• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

a. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa (Samsudin, 2011:2). Tapi sebenarnya jika dilihat dari kondisi anak SD lebih menyukai mata pelajaran ini karena lebih identik dengan permainan sehingga lebih sering belajar di area terbuka. Dari aktifitas siswa yang melakukan permainan dapat menghasilkan keringat dari tubuh yang akan menimbulkan kebugaran pada siswa.

Tujuan dari pendidikan jasmani antara lain meletakkan landasan karakter yang kuat, mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis serta mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. Selain itu ada persamaan lain dari tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar yaitu mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, meningkatkan pertumbuhan fisik

(2)

dan pengembangan psikis yang lebih baik, meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar, meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, jadi dalam dunia pendidikan guru harus memperhatikan dari tujuan utama pembelajaran PJOK. Selain kegiatan di cabang olahraga yang menggunakan fisik, seorang guru juga bisa memakai metode bermain yang tidak perlu masuk pada cabang olahraga.

Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani dasar untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakan (Giriwojoyo, H.Y.S. Santoso., dan Dikdik Z.S. 2012:17). Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kebugaran jasmani seseorang. Sehubungan dengan itu maka perlu dipahami apa kebugaran jasmani dan apa saja macam kebugaran jasmani, bagaimana hubungannya dengan kesehatan dan bagaimana olahraga dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani.

Dalam istilah lain juga di kemukakan oleh Suprayitno (2014:10) bahwa kata “permainan” dalam bahasa Indonesia. Kata ini dapat digunakan untuk berbagai macam bentuk permainan, yang dalam bahasa Inggris dibedakan, misalnya play dengan game. Kata game dapat diterjemahkan menjadi

“permainan anak-anak bukan pertandingan anak-anak” Jadi permainan tradisional adalah suatu kegiatan bermain yang sudah ada sejak jaman nenek moyang yang didalamnya melibatkan alat dan aturan permainan anak untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan tubuh. Selain untuk proses belajar gerak, anak juga akan mengasah kemampuan kognitifnya untuk

(3)

berfikir bagaimana cara bermain dengan benar. Guru harus kreatif dalam mengembangkan ataupun memodifikasi permainan tradisonal ke dalam pembelajaran PJOK sehingga anak-anak tidak cepat bosan dan jenuh. Tetapi dilihat kembali dengan permainan yang dibawakan. Karena pada permainan tradisional tidak hanya mengandung hal positif semata melainkan ada juga sisi negatifnya pada kelas tertentu. Seperti permainan pati lele yang diterapkan di kelas atas. Dengan demikian seorang guru harus memperhatikan permainan yang mendukung kondisi anak Sekolah Dasar atau tidak.

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsional, sesuai dengan tujuan melakukan olahraga (Giriwijoyo Y.S.H S, dan Dikdik Z.S. 2012 : 37). Definisi ini serupa dengan yang dikemukakan (dalam Mardiana, dkk. 2014:4) menurut Nixom dan Cozens (1959), menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses dari pendidikan dari seluruh kegiatan aktivitas yang meliputi sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk memperoleh kemampuan individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional (Rahayu, 2013:17). Istilah ini tidak hanya menunjuk pada pengertian jasmani, olahraga, dan kesehatan berasal dari aktivitas fisik, tetapi kita harus mengerti bahwa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai suatu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga

(4)

tubuh. Istilah ini juga hampir serupa dengan yang dikemukakan oleh Mardiana (2008:14) bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak.

Sasaran utama dan pertama pendidikan adalah membuat peserta didik menjadi sumber daya manusia yang sewaras mungkin, dalam aspek jasmani, rohani (yang meliputi aspek spiritual, emosional, dan intelektual) dan sosial, dengan menanamkan sikap dan perilaku yang mengedepankan “persaudaraan, kebersamaan dan saling melayani”, melalui penanaman keikhlasan yang tinggi dalam menerapkan keilmuan, keahlian dan ketrampilan sesuai bidang pilihannya, dengan senantiasa memohon ridho Allah.

b. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar hingga menengah atas. Secara eksplisit istilah pendidikan jasmani dibedakan dengan olahraga. Dalam arti sempit olahraga diidentikkan sebagai gerak badan. Olahraga dilihat dari asal katanya dari bahasa Jawa olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga dapat diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan, dan membina kekuatan- kekutana jasmaniah maupun rohaniah pada setiap manusia.

