• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBAGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBAGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 1

BAB IV

RENCANA PROGRAM PENGEMBAGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

4.1. VISI DAN MISI SANITASI KOTA 4.2.1. Visi Sanitasi Kota

Visi Sanitasi Kota Bontang adalah, “Bontang Bersahaja 2016” ( Bersih, Sehat Sanitasi dan Sejahtera).

Dengan mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 pasal 28 H, yang menyebutkan “Setiap warga Negara Indonesia berhak mendapatkan kesejahteraan dan lingkungan yang baik”, maka dengan visi tersebut diharapkan dapat menjadi landasan yang akan dicapai dimasa depan dengan mandiri melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara sinergis antar pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak dalam rangka untuk mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Bontang.

4.2.2. Misi Sanitasi Kota

Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut dirumuskan melalui 4 ( empat ) misi pembangunan sanitasi kota sebagai berikut :

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ber- PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) untuk mempercepat pencapaian program sanitasi.

2. Memfasilitasi penanganan permasalahan Air Bersih dan Sanitasi dengan para pihak (stakeholders).

3. Meningkatkan peran serta dan tanggungjawab stakeholder terhadap program sanitasi.

4. Meningkatkan nilai investasi pembangunan di bidang sanitasi.

4.2. STRATEGI PENANGANAN SANITASI KOTA 4.2.1. Strategi Penanganan Air Limbah

Pemerintah Kota Bontang melalui dinas terkait air limbah membuat kebijakan umum untuk merubah perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah pemukiman serta bagaimana mendorong partisipasi dunia usaha dalam penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaaan limbah pemukiman, oleh karena itu perlu upaya strategi penanganan.

(2)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 2 Strategi penanganan untuk air limbah adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah pemukiman

2. Membangun kemitraan dengan berbagai pihak dalam penyediaan sarana dan prasarana sanitasi

3. Peningkatan pengelolaan air limbah

4. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sanitasi

4.2.2. Strategi Penanganan Sampah (Limbah Padat)

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah mandiri dan pemenuhan sarana prasarana persampahan, maka perlu dilakukan langkah- langkah kebijakan dan strategi penanganan persampahan Kota Bontang.

Strategi penanganan sampah adalah :

1. Mengikutsertakan masyarakat dan swasta untuk berperan aktif dalam pengelolaan kebersihan

2. Pengembangan manajemen pengelolaan sampah

4.2.3. Strategi Penanganan Drainase Lingkungan

Pengembangan jaringan drainase dilakukan dengan pembangunan sistem primer dan sekunder yang berfungsi untuk melayani seluruh bagian wilayah kota, dengan memanfaatkan sistem jaringan drainase yang sudah ada secara maksimal, baik sungai, maupun anak sungai sebagai saluran pembuang utama.

Pada sektor drainase, strategi penanganan drainase adalah :

1. Peningkatan penanganan sistem jaringan drainase dan pengendalian banjir

4.2.4. Strategi Penanganan Air Bersih

Program dan kebijakan yang dilakukan saat ini adalah baru sebatas untuk kelangsungan operasional perusahaan dengan mengesampingkan tingkat keuntungan atau profit lebih dulu.

Strategi penanganan air bersih skala kota meliputi :

1. Peningkatan kualitas produksi, pelayanan, manajemen keuangan dan sumber daya manusia

2. Peningkatan pelayanan air bersih

Strategi dan Program untuk tetap bisa melakukan kegiatan operasional adalah : 1. Strategi Jangka Pendek

Strategi jangka pendek menyangkut langkah-langkah jangka waktu 1 s/d 2 tahun ke depan ( 2009, 2010 ) meliputi :

(3)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 3 a. Peningkatan kuantitas produksi

• Optimalisasi Deep Well ( Air Baku )

