• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden. Mahasiswa 34,7% 65,3%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden. Mahasiswa 34,7% 65,3%"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Univariat

4.1.1. Karakteristik responden

Gambar 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden

Mahasiswa

Jumlah responden mahasiswa

kelamin, lebih dari setengah responden penelitian

responden perempuan

diikuti dengan jenis kelamin laki

orang (34,7%).

Gambar 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Orang tua

Hasil penelitian menunjukkan

responden berdasarkan jenis kelamin orang tua antara

65,3%

53,3%

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden

tribusi Jenis Kelamin Responden

Mahasiswa

responden mahasiswa berdasarkan jenis

, lebih dari setengah responden penelitian adalah

responden perempuan sebanyak 49 orang (65,3%) dan

diikuti dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26

Gambar 4.2 Distribusi Jenis Kelamin Responden Orang tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

responden berdasarkan jenis kelamin orang tua antara Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

34,7%

46,7%

(2)

perempuan dan laki

orang (53,3%) pada responden berjenis kelamin

perempuan dan berselisih 5 orang lebih kecil pada

responden orang tua berjenis kelamin l

Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden Mahasiswa

Variabel Umur Mahasiswa

Pada tabel 4.1 distribusi umur responden

mahasiswa adalah umur termuda 18 tahun dan umur

tertua 23 tahun.

Tabel 4.2 Distribusi

Variabel Umur Orangtua

Umur responden orang tua menunjukkan umur

termuda 38 tahun dan umur tertua 67 tahun.

Gambar 4.3 Distribusi Asal Responden Mahasiswa dan Orang tua

60 perempuan dan laki-laki tidak jauh berbeda. Terdapat 40

orang (53,3%) pada responden berjenis kelamin

perempuan dan berselisih 5 orang lebih kecil pada

responden orang tua berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden Mahasiswa

SD. Deviasi Minimum Maksimum

Umur Mahasiswa 1,283 18 23

Pada tabel 4.1 distribusi umur responden

mahasiswa adalah umur termuda 18 tahun dan umur

Distribusi Umur Responden Orang tua

SD. Deviasi Minimum Maksimum

Umur Orangtua 6,007 38 67

Umur responden orang tua menunjukkan umur

termuda 38 tahun dan umur tertua 67 tahun.

Gambar 4.3 Distribusi Asal Responden Mahasiswa dan Orang tua SUMATRA JAWA NTT BALI SULAWESI MALUKU KALIMANTAN

(3)

61 Berdasarkan distribusi asal responden mahasiswa

dan orangtua paling banyak dari Jawa yaitu sebanyak 61

orang (81,3%) dan yang paling sedikit dari Sumatra, Bali

dan Sulawesi yaitu masing-masing 1 orang (1,3%).

4.1.2. Distribusi Variabel

Tabel 4.3 Distribusi Kategorik Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga Banyak Responden n % Sedang Tinggi Sangat tinggi 4 19 52 5,3 25,3 69,3 Total 75 100,0

Hasil penelitian menunjukkan kategorik untuk

dukungan keluarga lebih dari setengah responden

penelitian adalah dukungan keluarga sangat tinggi

sebanyak 52 orang (69,3%), diikuti dengan dukungan

keluarga tinggi sebanyak 19 orang (25,3%) dan paling

sedikit adalah dukungan keluarga sedang sebanyak 4

(4)

62 Tabel 4.4 Distribusi Kategorik Minat Menjadi Perawat

Minat Menjadi Perawat Banyak Responden n % Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 1 9 53 12 1,3 12,0 70,7 16,0 Total 75 100,0

Berdasarkan distribusi kategorik minat menjadi

perawat lebih dari setengah responden penelitian adalah

minat menjadi perawat tinggi sebanyak 53 orang (70,7%)

diikuti dengan minat menjadi perawat sangat tinggi

sebanyak 12 orang (16,0%) sedangkan paling sedikit

yaitu minat menjadi perawat rendah sebanyak 1 orang

(1,3%) dan minat perawat sedang sebanyak 9 orang

(12,0%)

.