(5)

Dalam Paturisi (2012:4) pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromoskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosinal.

Ada tiga ranah pembelajaran yang dikembangkan (Samsudin, 2008:21).

Seperti dijelaskan dibawah ini:

1. Pengembangan aspek psikomotor

Dalam dunia olahraga harus berkaitan erat dengan gerak fisik atau tubuh.

Peserta didik perlu menguasai adanya keterampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga. Karena sebagai seorang guru sangat berperan penting dan bertanggung jawab dari peserta didik menguasai gerak. Tujuan agar peserta didik berhasil menciptakan keterampilan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari bukan mempersiapkan mereka menjadi atlet yang berprestasi. Hal ini setara dengan tujuan penjas yang

(6)

berhubungan dengan kebugaran jasmani, yaitu individu sebagai anggota keluarga, serta sebagai anggota masyarakat.

2. Pengembangan aspek kognitif

Selain tentang pengembangan gerak pada penjas, peserta didik juga di tuntut untuk mengembangkan aspek kognitifnya. Yaitu bukan hanya harus membaca buku tentang teori didalam kelas setiap harinya melainkan dengan melandasi bahwa isi atau materi aspek kognitif dalam penjas bukan hanya berkaitan dengan apa dan bagaimana tentang fenomena gerak, tetapi meliputi aspek mengapa hal itu bisa terjadi termasuk faktor apa yang berpengaruh.

3. Konsep gerak

Pada konsep ini sangat diperlukan sekali untuk mentransfer dengan materi-materi yang teah ditentukan, seperti menerima data dalam satu situasi, maka mereka akan mampu menerapkan konsep itu pada situasi lain seperti pada saat menangkap, menyetor atau menghentikan bola, atau mendarat dari ketinggian. Ini sangat berpengaruh baik pada pembelajaran mandiri maupun pemecahan masalah.

4. Pengembangan aspek afektif

Pada aspek ini lebih menekankan kepada nilai atau sikap seorang peserta didik. Dimana dalam aspek ini lebih mengarah pada sifat kepribadian peserta didik yang tidak boleh dirusak disekolah

(7)

c. Tujuan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan memiliki tujuan yang beragam dalam dunia pendidikan. Tujuan jasmani olahraga kesehatan yang dipaparkan oleh Samsudin (2008:3) antara lain :

1. Menciptakan landasan karakter yang kuat

2. Menegakkan landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi

3. Mewujudkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis

4. Menciptakan kemampuan berpikir kritis

5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan menurut Samsudin (2008:142) mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

1. Permainan dan olahraga 2. Aktivitas pengembangan 3. Aktivitas senam

4. Aktivitas ritmis 5. Aktivitas air

6. Pendidikan luar kelas 7. Kesehatan

e. Bidang-Bidang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(8)

Bidang-bidang dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut Sukintaka (2004:36) yakni sebagai berikut :

1. Pendidikan

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai istilah lain pendidikan manusia melalui gerak. Hal ini berdampak bahwa penjaskes harus mampu mengembangkan seluruh aspek pribadi manusia, dan harus berpegang pada norma-norma pendidikan. Pegangan pelaksanaan tugas berpacu pada dasar-dasar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan 2. Belajar motorik

Pengembangan kemampuan motorik dan pengertian didaktik harus ada dalam belajar gerak. Belajar gerak merupakan kemampuan gerak dengan tahapan gerak dari gerak refleks, gerak kasar, gerak halus, gerak sempurna, serta gerak dasar berolahraga atau gerak dasar keterampilan motorik.

