• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe buku Pendidikan Budi Pekerti Dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Penerus (untuk SD)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan prototipe buku Pendidikan Budi Pekerti Dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Penerus (untuk SD)"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN BONANG PENERUS (UNTUK SD). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Tomas Wahyu Aji Pitaya NIM: 141134153. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN BONANG PENERUS (UNTUK SD). SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Tomas Wahyu Aji Pitaya NIM: 141134153. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya tulis ini peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus yang selalu melimpahkan berkat dan kasih-Nya. 2. Kedua orang tua, Bapak Sumaryadi dan Ibu P. Sumaryanti yang selalu mendukung, mengasihi, dan mendoakan saya. 3. Filipus Kristanto, Maria Pudyanti, Yosep Ardi yang selalu mendukung dan mendoakan saya. 4. Sahabat Asna Tiana yang selalu mendukung dan menyemangati dalam penulisan skripsi ini.. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles) Semua yang besar berawawal dari yang kecil (Tomas W). vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 30 Mei 2018 Peneliti. Tomas Wahyu Aji Pitaya. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PESETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Tomas Wahyu Aji Pitaya. Nomor Mahasiswa : 141134153 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul: PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELANBONANG PENERUS(UNTUK SD) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Mei 2018 Yang menyatakan. Tomas Wahyu Aji Pitaya. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN BONANG PENERUS (UNTUK SD) Tomas Wahyu Aji Pitaya Universitas Sanata Dharma 2018 Dari hasil angket yang dibagikan kepada 10 siswa SD yang mengikuti ekstrakurikuler gamelan, peneliti mendapatkan data bahwa mereka belum pernah membaca buku tentang gamelan yang memuat nilai-nilai budi pekerti. Dari data tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan Bonang Penerus (Untuk SD). Bonang Penerus menjadi fokus dalam penelitian ini, karena bonang penerus melatih penabuh untuk memiliki kebiasaan berkonsentrasi. Peneliti menggunakan 7 langkah modifikasi metode penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (dalam Sugiono), meliputi 1) potensi dan masalah; 2) mengumpulkan informasi; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) perbaikan desain; 6) uji coba produk; 7) revisi produk. Prototipe divalidasi oleh praktisi gamelan dan ahli bahasa. Skor rata-rata dari dua validator tersebut adalah 3,05 (dari rentang 1-4). Yang termasuk dalam klasifikasi baik sehinggal layak untuk di uji coba. Uji coba produk dilakukan kepada siswa kelas 5 di SD N Salam Triharjo Pandak Bantul diikuti oleh 23 siswa. Hasil jawaban dari refleksi siswa menunjukan bahwa 3.47 siswa memahami bahwa bonang penerus melatih penabuhnya untuk memiliki sikap konsentrasi.. Kata Kunci: gamelan, nilai-nilai budi pekerti, bonang penerus.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. THE DEVELOPMENT OF THE PROTOTYPE OF MORAL VALUES IN PLAYING GAMELAN BONANG PENERUS INSTRUMENTS BOOK (FOR ELEMENTARY SCHOOL). Tomas Wahyu Aji Pitaya Sanata Dharma University 2018 From the results of questionnaires distributed to 10 elementary students who follow extracurricular gamelan, researchers get data that they have never read a book about the gamelan that contains the values of character. From the data the researcher is interested to develop "Prototype of Character Education Book in Playing Gamelan Bonang Penerus (For Elementary School). Bonang Penerus became the focus of this research, as the bonang penerus trained drummersto have a habit of conservation. Researchers use 7 steps research and development methods according to Borg and Gall (in Sugiono), including 1) potential and problems; 2) gather information; 3) product design; 4) validation design; 5) improvement design; 6) product trial; 7) product revision. The prototype is validated by gamelan practitioners and linguists. The average score of the two validators is 3.05 (from range 1-4). Included in the category of good once worth to try. The trial of the product is done to the 5th grade students at Salam Triharjo Elementary School, Pandak Bantul followed by 23 students. The results of student reflection indicate that 3.47 students understand that the bonang penerus trains its trainer to have an attitude of concentration.. Keywords: gamelan, moral values, bonang penerus.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat dan kasih karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul. Skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MEMAINKAN INSTRUMEN GAMELAN BONANG PENERUS (UNTUK. SD)”. disusun. sebagai. salah. satu. syarat. memperolehgelar. sarjanaPendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Yohanes Haryoso, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, M.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. selaku Dosen pembimbing I yang telah sabar, membimbing peneliti selama menyelesaikan penulisan skripsi. 5. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.selaku Dosen pembimbing II yang telah sabar, membimbing peneliti selama menyelesaikan penulisan skripsi. 6. Eny Winarti M.Hum., Ph.D. selaku dosen penguji. 7. Validator praktisi gamelan dan ahli bahasa. 8. Stevanus Bangun Kalpiko Aji selaku ilustrator prototipe buku. 9. Entiek Nurhayati, M.Pd, selaku kepala sekolah SD Salam Triharjo Pandak Bantul yang telah memberikan izin penelitian. 10. Siswa-siswi kelas V dan SD Salam Triharjo Pandak Bantul tahun pelajaran 2017/2018 yang terlibat dalam penelitian.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Teman-teman penelitian kolaboratif Anisa, Rossa, Willy,Juguntorowati, Thomas Yuli, Inggit, Lisa, Aji, Dhenis, Sanggar, dan Enggar yang telah memberikan bantuan selama melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi.. Semua pihak yang telah mendukung dan. terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi pemerhati pendidikan.. Yogyakarta, 21 Mei 2018 Peneliti. Tomas Wahyu Aji Pitaya. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... ix ABSTRACT ............................................................................................................ x KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 6 1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 6. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.5. Definisi Operasional................................................................................. 7 1.6. Spesifikasi Produk .................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10 2.1 Kajian Pustaka........................................................................................... 10 2.1.1 Budi Pekerti.................... ................................................................ 10 2.1.2 Gamelan ........................................................................................... 16 2.1.3 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Instrumen Gamelan........................ 18 1. Kendang ..................................................................................... 18 2. Rebab ......................................................................................... 19 3. Siter ............................................................................................ 19 4. Gambang .................................................................................... 19 5. Bonang ....................................................................................... 20 6. Saron .......................................................................................... 20 7. Seruling ...................................................................................... 21 2.1.4 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan ..................... 21 1. Disiplin....................................................................................... 22 2. Tanggung Jawab ........................................................................ 22 3. Ketekunan .................................................................................. 22 4. Kesopanan .................................................................................. 