Brochure Information About Solo
The city of Solo, also known as Surakarta, is located in central Java, which still preserve their historic royal heritage and a home to 800 000 people. Solo is filled with various tourist attractions including the Keraton, a palace that was once empowered by the sultan called Pakubuwono the first until the tenth. Besides the Keraton, Solo is also a major producer of batik, a traditional Indonesian cloth made out of wax and it has many various of designs especially in Solo, the
designers still use the traditional way by using the hand drawn method. The culture of Solo involves a lot of events that are held in rememberance of the older days and to present the art as well as educational factors of Solo. Compared to other cities in Central Java, Solo is known as the least westernized city.
History of Solo
Solo or Surakarta was ruled by Pakubuwono in the era of the 16th to the 17th century but it ended on his tenth generation when some political issues regulates a law and regulation where the city have to remove its kingdom rule of the
Kasunanan. Originally the kingdom of Solo was combined with the Kingdom in Jogja but they were split in 1755. After releasing the kingdom rule, Solo was then announced that in 1946, 16th of June is the anniversary of Surakarta Government.
Now the home of the Sultan, the Keraton has been preserved and maintained by the government and it’s been used as a tourist attraction. However, the family of Sultan is scattered all over the place, not only in Surakarta, but the conjoining family members are also scattered around Indonesia.
Now the items that belong to the Sultan were in showcase at the Keraton as well as the museum such as clothing, batik, traditional weapon, letters, and
transportation.
Attractions in Solo
There are a range of attractions in Solo such as food, culture, fashion, arts and places to go. Here are lists of attractions that are well known in Solo:
• Keraton Surakarta
• Taru Jurug Zoo
• Museum Radya Pustaka
• Pasar Klewer
• Galabo Solo
• Kampung Batik Laweyan Solo
• Pura Mangkunegaraan
• Serabi Solo Notosuman
• Orion Mandarijn
• Roti Kecik
• Nasi Liwet Bu Wongso Lemu
• Grojogan Sewu Tawangmangu (waterfall)
• Kampung Batik Kaoeman
• Tugu Lilin
• Museum Manusia Purba Sangiran
• Taman Balekambang
About the Keraton
The Keraton (palace) of Surakarta or Solo is one of the heritages of the royal family and there you will discover a tremendous amount of historic artifacts such as traditional transportation, Javanese architecture and interior designs. You will travel back in time where as if the Sultans still live there. It is filled with a
museum and some other buildings/ monuments. To enter the museum, the rules state that a person must wear long pants and shoes. If one would enter with shorts, they will be borrowed with a sheath (sarung). The entry ticket is 10,000 IDR.
Other than the museum, visitors can enter the other parts of the Keraton such as Panggung Sanggabuwana, Sasana Sewaka and even the well-known marketplace called Pasar Klewer, which is also part of the Keraton. The marketplace is full of souvenirs, clothing, batik and art gifts. The keraton open every Monday to Friday at 9:00-14:00 and every Saturday to Sunday at 9:00-15:00.
Articles:
12 Tempat Wisata di Kota Solo yang Banyak dikunjungi, Tempat Wisata Terindah - Kota Solo merupakan nama sebutan dari Kota Surakarta, yaitu merupakan salah satu Kotamadya yang berada di Jawa Tengah bagian selatan. (Baca juga : Tempat Wisata Unggulan Jawa Tengah ) Dahulu Surakarta merupakan sebuah karesidenan, dengan wilayah meliputi Surakarta, Boyoali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Dahulu sempat ada singkatan untuk menyebut ketujuh kabupaten diatas, yaitu " Subo Suko Wonosraten". Dalam artikel lain di blog ini anda mungkin akan mendapati daftar tempat-tempat wisata terindah di Kabupaten tersebut. Namun dalam artikel ini kami akan secara khusus membahas tentang tempat wisata di Kota Solo yang wajib anda kunjungi. Sekali lagi khusus obyek wisata yang berada di Kota Solo. Perlu kami tegaskan seperti diatas karena memang saat ini
Surakarta atau Solo sudah dijadikan sebagai cluster pariwisata dengan obyek wisata yang berada di Solo dan kabupaten di sekitar Solo. Untuk daftar tempat wisata yang berada di Solo dan Sekitarnya akan kami bahas dalam artikel lainnya.
