, selain itu keluarga juga diharapkan mampu menanamkan rasa

1.4. Mempraktikan keterampilan bermain salah satu permainan olahraga bela diri secara berpasangan dengan peraturan yang sebenarnya serta nilai kerja sama, kejujuran,

Asy‟ari (2006: 23) mengemukakan pula tujuan dari pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap

Melalui bermain eksplorasi alam sekitar anak dapat berinteraksi langsung dengan benda – benda yang dapat menarik rasa ingintahunya dan mencari tahu sendiri

Karena alat bantu adalah alat untuk mempermudah siswa dalam melakukan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari agar siswa memperoleh suatu keterampilan tertentu maka kata

Berdasarkan Hasil penelitian tentang modifikasi pembelajaran permainan bolavoli untuk meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modifikasi permainan softball terhadap minat siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan

1. Permaianan dan olahraga meliputi: olahraga tradisionil, permainan, eksplorasi gerak, atletik, kasti, rounders, kipers, sepakbola, bolabasket, bolavoli, teni meja, tenis