22 5. Religuisitas................................................................................. 22 6. Konsentrasi ................................................................................ 23 7. Kerjasama .................................................................................. 23 2.1.5 Instrumen Gamelan “bonang penerus” ........................................... 24 2.1.6 Cerita Bergambar ............................................................................. 25 2.1.7 Literasi ............................................................................................. 26 2.1.8 Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................................ 28 2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 31 2.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................ 32 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 33 3.2 Setting Penelitian ...................................................................................... 33 3.2.1. Tempat Penelitian.......................................................................... 33. 3.2.2. Subjek Penelitian........................................................................... 34. 3.2.3. Objek Penelitian ............................................................................ 34. 3.2.4. Waktu Penelitian ........................................................................... 34. 3.3 Prosedur Pengembangan ........................................................................... 34 1. Potensi dan Masalah ............................................................................ 34 2. Mengumpulkan Informasi ................................................................... 35 3. Desain Produk ..................................................................................... 35 4. Validasi Desain ................................................................................... 35 5. Perbaikan Desain ................................................................................. 35 6. Ujicoba Produk ................................................................................... 36 7. Revisi Produk ...................................................................................... 36 8. Uji Coba Pemakaian............................................................................ 36 9. Revisi Produk ...................................................................................... 36 10. Pembuatan Produk Masal.................................................................... 36 3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40 3.4.1. Wawancara .................................................................................... 41 3.4.2. Kuesioner ....................................................................................... 41 3.5 Instrumen Penelitian.................................................................................. 41 3.5.1. Pedoman Wawancara ................................................................... 41. 3.5.2. Angket........ ................................................................................... 42. 3.5.2.1 Validasi Kuesioner .................................................................. 44 3.5.2.2 Angket Siswa Pra Penelitian ................................................... 45 3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 48 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 48 4.1.1. Prosedur Pengembangan ............................................................... 48. 4.1.1.1 Potensi dan Masalah ............................................................... 48. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.1.1.2 Mengumpulkan Informasi ...................................................... 49 4.1.1.3 Desain Produk ........................................................................ 51 4.1.1.4 Validasi Desain....................................................................... 53 4.1.1.5 Perbaikan Desain.................................................................. 55 4.1.1.6 Ujicoba Produk .................................................................... 59 4.1.1.7 Revisi Produk ....................................................................... 61 4.1.2. Kualitas Produk ............................................................................. 61. 4.2 Pembahasan ............................................................................................... 63 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Prototipe ....................................................... 66 4.3.1. Kelebihan Prototipe Buku ............................................................. 66. 4.3.2. Kekurangan Prototipe Buku .......................................................... 66. BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 67 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 68 5.3 Saran .......................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69 LAMPIRAN ......................................................................................................... 71 CURRUCULUM VITAE .....................................................................................109. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Nilai-Nilai Budi Pekerti dan Nilai Karakter ......................................... 14 Tabel 2.2 Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Bonang penerus .............. 25 Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ............................................................................ 42 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket .................................................................................. 42 Tabel 3.3 Rekap Hasil Validasi Angket ................................................................ 44 Tabel 3.4 Angket Pra Penelitian............................................................................ 46 Tabel 3.5 Hasil Interval. .................................................................................. 47. Tabel 4.1 Rekap Validasi Uji Coba Produk .......................................................... 54 Tabel 4.2 Pedoman Penggolongan Kualitas.......................................................... 55. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Penelitian yang Relevan ......................................................... 30 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan (R&D) ....................... 37 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan yang digunakan ........................ 40 Gambar 4.1 Sketsa Awal. ............................................................................... 53. Gambar 4.2 Revisi Bagian 1 ............................................................................... 56 Gambar 4.3 Revisi Bagian 2 ............................................................................... 57 Gambar 4.4 Revisi Gambar Cergam ..................................................................... 59 Gambar 4.5 Siswa Membaca Prototipe ................................................................. 60 Gambar 4.6 Siswa Mengisi Refleksi ..................................................................... 60. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara ......................................................................72 Lampiran 2 Hasil Wawancara Ahli Gamelan .....................................................73 Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Angket .............................................................74 Lampiran 3a Hasil Validasi Angket ....................................................................76 Lampiran 3b Rekap Validasi Angket ..................................................................78 Lampiran 3c Angket Siswa Pra Penelitian ..........................................................80 Lampiran 3d Hasil Angket Siswa ....................................................................81 Lampiran 3e Rekap hasil Angket Siswa .............................................................86 Lampiran 4 Rubrik Penilaian Validator ..............................................................87 Lampiran 4a Hasil Validasi Ahli Bahasa dan Gamelan ......................................89 Lampiran 4b Rekap Hasil Validasi Ahli .............................................................93 Lampiran 5 Surat Ijin Uji Coba. ....................................................................94. Lampiran 5a Surat Keterangan Sudah Melakukan Uji Coba ..............................95 Lampiran 6 Soal Refleksi Siswa. ....................................................................96. Lampiran 6a Hasil Refleksi Siswa ....................................................................97 Lampiran 6b Rekap Hasil Refleksi ....................................................................102 Lampiran 6c Rubrik Penilaian Refleksi ..............................................................104 Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Uji Coba .............................................................105 Lampiran 8 Kisi-Kisi Prototipe Buku .................................................................110. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Bab I menguraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah Gamelan merupakan pernyataan musikal berupa kumpulan alat-alat musik(bunyi-bunyian) tradisional dalam jumlah besar yang terdapat di Indonesia (terutama) di Pulau Jawa. Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira 75 instrumen dan dapat dimainkan 30 penabuh (Yudhoyono 1984: 15). Pada pokoknya terdiri dari 12 instrumen saja diantaranya saron, kendang, bonang barung,bonang penerus, gender, kenong, kethuk, kempul, siter, rebab, suling, gambang dan gong. Menurut Yudhoyono (1984: 16) semua alat tersebut dibunyikan secara bersama-sama dengan cara yang sesuai, sehingga merupakan kumpulan suara yang teratur menurut tempo dan irama tertentu. Dengan kata lain masing-masing alat mempunyai nama dan fungsinya sendiri-sendiri yang dibunyikan menurut kebutuhannya. Hasil pembunyian tersebut (secara teratur) disebut gending. Menurut Endraswara(2008: 39) permainan gamelan sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Dalam instrumen gamelan juga terdiri nilai-nilai budi pekerti yang terkandung di dalamnya. Daldiri (2000: 1) mengemukakan bahwa gamelan tidak akan laras. 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. didengarkan bila penabuh tidak memiliki rasa kekompakan, persatuan, kesatuan, dan tenggang rasa. Maka dari itu permainan gamelan dapat digunakan untuk mengasah nilai-nilai budi pekerti. Menurut Kurniawan (2013: 30) budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya. Sementara watak merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan, dan nilai moral seseorang yang baik. Budi pekerti juga mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya yang diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendali bagi penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat. Nilai budi pekerti yang terkandung di dalam gamelan, contohnya terdapat kedisiplinan, sikap tanggung jawab, dan kesopanan. Kedisiplinan dalam memainkan gamelan yaitu bermain secara serius dan mengikuti irama yang telah ditentukan. Sikap tanggung jawab yang dimaksud yaitu setelah selesai memainkan gamelan penabuh harus mengembalikan alat pemukul ke tempat semula dan kesopanan, penabuh diajarkan untuk. laku dhodhok dan tidak boleh melompati gamelan, hal ini. mengajarkan penabuh tentang pentingnya bersikap sopan.Nilai-nilai budi pekerti tersebut bertujuan supaya para penabuh gamelan memiliki kebiasaan untuk berperilaku santun, dan saling menghargai (Endraswara 2008:20). Peneliti tertarik dengan penelitian gamelan, karena saat duduk dibangku SD mengikuti ekstrakurikuler gamelan dan menabuh saron, peneliti diajarkan tentang kesopanan, konsentrasi dan kedisiplinan. Peneliti juga melakukan. 2.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. wawancara terhadap praktisi gamelan yang mengetahui secara mendalam tentang gamelan.Menurut wawancara dengan Bapak Sudiono, gamelan adalah alat musik tradisional yang dalam satu perangkat mempunyai bentuk, bahan pembuatan, alat tabuh dan cara membunyikannya berbeda-beda, oleh karena itu kerjasama adalah kunci utama dan merupakan salah satu nilai utama dalam permainan gamelan. Dalam permainan gamelan semua instrumen mempunyai peran masing-masing. Seperti kendang yang berfungsi sebagai pengatur irama tetapi dalam permainan gamelan tidak ada yang dominan, semua setara. Menurut beliau generasi muda saat ini mulai kurang minat akan gamelan, beliau khawatir dengan hal ini maka beliau sangat senang karena bisa mengajarkan kesenian tersebut kepada anak-anak dengan menjadi guru pada suatu ekstrakurikuler karawitan di beberapa SD dan beberapa karawitan di beberapa desa, saat mengajarkan didesa. Dalam gamelan terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam hidup bermasyarakat seperti nilai kesopanan yang menurut beliau generasi saat ini kurang memahai nilai kesopanan tersebut. Pada tanggal 4 Juli 2017, peneliti membagikan angket kepada 10 siswa SD di Desa Daleman Gilangharjo Pandak Bantul. Angket tersebut dibagikan untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa dan tingkat pemahaman siswa tentang nilai budi. pekerti. dalam. memainkan. gamelan.. Peneliti. mendapatkan. data. bahwasebelum memainkan gamelan 40% siswa berdoa terlebih dahulu, saat memainkan gamelan 50% siswa konsentrasi dalam memainkan gamelan sehingga tidak memainkan secara bercanda atau asal-asalan, setelah memainkan gamelan 50% siswa membereskan alat pemukul gamelan ke tempat semula sebelum. 3.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. meninggalkan tempat gamelan. 90% siswa senang/bahagia setelah memainkan gamelan, 100% siswa belum pernah membaca buku tentang gamelan.Dari hasil angket diatas peneliti terdorong untuk mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelan bonang penerus (untuk SD). Peneliti memilih instrumen bonang penerus, dalam memainkan boonang penerus penabuh dilatih untuk konsentrasi, karena dalam memainkan bonang penerus harus bersahutan dengan bonang barung. Terdapat penelitian yang telah dilakukan oleh Sugiarto (2012) dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Gamelan Terhadap Kemampuan Musikalitas Siswa SD Kanisius Sengkan Kentungan Sleman Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran gamelan terhadap musikalitas siswa. Pembelajaran gamelan pada siswa usia sekolah dasar merupakan salah satu cara mempertahankan kesenian di era globalisasi. Pembelajaran gamelan diharapkan mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan kemampuan musikalitas pada diri siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh peningkatan kemampuan musikalitas siswa melalui pembelajaran gamelan. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, peneliti terdorong untuk menyusun sebuah prototipe buku cerita bergambar tentang nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Cergam adalah buku cerita anak yang terdapat gambar dengan cerita sederhana di dalamnya. Jenis penelitian ini merupakan Research and Development(R&D) dengan judul: “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen GamelanBonang Penerus(untuk SD)”. 4.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Prototipe buku tersebut terdiri dari dua bagian, bagian pertama memuat artikel yang berjudul “Nilai-nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan”. Isi dari bagian pertama yaitu tentang pengertian gamelan, karakteristik beberapa instrumen gamelan, nilai-nilai dalam beberapa instrumen gamelan, dan nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan. Bagian kedua memuat cerita bergambar dengan judul “Memainkan Bonang Penerus Mengasah Konsentrasi”. Isi dari cerita bergambar tersebut tentang seorang anak yang bernama Luhur yang menyukai gamelan karena sering ikut ayahnya dalam melatih gamelan di balai desa, lalu ia mengikuti ekstrakurikuler karawitan disekolah dan ia bertugas memainkan bonang penerussehingga Luhur bisa belajar tentang konsentrasi. Prototipe yang dikembangkan penelit dapat dijadikan sebagai sarana yang mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Menurut Wiedarti, dkk( 2016: 6)gerakan literasi sekolahadalah gerakan untuk mengatasi rendahnya minat baca peserta didik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan suatu Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai organisasi pembelajaran. Gerakan ini melibatkan seluruh warga sekolah. Warga sekolah yang dimaksud meliputi guru, peserta didik, dan orang tua murid. Di sini keikutsertaan orang tua menjadi penting untuk menciptakan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca yang terjadi di lingkungan keluarga akan memberikan dampak positif kepada anak. Apabila orang tua mempunyai kebiasaan membaca, maka pada hakikatnya anak-anak akan meniru kebiasaan orang tua. GLS dilakukan selama 15 menit membaca buku non-pelajaran sebelum waktu pembelajaran dimulai. Anak-anak dapat membaca buku fiksi maupun non-. 