• Peningkatan fasilitas power listrik

• Penambahan Kapasitas b. Peningkatan Pelayanan

• Sistem Pembayaran On Line

• Penyusunan Sistem Pengaduan Pelanggan c. Peningkatan Manajemen Keuangan

• Peningkatan efisiensi tagihan

• Optimalisasi aset

d. Peningkatan Sumber Daya Manusia

• Restrukturisasi Organisasi

• Penyusunan SOP

• Pendidikan dan Pelatihan 2. Strategi Jangka Panjang

Strategi jangka panjang menyangkut langkah-langkah jangka waktu 3 s/d 5 tahun ke depan ( 2011, 2012, 2013 ), meliputi :

a. Peningkatan Produksi

Penekanan tingkat kebocoran produksi (Recycle Water System)

• Peningkatan Kualitas Produksi b. Peningkatan Distribusi

• Perluasan cakupan layanan

• Penurunan kebocoran/kehilangan air

• Penambahan Sambungan Rumah

• Peremajaan Jaringan pipa c. Peningkatan pelayanan

• Penyusunan standar Pelayanan minimal

• Pengaduan On Line Sistem Jaringan Internet d. Peningkatan Manajemen Keuangan

• Pencanangan efisiensi biaya

• Peningkatan Penagihan

• Evaluasi tarif /biaya

• Reklasifikasi/penyesuaian tarif pelanggan e. Organisasi dan Sumber Daya Manusia

• Penataan sumber daya manusia

• Peningkatan Kesejahteraan Pegawai

(4)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 4 Tabel 4.1

Strategi Pencapaian Sasaran Penyediaan Air Minum Kota Bontang Tahun 2009-2013

NO BIDANG

TAHUN

2009 2010 2011 2012 2013 1. Produksi

- Peningkatan Kapasitas Produksi - Peningkatan Kualitas Produksi - Meter Induk

- Efisiensi & Diservikasi Energi

X X X X

- X X X

- X - X

- X - X

X X - X 2. Distribusi Air

- Penurunan Kebocoran - Pemerataan Aliran - Perluasan Jaringan

- Penambahan Sambungan Rumah

X X X X

X X X X

X X X X

X X X X

X X X X 3. Pelayanan

- Penyusunan Standar Pelayanan - Jaringan Internet & On Line - Mobilisasi Penutupan

- Menyusun Sistem Pengaduan - Penyempurnaan Aturan - Penegakan Aturan

X - X X X X

X - X - - X

X - X - - X

X - X - - X

X - X - - X 4. Keuangan

- Efisiensi Biaya

- Peningkatan Penagihan - Pemeliharaan Aset - Evaluasi Tarip

- Reklasifikasi Tarip Pelanggan

X X X X X

X X X

- X

X X X X X

X X X - X

X X X X X 5. Organisasi & SDM

- Restukturisasi Organisasi - Penataan SDM

- Penyusunan SOP

- Peningkatan Kesejahteraan

- X X X

X X - X

- X - X

- X - X

- X - X 6. Kemitraan

- Kerjasama dengan Stakeholder - Kerjasama Yayasan PT. Badak

X X

X X

X X

X X

X X 7. Peningkatan Kinerja

- Evaluasi Indikator Kinerja - Penyehatan Perusahaan

X X

X X

X X

X X

X X Sumber : PDAM Kota Bontang, 2009 KET : x  Usulan dan Realisasi

-  Usulan dan Realisasi

(5)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 5 4.2.5. Strategi Penanganan PHBS

1. Kampanye dan sosialisasi PHBS

2. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui penerapan perilaku hidup bersih sehat dan pengembangan lingkungan sehat

4.3. RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Pengelolaan limbah di Kota Bontang saat ini belum ditangani secara menyeluruh.

Rendahnya tingkat pelayanan dan minimnya data yang dimiliki menjadikan pengelolaan air limbah belum mampu berjalan optimal. Oleh karena itu, Kota Bontang memiliki rencana untuk mengembangkan prasarana pengolahan air limbah.

Rencana pengembangan prasarana pengolahan air limbah di Kota Bontang meliputi pengembangan prasarana sistem terpusat (off-site) maupun sistem setempat (on-site).

Adapun rencana pengembangan prasarana pengolahan air limbah Kota Bontang adalah sebagai berikut :

1. Penyediaan prasarana sanitasi sistem Off-Site, yaitu pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) skala kota yang berada di Kelurahan Bontang Lestari, dan IPAL skala Kawasan/ Komunal.

2. Pengembangan jaringan pipa IPAL di Kelurahan Bontang Kuala.

3. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang akan dilakukan pada kawasan Kelurahan Berbas Pantai, Loktuan, Guntung dan Kanaan.

4. Penyediaan prasarana sanitasi sistem setempat (On-SIte) untuk kawasan permukiman pesisir (SANIMASIR) berupa pembangungan MCK++ maupun instalasi pengolahan air limbah skala kawasan.

5. Penyediaan dan pengembangan prasarana pengolahan air limbah rumah tangga untuk perumahan-perumahan yang sudah ada.

6. Penyediaan dan pengembangan sistem pengolahan air limbah komunal untuk kawasan perumahan, dan pembangunan MCK++ untuk kawasan permukiman.

7. Penyediaan prasarana sanitasi berupa MCK umum untuk kawasan pelabuhan Tanjung Laut Indah.

8. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang akan dilakukan di kawasan Kelurahan Kanaan.

Usulan Dan Prioritas Program

Rencana pengembangan sarana dan prasarana pengolahan air limbah sesuai RPJMD Kota Bontang antara lain :

(6)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 6 1. Pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Berbas Pantai, Loktuan, Guntung,

Kanaan.

2. Pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) Kanaan.

3. Pengembangan jaringan pipa IPAL Bontang Kuala dan Berbas Pantai.

4. Pembangunan sanitasi masyarakat.

5. Pembangunan WC umum Pelabuhan Tanjung Laut Indah.

4.4. RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN SAMPAH (LIMBAH PADAT) Di Kota Bontang pelaksanaan pengelolaan sampah eksisting meliputi pengelolaan secara individual dan terpadu. Pengelolaan sampah individual dilakukan oleh masyarakat melalui pembakaran dilokasi tertentu atau di pekarangan rumah-rumah dengan tujuan untuk mengurangi timbulan sampah. Pengelolaan sampah terpadu yang dilakukan pemerintah saat ini melalui penyediaan prasarana penampungan dan sarana pengangkutan sampah yang ada dipinggir jalan, sedang sampah dikawasan industri ditangani perusahaan yang bersangkutan, yaitu di Kelurahan Satimpo oleh PT. Badak LNG dan di Kelurahan Belimbing ditangani oleh PT. Pupuk Kaltim,Tbk. Pelayanan secara terpadu sampai saat ini telah menjangkau pada 15 Kelurahan yang ada.

Beberapa hal lainnya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran secara umum diuraikan sebagai berikut :

a. Pengelolaan dan pengumpulan sampah dengan penyapuan jalan, pasar dan tempat umum lainnya telah dilakukan diseluruh wilayah kota, sampai saat ini penanganannya dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan PMK, diharapkan kedepan pelayanan pengumpulan sampah akan melibatkan pihak swasta

b. Dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan penyuluhan tentang pengolahan sampah mandiri untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dan memberikan bantuan sarana penunjang berupa “ tong komposer dan keranjang tatakura “

c. Pelayanan angkutan sampah dari TPS ke TPA dengan menggunakan sarana kontainer, dump truck dan arm roll.

d. Pelaksanaan program 3R ( reduce, reuse dan recycle ) telah dilakukan oleh pihak sekolah dan kelompok masyarakat, sampai tahun 2010 jumlah sekolah yang telah menjalankan pengelolaan sampah yaitu 7 SD, 1 SLTP dan 2 SLTA, serta ada 6 kelompok masyarakat yang tersebar pada 3 kecamatan.

e. Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan.

