• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X RPL.1 SMK NEGERI 1 TAPEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X RPL.1 SMK NEGERI 1 TAPEN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN : 2774-7360

34

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X RPL.1

SMK NEGERI 1 TAPEN Budi Santoso 1

1Guru Mata Pelajaran Fisika , SMK Negeri 1 Tapen Kecamatan Tapen Bondowoso

Naskah diterima: 19 Juli 2021|direvisi: 25 Juli 2021| 20 Agustus 2021 ABSTRACT

The purpose of this action research is to improve the physics learning outcomes of students of class X RPL.1 Vocational High School 1 Tapen through the application of the problem base learning model.

The research used by the author in this study is Classroom Action Research (CAR). Classroom action research is part of action research, and research at this level is part of qualitative research. Referring to these characteristics classroom action research can be defined as an action research carried out by teachers as well as researchers in the classroom or together with others (collaboration) through activities to design, implement and reflect on collaborative and participatory actions aimed at improving or improving the quality of the learning process in the classroom through a certain action in a cycle. This research was carried out at Vocational High School Negeri 1 Tapen which is located at Jalan Kawan Ijen no 99 Jurangsapi, Tapen District, Bondowoso Regency. The research was carried out for 3 months, from September 2018 to November 2018. The subjects of this study were students of class X RPL.1 Vocational High School Negeri 1 Tapen in the Odd Semester of the 2018/2019 Academic Year, totaling 35 students.

The object of this research is the implementation of learning Physics subjects on the material elasticity properties of materials using the PBL learning model The data analysis technique used in this research is descriptive qualitative. The data obtained from the observations are reduced by selecting important data and discarding useless information. Furthermore, the data that has been reduced is presented in a certain pattern to make it easier to read. The last step is to conclude the data by selecting important information without including unimportant information. From the implementation of the research starting from the pre-cycle, cycle I and cycle II, it can be concluded that the use of the Problem Based Learning learning model can improve the learning outcomes of Physics students in class X RPL.1 Vocational High School Negeri1 Tapen, in this case it can be seen from the following research data: ). Learning completeness, in the pre-cycle student learning completeness was 45.71%, in the first cycle it increased to 68.57%, while in the second cycle it increased to 82.86%. 2). The absorption of students, in the pre-cycle the absorption of students was 63.43%, in the first cycle it increased to 69.86%, while in the second cycle it increased to 78.86%.

Keywords : Physics, Learning Outcomes, Learning Model, Problem Based Learning ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen melalui penerapan model pembelajaran problem base learning. Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, dan penelitian tingkat ini bagian dari penelitian kualitatif. Mengacu pada karakteristik tersebut penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti di kelas atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) melalui kegiatan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus (Kunandar.2010). Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tapen yang beralamat

(2)

35 di Jalan Kawan Ijen no 99 Jurangsapi Kecamatan Tapen kabupaten Bondowoso. Penelitian dilaksanakan selama 3 Bulan yaitu pada bulan September 2018 s/d Nopember 2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 siswa. Obyek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Fisika pada materi sifat elastisitas bahan dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil observasi direduksi dengan memilih data yang penting dan membuang informasi yang tidak berguna. Selanjutnya data yang telah direduksi disajikan ke dalam pola tertentu agar lebih mudah dibaca. Langkah terakhir yaitu menyimpulkan data dengan memilih informasi-informasi yang penting tanpa menyertakan informasi yang tidak penting. Dari pelaksanaan penelitian mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat disimpulakan bahwah penggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri1 Tapen , dalam hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian berikut ini 1). Ketuntasan Belajar, pada pra siklus ketuntasan belajar siswa sebesar 45.71%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 68.57%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 82.86%. 2). Daya serap siswa, pada pra siklus daya serap siswa sebesar 63.43%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 69.86%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 78.86%.

Kata Kunci: Fisika, Hasil belajar, Model Pembelajaran, Problem Based Learning PENDAHULUAN

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara” (Prayitno dan Manullang, 2010). Kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor baik usia, lingkungan, kompetensi diri dan pengalaman diri (Suheri, et all., 2021).