3. Kesehatan dan kebugaran

Kesehatan dan kebugaran dikhususkan kearah pembiasaan hidup sehat dan bugar terhadap peserta didik. Tentunya dengan tujuan tubuh selalu sehat dan bugar

4. Penelitian

Bidang-bidang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dapat diteliti yang akan diteliti, dan yang harus diteliti sebaiknya ditentukan. Hal ini bertujuan dapat menentukan teori-teori baru, mengkaji teori yang telah ada, atau menguatkan teori yang sudah ada sebelumnya.

5. Rekreasi pendidikan

(9)

Seperti halnya butir nomor 4, rekreasi pendidikan bertujuan untuk pembiasaan anak supaya mampu mengadakan rekreasi fikiran.

f. Pengertian Bermain

Dalam Syamsiatin, Eriva (2018: 3) bermain merupakan kegiatan yang sangat disukai oleh anak usia dini melalui kegiatan bermain anak dapat menemukan hal-hal baru dan menyenangkan bagi mereka. Kita sebagai pendidik sebaiknya mengetahui terlebih dahulu pemahaman dan konsep- konsep dalam permainan sehingga dapat menyediakan kegiatan bermain yang menyenangkan dan bermakna bagi anak. Jadi dalam bermain akan membantu kebutuhan anak dalam proses perkembangan karena pada saat bermain anak mengasah seluruh aspek perkembangan untuk memenuhi tugas perkembangan diusianya.

Makna bermain bagi orang dewasa dan kanak-kanak jelas berbeda.

Dimana pada masa kanak-kanan makna bermain perlu dilakukan karena mereka perlu mempelajari dunia sekitar saat kegiatan bermain. Sedangkan pada orang dewasa yaitu rekreasi dan relaksasi. Besarnya makna bermain bagi anak sehingga dapat dikatakan bahwa bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangan anak. Oleh karena itu dalam konsep bermain, bermain merupakan kegiatan yang dilakukan atas pilihan sendiri dan dikendalikan sendiri oleh anak.

g. Manfaat Bermain

Berikut adalah manfaat dari bermain menurut Syamsiatin, Eriva (2018: 4) antara lain :

(10)

1. Dapat melatih seluruh kemampuannya bahkan lebih tinggi dari usianya dalam menentukan dan melakukan kegiatan mainnya sendiri.

2. Permainan memberikan pengalaman pada seorang anak menyiapkan diri untuk hidupnya nanti yang dikemukakan oleh Groos dalam Syamsiatin, Eriva (2018: 11).

3. Untuk membangun kembali energi yang telah hilang (Lazarus).

h. Permainan dan Permainan Tradisional

Permainan merupakan kegiatan main yang setingkat lebih tinggi jika dibandingkan dengan bermain, karena ada hakikatnya permainan yaitu kegiatan main yang dilakukan oleh pemain yang didalamnya terdapat alur, cara dan aturan tertentu sesuai dengan yang disepakati oleh sesama pemain. Tujuan dari permainan itu sendiri untuk mengembangkan kemampuan motoriknya.

Menurut Satya, W.I (2014: 228), ada tiga jenis permainan, yaitu:

1. Official games

Permainan yang mempunyai organisasi resmi yang diakui oleh tingkat nasional / internasional.

2. Lead up games

Permainan yang dipergunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, diberikan apabila mereka sudah menguasai keterampilan gerak dasar.

3. Low organization games

(11)

Permainan yang mempunyai peraturan tidak mengikat yang sering juga disebut permainan.

Permainan secara garis besar merupakan bagian dari cabang olahraga yang dapat dikelompokkan dengan berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, permainan ini dapat dikelompokkan berbagai macam kelompok, diantaranya sebagai berikut dalam Satya, W.I (2014: 229)

1. Jumlah pemain a. Beregu b. Perorangan c. Berpasangan 2. Sifat permainan

a. Mengembangkan fantasi b. Kemampuan berpikir c. Rasa seni

d. Aspek kebugaran jasmani dan motorik 3. Alat yang dipakai

Tanpa alat dan dengan alat (bola dan selain bola) 4. Bola yang dipakai

a. Permainan bola (berat / ringan) b. Permainan bola besar (berat / ringan)

