• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi dan reformasi pelayanan kesehatan primer serta penguatan sistem kesehatan melalui sistem rujukan yang efektif di rumah sakit (Depkes, 2005). Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung jawab terhadap penerimaan jasa pelayanana jasa (Faizin et al., 2008). Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim memberiakn pelayanan kepada klien multi disiplin termasuk keperawatan tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan di garis terdepan yang mengahadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus (Faizin et al., 2008).

Rumah Sakit Umum Daerah Bantul Penembahan Senopati (RSUD Penembahan Senopati) merupakan rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Bantul dan merupakan rujukan untuk wilayah Kabupaten Bantul. RSUD Penembahan Senopati merupakan rumah sakit tipe B non pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 142/Menkes/SK/I/2007. RSUD ini dilewati tiga kecamatan yaitu Piyungan, Sewon, dan Bantul serta berbatasan dengan Kulonprogo.

Perawat merupakan sumber daya manusia yang paling besar di RSUD Penembahan Senopati, bahkan Huber (1996) menyatakan bahwa 90% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Tidak ada satu pun rumah sakit yang tidak mempergunakan jasa perawat untuk memberikan pelayanan kepada klien. Adapun distribusi perawat di RSUD Panembahan Senopati sebagai berikut :

(2)

Tabel 1. Distribusi perawat di RSUD Penembahan Senopati

No Perawat RSUD Bantul Jumlah Persentase

1 Perawat berstatus PNS 172 65.7%

2 Perawat berstatus non PNS 85 32.4%

3 Freelance 5 1.9%

Jumlah perawat 262 100 %

Sumber : Profil Tenaga Keperawatan 2015

Perawat yang Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 172 atau 65,7% sedangkan untuk perawat tetap atau berstatus non PNS di yaitu bejumlah 85 orang atau 32,4% dari jumlah keseluruhan dari perawat di RSUD Penembahan Senopati Bantul. RSUD Penembahan Senopati pada tahun 2012 terlihat dari Bed Occupancy Rate (BOR) 75,79 % angka ini meningkat di tahun berikutnya. Tahun 2013 BOR naik menjadi 79,86 % tetapi pada tahun 2013 dan 2014 ada penurunan yang lebih dari 5%. Hal ini sudah cukup untuk pihak manajemen melakukan evaluasi penurunan tersebut. Penurunan BOR dapat disebabkan oleh beberapa hal: antara lain karena menurunnya kinerja perawat, sistem rujukan BPJS, bertambahnya jumlah tempat tidur, tarif tinggi yang tidak sesuai dengan pelayanannya, dan tempat kurang nyaman.

Tabel 2. Indikator rawat inap tahun 2014 RSUD Penembahan Senopati Ruangan TT BOR (%) LOS (hari) TOI (hari) NDR (‰) GDR (‰) Indeks Kepuasan Konsumen (%) Cempaka 24 76.07 4.66 1.47 44.88 89.76 74.91 Melati 29 85.09 4.86 0.67 4.45 12.02 73.28 Anggrek 30 65.36 5.40 2.31 2.44 5.48 83.43 AlamAnda 46 63.98 4.02 1.56 0.00 0.00 77.42 Prenatal 40 89.15 7.09 0.74 9.36 19.19 84.14 Flamboyan 23 84.43 5.79 0.87 55.26 107.19 71.38 Asoka/ ICU 5 75.56 3.71 1.22 106.27 228.88 85.56 Mawar 27 74.33 4.75 1.44 12.54 27.37 85.20

Nusa indah utama 10 71.37 4.47 1.58 10.56 21.12 81.18 Nusa indah II 6 61.49 2.22 0.83 2.30 2.87 78.69

