• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan kegiatan yang akan selalu dilakukan oleh setiap individu, karena pada dasarnya setiap individu akan terus belajar selama mereka hidup.

Proses belajar merupakan perubahan perilaku individu sebagai akibat dari pengalaman yang tidak akan tercipta begitu saja namun memerlukan sebuah kondisi yang dibentuk secara sengaja. Kondisi tersebut terbentuk melalui lingkungan formal maupun informal. Lingkungan informal adalah lingkungan diluar institusi yang tidak terikat. Sedangkan lingkungan formal merupakan lingkungan institusi yang terikat, misalnya adalah jenjang pendidikan yaitu sekolah.

Saat ini pada proses pendidikan disekolah masih banyak yang menggunakan model pembelajaran lama yaitu belajar-mengajar dengan tipe konvensional yang lebih memusatkan kegiatan belajar mengajar pada guru. Akan tetapi, sedikit demi sedikit model pembelajaran ini mulai ditinggalkan. Karena para guru mulai mencari model pembelajaran yang sesuai untuk saat ini yaitu lebih membuat peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar karena tuntutan bagi peserta didik itu sendiri tidak hanya mampu dalam kegiatan akademik namun juga harus dapat meningkatkan kemampuan individu mereka sehingga mereka akan siap untuk memasuki lingkungan informal misalnya adalah lingkungan kerja dimana itu merupakan lingkungan yang sesungguhnya mereka akan lalui setelah mereka menyelesaikan pendidikan mereka. Dalam menunjang proses tersebut diperlukan kesadaran oleh peserta didik maupun pendidik sehingga dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa [1] : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

(2)

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam proses belajar mereka.

Akan tetapi dalam kasus tertentu, penerapan model pembelajaran yang tidak sesuai dapat membuat peserta didik aktif namun individual yaitu dimana peserta didik bekerja dengan cara individu tanpa interaksi dengan peserta didik lain di dalam maupun di luar kelas. Dalam hal ini, interaksi peserta didik hanya kepada guru pengajar saja. Karena tujuan peserta didik hanya untuk mempelajari konten yang guru ajarkan secara independen yang hasilnya adalah sebuah lingkungan dimana individualitaslah yang ditonjolkan selama proses pembelajaran.

Dari hal tersebut maka salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran kooperatif adalah tipe pembelajaran Team Assisted Individualization. Model pembelajaran kooperatif ini menawarkan kegiatan belajar mengajar dengan mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan individual [2]. Hal ini ditunjukkan dengan setiap akhir proses pembelajaran setiap pendidik/guru harus memberikan penilaian yang nantinya akan menjadi tolak ukur keberhasilan setiap peserta didik. Penilaian aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar tersebut merupakan salah satu faktor yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tingkat tinggi atau rendahnya keberhasilan proses pembelajaran[3].

Untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan model pembelajaran ini, maka dibutuhkan sebuah teknik analisis yang dapat menunjukkan probabilitas hubungan pengaruh langsung maupun tidak langsung dalam proses belajar mengajar peserta didik. Dimana untuk mengetahui probabilitas tersebut maka akan dilihat dari pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar peserta didik dimana aktivitas dan hasil belajar tersebut memiliki beberapa indikator penilaian. Pemodelan hubungan ini dapat ditunjukkan melalui analisis Structural Equation Model (SEM).

Menurut Hair pengunaan Structural Equation Model (SEM) dianggap tepat untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung karena didalam Structural Equation Model (SEM) dapat menunjukkan kombinasi dari analisis

(3)

faktor, analisis regresi dan analisis jalur [4]. Structural Equation Model (SEM) menyediakan kerangka kerja yang sangat umum digunakan untuk pemodelan hubungan dalam data multivariate. Model Structural Equation Model (SEM) sendiri merupakan suatu teknik model dalam statistika yang umumnya telah digunakan dalam menganalisis data perilaku seperti data penilaian proses belajar.

Akan tetapi salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis menggunakan SEM adalah penggunaan sampel yang cukup besar dengan estimasi penggunaan sampel dalam SEM untuk penggunaan metode MLE adalah 100-200 sedangkan apabila menggunakan pendekatan ADF untuk menangani distribusi data yang tidak normal. Bollen menyatakan bahwa asumsi lain yang harus dipenuhi adalah kondisi data harus berditribusi normal dan antara variable indikator dengan variable laten maupun antar variable laten memiliki hubungan yang linier [5].