Dalam dunia pendidikan terutama yang berkaitan dengan permainan tidak jauh mengarah pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Karena biasanya dalam pembelajaran ini sering menerapkan

(12)

permainan. Dari permainan dibidang keolahraagaan sampai ke permainan tradisional. Kita sebagai pendidik perlu untuk mengemas pebelajaran semenarik mungkin dan mengembangkan sebuah permainan tradisional, memodifikasi permainan dengan menambahkan beberapa aturan permainan agar terlihat menarik dan bervariasi. Jadi perlu adanya pengembangan dan wawasan kita sebagai pendidik untuk memberikan pembelajaran permainan olahraga bahkan permainan tradisional. Bukan hanya sekedar untuk menerapkan permainan tradisional terutama sekali agar permainan tradisional tidak punah dan dilestarikan oleh anak-anak bangsa.

i. Hubungan bermain, olahraga dan pendidikan jasmani

Pendidikan jasmani adalah pergaulan pedagogik dalam dunia gerak dan penghayatan jasmani. Juga dikatakan bahwa guru pendidikan jasmani mencoba mencapai tujuannya dengan mengajarkan dan memajukan aktivitas-aktivitas jasmani dalam Purwadi (2014: 11). Tujuan lain dari pendidikan jasmani sudah tercakup dalam pemaparan sebelumnya yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial dan emosional.

Dalam pendidikan jasmani terdapat suatu tujuan yang disebut keterampilan. Keterampilan gerak ini dapat berarti gerak bukan olahraga, dan gerak untuk olahraga. Gerak untuk olahraga bagi anak-anak sekolah dasar, bukan berarti anak-anak tersebut harus dilatih untuk mencapai prestasi tinggi, namun anak sekolah dasar, disiapkan gerakannya melalui olahraga sesuai

(13)

dengan perkembangan dan kematangannya, maksudnya Gabbard, dkk adalah penyiapan gerak dan efisiensi gerak sedangkan Annarino, dkk adalah gerak fundamental, keterampilan olahraga dan tari. Untuk mencapai gerak tersebut maka harus ditunjang oleh keadaan jasmani mengenai kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan dan daya tahan kardiovaskular.

Dari uraian diatas dapat diperjelas sebagai berikut; pendidikan jasmani sebagai pengajaran gerak. Isi dari aspek pendidikan ini ditentukan oleh intensi- intensi pedagogis atau tujuan-tujuan pendidikan yang dipakai sebagai pegangan guru pendidikan jasmani.

Menurut Froebel (dalam Syamsiatin, Eriva 2018: 3) bermain merupakan aktivitas alamiah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Jadi dalam pertumbuhan dan perkembangan sangat berkaitan erat dengan gerak.

Sehingga dalam hubungannya dengan olahraga dan pendidikan jasmani memiliki keterkaitan hubungan yang sangat erat dimana dalam tujuan pendidikan jasmani itu sendiri adalah memberikan stimulus untuk perkembangan dan pertumbuhan anak secara normal. Selain daripada itu pada olahraga juga memiliki keterlibatan dalam gerak, karena seperti yang kita tahu, dimana-mana kita berolahraga pasti mempengaruhi gerak tubuh kita. Terutama sekali gerak motorik, sensorik maupun kinestetik. Jadi dari ketiga komponen itu (bermain. Olahraga dan pendidikan jasmani) berkaitan erat satu sama lain.

j. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentang usia dini. Masa usia dini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa

(14)

yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Dengan demikian pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua, dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan kelakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan objek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatknya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang telah dilaksanakan oleh orang lain dan memiliki beberapa kesamaan pendukung penelitian ini.