(7)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 7 Selanjutnya berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan dan hasil telaah terhadap visi, misi dan program prioritas pembangunan Kota Bontang tahun 2011 – 2016, Dinas Kebersihan dan PMK menyusun rencana program pengelolaan sampah yang akan dilaksanakan yaitu Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan pelayanan persampahan melalui peningkatan perencanaan, peningkatan peran serta masyarakat dan peningkatan operasional pelayanan dengan kegiatan – kegiatan antara lain :

• Penyusunan kebijakan manajemen pengelolaan sampah

• Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan dengan mengembangkan prasarana penampungan sampah (TPS) pada tiap kelurahan sesuai rencana yang dibutuhkan sampai akhir tahun berjumlah 110 TPS, dengan kapasitas masing-masing TPS sebesar 6 m3.

• Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan, antara lain :

- Tempat Penampungan Sampah (TPS) terpadu 3R pada tiap Kelurahan dengan kapasitas TPS 6 m3

- Kontainer kapasitas 5 m3 - Arm roll truck

- Mobil compactor - Mobil street sweeper

- Kendaraan operasional pengawasan - Komposter aerob

- Kendaraan pengangkut sampah roda 3 - Gerobak sampah

- Mobil truk tinja

• Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana sarana persampahan yaitu peningkatan cakupan pelayanan pengangkutan sampah terutama di Kelurahan Satimpo, Belimbing, Kanaan dan Bontang Lestari.

• Peningkatan pelayanan pengangkutan persampahan di kelurahan lain terutama dalam hal kecepatan dan frekuensi pengangkutan yang selama ini hanya 1-2 kali menjadi 3 kali sehari

• Bimbingan teknis persampahan, dengan pemanfaatan sampah yang sudah dipilah

• Peningkatan kemampuan aparat dalam pengelolaan persampahan

• Meningkatkan Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan

• Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan

• Monitoring dan evaluasi wilayah dan titik pantau penilaian Adipura dan

(8)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 8

• Pengembangan kinerja TPA Bontang Lestari yang berwawasan lingkungan dan dapat beroperasi sampai 20 tahun

Tabel.4.2

Sasaran dan Target Jangka Menengah DKPP

NO Sasaran Indikator Sasaran Target Kinerja Sasaran Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 1 Meningkatnya

Pemahaman masyarakat tentang pengelolaan sampah 3R

- Jumlah SD yang telah

melaksanakan 3R 10 13 17 21 25 29

- Jumlah SLTP yang telah

melaksanakan 3R 3 5 7 9 12 14

- Jumlah SLTA yang telah

melaksanakan 3R 4 6 8 10 12 14

- Jumlah kelompok masyarakat yang telah melaksanakan 3R

9 12 16 19 23 26

2 Meningkatnya cakupan layanan / penanganan persampahan

- Persentase penanganan

sampah 67 69 71 73 74 76

- Rasio Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah per satuan penduduk

3,38 3,45 3,51 3,59 3,73 3,81

3 Tersedianya sarana dan prasarana pengelolaan persampahan dengan kondisi baik dan sesuai

kebutuhan

- Persentase sarana pengelolaan

persampahan dengan

kondisi baik 75 77 79 82 84 85

4.5. RENCANA PENINGKATAN PENGELOLAAN DRAINASE LINGKUNGAN 4.5.1. Sistem Prasarana yang Diusulkan

Sistem drainase yang diusulkan berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi eksisting, indikasi–indikasi permasalahan, serta aspek–aspek lain yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan pengelolaan sistem jaringan drainase adalah sebagai berikut :

1. Jaringan system drainase harus terintegrasi dalam suatu pola pelayanan yang dimulai dari saluran kuarter sebagai penerima dari suatu blok permukiman ke saluran tersier untuk kemudian diteruskan ke saluran sekunder , saluran primer dan terakhir diterima oleh badan penerima air utama yaitu sungai.

