• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 129

BAB IV

RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI

una mencapai kualitas sanitasi yang baik secara keseluruhan dalam cakupan kota, maka perlu dibuat suatu rencana program pengembangan sanitasi kota Pontianak, yang memberikan gambaran visi dan misi yang akan dicapai, strategi dan program pengembangan yang harus dilakukan serta pentahapan dalam pelaksanaannya di tiap item sanitasi.

4.1. Visi dan Misi Sanitasi Kota

Visi

Visi tersebut merupakan upaya untuk menciptakan suatu kondisi untuk Kota Pontianak Bersih dan Sehat dan selalu terdepan dalam penyelenggaraan pembangunan Sanitasi di Kota Pontianak, dengan tersedianya sumber-sumber daya, lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Visi adalah Pandangan Jauh Kedepan Kemana dan Bagaimana Instansi Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra patut diwujudkan oleh instansi Pemerintah. Penetapan Visi diperlukan untuk memadukan gerak langkah setiap unsur organisasi dan masyarakat untuk mengarahkan dan menggerakan segala sumber daya yang ada, untuk menciptakan Kota Pontianak Sehat sebagaimana yang dicita-citakan. Adapun visi Kota Pontianak sebagai berikut :

“Mewujudkan Kota Pontianak yang Bersih Dan Sehat, melalui Pembangunan Sanitasi yang berwawasan lingkungan”

Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka misi yang merupakan agenda pokok pembangunan Sanitasi di Kota Pontianak selama lima tahun ke depan (2010 – 2014) sebagai berikut :

1. Pembangunan di Sektor Sanitasi akan membudayakan Lingkungan Bersih dan Sehat, serta Perilaku hidup bersih dan Sehat serta Kemandirian Masyarakat untuk hidup lebih baik.

(2)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 130 2. Meningkatkan pelayanan Sanitasi yang Bermutu, Merata dan Terjangkau kepada

Masyarakat.

3. Meningkatkan Mutu Operasional dan Manajemen di sektor Sanitasi.

4. Melaksanakan upaya pemberantasan wabah penyakit di masyarakat melalui sektor sanitasi.

5. Meningkatkan Mutu Pelayanan Sanitasi di Tingkat Masyarakat.

4.2. Strategi Penanganan Sanitasi

Setelah menetapkan visi dan misi sanitasi kota, selanjutnya Pokja Sanitasi Kota Pontianak perlu menetapkan strategi penanganan sanitasi. Hal ini dapat dilakukan setelah mengetahui kondisi eksisting kualitas sanitasi dan kesehatan lingkungan di setiap kawasan/kelurahan, melalui beberapa studi, untuk kemudian menetapkan prioritas penanganan sanitasi di tiap-tiap kawasan tersebut.

Penetapan strategi penanganan sanitasi ini melalui tahapan-tahapan yaitu:

 Analisis faktor Lingkungan Internal dan Eksternal kota Pontianak berkaitan dengan potensi dan kendala pengembangan penanganan Sanitasi kota Pontianak;

 Menyusun beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan di kota Pontianak;

 Menetapkan Strategi jangka menengah Strategi Sanitasi Kota Pontianak.

Strategi penanganan sanitasi ini mencakup beberapa strategi sektoral dan sub-sektor seperti drainase lingkungan, drainase kota, persampahan, air limbah, keterlibatan swasta, monev dan penganggaran/kemampuan pembiayaan.

4.3. Rencana Peningkatan Pengelolaan Limbah Cair

Dalam upaya pengelolaan limbah cair, saat ini sebenarnya Pemerintah Kota Pontianak sudah melakukan upaya untuk memitigasi memburuknya kualitas badan air, sebagai penerima limbah cair dari industri dan rumah tangga. Dengan mensyaratkan dokumen Amdal dan UKL-UPL bagi industri dan dunia usaha, serta penyediaan tangki septik pada rumah tangga melalui dokumen izin mendirikan bangunan.

Namun upaya tersebut dirasakan tidak memadai dengan melihat dampak-dampak yang dirasakan oleh masyarakat bahwa penampakan air di saluran drainase kota dari tahun ke tahun mulai menghitam. Ini mencerminkan degradasi kualitas air di saluran kota.

Dalam upaya peningkatan pengelolaan limbah cair setidaknya ada 3 jenis sistem yang dikenal yaitu: sistem terpusat, sanimas dan sistem mandiri (on-site).