Tabel 4.5 Distribusi Kategorik Motivasi Menjadi Perawat

Motivasi Menjadi Perawat Banyak Responden n % Sedang Tinggi Sangat tinggi 3 33 39 4,0 44,0 52,0 Total 75 100,0

Jumlah responden pada kategorik untuk motivasi

(5)

63 jauh berbeda. Terdapat 39 orang (52,0%) kategori

motivasi menjadi perawat sangat tinggi, dan berselisih 6

orang lebih kecil dibandingkan kategori motivasi menjadi

perawat sangat tinggi. Sedangkan pada motivasi menjadi

perawat sedang sebanyak 3 orang (4,0%).

4.2. Analisa Bivariat

Pada penelitian ini, peneliti melakukan pencarian

hubungan dengan menggunakan rumus chi-square.

Sebelumnya pada saat melakukan analisa dengan statistik,

terdapat sel yang tidak terpenuhi sehingga peneliti melakukan

penggabungan sel sehingga bisa memenuhi syarat

chi-square. Pada penelitian ini, variabel yang diuji yaitu

1. Hubungan antara dukungan keluarga dengan minat

menjadi perawat

Hubungan dukungan keluarga dengan minat menjadi

perawat dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Minat Menjadi Perawat

Dukungan Keluarga

Minat Menjadi Perawat Total

P Value Tinggi Rendah n % n % n % Tinggi 22 57,9 16 42,1 38 100 0,738 Rendah 20 54,1 17 45,9 37 100 Jumlah 42 56,0 33 44,0 75 100

(6)

64 Dari hasil analisis hubungan antara dukungan

keluarga dengan minat menjadi perawat diatas diperoleh

22 orang responden (57,9%) yang memiliki dukungan

keluarga tinggi memiliki minat menjadi perawat tinggi

pula. Sedangkan diantara responden yang memiliki

dukungan keluarga tinggi tidak jauh berbeda dengan

dukungan keluarga rendah yaitu terdapat 20 orang

responden (54,1%) yang memiliki minat menjadi perawat

tinggi.

Nilai P yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

berasal dari Pearson chi-square didapatkan hasil P value

sebesar 0,738. Berdasarkan hasil penelitian P value

sebesar 0,738, nilai P 0,738 > dari nilai α (0,05), artinya

tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

minat menjadi perawat. Sesuai dengan penjelasan di Bab

III tentang analisa data bivariat yang menyatakan apabila

hasil uji (Pvalue) > α (0,05) maka hasilnya tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan minat

menjadi perawat pada mahasiswa keperawatan.

2. Hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi

menjadi perawat.

Hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi

(7)

65 Tabel 4.7 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Motivasi Menjadi Perawat

Dukungan Keluarga

Motivasi Menjadi Perawat Total

P Value Tinggi Rendah n % n % n % Tinggi 24 63,2 14 36,8 38 100 0,084 Rendah 16 43,2 21 56,8 37 100 Jumlah 40 53,3 35 46,7 75 100

Sumber : Data Primer 2012

Dari hasil analisis hubungan antara dukungan

keluarga dengan motivasi menjadi perawat diatas

diperoleh 24 orang responden (63,2%) memiliki

dukungan keluarga tinggi dan motivasi menjadi perawat

pada mahasiswa juga tinggi. Sedangkan sebaliknya yang

memiliki dukungan keluarga rendah terdapat 21 orang

responden (56,8%) memiliki motivasi menjadi perawat

rendah pula.

Nilai P yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

berasal dari Pearson chi-square didapatkan hasil P value

sebesar 0,084. Berdasarkan hasil penelitian P value

sebesar 0,084, nilai P 0,084 > dari nilai α (0,05), artinya

tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

motivasi menjadi perawat. Sesuai dengan penjelasan di

Bab III tentang analisa data bivariat yang menyatakan

apabila hasil uji (Pvalue) > α (0,05) maka hasilnya tidak

ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

(8)

66 4.3. Pembahasan

4.3.1. Karakteristik Responden a. Umur

Hasil univariat diperoleh bahwa umur responden

mahasiswa adalah umur temuda 18 tahun dan umur

tertua 23 tahun artinya masa umur 18 sampai 23

tahun inilah masa usia mahasiswa sebenarnya.