Wisata Solo Yang Banyak Dikunjungi Wisatawan
Langsung saja berikut kami tampilkan Daftar 12 Tempat Wisata di Kota Solo atau Surakarta yang sudah banyak dikunjungi oleh para wisatawan :
1. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Berkunjung ke Kota solo rasanya kurang lengkap apabila belum mengunjungi Keraton Surakarta. Keraton ini bernama lengkap Keraton Surakarta
Hadiningrat. Dahulu keraton ini adalah bagian dari kerajaan Mataram, namun karena permasalahan politis dengan Belanda akhirnya Kerajaan Mataram ini dipecah menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono III dan Kasultanan Yogyakarta yang dipimpin Oleh
Pangeran Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi ini kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I sekaligus titik awal Kerajaan Yogyakarta yang masih berdiri sampai saat ini. Sampai saat ini keraton Surakarta masih berdiri dengan tegak. Didalamnya banyak tersimpan berbagai peninggalan Raja-raja sebelumnya. Pengunjung dapat melihat berbagai koleksi di dalam Istana ini.
Selain itu di Keraton Surakarta juga sering diselenggarakan upacara adat pada hari-hari tertentu, seperti Sekaten pada malam Maulid nabi dan arak kebo Kyai Slamet saat malam 1 Suro. Oleh karena itu sampai sekarang Keraton Surakarta dijadikan sebagai Tempat Wisata di Solo yang sangat diminati wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Baca lebih lengkap :
Wisata Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Kirab Kebo Bule Malam Satu Suro di Kota Solo
2. Kebun Binatang Taru Jurug
Tempat wisata terindah di Solo berikut ini adalah berupa kebun binatang.
Kebun Binatang Jurug atau nama resminya Taman Satwa Taru Jurug
merupakan salah satu tempat wisata kebanggaan warga Solo. Tempat wisata Kebun Binatang Jurug ini berlokasi di tepi Bengawan Solo atau perbatasan dengan Kabupaten Karanganyar. Setiap hari Minggu dan hari libur nasional tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan.Wisata Solo Kebun Binatang Jurug ini memiliki koleksi binatang yang lengkap. Suasana di tempat wisata Solo ini juga sangat sejuk dan nyaman sehingga sangat cocok dijadikan sebagai tempat nongkrong bersama teman anda.
Baca : Tempat Wisata Kebun Binatang Taru Jurug di Solo
3. Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka terdapat di dekat Kompleks Taman Sriwedari Solo.
Museum ini merupakan salah satu museum tertua di Indonesia. Di dalam museum ini banyak menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan Kota Solo dan peninggalan Keraton Mataram. Salah satu koleksi yang cukup
terkenal adalah koleksi berupa porselen yang merupakan hadiah dari Napoleon Bonaparte kepada Sri Susuhunan Paku Buwono IV. Namun sayangnya museum ini pernah mengalami cerita buruk yaitu berupa
pencurian benda-benda koleksi yang dilakukan oleh oknum keluarga kerajaan Surakarta. Namun kasus ini telah diselesaikan oleh kepolisian. Hal ini
menunjukkan betapa selama ini kita kurang menghargai sejarah negeri sendiri. Seharusnya kita selalu menjaga barang-barang peninggalan sejarah agar dapat selalu mengenang sejarah bangsa sendiri.
Baca : Wisata Museum Radya Pustaka Solo
4. Ngarsopuro Night Market Solo
Ngarsopuro merupakan bagian dari jalanan di Kota Solo yang disulap sedemikian rupa menjadi kawasan yang sangat nyaman untuk kumpul- kumpul bagi warga Solo. Kawasan Ngarsopuro ini tepatnya berada di Jalan Diponegoro atau bagian selatan Pura Mangkunegaran. Pada hari biasa setiap malam tempat ini ramai dikunjungi kawula muda untu sekedar nngkrong.
