• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN OPTIMALISASI PENINGKATAN IP TAHUN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN OPTIMALISASI PENINGKATAN IP TAHUN 2021"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

PETUNJUK PELAKSANAAN

KEGIATAN OPTIMALISASI

PENINGKATAN IP

(2)

tumpuan besar pemerintah Indonesia untuk meningkatkan produksi padi nasional. Upaya Pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid 19, ketersediaan dan kecukupan pangan khususnya beras menjadi prioritas untuk mengantisipasi kerawanan pangan mendorong peningkatan produktivitas dan perluasan tanam padi perlu didukung oleh tersedianya teknologi budidaya yang efektif. Penggunaan teknologi budidaya padi yang efektif menjadi salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi padi nasional. Ketersediaan varietas unggul dan memanfaatkan kearifan lokal dengan pengembangan varietas padi lokal menjadi salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi padi nasional.

Kegiatan bantuan budidaya padi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, Indeks Pertanaman (IP), mutu hasil serta meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani. Guna mengatur pelaksanaan kegiatan tersebut diperlukan “Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP Tahun 2021”.

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan penyaluran bantuan pemerintah. Kepada semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyusunan petunjuk ini disampaikan penghargaan dan terimakasih.

Jakarta, 18 Januari 2021 a.n. Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Direktur Serealia

Dr. Ir. Moh. Ismail Wahab, M.Si NIP. 196506171991031002

(3)

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR: 22/HK.310/C/1/2021 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN OPTIMALISASI PENINGKATAN IP ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan dan Sasaran ... 2

BAB II. MODEL BUDIDAYA OPTIMALISASI PENINGKATAN IP ... 3

2.1. Pengertian ... 3

2.2. Langkah Pelaksanaan Optimalisasi Peningkatan IP ... 3

2.3. Penerapan Optimalisasi Peningkatan IP dengan Model Agro Solution ... 12

BAB III.

OPTIMALISASI PENINGKATAN IP………

15

3.1. Kriteria Calon Lokasi ……… ... 15

3.2. Kriteria Calon Lokasi ... 15

3.3. Jenis Bantuan ... 16

3.4. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan ... 18

3.5. Mekanisme Pemberian Bantuan ... 21

3.6. Mekanisme Penyaluran Bantuan ... 22

3.7. Pemanfaatan Bantuan Pemerintah ... 24

3.8. Organisasi Pengelolaan Kegiatan dan Bantuan . 24 BAB IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 28

4.1. Monitoring ... 29

4.2. Evaluasi ... 30

4.3. Pelaporan ... 31

LAMPIRAN ... 32

(4)

Peningkatan IP ... 5 Tabel 2. Contoh Komponen Sarana Produksi Kegiatan

Optimalisasi Peningkatan IP ... 18

(5)

Peningkatan IP ... 32

Lampiran 2a. Form Usulan CPCL dari Kostratani/BPP/Petugas Lapangan/Penyuluh ……… . 33

Lampiran 2b. SK Penetapan CPCL Kab/Kota ... 34

Lampiran 2c. Lampiran SK Penetapan CPCL Kab/Kota ... 37

Lampiran 3. Contoh Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ... 38

Lampiran 4. Surat Persetujuan CPCL Dinas Pertanian Provinsi ... 39

Lampiran 5. SK Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah .... 40

Lampiran 6. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama (Bantuan Transfer Uang) ... 43

Lampran 7. Contoh Format Kuitansi ... 48

Lampiran 8. Contoh Format Rencana Usaha Kelompok ... 49

Lampiran 9. Contoh Format SPTJM Kelompok Tani ... 50

Lampiran 10. Contoh Format SPTJB Kelompok Tani ... 51

Lampiran 11. Contoh Format Permohonan Transfer Dana ... 50

Lampiran 12. Contoh Rekomendasi Pencairan Dana Banpem/ Pemindahbukuan... 53

Lampiran 13. Contoh Format Berita Acara Pembayaran ... 54

Lampiran 14. Contoh Format BAST Transfer Uang ... 56

Lampiran 15. Contoh Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan .. 58

(6)

OPTIMALISASI PENINGKATAN IP

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

NOMOR : 22/HK.310/C/1/2021 TANGGAL : 18 JANUARI 2021

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN

KEGIATAN OPTIMALISASI PENINGKATAN IP TAHUN 2021

(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan akan pangan terus dilakukan oleh Pemerintah. Namun demikian, dengan adanya peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya dan adanya penurunan baku sawah akibat alih fungsi lahan, upaya-upaya terobosan dalam rangka menjamin pemenuhan kebutuhan pangan harus terus dilakukan. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melakukan kegiatan intensifikasi budidaya padi dengan model Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Dasar pertimbangan adalah tersedianya varietas padi umur sangat genjah sampai ultra genjah dan teknologi terapan lain yang dapat mendorong peningkatan indeks pertanaman. Melalui Optimalisasi Peningkatan IP diharapkan selain dapat meningkatan produksi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan dapat meningkatan pendapatan serta menambah lapangan pekerjaan di pedesaan sehingga urbanisasi ke perkotaan dapat diminimalisir.

1.2. Tujuan

1. Menyediakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP bagi propinsi dan kabupaten/kota.

2. Memanfaatkan teknologi/inovasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP.

3. Mendorong terjadinya peningkatan indeks pertanaman.

4. Meningkatan produksi padi dan pendapatan petani.

1.3. Sasaran

1. Tersedianya acuan bagi pelaksanaan kegiatan Optimalisasi

Peningkatan IP bagi propinsi dan kabupaten/ kota.

(13)

2. Termanfaatkanya teknologi/inovasi yang mendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP.

3. Adanya peningkatan indeks pertanaman

4. Meningkatnya produksi dan pendapatan petani

(14)

II. MODEL BUDIDAYA OPTIMALISASI PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN

2.1. Pengertian

Indeks Pertanaman (IP) merupakan rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun pada lahan yang sama. Model Budidaya Optimalisasi Peningkatan IP merupakan upaya untuk mendorong petani melakukan optimalisasi IP sehingga dapat menanam dan memanen padi/palawija sampai dengan 4 kali dalam setahun pada hamparan yang sama. Saat ini rata-rata indeks pertanaman padi di Indonesia mencapai 1,63 karena menggunakan benih varietas umur sedang (>125 HSS) atau umur genjah (105-125 HSS). Selain itu persemain juga dibuat di areal pertanaman. Dalam pelaksanaan budidaya Optimalisasi Peningkatan IP, terdapat penggunaan varietas umur sangat genjah dan persemaiannya dilakukan diluar areal pertanaman. Persemaian dilakukan minimal 15 hari menjelang panen. Dalam pelaksanaan model Optimalisasi Peningkatan IP diperlukan mekanisasi baik olah tanah, tanam maupun panen agar waktu lebih efisien. Model budidaya Optimalisasi Peningkatan IP dilakukan pada areal yang memiliki sumber air yang memadai,seperti air irigasi, pompanisasi, sumur pantek, submersible pump, atau sumber pengairan lainnya.

Model Budidaya Optimalisasi Peningkatan IP diterapkan

berdasarkan pada pola hujan tahunan Oktober-Maret (Okmar)

sebagai musim hujan dan April-September (Asep) sebagai

musim kemarau. Dalam setahun dibagi 4 (empat) musim

tanam (< 3bln/musim), yaitu MH I (Oktober-Desember), MHII

(Januari-Maret), MK I (April-Juni), MKII (Juli-September).

