• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden. Masa Kerja Jumlah Presentase

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden. Masa Kerja Jumlah Presentase"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden

Berikut ini dipaparkan karakteristik responden berdasarkan masa kerja di atas 5 tahun.

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden

Masa Kerja Jumlah Presentase

5 Tahun 6 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 15 Tahun 19 Tahun 21 Tahun 28 Tahun

7 17 12 4 6 2 1 1

14 % 34 % 24 % 8 % 12 %

4 % 2 % 2 %

Jumlah 50 100 %

Sumber: Data primer yang telah diolah

(2)

Adapun diagram karakteristik responden berdasarkan masa kerja:

14%

34%

24%

8%

12%

2% 4% 2%

5 Tahun 6 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 15 Tahun 20 Tahun 21 Tahun 28 Tahun

Gambar 4.1. Diagram Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.1. dan gambar 4.2. di atas dapat dilihat bahwa responden yang masa kerjanya selama 5 tahun sebanyak 14 %, 6 tahun sebanyak 34 %, 12 tahun sebanyak 24 %, 12 tahun sebanyak 24 %, 13 tahun sebanyak 8 %, 15 tahun sebanyak 12 %, 19 tahun sebanyak 2 %, 21 tahun sebanyak 4 %, dan 28 tahun sebanyak 2 %.

4.2. Deskripsi mengenai Kinerja Pegawai

Peneliti akan menyajikan respon pegawai terhadap Kinerja pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat. Adapun penyajian bagaimana tanggapan responden terhadap Kinerja dapat dilihat berdasarkan data primer yang telah di olah, yaitu responden yang menjawab Sangat Sesuai (SS) sebanyak 329, responden yang menjawab Sesuai (S) sebanyak 758, responden yang menjawab Cukup sesuai (CS) sebanyak 460, responden yang menjawab

(3)

Kurang Sesuai (KS) sebanyak 189, responden yang menjawab Tidak Sesuai (TS) sebanyak 238, dan responden yang menjawab Sangat Tidak sesuai (STS) sebanyak 24. Dalam variabel Kepuasan Kerja responden lebih banyak memilih pada pilihan jawaban Sesuai (S), yaitu sebanyak 758.

Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :

STS TS KS CS S SS

24 238 189 460 758 329

Gambar 4.2. Deskripsi Responden Mengenai Kinerja

4.2.1. Kategorisasi Kinerja Pegawai

Untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja pegawai, digolongkan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel 4.2.

Rumus Norma Kinerja Pegawai

Rumus Kategorisasi

(µ + std) Y Tinggi

(µ + std) ≤ Y < (µ + std) Sedang

Y < (µ - std) Rendah

(4)

Tabel 4.3.

Kategorisasi Kinerja Pegawai

Rumus Kategorisasi Interval F Presentase (µ + std) Y Tinggi 111 < Y 11 22%

(µ + std) ≤ Y < (µ + std) Sedang 86 ≤ Y < 111 27 54%

Y < (µ - std) Rendah Y < 86 12 24%

Jumlah 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan data primer yang telah di olah, bisa dilihat kinerja pegawai yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 11 pegawai dengan presentase 22%, pegawai yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 27 pegawai dengan presentase 54%, sedangkan pegawai yang masuk ke dalam kategori rendah sebanyak 12 pegawai dengan presentase 24%, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja pegawai pada Suku Dinas Perhubungan Kota Admnistrasi Jakarta Barat lebih banyak pegawai yang masuk kedalam kategori sedang.

4.3. Deskripsi mengenai Kepuasan Kerja

Peneliti akan menyajikan respon pegawai terhadap Kepuasan Kerja pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat. Adapun penyajian bagaimana tanggapan responden terhadap Kepuasan Kerja dapat dilihat berdasarkan data primer yang telah di olah, yaitu responden yang menjawab Sangat Sesuai (SS) sebanyak 173, responden yang menjawab Sesuai (S) sebanyak 413, responden yang menjawab Cukup sesuai (CS) sebanyak 204, responden yang menjawab Kurang Sesuai (KS) sebanyak 92, responden yang menjawab Tidak

(5)

Sesuai (TS) sebanyak 108, dan responden yang menjawab Sangat Tidak sesuai (STS) sebanyak 20. Dalam variabel Kepuasan Kerja responden lebih banyak memilih pada pilihan jawaban Sesuai (S), yaitu sebanyak 413.

Secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut :

STS TS KS CS S SS

20 108 92 204 413 173

Gambar 4.3. Deskripsi Responden Mengenai Kepuasan Kerja

4.3.1. Kategorisasi Kepuasan Kerja

Untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan kerja pegawai, digolongkan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Tabel 4.4.

Rumus Norma Kepuasan Kerja

Rumus Kategorisasi

(µ + std) < X Tinggi

(µ + std) ≤ X < (µ + std) Sedang

X < (µ - std) Rendah

(6)

Tabel 4.5.

Kategorisasi Kepuasan Kerja

Rumus Kategorisasi Interval F Presentase (µ + std) < X Tinggi 169 < X 12 24%

(µ + std) ≤ X < (µ + std) Sedang 132 ≤ X < 169 29 58%

X < (µ - std) Rendah X < 132 9 18%

Jumlah 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah

Berdasarkan data primer yang telah diolah, bisa dilihat kepuasan kerja pegawai yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 12 pegawai dengan presentase 24%, pegawai yang masuk dalam kategori sedang sebanyak 29 pegawai dengan presentase 58%, sedangkan pegawai yang masuk ke dalam kategori rendah sebanyak 9 pegawai dengan presentase 18%, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan kerja pegawai pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat lebih banyak pegawai yang masuk dalam kategori sedang.

4.4. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel penelitian terdistribusi dengan normal atau tidak dengan melihat nilai signifikansi yang dihasilkan. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 (< 0,05) hal ini berarti data tidak terdistribusi dengan normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 (>0,05) hal ini berarti data terdistribusi dengan normal.

(7)

Berdasarkan pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa untuk variabel kepuasan kerja menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,737 sedangkan variabel kinerja menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan nilai yang dihasilkan lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 (> 0,05) jadi, bisa disimpulkan data terdistribusi dengan normal, yaitu dapat dinyatakan data tersebut dianggap dapat mewakili populasi dan jika data tersebut terdistribusi normal dan dapat melakukan perhitungan selanjutnya, yaitu uji korelasi.

4.5. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian selanjutnya yang dilakukan adalah pengujian hipotesis-hipotesis antar variabel yang terdapat di dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode korelasi bivariate melalui software SPSS 17.0 for windows.

Pengujian Hipotesis :

Ha : Ada hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja pada pegawai Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat dilihat tingkat signifikansi sebesar 0,000 berarti p-value 0,000 < alpha 0,05, sehingga Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja pegawai. Hal ini menyatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan secara postif dengan kinerja pegawai, dengan adanya kepuasan kerja maka, berdampak pada kinerja pegawai

(8)

agar lebih dapat bekerja secara efisien, efektif, dan produktif. Serta menunjukkan hasil kerja kualitas dan kuantitas secara optimal.

4.6. Hasil Pembahasan

Berikut ini akan di uraikan lebih lanjut hasil pengolahan data dari Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Pegawai pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat.

Dalam penelitian ini, untuk lebih memahami pengertian dari variabel kinerja, peneliti menggunakan teori Mangkunegara (2012) yang menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam hal ini penulis melihat kinerja sebagai sebuah hasil kerja baik itu berupa kualitas maupun kuantitasnya. Kualitas dan kuantitas tersebut menjadi tolak ukur bagi penulis dalam mengartikan kinerja.

Adapun hasil perhitungan tingkat kinerja pegawai pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat, dapat dilihat kategorisasi kinerja pegawai masuk ke dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 54%.