Namun setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 19.00 - 21.00 WIB tempat ini dijadikan sebagai pusat keramaian berupa adanya pedagang yang menjajakan barang dagangannya untuk pengunjung. Barang yang dijajakan di Wisata Kota Solo ini adalah berupa kerajinan, batik, souvenir, kuliner khas Solo dan barang oleh-oleh lainnya.
Baca : Belanja Barang Antik di Pasar Ngarsopuro Solo
5. Museum Batik Danar Hadi Solo
Jika anda dari luar kota dan sedang berkunjung untuk wisata ke Solo
nampaknya kurang lengkap apabila belum membeli batik Danar Hadi sebagai oleh-oleh. Danar Hadi merupakan merek batik ternama dari Solo. Baju batik Danarhadi dapat anda jadikan sebagai cinderamata dari Solo yang snagat bagus. Selain outlet penjualan, Danar Hadi juga membuat sebuah museum tentang batik yaitu Museum Batik Danar Hadi. Di Museum ini pengunjung dapat melihat koleksi motif berbagai macam batik dari seluruh nusantara.
6. Pasar Klewer Solo
Selain wisata budayanya, Kota Solo juga terkenal dengan wisata belanjanya.
Salah satu wisata belanja Solo yang tak mungkin untuk dilewatkan adalah belanja di Pasar Klewer Solo. Pasar Klewer merupakan pasar yang
menyediakan berbagai macam kain, batik dan pakaian terbesar di Solo. Disini anda dapat membeli pakaian dengan harga murah, karena di pasar Klewer tempatnya grosir pakaian. Namun perlu diingat juga bahwa anda juga harus pandai-pandai menawar harga. Kalau tidak pintar menawar bisa-bisa malah harga pakaiannya menjadi mahal.
7. Solo Grand Mall
Kalau tadi kita membahas Pasar Klewer yang berkonsep pasar tradisional, sekarang kita akan bahas wisata belanja dengan konsep modern yaitu belanja ke Solo Grand Mall. Solo Grand Mall atau sering disingkat SGM merupakan Mall terbesar di Kota Solo. Hampir tiap hari mall ini selalu ramai dikunjungi pengunjung, baik untuk belanja kebutuhan sehari-hari, beli pakaian,
perhiasana, makan atau bahkan hanya sekedar nongkrong di foodcourt. Di SGM juga terdapat bioskop yang menayangkan film-film terbaru. Mall di Solo ada banyak tidak hanya Solo Grand Mall saja namun ada juga Matahari
Singosaren, Solo Square dan juga Solo Paragon. Anda dapat mencobanya jika ada waktu luang untuk jalan-jalan belanja di Solo.
8. Pusat Grosir Solo
Pusat perbelanjaan di Solo yang satu ini sebenarnya hampir mirip dengan Pasar Klewer. Namun karena pembangunannya lebih baru maka suasana didalamnya lebih nyaman dibanding dengan Psar Klewer. Di Pusat Grosir Solo atau PGS juga banyak menyediakan berbagai macam pakaian dari mulai batik, baju, sepatu, tas dll. Harganya juga bisa dikatakan bersaing. Lokasi PGS ini satu kawasan dengan Keraton Surakarta atau tepatnya di sebelah timur Alun-alun Utara Keraton Surakarta.
9. Galabo Solo
Tempat Wisata di Solo berikut ini adalah berupa wisata kuliner yang dibuka pada malam hari. Galabo merupakan singkatan dari Gladak Langen Bogan yaitu semacam pusat kuliner yang berada di Solo dan buka setiap malam hari.
Di lokasi ini ada berbagai macam outlet makanan dan jajanan yang siap menyediakan makanan kesukaan anda. Outlet yang berjualan ini pada dasarnya merupakan outlet yang ada di Kota Solo, namun diberi ruang khusus untuk membuka warung di tempat ini sehingga pengunjung dapat menikmati berbagai macam makanan dalam satu lokasi. Makanan yang dijajakan di Wisata Kuliner Solo ini misalnya bistik, angkringan, sate,
bandeng bakar, soto, timlo, gudek dll. Oh ya lokasi Galabo ini sesuai namanya berada di kawasan Gladak, atau tepatnya di depan PGS.
10. Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari Solo
Taman Hiburan Rakyat Sriwedari merupakan sebuah taman yang bersejarah bagi Kota Solo. Di temat ini sejak dulu dijadikan sebagai tempat pertunjukan kesenian tradisional khas Jawa Tengah seperti wayang orang, kethoprak dll.
Namun saat ini Taman Sriwedari sudah disulap menjadi tempat yang lebih modern yaitu dengan penambahan wahana permainan untuk anak-anak bahkan ada juga mini water park. Selain wahana permainan juga ada stand penjual makanan serta panggung untuk pertunjukan musik lokal seperti dangdut, lagu Koes Plus dll.
11. Kampung Batik Laweyan Solo
Solo merupakan Kota yang terkenal akan batiknya sehingga tak heran apabila di Solo ada kampung batik. Sebenarnya ada 2 kampung batik yang terkenal di Solo yaitu Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Di dua tempat ini sama-sama terdapat banyak pengrajin batik tradisional. Namun kabarnya kedua tempat ini memiliki corak yang berbeda dalam pembuatan batik. Di Kampung Batik kauman, motif atau corak batik lebih cenderung gelap, sedangkan di Laweyan cenderung gelap. Namun pastinya kedua tempat ini menyediakan oleh-oleh khas Solo berupa batik.Tidak lengkap rasanya kalau datang berkunjung ke wisata Solo namun tidak membeli batik sebagai oleh-oleh. Kampung Batik Laweyan Solo ini dapat anda jadikan sebagai alternatif sebagai tempat membeli batik di Solo.
12. Istana/ Pura Mangkunegaran
Setelah Kerajaan Mataram dipecah oleh Belanda / VOC menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, ternyata krisis yang dihadapi Kerajaan Mataram ini belum berakhir. Dua tahun setelah Perjanjian Giyanti,
Kasunanan Surakarta dipecah lagi menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran. Pemecahan ini melalui perjanjian Salatiga pada tahun 1755.
Sebagai Raja Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang kemudian bergelar Mangkunegoro I. Saat ini Pura Mangkunegaran dapat dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin melihat koleksi peninggalan jaman dahulu, khususnya berupa benda sejarah yang berhubungan dengan Raja-raja Mangkunegaran. Selain itu Pura Mangkunegaran saat ini dijadikan tempat upacara adat dan tari Beksan. Wisata sejarah di Solo ini juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memiliki bangunan yang unik tempo dulu.
Kota Solo sebagai kota pariwisata selain menyajikan wisata Solo yang sangat Bagus juga menawarkan berbagai macam event budaya dan wisata yang sangat menari untuk disaksikan. Event budaya yang digelar tahunan di Solo misalnya Sekaten, Kirab Keo Bule dan juga Solo Batik Carnival.
Article:
Grojogan Sewu Tawangmangu merupakan tempat wisata di Solo kategori wisata alam yang paling terkenal. Berada di sisi barat Gunung Lawu, Grojogan Sewu Tawangmangu adalah sebuah air terjun yang sangat indah dan menyimpan jutaan misteri. Lokasi air terjun Grojogan Sewu
Tawangmangu tidaklah jauh dari kota Solo, hanya sekitar 37 KM di sebelah timur kota Solo, tepatnya di Kabupaten Karanganyar. Harga tiket masuk Grojogan Sewu Tawangmangu adalah 18,000 Rupiah per orang.
Keraton Surakarta adalah tempat wisata di Solo yang murah meriah. Cukup dengan membayar tiket masuk seharga 10,000 Rupiah, wisatawan sudah dapat berkeliling menikmati koleksi benda kono di museum, dan juga berfoto dengan prajurit penjaga Keraton Surakarta. Benda yang paling menarik yang dipamerkan di Keraton Surakarta menurut saya adalah kereta kencana.