Pendidikan dapat diartikan segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku Pendidikan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

Pendidikan dapat disimpulkan sebagai usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan potensi spiritual, kepribadian, dan keterampilan. Sains adalah pengetahuan yagn mempelajari, menjelaskan serta menginvestigasi fenomena alam dengan segala aspeknya. Sains dapat dianggap sebagai sarana untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai tertentu.

Pembelajaran merupakan proses transfer ilmu antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Pembelajaran berbasis Sains adalah proses transfer ilmu dua arah antara guru dan siswa dengan model sains tertentu (Rizema Putra, 2013). Fisika sebagai cabang dari sains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam, khususnya tentang interaksi antara materi dan energy (Kamajaya, 2007).

Murdaka dan Priyambodo (2008) mengemukakan bahwa fisika merupakan dasar kemajuan produk teknologi. Jadi, fisika dapat disimpulkan bahwa salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang didalamnya mempelajari fenomena yang

(3)

36 terjadi dialam semesta dengan penemuan dan pemahaman yang menggerakkan materi, engergi, ruang dan waktu.

Berdasarkan observasi di SMK Negeri 1 Tapen model yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dikelas adalah model pengajaran langsung (Direct Instruction) dan didominasi dengan metode ceramah dan metode diskusi sehingga membuat banyak siswa yang bersikap pasif. Siswa banyak duduk diam ditempat serta mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas, adapun siswasiswi yang aktif akan tetapi sulit dikondisikan dan sering tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pelajaran fisika dikelas.

Pada saat diskusi kelompok berlangsung, hanya 25% siswa yang aktif dalam melaksanakan diskusi. Biasanya siswa yang tidak menguasai konsep fisika, diskusi yang dilakukannya diluar konteks pembelajaran Fisika. Aktivitas seperti inilah yang menyebabkan salah satu factor rendahnya hasil dari aktivitas belajar siswa.

Permasalahan yang terjadi ini juga terletak pada cara guru mengajar yang lebih dominan pada penguasaan sejumlah konsep. Hal ini dilator belakangi oleh kurangnya waktu untuk jam pelajaran Fisika. Dengan demikian, hasil belajar yang dicapai oleh siswa masih tergolong rendah dan tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat berpengaruh untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan Judul Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan, dan penelitian tingkat ini bagian dari penelitian kualitatif. Penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran dan hasilnya dapat langsung diperhatikan pada masyarakat yang bersangkutan. Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu kegiatan dan adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut.

Mengacu pada karakteristik tersebut penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti di kelas atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus (Kunandar.2010)

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari empat tahap dalam sekali pertemuan dan jumlah semua pertemuannya ialah dua siklus. Keempat tahap tersebut terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, seperti pada gambar berikut ini.

(4)

37 Gambar 1 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap yang menunjukkan langkah-langkah yaitu :

1. Perencanaan, terdiri dari kegiatan a). Penelitian melakukan analisis kurikulum untuk menunjukkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan penerapan model Problem Based Learning . b).

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang pokok bahasan Makanan dan Minuman yang Halal yang sesuai dengan model pembelajaran Problem Based Learning seperti yang terlampir pada lampiran.c). Membuat lembar kerja siswa tentang pokok bahasan Makanan dan Minuman yang Halal. yang sesuai dengan model Problem Based Learning (PBL) seperti yang terlampir pada lampiran. d). Membuat instrumen penelitian untuk mengumpulkan data yaitu lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa, serta angket seperti yang terlampir.

2. Tindakan, Pelaksanaan tindakan yaitu melaksanakan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun yaitu dengan menerapkan problem based learning pada pokok pembahasan Teori Kinetik Gas 3. Pengamatan, Pengamatan dilakukan untuk melihat pengaruh tindakan yang

dilakukan dengan menerapkan model PBL pada pokok bahasan Teori Kinetik Gas yang diamati oleh pengamat kemudian dicatat semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam lembar pengamatan. Adapun kegiatan yang diamati adalah semua aktivitas guru dan siswa pada saat guru dan siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar

4. Refleksi, Refleksi adalah melihat kembali tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas yang telah dicatat dalam lembar pengamatan. Setelah selesai kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model PBL pada pokok bahasan Teori Kinetik Gas. Peneliti dan pengamat melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan kelas siklus pertama. Hasil pengamatan yang diberikan oleh pengamat akan dijadikan pedoman oleh peneliti dalam melakukan refisi berbagai kelemahan pada RPP siklus pertama dalam menyusun RPP siklus kedua pada pertemuan selanjutnya.