Disisi lain, peneliti menggunakan teori dari Robbins untuk lebih memahami arti dari kepuasan kerja itu sendiri. Robbins (2011) mengemukakan kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja menurut Penulis lebih menitikberatkan pada pengertian sikap secara umum terhadap

(9)

pekerjaan seseorang yang dikaitkan dengan apa yang didapat setelah melalui proses kerja.

Adapun hasil perhitungan tingkat kepuasan kerja pegawai pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat, dapat dilihat kategorisasi kepuasan kerja pegawai masuk ke dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 58%.

Setelah peneliti mengkategorikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja pegawai, peneliti akan menyajikan beberapa pegawai yang kinerjanya tinggi dan rendah, yaitu sebagai berikut:

1. Subyek M, dengan usia kerja yaitu selama 15 tahun, termasuk kedalam kategori kinerja tinggi yaitu mencapai nilai 117, dan jika dibandingkan dengan hasil nilai kepuasan kerjanya, subyek M masuk kedalam kategori tinggi yaitu mencapai nilai 171.

2. Subyek AG, dengan usia kerja yaitu selama 19 tahun, termasuk kedalam kategori kinerja rendah yaitu mencapai 71, dan jika dibandingkan dengan hasil nilai kepuasan kerjanya, subyek AG masuk kedalam kategori rendah yaitu mencapai nilai 131.

3. Subyek AC, dengan usia kerja yaitu selama 13 tahun, termasuk kedalam kategori kepuasan kerja tinggi, yaitu mencapai 175 dan jika dibandingkan dengan nilai kinerjanya, subyek Y masuk kedalam kategori kinerja tinggi yaitu mencapai 115.

(10)

4. Subyek E, dengan usia kerja selama 19 tahun, termasuk kedalam kategori kepuasan kerja rendah yaitu mencapai nilai 121, dan jika dilihat dari kinerjanya Subyek D masuk kedalam kategori rendah yaitu mencapai nilai 79.

Jadi, jika disimpulkan dari hasil data primer yang telah diolah, pegawai yang kepuasannya tinggi, kinerjanya juga tinggi begitupun sebaliknya. Yakni, semakin tinggi kepuasan kerja pegawai maka akan semakin baik dan positif pula kinerja pegawai tersebut. Demikian pula sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja pegawai maka kinerja pegawai akan menurun.

Setelah peneliti menguraikan hasil perhitungan tingkat kinerja dan kepuasan kerja pegawai pada Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Barat, peneliti akan menguraikan hasil uji korelasi yang telah dilakukan, yaitu dapat dilihat tingkat signifikansi sebesar 0,000 berarti p-value 0,000 < alpha 0,05, sehingga Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara Kepuasan Kerja dengan Kinerja Pegawai. Hal tersebut juga dapat dilihat angka koefisien korelasi antara Kepuasan Kerja (X) dengan variabel Kinerja Pegawai (Y), adalah +0,682 yang dapat disimpulkan bahwa angka koefisien tersebut menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara Kepuasan Kerja dan Kinerja pegawai, yaitu sebesar 68,2%. Sedangkan tanda “+” menunjukkan bahwa arah hubungan yang sama (berhubungan secara positif), yaitu semakin tinggi kepuasan kerja pegawai maka akan semakin baik dan positif pula Kinerja pegawai.

Demikian pula sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja pegawai maka kinerja pegawai akan menurun ke arah yang tidak baik. Jadi, dengan semakin tingginya

(11)

kepuasan kerja yang dimiliki seseorang, maka akan semakin meningkat pula kinerja pegawai ke arah yang positif.

Demikianlah hasil yang peneliti peroleh dari penelitian ini. Walaupun terdapat faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja pegawai kearah yang positif selain kepuasan kerja, namun faktor-faktor tersebut tidak diikut sertakan pada penelitian ini, sehingga diperlukan studi dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui signifikansi faktor-faktor lainnya dalam hubungannya dengan kinerja pegawai.

Referensi

Dokumen terkait