5.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. fiksi yang tersedia di perpustakaan sekolah ataupun buku non-pelajaran yang dibawa dari rumah (Wiedarti, dkk 2016: 7). Gerakan literasi sekolah bertujuan untuk menumbuhkan minat baca serta meningkatkan keterampilan membaca peserta didik.Dengan demikian, penulis berharap bahwa prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelanbonang penerus (untuk SD) ini bisa digunakan sebagai sarana literasi guna menumbuhkan minat baca siswa dan meningkatkan pengetahuan siswa tentang gamelan. 1.2 Rumusan masalah Dari uraian latar belakang, peneliti ini berfokus pada permasalahan dibawah ini, yaitu: 1.2.1. Bagaimana pengembangan“Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen GamelanBonang Penerus(untuk SD)”?. 1.2.2. Bagaimana kualitas “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen GamelanBonang Penerus(untuk SD)”?. 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1. Mengembangkan produk berupa “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen GamelanBonang Penerus(untuk SD)”.. 1.3.2. Mendeskripsikan kualitas “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen GamelanBonang Penerus(untuk SD)”?. 6.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4. Manfaat penelitian. 1.4.1. Bagi siswa. budi pekerti dalam 1.4.2. Siswa memperoleh informasi tentang nilai-nilai memainkan gamelan.. Bagi peneliti Peneliti dapat melakukan penelitian untuk mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan instrumen gamelanbonang penerus untuk siswa usia sekolah dasar.. 1.4.3. Bagi Guru Guru memperoleh sarana literasi berupa cerita bergambar yang berisi tentang instrumen gamelan yang mengandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti dalam masing-masing instrumen gamelan.. 1.5. Definisi operasonal. 1.5.1 Prototipe adalah karya tulis berupa buku yang belum dicetak dan dipublikasi secara luas, serta belum didaftarkan dengan resmi sehingga penulis belum memiliki hak cipta atas karya tulisannya. 1.5.2 Pendidikan Budi Pekerti adalah nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ranah skill psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama).. 7.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.5.3. Gamelan adalah salah satu alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Jawa. Dalam satu perangkat gamelan mempunyai bentuk dan cara membunykan yang berbeda-beda. Cara membunyikannya ada yang dipukul, digesek, ditup, dipetik. 1.5.4. Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan yang dilatih sebelum, saat, dan sesudah memainkangamelandiantaranya adalah konsentrasi, kedisiplinan, ketekunan, kesopanan, kerjasama.. 1.5.5. Instrumen gamelan bonang penerus adalah instrumen dalam gamelan yang terbuat dari besi, perunggu, kuningan sebagai sumber suaranya. Bentuk seperti mangkuk dan ada benjolan diatasnya yang disebut pencon sebagai sumber suara dari bonang penerus. Tempat penyangga pencon bernama rancak yang terbuat dari kayu. Dalam rancak terdapat tali untuk meletakan pencon yang disebut pluntur. Tabuh bonang bernama bindhi, terbuat dari kayu yang panjangnya sekitar 30cm dan ada balutan kain diujungnya. Ketika kita memainkan bonang penerus posisi duduk harus bersila. Kedua tangan memegang bindhi, lalu pukul pencon dengan bindhi.. 1.6. Spesifikasi Produk. 1.6.1 Produk berupa prototipe cerita bergambar berjudul “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan Bonang Penerus (untuk SD)”. 1.6.2 Prototipe terdiri dari dua bagian: bagian satu artikel berjudul “Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan”, bagian dua tentang cerita bergambar berjudul “Menabuh Bonang Penerus Mengasah Konsentrasi”.. 8.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.6.3 Dalam protitipe terdapat lampiran tembang, dan pesan-pesan dalam masing-masing tembang. Terdapat pula: Kata Pengantar; Daftar Isi; Refleksi; Kepustakaan; dan Biodata. 1.6.4 Prototipe cerita bergambar memuat 10 gambar: gambar 1 (cover); gambar 2 (Luhur Memperkenalkan permainan gamelan); gambar 3 (Luhur mengikuti ayah saat melatih gamelan); gambar 4 (Penjelasan instrumen Bonang Penerus); gambar 5 (Luhur dan teman-teman berlatih gamelan untuk mempersiapkan lomba); gambar 6 (Luhur mengenakan pakaian adat Jawa dalam pementasan gamelan); gambar 7 (Luhur dan teman-teman berdoa sebelum pementasan; gambar 8 (Luhur dan teman-teman berjalan jongkok menuju instrumen masing-masing); gambar 9 (Luhur memainkan instrumen bonang penerus); gambar 9 (Luhur memainkan lagu Lir-ilir dan Gundul-Gundul Pacul); gambar 10 (Luhur dan teman-teman mendapat apresiasi. 9.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan teori ini terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan peneliti. 2.1. Kajian Pustaka Kajian teori menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian, yaitu. teori budi pekerti, gamelan, nilai-nilai budi pekerti dalam instrumen gamelan, nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan, instrumen bonang penerus, literasi, dan cergam. 2.1.1. Budi Pekerti. 2.1.1.1 Pengertian Budi Pekerti Menurut Suyami, dkk (2015: 1) budi pekerti, berasal dari kata budi dan kata pekerti. Kata budi berarti 1) alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk; 2) Tabiat; akhlak; watak; 3) perbuatan baik; kebaikan; 4) daya upaya; ikhtiar; dan 5) akal (dalam arti kecerdikan menipu atau tipu daya). Kata pekerti berarti 1) perangai; tabiat; akhlak; watak; 2) perbuatan (kurang baik), setelah dirangkai kata budi pekerti mengandung arti tingkah laku; perangai; akhlak. Menurut Suyami, dkk (2015: 2)budi pekerti dalam bahasa Sansekerta berarti, “tingkah laku atau perbuatan yang sesuai dengan akal sehat”. Perbuatan yang sesuai dengan akal sehat itu yang sesuai dengan nilai-nilai, moralitas masyarakat, maka akan menjadi tata krama di. 10.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam pergaulan warga masyarakat. Dengan demikian, budi pekerti merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia yang bertindak sebagai makhluk pribadi ataupun sebagai makhluk sosial. Dengan demikian budi pekerti akan tampak pada diri seseorang melalui sikap dan perilakunya. Orang berbudi pekerti baik akan selalu bersikap dan berperilaku baik, sedangkan orang yang berbudi pekerti tidak baik sikap dan perilakunya juga tidak baik. Menurut Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (1995: 2) budi pekerti diartikan sebagai sikap dan perilaku sehari-hari baik individu, keluarga, maupun masyarakat bangsa yang mengandung nilai-nilai yang berlaku dan dianut dalam bentuk jati diri, nilai persatuan dan kesatuan, integritas, dan kesinambungan masa depan dalam suatu sistem nilai-nilai moral, dan yang menjadi pedoman perilaku manusia Indonesia untuk bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menurut Kurniawan (2013: 30) budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya. Sementara watak merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan, dan nilai moral seseorang yang baik. Budi pekerti juga mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai-nilai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya yang diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendali bagi penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat. Sedangkan menurut Zuriah (2015: 17) budi pekerti diterjemahkan sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain: (a) adat istiadat, (b) sopan santun, dan (c) perilaku. Namun, pengertian budi pekerti secara hakiki adalah perilaku.. 11.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa budi pekerti adalah sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain.Budi pekerti menjadi hal penting yang harus ditanamkan kepada anak sejak dari usia dini. Penanaman tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan budi pekerti di sekolah 2.1.1.2 Pendidikan Budi Pekerti Menurut Zuriah (2015: 17) pendidikan budi pekerti dapat ditinjau secara konsepsional. dan. operasional.Pendidikan. budi. pekerti. secara. konsepsionalmencakup hal-hal sebagai berikut: 1) Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa yang akan datang. 2) Upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan, pemeliharaan, dan perilaku peserta didik agar mereka mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, seimbang (lahir batin, material spritual, dan individual sosial). 3) Upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang berbudi pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajaran dan latihan serta keteladanan. Menurut Zuriah (2015: 20) pendidikan budi pekerti secara operasional adalah upaya untuk membekali peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangannya sebagai bekal masa depannya, agar memiliki hati nurani yang bersih, berperangi baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama makhluk. Dengan demikian, terbentuklah pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral bangsa. Pendidikan budi pekerti mempunyai sasaran kepribadian siswa, khususnya unsur karakter atau watak yang mengandung hati nurani (conscience) sebagai kesadaran diri (consciousness) untuk berbuat kebaikan (virtue) (Zuriah, 2015: 20).Pendidikan karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta membedakan dengan individu lain. Menurut Zubaedi (dalam Kurnianwan, 2013: 30) pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yang intinya merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan watak dan tabiat peserta didik dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan/sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerjasama). Suyanto (dalam Kurnianwan, 2013: 31) merumuskan pendidikan karakter sebagai pendidikan budi peketi plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti adalah pendidikan yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan yang benar dan lengkap mengenai karakter; mengenai peran karakter dalam hidup pribadi, bersama orang lain, dalam komunitas, masyarakat, bangsa, dan negara; dan mendapatkan kecakapan, kemampuan, kompetensi, dan profesionalitas untuk. 13.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. melaksanakannya dalam bidang tertentu untuk dilaksanakan dalam hidup nyata. Zubaedi (2011: 14) mengatakan pendidikan budi pekerti atau pendidikan karakter diartikan sebagai usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal. Hal ini berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum, proses pembelajaran, kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, pelaksanaan aktivitas kokurikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah. Kesamaan aspek dalam pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Nilai Budi Pekerti dan Nilai Karakter Nilai Budi Pekerti Sikap Pikiran Perilaku. Nilai Karakter Afektif Kognitif Psikomotor. Menurut Zubaedi (2011: 18) pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti secara perinci memiliki lima tujuan: 1) mengembangkan potensi peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. 2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5) mengembangkan. 14.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. Pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti memilki tiga fungsi utama: 1) pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. 2) fungsi perbaikan dan penguatan. Pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. 3) fungsi penyaringan. Pendidikan karakter atau pendidikan budi pekerti berfungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat (Zubaedi 2011: 18). Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan budi pekerti atau pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kepribadian peserta didik, khususnya karakter atau watak agar berbudi pekerti luhur.Pendidikan budi pekerti di sekolah dapat ditanamkan melalui kegiatan ekstrakurikuler gamelan.. 15.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.2. Gamelan Menurut Dewantara (2013: 72) kebudayaan itu sifatnya bermacam-. macam.. Sifat-sifat itu terdapat dan terlihat didalam perikehidupan manusia-. manusia yang sudah beradab; misalnya di dalam pemerintahan negeri, adat istiadatnya, cara membuat rumah dan pakaian, dalam segala kepandaian dan perbuatan (kerajinan), dalam kesenian (musik, tari, drama, ukir-ukiran, gambaran, membuat patung, dan sebagainya). Salah satu bentuk kebudayaan dalam hal kesenian musik adalah gamelan. Gamelan Jawa adalah kumpulan alat musik tradisional di Jawa. Kumpulan dari bagian gamelan disebut satu perangkat. Dari masing-masing gamelan ada perbedaan nama, bentuk, nada, dan cara membunyikan (menabuh). Ada yang berbentuk tabung, lingkaran, plat. Cara membunyikannya ada yang dipukul, dikebuk, digesek, ditiup, dan dipetik(Daldiri 2000: 1). Arti kata gamelan, sampai sekarang masih dalam dugaan-dugaan. Kata gamelan terjadi dari pergeseran atau perkembangan dari kata gembel. Gembel adalah alat untuk memukul. Karena cara membunyikan instrumen itu dengan cara dipukul-pukul. Barang yang sering dipukul namanya pukulan, barang yang sering diketok namanya ketokan, barang yang sering digembel namanya gembelan. Kata gembelan ini bergeser atau berkembang menjadi gamelan. Karena cara pembuatan gamelan itu adalah perunggu, besi atau kuningan yang dipukul-pukul. Dengan kata lain gamelan adalah suatu benda hasil dari benda yang digembel-gembel (Endraswara 2008: 41). Menurut Yudoyono (1984: 15)gamelan ialah sebuah pernyataan musikal berupa kumpulan alat-alat musik(bunyi-bunyian) tradisional dalam jumlah besar. 16.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang terdapat (terutama) di Pulau Jawa. Gamelan yang lengkap mempunyai kirakira 75 alat dan dapat dimainkan 30 niyaga (penabuh) dengan disertai 10 sampai 15 pesinden dan atau gerong. Semua alat tersebut dibunyikan secara bersamasama atau sebagian saja dengan cara yang sesuai, sehingga merupakan konser atau kumpulan suara yang teratur menurut tempo dan irama tertentu. Dengan kata lain masing-masing alat mempunyai nama dan fungsinya sendiri-sendiri dan dibunyikan menurut kebutuhannya. Hasil pembunyian tersebut (secara teratur) disebut gending. Alat-alat musik Jawa yang disebut gamelan, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian menurut bahan pembuatannya, yaitu kelompok alat-alat yang terbuat dari logam, dan kelompok alat-alat yang terbuat bukan dari logam. Instrumen gamelan dalam kelompok pertama terdiri atas alatalat seperti gong, bonang barung, bonang penerus, saron demung, saron peking, slentem, ketuk, kenong, kempyang serta gender. Sedangkan kelompok kedua antara lain terdiri atas alat-alat yang terbuat dari kayu dan kulit serta bahan lain di luar logam. Di dalamnya yaitu kendang, seruling, rebab, gambang, siter, serta ketipung. Semua yang termasuk dalam kelompok kedua ini dibunyikan untuk tetabuhan yang halus (Yudhoyono 1984:18). Menurut Endraswara (2008: 39) gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan.Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, rawit juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya digunakan untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang. 17.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bersistem nada non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapangarapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet, dan aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia, dan campuran yang indah didengar. Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa gamelan Jawa adalah alat musik tradisional dari Jawa yang berasal dari Jawa. Permainan gamelan sering disebut dengan istilah karawitan. Dalam satu perangkat mempunyai bentuk dan cara membunyikannya berbeda-beda. Cara membunyikannya ada yang dipukul, dikebuk, digesek, ditiup, dan dipetik. Setiap instrumennya juga memiliki nilai-nilai budi pekerti masing-masing yang harus dipelajari oleh penabuhnya. 2.1.3. Nilai-Nilai Budi Pekerti Saat Memainkan Instrumen Gamelan Menurut Yudoyono(1983:15) gamelan Jawa dengan kategori lengkap,. terdiri dari 75 instrumen yang dapat dimainkan oleh 30 penabuh. Akan tetapi, yang biasanya dimainkan kurang lebih hanya 12 instrumen.Setiap instrumen gamelan memiliki fungsi yang berbeda-beda, sehingga dalam pembunyiannya tidak dapat dimainkan sendiri-sendiri, melainkan harus secara bersama-sama atau sebagian saja sesuai kebutuhannya.. Dibawah ini akan dijelaskan 7 contoh. instumen gamelan beserta karateristiknya menurut Yudhoyono(1984), antara lain: 1. Kendangmerupakan salah satu instrumen gamelan yang berbentuk seperti tabung. Instrumen kendang terbuat dari kayu dengan tutup tabung dari kulit binatang, kulit yang biasa digunakan adalah kulit sapi. Kendang dimainkan dengan cara dipukul dengan telapak tangan kanan dan telapak tangan. kiri.. Kendang. berasal. dari. kata. “ken”. (kendali). dan. 18.