Ghozali menyatakan bahwa penggunaan sampel yang kecil akan memberikan hasil estimasi parameter dan model statistic yang tidak baik bahkan dapat menghasilkan negative variance [6]. Dari asumsi penggunaan sampel yang besar tersebut tidak mungkin dapat dipenuhi dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini mengunakan sampel peserta didik dalam satu kelas, dimana dalam satu kelas tersebut jumlah peserta didik tidak lebih dari 40 anak. Sehingga diperlukan pendekatan tertentu agar hasil dari analisis model hubungan pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar menggunakan SEM tidak menghasilkan negative variance.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk analisis dengan menggunakan SEM adalah Partial Least Square (PLS). Ghozali menyatakan bahwa PLS memiliki asumsi data penelitian bebas distribusi yang artinya data penelitian tidak mengacu pada salah satu distribusi tertentu [7]. Selanjutnya Ghozali menyatakan bahwa PLS merupakan salah satu metode alternatif dari SEM yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan hubungan diantara variable yang kompleks namun ukuran sampel datanya kecil. Akan tetapi, cara kerja SEM dengan PLS untuk sampel kecil adalah dengan menerapkan metode resampling (bootstrapping) yaitu dengan melakukan pengulangan acak pada sampel agar sampel tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan perhitungan dan tidak terjadi

(4)

negative variance [8]. Kekurangan dari pengulangan tersebut dapat menyebabkan data menjadi tidak valid.

Dalam penelitiannya Lee menyatakan bahwa pendekatan Bayesian dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam SEM karena kelebihan dari Bayesian diantaranya adalah tidak bergantung pada ukuran sampel [9]. Selain itu penerapan SEM dengan pendekatan Bayesian tidak diperlukan pengulangan data sehingga tidak dikhawatirkan terjadi pengolahan data yang tidak valid karena hasil yang ditunjukkan oleh SEM dengan pendekatan Bayesian sesuai dengan data yang ada.

1.2 Perumusan masalah

Penilaian aktivitas dan hasil belajar peserta didik didapat dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan namun tetap harus menyesuaikan karakteristik dari peserta didik, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI). Setelah penerapan model pembelajaran dilakukan maka dibutuhkan sebuah teknik analisis hubungan aktivitas belajar terhadap hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana aktivitas belajar tersebut mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan adalah menggunakan SEM, akan tetapi asumsi dalam penerapan analisis SEM tidak dapat digunakan dalam penelitian ini dikarenakan jumlah sampel yang sedikit sehingga dimungkinkan dapat menghasilkan nilai negative variance karena syarat minimal jumlah sampel untuk penerapan analisis menggunakan SEM adalah lebih dari 100 sampel. Oleh karena itu diperlukan sebuah pendekatan lain untuk mengurangi jumlah sampel agar tidak terjadi negative variance.

1.3 Keaslian penelitian

Spiro dkk dalam penelitiannya menemukan bahwa setiap peserta didik mampu belajar dan mengembangkan diri mereka sendiri. Namun, system pendidikan harus mampu mendorong proses tersebut dengan memanfaatkan teknologi dan manipulasi metode pembelajaran. Karena peserta didik tetap

(5)

memiliki keterbatasan dalam pengembangan diri mereka, sehingga peserta didik yang lemah membutuhkan bantuan dari peserta didik yang lebih mampu [10].

Slavin memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran dibalik individualisasi pembelajaran adalah bahwa setiap peserta didik memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan dan motivasi yang sangat beragam. Jadi ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian peserta didik yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut. Sedangkan peserta didik lainnya dimungkinkan sudah mengetahui materi tersebut shingga dapat belajar dengan cepat [11]. Oleh karena itulah dalam penelitiannya Deejring mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menjadi salah satu pilihan dalam proses pengembangan diri peserta didik [12].