(9)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 9 2. Rumusan kebutuhan kapasitas saluran drainase harus didasarkan pada perhitungan

debit dari suatu sistem pembagian blok pelayanan dari suatu sistem yang menginduk ke suatu sungai tertentu.

3. Setiap sistem jaringan harus dibuatkan suatu skema jaringan, yang memuat Nama Sub DAS, Luas Sub DAS, Hujan Rencana di Sub DAS, Kemiringan Alur Sungai, Panjang Alur Sungai.

4.5.2. Usulan dan Prioritas Program

Berdasarkan tinjauan terhadap sistem drainase (makro dan mikro) yang ada di wilayah studi, indikasi permasalahan dalam semua aspek yang terkait dengan pengelolaan sistem, konsep penataan sistem drainase, dan rumusan kebutuhan prasarana drainase seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan Program Bontang Tanpa Genangan untuk komponen drainase yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Pembinaan Pengelolaan Sistem Drainase

Pembinaan pengelolaan sistem drainase dengan target peningkatan NSPM sistem drainase dan pengembangan perangkat pengaturan, serta peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi dan SDM pengelola sistem drainase di kabupaten/kota. Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, Diklat PU, para praktisi dan lembaga swasta.

Penanganan program dilakukan melalui kegiatan – kegiatan :

a. Lokakarya untuk menyiapkan materi peraturan di bidang KDB, Kawasan Lindung, Garis Sempadan Sungai dan Peil Banjir Kawasan.

b. Pelatihan Penyusunan Program Pengelolaan Drainase c. Pelatihan Perencanaan Sistem Drainase

2. Pengembangan Program dan Perencanaan Pembangunan Sistem Drainase Pengembangan program dan perencanaan pembangunan sistem drainase dengan target tersusunnya dokumen Master Plan Sistem Drainase dan dokumen – dokumen derivatnya seperti : dokumen studi kelayakan, dan dokumen perencanaan yang dapat dipakai sebagai acuan dalam implementasi program di bidang drainase di setiap kabupaten/kota.

Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan perguruan tinggi, para praktisi dan lembaga swasta.

Penanganan program dilakukan melalui kegiatan – kegiatan :

a. Penyusunan Master Plan Drainase Kota Bontang secara keseluruhan

b. Penyusunan Sofware Komputer untuk Mendukung Penyusunan Program Pengelolaan Drainase

(10)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 10 c. Studi Kelayakan Pembangunan Drainase Kota Bontang secara keseluruhan

d. Studi Kelayakan Pembangunan Tandon Air/Embung e. Studi Kelayakan Pembangunan Sudetan

f. Studi Kelayakan Pembangunan Polder

g. Perencanaan Sistem Drainase Kota Bontang secara keseluruhan 3. Pemeliharaan dan Pembangunan Prasarana Drainase

Pemeliharaan dan pembangunan prasarana sistem drainase dengan target yaitu :

a. Peningkatan cakupan pelayanan sistem drainase dalam rangka meningkatkan kesehatan lingkungan.

b. Pengembangan jaringan drainase, sistem polder/kolam penampung/retensi serta prasarana pendukung/pelengkapnya untuk meningkatkan pelayanan sarana drainase dan melindungi kawasan permukiman dan kawasan strategis dari resiko genangan.

c. Menjaga, mengembalikan dan meningkatkan fungsi prasarana dan drainase yang ada, serta untuk menciptakan sistem jaringan drainase wilayah yang terpadu dengan kapasitas yang cukup.

Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan lembaga swasta. Penanganan program dilakukan melalui kegiatan – kegiatan :

a. Pemeliharaan Rutin Saluran Drainase Tertutup b. Pemeliharaan Rutin Saluran Drainase Terbuka c. Rehabilitasi Saluran Drainase Tertutup

d. Rehabilitasi Saluran Drainase Terbuka

e. Pembangunan Baru Saluran Drainase di Kota Bontang dengan sistem prioritasi f. Pembuatan Sistem Polder prioritasi kebutuhan

g. Pembangunan Sudetan prioritasi kebutuhan

4. Pengembangan Drainase Skala Kawasan Berbasis Masyarakat

Pembangunan drainase skala kawasan berbasis masyarakat dengan target peningkatan kesehatan lingkungan dan menjaga kualitas air tanah melalui peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga serta memelihara parasarana drainase dan pembuatan sumur peresapan. Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan lembaga swasta dan masyarakat.