Pasar Klewer adalah pusat tekstil terbesar di kota Solo dengan lebih dari 2,000 pedagang yang berjualan setiap harinya. Berlokasi di sebelah alun-alun Solo, pengunjung dapat menemukan berbagai jenis batik di Pasar Klewer, mulai dari batik buatan dalam negeri, hingga batik buatan luar negeri. Seiring dengan berjalannya waktu, sebagian pedagang di Pasar Klewer juga mulai menjual pakaian selain batik, misalnya seragam sekolah, dasi, jaket, kaos, dan juga jasa jahit sesuai permintaan pelanggan.
Article:
Events that trigger the establishment of this city is the flare up of rebellion Sunan Kuning ( "
tantrum Pacinan " ) during the reign of Sunan Pakubuwono II , king of Kartasura kingdom 1742.
Rebellion can be crushed with the help of VOC and can be retaken, but with the expense of the loss of some heritage Mataram areas in return for the help were given by VOC. The building of the palace was destroyed and is considered " tainted " . Sunan Pakubuwana II ordered Tumenggung Honggowongso ( nick name Joko Sangrib or Kentol Surawijaya), later is given the title Tumenggung Arungbinang I and Tumenggung Mangkuyudo as well as commander of the Dutch forces, JAB Hohendorff van , to locate the capital / new palace. For that the new palace were built 20 km to the southeast of Kartasura, in 1745, precisely in the village of Sala at the edge of the Bengawan Solo River. The name " Surakarta " is given as the name of " graduation "
to the center of the new government. (The notes refer to the form of the old " Salakarta ").
Construction of the palace, according to records. Using teak from Kethu Alas region , forest near Wonogiri City and the wood swept away by Bengawan Solo River. Officially , the palace began to be occupied dated February 17, 1745 ( Wednesday Pahing Sura 14,1670 Javanese calendar , Wuku Landep , Windu Sancaya ) .
Applicability Giyanti Agreement ( February 13th, 1755 ) led to Surakarta became the center of Kasunanan government , with its king Pakubuwono III. Yogyakarta became the center of Kasultanan government, with its king Mangkubumi ( Sultan Hamengkubuwono ( HB ) I).
Yogyakarta palace and city was built in 1755, with the same pattern of urban planning with the Surakarta that was built first.
Treaty of Salatiga in 1757 expanded the territory of the city , given the region north of the palace to the Prince Sambernyawa ( Mangkunagara I) . Since then , Sala is a city with two administrative systems , which is valid until 1945, during the War of Independence of the Republic of Indonesia ( RI ).
Article:
Berwisata Budaya ke Keraton Kasunanan Surakarta
By Setiyo Mursid
Belum sah dikatakan dolan ke Solo kalau belum mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta. Begitulah kata banyak orang yang bercerita tentang pariwisata di Solo. Memang benar, keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat adalah salah satu warisan budaya yang tidak boleh terlewatkan untuk dikunjungi, karena dari sinilah cikal bakal kota Surakarta ini bermula.
Berkunjung ke keraton Surakarta, seolah kita akan dibawa untuk menjadi saksi tentang kejayaan kerajaan Mataram yang telah dibagi menjadi dua pada perjanjian Giyanti, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Saat ini, yang sedang bertahta di keraton Surakarta yaitu Gusti Hangabehi yang telah diangkat menjadi ISKS Paku Buwana XIII.
Di Keraton Surakarta ini kamu bisa melihat berbagai benda peninggalan kerajaan yang terdapat di dalam museum. Untuk memasuki museum yang berada di dalam area kraton, diwajibkan memakai sepatu dan bercelana panjang. Bagi yang memakai sandal disarankan untuk dilepas sehingga tanpa alas kaki alias cekeran, bagi yang bercelana pendek akan dipinjami sebuah kain yang dibelitkan dari pinggang hingga ke kaki menyerupai ketika memakai jarik. Tiket masuknya tergolong murah, masih di bawah Rp. 10.ooo,-.