(15)

2.2. Langkah Pelaksanaan Model Budidaya Optimalisasi Peningkatan IP

A. Penggunaan benih varietas umur sangat genjah

Varietas benih yang digunakan adalah benih varietas umur sangat genjah (VUSG) yang memiliki umur tanaman 90- 104 hari setelah semai (HSS) atau varietas umur ultra genjah (VUUG) yang memiliki umur tanaman <90 HSS.

Penggunaan benih dalam empat kali tanam bisa menggunakan VUSG/VUUG secara terus menerus.

Beberapa varietas padi umur ≤104 HSS antara lain:

Cakrabuana agritan Inpari 12 (99HSS), Inpari 13 (99 HSS), Inpari 18 (102 HSS), Inpari 19 (104 HSS), Inpari 20 (104 HSS), Inpari Sidenuk (103HSS), Dodokan (100 HSS), Silugonggo (85 HSS), M70D (87HSS) dan lain-lain.

Penanaman juga dapat menggunakan benih varietas umur genjah (VUG) dengan umur tanaman 104-125 HSS. VUG ditanam pada satu atau dua musim tanam dan menggunakan VUSG pada musim tanam lainnya untuk mengejar waktu tanam. Beberapa varietas padi umur genjah antara lain Inpari 11 (105 HSS), Pajajaran (105HSS), Siliwangi (111HSS), Inpari 33 (107 HSS), inpari 43 (111 HSS), inpari 42 (112 HSS) dan dan lain-lain.

Pergiliran varietas sangat diperlukan pada pola

pertanaman padi-padi-padi-padi untuk mencegah ledakan

hama dan penyakit tertentu dan juga menyesuaikan waktu

produksi tertinggi didapat. Pada MH I diupayakan memilih

varietas padi yang tahan wereng dan tahan beberapa

penyakit. Pada MK I dan MK II diupayakan menggunakan

varietas sangat genjah dan relatif tahan kekeringan.

(16)

Pemilihan varietas juga memperhatikan keberadaan hama dan penyakit endemik.

Pengaturan jadwal tanam dalam setahun empat kali tanam (< 3bln/musim), yaitu MH I (Oktober-Desember), MHII (Januari-Maret), MK I (April-Juni), MKII (Juli-September).

Jadwal tanam dapat disesuaikan sesuai dengan pola tanam di masing-masing lokasi. Contoh pola tanam yang dapat diterapkan pada sistem padi antara lain sebagai berikut:

1. Dua kali tanam varietas genjah dan dua kali tanam varietas sangat genjah (A,B);

2. Satu kali tanam varietas genjah dan tiga kali tanam varietas sangat genjah (C);

3. Empat kali tanam varietas sangat genjah (D).

Table 1. Alternatif Skenario Budidaya OPTIMALISASI PENINGKATAN IP

MH I MHII MK I MK II

A VUG VUG VUSG VUSG

B VUSG VUG VUG VUSG

C VUSG VUG VUSG VUSG

D VUSG VUSG VUSG VUSG

Musim tanam Pola

Tanam

Keterangan:

VUG = Varietas umur genjah 104-125 HSS VUSG = Varietas umur sangat genjah ≤ 104 HSS

Dalam rangka efisiensi waktu tanam, maka persemaian padi disiapkan 15 hari sebelum panen di luar areal pertanaman dengan sistem semai kering, semai culik atau menggunakan dapog/tray.

B. Pengolahan lahan

(17)

Cara pengolahan lahan Optimalisasi Peningkatan IP hampir sama dengan yang sudah biasa dilakukan dengan menitikberatkan pada kecepatan olah tanah dan mobilisasi alsintan. Olah tanah dilakukan 5-7 hari setelah panen.

1. Olah Tanah Sempurna

- Tanah ditraktor dengan bajak singkal untuk membalikan tanah

- Tanah diratakan dan sedikit digenangi kira-kira setinggi 1 cm

- Lahan siap ditanami dengan bibit padi umur 21 HSS 2. Tanpa Olah Tanah

- Apabila ada keterbatasan alat pengolah tanah, maka system tanpa olah tanah (TOT) dapat dilakukan dengan syarat tekstur tanah tidak dodominasi oleh fraksi pasir atau lahan mudah melumpur jika diairi - Lahan digenangi 3 cm selama 4 hari agar lunak - Air dikeringkan untuk mempermudah tanam bibit

umur 21 HSS

Teknologi TOT pada prinsipnya adalah meniadakan pengolahan tanah. Fungsi pengolahan tanah untuk mengendalikan gulma dan bekas tanaman padi yang sudah dipanen diganti dengan aplikasi herbisida. Sedangkan fungsi penggemburan dan pelumpuran telah terbantu dengan adanya penggenangan air dan bahan organic dari bekas gulma dan tanaman padi yang melapuk.

C. Pengairan

Ketersediaan air sepanjang waktu pada saat dibutuhkan

tanaman menjadi prasyarat pelaksanaan Budidaya

Optimalisasi Peningkatan IP. Sumber air selain dari irigasi

teknis atau sederhana, juga bisa memanfaatkan sumur

(18)

pompa, pipanisasi atau pengairan berselang, sehingga ada jaminan ketersediaan air.

D. Pemupukan

Dalam pemberian pupuk perlu mempertimbangkan kadar hara tanah secara tepat, hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya kelebihan dan kekurangan hara yang berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman.

Badan Litbang Pertanian telah mengembangkan alat ukur kadar hara yang dapat dilakukan secara cepat dengan menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).

Instrumen pengujian tanah ini dapat digunakan secara praktis, efisien dan dapat dilakukan secara langsung di lapangan. Hasil pengujian menggunakan PUTS menetapkan kadar unsur hara N, P, K dan pH tanah dalam 3 (tiga) kelas, rendah, sedang dan tinggi. Selain itu, PUTS juga menetapkan rekomendasi pemupukan sesuai dengan hasil pengujian sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan unsur hara tanah.

Pemberian pupuk majemuk NPK diberikan sesuai dengan komposisi N,P,K yang dikandung. Dosis NPK 15-15-15 sebanyak 150-250 kg/ha, jika NPK 20-10-10 maka dosisnya sebanyak 200-400 kg. Pupuk N diberikan pada umur tanaman 0-14 HST dengan dosis 50-100 kg/ha disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah masing- masing. Pemupukan kedua pada stadia anakan aktif (21- 28 HST) dan pemupukan ketiga atau primordia (35-40 HST) dengan dosis 50-100 kg/ha.

Pemberian pupuk P dan K disesuaikan dengan status hara

P dan K tanah sawah sebagai berikut:

(19)

- Pada dosis rendah (75kg SP-18/ha), sedang (100kg SP- 18/ha) dan tinggi (150kg SP-18/ha). Seluruh pupuk P diberikan sebagai pupuk dasar

- Pada dosis rendah-sedang, pemberikan pupuk K <50kg KCl/ha. Seluruh pupuk K diberikan sebagai pupuk dasar - Pada dosis tinggi, pemberian pupuk K sebanyak 100 kg KCl/ha. 50% pupuk K diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan antara 10-14 HST dan sisanya pada saat primordia.