Penanganan program dilakukan melalui kegiatan–kegiatan :

a. Penyuluhan Peran Masyarakat dalam Pemeliharaan Prasarana Drainase untuk Mendukung Terciptanya Kesehatan Lingkungan

b. Sosialiasi dan Fasilitasi Pembangunan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH) dan Prasarana Peningkatan Inflitrasi.

(11)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 11 5. Pengelolaan Sistem Drainase Terpadu Mendukung Konservasi Sumber Daya Air.

Pengelolaan sistem drainase terpadu mendukung konservasi sumber daya air dengan target pengembangan sistem drainase skala kawasan secara terpadu untuk mendukung keseimbangan tata air. Pola pengelolaan dilaksanakan oleh Seksi yang mengelola bidang drainase pada Dinas terkait dan bekerjasama dengan lembaga swasta. Penanganan program dilakukan melalui kegiatan – kegiatan :

a. Pembuatan Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH)

b. Fasilitasi dan Pembuatan Green Drainase untuk Mengatasi Erosi Lahan.

c. Pembangunan Tandon Air / Embung

4.6. RENCANA PEMBANGUNAN PENYEDIAAN AIR MINUM Analisis Kebutuhan Prasarana Air Minum

1. Analisa Faktor Internal (SW) a. Strength ( Kekuatan )

• Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, semua aspek kehidupan dan kegiatan manusia memerlukan air. Diperkotaan kebutuhan air bersih cenderung meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan penduduk dan peningkatan perekonomian serta perkembangan sosial dan budaya masyarakat.

• Hak monopoli yang dimiliki PDAM Kota Bontang merupakan modal yang paling utama dalam usaha pengembangan peleyanan penyedia air bersih melalui jaringan perpipaaan.

• Jumlah penduduk yang belum terlayani cukup besar sehingga masih membuka peluang untuk meningkatkan cakupan sambungan rumah.

b. Weakneses ( Kelemahan )

• Biaya operasional tinggi, khususnya setelah adanya kebijakan kenaikan tarif listrik dan Bahan bakar Minyak ( BBM ) menjadikan biaya operasional dan pemeliharaan menjadi meningkat dan sebagian besar sumber air baku berasal ari Sumur Dalam ( Deep Well ) dengan kadar Fe (zat besi) yang cukup tinggi sehingga pemakaian bahan kimia relatif banyak.

• Kebutuhan daya listrik yang sering terganggu dan adanya krisis listrik sehingga mengganggu kapasitas produksi.

• Belum adanya meter induk yang terpasang di reservoir-reservoir distribusi mengakibatkan sulitnya pengontrolan air yang didistribusikan dan belum optimalnyapemanfaatan sistem zening sehingga perhitungan tingkat kehilangan air tidak dapat diketahui dengan akurat.

(12)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 12

• Kualitas pelayanan bagi pelanggan dibeberapa wilayah belum optimal yang tercermin dari terdapatnya keluhan - keluhan tentang kesalahan pembacaan meter air, air tidak mengalir dan lain – lain. Untuk beberapa daerah tekanan air kurang merata dan kualitas air kurang baik sehingga ada kecendrungan adanya penyadapan air langsung dari pipa distribusi.

• Budaya kerja ( corporate culture ) yang berorientasi pada akuntabilitas yang melekat pada BUMN dan BUMD, umumnya menyebabkan PDAM dalam berbagai hal kurang responsive dan keratif termasuk dalam merespon issue – issue makro ekonomi dan lingkungan.