(15)

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dalam mendukung penyusunan penelitian ini yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anwari Wisuda Mahanani (2018) dengan judul penelitian “Pengembangan Modifikasi Permainan Tradisional Catball pada Mata Pelajaran Penjasorkes Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan dan memodifikasi sehingga menghasilkan produk baru dan mengembangkan sebuah permainan dengan menambahkan beberapa aturan dalam permainan dengan karakteristik siswa kelas II pada permainan catball. Penelitian ini menempuh beberapa tahapan sebagai berikut yaitu; mendesain draft produk awal; validasi ahli; uji coba skala kecil; revisi tahap I; uji coba skala luas dan revisi tahap II (revisi terakhir). Penelitian ini relevan terhadap penelitian yang sedang dikembangkan dan dimodifikasi aturan permainan khusunya pada jenis olahraga yang sudah ada, kemudian dikembangkan dengan aturan cabang permainan tradisonal lain, yakni dalam hal sasaran pengembangan yaitu siswa sekolah dasar kelas II sama hal dengan peneliti yang akan mengembangkan permainan tradisionalnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kusbani (2012) dengan judul penelitian

“Pengembangan Model Modifikasi Permainan Bola Tangan dan Basket Untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Menengah Kejuruan”. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk botabas yakni modifikasi gabungan antara permainan bola tangan dengan menggunakan aturan bola basket yang dikembangkan supaya efektif untuk diterapkan pada siswa kelas XI di

(16)

sekolah menengah kejuruan. Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan yang sama antara lain; mendesain draf produk awal; validasi ahli; uji coba skala kecil; revisi tahap I; uji coba skala luas dan revisi tahap II (revisi terakhir). Penelitian ini relevan terhadap penelitian yang sedang dikembangkan khususnya pada jenis olahraga yang sudah ada, kemudian dikembangkan dengan aturan cabang olahraga lain. Perbedaan penelitian ini terdapat pada sasaran pengembangan yakni siswa kelas XI sekolah menengah kejuruan, sedangkan pada penelitian yang sedang dikembangkan ditujukan kepada siswa kelas V Sekolah Dasar.

(17)

C. Kerangka Pikir

Tabel 2.1 Kerangka Pikir

Modifikasi Permainan Tradisional Menangbol (Melempar dan Menangkap Bola) pada Pembelajaran PJOK Sekolah Dasar

Siswa membutuhkan variasi baru dalam pembelajaran PJOK supaya pembelajaran lebih efektif

Produk Modifikasi Permainan Menangbol Valid dan Efektif digunakan untuk pembelajaran

Research and information

collecting

Preliminary field testing Develop

preliminary form of product Planning

Operational product revision

Main field testing

Main product revision

1 2 3 4

7 6 5

Model Permainan Tradisional Menangbol Model Pengembangan Borg and Gall

Referensi

Dokumen terkait

Kas CV. Surat Pesanan CV. Surat Pengiriman CV. Kartu Stock Barang CV. Kartu Hutang Piutang CV. Tanda Terima CV. Serah Terima Tagihan CV. Bukti Penerimaan Kas CV. TPS. 1.14

Pengakuan dan penghargaan pada para peneliti sebelumnya Pengakuan dan penghargaan pada para peneliti sebelumnya yang membuka jalan untuk sebuah penelitian dan pemikiran baru,

Widiana (2000) menyatakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 70 orang subjek, terdapat 5 orang mengakui suka membuka situs cybersex sebagai suatu sarana hiburan

Komposisi produk terasi terbaik berdasarkan protein, lemak, dan nilai hedonik rasa yang tertinggi diperoleh adalah pada perbandingan tepung ikan sarden terfermentasi, tepung

Pengaruh Free Throw Kaki Sejajar Dengan Kaki Tidak Sejajar Terhadap Perolehan Angka.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dihitung berdasarkan besarnya arus dan besarnya nilai ruang (space) pejalan kaki untuk pejalan kaki pada interval 15 menitan yang terbesar dan dicocokkan

Penggunaan relay sebagai saklar, IC ULN2803APG sebagai driver untuk mengontrol setiap relay yang digunakan sebagai saklar yang akan mengkontrol tegangan AC untuk menyalakan

Layanan Dial-Up merupakan jasa akses internet yang memanfaatkan jaringan telepon biasa dan modem dial up, pelanggan diharuskan berlangganan ke Internet Service Provider