Pupuk organik dapat diberikan pada saat atau sebelum pengolahan tanah, terutama diperlukan pada tanah-tanah dengan kandungan bahan organic rendah (< 1%). Pupuk organik diberikan sesuai kondisi lahan setempat dengan dosis 2-4 ton/ha.

E. Pengendalian OPT 1. Pengendalian Tikus

Pengendalian tikus harus dilakukan secara dini, intensif dan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu.

Pengendalian dilakukan secara bersama-sama dan terkoordinir dengan cakupan sasaran pengendalian skala luas (hamparan). Kegiatan pengendalian antara lain:

- Pengendalian dini sebelum tanam dilaksanakan

dengan gropyokan, yaitu membongkar atau

menggali sarang tikus di habitat utama tikus

(tanggul, pematang sawah, dan pinggir kampung)

dan cara-cara lainnya. Apabila populasinya cukup

tinggi dapat dilakukan pengumpanan dengan

rodentisida sesuai anjuran.

(20)

- Pemasangan LTBS (linear trap barrier system), yaitu pemasangan pagar plastic dengan bubu perangkap tikus mengelilingi petak pertanaman padi setelah tanam. LTBS menjaga migrasi (perpindahan tikus secara massal)dari daerah sekitarnya

- Monitoring dan pengendalian berkelanjutan dengan melakukan sanitasi gulma, fumigasi sarang dengan asap belerang dan penggalian sarang tikus di habitat utamanya dan cara-cara pengendalian lainnya.

2. Pengendalian Penggerek batang Padi

Pengendalian dilakukan dengan menerapkan prinsip PHT dengan memperhatikan tingkat populasi ngengat penggerek, tingkat kerusakan di lapangan dan stadia tanaman. Prosedur pengendalian pengendalian penggerek batang padi adalah sebagai berikut:

- Setelah terlihat adanya penerbangan ngengat, kelompok telur di persemaian harus diambil dan dipelihara. Apabila yang keluar ulat penggerek, maka ulat tersebut jangan dibiarkan masuk ke sawah. Namun apabila yang keluar adalah parasitoid, maka parasitoid tersebut dibiarkan kembali ke sawah

- Apabila sudah ada tangkapan ngengat pada perangkap lampu atau tingkat serangannya mencapai 2% sundep, maka perlu diaplikasi insektisida yang dianjurkan baik dalam bentuk butiran maupun dalam bentuk cair.

- Bila perkembangan populasi penggerek tumpeng

tindih antar generasi atau antar imigran, maka

pengendalian dilakukan pada 4 hari setelah terlihat

ada penerbangan ngengat.

(21)

3. Pengendalian hama wereng coklat dan wereng punggung putih

Hama jenis ini berkembang pada musim hujan.

Sementara pada musim kemarau populasinya rendah.

Pengamatan perlu dilakukan pada MK dan MH paling lambat dua minggu sekali sejak dua minggu setelah tanam sampai dua minggu sebelum panen terhadap 20 rumpun secara arah diagonal. Monitoring secara dini perlu dilakukan dan perlu dilakukan pengambilan keputusan dalam pengendaliannya. Apabila terdapat wereng coklat  4 ekor per rumpun pada umur 40 HST atau  7 ekor per rumpun pada umur  40 HST, maka perlu dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida yang direkomendasikan.

4. Pengendalian Wereng Hijau Penyebar Penyakit Tungro

Penyakit tungro yang ditularkan oleh wereng hijau terutama Nephoteltix virescens Distant. Penyakit tungro menyebabkan kehilangan hasil pada tanaman padi dikarenakan jumlah anakan berkurang dan meningkatnya gabah hampa. Kehilangan hasi dapat mencapai 80-100% bila tanaman padi umur muda terinfeksi.

Penyakit tungro lebih sering menjadi masalah pada

tanaman padi musim hujan. Luas serangan pada

musim kemarau terutama pada periode Juli –

September dapat dijadikan petunjuk kemungkinan luas

serangan pada musim hujan. Semakin luas serangan

pada MK serangan pada musim hujan juga semakin

luas.

(22)

Untuk mengendalikan penyakit tungro hal-hal seperti berikut perlu dilakukan:

- Hindari tanam pada saat fase kritis atau bertepatan dengan populasi wereng hijau tinggi

- Pergiliran varietas tahan wereng hijau dapat menekan insiden tungro pada padi sawah tanam serempak sepanjang wereng hijau belum beradaptasi

- Pembersihan rumput seperti enceng gondok, teki, singgang, dan bibit dari ceceran gabah dilakukan sebelum membuat persemaian

- Apabila populasi wereng hijau tinggi di persemaian atau melebihi ambang kendali segera diaplikasi dengan insektisida yang direkomendasikan

5. Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) Penyakit hawar daun (HDB atau BLB = Bacterial leaf blight) disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv.

Oryzae (Xoo). Di lapangan terdapat 12 patotipe penyakit, namun yang dominan biasanya patotipe III, IV dan VIII. Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan tanaman yang cukup tinggi (75%), sehingga hasil yang didapat sangat rendah. Bila sel bakteri masuk melalui akar atau batang pada tanaman padi muda dapat menimbulkan gejala yang disebut kresek.

Pengendalian penyakit HDB atau BLB dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menanam varietas padi yang dapat menekan perkembangan penyakit HDB

b. Melakukan pemupukan berimbang. Pada tanaman

yang di pupuk urea tinggi akan menimbulkan

(23)

kerusakan berat. Dianjurkan pemupukan pada tanaman rentan adalah 76 kg N/ha (165 kg Urea/ha).

c. Pengairan Hemat (Intermitten). Timbulnya HDB juga sering terjadi pada air yang tergenang dengan kelembaban tinggi. Oleh karena itu air irigasi dikeringkan dengan teknik intermitten.

d. Menerapkan sistem tanam legowo. Tanam secara legowo memberi peluang terhadap masuknya sinar matahari dan aliran udara bebas, sehingga menurunkan kelembaban.

6. Pengendalian penyakit Blas

Penyakit blas disebabkan oleh cendawan Pylicularia grisea. Infeksi pada buku batang menyebabkan bercak hitam dan bila berkembang, batang akan patah. Di lain pihak, bila infeksinya pada malai, maka akan menyebabkan blas leher yang menyebabkan kehampaan. Pengendalian penyakit blas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Perlakukan benih. Penyakit blas ditularkan melalui benih. Oleh karena itu perlakukan benih dengan fungisida sangat dianjurkan

- Perlakuan benih hanya bertahan pada umur tanaman kurang dari 6 minggu. Untuk menekan blas leher, fungsida diaplikasikan pada anakan maksimum dan awal berbunga 5%.

F. Penanganan Panen

Pelaksanaan budidaya optimalisasi peningkatan IP sangat memerlukan mekanisasi pada saat panen dalam rangka mempercepat waktu panen dan efektivitas pelaksanaan.

Panen harus dilakukan dengan menggunakan combine

harvester atau minimal power thresher. Pemanenan secara

(24)

manual memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga berpotensi menyebabkan keterlambatan pelaksanaan tanam pada musim tanam berikutnya.

G. Pemasaran

Terkait pemasaran hasil panen petani, diharapkan dapat menjalin kemitraan (kerjasama dan harmonisasi) dengan off taker untuk menjamin pembelian hasil dengan harga layak, sehingga petani sebagai pelaku budidaya dapat benar-benar fokus melaksanakan budidaya yang baik untuk memenuhi target waktu tanam yang ketat.