2. Analisa Faktor Eksternal (OT) a. Opportunities ( Peluang )

• Pengembangan area pemukiman baru yang dilakukan oleh para pengembang baik yang digunakan untuk tempat tinggal, industri dan perdagangan, kondisi ini diharapkan akan mendorong peningkatan permintaan ( demand ) air bersih, karena cakupan pelanggan yang baru bisa dilayani sebesar 40% jumlah penduduk Kota Bontang.

• Sulitnya mendapatkan air oleh masyarakat membuat air PDAM merupakan satu- satunya substitusi untuk kebutuhan masyarakat Kota Bontang.

• Pelabuhan yang sedang dibangun yang akan banyak disinggahi kapal-kapal domestik maupun asing merupakan pangsa pasar yang potensial.

b. Threats ( Ancaman )

• Ketergantungan sumber air baku di wilayah Kota Bontang pada air bawah tanah dan tidak adanya air permukaan semakin parah dengan kerusakan hutan lindung atau catcemen area sehingga diperlukannya konservasi hutan.

• Pelestarian lingkungan tidak terkendali dengan maraknya pengembangan pemukiman pada daerah perbukitan akan berakibat negatif, yaitu berkurangnya resapan air bawah tanah.

• Kondisi topografi Kota Bontang yang tidak rata sehingga menyulitkan dalam upaya optimalisasi pendistribusian air secara merata.

• Pemberlakuan Undang– Undang Nomo 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, sehingga pelayanan PDAM dituntut untuk dapat lebih dipertanggungjawabkan.

Kondisi water balance Kota Bontang awal tahun 2010 minus 112 liter/detik. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air bersih maka Pemerintah Kota akan melakukan penambahan kapasitas pengolahan air minum antara 40 liter/detik sampai

(13)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 13 dengan 80 liter/detik. Oleh karena itu diperlukan penambahan kapasitas produksi air minum 80 liter/detik sampai dengan 120 liter/detik. Untuk jaringan, Kota Bontang juga memerlukan tambahan jaringan pipa ∅ 2”, ∅ 3” dan ∅ 4” yang akan dipasang untuk menunjang proses sambungan rumah. Sampai saat ini, pelayanan air minum kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan terutama yang menyangkut kontinuitas suplai dan kualitas airnya. Disisi lain, permohonan penyambungan air masih banyak tetapi masih belum dapat dipenuhi oleh PDAM.

Adapun rencana pembangunan penyediaan air minum yang sedang dan akan dilaksanakan antara lain :

1. Pengadaan dan pemasangan pipa jaringan PDAM

2. Penambahan Jaringan Pipa Air Bersih di Pesona Bukit Sintuk

3. Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Pipa Air Bersih Kota Bontang 4. Peremajaan Jaringan Pipa transmisi Distribusi Air Bersih

5. Pembangunan WTP dengan kapasitas 40 ltr/dt di Kelurahan Berbas Tengah 6. Pembangunan WTP dengan kapasitas 80 ltr/dt di Kelurahan Gunung Elai 7. Pembangunan WTP dengan kapasitas (40 lt/dt) di Kelurahan Loktuan 8. Pembangunan WTP dengan kapasitas (40 lt/dt) di Kelurahan Kanaan 9. Pembangunan Waduk Marangkayu

10. Pipanisasi air baku dari bendungan Marangkayu ke Kota Bontang

4.7. RENCANA PENINGKATAN KAMPANYE PHBS

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud. Adapun kebijakan Dinas Kesehatan Kota Bontang yang ditetapkan sebagai berikut :

• Peningkatan cakupan dan mutu pelayanan puskesmas dan jejaringnya.

• Menerapkan regulasi perizinan kesehatan dan sistem kesehatan daerah.

• Peningkatan upaya pencegahan penyakit melalui pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat.

• Peningkatan sistem surveilans masyarakat berbasis evidence base.

• Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan kualitas rumah tangga yang sehat, peningkatan hygiene sanitasi lingkungan pemukiman dan tempat- tempat umum lainnya.

• Memberdayakan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kemitraan bidang kesehatan.

(14)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 14

• Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan melalui peningkatan capacity Building dengan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan baik yang bersifat managerial maupun teknis

• Mengembangkan pelayanan dan penyediaan obat, makanan, serta melindungi masyarakat dari bahan berbahaya.

• Mengembangkan pelayanan kesehatan penunjang seperti laboratorium yang berbasis kearah pemeriksaan lingkungan, makanan dan minuman dalam upaya perlindungan terhadap masyarakat.

• Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan.

• Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan dan jaringannnya dalam mengantisipasi semua informasi kesehatan baik yang berasal dari UPTD maupun fasilitas pelayanan swasta.

• Proaktif dalam advokasi untuk mendapatkan pembiayaan yang bersumber dari swasta dalam mendukung program prioritas pembangunan kesehatan.

• Membangun kemitraan dengan penyedia pelayanan swasta, organisasi profesi bidang kesehatan termasuk tenaga swasta dalam mempercepat pembangunan kesehatan.

Upaya promosi kesehatan dalam rangka memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Rencana Peningkatan Kampanye PHBS yang akan dilaksanakan melalui Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.

1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan :

• Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat;

• Upaya promosi kesehatan Puskesmas;

• Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat;

• Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ;

• Pembinaan Posyandu;

• Pengembangan dan pembinaan kelurahan sehat;

• Kemitraan program CSR Kesehatan;

• Pembinaan kesehatan remaja.

Indikator kinerja :

• Persentase Rumah tangga ber-PHBS;

(15)

Buku Putih Sanitasi Kota Bontang IV - 15

• Persentase SD yang melaksanakan PHBS;

• Persentase Posyandu purnama & mandiri;

• Persentase Kelurahan Siaga Aktif;

• Jumlah Puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan remaja dan pembinaan PKPR minimal 4 sekolah.

2. Program pengembangan lingkungan sehat.

Kegiatan :

• Penyehatan lingkungan pemukiman;

• Pengawasan sarana air bersih;

• Pembinaan tempat pengolahan makanan;

• Pembinaan tempat-tempat umum;

• Upaya penyehatan lingkungan puskesmas.

(16)

BUKU PUTIH SANITASI IV -16

Referensi

Dokumen terkait

Solusi yang peneliti usulkan berdasarkan permasalahan di atas adalah dengan mengembangkan sebuah aplikasi media pembelajaran untuk anak usia dini yang dikembangkan

Yang dimaksud dengan pelaksanaan pempelajaran di sisi adalah pelaksanaan komponen-komponen pokok pembelajaran yang meliputi komponen tujuan pembelajaran, materi

tidak ada maka dihitung jumlah sisik pada garis dimana biasa garis rusuk berada. 1enghitungan berakhir pada permulaan pangkal ekor, atau pada ruas tulang  belakang bagian

Pendaftaran Ulang dilaksanakan di Hotel Inna Garuda Yogyakarta, pada tanggal 31 Mei 2013, mulai pukul 07.00 WIB dengan.. menunjukkan bukti

Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat pernyataan tersebut. Kedua, kita

6WXGL YDULDELOLWDV PXVLPDQ MHQLV PDPDOLD GL NDZDVDQ LQGXVWUL GDQ TXDUU\ GLODNXNDQ GL 37 ,QGRFHPHQW 7XQJJDO 3UDNDUVD 7EN 8QLW 3DOLPDQDQ -DZD %DUDW .RPELQDVL IDNWRU LNOLP GDQ WLSH

Tindakan yang dilakukan MR terhadap SP dapat dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga dikarenakan SP yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan menetap di rumah MR

Hasil analisis data dan pembahasan terhadap tujuan penelitian tentang pengaruh danan simpan pinjam perempuan terhadap peningkatan pendapatan usaha menjahit di Desa