Pembelajaraan kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman mereka [3]. Tarim dan Akdenzis membandingkan penggunaan metode pembelajaran TAI dengan STAD dan menunjukkan bahwa model TAI memberikan dampak yang lebih baik dari model STAD [13]. Jong Su An menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk mengetahui prestasi akademik dan sikap belajar di dalam kelas yang menunjukkan bahwa dibandingkan metode pembelajaran konvensional, kelompok belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI menunjukkan peningkatan akademik dan juga menunjukkan perubahan sikap belajar peserta didik dalam kegiatan belajar [14]. Valencia dkk menyajikan SEM yang berdasarkan kepada Teori Planned Behavior untuk menilai variable yang mempengaruhi penerimaan mobile learning dengan menggunakan 350 sampel yang menunjukkan bahwa analisis dengan menggunakan SEM dapat mengidentifikasi pengaruh konstruksi selanjutnya yaitu kemudahan dalam penggunaan, persiapan instruktur, penyusunan sisa, sikap dan norma subjektif mengenai penerimaan teknologi mobile learning [15]. Rinda dan Iriawan melakukan analisis dengan menggunakan pendekatan SEM Bayesian yang menunjukkan bahwa pendekatan SEM Bayesian dapat digunakan untuk menangani permasalahan sampel kecil, dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh kualitas

(6)

layanan, kepuasan pelanggan dan kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan [16].

Penelitian yang sudah dilakukan pada pembahasan diatas menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan kondisi peserta didik dimana penggunaan metode pembelajaran kooperatif dapat dipilih menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran. Namun, dari banyak tipe metode pembelajaran kooperatif salah satu yang dapat diterapkan adalah Team Assisted Individualization untuk meningkatkan aktivitas belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar maka diperlukan sebuah analisis yang sesuai dengan sampel dan juga dapat menunjukkan hubungan antara aspek-aspek yang mempengaruhi aktivitas belajar tersebut. Sehingga dalam penelitian ini dapat diketahui pola aktivitas belajar peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar mereka.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola hubungan aktivitas belajar peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan hasil belajar mereka. Tujuan penelitian ini secara terperinci sebagai berikut :

a. Mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dalam proses peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

b. Mengetahui efektifitas penggunaan SEM Bayesian dalam analisis hubungan aktivitas dengan hasil belajar peserta didik.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Penelitian ini dapat digunakan peneliti sebagai penunjang dalam meningkatkan

diri dalam melakukan penelitian mengenai basis data dalam bidang pendidikan dimasa yang akan dating

b. Bagi Universitas Gadjah Mada (UGM), penelitian ini bermanfaat untuk

(7)

memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa dalam meningkatkan hasil belajar perlu diperhatikan proses belajarnya terlebih dahulu. Dalam hal ini yang dapat dengan mudah dliperhatikan adalah aktivitas belajar peserta didik.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru dalam mengetahui aktivitas belajar peserta didik yang dapat mempengaruhi hasil belajar mereka. Sehingga guru dapat dengan mudah memberikan nilai hasil belajar peserta didik yang sesuai juga dengan aktivitas belajar mereka.

d. Proses analisis dengan menggunakan model analisis yang ada pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk mengambil opsi lain dalam menganalisis data selain dengan menggunakan metode-metode yang sudah sering digunakan sebelumnya.

e. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi bagi pembaca, terutama dalam mengembangkan penelitian yang relevan dengan penelitian ini sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya pengelolaan limbah cair, saat ini sebenarnya Pemerintah Kota Pontianak sudah melakukan upaya untuk memitigasi memburuknya kualitas badan air, sebagai penerima

Jurnal: Media pendidikan Eksakta Standar: Nasional Belum Terakreditasi No./Vol.: Halaman: - Tahun: 1993, ISSN:. Status: Penulis Utama,

"Secara nasional PGN sampai saat ini telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 120.000 sambungan gas rumah tangga, yang tersebar di berbagai daerah mulai Sumatera, Jawa,

Jika data dapat dikombinasikan dengan wawasan tentang aktivitas pengunjung di Kebun Jika data dapat dikombinasikan dengan wawasan tentang aktivitas pengunjung di

Hasil analisis korelasi dari penelitian yang dilakukan pada Dealer Mataram Jln.Kolak Ngadiluwih Kabupaten Kediri adalah terdapat hubungan yang kuat antara

Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Jenis kelamin ikan betok sampel didominasi ikan jenis kelamin jantan (95%), TKG

Perlu bimbingan 4 3 2 1 Pengetahuan tentang rantai makanan pada ekosistem tertentu Informasi yang dituliskan tentang rantai makanan sangat lengkap dan tepat

Agregat yang baik untuk digunakan memiliki butiran keras tidak berpori serta bersifat kekal (tidak pecah terhadap pengaruh cuaca), selain itu juga tidak mengandung zat