2.3. Penerapan Model Optimalisasi Peningkatan IP dengan Model Agro Solution

Pupuk Indonesia Holding Company mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan melalui program kemitraan Agro Solution. Model pertanian dengan konsep Agro Solution merupakan salah satu terobosan yang dapat diterapkan dalam penerapan pelaksanaan model budidaya Optimalisasi Peningkatan IP.

Agro Solution merupakan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi. Dengan menerapkan model Agro Solution, beberapa keuntungan yang didapat petani/kelompok tani sebagai berikut:

1. Petani fokus dalam melakukan budidaya, sehingga dapat menerapkan penanaman dan panen tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan bersama.

2. Petani mendapat dukungan permodalan usaha tani melalui

skema kerjasama dengan perbankan, lembaga keuangan

(25)

3. Terdapat project leader untuk supervisi bisnis dan koordinasi kegiatan, sehingga pelaksanaan Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP termonitor dengan baik

4. Agro Solution memberikan perlindungan gagal panen dan gagal bayar dalam usaha tani melalui Asuransi Tani (Jasindo, Akrindo, Jamkrindo, dll)

5. Penyediaan agro input seperti pupuk berkualitas dan pestisida. Hal ini dapat membantu petani dalam pemenuhan kebutuhan pupuk dan pestisida/herbisida apabila sarana produksi yang diberikan oleh pemerintah sebagai stimulan melalui Banpem Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP masih dianggap kurang dari anjuran/rekomendasi yang ditetapkan.

6. Petani mendapat dukungan pendampingan budidaya pertanian baik oleh PPL dengan kerjasama (melalui MoU) dengan Dinas Pertanian setempat dan atau pendampingan tim agronomis perusahaan

7. Petani mendapat dukungan teknologi pertanian melalui mekanisasi dan digitalisasi pertanian dengan melibatkan Perguruan Tinggi – Lembaga Riset

8. Petani juga mendapat dukungan kerjasama kemitraan

dengan off taker yang bekerjasama dengan perusahaan

sebagai jaminan untuk pembelian hasil panen dengan harga

layak

(26)

III. OPTIMALISASI PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN

3.1. Kriteria Calon Lokasi

Kriteria calon lokasi Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (IP) adalah:

1. Luasan lahan 10 - 50 Ha, diprioritaskan dalam satu hamparan dengan waktu tanam serempak.

2. Lahan dengan ketersediaan air sepanjang tahun.

3. Telah melaksanakan IP-100 atau IP-200, dan diprioritaskan IP-300.

4. Daerah yang bukan endemis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), diutamakan bebas dari resiko kekeringan dan bebas banjir.

5. Pola tanam diprioritaskan Padi-Padi-Padi-Padi. Apabila terjadi serangan OPT, dapat dilaksanakan dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija/Aneka Kacang-Padi atau pola tanam lain sesuai spesifik lokasi.

6. Diutamakan lokasi yang tersedia alsintan pra/pasca panen 7. Dapat diintegrasikan dengan lokasi food estate dan

kawasan korporasi petani.

8. Lokasi yang diusulkan tidak sedang mendapat bantuan kegiatan sejenis pada musim tanam yang sama.

3.2. Kriteria Calon Petani

Kriteria calon petani pelaksana kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP adalah:

1. Kelompok Tani (Poktan), Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan), Korporasi Petani, Lembaga Pemerintah,

(27)

dan/atau Lembaga Non Pemerintah yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi yang berwenang dan/atau ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota);

2. Calon Pelaksana kegiatan diusulkan secara berjenjang oleh Petugas Lapangan/Penyuluh/KCD, dan/atau Pembina Kelompok Masyarakat Lainnya dan disetujui oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat;

3. Calon Pelaksana kegiatan siap melaksanakan penanaman kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP

4. Calon Pelaksana kegiatan bersedia menanggung biaya produksi secara swadaya untuk memastikan keberhasilan pertanaman.

3.3. Jenis Bantuan

Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP akan dilaksanakan di kabupaten/kota dengan luasan 10 - 50 ha per lokasi kegiatan (per poktan). Dalam rangka membantu petani dalam penyediaan sarana produksi, akan diberikan bantuan pemerintah berupa benih bersertifikat (dari Direktorat Perbenihan), pupuk NPK non subsidi, pupuk mikro, pupuk organik, pupuk hayati dan dekomposer (dari Direktorat Serealia), serta pestisida (dari Direktorat Perlindungan).

Bantuan sarana produksi merupakan stimulan yang diberikan

langsung kepada penerima bantuan melalui mekanisme

transfer uang. Total jumlah bantuan pemerintah yang diberikan

adalah jumlah maksimal. Apabila bantuan yang tersedia kurang

mencukupi untuk menyediakan paket teknologi yang

direkomendasikan Badan Litbang atau instansi lainnya, maka

petani dapat menambah secara swadaya, dan/atau

kemitraan/kerjasama dengan pihak lain, maupun dukungan

(28)

perbankan melalui skema KUR. Jika terdapat sisa anggaran setelah pemanfaatan bantuan, wajib dikembalikan ke kas Negara.

Komponen sarana produksi pembeliannya sesuai rencana usaha kelompok tani (RUK) dengan spesifikasi teknis mengacu pada peraturan yang berlaku. Jenis komponen bantuan sarana produksi dapat disesuaikan dengan kondisi setempat (spesifik lokasi).

A. Spesifikasi pupuk NPK

a. Pupuk NPK yang diadakan adalah pupuk NPK non- subsidi minimum mengandung N 15%, P 15%, dan K 15%.

b. Syarat mutu pupuk NPK Padat berdasarkan SNI Nomor 2803:201. Mutu pupuk NPK dibuktikan dengan hasil uji laboratorium yang terakreditasi.

B. Spesifikasi Pupuk Hayati, Pupuk Kompos/Kandang, Dekomposer

Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Hayati, Pupuk Kompos/Kandang, dan Dekomposer sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 261/KPTS/SR.310/M/4/2019 tentang Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pembenah Tanah dan terdaftar secara resmi di Kementerian Pertanian dan masih dalam masa edar (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 Tahun 2019 tentang Pendaftaran Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah).

C. Spesifikasi Pupuk Mikro

Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Mikro sesuai dengan

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

(29)

36/Permentan/SR/10/2017 tentang Pendaftaran Pupuk An- Organik dan terdaftar secara resmi di Kementerian Pertanian dan masih dalam masa edar.

Tabel 2. Contoh Komponen Sarana Produksi Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP

No Komponen Bantuan Harga

Satuan (Rp) Jumlah (Rp) 1

Pupuk NPK Non Subsidi (150 kg/ha) 150 Kg/Ha 8,200 1,230,000 2

Pupuk Mikro (1 Pkt/ha) 1 Pkt/Ha 140,000 140,000 3

Pupuk Hayati (3 ltr/ha) 3 Ltr 65,000 195,000 4

Pupuk Kompos/Kandang (1 Pkt/Ha) 1 Pkt/ha 120,000 120,000 5

Dekomposer (3 Ltr/Ha) 3 Ltr/Ha 70,000 210,000 6

Bantuan Papan Nama (1 Unit/Poktan,

maks Rp.1000.0000,-)* 1 Pkt 100,000 100,000 1,995,000 Total Biaya Saprodi per Hektar

Volume

Dalam hal papan nama, nilai maksimal disesuaikan dengan bahan baku yang digunakan. Papan nama dapat dibuat lebih dahulu apabila dana bantuan belum ditransfer ke rekening kelompok tani, atas persetujuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selama Poktan tersebut sudah tercantum sebagai calon Penerima Bantuan.