Bakung 31 85.56 5.76 0.81 37.39 88.73 66.15

Ruang gabungan 9 75.81 2.74 0.50 0.00 0.00 -

RSUD 284 73.68 4.57 1.32 15.71 33.29 77.25

(3)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (2005) yaitu BOR 65-85%, LOS 6-9 hari, Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode dan idealnya satu tempat tidur dipakai 40-50 kali, dan Turn Over Interval (TOI) adalah rata – rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah teriisi berikutnya idealnya 1- 3 hari. Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap – tiap 1000 penderita keluar dari ruang rawat inap cempaka lebih besar yaitu 44.88‰ dari standar pelayanan minimal ≤ 25 ‰ sedangkan NDR memiliki standar minimal yaitu ≤ 45. Selain itu, Average Length Of Stay (LOS) yang menunjukan rata – rata lama perawatan pasien di rumah sakit terlihat kurang dari 6 hari, padahal idealnya lama perawatan 6 sampai 9 hari. Dari data di atas juga terlihat bahwa kepuasan pelanggan juga berada di bawa standar minimum pelayanan yang diterapkan oleh Kepmenkes 2008 no 129 masih di bawa 90% disetiap ruangan.

Kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Seperti yang dikatakan Suroso (2011) perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Hal ini terkait dengan keberadaan yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit sekitar 40-60% Swansburg (dalam Suroso, 2011). Sedangkan menurut Simpson (2009) kinerja perawat sangat penting untuk kualitas pelayanan pasien. Sehingga untuk mewujudkan kualitas pelayanan yang baik perlu ditingkatkan pelayanan keperawatan.

Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas rumah sakit. Seperti yang dikatakan oleh Killian (Seniati, 2006) salah satu aset penting dan berharga yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan adalah sumber daya manusia sebagai daya yang menggerakkan dan mengarahkan organisasi sehingga harus selalu diperhatikan, dijaga,

(4)

dipertahankan, dan dikembangkan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit yang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Suroso, 2011). Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam memberikan perawatan yang kualitas pada pasien (Potter &Perry, 2005)

Didalam industri rumah sakit khususnya melihat psikologis karyawan, mood dan perilaku adalah sangat penting karena mereka menggunakan kritik di dalam kinerja, outcomes dan kepuasan konsumen seperti engagement yang mempengaruhi suasana pelayanan dan prestasi karyawan sebaik loyalitas konsumen (Salanova et al., 2005 dalam Peak et al., 2015). Karyawan yang tidak engaged akan merasa tidak cocok antara kemampuan yang mereka miliki dengan tugas – tugas yang ada dan tidak berkomitmen terhadap pekerjaan dan organisasi (Chalofsky & Krishna, 2009). Mereka merasa tidak bersemangat dan menunjukan ketidak bahagiaan terhadap pekerjaan (Endres & Smoak, 2008). Work engagement salah satu hal yang penting ada bagi setiap karyawan didalam menyelesaikan pekerjaan mereka karena dengan adanya work engagement pada karyawan akan menurunkan tingkat stres bekerja (burnout) (Schaufeli & Bakker, 2004).

Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Penembahan Senopati Bantul terlihat bawah perawat melakukan pekerjaan rutenitas, kurang antusias, cuek terkadang bosan juga terhadap pekerjaan yang monoton serta kurangnya pengakuan dan penghargaan dari atasan serta dari RSUD bila perawatnya berprestasi. Selain itu, ada perawat pegawai negeri sipil (PNS) serta non PNS yang keluar dari RSUD Penembahan Senopati Bantul dalam 3 tahun terakhir. Selain itu diketahui bahwa pembagian insentif tidak adil, tidak berdasarkan kinerja tetapi berdasarkan jasa medis. Berdasarkan dari data diatas penulis tertarik meneliti penggerak dari work engagement seperti job resource, dan psychological capital terhadap perawat Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah bagaimana work engagement perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Bantul Penembahan Senopati.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran work engagement perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan job resource dan psychological capital dan work engagement perawat di RSUD Penembahan Senopati

b. Mengukur hubungan antara job resource dengan work engagement perawat di RSUD Penembahan Senopati

c. Mengukur hubungan antara psychological capital dengan work Engagement perawat di RSUD Penembahan Senopati

d. Melihat variabel yang paling berpengaruh terhadap work engagement perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati

D. Manfaat Penelitian 1. RSUD Penembahan Senopati

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan work engagement perawat RSUD Penembahan Senopati Bantul

2. Bagi penulis

Penulis dapat lebih jelas mengetahui dan memahami permasalahan – permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit dan mengaplikasikan teori work engagement didunia kerja.