Di dalam area keraton, selain bisa menikmati museum, kamu juga akan mengenal lebih dekat bagian-bagian keraton seperti Panggung Sanggabuwana, Sasana Handrawina, Sasana Sewaka, Ndalem Ageng Prabasuyasa, dll. Hamparan pasir putih yang terdapat di dalam area keraton adalah pasir yang diambil dari pantai Selatan.
Masih di dalam kompleks Keraton Surakarta, kamu bisa menikmati wisata belanja di Pasar Klewer. Sebuah pasar tradisional yang cukup besar dan terkenal di kota Solo. Berbagai cendera mata khas Solo dan baju-batik bisa dijumpai di sini. Setelah puas berbelanja, kamu bisa sejenak beristirahat dan sholat Dzuhur di Masjid Agung Surakarta.
Kemudian tepat jam 1 siang, kamu bisa menikmati kuliner khas Solo yaitu Thengkleng Bu Edi di dekat gapura keraton.
Bagi yang tertarik untuk berkunjung ke keraton Surakarta, silahkan datang setiap Senin-Jumat mulai pukul 09.00-14.00 dan Sabtu-Minggu pukul 09.00-15.00.
Sejarah Singkat Perjalanan Kelompok Pelawak Srimulat
Share
Srimulat adalah kelompok lawak Indonesia yang didirikan oleh Teguh Slamet Rahardjo di Solo pada tahun 1950. Nama "Srimulat" diambil dari nama istrinya pada saat itu. Dalam perkembangannya, kelompok Srimulat kemudian mendirikan cabang-cabang di Surabaya, Semarang, dan Jakarta. Srimulat termasuk grup lawak yang cukup lama bertahan meski di tengah perjalanan karier terjadi banyak menghadapi persoalan dan bongkar pasang pemain. Justu hal itulah yang membuat mereka makin matang. Jika sebelumnya hanya berpentas di gedung- gedung pertunjukan, setelah munculnya televisi swasta, masing-masing anggotanya mendadak menjadi selebritis. Grup ini merupakan satu-satunya grup
lawak yang memiliki anggota paling banyak.
Article:
Bedhaya Ketawang dan Mitosnya
MARCH 14, 2013WIDYA MY LITTLE NOTE(S) 3 COMMENTS
Beberapa hari lalu, saya streamer-an mendengarkan sebuah stasiun radio. Kebetulan saat itu sedang dibahas sedikit cerita tentang mitos tarian kebesaran Bedhaya Ketawang. Sebenarnya cukup menarik, namun karena hanya sekilas info di jeda iklan jadi samar deh informasinya. Setelah sedikit searching, ternyata memang banyak cerita yang similiar.
Tari Bedhaya Ketawang merupakan tarian kebesaran dan tarian yang di sakralkan di Keraton Jawa (Yogyakarta dan Solo). Tarian ini hanya dipentaskan satu tahun sekali, yaitu pada saat perayaan hari penobatan raja atau “Tingalan Dalem
Jumenengan”.
Seperti halnya tarian Bedhaya lainnya, tarian ini bersifat magis-religius, dalam pementasannya tarian ini dipentaskan oleh 7 sampai 9 penari. Awalnya tarian ini hanya dimainkan oleh 7 orang penari saja, namun dalam perkembangannya, karena tarian ini dianggap sebagai tarian khusus dan amat sakral, sehingga akhirnya dimainkan oleh 9 orang penari.
Sebelum menarikan tarian ini, kesembilan penari harus melakukan ritual puasa tertentu, mensucikan diri lahir batin, dan tidak sedang dalam keadaan datang bulan. Sehingga seringkali penari penari cadangan dipersiapkan untuk
menggantikan jika saat tiba hari pementasan ada salah satu penari yang berhalangan sehingga tidak memenuhi syarat untuk mementaskan tarian ini. Lebih dari itu, para penari harus dalam keadaan perawan.
Selain itu, Keraton juga harus melakukan ritual tertentu. Yaitu larungan atau labuhan (persembahan korban) berupa sesaji ke 4 titik mata angin, yaitu : di bagian arah utara untuk Gunung Merapi dengan penguasa Kanjeng Ratu Sekar.