3.4. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan

Mekanisme penetapan Penerima Bantuan, sebagai berikut:

1. Sosialisasi oleh Dinas Pertanian Provinsi ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan selanjutnya ke petani sebagai anggota kelompok tani.

2. Kelompok tani atau pihak yang memenuhi kriteria CPCL

mengusulkan permohonan bantuan pemerintah kepada

(30)

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui Kostratani/BPP/PPL/Petugas Lapangan dengan persyaratan dan memuat informasi yang lengkap (Lampiran 2a), diantaranya : identitas ketua, anggota kelompok tani disertai NIK, alamat jelas, jenis dan luas lahan, usulan bantuan (benih dan saprodi lainnya), jenis varietas, jadwal tanam, produktivitas existing dan target produktvitas, titik koordinat dan informasi lainnya yang dibutuhkan.

3. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melakukan verifikasi kebenaran terhadap usulan meliputi kesesuaian dengan kriteria dan kebenaran usulan CPCL dari BPP/Penyuluh.

Hasil verifikasi usulan yang telah memenuhi syarat ditetapkan dalam bentuk SK CPCL oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (Lampiran 2b; 2c), selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi bersama dengan surat pertanggungan jawaban mutlak (SPTJM) yang ditandatangani Kepala Dinas Kab/Kota (Lampiran 3).

4. Dinas Pertanian Provinsi melakukan verifikasi atas usulan SK CPCL dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Apabila disetujui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi membuat Surat Persetujuan dengan lampiran SK CPCL dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (Lampiran 4).

5. Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota bertanggungjawab terhadap kebenaran CPCL, luas lahan serta identitas penerima bantuan pemerintah;

6. Dalam hal bantuan pemerintah menggunakan DIPA Pusat,

maka Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian

(31)

Provinsi beserta lampirannya, disampaikan ke Direktur Jenderal Tanaman Pangan u.p Direktur Serealia dan Direktur Perbenihan.

7. PPK Pusat melakukan seleksi calon penerima bantuan pemerintah dan selanjutnya PPK menetapkan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pemerintah disahkan KPA (Lampiran 5).

8. SK Penerima Bantuan Pemerintah sekurang-kurangnya memuat : (a) Identitas penerima bantuan: Nama Kelompok Tani, Nama Ketua Kelompok Tani, Nomor Induk Kependudukan (NIK)/KTP; (b) jenis dan jumlah barang dan/atau nilai uang; (c) Nomor rekening aktif pada Bank Pemerintah untuk Bantuan Pemerintah dalam bentuk uang;

9. Realokasi atau perubahan penerima bantuan dapat dilakukan dengan justifikasi dan bukti yang dapat diterima.

Realokasi atau perubahan penerima bantuan diusulkan melalui mekanisme seperti halnya usulan awal dengan mencantumkan alasan dilakukannya realokasi atau perubahan. Persetujuan realokasi atau perubahan penerima bantuan ditetapkan melalui revisi Surat Keputusan PPK yang disahkan oleh KPA dan selanjutnya dituangkan dalam ralat SK Penetapan Penerima Bantuan.

10. Varietas yang diadakan sesuai dengan permintaan calon penerima bantuan sepanjang varietas tersebut tersedia.

Apabila varietas yang diusulkan tidak tersedia, maka

Pejabat Pembuat Komitmen berhak menggantinya dengan

varietas lain yang sesuai dan tersedia. Penggantian

varietas tersebut dikomunikasikan dengan calon penerima

bantuan.

(32)

11. Apabila kelompok tani mengajukan permohonan langsung ke Menteri Pertanian atau Direktur Jenderal Tanaman Pangan, maka permohonan diteruskan ke Direktur Serealia. Selanjutnya Direktur Serealia memberitahukan kepada Dinas Pertanian Kabupaten terkait dengan permohonan dari kelompok tani di wilayahnya ditembuskan ke Dinas Provinsi. Selanjutnya diproses mulai dari nomor (2).

3.5. Mekanisme Pemberian Bantuan 3.5.1. Pengadaan benih

Pengadaan bantuan pemerintah kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP berupa pengadaan benih bersertifikat dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Benih Padi dan Jagung Tahun 2021 pada Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan.

3.5.2. Pengadaan sarana produksi

Pemberian bantuan pemerintah berupa sarana produksi Optimalisasi Peningkatan IP dilakukan dengan mekanisme transfer uang yang mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan PMK Nomor 168/PMK.05/2015 Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga.

Mekanisme pencairan bantuan pemerintah melalui Transfer Uang.

3.5.3. Penyediaan pestisida

Penyediaan bantuan pestisida dilakukan melalui Brigade

Proteksi. Pemberian bantuan pestisida dilaksanakan sesuai

rekomendasi petugas POPT (Pengendali Organisme

(33)

Pengganggu Tanaman) setempat, terkait adanya serangan OPT dan perlunya gerakan pengendalian.

3.6. Mekanisme Penyaluran Bantuan 3.6.1. Bantuan benih

Penyaluran bantuan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP berupa pengadaan benih bersertifikat dilaksanakan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan Bantuan Benih Padi dan Jagung Tahun 2021 pada Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan.

3.6.2. Bantuan sarana produksi

1. Pencairan bantuan pemerintah dalam bentuk transfer uang dilakukan secara sekaligus berdasarkan SK penerima bantuan yang telah ditetapkan PPK dan disyahkan KPA dan perjanjian kerjasama antara penerima bantuan dengan PPK.

2. Bantuan pemerintah disalurkan dengan mekanisme transfer uang ke rekening penerima bantuan.

3. Penyaluran dana bantuan dilakukan setelah ada pengajuan permintaan transfer dana dari penerima bantuan yang dilampiri dengan:

a. Perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan (Lampiran 6).

b. Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan (Lampiran 7).

4. PPK melakukan pengujian permohonan tranfer uang sebagaimana dimaksud pada point (3). Dalam melakukan pengujian, PPK dibantu oleh Tim Pendukung Pusat.

5. PPK menandatangani perjanjian kerjasama dan

mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang serta

menerbitkan SPP setelah pengujian sebagaimana

dimaksud pada point (4).

(34)

6. Dalam hal pengujian sebagaimana dimaksud pada point (5) tidak sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP, maka PPK menyampaikan informasi kepada penerima bantuan melalui Kepala Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melengkapi dan memperbaiki dokumen permohonan.

7. SPP disampaikan kepada PP-SPM dengan melampirkan:

a. perjanjian kerjasama yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK;

b. kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK.

8. Pembelanjaan dana bantuan sesuai RUK yang telah disusun (Lampiran 8) dengan dilengkapi SPTJM dan SPTJB penerima bantuan (Lampiran 9;10). Dalam mencairkan dana bantuan, penerima bantuan mengusulkan permintaan pencairan dana bantuan ke PPK (Lampiran 11), dilengkapi dengan Berita Acara Pembayaran dan BAST (Lampiran 12;13). Pembelanjaan dana bantuan paling lambat tanggal 31 Desember 2021.