(3)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 131 Dalam RPJM Kota Pontianak 2010-2014, pengelolaan limbah cair termasuk dalam upaya yang akan didorong melalui misi keenam yaitu Mewujudkan tata ruang, tata kota dan wilayah

yang seimbang dan berwawasan lingkungan dengan strategi pembangunan peningkatan

pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini diupayakan dengan mewujudkan penataan ruang dan kota yang berwawasan lingkungan dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu tersedianya sarana dan prasarana pengawasan pencemaran air dan udara, tersedianya perencanaan kawasan-kawasan strategis dan cepat tumbuh, meningkatnya pengendalian penataan ruang.

Peningkatan pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang ini diimplementasikan melalui program peningkatan pengendalian polusi dengan kegiatan prioritas di antaranya:

- Pengendalian limbah kegiatan usaha - Pengawasan limbah kegiatan usaha

- Pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengawasan dan pengendalian Pencemaran lingkungan hidup.

4.3.1. Sistem Terpusat (Off Site)

Sampai saat ini kota Pontianak belum memiliki sistim pengolahan limbah cair rumah tangga dengan sistim terpusat (off site). Melihat dari implementasi sistem terpusat di kota lain misalnya maka ke depan perlu dipikirkan untuk dapat menyediakan cakupan pelayanan penanganan air limbah rumah tangga maupun air limbah industri dengan sistem terpusat. Mungkin tidak terpusat pada satu tempat, namun terpusat dalam skala kecamatan atau beberapa kecamatan sebagai percontohan. Sehingga setiap bagian wilayah kota dapat ditempatkan satu sistem terpusat. Walaupun sistem ini akan jauh lebih mahal namun sistem terpusat ini memiliki keunggulan yaitu kemudahan terutama dalam kontrol penanganan, monitor dan evaluasi.

(4)

| 132

Alur Sanitasi Air Limbah Kota Pontianak ( Off Site )

PRODUK INFUT A User Interface B Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal C Pengangkutan / Pengaliran D

( Semi ) Pengolahan Akhir Terpust

E Daur Ulang Dan / Pembuangan Akhir Black Water Tinja Urine Air Pembersih Air Penggelontor Kertas Pembersih Grey Water Air Cucian Dari Dapur Air Bekas Mandi Air Cucian Pakaian

Pembuangan Air Cucian

Lumpur

(5)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 133

4.3.2. Sistem On Site

Sistem ini diperuntukkan bagi masyarakat yang membangun jamban dan pelengkapannya serta industri yang mampu untuk membangun IPAL sendiri, tugas Pemerintah adalah melakukan pembinaan dalam pemilihan teknologi IPAL yang efisien serta pemantauan dan pengawasan.

Beberapa teknologi seperti septictank bio-filter (dan yang lainnya) dapat dikenalkan secara luas kepada masyarakat-rumah tangga, termasuk cara pembuatan kloset jongkok yang standar dan murah. Sehingga secara bertahap dan mandiri masyarakat kota Pontianak dapat mengenal dan mengadakan sistem sanitasi yang standar dan ekonomis. Sedangkan untuk industri dapat disyaratkan penyediaan sistem pengolahan limbah cair sesuai ketentuan.

(Tangki septik untuk rumah tangga)

(Tangki septik untuk mall/kantor) (Tangki septik Bio Filter)

Bentuk dan jenis Tangki Septik

Tangki Septik Tank Biofill Lokasi Jalan Kom Yos Sudarso

Pontianak

Tangki Septik Tripicon “S” Lokasi Jalan Kom Yos Sudarso

Pontianak

Tangki Septik Tripicon “S” Lokasi Jalan Kom Yos Sudarso

(6)

| 134

Alur Sanitasi Air Limbah Kota Pontianak ( On Site )

PRODUK INFUT A User Interface B Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal C Pengangkutan / Pengaliran D

( Semi ) Pengolahan Akhir Terpust

E Daur Ulang Dan / Pembuangan Akhir Black Water Tinja Urine Air Pembersih Air Penggelontor Kertas Pembersih Grey Water

Air Cucian Dari Dapur

Air Bekas Mandi

Air Cucian Pakaian

Pembuangan Air Cucian

Resapan Air Tanah

Lumpur

Errfluient

Lumpur

Lumpur

(7)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 135

4.3.3. Sistem SANIMAS

Sistem sanimas yang dikenalkan pertama-tama di Indonesia ini akan menjadi terkenal ke seluruh dunia karena PBB akan mengadopsi sistem ini kepada 124 negara anggota-nya, karena dinilai cukup sukses dan mudah untuk replikasi. Sistem ini digunakan untuk pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat pada wilayah tertentu, mengelola sanitasi secara bersama-sama. Disebut juga pengolahan limbah yang berbasis pada masyarakat (SANIMAS) yaitu dengan membuat pengolah limbah rumah tangga secara komunal.