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. “dang”(padang)yang berati terang.Kendang bertugas mengendalikan tempo dan irama setiap gending.Oleh karena itu, penabuh kendang terlatih untuk memimpin dan mengendalikan keinginan pribadi. 2. Rebab adalah instrumen yang cara memainkannya digesek seperti biola. Termasuk dalam alat tetabuhan halus. Masyarakat Jawa menganggap bentuk rebab menyerupai orang yang sedang bersemedi (duduk bersila), maka cara membunyikannya harus dengan posisi duduk bersila, lalu ujung rebab bagian atas tegak yang bermakna menunjuk ke arah manusia menembah pada Tuhannya, lalu penggeseknya digerakkan ke arah kiri dan kanan secara horizontal ini menunjukkan bagaimana seseorang bersikap dengan sesaman manusia. Jadi nilai budi pekerti dalam memainkan rebab adalah religiusitas karena dalam memainkan rebab penabuh diajarkan untuk selalu ingat dan menyembah kepada Tuhannya. 3. Siteratau lebih dikenal dengan nama celempung. Nama tersebut berasal dari kata cepet (cepat)+lempeng (jujur)+ rampung (selesai). Yang berarti suatu usaha dilakukan dengan cepat, jujur, maka akan tercapai suatu tujuan secara maksimal.Siter atau celempungadalah instrumen gamelan yang cara membunyikannya dipetik seperti gitar.Dalam siter ini penabuh diajarkan untuk tepat dan konsetrasi karena cara memainkan siter yaitu dengan dipetik menggunakan ibu jari tangan kanan dan kiri dengan cepat dan berulang-ulang. 4. Gambang, kata gambang berasal dari dua suku kata yaitu gam + bang = gambling + timbang = jelas + seimbang dan dipertimbangkan. Arti. 19.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. seluruhnya adalah dengan dipertimbangkan masak-masak sehingga menjadi imbang. Gambang terbuat dari kayu atau bambu. Cara memainkannya dilakukan dengan dua alat pemukul yang ujungnya bundar dan pipih sebesar tutup gelas. Dalam gambang ini penabuh dilatih ketepatan karena dalam memainkan gambang termasuk sulit dibanding dengan memainkan instrumen lain. Satu angka atau satu pukulan pada instrumen lain seperti saron, berarti empat atau lebih pukulan untuk gambang 5. Bonang adalah salah satu instrumen yang terbuat dari perunggu, kuningan, besi dan tergolong ke dalam tetabuhan keras.Bonang berasal dari kata “Nong (menunjukkan arah di situ) dan Nang (menunjukkan arah di sini)”. Dari asal kata “nong-nang”, bonang memiliki fungsi sebagai petunjuk arah dari suatu gending. Dalam permainan gamelan bonang barung berfungsi sebagai pembuka gending kemudian disahut oleh kendang dan disusul instrumen lainnya secara bersamaan. Lalu bonang penerus selalu mengikuti. dan meneruskan dengan variasi yang berbeda dari bonang. barung.Oleh karena itu, penabuh bonang penerus terlatih untuk selalu berkonsentrasi. 6. Saron merupakan salah satu instrumenyang tergolong dalam tetabuhan keras. Saron terdiri wilahan-wilahan yang terbuat dari perunggu, kuningan atau besi yang disusun berderet diatas kotak kayu sebagai wadah gema. Cara menabuhnya menggunakan sebuah alat pemukul yang terbuat dari kayu atau tanduk kerbau berbentuk seperti palu. Sementara tangan kanan. 20.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. memainkan alat pemukulnya, tangkan kiri metet (menghentikan gema) wilahan yang baru saja ditabuhnya oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi dalam menabuh saron. 7. Seruling. merupakan. satu-satunya. instrumen. gamelan. yang. cara. membunyikannya dengan cara ditiup. Suling berfungsi penghias lagu pokok. Seruling dibunyikan pada sela-sela instrumen lainnya dengan nada yang lebih tinggi dan meliuk-liuk. Seruling dalam bahasa Jawa, yaitu kependekan dari kata su = nafsu dan ling = eling = ingat. Artinya ngempet nepsu dan eling= menahan nafsu dan ingat, seruling mengajarkan penabuh untuk menahan nafsu dan selalu ingat kepada Tuhannya. Dari 7 instrumen gamelan diatas disebutkan bahwa setiap instrumen memiliki karakteristik dan nilai-nilai budi pekerti yang terkandung di dalamnya. Semua instrumen tersebut harus dimainkan dengan instrumen lain secara bersama-sama supaya bisa menghasilkan gendhing yang indah oleh karena itu diperlukan kerjasama, konsentrasi, ketepatan semua penabuh. 2.1.4Nilai-Nilai Budi Pekerti dalam Memainkan Gamelan Belajar karawitan berarti belajar hidup bersama, belajar menjadi manusia utuh. Belajar karawitan akan memperhalus estetika dan sekaligus etika. Aspekaspek kemanusiaan akan muncul dalam karawitan. Satu penabuh dengan penabuh yang lain, tidak mungkin berdiri sendiri, melainkan secara ritmis saling mewujudkan kepaduan yang mapan, (Endraswara, 2008: 6). Selain nilai-nilai kebersamaan masih banyak nilai-nilai budi pekerti yang harusdikembangkan oleh. 21.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. setiap penabuh. Berikut penjabaran nilai-nilai budi pekerti saat memainkan gamelan: 1. Disiplin diartikan sebagai tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai peraturan (Listyarti 2012: 6). Perilaku tersebut perlu dimiliki oleh penabuh, misalnya disiplin waktu dalam latihan maupun dalam pementasan supaya dapat maksimal, dan menaati semua peraturan dalam memainkan gamelan. 2. Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk menjalankan tugas dan kewajiban (Listyarti 2012: 6). Dalam memainkan gamelan. diajarkan. bertanggungjawab. seperti. penabuh. yang. bertanggungjawab untuk mengembalikan alat pemukul instrumen gamelan sesuai tempatnya. 3. Ketekunan diartikan sebagai rajin dan bersungguh-sunggu (KBBI 2015: 917). Dalam berlatih gamelan penabuh diharuskan untuk tekun, karena tanpa ketekunan penabuh tidak akan mahir dalam memainkan gamelan. 4. Kesopanan diartikan sebagai bertingkahlaku seseorang terhadap orang lain (Mangunhardjana 2016: 81). Dalam memainkan gamelan terdapat beberapa aturan seperti, tidak boleh melompati gamelan dan laku dhodhok atau berjalan jongkok. Berjalan jongkok mengajarkan penabuh untuk bersikap sopan terhadap orang lain. 5. Religiusitas diartikan sebagai perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya (Listyarti 2012: 5). Sebelum dan sesudah memainkan gamelan, para penabuh selalu berdoa bersama menurut agama. 22.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan keyakinan masing-masing supaya diberi kelancaran dalam memainkan gamelan 6. Konsentrasi diartikan sebagai pemusatan pikiran pada suatu hal (KBBI 2008:. 725).. Dalam. memainkan. instrumen. gamelan. dibutuhkan. konsentrasi. Seperti dalam memainkan bonang penerus, konsentrasi sangat dibutuhkan karena dalam memainkan bonang penerus selalu bersahutan dengan bonang barung. 7. Kerjasama diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dua orang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (Mangunhardjana 2016: 93). Instrumen gamelan berbeda-beda bentuk dan cara menabuhnya, oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama semua penabuh agar menghasilkan irama musik yang indah. Dari nilai-nilai diatas menunjukan bahwa dalam memainkan gamelan banyak nilai-nilai yang bagus untuk dikembangkan oleh penabuh. Peneliti juga mengetahui nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelan dari data hasil penyebaran angket kepada anak yang pernah mengikuti karawitan, di desa Daleman Gilangharjo Pandak Bantul. Berikut ini akan diuraikan hasil angket yang dibagikan kepada 10 siswa. Dari pertanyaan, sebelum mamainkan gamelan apa yang harus dilakukan, 5 siswa menjawab bersiap-siap, 4 siswa menjawab berdoa, 1 siswa menjawab makan. Dari pertanyaan, saat memainkan gamelan harus, 5 anak menjawab konsentrasi, 4 anak menjawab fokus, 1 anak menjawab kompak. Dari pertanyaan, sesudah memainkan gamelan, 5 anak menjawab merapikan gamelan, 5 anak menjawab pulang(lampiran 3e). Dari data tersebut, peneliti. 23.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengambil satu nilai budi pekerti yang akan peneliti kembangkan dari instrumen bonang penerus yaitu nilai konsentrasi yang terdapat pada bonang penerus. 