Mereka dapat digolongkan pada remaja akhir sampai

masa dewasa awal atau dewasa madya (Ahmad HA.,

Munawar S., 2005). Hasil univariat pada responden

orang tua diperoleh umur responden orang tua adalah

umur termuda 38 tahun dan umur tertua 67 tahun

yang artinya pada usia ini termasuk pada usia dewasa

tengah, dimana individu membuat interaksi melalui

hubungannya dengan orang lain. Menurut Edelman

dan Mandle (1994) pada umumnya masa dewasa

tengah dimulai sekitar umur 30-an dan berakhir pada

60-an, biasanya pada dewasa tengah menemukan

kesenangan istimewa dalam membantu anak-anaknya

agar menjadi dewasa yang produktif dan bertanggung

jawab (Potter, 2005).

Merujuk pada hasil penelitian diatas maka

(9)

67 keluarga dengan anak dewasa awal. Tugas

perkembangan keluarga yaitu mengimbangi

kebebasan anak dengan tanggung jawab yang sejalan

dengan maturitas anak dan melakukan komunikasi

terbuka di antara orang tua dan anak-anak (Sudiharto,

2007).

b. Jenis Kelamin

Hasil univariat diperoleh bahwa lebih dari setengah

responden adalah responden mahasiswa berjenis

kelamin perempuan sebanyak 49 orang (65,3%) yang

berarti perempuan cenderung lebih banyak meminati

jurusan keperawatan daripada laki-laki. Keperawatan

dikenal sebagai istilah “mother instict”, sebab berawal

dari suatu dorongan naluriah. Naluri yang berperan

disini adalah naluri keibuan, naluri untuk memberikan

perlindungan dan naluri sosial. Kelebihan perempuan

atas laki-laki secara kodrati adalah kepekaan dan

emosi mereka. Menurut Khan (2000), perempuan

secara tabiat lebih intuitif (lebih peka) dari pada pria.

Dengan demikian, sebagai suatu pekerjaan yang

didasarkan atas naluri, keperawatan banyak dilakukan

(10)

68 Desjardins dan Brown dalam penemuannya

menunjukkan bahwa mayoritas dari perempuan

melaksanakan kepemimpinan dalam gaya

pengasuhan atau gaya berhubungan sedangkan

mayoritas laki-laki mengambil keputusan dalam tipe

keadilan dan hak. Riset Rosener yang mendukung

penemuan tersebut menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan berhubungan dengan masalah jenis

kelamin. Empat area utama dari perbedaan pemimpin

perempuan yaitu pertama perempuan cenderung

memberikan dukungan pada partisipasi, kedua

mereka lebih siap membagi kekuatan dan informasi,

ketiga mereka mencoba untuk meningkatkan

perasaan menghargai diri dari orang lain dan keempat

mereka memberikan energi pada orang lain (Russell

C., dkk., 2001).

Sedangkan pada responden orang tua jenis

kelamin antara perempuan dan laki-laki hampir sama

yaitu 40 orang (53,3%) responden orang tua

perempuan dan 35 orang (46,7%) responden orang

tua laki-laki. Hal ini terkait dengan relasi orang tua

yang erat antara ibu maupun ayah sehingga memiliki

(11)

69 (2005) menyatakan hubungan antara orang tua dan

anak dipengaruhi dan ditentukan oleh sikap orang tua

terhadap mahasiswa (internal) dan keadaan eksternal

(lahiriah) keluarga. Maka, hubungan akrab antara

orang tua dan anak tidak dipengaruhi oleh gender

seseorang.

c. Asal

Hasil univariat diperoleh bahwa asal responden

mahasiswa dan orang tua didominasi dari Jawa

dimana responden mahasiswa dan orang tua

masing-masing sebanyak 61 orang (81,3%), yang berarti

penelitian ini sebagian besar responden berasal dari

Jawa. Penelitian ini dilakukan di PSIK FIK UKSW

dimana, terdapat mahasiswa yang berasal dari banyak

macam daerah sedangkan responden didominasi dari

daerah Jawa. Hal ini dikarenakan, daerah asal

responden luar jawa sulit dijangkau dan adanya

kuisioner yang tidak kembali serta tidak terisi lengkap

sehingga penelitian ini didominasi dari asal Jawa.

Disamping itu dikarenakan letak PSIK FIK UKSW di

Salatiga Jawa Tengah, sehingga banyak responden

berasal dari daerah sekitar Jawa Tengah. Nursalam

(12)

70 kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh

peneliti dari kelompoknya.

d. Dukungan keluarga responden

Hasil analisis univariat dalam penelitian ini

menjelaskan bahwa setengah dari jumlah responden

52 orang (69,3%) memiliki dukungan keluarga sangat

tinggi yang berarti minat dan motivasi menjadi perawat

pada mahasiswa banyak didukung oleh keluarga.

Salah satu faktor pendukung minat dan motivasi

seseorang adalah dukungan keluarga, karena

keluarga yang di dalamnya dapat menciptakan

hubungan yang setara, saling memanjakan, saling

melayani, saling membahagiakan, saling memotivasi,

saling mempromosikan, dan menciptakan sinkronisasi

dengan sesama anggota keluarga (Sudiharto, 2007).

Friedman, 1999 dalam Sudiharto 2007 menyatakan

bahwa dukungan keluarga berfungsi sebagai fungsi

afektif, dimana fungsi internal keluarga untuk

pemenuhan psikososial, saling mengasuh dan

memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan

mendukung.

Dukungan keluarga juga didapat melalui

(13)

71

dukungan informasi dan dukungan

penghargaan/penilaian. Bentuk dukungan keluarga

yang diperoleh mahasiswa sesuai kuisioner antara

lain: mengetahui keinginan anak, memotivasi anak,

mengingatkan anak, menasehati anak, memberikan

informasi tentang perkuliahan, mempersiapkan dana

dan meminta pendapat anak.

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi dukungan

keluarga menyimpulkan bahwa mahasiswa memiliki

dukungan keluarga dengan kategori sangat tinggi dari

orang tua 52 orang (69,3%) dimana mahasiswa

selama ini mendapatkan dukungan keluarga yang

sangat baik dari orang tua dalam minat dan

memotivasi anaknya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Notoatmodjo (1993) dalam Maulana

(2009) bahwa komponen yang memungkinkan

terjadinya perilaku yaitu dengan adanya dukungan

keluarga. Menurut Hogue, 1977; MacElveen, 1978

dalam Friedman, 1998 menyatakan dukungan

keluarga merupakan sistem-sistem yang memberikan

dukungan pemeliharaan dan emosional bagi anggota

keluarga sehingga dapat memenuhi beberapa

(14)

72 e. Minat responden

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi minat pada

mahasiswa menunjukkan bahwa 53 orang (70,7%)

minat mahasiswa tinggi, artinya banyak mahasiswa

yang berminat untuk menjadi perawat. Minat

dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor dorongan dari

dalam (The factor of inner urges), faktor motif sosial

(The factor social motive), dan faktor emosional (The emotional factor) (Widodo, 1989).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa minat pada

mahasiswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi minat, karakteristik kepribadian dan

kepribadian berkaitan erat dengan minat sehingga

menentukan sikap dan perilaku. Salah satu faktor

yang mempengaruhi minat mahasiswa tinggi menjadi

perawat seperti pada kuisioner mahasiswa

menyatakan selalu antusias mengikuti kuliah

keperawatan, selalu menyukai mata kuliah

keperawatan, sering belajar jauh hari sebelum ujian

dimulai dan sebagainya. Menurut Dariyo (2008)

menyatakan dalam pemilihan jurusan, minat,

keterampilan ataupun profesi dipengaruhi oleh

(15)

73 f. Motivasi responden

Hasil distribusi motivasi menjadi perawat dalam

penelitian ini, menyimpulkan bahwa motivasi

mahasiswa terdapat pada kategori sangat tinggi dan

kategori tinggi hampir sama yaitu 39 orang (52,0%)

motivasi sangat tinggi dan 33 orang (44,0%) motivasi

tinggi. Penelitian ini menjelaskan bahwa mahasiswa

memiliki motivasi dengan kategori sangat tinggi dan

tinggi untuk menjadi perawat.

Penyebab motivasi mahasiswa menjadi perawat

masuk kategori sangat tinggi dan tinggi, seperti pada

kuisioner yang menyatakan terdapat mahasiswa

menjawab selalu berusaha memperoleh nilai yang

bagus, terampil dan termotivasi menyelesaikan kuliah,

puas dengan hasil belajar dan sebagainya. Motivasi

untuk menampilkan suatu perilaku tertentu, dilandasi

oleh adanya keinginan untuk mencapai sesuatu yang

diinginkan. Gunarsa (2008), menyatakan bahwa

motivasi dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau

tenaga pendorong untuk melakukan suatu hal atau

menampilkan sesuatu perilaku tertentu. Menurut suarli

(2009), motivasi dibagi menjadi tiga yaitu motivasi

(16)

74 Pada penelitian ini, termasuk pada motivasi intrinsik

(dari dalam diri).

4.3.2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Minat Menjadi Perawat

Hasil analisis Chi-Square menyimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga

dengan minat menjadi perawat, artinya dalam penelitian

ini dukungan keluarga tidak bisa menentukan minat

perawat pada mahasiswa menjadi tinggi.

Mahasiswa PSIK FIK UKSW memiliki dukungan

keluarga yang hampir sama antara dukungan keluarga

kategori tinggi dan rendah dengan minat menjadi perawat

dengan hasil sama-sama tinggi. Hal tersebut

menunjukkan minat mahasiswa yang menyukai

keperawatan. Minat mahasiswa tinggi terlihat pada

kuisioner yang menyatakan sering membeli buku

keperawatan, selalu senang merawat keluarga atau

teman yang sakit, antusias mengikuti kuliah dan

sebagainya. Setiap perasaan, pemikiran, ataupun

perilaku nyata dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian.

Hal tersebut dikarenakan, dalam pemilihan jurusan,

minat, keterampilan ataupun profesi dipengaruhi

(17)

75 Menurut Gunarsa (2008), minat berkaitan erat

dengan sikap atau perilaku. Notoadmodjo (1993) dalam

Maulana (2009) mengatakan bahwa komponen yang

memungkinkan terjadinya perilaku yaitu dengan adanya

dukungan keluarga seperti sarana dalam keluarga yaitu

sumber daya ekonomi (besarnya pendapatan keluarga,

tabungan).

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori minat

yang dinyatakan oleh Gunarsa (2008) dan Notoadmodjo

dalam Maulana (2009) yaitu minat berkaitan erat dengan

sikap atau perilaku dan yang memungkinkan terjadinya

perilaku yaitu dengan adanya dukungan keluarga. Hal ini

dapat disebabkan oleh faktor intrinsik yang

mempengaruhi minat. Pada saat penelitian

memungkinkan bahwa dorongan dukungan orangtua

bukan salah satunya untuk meningkatkan minat

mahasiswa untuk menjadi perawat tetapi hal tersebut

dikarenakan faktor dorongan dari dalam dan faktor

emosional. Menurut penelitian Krapp & Prenzel (2011),

minat memusatkan pada perhatian, keingintahuan dan

motivasi intrinsik (dari dalam diri individu). Teori minat

juga didukung oleh gagasan yang menekankan pada

(18)