Sistem ini sudah kita terapkan dalam skala pilot di beberapa kawasan kumuh di Kota Pontianak, kita sebut saja Jl Cendana, Kelurahan Mariana, Jl Nusa Indah III. Sistem ini juga akan kita aplikasikan di beberapa lingkungan permukiman kumuh.

Kesulitan implementasi di masyarakat adalah kendala ketersediaan lahan, terutama di permukiman kumuh perkotaan, termasuk pada kawasan pinggiran sungai. Sehingga pilihan strategi untuk meningkatkan kualitas sanitasi, khususnya untuk pengelolaan limbah tinja, memerlukan penanganan yang terpadu, yaitu penataan kawasan. Kemunginan jika terpaksa, harus dipersiapkan metode relokasi beberapa rumah dan menempatkannya kembali dalam lokasi yang tidak terlalu jauh sehingga tersedia lahan yang cukup untuk sanimas. Pada kawasan yang sering tergenang, tidak menutup kemungkinan untuk menyediakan sanimas dua lantai, dimana lantai satu digunakan untuk penempatan tangki septik sedangkan lantai dua untuk fasilitas toilet. Model ini sudah diterapkan di kawasan pesisir pantai di Jakarta.

4.4. Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah

Sesuai dengan misi kelima kota Pontianak yaitu Misi kelima yaitu ”Meningkatkan sarana dan

prasarana dasar perkotaan untuk menunjang perkembangan perdagangan dan jasa ”.

Salah satu jabaran dari misi ini adalah meningkatkan kemampuan penanganan sampah di SANIMAS KOTA PONTIANAK

(8)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 136 TPA dengan manajemen persampahan yang baik dan melanjutkan program CDM (Clean Development Management) serta meningkatkan kesadaran dan peranserta masyarakat terhadap kebersihan lingkungan serta meningkatkan penataan penghijauan dan taman kota (RTH).

Sebagai bahan informasi bahwa kota Pontianak telah pernah merintis kerjasama dengan PT. Gikoko dalam hal pengolahan sampah menjadi gas metan yang kemudian dibakar (carbon-trade). Namun dalam implementasinya, kegiatan ini terhenti karena ada kendala teknis lapangan, yaitu muka air tanah dan lain-lain. Sehingga unit pengolahan tersebut tidak berhasil memproduksi/membakar gas metan sesuai rencana.

Kemudian upaya peningkatan pengelolaan sampah tentu saja harus dimulai dengan penerapan konsep 3R: Reduce, Reuse dan Recycle. Konsep ini harus digalakkan dan dipromosikan, bahkan mungkin harus juga dipikirkan penerapan insentif bagi pihak-pihak dan anggota masyarakat yang menerapkan konsep ini. Insentif harus bersifat nyata dan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Pengelolaan sampah juga akan berkaitan dengan transportasi sampah dan tempat pengolahan akhir sampah. Kondisi saat ini adalah kurangnya sarana transportasi sampah yang juga terus diupayakan untuk dipenuhi anggarannya. Berkenaan dengan transportasi, maka pengangkutan dalam skala lingkungan di beberapa kota lain disiasati dengan motor angkut sejenis roda tiga bermotor atau tak bermotor. Dengan demikian maka proses pengumpulan sampah akan makin cepat dan hemat waktu. Tempat pembuangan akhir atau TPA sampah juga harus mulai menerapkan sanitary landfill secara penuh sesuai standar, sehingga buangan gas rumah kaca ke atmosfir dapat dikurangi secara signifikan. Dan dalam lingkup jangka panjang setelah kurun waktu tertentu akan menjadi sangat baik karena dapat tersedia lahan yang dapat dimanfaatkan untuk fungsi lain.

Bak Sampah Truk Sampah Mobil Sedot Limbah Penampungan Sampah

Pengolahan Akhir Di Lokasi Kelurahan Batu Layang Kecamatan Pontianak Utara

(9)

Kelompok Kerja Sanitasi Kota Pontianak

Buku Putih Sanitasi Kota Pontianak | 137 Dalam jangka beberapa tahun ke depan Pemerintah Kota Pontianak sedang menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten berdekatan untuk membangun TPA (Tempat Pembuangan Akhir) regional. Dengan luasan yang nantinya akan cukup besar, maka diharapkan dapat menjadi pusat pembuangan dan pengolahan sampah secara terpadu dan terintegrasi. Perlu upaya yang serius dari kedua pemerintah mengingat kerjasama antar daerah ini biasanya akan memerlukan waktu, dalam penjajagan, studi dan terutama kesepakatan stakeholder yang berkaitan.