2.1.5. Instrumen Gamelan: Bonang penerus Bonang terdiri dari bonang panembung dan bonang penerus.Bonang. berasal dari kata “Nong (menunjukkan arah di situ)– Nang (menunjukkan arah di sini)”. Dari asal kata “nong-nang”(Yudoyono1984: 91). Yang akan dibahas dalam penelitian ini hanyalah bonang penerus. Bonang penerusmasuk ke dalam kelompok tetabuhan keras karena bahan utama yang digunakan bisa daribesi,kuningan, perunggu sebagai sumber suaranya, bentuk seperti mangkuk dan ada benjolan diatasnya yang disebut pencon, sebagai sumber suara dari bonang penerus. Tempat penyangga pencon bernama rancak yang terbuat dari kayu dan dalam rancak terdapat tali untuk meletakan pencon yang disebut pluntur. Tabuh bonang bernama bindhi, terbuat dari kayu yang panjangnya sekitar 30cm dan ada balutan kain diujungnya. Cara memainkan bonang penerus harus duduk bersila, kedua tangan memegang bindhi, lalu pukul pencon dengan bindhi.Bonang penerus selalu mengikuti bonang barung dengan variasi yang berbeda, oleh karena itu dibutuhkan konsentrasi dan ketepatan karena tanpa nilai-nilai itu penabuh bonang penerus akan bingung dan suara yang dihasilkan tidak akan laras didengar.. 24.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 2.2 Nilai-nilai budi pekerti dalam memainkan gamelanbonang penerus. No. Nilai Budi Pekerti. Nilai karakter. 1. Pikiran. Kognitif. 2. Sikap. Afektif. 3. Tindakan. Psikomotorik. Nilai-nilai dalam memainkan bonang penerus: konsentrasi Menghafal notasi gendhing dan menghafal suara setiap pencon dalam bonang penerus Dapat mengetahui kapan harus menabuh dengan halus, kapan harus menabuh dengan keras. Menabuh mengikuti bonang panembung dengan variasi yang berbeda dari bonang panembung.. Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memainkan instrumen “bonang penerus” terdapat nilai budi pekerti yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Budi pekerti penting untuk ditanamkan kepada anak sejak usia dini melalui cergam. 2.1.6. Cergam Menurut Mitchell (dalam Nurgiantoro, 2005: 153) buku cerita bergambar. adalah buku yang menampilkan gambar dan teks dan keduanya saling berhubungan. Baik gambar maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan, dan keduanya saling membutuhkan untuk saing mengisi dan saling melengkapi. Huck, dkk (dalam Nurgiantoro, 2005: 153) mengatakan ilustrasi (gambar) dan tulisan yang samasama dimaksudkan untuk menyampaikan pesan tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan secara bersama-sama dan saling mendukung untuk mengungkapkan pesan.. 25.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Dalam setiap buku bacaan cerita anak pasti terdapat berbagai macam gambar ilustrasi yang menarik. Gambar-gambar tersebut bahkan sudah terlihat dihalaman sampul buku, dan hal itu tampaknya sengaja dipakai sebagai salah satu cara penting menarik perhatian anak dan pembaca (Nurgiantoro 2005: 152). Hal didukung oleh Purwanto (2016: 79) anak-anak mungkin tidak bisa dipisahkan dari gambar. Gambar memberinya energi untuk berimajinasi, gambar memberinya keberaniaan untuk berekspresi. Setiap gambar dibuat semenarik mungkin untuk mengajak anak-anak bertamasya ke dunia imajiner. Untuk anak-anak memang perlu penggambaran konkrit dari setiap informasi verbal yang diterima. Cerita bergambar dalam penelititan ini disajikan secara hitam putih. Menurut Borwn (dalam Wilkinson 1984: 23) warna pada gambar diam biasanya menimbulkan masalah. Sekalipun gambar berwarna lebih memikat perhatian siswa dari pada yang hitam putih, namun tak selalu gambar berwarna merupakan pilihan terbaik untuk mengajar atau belajar. Suatu studi menyarankan agar penggunaan warna haruslah realistik dan bukan sekedar demi memberi warna saja. Gambar hitam putih membuat siswa dapat berimajinasi dengan bebas. 2.1.7. Literasi Menurut Abidin, dkk (2017: 1) literasi didefinisikan sebagai kemampuan. untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang kaya dan beragam untuk membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, melihat, menyajikan, dan berpikir kritis tentang ide-ide. Hal ini memungkinkan kita untuk berbagai informasi, berinteraksi dengan orang lain. Literasi merupakan proses yang. 26.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. melibatkan pembangunan dan pengetahuan sebelumnya, budaya, dan pengalaman untuk mengembangkan pengetahuan baru dan pemahaman yang lebih mendalam. Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik dirumah maupun di lingkungan sekitarnya.Saat ini minat baca mulai menurun. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan suatu Gerakan Literasi Sekolah (GLS).GLS merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifatpartisipatif dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah,tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakatyang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangkukepentingan di bawah. koordinasi. Direktorat. Jenderal. Pendidikan. Dasar. danMenengah. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membacapeserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran (Pangesti, 2016: 1-6). GLS bertujuan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik dan meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, sesuai tahap perkembangan peserta didik. Oleh sebab itu peneliti. 27.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan ini bertujuan sebagai sarana literasi. 2.1.8. Penelitian Yang Relevan Berikut merupakan hasil penelitian yang relevan terkait dengan Prototipe. Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen GamelanBonang Penerus (Untuk SD). Penelitian yang pertama dilakukan oleh Sugiarto (2012) dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Gamelan Terhadap Kemampuan Musikalitas Siswa SD Kanisius Sengkan Kentungan Sleman Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran gamelan terhadap musikalitas siswa. Pembelajaran gamelan pada siswa usia sekolah dasar merupakan salah satu cara mempertahankan kesenian di era globalisasi. Pembelajaran gamelan diharapkan mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan kemampuan musikalitas pada diri siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh peningkatan kemampuan musikalitas siswa melalui pembelajaran gamelan. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Sulthoni (2017) dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti Di Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penanaman nilai-nilai budi pekerti di sekolah dasar. Hasil dari penelitian ini adalah sekolah sebagai pendidikan formal memiliki peranan penting dalam rangka menanamkan pendidikan budi pekerti yang berlaku bagi semua warga sekolah. Kebersamaan dan kerja sama yang terjalin antara kepala sekolah dan guru yang bertindak sebagai figur yang dapat digugu dan ditiru dalam menciptakan suasana sekolah yang kondusif untuk membudayakan 28.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pendidikan budi pekerti dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna serta memberikan pembiasaan kepada peserta didik. Penelitian yang ketiga yang dilakukan oleh Adipta; Maryaeni; dan Hasanah (2016) yang berjudul “ Pemanfaatan Buku Cerita Bergambar Sebagai Sumber Bacaan Siswa SD”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan buku cerita bergambar sebagai sumber bacaan siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu pemanfaatan buku cerita bergambar cukup efektif untuk menarik minat siswa dalam kegiatan pembelajaran. Buku cerita bergambar dapat memudahkan siswa untuk menerima berbagai sumber informasi yang bermanfaat bagi siswa. Selain itu, buku cerita bergambar dapat menggugah minat baca siswa sehingga siswa senang dengan kegiatan membaca serta dapat meningkatkan budaya literasi siswa. Ketiga penelitian di atas pada dasarnya memiliki relevansi namun masih sangat terbatas. Peneliti masih belum menemukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan untuk siswa usia sekolah dasar. Penelitian di atas belum saling berkaitan sehingga peneliti akan mengembangkan prototipe buku pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan untuk siswa usia sekolah dasar.. 29.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan. Penelitian yang berkaitan dengan gamelan Jawa. Penelitian yang berkaitan dengan pendidikan budi pekerti. Penelitian yang berkaitan dengan buku cerita bergambar. Sugiarto (2012). Sulthoni (2017). Adipta; Maryaeni; dan Hasanah (2016). Efektivitas Pembelajaran Gamelan Terhadap Kemampuan Musikalitas Siswa SD Kanisius Sengkan Kentungan Sleman Yogyakarta. Penanaman Nilai-Nilai Budi Pekerti Di Sekolah Dasar. Penelitian ini mengkaji efektifitas gamelan terhadap kemampuan musikalitas siswa. Penelitian ini mendeskripsikan penanaman nilai-nilai budi pekerti di sekolah dasar. Pemanfaatan Buku Cerita Bergambar Sebagai Sumber Bacaan Siswa SD. Penelitian ini memaparkan manfaat buku cerita bergambar.. Thomas Wahyu Aji Pitaya (2017) Pengembangan Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Penerus (untuk SD). 