BAB 1
DASAR-DASAR PERPAJAKAN
• DEFINISI
• ASAS-ASAS PERPAJAKAN
• JENIS PUNGUTAN SELAIN PAJAK
• KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
• FUNGSI PAJAK
• TEORI YANG MENDUKUNG
PEMUNGUTAN PAJAK
• JENIS-JENIS PAJAK
• TATA CARA PEMUNGUAN PAJAK
• TIMBULNYA UTANG PAJAK
• BERAKHIRNYA UTANG PAJAK
• PENGHINDARAN DAN PENGELAKAN PAJAK
• TARIF PAJAK
DEFINISI
http://www.tempo.co/
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H (dalam Brotodihardjo, 1993)
Tax is a compulsory contribution from the person, to the government to defray the expenses incurred in the common interest of all, without reference to special
benefit conferred.
Prof. Edwin R. A. Seligman (dalam Brotodihardjo, 1993)
Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya
kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran- pengeluaran umum.
Dr. N. J. Feldmann (dalam Brotodihardjo, 1993)
http://www.tempo.co/
Pajak adalah iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjukkan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
Prof. Dr. P. J. A. Adriani (dalam Brotodihardjo, 1993)
Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara negara secara umum.
S. I. Djajadiningrat (dalam Siahaan, 2010)
http://www.tempo.co/
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara negara secara umum.
S. I. Djajadiningrat (dalam Siahaan, 2010)
ASAS-ASAS PERPAJAKAN
Equity Karakteristik Pajak menurut Adam Smith (dalam
buku Wealth of Nations, 1776):
bisnis.liputan6.com
Certainty Convenience
Efficiency
Dalam sistem perpajakan modern, berikut ini tiga prinsip utama perpajakan:
bisnis.liputan6.com
Efficiency Equity
Economic effects must be
consiidered
JENIS-JENIS PUNGUTAN SELAIN PAJAK
1. Retribusi, dibagi menjadi 3 golongan:
a. Retribusi Jasa Umum b. Retribusi Jasa Usaha c. Retribusi Perizinan
Tertentu
2. Sumbangan
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
Penjelasan Diagram:
Hukum pajak menerangkan tentang: siapa-siapa yang menjadi wajib pajak dan apa yang menjadi kewajiban mereka kepada pemerintah, hak-hak pemerintah, objek-objek apa yang dikenakan pajak, timbulnya dan hapusnya utang pajak, cara penagihan, dan cara mengajukan keberatan.
FUNGSI PAJAK
dnaberita.com
1. Fungsi budgetair
Pajak merupakan salah satu
sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan
2. Fungsi Mengatur (Regulerend) Pajak berfungsi sebagai alat untuk
mengatur masyarakat atau melaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi
TEORI YANG MENDUKUNG PEMUNGUTAN PAJAK
Teori Asuransi Teori Kepentingan
Teori Daya Pikul Teori Bukti
Teori Asas Daya Beli
JENIS-JENIS PAJAK
bisnis.ijomuda.com
Menurut Golongannya:
a. Pajak Langsung
b. Pajak Tidak Langsung
Menurut Sifatnya:
a. Pajak Subjektif b. Pajak Objektif
Menurut Lembaga Pemungutnya:
a. Pajak Pusat
b. Pajak Daerah, terdiri atas Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota
TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK
Stelsel Pajak Asas Pemungutan
Pajak
Sistem Pemungutan Pajak
Stelsel Pajak
a. Stelsel nyata (riel stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada objek atau
penghasilan yang sesungguhnya diperoleh, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui
b. Stelsel anggapan (fictive stelsel)
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang.
c. Stelsel campuran
Kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
Asas Pemungutan Pajak
a. Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak berdasarkan tempat tinggal atau yang bertempat tinggal di wilayahnya.
b. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak di Indonesia tanpa memperhatikan wilayah tempat tinggal Wajib Pajak . c. Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara .
Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assessment System
Sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku..
b. Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Wajib Pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar .
c. With Holding System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
TIMBULNYA UTANG PAJAK
1. Ajaran Materiil
Utang pajak timbul karena adanya undang-undang dan adanya sesuatu yang menyebabkan, yaitu rangkaian peristiwa atau keadaan yang dapat menimbulkan utang pajak
2. Ajaran Formil
Utang pajak timbul karena adanya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini tidak melihat tentang adanya sesuatu yang menyebabkan, yaitu rangkaian peristiwa atau keadaan sebagai dasar yang menimbulkan utang pajak, tetapi tergantung pada adanya surat ketetapan pajak.