76 lingkungan budaya. Hal ini menimbulkan minat

seseorang tidak berasal dari dukungan orang tua tetapi

dari diri sendiri yang menginginkan minat tersebut untuk

berkembang termasuk minat menjadi perawat pada

mahasiswa keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian ini

bahwa 20 orang (54,1%) masuk dalam kategori

dukungan keluarga rendah tetapi minat mahasiswa

menjadi perawatnya tinggi. Hal ini juga berkaitan dengan

terdapatnya perbedaan minat satu mahasiswa dengan

mahasiswa lainnya misalnya ada beberapa mahasiswa

yang selalu membeli buku keperawatan tetapi ada juga

yang tidak pernah membeli buku keperawatan. Penelitian

ini sejalan dengan Ishmahmudi, dkk. (2008) yang

menyatakan bahwa minat akan dipengaruhi oleh

kebutuhan (diri sendiri atau intrinsik), pengalaman masa

lampau dan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang

baik. Dalam Crow and Crow yang dikutip oleh Widodo

(1989) faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya

minat, salah satunya adalah faktor dorongan dari dalam

(The factor inner urges) yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu yang mendorong

(19)

77 Timbulnya minat pada penelitian ini juga dapat

dikarenakan oleh emosi atau perasaan yang

menyenangkan pada mahasiswa. Terdapat banyak

jawaban selalu, pada kuisioner yang menyatakan

menyukai pelajaran yang berkaitan dengan keperawatan

dan antusias dalam mengikuti mata kuliah keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 20 orang (54,1%)

dengan kategori dukungan keluarga rendah tetapi minat

pada mahasiswa tinggi. Dari hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa dukungan keluarga bukan

satu-satunya hal yang mempengaruhi timbulnya minat pada

mahasiswa.

4.3.3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Menjadi Perawat

Hasil analisis Chi-Square menyimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga

dengan motivasi menjadi perawat, berarti dalam

penelitian ini dukungan keluarga tidak menjamin bahwa

motivasi menjadi perawat pada mahasiswa menjadi

tinggi.

Pada penelitian ini, dukungan keluarga yang

dimiliki oleh mahasiswa PSIK FIK UKSW hampir sama.

(20)

78 mahasiswa tinggi dan jika dukungan keluarga rendah

maka motivasi pada mahasiswa rendah pula. Hal

tersebut terlihat dalam kuisioner yang menyatakan

keluarga selalu memotivasi anak dan anak selalu

berusaha mencapai tujuan jika didukung orang tua.

Gibson dalam Nursalam (2008) membagi teori

motivasi menjadi empat kategori. Salah satu dari empat

teori tersebut adalah teori penguat. Menurut Skinner

dalam teori penguat mengemukakan bahwa suatu teori

proses motivasi yang disebut operant conditioning,

dimana pembelajaran timbul sebagai akibat dari perilaku,

yang juga disebut modifikasi perilaku. Perilaku

merupakan operant, yang dapat dikendalikan dan diubah

melalui penghargaan dan hukuman. Perilaku positif yang

diinginkan harus dihargai atau diperkuat, karena penguat

akan memberi motivasi, meningkatkan kekuatan dari

suatu respon. Menurut Gibson, teori proses motivasi

berusaha menerangkan dan menguraikan bagaimana

perilaku seseorang digerakkan, diarahkan, didukung dan

dihentikan.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori motivasi

yang diungkapkan oleh Gibson dalam Nursalam (2008)

(21)

79 dihargai atau diperkuat, karena penguat akan memberi

motivasi, meningkatkan kekuatan dari suatu respon dan

teori proses motivasi berusaha menerangkan dan

menguraikan bagaimana perilaku seseorang digerakkan,

diarahkan, didukung dan dihentikan. Hal ini juga

disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi.

Pada saat dilakukan penelitian, dukungan

keluarga bukanlah satu-satunya hal yang berpengaruh

dalam memotivasi mahasiswa untuk menjadi perawat

tetapi adanya faktor motivasi terdesak. Hal ini berkaitan

dengan beberapa jawaban responden dalam kuisioner

yang menyatakan bahwa tidak pernah dan jarang yaitu

berusaha menyukai keperawatan yang merupakan

keinginan orang tua dan merasa bangga bisa menjadi

perawat yang merupakan keinginan orang tua. Suarli

(2009) menyatakan motivasi terdesak adalah motivasi

yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya

serentak. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa terdapat

14 orang (36,8%) yang memiliki motivasi rendah tetapi

dukungan keluarga tinggi.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

(22)

80 mahasiswa yang memiliki motivasi rendah untuk menjadi

perawat prestasinya cukup, hal ini disebabkan oleh

dorongan orang tua yang kuat, bukan minat dan motivasi

dari mahasiswa itu sendiri. Perbedaan hasil penelitian ini

adalah Agustina memfokuskan pada teori berprestasi

sedangkan penelitian ini memfokuskan pada teori

penguat yaitu dukungan keluarga terhadap motivasi

menjadi perawat. Agustina juga tidak meneliti keluarga

sebagai faktor dari motivasi tetapi penelitian dilakukan

hanya pada mahasiswa sebanyak 91 responden

sehingga dihasilkan bahwa motivasi menjadi perawat

berhubungan dengan prestasi.

Penelitian ini juga menjelaskan bahwa terdapat

16 orang (43,2%) motivasi menjadi perawat tinggi tetapi

dukungan keluarga rendah. Hal ini juga disebabkan oleh

faktor motivasi yang berasal dari dalam diri individu

sehingga menyebabkan ketidaksesuaian antara teori

dengan hasil penelitian ini. Terdapat dalam kuisioner

yang menyatakan keluarga jarang mengetahui jika anak

memiliki masalah perkuliahan khususnya hasil belajar

tetapi anak selalu berusaha memperoleh nilai yang

bagus. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

(23)

81 faktor atau tenaga yang ada dalam diri individu dan dapat

mengarahkan atau membawa tingkah laku ke arah tujuan

yang ingin dicapai. Seperti yang dinyatakan Nursalam

(2008) motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh

berkembang melalui dirinya sendiri. Oleh sebab itu,

motivasi menjadi perawat perlu ditumbuh kembangkan

terutama yang berasal dari dalam diri (intrinsik) dengan

cara selalu memikirkan masa depan yang penuh

tantangan dan harus siap menghadapi tantangan

Gambar

Gambar 4.1  Distribusi Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1 Distribusi Umur Responden Mahasiswa
Tabel 4.3 Distribusi Kategorik Dukungan Keluarga
Tabel 4.5 Distribusi Kategorik Motivasi Menjadi Perawat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa dari penyedia layanan hingga OLT didukung dengan media serat optik, namun untuk keluaran perangkat merupakan titik perbedaan antara

Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun teratai terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang dilakukan dengan metode difusi sumuran pada gambar 2

Pengangkutan awam boleh digunakan sebagai mod pengangkutan yang paling efektif di kawasan bandar dalam menangani masalah kesesakan lalu lintas jika mutu perkhidmatan

Rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah dengan pemanasan permainan olahraga tradisional bentengan dapat meningkatkan hasil belajar atletik Lari 100 m pada mahasiswa

Hubungan antara pemilihan moda dengan jumlah kepemilikan kendaraan sebesar 0.312 artinya bahwa antara pemilihan moda dan jumlah kepemilikan kendaraan mempunyai korelasi yang

Sedangkan komik atau cerita bergambar memiliki gaya realistik pertama kali muncul pada tahun 1939, yaitu Mencari Putri Hijau karya Nasroen AS yang dimuat dalam

Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka

73 Deskripsi use case kelola data kontrak non lisensi BUMN/Swasta 105 74 Deskripsi use case tambah kontrak non lisensi BUMN/Swasta 106 75 Deskripsi use case ubah data kontrak