9. Dalam hal terdapat sisa dana, penerima Bantuan Pemerintah harus menyetor sisa dana tersebut ke rekening Kas Negara. Kepala Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten berkewajiban untuk memonitor pengembalian sisa dana bantuan tersebut dan menyampaikan bukti surat setoran sisa dana kepada Direktur Serealia.

3.6.3. Bantuan Pestisida

Penyediaan bantuan pestisida dilakukan melalui Brigade

Proteksi. Pemberian bantuan pestisida dilaksanakan sesuai

rekomendasi petugas POPT (Pengendali Organisme

(35)

Pengganggu Tanaman) setempat, terkait adanya serangan OPT dan perlunya gerakan pengendalian.

3.7. Pemanfaatan Bantuan Pemerintah

1. Pemanfaatan bantuan dilakukan pada tahun anggaran berjalan dan disesuaikan dengan jadwal tanam kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP. Pelaksanaan jadwal tanam MT I dapat dimulai pada bulan November 2020 s.d. Februari 2021, sedangkan jadwal tanam MT IV pada bulan Agustus 2021 s.d. November 2021 (sesuai kondisi spesifik lokasi).

Jadwal palang seperti pada Lampiran 1.

2. Penerima bantuan transfer barang wajib melakukan penanaman benih bantuan dan tidak boleh diperjualbelikan.

3. Penerima bantuan tranfer uang, apabila dana tersebut sudah dibelanjakan maka wajib melakukan pemanfaatan bantuan dan tidak boleh diperjualbelikan.

4. Penerima bantuan transfer uang, menyampaikan laporan Pelaksanaan Kegiatan (Lampiran 14)

5. Dana Bantuan tranfer uang yang tidak dibelanjakan sampai dengan batas waktu 31 Desember 2021, wajib dikembalikan (disetor) ke rekening kas negara dengan melampirkan bukti pangembalian.

6. Pengadaan, pembelanjaan dan pemanfaatan dana bantuan paling lambat akhir Desember 2021.

7. Kepala Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota mengawal

pemanfaatan bantuan pemerintah, baik yang melalui transfer

barang maupun transfer uang.

(36)

8. Penerima bantuan transfer uang, berkewajiban menyampaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan, yang dilengkapi dengan lampiran bukti belanja/kuitansi dan foto pelaksanaan kegiatan.

3.8. Organisasi Pengelolaan Kegiatan dan Bantuan

Pelaksanaan kegiatan pengembangan padi merupakan kegiatan nasional yang melibatkan peran dan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan dari pusat dan daerah. Peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan adalah sebagai berikut :

3.8.1. Kepala Dinas Kabupaten/Kota

Kepala Dinas Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana kegiatan di lapangan bertanggung jawab antara lain:

a. Menghimpun, menerima dan melakukan identifkasi kebenaran usulan dari berbagai pihak sesuai ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, dan lain-lain).

b. Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan SK usulan calon penerima bantuan, meneruskan usulan dan seterusnya.

c. Melakukan pengawasan penyaluran bantuan oleh penyedia barang sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.

d. Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan, dan sasaran.

e. Mengusulkan penyediaan dana pembinaan lanjutan maupun penyediaan saprodi pada tahun selanjutnya untuk keberlanjutan kegiatan.

3.8.2. Kepala Dinas Propinsi

(37)

Kepala Dinas Propinsi berperan sebagai penyelia pelaksanaan kegiatan di wilayahnya, bertanggung jawab antara lain :

a. Menghimpun, menerima dan melakukan verifikasi usulan dari Dinas Kabupaten/Kota serta berbagai pihak lain sesuai ketentuan (kelompok masyarakat, lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah, dan lain-lain).

b. Mengelola administrasi usulan antara lain menetapkan surat persetujuan dan meneruskan pelaporan ke Direktur Jenderal Tananam Pangan.

c. Melakukan pengawasan terhadap pengadaan yang dilakukan dan penyaluran bantuan sesuai dengan kontrak/SK penerima bantuan.

d. Melakukan pengawalan terhadap pemanfaatan bantuan sesuai dengan tujuan usulan, tujuan kegiatan dan sasaran.

e. Mengusulkan penyediaan dana pembinaan lanjutan maupun penyediaan saprodi pada tahun selanjutnya untuk keberlanjutan kegiatan.

3.8.3. Direktur Serealia

Direktur Serealia bertanggung jawab pada pengelolaan kegiatan secara nasional, memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:

a. Menghimpun dan menerima usulan bantuan dari Dinas Propinsi.

b. Mengelola administrasi teknis kegiatan pengembangan padi.

c. Merencanakan dan memfasilitasi anggaran pembinaan untuk kegiatan pengembangan padi.

3.8.4. Direktur Perbenihan Tanaman Pangan

(38)

Direktur Perbenihan bertanggung jawab pada pengelolaan kegiatan secara nasional, memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:

a. Menghimpun dan menerima usulan bantuan dari Dinas Propinsi.

b. Mengelola administrasi teknis kegiatan penyediaan benih padi bersertifikat.

3.8.5. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan bertanggung jawab pada pengelolaan kegiatan secara nasional, memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:

a. Menghimpun dan menerima usulan bantuan dari Dinas Propinsi.

b. Mengelola administrasi teknis kegiatan penyediaan

pestisida.

(39)

IV. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

Pengendalian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Tujuan pengendalian adalah untuk memastikan pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan dan sasaran. Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota termasuk oleh pihak penyedia sarana produksi pendukung pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP Tahun 2021. Pengendalian dilaksanakan mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 juncto Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan PMK Nomor 168/PMK.05/2015 Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen.

Pengawasan pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP Tahun 2021 dapat dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional (Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, BPK, dan BPKP) sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah/prinsip pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governance), maka pelaksanaan Kegiatan harus memenuhi prinsip-prinsip:

1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan;

(40)

2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN);

3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi;

4. Memenuhi azas akuntabilitas.

Terdapat 6 (enam) tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tahap sosialisasi program/kegiatan meliputi penjelasan tujuan dan sasaran, mekanisme pengadaan bantuan, pertanggungjawab-an administrasi serta pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan;

2. Tahap Persiapan berupa Seleksi CPCL, memastikan Calon Petani dan Calon Lokasi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam petunjuk ini;

3. Tahap pengadaan bantuan sarana produksi, memastikan kelengkapan dokumen pengadaan saprodi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta memastikan ketersediaan saprodi sesuai dengan jadwal kontrak;

4. Tahap penyaluran, memastikan bantuan saprodi disalurkan pada lokasi yang sesuai dengan SK PPK;

5. Tahap pemanfaatan bantuan, memastikan kebenaran dan ketepatan penggunaan, ketersediaan saprodi sesuai dengan jadwal tanam serta dimanfaatkan sesuai dengan tujuan;

6. Tahap Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan, memastikan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan antara lain:

administrasi BAST, Berita Acara Hibah Barang Milik Negara, dan lain-lain.

4.1. Monitoring

Dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawalan program dan

kegiatan tahun 2021, maka dilakukan monitoring yang dilaksanakan

secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan

(41)

kegiatan baik oleh petugas pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan monitoring, antara lain:

1. Monitoring Perkembangan Penyaluran/Pemanfaatan Bantuan Pemerintah.

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melaporkan realisasi penyaluran/pemanfaatan bantuan kepada PPK. Apabila ditemukan penyimpangan, maka harus segera dilaporkan kepada PPK agar dapat segera diambil tindakan.