E. Keaslian Penelitian

Adapun penelitian sebelumnya berkaitan dengan engagement perawat antara lain adalah sebagai berikut :

(6)

Tabel 3. Penelitian yang berhubungan work engagement Peneliti

Tahun

Judul Penelitian Tujuan Penelitian Kesimpulan Schaufeli,

& Bakker (2004)

Job demand, Job resources, And Their Relationship With Burnout And Engagement : Multy-Sample Study - Menganalisis antara JD-R, job resource, burnout, work engagement terhadap durasi sakit

Dari hasil nya diketahui bahwa hanya job resource dan work engagement yang mempunyai pengaruh yang positif. Schaufeli & Salanova (2007) Work engagement an emerging psychological concept and its

implications for organizations - Diskusi work engagement dan fungsi karyawan di dalam organisasi

Pentingnya konsep work engagement antara Occupational Health Psychology (OHP) dan Human resouce management (HRM) Bakker, & Leiter (2010). Work Engagement : A Handbook Of Essential Theory And Research.

Penelitian ini membahas dan merangkum work engagement dan anteseden

Hasil dari penelitian ini

merumuskan 10

pertanyaan kunci dalam work engagement, melihat dari kontek sosial untuk mengatur iklim organisasi dengan peranan penting manajemen Paek et al. (2015) Why is hospitality employees’ psychological capital importan? The effect of psychological capital on work engagement and employee morale

Menganalisis dan menguji work engagement dan PsyCap terhadap semangat kerja karyawan hotel

Adanya hubungan work

engagement yang

dimediasi oleh PsyCap pada kepuasan kerja, komitmen afektif. Luthans et al. (2007) Positive psychological capital : measurement and relationship with performance and satisfaction Melakukan analisis antara psychological capital (hope, resilience, optimism dan efficacy) terhadap kinerja dan kepuasan kerja.

Ada hubungan yang positif dan signifikan antara 4 aspek tersebut dengan kinerja dan kepuasan

Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian yang berhubungan antara job resource, psychological capital dengan work engagement perawat di rumah sakit belum dilakukan oleh penelitian lain.

Gambar

Tabel 2. Indikator  rawat inap tahun 2014 RSUD Penembahan Senopati  Ruangan  TT  BOR  (%)  LOS  (hari)  TOI  (hari)  NDR  (‰)  GDR (‰)  Indeks  Kepuasan  Konsumen  (%)  Cempaka  24  76.07  4.66  1.47  44.88  89.76  74.91  Melati  29  85.09  4.86  0.67  4.4
Tabel 3. Penelitian yang berhubungan work engagement  Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Tabel item-total statistik menunjukan hasil perhitungan reabilitas untuk 10 pernyataan.Menentukan besarnya r tabel dengan ketentuan tingkat kepercayaan (degree of

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Penentu Sektor

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai manfaat hasil penyuluhan UPPKS dalam upaya pemberdayaan ekonomi keluarga di Desa Cililin,

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN BONANG PENERUS UNTUK SD Tomas Wahyu Aji Pitaya Universitas Sanata Dharma 2018 Dari hasil

“Melihat penggugat menggunakan mekanisme gugatan legal standing yang notabene muaranya untuk membela masyarakat luas, tapi ternyata materi atau pokok gugatannya menyangkut

Pengetahuan, Kecukupan Informasi dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Pemanfaatan Laporan Keuangan Dalam Pengambilan Keputusan : Studi pada Satuan

makalah dalam Prosiding Kongres Internasional Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Tenggara.. Routledge: London and

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 45 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan