• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN NOMOR 5 TAHUN 201 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLMN LINGKUNGAN HIDUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN NOMOR 5 TAHUN 201 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLMN LINGKUNGAN HIDUP"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)BUPATI KONAWE KEPULAUAN. PROVINSI SULAWESI TENGGARA. PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN. 5. NOMOR. TAHUN 201. TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLMN LINGKUNGAN HIDUP. ENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA. UPATI KONAWE KEPULAUA .• ,. Menimbang. a. bahwa. kehidupan. manusia. harus. menjaga. kelestarian a1am sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang karenanya perlu diwujudkan melalui upaya menjaga kualitas lingkungan hidup; b. bahwa terus terjaganya kualitas lingkungan hidup akan menjamin hak asasi setiap manusia untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan ehat,. serta menunjang pembangunan daerah. cara berkelanjutan. nnasuk di Kabupaten. Konawe Kepulauan; c. bahwa. upaya. Iingkungan. perlindungan. hidup. yang. dan. pengelolaan. ungguh-sungguh,. konsisten dan konsekuen, perlu dilakukan untuk mencegah. terjadinya. lingkungan. hidup. di. penurunan Kabupaten. kualitas Konawe. Kepulauan; d. bahwa. untuk. memberikan. kepastian. hukum. dalam pelestarian lingkungan hidup, diperlukan pengaturan. mengenai. perlindungan. dan. pengelolaan lingkungan hidup dengan Peraturan.

(2) -2-. e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagairnana dirnaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c. dan huruf d. perlu menetapkan Peraturan Oaerah Kabupaten. Konawe. Kepulauan. ten tang. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Mengingat. 1. Pasal 18 ayat {6) Undang-Undang Dasar Negara. Republik Indonesia Tahun 1945 . 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik lndonesia Tabun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5059); 3. Undang-undang Nomor 13 tahun 2013 tentang pembentukan Kabupaten Konawe Kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara {Lembaran Negara Republik. Indonesia. Tahun. 2013. Nomor. 84,. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5451); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang. Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244. Tambahan mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) bagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 ntang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang omor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran egara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nornor 27 Tahun. .entang Republik. Izin. Llngkungan. Indonesia Tabun. (Lembaran 2012. 2012. Negara. Nomor. 48=. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia omor 5285); Dae. aht. ~n. KnnAw~. K~nu1.::111::1n.

(3) -3-. Nomor. 1. Tahun. Pembangunan. 2016. Jangka. tentang. Rencana. Menengah. Daerah. bupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016 Nomor 2): 7. Peraturan Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan (Lembaran Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2016 Nomor 3)· 8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15. Tahun 2011. ten tang Pedoman Muatan Materi. Rancangan. Peraturan. Daerah. ten tang. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Daerah; 9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun. 2012. ten tang. Pedoman. Penyusunan. Dokumen Lingkungan Hidup· 10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksanaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan ·. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN dan BUPATI. NAWE KEPULAUAN. MEMUTUSKAN : Menetapkan :. PERA TURAN DAERAH TENTANG PERLIN DUNGAN DAN PENGELOLAAN LTNGKUNGAN HIDUP..

(4) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasall Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1.. Bupati adalah Bupati Konawe Kepulauan .. 2.. Organisasi. Perangkat. Daerah. yang. selanjutnya. clisingkat OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan. Pemerintah. Kabupaten. Konawe. Kepulauan. 3.. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan mua benda, daya, keadaan. dan makhluk hidup termasuk. manusia. mempengaruhi. alam. perikehidupan,. dan. dan itu. perilakunya, sendiri,. yang. kelangsungan. kesejahteraan. manusia. serta. makhluk hidup lain. 4.. Perlindungan dan Penge1olaan Lingkungan Hidup, yang. selanjutnya disingkat. istematis. dan. terpadu. PPLH:. yang. adalah upaya. dilakukan. untuk. melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjad.inya. pencemaran. dan/ atau. lingkungan. hidup. meliputi. pemanfaatan,. yang. pengendalian,. kerusakan perencanaan, perneliharaan,. pengawasan dan penegakan hukum. 5.. Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli, rta pola interaksi rnanusia dengan alam yang menggambarkan. integritas. sistem. aLam. dan. lingkungan hidup. 6.. .. Analisis Damoak Linzkunaan vane """ .....• .,, .,_, selaniutnva ., ., disebu Andal adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang. dampak. penting. suatu. rencana. usaha. dan/ atau kegiatan . 7.. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-rnenyeluruh .,:-:tlinl7. dan. mPm hPntl 1 k.

(5) -5-. keseimbangan,. stabilitas,. produktivita. dan. lingkungan hidup. 8.. Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang. selanjutnya disebut RPPLH,. adalab. perencanaan tertuli. yang memuat potensi, masalah. lingkungan hidup. serta upaya perlindungan dan. pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. Pelestarian. Fungsi. Lingkungan. Hidup. adalah. rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan. IO. Pencernaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hid up, zat, energi, dan/ atau komoonen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan rnanusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. 11. Kerusakan. Lingkungan. Hidup. adalah. perubahan. langsung dan/ atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kirnia,. dan/ atau. hayati. lingkungan. hid up, yang. melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 12. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan. untuk. mendukung. perikehidupan. manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. 13. Dava Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan untuk menyerap zat, energi, dan/ atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. 14. Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutny disingkat. KLHS. sistematis, memastikan. adalah. menyeluruh, bahwa. rangkaian dan. analisis. partisipatif. prinsip. yang untuk. pembangunan. berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam. pembangunan. suatu. wilayah. dan/ atau. kebijakan, rencana, dan/ atau program. 15. Kebijakan,. Rencana,. dan/atau. Program,. yang. aelarrirrrnva ciisin~kat KRP. aclalah dokrrrnen rlali:1m.

(6) -6-. menyelenggarakan. untuk. pemerintahan. tindakan. memuat. urusan. pemerintahan. tertentu. termasuk didalamnya urusan perencanaan tata ruang serta rencana pembangunan. 16. Rencana Tata Ruang Wilayah,. yang. selanjutnya. disingkat RTRW, adalah basil perencanaan kesatuan ruang geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya clitentukan berdasarkan aspek administratif dan/ atau aspek fungsional. 17. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, yang. lanjutnya. disingkat. RPJPD:. adalah. dokumen. perencanaan pembangunan untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 18. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD: adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 5 (lima) tahun. 19. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/ a tau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi. proses. pengambilan. keputusan. tentang. penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan. 20. Analisis Dampak Lingk:ungan yang selanjutnya disebut. Andal adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang. dampa.k. penting. suatu. rencana. usah. dan/atau kegiatan. 21. U paya Pengelolaan Llngkungan Hidup dan U paya. Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya dise but. UKL-UPL,. adalah. pengelolaan. dan. pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/ atau kegiatan. 22. Surat Pemyataan. Pengelolaan Linglrungan Hidup. vana ~·u~lAni11tnvA ci1!'-linuk:-1t ~PPL AnAIAh nP.rnVAtAAn.

(7) -7-. untuk. pengelolaan. melakukan. dan. pemantauan. dampak lingkungan hidup atas. lingkungan hidup a. usaha dan/ a tau kegiatan. 23. Peru bahan. Iklim. diakibatkan. adalah. langsung. berubahnya. atau. tidak. iklim yang. langsung. oleh. aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. 24. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. 25. Limbah. Bahan. Berbahaya. dan. Beracun.. yang. selanjutnya disebut Llmbah B3. adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung 83. 26. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut B3 adalah zat, energi, dan/ atau komponen 1. lain. yang. jumlahnya,. karena baik. sifat,. konsentrasi,. dan/ atau. secara langsung maupun. tidak. langsung, dapat mencemarkan dan/ atau merusak lingkungan. hidup. dan/atau. membahayakan. lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. 27. Pengelolaan Lim bah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangant. penyimpanan1. pengumpulan,. pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan limbah 83. 28. Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil. 29. Sumber Air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai, rawa, danau, iru, waduk, dan muara. 30. Baku Mutu Air adalah ukuran batas atau kadar makbluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. u.

(8) pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam umber air dari suatu usaha dan/ atau kegiatan. 32. Pencemaran. Air. adalah. masuknya. atau. dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain ke dalam air oleb kegiatan rnanusia,. ehingga mela.mpaui baku mutu air yang telah ditetapkan. 33. Udara Ambien adalah udara be bas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. 34. Baku Mutu Udara Ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/ a tau komponen yang ada a tau yang seharusnya ada dan/ atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. 35. Baku Muhl Emisi Kendaraan Bermotor adalah batas maksimum zat atau bahan oencemar yang boleh dikeluarkan langsung dari pipa gas buang kendaraan bermotor. 36. Baku Mutu Ernisi Sumber Tidak Bergerak adalah. batas. kadar. maksimum. maksimum yang. dan/atau. diperbolehkan. beban. ernisi. masuk. atau. 37. Baku Mutu Gangguan adalah batas kadar ma.ksimum umber gangguan yang diperbolehkan masuk ke udara dan/atau zat padat. 38. Tarrah adalah salah satu komponen lahan, berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifa fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup Lainnya. 39. Kriteria Baku Kerusakan Tanah adalah ukuran bata.

(9) 40. Kerusakan Tanah. adalah berubahnya sifat dasar. tanah vang melampaui kriteria baku kerusakan tanah. 41. Mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan yang. tumbuh di daerah pasang surut wilayah tropis dan sub-tropis mulai dari daerah mendekati ketinggian rata-rata muka air laut sampai daerah yang digenangi air pasang. tertinggi,. rtoleransi. yang. rbadap. salinitas perairan dan kondisi tanah yang anaerob. 42. Kriteria Baku Kerusakan Mangrove adalah ukuran batas perubahan sifat fisik dan/ atau hayati mangrov yang dapat ditenggang oleh mangrove untuk dapat tetap melestarikan fungsinya. 43. Ekosistem Mangrove adalah tatanan mangrove dengan. semua benda. daya, keadaaan, dan makhluk hidup yang merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh dan aling. mempengaruhi. keseimbangan,. dalam. stabilitas,. dan. memben tuk produktivita. lingkungan hidup, 44. Karst adalah bentang alam yang terbentuk akibat. proses pelarutan air pada batu gamping dan/ atau dolomit. 45. Ekosistem. Karst adalah tatanan karst di bawab. permukaan dan di permukaan tanah dan/atau di dalam laut dengan semua benda, daya, keadaaan, dan makhluk hidup yang merupakan satu kesatuan utuh menyeluruh membentuk. dan. saling. rnempengaruhi. keseimbangan,. stabilitas,. dalam dan. produktivitas lingkungan hidup. 46. Rehabilitasi. adalah. upaya. pemulihan. untuk. mengembalikan nilai, fungsi, dan manfaat lingkungan hidup termasuk upaya pencegahan kerusakan lahan, memberikan. perlindungan,. dan. memperbaiki. ekosistem. 47. Restorasi adalah upaya pemulihan untuk menjadikan. lingkungan hidup atau bagian-bagiannya berfunzsi.

(10) - 10-. 48. Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada. tiap. orang. yang. melakukan. usaha. dan/atau. kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. sebagai prasyarat memperoleh. izin usaba. dan/atau kegiatan. 49. Sengketa. Lingkungan. Hidup. adalah. perselisihan. diantara dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/ atau telah berdampak pada lingkungan hidup. 50. Organisasi Linglrungan Hidup adalah kelompok orang. yang terorzanisasi dan terbenruk atas kehendak endiri yang tujuan dan kegiatannya berkaitan dengan lingkungan hidup. 51. Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Pasa12 PPLH dilaksanakan berdasarkan asas :. a.. tanggungjawab daerah ·. b.. kelestarian dan keberlanjutan·. C.. keserasian dan keseimbangan;. d.. kesejahteraan sosial ·. e.. keterpaduan;. f.. manfaat;. g.. kehatian-hatian;. h.. keadilan;. 1.. ekoregion;. J.. keanekaragaman hayati;. k.. pencemar membayar;. l.. partisipatif; dan. m.. kearifan lokal. Pasal 3.

(11) - 11 -. a.. mewujudkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang konsisten dan konsekuen, un ruk. mencegah. terjaclinya. penurunan. kualita. lingkungan hidup; b.. menumbuhkan kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam kegiatan PPLH·. c.. melestarikan fungsi lingkungan hidup melalui upaya mencegah,. menanggulangi,. dan. memulihkan. lingkungan hidup yang tercemar dan/atau rusak; d.. memelihara. lingkungan. hidup. melalui. upaya. konservasi, pencadangan dan / atau pelestarian fungsi atmosfir terhadap perubahan iklim: dan e.. memberikan kepastian hukum bagi setiap usaha dan kegiatan. yang. menimbulkan. dampak. terhadap. lingkungan hidup. Pasal 4 Ruang lingkup PPLH meliputi: a.. perencanaan;. b.. pemanfaatan;. c.. pengendalian;. d.. pemeliharaan ·. e.. pengawasan; dan. f.. penegakan hukum. Pasal 5. Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Pemerintah Daerah mempunyai wewenang: a.. menetapkan kebijakan daerah:. b.. menetapkan dan melaksanakan KLHS;. c.. menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai RPPLH;. d.. menetapkan dan melaksanakan kebijakan menzenar AmdaJ dan UKL-UPL;. e.. menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam.

(12) - 12 -. f.. mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan;. g.. mengembangkan. instrumen. menerapkan. dan. lingkungan hidup· h.. memfasilitasi penyelesaian sengketa:. 1.. melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan terhadap ketentuan. penzman. lingkungan. dan. peraturan. perundangundangan· J.. melaksanakan standar pelayanan minimal·. k. melaksana.kan. kebijakan. mengenai. tata. car. pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat yang terkait. dengan. perlindungan. dan. pengelolaan. lingkungan hidup: 1.. mengelola informasi lingkungan hidup·. m.. mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi lingkungan hidup;. n.. memberikan nendidikan. oelatihan. pembinaan, dan •. •. •••. If. •••. pengbargaan; o.. menerbitkan izin lingkungan; dan. p.. melakukan penegakan hukum lingkungan. BAB TT. PERENCANAAN Bagian Kesatu Umum PasaJ 6 Perencanaan PPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan melalui tahapan: a.. inventarisasi lingkungan hidup; dan. b.. penyusunan RPPLH..

(13) - l3 -. Bagian Kedua InventarisasiLingk:unganHidup Pasal 7 ( 1). Pemerintah. Daerah. melak:ukan. berkewajiban. inventarisasi lingkungan hidup. (2). Inventarisasi dimaksud. lingkungan pada. ayat. hidup (1). se bagaimana. d:ilakukan. melalui. pengumpulan, analisis data dan informasi lingkungan hidup dalam bentuk geospasial dan non geospasial. (3). Data dan informasi lingkungan hidup geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ctiperlukan untuk penyusunan RPPLH yang disajikan dalam bentuk peta dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000.. (4). Data dan informasi linglrungan hidup non geospasial bagaimana climaksud pada ayat {2) diperlukan un tuk penyusunan RPPLH dalam bentuk bukan peta.. (5). Data dan informasi lingkungan hidup sebagaimana climaksud pada ayat (3) dan ayat (4), meliputi: a.. potensi, ketersediaan dan sebaran sumber daya alam;. b.. jenis sumber daya alam yang dimanfaatkan ·. c.. bentuk penguasaan sumber daya alam;. d.. pengelolaan lingk:ungan hidup dan sumber daya alam;. e.. bentuk .oencemaran dan kerusakan linakunzan ~ ~ hidup·. f.. gas ru:mah kaca;. g.. kerentanan terhadap perubahan iklim;. h.. jasa ekosistem;. 1.. keragaman karakter dan fungsi ekologis: dan. J.. aspek lainnya yang terkait dengan surnber daya alam dan lingkungan hidup.. (6). Data dan informasi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berdasarkan jenis, sifat, dan.

(14) - 14-. (7). Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dianalisis melalui kegiatan:. a.. tumpang susun lnformasi geospasial tematik.;. b.. pengolahan data statistik;. c.. pengukuran indeks kualitas lingkungan hidup; dan. d.. analisis lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (8). Dalam. melakukan. sebagaimana. analisis. climaksud. data. pada. dan. ayat. informasi (7). haru. memperhatikan: a.. sebaran penduduk;. b.. aspirasi masyarakat;. c.. kearifan lokal;. d.. konflik dan penyebab konflik yang timbul akiba pengelolaan sumber daya alam; dan aspek lainnya yang terkait dengan lingkungan hidup. Bagian Ketiga Penyusunan RPPLH Pasal 8. (1). (2). RPPLH disusun berdasarkan: a.. RPPLH Provoinsi Sulawesi Tenggara; dan. b.. inventarisasi lingkungan hidup.. RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Pemerintah Daerah melalui OPD di bidang lingkungan hidup.. (3). Penyusunan RPPLH sebagaimana dimaksud pada aya 2) memperhatikan:. a.. keragaman karakter dan fungsi ekologis;. b.. sebaran penduduk;. c.. sebaran potensi sumber daya alam:. d.. kearifan lokal:.

(15) - IS -. (4). RPPLH ditetapkan dengan Peratu.ran Daerah.. (5). Materi muatan RPPLH sebagaimana climaksud pada ayat ( 1) melipu ti rencana: a.. pemanfaatan. dan/ atau. pencadangan. sum ber. daya alarn; b.. pemelibaraan. dan. perlindungan. kualita. dan/ atau fungsi lingkungan hidup; c.. pengendalian, pemantauan, pendayagunaan dan pelestarian sumber daya alam; dan. d. (6). adaptasi dan mitigasi terbadap perubahan iklirn.. Pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a berdasarkan. daya. dukung. dan. daya. tampung. lingkungan hidup, karakteristik dan fungsi ekosistem. 7). Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi Iingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (5} huruf b dilakukan terhadap fungsi ekosistem dan media lingkungan hidup.. (8). Pengendalian,. pemantauan,. pendayagunaan. dan. pelestarian sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (5} huruf c dilakukan terhadap daya dukung dan. daya. tampung,. karakteristik. dan. fungsi. kosistem, serta peruntukan media lingkungan hidup. (9). Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan ebagaimana dilakukan. dimaksud terhadap. pada media. ayat. (5). iklim. buruf d. lingkungan. hidup. ekosistem dan usaba dan/ atau kegiatan. (10) Fungsi ekosistem sebagaimana dimaksud pada ayat (6): ayat (7): ayat (8), dan ayat (9) yang telah ditetapkan. harus menjadi acuan dalam penyusunan RTRW. ( 11) RPPLH menjacli dasar penyusunan dan dimuat dalam.

(16) - 1. II -. BAB III PEMANFAATAN. Pasal 9 (1). sumber. Pemanfaatan. daya. alam. dilakukan. berdasarkan RPPLH. (2). Dalam haJ. RPPLH belum tersusun, pemanfaatan. bagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan: a.. daya dukung clan daya tampung lingkungan hidup; dan. b. (3). karakteristik dan fungsi ekosistem.. Daya dulrung dan daya tampung lingkungan hidup. bagaimana. dimaksud. pada. ayat. (2). huruf a. ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (4). Bupati dalam menetapkan daya dukung dan daya tampung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada Gubernur.. (5). Bupati dalam menetapkan daya dukung dan daya tampung linglrungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memperhatikan: a.. keberlanjutan. proses. dan. fungsi. linglrungan. hidup; b.. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan. c.. keselarnatan, mutu hidup, dan kesejahteraan rnasyaraka ... BAB IV PENGENDALIAN. Bagian Kesatu Umum Pasal 10.

(17) - 17 -. 2). a.. media lingkungan hidup; dan. b.. ekosistem.. Pengendalian pencemaran terhadap media lingkungan hidup sebagaimana climaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:. (3). a.. pengendalian pencemaran air·. b.. pengendalian oencemaran udara: dan. c.. pengendalian pencemaran tanah.. Pengendalian kerusakan lingkungan hidup terhadap ekosistem sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi pengendalian kerusakan ekosistem : a.. mangrove·. b.. tanah;. c.. karst;. d.. hutan di luar kawasan hutan· gumuk pasir; dan. f.. ekosistem lainnya. Pasal 11. ( 1). Dalam dimaksud. melakukan dalam. pengendalian. Pasal. 10. sebagaimana. Pemerintah. daerah. menyusun KLHS. (2). KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijadikan dasar dalam penyusunan: a.. RTRW dan rencana tata ruanz •...• kawasan strateeis: ~. b.. RPJPD dan RPJMD; dan. c.. KRP pembangunan yang berpotensi menimbulkan dampak dan resiko lingkungan hidup.. (3). Pelaksanaan KLHS dalam penyusunan dan evaluasi RTRW dan rencana tata ruang kawasan strategi. agaimana. dimaksud. pada. ayat. (2). huruf a. dilakukan oleh OPD yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang. (4). Pelaksanaan KLHS dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b OPD vang. .nvr.lP.nuuar::ikan. 11n1s.

(18) - 18 -. pemerintahan di bidang perencanaan pernbangunan daerah. (5). Pelaksanaan. KLH. dalam. penyusunan. KRP. pemoangunan yang berpotensi menimbulkan dampak dan risiko lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada. ayat. huruf. (2). c. dilakukan. OPD. yang. menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. Pasal 12 ( 1). Dalam melaksanakan pengendalian pencemaran clan. -. kerusakan Iinzkunean hiduo ••...... .....,. .. sebazaimana dimaksud dalam Pasal 10, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup dapat menggunakan laboratorium linglrungan setelah memenuhi persyaratan. sesuai. dengan peraturan perundang-undangan. (2). Kepala. PD vang mem bidangi lingkungan hidup. berkewajiban. untuk. melakukan. pemenuhan. persyaratan laboratorium lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Pengendalian Pencemaran Air Paragraf 1. Umum Pasal 13 Pengendalian. pencemaran. air sebagairnana dimaksud. dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a meliputi: a.. oencegahan pencemaran air;. b.. penanggulangan pencemaran air; dan. c.. pemulihan k:ualitas air..

(19) - 19 -. Paragraf2 Pencegahan Pencernaran Air Pasal 14 Pencegahan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dilakukan melalui upaya: a.. pemberian izin pembuangan air limbah ke sumber air;. b.. penyediaan prasarana dan sarana pengolahan air limbah; dan. c.. pemantauan kualitas air pada sumber air. Pasal 15. (1). Setiap orang yang membuang air limbah ke sumber air wajib memiliki izin dari Bupati.. (2). Pemberian izin pembuangan air limbah ke sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat {l) dilaksanakan esuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 16. (1). Prasarana. dan. sarana. pengolahan. air. limbah. bagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b dapat disediakan oleh Pemerintah Daerah atau masyarakat. (2). Hasil pengolahan air limbab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi baku mutu air limbab. Pasal 17. (1). Pemantauan. kualitas. air. pada. sebagaimana dimaksud dalam Pasal. sumber. air. 14 huruf c. dilaksanakan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup. (2). Pemantauan. kualitas. air. pada. sumber. arr. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan. (3). Dalam hal hasil pemanta:uan kualitas air pada sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) menunjukkan vang. mern bid an ·.

(20) -20-. menanggulangi. pencemaran. air. dan. pemulihan. kualitas air dengan menetapkan mutu air sasaran. (4). Dalam hal hasil pemantauan kualitas air pada sumber air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merrunjukkan konclisi. baik,. lingkungan. Kepala. bidup. OPD. yang. melakukan. membidangi. upaya. untuk. mempertahankan atau meningkatkan kualitas air. Paragraf 3 Penanggulangan Pencemaran Air Pasal 18 ( 1). Setiap orang yang melakukan pencemaran air harus melakukan penanggulangan pencemaran air.. (2). Setiap. orang. yang. melakukan. usaha. dan/ atau. kegiatan harus membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan keadaan yang tidak terduga lainnya. (3). Penanggulangan. pencemaran. air. sebagaimana. dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a.. pemberian informasi peringatan pencemaran air kepada masyarakat·. b.. pengisolasian pencemaran air;. c.. pembersihan air yang tercemar·. d.. penghentian efektivita.s. sumber. pencemaran. pelaksanaan. air. untuk. penanggulangan. pencemaran air; dan e.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (4). Dalam hal terjadi pencemaran air, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan sura perintah. kepada. pelaku. pencemaran. untuk. melakukan upaya penanggulanan pencemaran. {5). Dalam hal pelaku tidak melakukan penanggulangan pencemaran dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) imr~t. nrrint~h st1haPaimana dirnakaud.

(21) - 21 -. hidup. melakukan. pencemaran. bagaimana. lingkungan. membidangi. penanggulangan pencemaran air. (6). Biaya. penanggulangan. dimaksud pada ayat (5) dibebankan pada pelaku pencemaran. Paragraf 4 Pemulihan Kualitas Air Pasal 19 (1). Setiap orang yang melakukan pencemaran air wajib melakukan pemulihan kualitas air.. (2). Pemulihan kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a.. penghentian sumber pencemar untuk efektivitas pemulihan kualitas air;. b.. pembersihan unsur pencemar;. c.. remediasi; dan. d.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi pencemaran air, Kepala OPD yang membidangi lingk:ungan hidup menerbitkan perintah. kepada. pelaku. pencemaran. surat untuk. melakukan upaya pemulihan kualitas air. (4). Dalam. hal. pelaku. tidak. melakukan. pemulihan. kualitas air dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat {3) diterbitkan, Kepala OPD yang mernbidangi. lingkungan. hidup. melakukan. penanggulangan pencemaran air. (5). Biaya pemulihan kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan pada pelaku pencemaran. Pasal 20. (1). Bagi. pelaku. pencemaran/perusakan n~rint~h. 11nh1k. yang.

(22) -22 ~. pemulihan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), Pasal 18 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 19 ayat ( 1) dikenai sanksi aclministratif berupa:. (2). a.. teguran tertulis;. b.. paksaan pemerintah:. c.. pem bekuan izin; dan/ atau. d.. pencabutan izin.. Sanksi administratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup.. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat {l} cliatur lebih lanjut dengan. Peraturan Bupati. Bagian Ketiga Pengendalian Pencemaran Udara Paragraf l Umum Pasal 21. Pengendalian pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b meliputi: a.. pencegahan pencemaran udara ·. b.. penanggulangan pencemaran udara; dan. c.. pemulihan kualitas udara sesuai dengan standar kesebatan rnanusia dan lingkungan hidup. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara Pasal 22. Pencegahan pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. hUIUf a. dilakukan melalui upava:. a.. penetapan baku mutu udara ambien;. b.. penetapan. baku. mutu. emisi. dan. baku. mutu.

(23) -2~-. c.. penetapan baku mutu kebisingan dan baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor;. d.. uji berkala kebisingan dan emisi gas buang· pemeriksaan dan perawatan kendaraan; dan. f.. pemantauan kualitas udara ambien. Pasal 23. (1). Penetapan baku mutu udara ambien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a dapat dilakukan dengan baku mutu udara. lebih ketat atau. ambien Daerah Sulawesi Tenggara dan/atau nasional. (2). Dalam hal baku mutu udara ambien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, berlaku baku mutu udara ambien Daerah Sulawesi Tenggara dan/ a tau nasional. Pasal 24. (1). Penetapan baku mutu emisi dan baku mutu gangguan daerah sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 22 huruf b dapat dilakukan lebih ketat atau sama dengan baku. mutu. udara. ambien. Daerah. Sulawesi. Tenggara. dan/atau nasional. (2). -. Dalam hal baku mutu emisi dan baku mutu zanzzuan. ----. daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, berlaku baku mutu emisi dan baku mutu gangguan daerah Daerah Sulawesi Tenggara dan/ atau nasional. Pasal 25 Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang. mengeluarkan. emisi. dan/ atau. gangguan. wajib. menaati baku mutu emisi dan baku mutu gangguan se bagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat ( 1).. Pasal 26.

(24) -24 -. dilaksanakan sesuai dengan balru mutu kebisingan dan baku mutu emisi gas buang nasional. (2). Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di dara yang mengeluarkan kebisingan dan emisi gas buang harus memenuhi baku mutu kebisingan dan ba.ku mutu ernisi gas buang. Pasal 27. (1). Uji. berkala. kebisingan. dan. ernisi. gas. buang. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d berlaku. bagi. setiap. kendaraan. bermotor. yang. dioperasikan di dara .... (2). Uji berkala kebisingan dan emisi gas buang kendaraan bermotor bagi mobil penumpang umum, mobil bus mobil barang. kendaraan khusus. dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.. (3). Uji berkala kebisingan dan emisi gas buang bagi kendaraan bermotor pribadi dapat dilaksanakan oleh. bengkel. um.um yang mempunyai. a.kreditasi dan. kualitas tertentu. (4). Kendaraan bermotor pribadi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dinyatakan lulus uii berkala emisi. dan kebisingan kendaraan bermotor diberi kartu uji dan. tanda uji emisi dan. kebisinzan kendaraan. bennotor. (5). Tata cara dan metode uji berkala kebisingan dan emisi gas buang kendaraan bermotor pribadi dilaksanakan sesuai. dengan. ketentuan. peraturan. rundanz-. undangan. Pasal 28 (1). Setiap pemilik kendaraan bermotor harus melalru.kan pemeriksaan. dan. perawatan. kendaraan. bennotor. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf e yang dilaksanakan bengkel umum..

(25) - 25 -. (2). Pemeriksaan dan perawatan sebagaimana dimaksud. kendaraan. pada ayat. (1). bermotor dilakukan. terhadap sistem pembakaran kendaraan bermotor. Pasal 29 (1). Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup melaksanakan pemantauan kualitas udara ambien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf f.. (2). bagaimana. Pemantauan kualitas udara ambien dimaksud pada ayat ( l) terdiri atas: a~. penyusunan rencana pemantauan kualitas udara:. b.. pelaksanaan pemantauan kualitas udara ambien· dan. c. (3}. evaluasi basil pemantauan kualitas udara.. Pemantauan. kualitas udara ambien sebagaimana. dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 {enam) bulan. Paragraf 3 Penanggulangan Pencemaran Udara Pasal 30 (1). Setiap. orang. yang. menyebabkan. terjadinya. pencemaran udara haru.s melakukan penanggulangan pencemaran udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huru.f b. (2). Setiap. orang. yang. melakukan. usaha. dan/ atau. kegiatan harus membuat rencana penanggulangan pencemaran udara dalam keadaan darurat dan/ atau keadaan yang tidak terduga lainnya. (3). Dalam hal. terjadi keadaan darurat sebagaimana. dimaksud pada ayat (2), pelaku pencemaran haru melakukan penanggulangan pencemaran udara. (4). Penanggulangan. pencemaran. udara. sebagaimana. dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:.

(26) -2n -. a.. mengurangi dan/ atau menghentikan emisi dan kebisingan. untuk. mencegah. perluasan. pencemaran udara ambien· b.. merelokasi masyarakat ke tempat yang aman; dan. c.. menetapkan prosedur operasi standar untuk penanggu]angan pencemaran udara.. (5). Dalam hal terjadi pencemaran udara, Kepala OPD yang membidangi. lingkungan hidup. menerbitkan. surat perintah kepada pelaku pencemaran untuk melakukan upaya penanggulangan pencemaran udara. (6). Dalam hal pelaku tidak melakukan penanggulangan pencemaran udara dalamjangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi. lingkungan. hidup. melakukan. penanggulangan pencemaran udara. (7}. Biaya. penanggulangan. pencemaran. udara. ebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan pada pelaku pencemaran. Paragraf 4 Pemulihan Kualitas Udara Pasal31 (1). Setiap. orang. yang. menyebabkan. rjadinya. pencemaran udara harus melakukan pemulihan mutu udara sesuai dengan standar kesehatan manusia dan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c. (2). Pemulihan. mutu. udara. yang. diakibatkan. oleh. erjadinya pencemaran udara sumber tidak bergerak dilakukan dengan cara: a.. inventarisasi sumber pencemaran udara sumber tidak bergerak·. b.. perhitungan tingkat kerusakan lingkungan hidup.

(27) - 27 -. c.. perhitungan biaya ganti rugi pencemaran udara yang diakibatkan pencemaran udara sumber · dak bergerak·. d.. rehabilitasi,. remediasi. dan. restorasi. yang. diakibatkan oleh pencemaran udara sumber tidak bergerak; dan e.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi pencemaran udara, Kepala OPD yang membidangi. lingkungan. hidup. menerbitkan. surat perintah kepada pelaku pencemaran untuk melalrukan upaya pemulihan kualitas udara. (4). Dalam hal pelaku. pencemaran. tidak melakukan. pemulihan kualitas udara dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak surat perintah ebazaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup melakukan pemulihan kualitas udara. (5). Biaya. pemulihan. kualitas. udara. sebagaimana. dimaksud pada ayat (4) clibebankan pada pelaku pencemaran. Pasal 32 (1). Bagi. pelaku. pencemaran/ perusakan. mengabaikan. perintah. untuk. penanggulangan. pencemaran/ kerusakan. yang. melakukan dan/ atau. pemulihan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25. Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 31 ayat {l) dikenai sanksi administratif berupa:. (2). a.. teguran tertuli . .... b.. paksaan pemerintah;. c.. pembekuan izin; dan/atau. d.. pencabutan izin.. Sanksi administratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup..

(28) - 28 -. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif ebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempat Pengendalian Pencemaran Tanah Paragraf 1 Umum Pasal 33. (1). Pengendalian. pencemaran. tanah. sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2} huruf c meliputi:. (2). a.. pencegahan pencemaran tanah ·. b.. penanggulangan pencemaran tanah: dan. c.. pemulihan kualitas tanah.. Pencemaran tanah bersumber dari: a.. pemanfaatan air limbah untuk aplikasi pada tanah; dan/atau. b.. pengelolaan limbah B3 yang tidak. uai dengan. ketentuan teknis pengelolaan, Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Tanah Pasal 34 Pencegahan pencemaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat ( 1) huruf a dilakukan melalui upaya : a.. penetapan izin pemanfaatan air limbah un tuk aplikasi pada tanah; dan. b.. pemantauan lrualitas tanah. Pasal 35. (1). Setiap orang yang memanfaatkan air Jimbah untuk aplikasi pada tanah wajib memiliki izin dari Bupati..

(29) -29-. (2). Bupati dapat mendelegasikan kewenangan pemberian izin pemanfaatan air limbah kepada Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup.. (3). Ketentuan lebih lanjut mengenai izin pemanfaatan air limbah diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 36. (1). Pemantauan kualitas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 hu.ru.f b dilaksanakan oleh Kepala OPD yang mernbidangi lingkungan hidup.. (2). Pemantauan kualitas tanah sebagaimana d.imaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam] bulan. Pasal 37. (1). Dalam hal hasil pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 menunjukkan kondisi cemar, Kepala PD vang membidangi lingkungan.. (2). Hidup melakukan upaya penanggulangan pencemaran tanah dan pemulihan kualitas tan ab,. (3). Dalam. hal. hasil. pemantauan. kualitas. tanah. bazaimana dimaksud pada ayat (1) menunjukkan kondisi. baik,. lingkungan. Kepala. hidup. OPD. yang. melak:ukan. membidangi. upaya. untuk. mempertahankan atau meningkatkan kualitas tanah. Paragraf 3 Penanggulangan Pencemaran Tanah Pasal 38 ( 1). Setiap orang yang melakukan pencemaran tanah harus melakukan penanggulangan _pencemaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b.. (2). Setiap. orang. yang. melakukan. usaha. dan/ atau.

(30) - ,O -. pencemaran tanah pada keadaan darurat dan/ atau keadaan yang tidak terduga lainnva. (3). Dalam hal. terjacli keadaan darurat sebagaimana. dimaksud pada ayat (2), pelalru pencemaran wajib melakukan penanggulangan pencemaran tanah. (4). Penanggulangan. pencemaran. tanah. sebagaimana. dimaksud pada ayat (1) dilakukan denzan cara: a.. pemberian. informasi. peringatan. pencemaran. tan.ah kepada masyarakat; b.. pengisolasian pencemaran tanah:. c.. penghentian sumber pencemaran tan.ah untuk efektivitas. pelaksanaan. penanggulangan. pencemaran tanah: dan d.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (5). Dalam hal terjadi pencemaran tanah, Kepala OPD yang. membidangi. lingkungan. hidup. menerbitkan. urat perin tab kepada pelaku pencemaran un tuk melakukan upaya penanggulangan pencemaran tanah. (6). Dalam hal pelaku tidak melakukan penanggulangan pencemaran tanah dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh). hari. sejak. surat. perintah. sebagaimana. dimaksud pada ayat (5) diterbitkan Kepala OPD yan membidangi. lingkungan. hidup. melaksanakan. penanggulangan pencemaran tanah. (7). Biaya. penanggulangan. pencemaran. tanah. ebazaimana dimaksud pada ayat {6) dibebankan pada pelaku pencemaran. Paragraf 4 Pemulihan Kualitas Tanah Pasal 39 (I). Setiap orang yang melakukan pencemaran tanah harus. melakukan. pemulihan. kualitas. tanah.

(31) -3 I -. (2}. Pemulihan kualitas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a.. penghentian sumoer pencemar;. b.. pembersihan unsur pencemaran tanah: dan. c.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi pencemaran tanah tanah, Kepala PD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan surat perintah kepada pelaku pencemaran untuk melakukan upaya pemulihan pencemaran tanah.. ( 4). Dalam. hal. pelalru. tidak. melakukan. pemulihan. pencemaran tanah dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh). hari. sejak. surat. perintah. sebagaimana. dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi. linglrungan. hidup. melaksanakan. pemulihan pencemaran tanah. (5). Biaya. pemulihan. kualitas. tanah. sebagaimana. dimaksud pada ayat (4) dibebankan pada pelaku pencemaran. Pasal 40 (1). Bagi. pelaku. pencemaran/perusakan. rnenzabaikan. perintah. untuk. penanggulangan. pencemaran/kerusakan. yang. melakukan dan/ atau. pemulihao lingkungan se bagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), Pasal 38 ayat ( 1), ayat (2) dan Pasal 39 Ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:. (2). a.. teguran tertulis;. b.. paksaan pemerintah;. c.. pembekuan izin; dan/ atau. d.. pencabutan izin.. Sanksi adrninistratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup,. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi adrninistratif sebazaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih. 1aob1t deneao Perab1tan Buoati.

(32) - 32-. Bazian Kelima Pengendalian Kerusakan Ekosistem Mangrove Paragraf 1. Umum Pasal 41 Pengendalian kerusakan ekosistem mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal l O ayat (3) huruf a meliputi : a.. pencegahan kerusakan;. b.. penanggulangan kerusakan; dan. c.. pemulihan kerusakan. Paragraf2 PencegahanKerusakan Pasal 42. Pencegahan kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf a dilakukan melalui upaya: a.. penetapan kriteria baku kerusakan;. b.. penetapan izin lingkungan; dan. c.. pemantauan ekosistem mangrove. Pasal 43. ( 1). Penetapan. kriteria. baku. kerusakan. sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 42 huruf a sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2). Setiap. orang yang. melakukan. usaha. kegiatan wajib menaati kriteria baku. dan/ atau kerusakan. ekosistem mangrove. Pasal 44 Bupati. menetapkan. izin. lingkungan. sebagaiman. dimaksud dalam Pasal 42 huruf b terhadap pemanfaatan ekosistem mangrove, yang berdampak terhadap lingkungan.

(33) - 33 -. Pasal 45 (1). Pemantauan. ekosistern. mangrove. sebagaimana. climaksud daJam Pasal 42 huruf c d:ilakukan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup. (2}. Pemantauan. ekosistem. ebagaimana. mangrove. dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk: a.. mengetahui tingkat perubahan fungsi ekosistem· d. b.. memperoleh. bahan. pengembangan. kebijakan. perlindungan dan pengelolaan ekosistem. (3). Pemantauan. ekosistem. mangrove. sebagaimana. di:maksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:. (4). a.. pembuatan desain pemantauan ·. b.. pemilihan karakteristik ekosistem·. c.. pengarnatan;. d.. pengolahan dan interpretasi data; dan. e.. pelaporan.. Pemantauan. ekosistem. mangrove. sebagaimana. dimaksud pada ayat (1) dilalrukan paling sedikit 1 {satu) kali dalam l (satu) tahun. Paragraf 3 Penanggulangan Kerusakan Pasal 46 (1). Setiap orang yang merusak ekosistem mangrove harus melakuk:an. penanggulangan. kerusakan. ekosistem. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf b. (2). Penanggulangan ebagaimana. kerusakan. climaksud. ekosistem. pada ayat. ( l). mangrove dilakukan. dengan cara: a.. pemberian. informasi. peringatan. kerusakan. kosistem kepada masyarakat· b.. pengisolasian sumber perusak ekosistern:. c.. penghentian kegiatan pemanfaatan ekosistem ·.

(34) - ,4 -. f.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem mangrove Kepala OPD yang membidangi lingkungan bidup menerbitkan. surat. pencemaran. perintah. untuk. kepada. pelaku. melakukan. upaya. penanggulangan. (4). Dalam hal pelaku tidak melakukan penanggulangan kerusakan ekosistem mangrove dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak. surat perintah bagaimana dima.ksud pada ayat (3) diterbitkan Kepala O PD yang membidangi lingkungan hidup melaksanakan penanggulangan kerusakan.. (5). Biaya. penangguJangan. ekosistem. mangrove. sebazalmana dimaksud pada ayat (4} dibebankan pada pelaku perusakan. Paragraf 4 Pemulihan Kerusakan asal 47 (1). Setiap orang yang melakukan pemanfaatan ekosistem mangrove. yang. menvebabkan. kerusakan. harus. melakukan pemulihan fungsi yang terkena dampak bagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf c. {2). Pemulihan fungsi ekosistem mangrove sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a.. rehabilitasi;. b.. restorasi; dan. c.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem mangrov Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan. surat. oerintah. kepada. pelaku. pencemaran untuk melakukan upaya pemulihan. (4). Dalarn. hal. pelaku. tidak. melak:ukan. pemulihan.

(35) - ,5 -. hari sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup dapat melaksanakan pemulihan. (5). Biaya Pemulihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan pada pelaku oerusakan. Pasal 48. ( 1). Setiap. orang. yang. melakukan. usaha. dan/ a tau. kegiatan yang tidak mentaati kriteria baku kerusa.kan ekosistem mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal. 43. ayat. (2). dan. bagi. pelaku. pencemaran/perusakan yang mengabaikan perintah untuk.. melakukan. pencemaran/kerusakan. penanggulangan pemulihan. dan/atau. lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat ( 1). dan. Pasal 47 ayat ( 1). dikenai sanksi. administratif berupa:. (2). a.. teguran tertulis;. b.. paksaan pemerintah;. c.. pembekuan izin; dan/atau. d.. pencabutan izin.. Sanksi adrninistratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup.. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif ebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. .eenam Pengendalian Kerusakan Ekosistem Tanab Parazraf 1 Umum Pasal 49. Pengendali. kerusakan ekosistem tanah ~~1 10. AVAt. bagaimana. (.91 h nr-uf h mPlinnfr.

(36) - ,6 -. b.. penanggulangan kerusakan ekosistem tanah: dan. c.. pemulihan kondisi ekosistem tanah. Paragraf2 Pencegahan Kerusakan Ekosistem Tanah Pasal 50. Pencegahan. kerusakan. ekosistem. tanah. sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 49 hurnf a clilakukan rnelalui upaya: a.. penetapan kriteria baku kerusakan tanah: dan. b.. penetapan izin lingkungan; Pasal 51. ( 1). Penetapan. kriteria. baku. kerusakan. tanah. ebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a dapat dilakukan lebih ketat dari kriteria baku kerusakan tanah Daerah Sulawesi Tenggara dan/atau nasional. (2). Dalarn hal penetapan kriteria baku kerusakan tanah lebih ketat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, berlaku kriteria baku kerusakan t.anah Daerah Sulawesi Tenzeara dan/ atau nasional.. (3). Setiap orang yang melakukan usaha dan kegiatan wajib menaati kriteria baku kerusakan tanah.. (4). Ketentuan. lebih. lanjut. mengenai. kriteria. baku. kerusakan tanah sebazaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 3 Penanggulangan Kerusakan Ekosistem Tanab Pasal 52 (1). Setiap orang yang menyebabkan kerusakan ekosistem tanah harus melakukan penanggulangan kerusakan ekosistem tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal.

(37) -37 -. (2). Penanggulangan. kerusa.kan. bagaimana dima.ksud. ekosistem. pada ayat. (1). tanah. dilakukan. dengan cara: a.. pemberian informasi peringatan kerusakan tanah kepada masvarakat:. b.. pengisolasian sumber perusak tanah·. c.. penghentian kegiatan penggunaan tanah;. d.. pelaksanaan teknik konservasi tanah;. e.. pelaksanaan perubahan jenis kornoditi:. f.. deliniasi kerusa.kan akibat kegiatan ·. g.. penanganan dampak yang ditimbulkan; dan. h.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuao dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem tanah, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan. surat perintah kepada pelaku pencemaran untuk melakukan upaya penanggulangan kerusakan tanah. (4). Dalam hal pelaku tidak melakukan penanggulangan kerusakan ekosistem tanah dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) bari sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup dapat melaksanakan penanggulangan kerusakan ekosistem tanab.. (5). Biaya penanggulangan kerusakan ekosistem tanah ebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan kepada pelaku pencemaran. Paragraf 4 Pemulihan Kondisi Ekosistem Tanah Pasal 53. (1). Setiap orang yang menyebabkan kerusakan ekosistem tanah harus melakukan pemulihan kondisi ekosistem tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 huruf c..

(38) - 38 -. a.. remediasi;. b.. rehabilitasi; dan. c.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem tanah, Kepala PD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan rurat perintah kepada pelaku pencemaran untuk melakukan upaya pemulihan kerusakan tanah.. (4). Dalam. hal. kerusakan. pelaku. tidak. melakukan. ekosistem tanah. pemulihan. daJam jangka waktu. paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat perintah ebagaimana climaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup dapat melaksanakan pemulihan kerusakan ekosistem tanah. (5). Biaya. pemulihan. kondisi. ekosistem. tanah. bagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan kepada pelaku pencemaran. Pasal 54 (1). Setiap. orang. yang. melakukan. usaha. dan/atau. kegiatan yang tidak mentaati kriteria baku kerusakan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (3) dan. bagi. pelaku. pencemaran/ perusakan. mengabaikan. perintah. untuk. penanggulangan. pencemaran/kerusakan. yang. melakukan dan/ atau. pemulihan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat ( 1) dan Pasal 53 ayat ( 1) dikenai sanksi administratif berupa:. (2). a.. teguran tertulis·. b.. paksaan pemerintah;. c.. pembekuan izin; dan/atau. d.. pencabutan izin.. Sanksi administratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup.. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif.

(39) - ,9-. Bagian Ketujuh Pengendalian Kerusakan Ekosistem Kars Paragraf 1. Umum Pasal 55 Pengendalian. kerusakan ekosistem karst sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 10 ayat {3) huruf c meliputi: a.. pencegahan kerusakan ekosistem karst;. b.. penanggulangan kerusakan ekosistem karst; dan. c.. pemulihan fungsi kawasan ekosistem karst. Paragraf 2 Pencegahan Kerusakan Ekosistem Karst Pasal 56. Pencegahan. kerusakan. ekosistem. karst. sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 55 huruf a dilakukan melalui upaya antara lain: a.. penetapan kriteria baku kerusakan ekosistem karst daerah;. b.. penetapan izin lingkungan; dan. c.. pemantauan ekosistem karst. Pasal 57. ( 1). Penetapan kriteria ba.ku kerusakan ekosistem karst sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf a dapat dilakukan lebih ketat dari kriteria baku kerusakan ekosistem karst Daerah Sulawesi Tenggara dan/ atau nasion•...... (2). Dalam hal kriteria baku kerusakan ekosistem kars daerah sebagairnana dimaksud pada ayat (1) belum ditetapkan, berlaku kriteria baku kerusakan ekosistem.

(40) -40-. (3). Setiap orang yang memanfaatkan ekosistem karst wajib menaati k.ri teria baku kerusakan ekosistem karst.. (4). Ketentuan. mengenai. kriteria. kerusakan. baku. m karst daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 5 (1). Penetapan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf b dilakukan oleh Bupati.. (2). Pemegang izin lingku.ngan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menaati persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam izin lingkungan. Pasal 59. (1). Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup melalrukan pemantauan ekosistem karst sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 huruf c.. (2). Pemantauan ekosistem karst sebazalmana dimaksud pada ayat (1) dilak.ukan untuk: a.. mengetahui tingkat perubahan fungsi ekosistem karst; clan. b.. memperoleh. bahan. pengembangan. kebijakan. perlindungan dan pengelolaan ekosistem karst. c.. Pemantauan. ekosistem. karst. sebagaimana. climaksud pada ayat ( 1) meliputi kegiatan:. (3). d.. pembuatan desain pemantauan·. e.. pemilihan karakteristik ekosistem;. f.. pengamatan di lapangan ·. g.. pengolahan data dan interpretasl data; dan. h.. pelaporan.. Pemantauan ekosistem karst sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 {satu) tahun..

(41) -41 -. Paragraf 3 Penanggulangan Kerusakan Ekosistem Karst Pasal 60 (1). Penanggulangan. kerusakan. ekosistem. kars. ebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 huruf b harus dilakukan. oleh. setiap. orang. yang. melakukan. perusakan ekosistem karst. (2). Penanggulangan. kerusakan. ebagaimana dimaksud. ekosistem. pada ayat. kars. dilakukan. (1). dengan cara: a.. pemberian. informasi. peringatan. kerusakan. kosistem karst kepada masyarakat; b.. pengisolasian sumber perusak ekosistem karst;. c.. penghentian. kegiatan. pemanfaatan. ekosistem. karst; d.. deliniasi kerusakan akibat kegiatan pemanfaatan ekosistem karst;. e.. penanganan. dampak yang. ditimbulkan. oleh. kegiatan pemanfaatan ekosistem karst; dan f.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistern karst, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan. surat perintah kepada pelaku pencernaran untuk melakukan. upaya. penanggulangan. kerusakan. ekcsistem karst. (4). Dalam hal pelaku tidak melakukan penanggulangan kerusakan ekosistem karst dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang mernbidangi. lingkungan. hidup. melakukan. penanggulangan kerusakan ekosistem karst. (5). Biaya penanggulangan kerusakan ekosistem karst sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan. kenada oeJakn oeoJSakao.

(42) - 42 -. Paragraf 4 Pemulihan Fungsi Kawasan Ekosistem Karst Pasal 61 tiap orang yang menyebabkan keru.sakan kawasan. (1). m karst harus melakukan pemulihan fungsi kawasan. ekosistem. karst yang. terkena. dampak. bagaimana dimaksud dalam Pasal 55 buruf c. (2). Pemulihan. fungsi. kawasan. ekosistem. ebagaimana dimaksud pada ayat. karst. dilakukan. {l). dengan cara:. a.. rehabilitasi;. b.. restorasi; dan. c.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilrnu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjacli kerusakan kawasan ekosistem karst Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan pencemaran. surat untuk. perintah melakukan. kepada upaya. pelaku. pemulihan. kerusakan kawasan ekosistem karst. (4). Dalam. hal. pelaku. tidak. melakukan. pemulihan. kerusakan kawasan ekosistem karst dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak surat perintah bagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, epala OPD yang membidangi lingkungan hidup melakukan pemulihan kerusakan kawasan ekosistem karst. (5). Biaya pemulihan fungsi kawasan ekosistern karst sebagai:mana ctimaksud pada ayat (4) ctibebankaa kepada pelaku perusakan. Pasal 62. ( l}. Setiap orang yang memanfatkan ekosistem karst tidak mentaati kriteria baku kerusakan ekosistem kars sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (3). dan.