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tapen yang beralamat di Jalan Kawan Ijen Jurangsapi Kecamatan Tapen Bondowoso dan Penelitian dilaksanakan selama 3 Bulan yaitu bulan September 2018 s/d Nopember 2018. Subyek penelitian ini adalah

(5)

38 siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 35 siswa. Obyek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Fisika pada materi sifat elastisitas bahan dengan menggunakan model pembelajaran PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Adapun instrument pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah berupa Lembaran Tes, melalui penerapan Problem Based Learning tes dan siklus diberikan setelah pembelajaran berlangsung, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran atau penilaian yang bergantung pada pembagian tugas berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa mencakup pokok bahasan yang diajarkan

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis pada pertemuan ini meliputi data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari hasil observasi direduksi dengan memilih data yang penting dan membuang informasi yang tidak berguna.

Selanjutnya data yang telah direduksi disajikan ke dalam pola tertentu agar lebih mudah dibaca. Langkah terakhir yaitu menyimpulkan data dengan memilih informasi-informasi yang penting tanpa menyertakan informasi yang tidak penting.

Analisis data observasi terhadap peningkatan perhatian secara keseluruhan diperlukan untuk mengetahui seberapa persen perhatian siswa di kelas. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pada tiap siklus. Rumusnya adalah sebagai berikut:

a. Teknik Ketuntasan Belajar

Keterangan

X = Nilai Rata – rata

∑X = Jumlah semua nilai siswa

∑N = Jumlah siswa (Nana Sudjana, 2014) b. Teknik Analisis Ketuntasan Belajar

HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

Kondisi awal dari pembelajaran Fisika pada siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen cenderung menggunakan metode konvensional, oleh karena itu pembelajaran menjadi monoton dan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. hal ini membuat siswa merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru . Selain itu hasil belajar belajar fisika yang diperoleh siswa juga masih kurang dari nilai KKM.

Dari data hasil belajar siswa pada pra siklus atau sebelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas dianalisis maka diperoleh data sebagai berikut

Tabel 1: Analisis Hasil Belaja pada Pra Siklus

HASIL ANALISIS SISWA TUNTAS = 16

SISWA TD TNTS = 19

DAYA SERAP = 63.43 %

KETUNTASAN = 45.71%

TDK TUNTAS = 54.29 %

(6)

39 Dari data analisis hasil belajar pada pra siklus atau sebelum dimulainya pelaksanaan penelitian tindakan dengan menggunakan model problem based learning diketahui dari 35 jumlah siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau sebesar 45.71%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 19 siswa atau sebesar 54.29%, sedangkan daya serap siswa sebesar 63.43%, dari data tersebut maka dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 2 : Grafik Analisis Hasil belajar pada Pra Siklus

Berdasarkan hasil data pra siklus maka penelitian mencoba melaksankan perbaikan pembelajaran pada siklus I yaitu melaksankan pembelajaran dengan menggunkan model Problem Based Learning.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus I terdapat 4 tahap yang dilaksankan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan uraian masing-masing tahapan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan, Pada tahap perencanaan ini hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain a). Melakukan koordinasi dengan guru pedamping sebagai observer b). Menyiapkan RPP siklus I yang akan digunakan untuk mengajar sesuai dengan pokok bahasan sifat elastisitas bahan c). Menyiapkan materi yang akan diajarkan dengan pokok bahasan sifat elastisitas bahan d).

Menyiapkan lembar evaluai siklus I yang bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning

2. Pelaksanaan , Pelaksanaaan Penelitian tindakan pada Siklus I dilaksankan dalam 2 kali pertemuan dan setiap pertemuan dilaksankan dalam waktu 4 x 45 Menit.

Pertmuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 September 2018 dan pertemua kedua dilaksanakan pada tanggal 25 September 2018, pada pelaksanaan penelitia dibantu oleh Dondy Setiawan, S.Pd selaku observer pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

3. Data Hasil Penelitian. Pada Akhir kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksankan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan diperoleh data diperoleh data sebagai berikut :

(7)

40 Tabel 2 : Analisis Hasil Belaja pada Siklus I

HASIL ANALISIS SISWA TUNTAS = 24

SISWA TD TNTS = 11

DAYA SERAP = 69.86 %

KETUNTASAN = 68.57%

TDK TUNTAS = 31.43 %

Dari data analisis hasil belajar pada siklus I diketahui dari 35 jumlah siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau sebesar 65.57%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 atau sebesar 31.43%

sedangkan daya serap siswa sebesar 69.86%. Dari data diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 : Grafik Analisis Hasil belajar pada Siklus I 4. Refleksi

Hasil refleksi pelaksanan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan oleh Dondy setiawan S.Pd sebagai observer diperoleh data sebagai berikut : a). Guru belum maksimal memberikan motifasi dalam pelaksanaan pembelajaran b). Dalam menyampaian materi guru belum menghubungkan materi yang disampaikan dengan materi sebelumnya. c). Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning masih didominan oleh guru d). Siswa masih mengalami kebigungan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa belum terlibat secara maksimal e).

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning interaksi antar siswa belum kelihatan. f). Hasil belajar fisika dengan menggunakan model Problem Based Learning belum sesuai dengan harapan atau kriteria keberhasilan penelitian tindakan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklsu I maka disusunlah Langkah – Langkah perbaikan pembelajaran pada siklus II. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan pada siklus II terdapat 4 tahap yang dilaksankan, yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan uraian masing-masing tahapan penelitian sebagai berikut:

(8)

41 1. Perencanaan, Pada siklus II kegiatan yang dilakukan sama seperti kegiatan pada siklus I. Adapun tahapan - tahapan pada siklus II sebagai berikut: a). Melakukan koordinasi dengan guru pedamping sebagai observer b). Menyiapkan RPP pada siklus II sesuai materi yang akan diajarkan dengan pokok bahasan sifat elastisitas bahan. c). Menyiapkan materi yang akan diajarkan dengan pokok bahasan sifat elastisitas bahan d). Menyiapkan lembar tes siklus II untuk menguji tingkat pemahaman siswa setelah diterapkan model pembelajaran Problem Bassed Learning e). .Menyiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas.

2. Pelaksanaan. Pelaksanaaan Penelitian tindakan pada Siklus II dilaksankan dalam 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilaksankan dalam waktu 4 x 45 menit..

Pertmuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2018 dan pertemua kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2018, pada setiap pertemuan penelitia dibantu oleh Bambang Eko Wahyono selaku observer pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

3. Data Hasil Peenitian, Pada Akhir kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksankan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi sifat elastis bahan dan diperoleh data

Tabel 3 : Analisis Hasil Belaja pada Siklus II

HASIL ANALISIS SISWA TUNTAS = 29

SISWA TD TNTS = 6

DAYA SERAP = 78.86 %

KETUNTASAN = 82.86%

TDK TUNTAS = 17.14 %

Dari data analisis hasil belajar pada siklus I diketahui dari 35 jumlah siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri 1 Tapen siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau sebesar 82.86%, jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 atau sebesar 17.14% sedangkan daya serap siswa sebesar 78.86%. dari data tersebut diatas maka dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4 : Grafik Analisis Hasil belajar pada Siklus II 4. Refleksi

Hasil refleksi pelaksanan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).yang dilakukan oleh Dondy

(9)

42 setaiwan S.Pd sebagai observer diperoleh data sebagai berikut: a). Dalam menyampaian materi guru sudah menghubungkan materi yang disampaikan dengan materi sebelumnya.b). Siswa tidak mengalami kebigungan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan siswa belum terlibat secara maksimal c). Siswa aktif pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning d). Interaksi antar siswa sudah kelihatan dalam proses pembelajaran e). Hasil belajar yang diperoleh siswa sudah sesuia dengan harapan