30.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2 Kerangka Berpikir Gamelan merupakan salah satu dari sekian banyak alat musik tradisional di Indonesia. Gamelan memiliki suara yang khas, yang dihasilkan dari perangkatperangkat yang khusus.Dalam memainkan gamelan banyak mengandung nilainilai budi pekerti. Seperti nilai kesopanan, ketertiban, kedisiplinan, dan kekompakan. Nilai kesopanan terdapat pada saat akan memainkan gamelan para pemain harus jalan jongkok menuju instrumen yang akan dimainkan. Lalu harus kompak dengan pemain instrumen yang lain dalam memainkan gamelan agar mendapatakan suara yang bagus dan selaras. Kedisiplinan dalam berlatih agar menciptakan gending atau suara yang bagus. Ketertiban dalam memainkan gamelan para pemain tidak diperbolehkan melompati gamelan, jika gamelan menghalangi jalan sang pemain harus menggeser dan. tidak. boleh. melompatinya.Menurut wawancara dengan praktisi gamelan, gamelan adalah alat musik tradisional yang dalam satu perangkat mempunyai bentuk, bahan pembuatan, alat tabuh dan cara membunyikannya berbeda-beda, oleh karena itu kerjasama adalah kunci utama dan merupakan salah satu nilai utama dalam permainan gamelan. Dalam permainan gamelan semua instrumen mempunyai peran masing-masing. Seperti kendang yang berfungsi sebagai pengatur irama tetapi dalam permainan gamelan tidak ada yang dominan, semua setara.Nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam cara memainkan gamelan baik digunakan untuk membentuk karakter anak yang sebaiknya ditanamkan pada anak sejak dini. Oleh karena itu, peneliti mendesainkan produk berbentuk prototipe buku yang berisi tentang nilai-nilai budi pekerti yang terkandung dalam memainkan. 31.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. gamelan. Desain produk yang sudah dibuat oleh peneliti kemudian divalidasi kepada tiga praktisi gamelan, dari hasil validasi tersebut diperoleh kritik dan saran dari para praktisi gamelan yang dijadikan acuan peneliti untuk merevisi produk agar menjadi lebih baik. Setelah produk selesai direvisi, kemudian produk siap diujicobakan pada siswa SD kelas V yang mengikuti ekstrakurikuler karawitan di sekolahnya. Produk yang telah direvisi oleh para praktisi gamelan merupakan produk akhir dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Penerus (untuk SD)”. 2.3. Pertanyaan Peneliti Beberapa pertanyaan penelitian yang digunakan yaitu: 1. Bagaimana pengembangan “Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Penerus (untuk SD)”? 2. Bagaimana kualitas“Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan Instrumen Gamelan Bonang Penerus (untuk SD)” menurut ahli gamelan dan ahli bahasa? 3. Bagaimana kualitas“Prototipe Buku Pendidikan Budi Pekerti dalam Memainkan GamelanBonang Penerus (untuk SD)” menurut siswa?. 32.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, uji coba produk, instrumen penelitian, teknik penelitian, pengumpulan data, teknik analisis data, serta jadwal penelitian. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan, metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono 2016: 297). 3.2 Setting Penelitian Settingpenelitian ini akan membahas tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1. Tempat penelitian Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa praktisi gamelan untuk. memperoleh data awal sebelum membuat angket analisis kebutuhan siswa. Angket untuk mengetahui seberapa pemahaman siswa dalam mengetahui gamelan. dilaksanakan. di. Desa. 33. Daleman. Gilangharjo. Pandak.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Bantul. Sedangkan untuk uji coba produk dilaksanakan di SD Salam Triharjo Pandak Bantul. 3.2.2. Subjek Penelitian Subjek saat wawancara adalah praktisi gamelan dan guru ekstrakurikuler. karawitan SD Salam. Subjek uji penelitian yang akan diteliti adalah siswa SD yang sudah pernah menabuh gamelan berjumlah 10 siswa yang bertempat tinggal di Desa Daleman Gilangharjo Pandak Bantul. Sedangkan subjek untuk uji coba produk adalah siswa SD Salam Triharjo Pandak Bantul. 3.2.3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah prototipe pengembangan buku pendidikan budi. pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD) dalam konteks pendidikan budi pekerti melalui instrumen gamelan. 3.2.4. Waktu Penelitian Penelitian ini membutuhkan waktu selama sepuluh bulan. Terhitung dari. bulan Juni 2017 sampai dengan bulan April 2018. 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian ini menggunakan tahapan penelitian Research & Development. Menurut Sugiyono (2016:298) terdapat sepuluh langkah pengembangan pada penelitian Research and Development, yaitu: 1. Potensi dan Masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri,. 34.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tetapi bisa berdasarkan peneltian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date. 2. Mengumpulkan informasi Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. 3. Desain Produk Hasil akhir dari kegiatan ini adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. 4. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kelebihannya. 5. Perbaikan Desain Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.. 35.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Uji Coba Produk Uji coba produk yaitu menguji dengan membandingkan efektivitas dan efisiensi produk yang dihasilkan. 7. Revisi Produk Revisi produk dilakukan setelah uji coba produk, untuk memperbaiki kelemahan produk. 8. Uji Coba Pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata dalam lingkup yang luas. 9. Revisi Produk Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. 10. Pembutan Produk Masal Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.. 36.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. .Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ditunjukan pada bagan berikut: Gambar 3.1 Langkah langkah Penelitian Pengembangan (R&D) Potensi dan Masalah. Mengupulkan. Perbaikan desain. Ujicoba produk. Revisi. Produk. informasi. Desain Produk. Revisi produk. Validasi desain. Uji coba pemakaian. Produksi massal. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan tujuh langkah dari sepuluh langkah yang telah dipaparkan di atas. Diantaranya: 1) potensi dan masalah; 2) mengumpulkan informasi; 3) desain produk; 4) validasi desain; 5) perbaikan desain; 6) uji coba produk; 7) revisi produk. Dari tujuh langkah tersebut peneliti dapat menghasilkan produk prototipe pengembangan buku cergam pendidikan budi pekerti dalam memainkan gamelan (untuk SD). Berikut akan diuraikan enam langkah yang dilakukan dalam penelitian ini:. 37.

Gambar

Tabel 2.1 Nilai Budi Pekerti dan Nilai Karakter
Gambar 3.1 Langkah langkah Penelitian Pengembangan (R&D)
Gambar 3.2 Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan.
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Djezed (1983) menyatakan bahwa “letak kaki tumpu, perkenaan kaki pada bola, perkenaan bola pada kaki, titik berat badan, kekuatan otot tungkai dan gerakan lanjutan ( follow trough

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di PT NP Tbk, perusahaan manufaktur yang memproduksi aki mobil dan aki motor diketahui bahwa perusahaan mengalami kesulitan

Terdapat variasi tingkat perkembangan wilayah pada setiap desa di Kecamatan Paciran, desa yang memiliki tingkat perkembangan tinggi terdiri dari 5 desa atau 29% yaitu

Untuk diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02) ditegakkan bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan;

Keadilan selalu menjadi alasan untuk menafsirkan isu gender sebagai ketimpangan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perlu penafsiran tentang berwawasan

Dalam menghuraikan realiti sebenar aplikasi amalan toleransi beragama dalam kehidupan seseorang Muslim, Mohd Kamil dan Mohd Fauzi (2008) menyatakanbahawa

Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa faktor kebutuhan, pengaruh teman dan pengetahuan informasi berhubungan dengan persepsi pemuda terhadap pekerjaan di sektor pertanian

adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Sedangkan menurut Herjanto