(10)

| 138

Gambar 4-1 Sistem Pengolahan Persampahan Domestik Kota Pontianak ( Off Site )

PRODUK INFUT Sampah Organik Sampah Non Organik Kompos Skala Rumah Tangga Resid u Resi du A User Interface B Pengumpulan Setempat C Penampungan Sementara D Pengangkutan E Pengolahan Akhir Terpust E Daur Ulang Dan / Pembuangan Akhir Daur Ulang Skala Rumah Tangga Kompos Skala Rumah Tangga Kompos Skala Rumah Tangga Resid u Resi du Resid u Resid u

(11)

| 139

Gambar 4-2 Alur Sanitasi Air Limbah Kota Pontianak ( On Site )

PRODUK INFUT A User Interface B Pengumpulan & Penampungan / Pengolahan Awal C Pengangkutan / Pengaliran D

( Semi ) Pengolahan Akhir Terpust

E Daur Ulang Dan / Pembuangan Akhir Black Water Tinja Urine Air Pembersih Air Penggelontor Kertas Pembersih Grey Water

Air Cucian Dari Dapur Air Bekas

Mandi Air Cucian

Pakaian

Pembuangan Air Cucian

Lumpur

(12)

| 140

4.5. Rencana Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan

Penanganan pengelolaan drainase lingkungan di Kota Pontianak dilakukan melalui upaya peningkatan kualitas dan kuantitas drainase untuk mengatasi genangan air dilaksanakan dengan program sebagai berikut :

1) Program pembangunan saluran drainase dan gorong- gorong; 2) Program pembangunan turap/talud dan bronjong;

3) Program rehabilitasi/pemeliharaan talud dan bronjong;

4) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya; 5) Program pengendalian banjir dan;

6) Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan sumber air lainnya; 7) Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh.

Kota Pontianak dengan kondisi topografinya yang sebagian besar berkisar 0,5-1,5 m dari muka air laut, dan kotanya dibelah oleh Sungai Kapuas, menjadikan kota ini rawan genangan. Namun genangan ini biasanya tidak terlalu lama, seiring dengan pasang naik muka air sungai Kapuas, ditambah oleh hujan. Dalam waktu 1-2 jam genangan tersebut biasanya sudah turun.

Di tahun 2010 ini pemerintah provinsi Kalbar sedang melaksanakan kegiatan penyusunan Masterplan Drainase Kota Pontianak. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat menjadi masukan bagi kita dalam menyusun rencana peningkatan pengelolaan drainase kota Pontianak.

Upaya Pemerintah dalam melakukan kegatan pengelolaan drainase lingkungan antara lain melakukan kegiatan pembangunan Drainase, Turap,di tepian sungai Kapuas atau di

sekitar parit permukiman penduduk

Lokasi Jalan Merdeka Pontianak

Lokasi Jalan Komyos Sudarso Pontianak

Lokasi Jalan Komyos Sudarso Pontianak Lokasi Tepian Sungai

Kapuas Pontianak Lokasi Tepian Sungai

(13)

| 141

Kemudian hal yang cukup penting untuk kita rumuskan adalah kewenangan pengelolaan drainase lingkungan, kewajiban rumah tangga, kewajiban dinas dan seterusnya sehingga dapat terwujud sistem pengelolaan yang baik.

4.6. Rencana Pembangunan/Penyediaan Air Minum

Upaya pembangunan dan penyediaan air minum bagi seluruh warga kota Pontianak ditempuh melalui kebijakan perluasan pelayanan air bersih yang dilaksanakan dengan program sebagai berikut :

- Program penyediaan dan pengolahan air baku,

- Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya dan - Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.

Saat ini PDAM Kota Pontianak PT. Tirta Khatulistiwa telah melaksanakan beberapa kegiatan seperti pemasangan pipa distribusi meliputi seluruh kota, membuat booster dan reservoar penampung pendukung pipa distribusi air tersebut, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan sekaligus memperluas dan menambah jaringan pelayanan (sambungan rumah).

PDAM Kota Pontianak telah memperluas jaringan distribusi untuk cakupan seluruh kota, saat ini sedang tahap penyelesaian, kemudian dengan meningkatkan kapasitas produksi dengan membuat beberapa IPA baru dan juga dengan merencanakan pembangunan booster dan reservoar diantaranya di Kelurahan Sungai Beliung dan Kelurahan Paal Lima (guna meningkatkan tekanan air dan memperluas pelayanan). Tahap selanjutnya juga membuat booster dan reservoar di Kecamatan Pontianak Utara, terutama untuk menjangkau masyarakat yang berdekatan dengan TPA. Hal ini dikarenakan kekhawatiran penyediaan sumber air bersih untuk masyarakat di kecamatan Pontianak Utara, khususnya sekitar TPA, yaitu tercemarnya parit-parit yang masih digunakan masyarakat untuk keperluan domestik oleh air lindi, tatkala hujan.

