i
MOTIF PENGGUNAAN AKUN INSTAGRAM @LAMBETURAH PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL USES AND GRATIFICATION.
SKRIPSI
NAMA : RAFIKA RIZKI NURHADI NIM :140904167
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ii
iii
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Motif Penggunaan Akun Instagram @Lambeturah pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan Menggunakan Model Uses and
Gratification.
SKRIPSI
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Apabila di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia
diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Nama : Rafika Rizki Nurhadi
NIM : 140904167
Tanda Tangan :
Tanggal : April 2021
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah.SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan nikmat iman dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam tak lupa saya haturkan kehadirat Nabi Besar Muhammad.SAW. karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi saya sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Secara khusus dan teristimewa, penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada kedua orangtua saya yang sejak kecil sudah mendidik dan membesarkan saya dengan jerih payah yang tiada terkira. Ayah saya bapak Sutrisno Hady, SE. Dan mama saya tercinta ibu Nurhasanah yang telah memberikan dukungan do’a, moril dan materil yang sangat berarti dari segala apapun dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan hingga pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si,Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi
vi
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak saya, Drs. Humaizi, MA. selaku Dosen Pembimbing yang sudah sangat baik dan bijaksana membimbing saya dalam pengerjaan skripsi, memberikan arahan dan perbaikan sehingga skripsi saya menjadi lebih baik dan selesai hingga pada tahap ini.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini memberikan manfaat bagi saya dan pembaca lainnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah.SWT.
Medan, 20 Januari 2021
Rafika Rizki Nurhadi
NIM. 140904167
vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR / SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rafika Rizki Nurhadi NIM : 140904167
Program Studi : ILMU KOMUNIKASI Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Tugas Akhir/Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
Exclusive Royalty – Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :Motif Penggunaan Akun Instagram @Lambeturah pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan Menggunakan Model Uses and
Gratification.Beserta perangkat yang ada (Jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti non eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas skripsi saya tanpa menerima izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan Pada Tanggal : Yang menyatakan
Rafika Rizki Nurhadi
NIM. 140904167
viii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Motif Penggunaan Akun Instagram @Lambeturah pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara dengan Menggunakan Model Uses and Gratification. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan akun instagram @Lambeturah di kalangan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara dan untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan mahasiswa dalam mengakses akun tersebut. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, new media, teori kebutuhan, teori uses and gratifications, dan jejaring sosial. Metode penelitian ini adalah metode peneltiian deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah lima orang mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang mengikuti akun instagram @Lambeturah dan juga pengguna aktif instagram. Data yang diperoleh dari lapangan diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa akun instagram @Lambeturah adalah akun berita infotainment dengan konten yang menggiring opini publik ke persepsi dengan konten yang diunggahnya. Meski demikian, publik tetap memiliki atensi yang tinggi terhadap akun instagram @Lambeturah sehingga jumlah pengikutnya terus bertambah. Motif mahasiswa dalam penggunaan akun instagram
@Lambeturah didorong oleh motif diversi, personal identitas dan kognitif.
Pemenuhan kebutuhan yang dicapai mahasiswa dalam penggunaan akun instagram @Lambeturah adalah pemenuhan kebutuhan akan berita infotainment seputar selebritis tanah air yang sedang viral di masyarakat.
Kata kunci : Media Baru, Instagram @Lambeturah, Uses and
Gratification
ix ABSTRACT
This research entitled " The motive for using the @Lambeturah Instagram account for students at the University of North Sumatra using the Uses and Gratification Mode”. This study aims to determine the use of account instagram
@lambeturah among students at North Sumatera Universities and to describe the fulfillment of student needs in accessing the account. The paradigm used in this research is constructivism paradigm. The theory used in this research is the theory of communication, new media, the theory of basic needs, the theory of uses and gratifications, and social networking. This research method is qualitative descriptive research method. Determination of informant using purposive sampling technique. Research subjects in this research are five students Of North Sumatera University who follow account instagram @Lambeturah and also active instagram user. Data obtained from the field is obtained through library research and in-depth interviews with informants. The findings in this study indicate that the instagram @Lambeturah account is an infotainment news account with content that leads public opinion to negative perceptions with the content it uploads. However, the public still has a high attention to the account instagram @Lambeturah so the number of followers continues to grow. Student motives in the use of instagram @Lambeturah account driven by the motives of diversion, personal identity and cognitive. Fulfill the needs of students in using the account instagram @Lambeturah is the fulfillment of infotainment news needs about celebrities homeland that is viral in the community.
Keywords: New Media, Instagram @Lambeturah, Uses and Gratification
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 10
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4 Manfaat Penelitian ... 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1 Paradigma Kajian ... 12
2.1.1 Paradigma Konstruktivisme ... 12
2.2 Kajian Terdahulu ... 14
2.3 Komunikasi ... 18
2.4 Media Baru (New Media) ... 19
2.5 Teori Kebutuhan ... 24
2.6 Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and gratifications) ... 25
2.7 Jejaring Social/Social Networking ... 30
2.8 Instagram... 35
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 42
3.1 Metodologi Penelitian ... 42
3.2 Objek Penelitian ... 43
3.3 Subjek Penelitian ... 43
3.4 Lokasi Penelitian ... 44
xi
3.5 Kerangka Pemikiran ... 44
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.7 Teknik Analisis Data ... 48
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 51
4.1.2 Profil Informan ... 55
4.1.3 Penggunaan Akun Instagram @lambeturah di kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara ... 56
4.1.4 Motif Mahasiswa dalam Penggunaan Akun Instagram @lambeturah ... 70
4.2 Pembahasan ... 85
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
5.1 Kesimpulan ... 95
5.2 Saran ... 97
5.2.1 Saran dan Kaitan Akademis ... 97
5.2.2 Saran dan Kaitan Praktis ... 97
DAFTAR PUSTAKA ...
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1.1: Fitur dan tampilan foto profil akun Instagram @Lambeturah 6
Gambar 1.2 : Pengguna Instagram 7
Gambar 1.3 : Pemberitaan artis Laudya Cynthia 9
Gambar 1.4 : Pemberitaan artis Nikita Willy 9
Gambar 2.1 : Formula Teori Uses and Gratifications 26
Gambar 2.2 : Model Uses and Gratifications 28
Gambar 3.1 : Motif Penggunaan akun Instagram @Lambeturah 44
Gambar 3.2 : Daftar followers (pengikut) @Lambeturah 47
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Gambar 4.1 : Tabel Karakteristik Informan 55
Gambar 4.2 : Penggunaan akun Instagrram @lambeturah di Kalangan Mahasiswa
Universitas Sumatera Utara 68
Gambar 4.3 : Motif Mahasiswa dalam Penggunaan akun Instagram @lambeturah 82 Gambar 4.4 : Motif Penggunaan akun Instagram @lambeturah dalam Pemenuhan
Kebutuhan di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
921
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup dengan akal pikiran yang mampu mengembangkan kemampuan tertingginya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kemampuan spiritual, sehingga manusia di samping sebagai makhluk individual, makhluk sosial, juga sebagai makhluk spiritual. Sebagai makhluk individu, manusia memang memiliki kecenderungan untuk lebih memerhatikan dirinya dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Meskipun demikian, kecenderungan itu hampir selalu hanya dapat terpenuhi dengan bantuan manusia lainnya. Di sisi lain, sebagai makhluk sosial, manusia berusaha untuk dapat menyatu dan meneguhkan keberadaannya agar tidak tersisih dari lingkungan sosialnya. Pijakan hakikat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial inilah yang kemudian mengantar pada kesadaran orang akan hak-hak asasi manusia dan nilai-nilai universalnya.
Salah satu bentuk kegiatan sosial bagi individu adalah berkomunikasi dimana komunikasi membutuhkan informasi yang didapat dari lingkungan sekitar atau orang lain. Informasi yang didapatkan individu tidak hanya melalui komunikasi antar pribadi namun dapat diketahui melalui komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media
massa dengan tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak luas (Burhan, 2009:71). Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai
dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya
telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi salah satu dan menandai teknologi
2
yang disebut dengan internet. Kekuatan internet, bukan sekedar pada kecanggihan hardware tetapi juga pada kerumitan software-nya. Aplikasi software komunikasi dan kolaborasi koneksi digunakan untuk mendukung komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi jaringan yang ada dalam cyber- communication. Sebagai contoh, aplikasi ini meliputi beberapa macam , sebagai berikut : (a) surat elektronik; (b) voice mail (surat bersuara); (c) forum diskusi;
(d) chat (sistem percakapan tertulis; (e) konferensi suara; (f) konferensi video; (g) sistem pertemuan elektronis (GSS). (Kadir, 2003:370)
Media sosial adalah hasil dari perkembangan teknologi informasi yang membawa perubahan besar dalam masyarakat, dimana media sosial adalah sebuah media online yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, berkomunikasi, serta mendapatkan informasi kapan saja dan dimana saja. Media online (Siregar, 2016:3) merupakan tipe baru jurnalisme karena memiliki sejumlah fitur dan karakteristik dari jurnalisme tradisional. Dalam perspektif studi media atau komunikasi massa, media online menjadi objek kajian teori media baru (new media), yaitu istilah yang mengacu pada permintaan akses ke konten (isi/informasi) kapan saja, dimana saja, pada setiap prangkat digital serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif, dan pembentukan komunitas sekitar konten media, juga aspek generasi real-time. (Romli, 2012:
31), salah satu bentuk kegiatan jurnalistik yang memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dengan memanfaatkan medium internet.
Salah satu bentuk dari media sosial adalah aplikasi Instagram.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih dan pesat,
Instagram seakan menjadi gaya hidup (lifestyle) bagi penggunanya. Pengguna
Instagram saat ini sudah semakin membludak. Seperti yang dilansir dari Kompas.com (20/7/2019), bahwa pengguna Instagram sudah mencapai angka 800 juta orang pengguna aktif. Berdasarkan jumlah tersebut, dapat disimpulkan bahwa Instagram merupakan media sosial yang sangat populer dan digemari oleh banyak orang. Sebagai salah satu media sosial yang paling populer, Instagram tidak hanya sekedar digunakan sebagai wadah untuk bermedia-sosial tetapi juga sering disalahgunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk menyebarkan konten- konten berupa foto ataupun video yang berisi isu kebencian, hoax dan menyulut opini publik.
Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial yang dapat diakses menggunakan jaringan internet. Melalui Instagram, seseorang dapat mengunggah foto, video, membagikan momen (story), serta melakukan siaran langsung yang terpampang pada feed (laman) pengguna yang lain. Sistem pertemanan di Instagram menggunakan istilah Followers (pengikut) dan Following (orang yang diikuti). Terdapat pula fitur like (menyukai), share (berbagi), comment (berkomentar), direct message (pesan langsung) serta tag (menandai). Sehingga, pengguna Instagram dapat lebih leluasa dalam menggunakan akun mereka.
Instagram diciptakan oleh Kevin Systrom dan Mieke Krieger serta
diluncurkan pada bulan Oktober tahun 2010. Menurut definisinya, Instagram
merupakan aplikasi jejaring sosial untuk berbagi foto dan video yang
memungkinkan para penggunanya untuk mengambil foto, menerapkan filter
digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial lainnya, termasuk
kepada pemilik Instagram sendiri. Salah satu fitur yang unik di Instagram adalah
memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera
4
Kodak Instamatic dan Polaroid. Hanya saja, yang membedakan adalah, tampilan foto Instagram memiliki ciri khas dengan “bingkai” persegi.
Instagram secara resmi telah merubah desain logo mereka pada bulan April tahun 2016 yang masih digunakan hingga saat ini. Meski logo Instagram masih terinspirasi dari logo lama yakni berbentuk kamera Polaroid, hanya saja desainnya terkesan lebih modren dan ceria dengan penggabungan gradiasi warna ungu, pink, jingga dan kuning. Hingga saat ini, Instagram juga terus melakukan pembaruan pada aplikasi mereka bagi setiap penggunanya (kompas.com).
Instagram menggunakan foto dan video sebagai media penyampai pesan.
Instagram memang dapat dikatakan sebagai media sosial yang berbeda dari media sosial lainnya. Instagram masih jadi pilihan banyak generasi masa kini untuk berbagi tiap momen dalam hidupnya. Baik itu dalam bentuk foto, video maupun video pendek yang dapat hilang dalam jangka waktu tertentu alias Stories.
Instagram kini tidak hanya menjadi media sosial yang berfungsi untuk
membagikan foto dan video pribadi kita saja, tetapi juga dapat menjadi sarana
media berita atau informasi terkini dari suatu kejadian yang disiarkan langsung
melalui stories ataupun IG TV yang merupakan salah satu fasilitas yang diberikan
instagram kepada penggunanya. Jenis infomasi yang dapat kita temui pada
aplikasi instagram juga sangat banyak mulai dari informasi politik, infotaiment,
kuliner, tempat wisata, musik, film dan drama terbaru. Bahkan informasi-
informasi tersebut lebih up to date dari pada media televisi. Dimana kita dapat
mengetahui aktivitas harian pesohor-pesohor dalam negeri maupun luar negeri
yang kita idolakan yang berasal langsung dari akun pesohor tersebut ataupun
akun instagram yang memberikan informasi mengenai pesohor tersebut.
Berita infotaiment merupakan salah satu informasi yang bersifat hiburan dan dibutuhkan oleh berbagai kalangan selain berita mengenai informasi politik dan ekonomi. Dikalangan mahasiswa berita mengenai kehidupan selebriti ataupun kejadian-kejadian yang menjadi viral dapat dilihat pada akun instagram menjadi kebutuhan untuk menghibur diri dan mendapatkan informasi terbaru mengenai idolanya. Informasi yang disajikan oleh akun tersebut terkadang juga menayangkan informasi selain kehidupan selebritas tetapi kehidupan masyarakat biasa yang dianggap aneh dan menjadi viral di media sosial. Salah satu akun instagram yang memiliki konten mengenai informasi tentang selebriti dan sangat update adalah akun instagram @lambeturah.
Akun @LambeTurah merupakan akun media sosial di Instagram yang kerap memberikan informasi seputar kehidupan selebriti. Banyak gosip seleb yang terkuak dari postingan yang dibagikan. Kehidupan pribadi para artis pun kerap jadi sasaran akun @lambe_turah. Tak heran jika banyak seleb yang merasa terganggu dengan pemberitaan tersebut. Beberapa dari mereka juga telah melaporkan akun @lambe_turah yang tak diketahui publik siapa pengelolanya.
Akun tersebut juga beberapa kali terkena suspend atau teguran dari Instagram hingga menonaktifkannya sementara. (www.wartaekonomi.co.id)
Akun Instagram @lambeturah juga memiliki desain profil yang unik, hal
ini dinilai dari caption bio (judul foto bio) yang bertuliskan ‘Gosip Adalah Fakta
yang Tertunda, DM No Pict = Hoax’, beserta foto profil akun @lambeturah yang
menggambarkan bibir dan berlipstick merah, dan juga penempatan kata ‘LAMBE
TURAH’ diatas gambar tersebut tersebut. Akun Instagram @lambeturah
6
memiliki jumlah pengikut yang sangat tinggi jumlahnya hingga mencapai angka lebih dari 8,2 juta Followers (pengikut).
Gambar 1.1
Fitur dan tampilan foto profil akun Instagram @lambeturah
(sumber : akun Instagram @lambeturah)
Pengguna Instagram di dominasi oleh kaum muda. Karena, kaum muda adalah kaum yang paling peka terhadap perkembangan teknologi dan paling aktif dalam berselancar di jejaring media-sosial. Dengan dukungan tren gaya hidup yang terus berkembang, generasi ini cenderung mencari pekerjaan yang dapat menunjang gaya hidup. Jika tidak, mereka cenderung berhenti dari pekerjaan tersebut. Milenial dominasi pengguna Instagram di Indonesia. Tak juga dimungkiri juga para pengguna Instagram di Indonesia didominasi oleh golongan usia produktif, yakni pada rentang 18-34 tahun, atau lazim disebut generasi milenial.
Lihat saja pada tabel di bawah, bahwa pengguna dari golongan generasi tersebut mendominasi hingga 25 juta pengguna atau mendominasi 36-38 persen (usia 18-24). Sementara untuk rentang usia 25-34, mendominasi dengan 21 juta pengguna (31-33 persen). Wajar saja tentunya karena pada rentang usia tersebut, secara kemampuan generasi ini ramah dengan dunia digital dan mahir mengekplorasi gawai/gadget. Lain itu, selain mereka produktif dan haus akan hal baru, secara emosional mereka juga merupakan generasi yang aktif dalam berinteraksi antara satu sama lain.
Gambar 1.2 Pengguna Instagram
(sumber : Goodnewsfromindonesia)
8
Mahasiswa diartikan sebagai pelajar yang menimba ilmu pengetahuan yang tinggi, dimana pada tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik dan perkembangan pemikiran yang luas, sehingga dengan nilai lebih tersebut mereka memiliki kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta mampu bertanggung jawab terhadap sikap dan tingkah lakunya. Istilah ini digunakan oleh Yahya (Putri, 2012). Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU) adalah Mahasiswa yang terdiri dari lima belas Fakultas, yakni, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kehutanan, Fakultas Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Pertanian, Fakultas Psikologi, Fakultas Farmasi, dan Fakultas Teknik. Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan subjek penelitian hanya pada Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara (USU) dengan program Sarjana (S1).
Akun Instagram @lambeturah terindikasi sebagai akun yang menyebarkan berita infotainment yang lekat dengan beragam isu selebriti, khususnya sebagai penggiring opini publik terhadap public figur tanah air yang menuai beragam komentar dari netizen selaku pengguna Instagram. Dalam penyampaian kontennya, akun Instagram @lambeturah juga menggunakan bahasa yang unik untuk menyindir ataupun menghina public figure tertentu, hal ini dinilai dari caption (judul foto) yang diunggah akun Instagram
@lambeturah di setiap kontennya. Keseluruhan konten akun Instagram
@lambeturah juga terindikasi sebagai konten negatif, yakni konten yang
memuat foto ataupun video yang dengan sengaja disebarluaskan untuk memberitakan, menyindir, menyudutkan, bahkan menghina public figure tertentu yang menjadi sasarannya, juga untuk menggiring opini publik yang pada akhirnya menimbulkan trending, komentar, kericuhan, dan keresahan di masyarakat terkait pemberitaan yang disebarkannya. Hal ini dapat peneliti kemukakan berdasarkan observasi langsung terhadap akun Instagram
@lambeturah yakni dengan menjadi pengikut (followers) selama 6 bulan terhitung dari bulan Januari 2020 hingga Maret Juli 2020. Selama masa observasi tersebut peneliti menemukan ada
banyak sekali unggahan baik foto ataupun video yang disebarkan oleh akun Instagram
@lambeturah yang lekat dengan konten negatif.
Gambar 1.3 dan Gambar 1.4
10
Pemberitaan artis Laudya Cynthia Bela dan Nikita Willy (sumber : akun Instagram @lambeturah)
Pada gambar 1.3 adalah pemberitaan artis Laudya Cynthia Bela yang diunggah oleh akun Instagram @lambeturah yang menuai kericuhan dan komentar dari netizen (pengguna Instagram). Gambar 1.4 adalah pemberitaan artis Nikita Willy. Pada gambar ini terlihat jelas bahwa unggahan foto dan video yang disebarkan oleh akun Instagram @lambeturah tidak hanya sekedar untuk memberitakan, tetapi juga membuat pembuktian bahwa sang artis dalam masalah dan juga menyampaikan kabar bahagia dan membuat trending kepada netizen (pengguna Instagram). Pembuktian selanjutnya yang menguatkan pernyataan peneliti bahwa akun Instagram @lambeturah terindikasi sebagai akun berita infotainment dengan konten negatif dan penggiring opini publik dapat dilihat melalui gambar.
Meski terindikasi sebagai akun dengan konten negatif, jumlah pengikut (followers) akun Instagram @lambeturah justru semakin bertambah setiap harinya dan menandakan bahwa konten yang disebarkan oleh akun Instagram
@lambeturah mendapat atensi yang tinggi dari netizen selaku pengguna Instagram. Berdasarkan uraian konteks masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana sebenarnya motif yang mendasari mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai pengguna dan pengikut akun Instagram @lambeturah dengan pendekatan uses and gratification.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah motif penggunaan akun Instagram @lambeturah pada mahasiswa di Universitas Sumatera Utara”.
1.3 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian bertujuan untuk mencari, menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian juga sering dilaksanakan untuk mencari pemecahan terhadap permasalahan yang berkembang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penggunaan akun Instagram @lambeturah pada kalangan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk mendeskripsikan pemenuhan kebutuhan mahasiswa Universitas Sumatera Utara dalam mengakses akun Instagram @lambeturah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap pengetahuan di bidang komunikasi, memperluas bahan penelitian komunikasi serta dapat menjadi referensi bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai kajian ilmu komunikasi, khususnya yang berkaitan
dengan akun Instagram.
12
3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
bagi pihak-pihak yang membutuhkan kajian informasi dan dapat
digunakan sebagai masukan bagi pengetahuan di bidang Ilmu
Komunikasi, terutama bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
selanjutnya.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Kajian
2.1.1 Paradigma Konstruktivisme
Menurut Sugiyono (2017:42), paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Paradigma Konstruktivisme adalah paradigma yang memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri.
Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan.
Kenyataan yang ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berfikir seseorang.
Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme memiliki pandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subyek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subyek dan bukan pada obyek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi juga merupakan hasil konstruksi oleh pemikiran (Arifin, 2012: 140).
Konstruktivisme menolak pandangan positivisme yang memisahkan
subyek dan obyek komunikasi. Dalam pandangan konstruktivisme, bahasa tidak
lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas obyektif belaka dan dipisahkan dari subyek sebagai penyampai pesan. Konstruktivisme justru menganggap subyek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Subyek memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap wacana.
Komunikasi dipahami, diatur, dan dihidupkan oleh pernyataan- pernyataan yang bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makna, yakni tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara. Oleh karena itu, analisis dapat dilakukan demi membongkar maksud dan makna-makna tertentu dari komunikasi (Ardianto, 2007: 151).
Paradigma sebagai serangkaian keyakinan-keyakinan dasar (basic beliefs) yang berhubungan dengan prinsip-prinsip pokok. Keyakinan-keyakinan ini bersifat dasar dalam pengertian harus diterima secara sederhana semata-mata berdasarkan kepercayaan saja, hal ini disebabkan tidak ada suatu cara untuk menemukan suatu kebenaran akhir. Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjasdi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta- fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya, Guba dan Lincoln (dalam Sunarto dan Hermawan, 2011: 4). Teori Konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dan pikiran. Realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut (Ardianto, 2007: 158).
Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme karena peneliti ingin
mendapatkan pengembangan pemahaman , membantu proses interpretasi suatu
14
peristiwa. Paradigma konstruktivisme sesuai sebagai acuan untuk melakukan penelitian ini, dimana yang ingin diteliti adalah Motif Mahasiswa S1 USU dalam Penggunaan akun Instagram @Komentatorpedas.
2.2 Kajian Terdahulu
Penelitian tentang media sosial sebelumnya telah dilakukan oleh Yenni Novianti, Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dengan judul skripsi
“Konsep Diri Remaja dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri pada Pengguna Media Sosial Instagram dikalangan Pelajar SMA di Kota Medan)” yang dilakukan pada tahun 2017. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perkembangan konsep diri pada pelajar SMA di kota Medan yang aktif menggunakan media sosial Instagram serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan paling dominan antara konsep diri positif dan negatif pada pengguna media sosial Instagram. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bagaimana media sosial Instagram berhasil menarik perhatian pelajar SMA khususnya pelajar yang ada di Kota Medan.
Penelitian tersebut menggunakan studi deskriptif kualitatif sebagai metode penelitiannya. Dalam penelitian tersebut Yenni Novianti menyimpulkan bahwa konsep diri positif pelajar SMA dalam media sosial Instagram dipengarushi oleh dua poin yakni pemahaman atas diri sendiri dan orang lain.
Para responden sudah memahami siapa dirinya, pribadinya, potensi yang
dimilikinya dan keadaan fisiknya. Orang lain juga memiliki pengaruh besar
pada konsep diri positif pelajar pada Instagram. Peranan orang lain ditunjukkan
dengan memberikan tanda suka (like), komentar positif, dan komentar negatif
pada foto yang dibagikan pada pelajar Instagram.
Penelitian selanjutnya dengan judul “Motif Penggunaan Situs CeritaMedan.com dengan Pemenuhan Kebutuhan (Studi Korelasional Penggunaan Situs Ceritamedan.com dengan Pemenuhan Kebutuhan di Kalangan Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014-2015)” yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Fernando Anderson. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui penggunaan situs ceritamedan.com oleh mahasiswa S1 FISIP USU ANGKATAN 2014-2015 di kota Medan serta mengetahui pemenuhan kebutuhan mahasiswa S1 FISIP USU terhadap berita yang dimuat di ceritamedan.com dan juga untuk mengetahui hubungan antara penggunaan situs ceritamedan.com terhadap pemuasan kebutuhan mahasiswa S1 FISIP USU angkatan 2014-2015 di kota Medan.
Dalam penelitian tersebut diangkat permasalahan seputar motif penggunaan situs ceritamedan.com oleh Mahasiswa S1 FISIP USU. Dalam penelitian tersebut juga menjelaskan hubungan antara motif penggunaan situs ceritamedan.com dengan pemenuhan kebutuhan Mahasiswa S1 FISIP USU.
Dalam penelitian tersebut, Fernando Anderson selaku peneliti menyimpulkan bahwa motif dalam penggunaan situs ceritamedan.com adalah sebagai sumber pencarian informasi berita ataupun acara (event), ceritamedan.com juga dapat memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa FISIP USU angkatan 2014-2015 berdasarkan hasil riset data yang diperoleh, serta berdasarkan hasil hipotesis menggunakan software SPSS versi 13.0 membuktikan bahwa ceritamedan.com memiliki hubungan dengan kebutuhan Mahasiswa FISIP USU.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Dosi Aprilinda Palewa
16
pada tahun 2013 dengan judul “Motif Penggunaan Interaksi Sosial di Twitter (Studi Deskriptif Kualitatif pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)” . Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui tujuan mahasiswa FISHUM dalam menggunakan media sosial twitter dan manfaat apa saja yang bisa diambil dari penggunaan twitter. Dalam penelitian tersebut diangkat permasalahan seputar motif penggunaan dan interaksi sosial di jejaring media sosial Twitter pada mahasiswa FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut, Dosi Aprilinda Palewa menyimpulkan bahwa motif penggunaan media sosial twitter oleh mahasiswa adalah sebagai sarana untuk mencari dan menggali infromasi terkait bidang yang disukai, sebagai media hiburan dan alat untuk berinteraksi dengan teman yang berjauhan. Sebagai tambahan, pesan-pesan yang diposting di dalam akun twitter mereka juga beragam. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan pencitraan positib dari pembaca , sementara pesan yang tidak disukai adalah pesan yang galau, mengeluh dan kasar. Dalam penelitiannya, Dosi menggunakan teori komunikasi, teori new media, dan teori uses and gratifications sebagai landasan teori penelitiannya.
Selanjutnya, Nur Rahmawati Khairiah pada tahun 2016 juga pernah
melakukan penelitian serupa dengan judul “Motif Menggunakan Instagram
pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”. Penelitian tersebut
dilakukan bertujuan untuk mengetahui motif mahasiswa UMY dalam
menggunakan Instagram, serta motif yang paling mempengaruhi dan kurang
mempengaruhi mahasiswa UMY dalam menggunakan Instagram Dalam
penelitian tersebut, diangkat permasalahan seputar motif mahasiswa UMY
dalam menggunakan Instagram sebagai sosial media. Dalam penelitian tersebut, Nur Rahmawati Khairiah menyimpulkan bahwa motif mahasiswa UMY dalam menggunakan Instagram adalah sebagai sarana hiburan dengan presentase 81%
dari total responden yang berhasil dicapainya, sebaliknya motif yang kurang berpengaruh adalah motif informasi yang hanya berkisar sebesar 57% dari total responden dalam penelitiannya. Nur juga menyimpulkan bahwa mahasiswa UMY masih kurang puas dalam menggunakan Instagram sebagai sumber untuk mendapatkan informasi karena bagi mereka Instagram dianggap belum cukup akurat sumber informasinya. Dalam penelitiannya, Nur menggunakan studi kuantitatif.
Maria Endah Pratiwi, mahasiswa program studi ilmu manajemen
komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jakarta, juga pernah melakukan penelitian serupa pada bulan Januari di tahun
2017 dengan judul penelitian “Motif Penggunaan Akun Instagram dan
Facebook Cotton Ink terhadap Kepuasan Mahasiswi IISIP Jurusan Manajemen
Komunikasi Angkatan 2012-2016”. Penelitian yang dilakukan maria bertujuan
untuk mengetahui motif penggunaan akun Instagram dan Facebook Cotton Ink
terhadap kepuasan mahasiswi IISP Jakarta Jurusan Manajemen Komunikasi
angkatan 2012-2016. Dalam penelitian tersebut, diangkat permasalahan seputar
motif penggunaan Instagram dan cotton ink terhadap kepuasan mahasiswi IISIP
Jakarta jurusan manajemen komunikasi angkatan 2012-2016. Dalam
penelitiannya, Maria Endah Pratiwi menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
motif penggunaan akun Instagram dan Facebook cotton ink terhadap kepuasan
mahasiswi IISIP jurusan manajemen komunikasi angkatan 2012-2016. Dalam
18
penelitiannya, Maria menggunakan teori media baru, teori media sosial, dan teori uses and gratifications.
2.3 Komunikasi
Bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi berpangkal pada perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Menurut Shannon dan Weaver (Hafied Cangara, 2006:19) dalam penerapannya, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi, sengaja ataupun tidak sengaja. Tidak terbatas pada konteks komunikasi verbal, tapi juga dalam konteks ekspresi muka, seni dan teknologi.
Setiap perisitiwa komunikasi dalam komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi massa tentu akan melibatkan elemen-elemen komunikasi. Sesuai definisi komunikasi klasik menurut Harold Laswell (Mulyana, 2007:143) yaitu Who, says What, in Which Channel, to Whom, with What Effect (siapa, mengatakan apa, pada saluran apa, kepada siapa, dengan efek seperti apa), pada definisi ini terdapat lima elemen yaitu sumber pesan, saluran, penerima dan efek.
Effendy (2007:8) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi dalam teori dan praktek”, menyatakan fungsi komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan Informasi (To Inform) : Komunikasi berfungsi dalam
menyampaikan informasi, tidak hanya informasi tetapi juga pesan, ide,
gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.
2. Mendidik (To Educate) : Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan kreativitas, tidak hanya sekedar memberi
hiburan, tetapi juga memberi pendidikan untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang.3. Menghibur (To Entertain) : Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa.
4. Mempengaruhi (To Influence) : Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai yang baru untuk mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan modrenisasi.
2.4 Media Baru (New Media)
Media baru adalah konsep yang menjelaskan kemampuan media yang
dengan dukungan perangkat digital dapat mengakses konten kapan saja, dimana
saja sehingga memberikan kesempatan bagi siapa saja baik sebagai penerima
ataupun pengguna untuk berpartisipasi secara aktif, interaktif, dan kreatif
terhadap umpan balik pesan yang pada gilirannya membentuk komunitas atau
masyarakat baru melalui isi media (Liliweri, 2015: 284). Media baru atau New
Media merupakan media yang menggunakan jaringan internet, media online
20
yang berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry, 2008: 13).
Secara umum, media baru tidak hanya menjembatani perbedaan pada beberapa media, namun juga pada perbedaan mengenai batasan kegiatan komunikasi pribadi.
Media baru (new media) adalah bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi yang bisa langsung kita rasakan. Media baru merupakan perkembangan dari teknologi media yang sudah ada sebelumnya. Salah satu bentuk new media yang sekarang ini dapat dengan mudah kita temui dan tidak lepas dari kehidupan kita yakni internet. Menurut Internet Society (ISOC) (Purwanto, 2011: 428), internet didefinisikan sebagai kemampuan menyampaikan informasi global yang cepat, mekanisme penyebaran informasi dan media kolaborasi dan interaksi antara individu dan komputer mereka tanpa melihat lokasi secara geografis.
Perkembangan teknologi terkhusus pada media baru membuat berbagai perubahan pada kehidupan sosial manusia. Media baru yang dibahas disini adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi baru yang berbagi ciri khas yang sama yakni, selain baru, dimungkinkan pemakaian teknologi tersebut dapat digunakan dengan proses digitalisasi dan didukung adanya ketersediaan internet yang luas untuk penggunaan pribadi sebagai alat komunikasi.
Hal ini yang membuat setiap individu dapat mengirimkan pesan secara
jarak jauh dan nirkabel dan dapat mengirimkannya ke semua orang. Adanya
kemampuan tersebut memungkinkan semua orang dapat dikatakan sebagai
media massa, sehingga membuat pengertian dari komunikasi massa mulai kabur
karena semua orang dapat mengirimkan pesan ke siapa saja jika pengertian dari komunikasi massa adalah menyebarkan pesan melalui media yang bersifat masif.
Marika Luders (McQuail, 2012: 147) menjabarkan petunjuk awal dalam membedakan media massa dengan media personal dapat dipahami dapat dipahami dengan dimensi sosial, berkaitan dengan jenis aktivitas dan hubungan sosial yang terlibat, penyebutan konsep ‘media’, Luders lebih memilih istilah
‘bentuk media’ yang merujuk pada aplikasi khusus dari teknologi internet seperti jejaring media sosial, Luders mengatakan :
“Perbedaan antara media personal dan media massa dapat digambarkan sebagai perbedaan jenis keterlibatan yang diperlukan dari pengguna.
Media personal lebih simetris dan mensyarakat pengguna untuk berperan aktif, baik secara penerima maupun produsen pesan”.
Dimensi kedua yang dapat membedakan media personal dengan media massa adalah ada tidaknya konteks kelembagaan atau professional yang ada pada media tersebut, yaitu produksi media massa pada umumnya. Karakter internet yang berbentuk digital memudahkan khalayak untuk saling bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya. Media tradisional seperti televisi, radio, surat kabar cetak, dan majalah tidak lagi menjadi media utama yang diakses oleh masyarakat, karena kebutuhan untuk menjalin hubungan sosial menjadi alasan penggunaan inetrnet sebagai media selain mengakses informasi seputar dunia. Kondisi inilah yang tidak didapatkan masyarakat ketika menggunakan media tradisional.
Internet merupakan sebuah media baru dengan segala karakteristiknya.
Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi dan image
sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan
22
tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intens, saling berkaitan dalam pengoperasian sesama pengguna dan beroperasi berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam operasi penggunaan internet.
Dennis McQuail (2009, 157) memberikan konsep pembeda antara media baru dan media lama dari sisi pengguna antara lain :
1. Derajat interaksivitas, diindikasikan oleh rasio respon atau inisiatif dari pengguna terhadap ‘tawaran’ dari sumber ataupun pengirim (pesan).
Interaksi dalam new media cenderung lebih fleksibel dan lebih tinggi dibanding media konvensional.
2. Derajat keberadaan sosial (Social presence) dialami oleh pengguna, sense of personal contact dengan orang lain dapat diciptakan melalui penggunaan sebuah medium. Dalam hal ini, media massa bersifat lebih personal, mengurangi ambiguitas. Media baru memungkinkan audience untuk bisa berhubungan secara personal dengan media melalui kontak langsung.
3. Derajat otonomi (Autonomy), dimana pengguna media memiliki kemampuan untuk mengontrol isi dan penggunaan medianya sendiri dan menjadi sumber independen.
4. Derajat Playfullness, kemampuan media menyediakan hiburan bagi user.
5. Derajat privasi, diasosiasikan dengan penggunaan medium dan atau isi yang dipilih.
6. Personalisasi atau Personalization yang berhubungan dengan isi yang
dimiliki para pengguna media. Mereka bebas menampilkan apa pun
di
media baru (internet) sehingga menghasilkan media yang unik (berbeda) dan personal.Selain menjelaskan mengenai konsep pembeda antara media baru dan media lama dari sisi pengguna, McQuail (2009: 160) juga menunjukkan perbedaan antara media lama dan media baru, yakni :
1. Media lama konsepnya satu objek berbicara pada banyak orang, sementara media baru bersifat decentralized yang artinya semua memiliki kesempatan berbicara kepada siapapun.
2. Media lama adalah oneway communication (komunikasi satu arah), sementara media baru two ways communication (komunikasi dua arah) yang memungkinkan adanya feedback dari audience. Hal ini dapat terlihat ketika suatu media massa mengadakan acara live dan meminta tanggapan dari khalayak konsumen media tersebut yang berbeda lokasi akan suatu isu tentang tema tertentu.
3. Media lama dibawah kontrol negara, sementara media baru diluar kontrol negara, bahkan bisa dinikmati oleh siapapun yang ada di dunia tanpa batasan negara. Hal ini terlihat jelas bagi media pertelevisian ataupun radio karena perbedaan peraturan mengenai gelombang yang mereka pakai bagi stasiun media TV dan stasiun radio.
4. Media lama memproduksi lapisan sosial sementara media baru adalah memproduksi konsep demokratisasi. Demokratisasi disini pengguna berhak menentukan apa yang ingin mereka konsumsi dan menyampaikan pendapat selama mereka mengakses internet.
5. Media lama memfragmentasikan audience sementara media baru
24
meletakkan audience pada posisi yang sama.
6. Media lama membentuk kebingungan sosial sedangkan media baru berorientasi pada individu.
Tetapi penggunaan media baru khususnya internet ini juga masih harus diperhatikan, karena dapat menimbulkan efek negatif. Untuk itu perkembangan internet sebagai new media juga harus diikuti dengan pertanggung jawaban khalayak pengguna. Jika ada sisi negatif maka akan ada pula sisi positif yang diperoleh dari penggunaan new media ini, seperti media baru atau new media ini dapat merubah pola pikir masyarakat, pola kehidupan dan juga budaya masyarakat. Seperti pada pemenuhan kebutuhan informasi, personal identity, personal integration dan diversi melalui internet yang kini banyak diakses oleh khalayak.