2. Realisasi tanam dan panen.

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selaku pengguna bantuan melaporkan perkembangan realisasi penyaluran bantuan, tanam dan panen.

3. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selaku pengguna bantuan melaporkan perkembangan realisasi pencapaian target produktivitas dan dampak yang diperoleh dari bantuan ini.

Hasil monitoring tersebut dikirim ke Dinas Pertanian Provinsi dan Direktorat Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jl. AUP No. 3 Pasar Minggu – Jakarta Selatan 12520; Telp. (021) 7806262;

email: iraserealia@gmail.com 4.2. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh petugas pusat, provinsi dan kabupaten/kota pada saat dan setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Evaluasi dilakukan untuk menilai tingkat keberhasilan yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP. Evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berjenjang sesuai dengan tahapan pengembangan usaha kelompok yang dilakukan dari awal kegiatan sampai dengan akhir kegiatan.

Evaluasi meliputi : (1) efektifitas bantuan, (2) Tingkat pencapaian

(42)

sasaran areal dan hasil/produksi, (3) Penerapan komponen teknologi budidaya, dan (4) permasalahan dan solusi di lapangan, dan 5) aspek lainnya.

4.3. Pelaporan

Kegiatan pelaporan dilaksanakan secara berjenjang yaitu dari Pemandu Lapangan ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas Pertanian Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan c/q Direktorat Serealia. Penerima bantuan harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban bantuan kepada PPK setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran, yang meliputi antara lain Berita Acara Serah Terima (BAST) dan Laporan Pelaksanaan Kegiatan.

Laporan kegiatan meliputi bukti pembelanjaan/kuitansi sarana produksi, pelaksanaan kegiatan budidaya, hasil/produksi dan produktivitas yang telah diperoleh, foto pemanfaatan bantuan, dan lain-lain. Laporan akhir memuat hasil evaluasi, kesimpulan, saran serta data dukung lainnya. Laporan pelaksanaan kegiatan serta dokumen BAST pengelolaan bantuan pemerintah disampaikan ke Direktorat Serealia Jl. AUP No. 3 Ps. Minggu–Jaksel 12520; Telp.

(021) 7806262; email: iraserealia@gmail.com

(43)

Lampiran 1. Jadwal Palang Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP

Tahun 2022

Bulan 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1

MT 1 MT 2 MT 3 MT 4

MT 1 MT 2 MT 3 MT 4

MT 1 MT 2 MT 3 MT 4

MT 1 MT 2 MT 3 MT 4

2020 2021

(44)

Lampiran 2a. Contoh Form Usulan CPCL dari Kostratani/BPP/Petugas Lapangan/Penyuluh

Kegiatan/Dana : 1762.Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia (DIPA TP Prov/ DIPA Pusat) (pilih salah satu) Nama CPCL : Sarana Produksi Optimalisasi Peningkatan IP

Jenis CPCL : (1)PATB (2)PIP (3) Blm pernah terima Banpem (4) Lokasi Food Estate (5) Lokasi Korporasi Petani (6)Bencana Alam (7) Lainnya……… (pilih salah satu)

Nama Poktan/Gapoktan : Maju Mandiri Desa / Kec : Bentakan/ Baki Ketua/NIK/HP: Yunus/ 197123456834 / 0812876877 Kab/Kota: Sukoharjo

Anggota/ Lahan : 25 org / 30 Hektar Prov : Jawa Tengah

Usulan CPCL

Benih (Kg)

Vari etas

NPK Non Subsidi (Kg)

Pupuk Hayati (Lt/Kg)

Pupuk Mikro (Pkt)

Pupuk Kandang/

Kompos (Pkt) Dekom poser (Lt)

Indeks Perta- naman

Provitas Awal (Ton/Ha)

Existing Jenis

Lahan Tipe Irigasi Jumlah TR1

Jumlah TR2

Jumlah

Combine MTI MTII MTII MTIV

1 Arifin

1735021119

30 1500 Inpari 19

1500 90 30 30 90 M3/

Jan'21

M3/ Apr'21 M3/ Jul'21 Sawah Teknis 8 14 10.00 5-Nov-20 25-Jan-21 29-Mar-21 30-Jun-21 34,555:

3,543435 No.

Petani/NIK (Anggota Poktan/

Gapoktan)

Ordinat Tanggal Tanam

Komponen Bantuan Luas

Lahan (Ha)

Data Eksisting Calon Lokasi

..., ...2021

Kostratani/Ka BPP/BP3K Kec... Ketua Kelompoktani

Tandatangan tandatangan/stempel

Nama/NIP/No HP Nama/No HP

(45)

KOP DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KAB……… PROV………

PENETAPAN CALON PETANI CALON LOKASI (CPCL) BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2021 KEGIATAN OPTIMALISASI PENINGKATAN IP

NOMOR ………

Menimbang:

a. bahwa dalam rangka pelaksanaan program ketersediaan,akses dan konsumsi pangan berkualitas, dilaksanakan Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

b. dalam rangka usulan penerima Bantuan Pemerintah, perlu ditetapkan Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) untuk diproses lebih lanjut

Mengingat:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 6570);

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara /Lembaga;

5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/2020 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021;

(46)

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/2020 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021;

7. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 238/HK.310/C/10/2020 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2021 8. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

250/HK.310/C/11/2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2021

9. Keputusan Direktur ...No...tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan ………

10. ...

Memutuskan Menetapkan:

Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kab...Prov... tentang Penetapan CPCL Bantuan Pemerintah (Sarana Produksi Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP) Kab/Kota ... Tahun Anggaran 2021

Kesatu:

CPCL sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, telah dilakukan verifikasi dan layak diusulkan sebagai calon penerima bantuan pemerintah melalui DIPA Tugas Pembantuan Provinsi/DIPA Pusat Tahun Anggaran 2021 (pilih salah satu)

Kedua:

Saya bertanggung jawab mutlak terhadap : (a)kebenaran calon penerima, calon lokasi, luas lahan yang akan diberikan bantuan; (b)pengelolaan bantuan pemerintah; (c) pencapaian target peningkatan produksi dan produktivitas; dan (d) monitoring, pengendalian, dan pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku.

(47)

Ketiga:

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, jika kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya

...,...2021 Kadis Pertanian Kab/Kota....

Nama/NIP/tandatangan/stempel

Tembusan:

1. Bupati...

2. Kepala Dinas Pertanian Provinsi……….

3. Direktur ……..

(48)

Lampiran 2c. Contoh Lampiran SK Penetapan CPCL Kab/Kota Lampiran SK CPCL No... Tanggal……….