Data pelaksanaan pembelajaran mulai dari pra siklus, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4 : Data Analisis Hasil Belaja pada Tiap Siklus

SIKLUS KETUNTASAN DAYA SERAP

PRA SIKLUS 45.71 63.43

SIKLUS I 68.57 69.86

SIKLUS II 82.86 78.86

Dari data analisis hasil belajar pada tiap siklus ini, maka dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5 : Grafik Analisis Hasil belajar Pada Tiap Siklus

Dari data dan grafik analisis hasil belajar maka dapat dijelaskan sebagai berikut 1). Ketuntasan Belajar, pada pra siklus ketuntasan belajar siswa sebesar 45.71%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 68.57%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 82.86%. 2). Daya serap siswa, pada pra siklus daya serap siswa sebesar 63.43%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 69.86%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 78.86%.

KESIMPULAN

Dari pelaksanaan penelitian mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat disimpulakan bahwah penggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas X RPL.1 SMK Negeri Tapen , dalam hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian berikut ini :

(10)

43 1. Ketuntasan Belajar, pada pra siklus ketuntasan belajar siswa sebesar 45.71%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 68.57%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 82.86%.

2. Daya serap siswa, pada pra siklus daya serap siswa sebesar 63.43%, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 69.86%, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 78.86%.

TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti sampaikan ucapan terima kasih kepada : 1). Dra Esti Joeniarti Ekorini selaku kepala SMK Negeri 1 Tapen yang telah memberikan ijin dan motifasi terlaksanaan penelitian tindakan kelas ini, 2). Semua dewan guru dan staf tata usaha SMK Negeri 1 Tapen yang telah memberikan dukungan terlaksananya penelitian tindakan kelas ini 3). Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan tersusunnya laporan penelitian ini.

BIBLIOGRAPHY

Agung A, 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Singaraja: Undiksha Singaraja,

Amir, M.T. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Kencana,

Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara,

Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

PT Rafika Aditama.

Gintings, A .2008. . Belajar Dan Pembelajaran. Bandung. Penerbit: Humaniora,

Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta:PT. Rajawali Pers,

K.Kamajaya, 2007. Inspirasi Sains Fisika,Jakarta: Ganeca Exact, ,

Madewena, 2009, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta,

Prayitnodan Manullang. 2010. Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa.

Sumatera Utara: Pascasarjana USU,

Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu, Ghalia Indonesi, Jakarta,

Rusman. 2010..Model Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Rizema Putra. 2013, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI),

Sudarman, 2007. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol. 2

Suheri, Setyosari, P., Utaya, S., & Ery Tri Djatmika, R. W. (2021). Adversity quotient among students at traditional moslem school. Kasetsart Journal of Social Sciences, 42(1), 191–196. https://doi.org/10.34044/j.kjss.2021.42.1.30

Sukardi. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara,

Sudaryono. 2012 Dasar dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu,

Gambar

Gambar 2 : Grafik Analisis Hasil belajar pada Pra Siklus
Gambar 3 : Grafik Analisis Hasil belajar pada Siklus I  4.  Refleksi
Gambar 4 : Grafik Analisis Hasil belajar pada Siklus II  4.  Refleksi
Tabel 4 : Data  Analisis Hasil Belaja pada Tiap Siklus

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Fanny Violita, Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 1 Payakumbuh ( Fakultas Ekonomi

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

[r]

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode perbandingan dengan cara melakukan pengujian laboratorium pada benda uji Marshall yang dibuat

Pelaksanaanpraktik mengajar, mahasiswa mendapat kesempatan mengajar mata pelajaran Pembuatan hiasan, pembuatan pola , pembuatan busana costum made dan Dasar

STUDI PEMBINAAN KETERAMPILAN MENULIS BAGI SISWA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ARAB. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Perzinaan adalah sebuah tindakan hubungan intim selayaknya pasangan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum menikah atau sudah menikah