Di bagian arah selatan untuk Segoro Kidul (Laut Selatan) dengan penguasa Ratu Kidul. Di bagian barat, untuk Tawang Sari dengan penguasa Sang Hyang Pramori (Durga di hutan Krendowahono). Dan terakhir, di bagian timur untuk Tawang Mangu dengan penguasa Argodalem Tirtomoyo, dan Gunung Lawu dengan penguasa Kyai Sunan Lawu.
Ada beberapa versi mengenai penciptaan tari ini. Konon, tarian ini diciptakan ratunya seluruh makhluk halus, yaitu Ratu Kencanansari atau lebih dikenal sebagai Ratu Kidul untuk melambangkan cinta kasihnya kepada raja penguasa Mataram.
Versi pertama, menurut Sinuhun Paku Buwono X, Bedhaya Ketawang
menggambarkan lambang cinta birahi Kanjeng Ratu Kidul pada Panembahan Senopati (raja pertama Kerajaan Mataram) segala gerak melambangkan bujuk rayu dan cumbu birahi, walaupun dapat dielakkan Sinuhun, Kanjeng Ratu Kidul tetap memohon agar Sinuhun ikut bersamanya menetap di dasar samodera dan bersinggasana di Sakadhomas Bale Kencana ( Singgasana yang dititipkan oleh Prabu Rama Wijaya di dasar lautan) dan terjadilah Perjanjian/Sumpah Sakral antara Kanjeng Ratu Kidul dan Raja Pertama tanah Jawa, yang tidak dapat dilanggar oleh Raja-Raja Jawa yang Turun Temurun atau Raja-Raja Penerus.
Namun versi lain, menurut kitab Wedhapradagna, tarian Bedhaya Ketawang ini diciptakan oleh Sultan Agung (raja ketiga Kerajaan Mataram), dan Kanjeng Ratu Kidul diminta oleh Sultan untuk mengajarkan secara langsung gerakan tarian tersebut kepada para penari kesayangan Sultan. Pelajaran tari ini
diselenggarakan setiap malan Anggara Kasih (selasa kliwon). Sampai saat inipun, para penari masih melakukan latihan pada hari tersebut.
Saat tarian dipentaskan tidak dibenarkan adanya makanan atau rokok, karena hal ini dianggap akan mengganggu ke khidmat-an dari tarian ini. Maka, selama kurang lebih 5.5 jam hadirin harus khusuk, tidak berbicara, tidak makan, tidak minum, dan hanya menikmati setiap gerakan dari tarian
Saat pementasan, dipercaya sang pencipta tarian ini juga turut hadir. Namun tidak semua orang dapat melihatnya, hanya mereka yang memiliki kepekaan tertentu saja yang merasakannya. Begitu pula saat para penari berlatih, sang pencipta tarian ini dipercaya ikut membenarkan gerakan – gerakan para penari, namun tentunya tidak kasat mata, hanya penari yang memiliki kepekaan pula lah yang dapat merasakannya
Bibliography:
(Ahmad, 2016), 12 Tempat Wisata di Kota Solo yang Banyak dikunjungi, http://tempatwisatadaerah.blogspot.co.id/2015/02/12-tempat-wisata-di-kota- solo-yang.html
(2015) “Sejarah Singkat Perjalanan Kelompok Pelawak Srimulat”, Noretz Area, http://noretz-area.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-singkat-perjalanan- kelompok.html
(Mursid, 2015), “Berwisata Budaya ke Keraton Kasunan Surakarta”, Tentang Solo, http://tentangsolo.web.id/keraton-kasunanan-surakarta.html
(2016), “About the City”, Pemerintah Kota Surakarta, http://en.surakarta.go.id/history-surakarta
(Widya, 2013), “Bedhaya Ketawang dan Mitosnya”,
https://widyawidluv.wordpress.com/2013/03/14/bedhaya-ketawang-dan- mitosnya/
(2014), “10 Tempat Wisata di Solo yang Wajib Dikunjungi”, Aneka Tempat Wisata, http://anekatempatwisata.com/10-tempat-wisata-di-solo-yang-wajib- dikunjungi/