Nama CPCL : Benih/ Sarana Produksi Optimalisasi Peningkatan IP

Jenis CPCL : (1)PATB (2)PIP (3) Blm pernah terima Banpem (4) Lokasi Food Estate (5) Lokasi Korporasi Petani (6)Lainnya……… (pilih salah satu)

Usulan CPCL

Benih (Kg)

Vari etas

NPK Non Subsidi (Kg)

Pupuk Hayati (Lt/Kg)

Pupuk Mikro (Pkt)

Pupuk Kandang/

Kompos (Pkt) Dekom

poser (Lt)

Indeks Perta- naman

Provitas Eksisting (Ton/Ha)

Jenis Lahan

Tipe Irigasi

Jml TR1

Jml TR2

Jml Combin

e

MTI MTII MTII MTIV

1 Makmur Jaya/

25 org

Bentakan, Baki

Arifin

1735021121 30 1500Inpari

19 1500 90 30 30 90 300 6,2

Sawah Teknis 8 14 10.00 5-Nov-20 25-Jan-21 29-Mar-21 30-Jun-21 3,246,655

2 3

Ordinat Tanggal Tanam

Desa, Kecamatan Ketua/NIK No. Poktan/Gapokt

an/jml anggota

Luas Lahan (Ha)

Komponen Bantuan Data Eksisting Calon Lokasi

...,...2021

Kepala Dinas Pertanian Kab/Kota Ttd & stempel

Nama NIP

(49)

Lampiran 3. Contoh Surat Pernyataan Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

KOP DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIP : Jabatan : Instansi :

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) Bantuan Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP Tahun 2021 telah dilakukan verifikasi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan setuju untuk diusulkan sebagai penerima Bantuan Pemerintah sesuai dengan rincian terlampir.

2. Saya bertanggung jawab mutlak terhadap : (a) kebenaran calon penerima, calon lokasi, luas lahan yang akan diberikan bantuan; (b) pengelolaan bantuan pemerintah; (c) pencapaian target peningkatan produksi dan produktivitas ; dan (d) monitoring, pengendalian, dan pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku.

..., ... 2021 Kepala Dinas Kabupaten /Kota ...,

Materai ttd

(...Nama...) NIP.

(50)

Lampiran 4. Surat Persetujuan CPCL Dinas Pertanian Provinsi

KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI...

PERSETUJUAN USULAN CALON PETANI CALON LOKASI (CPCL) BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2021

SARANA PRODUKSI OPTIMALISASI PENINGKATAN IP NOMOR...

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama :

NIP :

Jabatan : Kepala Dinas Pertanian Provinsi...

Dengan ini menyatakan bahwa :

3. CPCL sebagaimana terlampir telah dilakukan verifikasi dan disetujui untuk selanjutnya diusulkan sebagai Calon Penerima Bantuan Kegiatan Optimalisasi Peningkatan IP melalui DIPA Tugas Pembantuan Provinsi/Pusat (pilih salah satu)Tahun 2021 dengan rincian :

a. SK CPCL No... Tgl... Kabupaten/Kota...

b. SK CPCL No... Tgl... Kabupaten/Kota...

c. dst....

4. Saya bertanggung jawab mutlak terhadap : (a) kebenaran calon penerima, calon lokasi, luas lahan yang akan diberikan bantuan; (b) pengelolaan bantuan pemerintah; (c) pencapaian target peningkatan produksi dan produktivitas ; dan (d) monitoring, pengendalian, dan pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku.

...,...2021 Kepala Dinas Pertanian Prov....

Nama/NIP/tandatangan

Tembusan:

1. Gubernur Provinsi...

2. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota...

3. Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Serealia 4. Pejabat Pembuat Komitmen Direktorat Perbenihan 5. Direktur Jenderal Tanaman Pangan

(51)

Lampiran 5. Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

KEPUTUSAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Nomor :

3.14.b/Kpts/P9/7/2019 TENTANG

PENETAPAN PENERIMA BANTUAN PEMERINTAH SARANA PRODUKSI OPTIMALISASI PENINGKATAN IP

TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Menimbang : 1. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga Pasal 8 PPK melakukan seleksi penerima Bantuan Pemerintah berdasarkan kriteria/persyaratan yang telah ditetapkan di dalam Petunjuk Teknis; menetapkan Surat Keputusan penerima Bantuan Pemerintah yang disahkan oleh KPA;

2. bahwa Penerima Bantuan Pemerintah yang ditetapkan dalam keputusan ini dipandang tepat dan mampu untuk menerima/mengelola bantuan serta melaksanakan kegiatan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Negara Tahun 2020 Nomor 6570);

3. Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

4. Peraturan Menteri Keuangan No.190/Pmk.05/2012 Tentang Tata cara pembayaran dalam rangka Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang

(52)

Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga;

7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/2020 tentang Pedoman Umum Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021;

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 36/2020 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2021;

9. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 238/HK.310/C/10/2020 tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2021;

10. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 250/HK.310/C/11/2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2021;

11. Peraturan Keputusan Direktur ... No...tentang Petunjuk Pelaksanaan;

12. ...

Memperhatikan :

1. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor DIPA : 2. SK CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Kabupaten... No...

3. Surat Persetujuan CPCL dari Kepala Dinas Pertanian Provinsi No...

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KESATU : Penerima Bantuan Pemerintah berupa Transfer Barang dan / atau Uang (pilih salah satu atau keduanya) sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini.

KEDUA : Penerima Bantuan Pemerintah bertanggungjawab terhadap: (a) penggunaan barang dan / atau dana yang dialokasikan sesuai dengan peruntukannya; (b) melakukan penanaman/pemasangan/aplikasi (pilih salah satu) sesuai jadwal; (c) melakukan upaya peningkatan produksi, produktivitas; (d) menandatangani BAST dan dokumen yang dipersyaratkan; dan (e) membuat laporan pertanggungjawaban dan dokumentasi open camera.

KETIGA : Biaya yang diakibatkan atas kegiatan Bantuan Pemerintah ini dibebankan pada DIPA Nomor ... Satker ………… Tahun 2021.

(53)

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya.

Disahkan oleh

Ditetapkan di ...

Pada tanggal...

Kuasa Pengguna Anggaran

Ttd/stempel/Nama/NIP ...

Pejabat Pembuat Komitmen,

Ttd/stempel/Nama/NIP ...

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth : 1. Kuasa Pengguna Anggaran

2. Kepala Dinas Pertanian Propinsi

3. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten (DIPA Tugas Perbantuan) 4. Direktur ………. (DIPA Pusat)

Gambar

Table  1.  Alternatif  Skenario  Budidaya  OPTIMALISASI  PENINGKATAN IP
Tabel 2. Contoh Komponen Sarana Produksi Kegiatan   Optimalisasi Peningkatan IP

Referensi

Dokumen terkait

42 Mengidentifikasi bahan, cara dan peralatan fermentasi 30 43 Mengoperasikan proses fermentasi pada media padat 30 44 Mengumpulkan berbagai data/ informasi bisnis 20 45

A: Untuk harapan pemerintahan yang baru pasti kita punya harapan yang lebih baik dari pemerintahan sebelumnya, atau paling tidak tetap bisa mempertahankan perekonomian di

SENARAI TUGAS PENOLONG KANAN HEMc Pembangunan Diri Pelajar... Program

Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keempat hal tersebut di atas, maka semua ketentuaan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan dengan baik oleh

Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi dan Jasa Konsultansi Universitas Mulawarman yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direktur Politeknik Negeri Balikpapan Nomor

A mother of seven who trafficked her 13 year old daughter and al- lowed her sons aged 7 and 10 years to labor in fisheries in- stead of attending school is now an anti-child

Telah dilakukan penelitian kadar logam berat Cd,Cr,Cu ,Hg dan Pb pada biota Anadara antiquota , Corbula faba, Meretrix meretrix dari pantai Kenjeran Surabaya .Sebagai

Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menghasilkan strategi pengendalian penyakit BPB yang paling menjanjikan yaitu dengan menerapkan pengendalian terpadu yang