BERAKHIRNYA UTANG PAJAK
Utang Pajak dapat berakhir karena:
1. Pembayaran/pelunasan 2. Kompensasi
3. Penghapusan utang 4. Daluwarsa
5. Pembebasan
pemeriksaanpajak.com
PENGHINDARAN DAN PENGELAKAN PAJAK (TAX AVOIDANCE AND TAX EVASION)
Pengelakan Pajak (Tax Evasion)
Manipulasi ilegal terhadap sistem perpajakan untuk mengelak dari pembayaran pajak.
Pengabaian terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan yang disengaja untuk menghindari pembayaran pajak
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
perencanaan pajak yang dilakukan secara legal dengan cara mengecilkan objek pajak yang menjadi dasar pengenaan pajak yang masih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
TARIF PAJAK
Tarif Tetap Tarif Sebanding
(Proporsional)
Tarif Progresif Tarif Degresif
(Menurun)
www.kembar.pro
Tarif Tetap
Tarif dengan jumlah atau angka tetap berapa pun yang menjadi dasar pengenaan pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
Contoh:
Bea materai untuk cek dan bilyet giro berapapun jumlahnya, dikenakan bea materai yang sama, yaitu Rp3.000.
Tarif Sebanding
(Proporsional)
Tarif dengan persentase tetap berapa pun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak, dan pajak yang harus dibayar selalu akan berubah secara proporsional sesuai dengan jumlah yang akan dikenakan.
Contoh:
Misalnya, PPN dengan tarif sepuluh persen dikenakan terhadap penyerahan suatu barang kena pajak. Dengan jumlah dasar pengenaan pajak semakin besar dengan tarif persentase tetap akan menyebabkan jumlah utang pajak menjadi lebih besar.
Tarif Progresif
Tarif progresif, yaitu tarif dengan persentase yang semakin meningkat (naik) apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
Dilihat dari kenaikan tarifnya, tarif progresif dibagi menjadi:
a. Tarif Progresif Progresif b. Tarif Progresif Tetap c. Tarif Progresif Degresif
Contoh Tarif Pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri:
Tarif Degresif
(Menurun)Tarif dengan persentase yang semakin turun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak meningkat.
SELESAI
BAB 2
KETENTUAN UMUM DAN
TATA CARA PERPAJAKAN
• PENGERTIAN UMUM
• NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
• PEMOTONGAN/PEMUNGU TAN
• PELAPORAN DENGAN SPT
• SURAT KETETAPAN PAJAK
• SURAT TAGIHAN PAJAK
• PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
• PEMERIKSAAN
• PENYIDIKAN
• SURAT PAKSA
• KEBERATAN, BANDING, DAN PENINJAUAN KEMBALI
PENGERTIAN UMUM
http://www.tempo.co/
Pengertian umum yang mencakup perpajakan menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1984 tentang Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Direktorat Jenderal Pajak, 2008) adalah:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat .
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
http://www.tempo.co/
3. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan Bentuk Usaha Tetap .
4. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean 5. Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
http://www.tempo.co/
6. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya .
7. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam undang- undang ini.
8. Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender .
9. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu satu Tahun Pajak.
10. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
http://www.tempo.co/
11. Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
12. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak.
13. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak .
14. Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan .
15. Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
http://www.tempo.co/
16. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
17. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan .
18. Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak .
19. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang .
20. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda .
http://www.tempo.co/
24. Pekerjaan Bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja .
25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
26. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara .
http://www.tempo.co/
21. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak .
22. Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yang terutang .
23. Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dari pajak yang terutang .
http://www.tempo.co/
27. Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
28. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan .
29. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut .
30. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang kebenaran penulisan dan penghitungannya .
http://www.tempo.co/
31. Penyidikan Tindak Lanjut Pidana di Bidang Perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
32. Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan .
33. Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga
http://www.tempo.co/
34. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap Surat Ketetapan Pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh Wajib Pajak .
35. Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadap Surat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak .
36. Putusan Gugatan adalah putusan badan peradilan pajak atas gugatan terhadap hal-hal yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat diajukan gugatan .
37. Putusan Peninjauan Kembali adalah putusan Mahkamah Agung atas permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Wajib Pajak atau oleh Direktur Jenderal Pajak terhadap Putusan Banding atau Putusan Gugatan dari badan peradilan pajak .
http://www.tempo.co/
38. Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak adalah surat keputusan yang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan kelebihan pajak untuk Wajib Pajak tertentu .
39. Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga adalah surat keputusan yang menentukan jumlah imbalan bunga yang diberikan kepada Wajib Pajak.
40. Tanggal Dikirim adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal faksimile, atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal pada saat surat, keputusan, atau putusan disampaikan secara langsung .
41. Tanggal Diterima adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal faksimile, atau dalam hal diterima secara langsung adalah tanggal pada saat surat, keputusan, atau putusan diterima secara langsung.
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
Pengertian dan Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
bisnis.liputan6.com
NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
NPWP digunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak, serta dalam pengawasan administrasi perpajakan.
pradirwancell.blogspot.com
Pengertian dan Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Pengusaha orang pribadi atau badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal Pajak wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) baik di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha maupun di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan
Fungsi Pengukuhan PKP:
- Mengetahui identitas PKP
- Pengawasan administrasi perpajakan
www.pajakbro.com
Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian NPWP serta Pelaporan dan Pengukuhan PKP di KPP
1. Wajib Pajak harus mengisi formulir permohonan pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Permohonan Pengukuhan PKP secara lengkap dan jelas.
Dalam hal Wajib Pajak membutuhkan bantuan dalam mengisi formulir tersebut dapat menanyakan kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak.
2. Wajib Pajak menyerahkan Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Pengukuhan PKP yang telah diisi secara lengkap dan jelas serta ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak .
3. Dalam hal formulir permohonan sebagaimana dimaksud pada butir 1 belum diisi secara lengkap, Petugas Pendaftaran Wajib Pajak mengembalikan formulir kepada pemohon untuk dilengkapi.
4. Wajib Pajak menerima Bukti Penerimaan Surat (BPS) yang telah ditandatangani oleh petugas pendaftaran setelah Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Formulir Pengukuhan PKP dilengkapi.
5. Dalam hal Wajib Pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai PKP, kepada Wajib Pajak diberikan SKT dan/atau SPPKP dan Kartu NPWP .
6. Jangka waktu penyelesaian permohonan pendaftaran NPWP dan/atau permohonan pengukuhan PKP paling lama satu hari kerja terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap .
7. Setelah menerbitkan SKT dan Kartu NPWP serta SPPKP, Kepala Kantor dalam jangka waktu paling lama enam bulan menugaskan petugas konfirmasi lapangan untuk melakukan konfirmasi lapangan dengan prioritas sesuai tingkat risiko Wajib Pajak Baru dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian formulir/data yang disampaikan Wajib Pajak .
8. Dalam hal hasil konfirmasi lapangan menunjukkan bahwa data yang disampaikan oleh Wajib Pajak terdaftar dan/atau PKP terdaftar tidak benar, KPP menerbitkan Surat Penghapusan NPWP, Surat Pencabutan SKT dan/atau Surat Pencabutan SPPKP secara jabatan untuk disampaikan kepada Wajib Pajak dan/atau PKP.
9. Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan usaha dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dan/atau PKP di wilayah KP4/KP2KP yang tidak sekota dengan KPP, Kepala KPP dapat meminta bantuan KP4/KP2KP untuk membuktikan kebenaran data yang disampaikan oleh Wajib Pajak dan/atau PKP.
10. Dalam hal KPP menerima permohonan pendaftaran NPWP dan/atau pengukuhan PKP yang disampaikan oleh Wajib Pajak dan/atau PKP melalui KP4/KP2KP, KPP menindaklanjuti sebagaimana angka 5 sampai dengan angka 9.
Tata Cara NPWP dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak dengan Sistem E-Registration
E-Registration adalah sistem pendaftaran Wajib Pajak dan/atau pengkuhan PKP dan perubahan data Wajib Pajak melalui internet yang terhubung langsung secara online dengan Direktorat Jenderal Pajak. Tata cara pendaftarannya adalah sebagai berikut:
1. Wajib Pajak termasuk Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP dan/atau melaporkan kegiatan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP melalui Sistem E-Registration .
2. Permohonan pendaftaran NPWP dan/atau pengukuhan PKP dilakukan dengan cara mengisi Formulir Permohonan Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan PKP pada Sistem E-Registration..
3. Wajib Pajak dapat mencetak sendiri Formulir Pendaftaran Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan PKP serta SKTS yang diterbitkan dari Sistem E-Registration .
4. SKTS berlaku terhitung sejak pendaftaran melalui Sistem E-Registration dilakukan sampai dengan diterbitkan SKT oleh KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
5. SKTS hanya berlaku untuk pembayaran, pemotongan, dan pemungutan pajak oleh pihak lain serta tidak dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan di luar bidang perpajakan .
Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau PKP dengan sistem E-Registration sebagai berikut:
1. Wajib Pajak dan/atau PKP dapat melakukan perubahan data melalui Sistem E-Registration .
2. Permohonan perubahan data Wajib Pajak dan/atau PKP dilakukan dengan cara mengisi Formulir Permohonan Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau PKP pada Sistem E-Registration .
3. Berdasarkan permohonan perubahan data, KPP menerbitkan Kartu NPWP dan SKT dan/atau SPPKP paling lama satu hari kerja sejak informasi perubahan data melalui Sistem E-Registration diterima KPP, sepanjang permohonan perubahan data diisi secara lengkap.
Tata Cara Pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak
1. Dalam hal Wajib Pajak terdaftar dan/atau PKP terdaftar pindah tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lain, Wajib Pajak dan/atau PKP wajib mengajukan permohonan pindah ke KPP Lama atau KPP Baru dengan mengisi Formulir Perubahan Data dan Wajib Pajak Pindah dan/atau Formulir Perubahan Data dan PKP Pindah.
2. Berdasarkan permohonan pindah:
a. KPP Lama wajib menerbitkan Surat Pindah untuk disampaikan kepada Wajib Pajak dan ditembuskan ke KPP Baru; atau
b. KPP Baru meneruskan permohonan pindah ke KPP Lama sebagai dasar penerbitan Surat Pindah.
3. KPP Baru wajib menerbitkan Kartu NPWP dan SKT dan/atau SPPKP paling lama satu hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Pindah dari KPP Lama dan ditembuskan ke KPP Lama.
4. KPP Lama menerbitkan Surat Pencabutan SKT, Surat Penghapusan NPWP, dan/atau Surat Pencabutan SPPKP paling lama satu hari kerja terhitung sejak diterimanya tembusan Kartu NPWP dan SKT dan/atau SPPKP dari KPP Baru.
Penghapusan NPWP
Dirjen Pajak akan menghapus NPWP jika:
1. Diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan; Berdasarkan permohonan pindah:
2. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha;
3. Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia;
4. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
Sitem Pemungutan Pajak di Indonesia:
• Self Assessment System (dilakukan sendiri)
• With Holding System (melalui pihak ketiga)
“Pajak yang diperkirakan akan terutang dalam suatu tahun pajak, dilunasi oleh Wajib Pajak dalam tahun pajak berjalan melalui pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain, serta pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sendiri .”
Pasal 20 Undang-Undang PPh
Pelaksanaan Pemotongan/Pemungutan Pajak:
1. pemotongan pajak oleh pihak lain dalam hal diperoleh penghasilan oleh Wajib Pajak dari pekerjaan, jasa atau kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang PPh, pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Undang- Undang PPh, dan pemotongan pajak atas
penghasilan dari modal, jasa, dan kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang- Undang PPh
2. pembayaran oleh Wajib Pajak sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Undang-Undang PPh.
Jenis-jenis Pajak yang Dipotong/Dipungut:
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 26
PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh Pasal 15
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)
Batas Waktu Pembayaran
PELAPORAN DENGAN SURAT PEMBERITAHUAN
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)
www.liestania.co.id
Bagi Wajib Pajak Penghasilan SPT berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
b. penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
c. harta dan kewajiban; dan/atau
d. pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Fungsi SPT
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: nghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan
b. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya
Jenis SPT
SPT Tahunan Pajak Penghasilan, terdiri atas:
a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771-Rupiah).
b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata uang Dolar Amerika (1771-US).
c. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari usaha/pekerjaan bebas yang meyelenggarakan pembukuan atau norma perhitungan penghasilan neto; dari satu atau lebih pemberi kerja; yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final; dan dari penghasilan lain (1770).
d. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja; dalam negeri lainnya; yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final (1770 S).
e. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan dari satu pemberi kerja dengan penghasilan bruto tidak melebihi Rp30 juta setahun (1770 SS).
SPT Masa, terdiri atas:
a. SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2);
b. SPT Masa PPh Pasal 15;
c. SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26;
d. SPT Masa PPh Pasal 22;
e. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26;
f. SPT Masa PPN dan PPnBM;
g. SPT Masa PPN dan PPnBM bagi pemungut.
Bentuk SPT
E-SPT Formulir
www.pajak.go.id
Isi SPT
Jenis SPT Isi
SPT Tahunan a. Nama Wajib Pajak, NPWP, dan alamat Wajib Pajak
b. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan
c. tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak;
d. jumlah peredaran usaha;
e. jumlah penghasilan, termasuk penghasilan yang bukan merupakan objek pajak;
f. jumlah Penghasilan Kena Pajak;
g. jumlah pajak yang terutang;
h. jumlah kredit pajak;
i. jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;
j. jumlah harta dan kewajiban; dan
k. tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29;
l. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
Jenis SPT Isi
SPT Masa a. Nama Wajib Pajak, NPWP, dan alamat Wajib Pajak
b. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan
c. tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak;
d. jumlah objek pajak, jumlah pajak yang terutang, dan/atau jumlah pajak dibayar;
e. tanggal pembayaran atau penyetoran; dan;
f. data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
Jenis SPT Isi SPT Masa PPN dan
PPNBM
a. Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan alamat Wajib Pajak;
b. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan;
c. Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak;
d. Jumlah penyerahan;
e. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak;
f. Jumlah Pajak Keluaran;
g. Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan;
h. Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak;
i. Tanggal penyetoran; dan
j. Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
Jenis SPT
SPT Masa PPN dan PPNBM bagi
Pemungut hal-hal berikut:
a. Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan alamat Wajib Pajak.
b. Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan.
c. Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.
d. Jumlah Dasar Pengenaan Pajak.
e. Jumlah pajak yang dipungut.
f. Jumlah pajak yang disetor.
g. Tanggal pemungutan.
h. Tanggal penyetoran.
i. Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
Tempat dan Cara Lain Pengambilan SPT
Hardfile SPT
Tempat-tempat yang sudah ditetapkan oleh Dirjen Pajak)
Aplikasi e-SPT
Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan, atau website Dirjen Pajak.
Cara Penyampaian SPT
Disampaian secara langsung
Melalui Pos dengan bukti pengiriman surat
Melalui jasa ekspedisi/kurir dengan bukti pengiriman surat atau e-Filling
Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan paling lama dua bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan dengan cara menyampaikan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan yang dibuat secara tertulis dan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhir, dengan dilampiri:
1. penghitungan sementara pajak terutang dalam satu Tahun Pajak yang batas waktu penyampaiannya diperpanjang;
2. laporan keuangan sementara; dan
3. Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang.
Wajib Pajak dengan Kriteria tertentu yang Dapat Melaporkan Beberapa Masa Pajak dalam Satu Surat
Pemberitahuan Masa
1. Wajib Pajak Usaha Kecil
a. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan kegiatan usaha atau melakukan pekerjaan bebas, yang harus memenuhi kriteria:
1)Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri; dan
2)menerima atau memperoleh peredaran usaha dari kegiatan
usaha atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp600.000.000.
b. Wajib Pajak Badan yang harus memenuhi kriteria:
1)Modal Wajib Pajak (seratus persen) dimiliki oleh Warga Negara Indonesia;
2)menerima atau memperoleh peredaran usaha dalam Tahun Pajak sebelumnya tidak lebih dari Rp900.000.000.
2. Wajib Pajak di daerah tertentu
• Wajib Pajak yang tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat kegiatan usahanya berlokasi di daerah tertentu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
• Harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat dua bulan sebelum
dimulainya masa pajak pertama yang oleh Wajib Pajak akan disampaikan dalam Surat Pemberitahuan Masa yang meliputi beberapa masa pajak sekaligus
Wajib Pajak PPh Tertentu yang Dikecualikan dari Kewajiban Menyampaikan SPT Pajak Penghasilan
1. Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak
menerima atau memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang PPh.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.
Batas Waktu Penyampaian SPT
1. SPT Masa
2. SPT Tahunan
Pembetulan SPT
• Menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan
• Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar dua persen per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat
Pemberitahuan berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan.
• Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar dua persen per bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh satu bulan.
SURAT KETETAPAN PAJAK
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Menurut Undang-Undang KUP, Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi:
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
Surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
Surat Ketetapan Pajak Nihil
Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
Surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.
SURAT TAGIHAN PAJAK
Surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda
Mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan Surat
Ketetapan Pajak.
ww.anneahira.co m
PEMBUKUAN DAN PENCATATAN
Pembukuan
Suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak
tersebut
Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan, tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi online wajib disimpan selama sepuluh tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan
ww.anneahira.co m
Pencatatan
Wajib Pajak orang pribadi yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan, tetapi wajib menyelenggarakan pencatatan, yaitu:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Diselenggarakan secara teratur, mencerminkan keadaan sebenarnya, dan kronologis.
Mencerminkan peredaran/penerimaan bruto yang diterima serta penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final.
Bagi Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau tempat usaha, pencatatan harus dapat menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan
PEMERIKSAAN
Pengertian
Serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Jenis Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Lapangan 2. Pemeriksaan Kantor Tujuan Pemeriksaan
Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
spektrummaluku.co m
Jangka Waktu Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Kantor untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam jangka waktu paling lama tiga bulan, yang dihitung sejak tanggal Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak, datang memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
2. Dengan alasan tertentu, jangka waktu Pemeriksaan Kantor sebagaimana dimaksud pada poin 1 di atas, dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama tiga bulan.
3. Pemeriksaan Lapangan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan dalam jangka waktu paling lama empat bulan, yang dihitung sejak tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak, sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
4. Dengan alasan tertentu, jangka waktu Pemeriksaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada poin 3 di atas, dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama empat bulan.
5. Apabila dalam Pemeriksaan Lapangan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan ditemukan indikasi terjadinya transaksi yang terkait dengan transfer pricing dan/atau transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan, yang memerlukan pengujian lebih mendalam serta memerlukan waktu yang lebih lama, perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada poin 4 di atas dapat diperpanjang paling banyak lima kali sesuai dengan kebutuhan waktu untuk melakukan pengujian.
6. Apabila perpanjangan jangka waktu untuk Pemeriksaan Kantor sebagaimana dimaksud pada poin 2 di atas atau perpanjangan jangka waktu untuk Pemeriksaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada poin 4 atau poin 5 di atas berakhir, Pemeriksaan Kantor atau Pemeriksaan Lapangan harus diselesaikan.
7. Dalam hal Pemeriksaan dilakukan karena Wajib Pajak mengajukan
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17B Undang-Undang KUP, jangka waktu Pemeriksaan Kantor sebagaimana dimaksud pada poin 1 di atas dan/atau perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Kantor sebagaimana dimaksud pada poin 2 di atas, atau jangka waktu Pemeriksaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada poin 3 di atas dan/atau perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Lapangan sebagaimana dimaksud pada poin 4 atau poin 5 di atas, harus
memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pajak tersebut.
8. Dalam hal dilakukan perpanjangan jangka waktu Pemeriksaan Kantor atau Pemeriksaan Lapangan, Pemeriksa Pajak harus menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Wajib Pajak.
PENYIDIKAN
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
Pasal 1 angka 31 Undang-Undang KUP
Hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan
Penyidikan akan dihentikan ketika tidak terdapat cukup bukti, tidak termasuk tindak pidana di bidang perpajakan, peristiwa kadaluwarsa, tersangka meninggal dunia, atau permintaan dari Menteri Keuangan/Jaksa Agung.
SURAT PAKSA
Surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap. indonesiatimur.co
KEBERATAN, BANDING, DAN PENINJAUAN KEMBALI
Keberatan
Apabila Wajib Pajak berpendapat bahwa jumlah rugi, jumlah pajak, dan pemotongan atau pemungutan pajak tidak sebagaimana mestinya, Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak, yang disampaikan Wajib Pajak ke Kantor pelayanan Pajak setempat, baik secara langsung maupun menggunakan jasa pihak ketika (pos/kurir).
news.okezone.com
Banding
Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Peninjauan Kembali
Pihak-pihak yang bersengketa dapat mengajukan peninjauan kembali atas putusan Pengadilan Pajak kepada Mahkamah Agung.
Pasal 77 ayat (3) Undang-Undang Pengadilan Pajak
news.okezone.co m
SELESAI