2.5 Teori Kebutuhan
Teori kebutuhan adalah teori yang menggagas bahwa tingkah laku
manusia pada hakikatnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut
Husdarta, 2011 (Ahmad, 2012: 10) teori kebutuhan merupakan salah satu teori
dari teori motivasi. Hamzah B. Uno (2008: 23) mengatakan bahwa istilah
motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
menyebabkan individu tersebut berbuat atau bertindak. Sedangkan, pengertian
motivaasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhannya. Hubungan yang erat antara motif dan motivasi membuat kedua
hal tersebut tidak dapat dipisahkan.
Abraham Maslow (Seiferth, 2011: 51) menjelaskan mengenai teori motivasi manusia sebagai hirarki manusia. Motivasi tersebut tersusun berdasarkan kebutuhan dasar manusia, dimana setiap jenjang yang telah relatif terpenuhi maka akan ke jenjang berikutnya. Kebutuhan dasar manusia mencakup lima tingkatan, yaitu empat jenjang basic needs atau kebutuhan dasar dan satu jenjang berupa being needs atau kebutuhan berkembang.
2.6 Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and gratifications)
Teori Uses and gratifications merupakan teori perluasan dari teori
kebutuhan dan motivasi. Teori kebutuhan dan motivasi, Abraham Maslow
(West dan Turner, 2008: 101) menyatakan bahwa orang secara aktif berusaha
untuk memenuhi hierarki kebutuhannya. Hal tersebut seperti penggunaan isi
media dalam mendapatkan pemenuhan atas kebutuhan individu atau lebih
dikenal dengan uses and gratifications yang merupakan salah satu teori dan
pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi massa. Teori dan
pendekatan uses and gratifications tidak mencakup keseluruhan proses
komunikasi karena teori ini lebih kepada pelaku audience, yang hanya
dijelaskan melalui kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai
suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media). Pendekatan uses
and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses penerimaan dalam
komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu (Effendy,
2000: 289).
26
Herbert dan Blurmer dan Elihu Katz adalah orang yang memperkenalkan teori ini. Elihu Katz, (Severin, 2011: 354), memulai kajian kepada khalayak mengenai “What ‘Missing The Newspaper’ Means” dengan mewawancarai orang selama terjadinya pemogokan dibagian pengiriman surat kabar pada tahun 1949
dan menghasilkan pembaca harus mencari sumber berita lain, banyak yang mengatakan surat kabar merupakan tempat mencari informasi berbagai persoalan yang ada di dunia, dan tak sedikit yang mencari pelarian, relaksasi, hiburan dan prestise sosial.Penjelasan mengenai munculnya teori uses and gratifications dapat kita lihat bahwa pengguna media memiliki peran aktif dalam memilih dan menggunakan media tersebut. Pengguna media (Nurudin, 2011: 192) berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya, dengan kata lain teori uses and gratifications mengasumsi bahwa pengguna mempunyai alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Menurut Humaizy teori uses and gratifications adalah salah satu teori komunikasi yang diusulkan oleh McQuail,
Blumler dan Brown yang menjadi perhatian penelitian ini adalah motif penggunaan akun instagram dalam pemenuhan kebutuhan. Pengguna media (instagram) dikenal sebagai dikenal sebagai individu yang aktif dan memiliki tujuan. Mereka bertanggung jawab untuk memilih media untuk memenuhi kebutuhan mereka dan mereka persis tahu kebutuhan mereka dan bagaimana menyelesaikannya. Penggunaan dan teori uses and gratifications menimbulkan pertanyaan dari ‘bagaimana dan mengapa’ adalah media yang digunakan (Katz, Blumer & Gurevitch, 1974; Stafford, Stafford, &Lawrence, 2004; Adnan & Mavi, 2015).
Janji Imbalan
= Probabilitas Seleksi Upah yang diperlukan
Teori uses and gratifications memandang manusia sebagai konsumen media mempunyai kebebasan dan wewenang dalam memperlakukan media yang ingin mereka gunakan. Khalayak bebas memutuskan bagaimana, lewat media mana, khalayak akan menggunakan media dan bagaimana media itu dapat berdampak pada diri masing-masing individu.
Schramm dan Potter (Nurudin, 2011: 193) dalam bukunya Men, Women, Message and Media pernah menjelaskan dengan formula tentang teori uses and
gratifications dapat digambarkan seperti berikut ini :
Gambar 2.1 Formula Teori Uses and Gratifications
(Sumber: Nurudin, 2011: 193)Janji atau imbalan disini bisa didapatkan dengan segera atau imbalan yang tertunda, imbalan disini artinya pemenuhan kebutuhan khalayak. Upaya yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan bergantung pada tersedia atau tidaknya media serta kemudahannya dalam memanfaatkan media tersebut, dengan begitu kita akan mendapatkan probabilitas seleksi dari penggunaan media massa tersebut.
Pendekatan uses and gratifications memberikan alternatif untuk
memandang hubungan antara isi media dan audience, dan pengkategorian isi
media menurut fungsinya. Meskipun masih diragukan adanya satu atau
beberapa model uses and gratifications, Katz (Effendy, 2000: 290)
menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and
gratifications: (1) kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan
28
adanya (2) kebutuhan yang menciptakan, (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut diatas, pendekatan uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan alternatif-alternatif fungsional untuk memenuhi kebutuhan.
Uses and gratifications bekerja berdasarkan sebab akibat pada pengguna, dimana terdapat variabel yang menjadi penyebab atau independent variable atau anteseden dan variabel akibat atau dependent variable. Adapun model kerja uses and gratifications (Kriyantono, 2016: 22) seperti berikut :
Gambar 2.2 Model Uses and Gratifications (Sumber: Kriyantono, 2016: 22)
Adapun pengertian dari gambar 2.3, model uses and gratifications yang dikemukakan dalam Kriyantono (2016: 22) sebagai berikut :
1. Anteseden dalam penelitian uses and gratifications terbagi menjadi dua, yaitu :
Antesede n
Motif Penggunaa
n Efek
-Variabel Individu
-Kognitif
-Diversi -Hubungan -Kegunaan
- Variabel
lingkungan -Integrasi Sosial
-Macam isi
-Personal Identitas
-Hubungan dengan isi
a. Variabel individu : terdiri dari data geometris seperti usia, jenis kelamin dan faktor-faktor psikologis komunikan. Contoh variabel individu dalam penelitian ini adalah data-data pengguna mulai dari jenis kelamin pengguna serta usia pengguna dan lainnya.
b. Variabel lingkungan : seperti organisasi, sistem sosial, dan struktur sosial. Para pengguna media yang berasal dari struktur sosial tertentu.
2. Orientasi motif terbagi menjadi empat bagian dengan menyebutkan contoh orientasi motif, yaitu :
a. Orientasi kognitif : seperti kebutuhan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas. Orientasi kogmitif dalam hal ini meliputi motif informasi : pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila mereka : yaitu dapat mengetahui berbagai informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya, dapat mengetahui berbagai informasi menegnai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan keadaan dunia, dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah ataupun pendapat dan dapat memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
b. Personal diversi : kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. Bisa bersantai dengan mengisi waktu luang, bisa menyalurkan emosi, bisa mendapatkan hiburan ataupun kesenangan dan dapat melepaskan diri dari permasalahan.
c. Identitas personal : menggunakan isi media untuk memperkuat atau
30
menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi orang itu sendiri. Memperoleh nilai lebih sebagai mahasiswa, dapat
mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media dan dapat menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan dengan pribadi mahasiswa itu sendiri.d. Integrasi sosial : memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan empati sosial, dapat menjalankan peran sosial sebagai mahasiswa, dapat menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan oranglain, serta adanya keinginan untuk dekat dan dihargai oleh orang lain.
Adapun berbagai situs tidak hanya memiliki satu tema dari tiap artikel.
Situs tersebut cenderung memiliki berbagai macam tema yang dapat memenuhi motif pengguna baik kognitif, diversi, atau identitas personal.
3. Penggunaan media adalah bagaimana pengguna media tersebut melihat penggunaan media massa. Adapun dimensinya sebagai berikut :
a. Hubungan : untuk melihat hubungan pengguna dengan media massa kita dapat melihatnya dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media seperti durasi dan frekuensi penggunaan media.
b. Macam isi : yaitu jenis konten dan isi media yang dikonsumsi, apa informasi yang dimuat pada media massa tersebut.
c. Hubungan dengan isi : berbagai hubungan antar individu konsumen media dengan sii media yang dikonsumsi atau media secara keseluruhan.
4. Efek media dapat dikatakan sebagai evaluasi kemampuan media untuk
memberi informasi atau pengetahuan untuk tercapainya kepuasan-
kepuasan konsumen media.
2.7
Jejaring Sosial / Social Networking
Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat oleh banyak orang (Zarella, 2010: 2).
Definisi media sosial diperluas dikatakan bahwa media sosial adalah demokratisasi informasi, mengubah orang dari pembaca konten ke penerbit konten. Hal ini merupakan pergeseran mekanisme siaran ke model banyak ke banyak, berakar pada percakapan antara penulis, orang dan teman sebaya. Berdasarkan definisi tersebut diketahui unsur-unsur fundamental dari media sosial yaitu pertama, media sosial melibatkan saluran sosial yang berbeda dan online menjadi saluran utama. Kedua, media sosial berubah dari waktu ke waktu. Artinya, media sosial terus berkembang. Ketiga, media sosial adalah partisipatif. “penonton” dianggap kreatif sehingga dapat memberikan komentar (Evans, 2008: 34).
Media sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a) Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja tetapi juga bisa ke berbagai orang
b) Pesan yang disampaikan bebas tanpa harus melalui Gatekeeper.
32
c) Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya.
d) Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.
Kaplan dan Haelein (2010: 59-61) mengklarifikasikan media sosial ke dalam 6 jenis, yakni :
1) Proyek Kolaborasi, merupakan sebuah website yang mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di wesbite tersebut. Contohnya : Wikipedia dan Wordpress.
2) Blog dan Microblog, melalui media ini penggunanya lebih bebas dalam mengekspresikan apa yang dirasa dan dipikirkan oleh mereka. Contohnya : Twitter.
3) Konten Masyarakat, merupakan wadah dimana para penggunanya dapat saling berbagi video, e-book, maupun gambar. Contohnya : YouTube, Slideshare.
4) Situs jejaring sosial, media yang mengizinkan penggunanya untuk bisa terhubung dengan cara membuat profil pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Contohnya : Facebook.
5) Virtual Game World, media dimana penggunanya bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya : Game online.
6) Virtual Social World, hampir menyerupai virtual game world, virtual
sosial world merupakan dunia virtual dimana penggunanya merasa hidup
di dunia virtual untuk saling berinteraksi dengan yang lain. Media ini
lebih bebas dan lebih mengarah ke kehidupan. Contohnya : Second life.
Jan H. Kietzmann (Liliweri, 2015: 292-293) mengatakan fungsi media sosial ibarat “sarang lebah” yang membentuk kerangka jaringan yang terdiri dari
“blok-blok” yang berhubungan satu sama lain sebagai berikut :
a) Identitiy, identitas sebagai sebuah blok dari media sosial merinci bagaimana para pengguna mengungkapkan identitas dirinya di tengah-tengah koneksi dengan pengguna lain. Beberapa informasi penting tentang identitas adalah nama, usia, jenis kelamin, profesi dan lokasi.
b) Conversation, blok yang berisi aktivitas pengguna berkomunikasi dengan pengguna lain. Banyak situs media sosial dirancang untuk memfasilitasi percakapan antar personal maupun personal dengan kelompok atau komunitas lain. Dalam percakapan inilah para pengguna dapat menemukan kawan baru, membangun harga diri, menyajikan ide-ide baru, atau mendorong diskusi tentang topik yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.
c) Sharing, Media sosial membantu para pengguna melakukan “sharing”
yakni distribusi pesan, menerima pesan, dan bertukar pesan. Bahkan, lebih penting dari itu dimana para pengguna melakukan “sharing” atas pesan untuk mendapatkan konten dalam makna bersama. Karena itu, maka istilah “sosial” dalam media sosial selalu disiratkan sebagai pertukaran pesan antara manusia secara online.
d) Presence, Media sosial berfungsi untuk menyadarkan kita tentang
kehadiran para pengguna baik sebagai pribadi maupun individu darimana
pengguna berasal. Media sosial berfungsi membantu para pengguna agar
mereka membuka akses dengan mudah melalui dunia maya dan sepakat
34
untuk berkomunikasi secara langsung. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini memunculkan banyak aplikasi baru yang bermunculan di dunia maya, seperti medsos.