Pelayanan PDAM yang dikelola oleh PT Tirta

Khatulistiwa dirasakan sekali manfaat oleh disetiap

kalangan masyarakat dari kalangan bawah sampai

kalangan menengah ke atas, sumber air Kapuas /

penepat yeng dikelola sehingga menjadi air bersih

sehingga dapat di konsumsi oleh masyarakat sesuai

dengan jangkauan pelayanan.

(14)

| 142

Kegiatan Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan selama periode 2009 adalah :

1. Kampanye PHBS, melalui :

a. Media Cetak : Iklan layanan masyarakat : 10 kali b. Media elektronik :

- Dialog interaktif di TV : 3 kali, Radio : 6 kali. 2. Sosialisasi PHBS : 2 kali

3. Cetak Buku Saku : 50 buah 4. Cetak poster : 100 lembar 5. Cetak leaflet : 1.000 lembar

6. Cetak Buku Pemantauan Jentik Mingguan oleh anak Sekolah : 10.000 buah

Penggandaan CD PHBS : 50 buah.

Berdasarkan PHBS tatanan Rumah Tangga Sehat di seluruh kecamatan yang ada di Kota Pontianak, program PHBS Tingkat Kota Pontianak adalah sebagai berikut :

a. Rumah Tangga Sehat

b. Rumah Tangga yang memperoleh pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan c. Rumah Tangga dengan Balita diberi ASI Eksklusif

d. Rumah Tangga yang tidak merokok

e. Rumah Tangga yang melakukan aktifitas fisik setiap hari f. Rumah Tangga yang melakukan diet sayur dan buah

g. Rumah Tangga yang mempunyai JPKM

Untuk Lingkungan Sehat, cakupan PHBS untuk Tatanan Rumah Tangga adalah sebagai berikut :

a. Rumah Tangga yang tersedia Jamban b. Rumah Tangga yang tersedia air bersih

c. Rumah Tangga yang sesuai antara luas lantai dan jumlah penghuni

Derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh perilaku dan lingkungan melalui program PHBS diharapkan masyarakat dapat mewujudkan derajad kesehatan yang setinggi-tingginya. PKK Kota Pontianak membantu meningkatkannya dalam Program PHBS, hal ini dapat dilihat dari tersedianya anggaran untuk program ini pada tahun 2009 sebanyak Rp.600.000,- dan Tahun 2010 ini sebanyak Rp.10.000.000,-. Pada tahun 2009 anggaran digunakan untuk sosialisasi 10 perilaku ber PHBS di rumah tangga, sedangkan pada tahun ini anggaran diperuntukkan pada lomba kelurahan dengan pelaksanaan 10 perilaku ber PHBS di rumah tangga yang nantinya akan diikutkan pada lomba tingkat propinsi dalam kegiatan ketentuan gerakan PKK – Kabupaten – Kota.

(15)

Gambar

Gambar 4-1   Sistem Pengolahan Persampahan Domestik Kota Pontianak ( Off Site )  PRODUK  INFUT  Sampah  Organik  Sampah Non  Organik  Kompos Skala Rumah Tangga  Residu  Resi du A User Interface  B  Pengumpulan Setempat   C  Penampungan Sementara  D  Pengan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya fenomena yang terjadi dan perbedaan hasil penelitian (research gap) pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka mendorong bagi penulis untuk

Berdasarkan hasil analisa, pembentukan asam asetat optimal terjadi pada dosis starter 6 gram dan waktu fermentasi selama 4 hari dengan menggunakan konsentrasi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang

mengungkapkan status tindak pidana pembajakan di laut yang dilakukan di luar teritorial menurut Konvensi Hukum Laut 1982 dalam sistem hukum pidana Indonesia, dan

IX.E.1, Direksi Perseroan mengumumkan Keterbukaan Informasi ini untuk memberikan informasi kepada para Pemegang Saham Perseroan bahwa POS, selaku afiliasi dari Perseroan,

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengumpulan dan pengelolaan dana zakat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pinrang sudah berjalan dengan

Secara hakikat sifat kikir ini berbeda dengan sifat boros dan hidup mewah, akan tetapi ia termasuk sifat yang tercela dalam Islam, karena seseorang tidak menggunakan