(43) - 4. -. dalam. Pasal. ayat. 58. (2). serta. bagi. pelaku. pencemaran/ perusakan yang mengabaikan perintah un tuk. melakukan. pencemaran/kerusakan. penanggulangan dan/atau. pemulihan. lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa:. (2). a.. teguran tertulis:. b.. paksaan pemerintah·. c.. pembekuan izin; dan/atau. d.. pencabutan izin.. Sanksi administratif diberikan oleh Kepala OPD yang mernbidangi lingkungan hidup.. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif bagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Kedelapan Pengendalian Kerusakan Ekosistem Hutan di Luar Kawasan Hutan Paragraf 1 Umum Pasal 63. Pengendalian kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf d meliputi: a.. pencegahan kerusakan ·. b.. penanggulangan kerusakan; dan. c.. pemulihan kerusakan. Paragraf 2 Pencegahan Kerusakan Pasal 64.

(44) -44 -. Pencegahan kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf a dilalrukan melalui upaya: a.. penetapan fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan:. b.. penetapan izin lingkungan; dan. c.. pemantauan fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hut.an. Pasal 65. (1). Bupati menetapkan fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan.. (2). Penetapan fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan. sebagaimana. berdasarkan. hasil. dimaksud. pada. ayat. (1). inventarisasi karakteristik dan. fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan. (3). Inventarisasi karakteristik hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2} meliputi: a.. curah hujan 2000 sampai 3000 mm/tahun·. b.. temperatur yang rendah·. c.. kelembaban udara yang tinggi;. d.. tajuk yang berlapis-lapis dan berstrata: keanekaragaman jenis atau biodiversitas; dan. f. (4). selalu hijau {ever green).. Inventarisasi fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2} meliputi:. a.. fungsi perlindungan ·. b.. fungsi pengontrol; dan/ atau. c.. fungsi produksi. Pasal 66. (1). Bupati. berwenang. mengeluarkan. penetapan. izin. lingkungan sebagaimana climaksud dalam Pasal 64 huruf b atas kegiatan pemanfaatkan ekosistem hutan di luar kawasan hutan serta berdampak terhadap.

(45) - 45 -. (2). Setiap. pemegang. izin. lingkungan. wajib. menaati. persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam izin lingkungan. Pasal 67 (1). Kepala. OPD yang mernbidangi. lingkungan hidup. melakukan pemantauan fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf c sesuai dengan kewenangannya. (2). Pemantauan ekosistems hutan di luar kawasan hutan ebagaimana dimaksud pada ayat. (1). dilakukan. untuk: a.. mengetahui tingkat perubahan fungsi ekosistem hutan di luar kawasan hutan; dan. b.. memperoleh. bahan. pengembangan. kebijakan. perlindungan dan pengelolaan ekosistem butan di luar kawasan hutan. (3). Pemantauan ekosistem hutan di luar kawasan hutan ebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan palin edikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Paragraf 3 Penanggulangan Kerusakan Pasal 68. (1). Setiap orang yang menyebabkan kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan. harus melakukan. penanggulangan kerusakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf -· (2). Penanggulangan kerusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara: a.. pem berian informasi peringatan kerusakan,. b.. pengisolasian sumber perusak;. c.. penghentian kegiatan pemanfaat.an hutan;. d.. deliniasi kerusakan akibat kegiatan; n n::.mn::ik. v::inP". rlitimhulkan: rla n.

(46) -46-. f.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem butan di luar kawasan. hutan,. Kepala. OPD. yang. membidangi. lingkungan hidup rnenerbitkan surat perintah kepada pelalru. pengrusakan. untuk. melakukan. upaya. penanggulangan kerusakan. (4). Dalam. hal. pelaku. perusakan. tidak. melakukan. penanggulangan kerusakan sebagaimana climaksud pada ayat (4) dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi. lingkungan. hidup. melak:ukan. penanggulangan kerusakan. (5). Biaya penanggulangan kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibebankan kepada pelaku perusakan.. (6). Ketentuan lebih lanjut mengenai penanggulangan kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan diatur lebih lanj ut dalam Peraturan Bupati. Paragraf 4 Pemulihan Kerusakan Pasal 69. {I). Pemulihan ekosistem hutan di luar kawasan hutan ebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 huruf c harus dilakukan oleh setiap orang yang mengakibatkan kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan.. (2). Pemulihan ekosistem hutan di luar kawasan hutan ebaaaimana climaksud. pada ayat (1). dilakukan. dengan cara: a.. rehabilitasi:. b.. restorasi; dan. c.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu.

(47) - •• 7 -. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan. hutan,. Kepala. OPD. yang. membidangi. lingkungan hidup menerbitkan surat perintah kepada pelaku. pengrusakan. pemulihan. untuk. kerusakan. melakukan. ekosistern. hutan. upaya di. luar. kawasan hutan. (4). Dalam. hal. pemulihan. pelalru. perusakan. kerusakan. ekosistem. tidak. melakukan. hutan. di. luar. kawasan hutan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup melakukan pemulihan kerusakan. (5). Biaya pemulihan kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (4} dibebankan kepada pelaku perusakan.. (6). Ketentuan. lebih. lanjut. mengenai. pemulihan. kerusakan ekosistem hutan di luar kawasan hutan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 70 (1). Setiap pemegang izin lingkungan yang tidak menaati persyaratan dan kewajiban yang tercantum dalam izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (2), dan bagi pelaku pencemaran/perusakan yang mengabaikan. perintah. untuk. penanggulangan. pencemaran/kerusakan. melakukan dan/ a tau. pemulihan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat ( 1) dan Pasal 69 ayat ( 1} dikenai sanksi administratif berupa:. (2). a. teguran tertulis;s. b.. paksaan pemerintah;. c.. pembekuan izin; dan/ atau. d,. pencabutan izin,. Sanksi administratif diberikan oleb Kepala OPD yang.

(48) - 48-. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Kesembilan Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gumuk Pasir Paragraf 1 Umum Pasal 71. Pengendalian. kerusakan. ekosistem. gumuk. pasir. bagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf e meliputi: a.. pencegahan kerusakan ·. b.. penanggulangan kerusakan: dan. c.. pemulihan fungsi kawasan. Paragraf2 Pencegahan Kerusakan Pasal 72. Pencegahan. kerusakan. ekosistem. gumuk. pasir. ebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf a dilakukan melalui upaya antara lain: a.. penetapan pembatasan jenis kegiatan: dan. b.. pemantauan. Pasal 73. Bupati. menetapkan. pembatasan. jenis. kegiatan. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf a terhadap pemanfaatan ekosistem gumuk pasir yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Pasal 74.

(49) -4~ -. etiap orang yang memanfaatkan ekosistem gumuk pasir wajib menaati pem batasan jenis kegiatan di ekosistem gumuk pasir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73. Pasal 75 (1). Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup sesuai. dengan. kewenangannya. melakukan. pemantauan ekosistem gumuk pasir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 huruf b. (2). Peman tauan ekosistem gumuk pasir sebagaimana dimaksud pada ayat {l) dilakukan untuk: a.. mengetahui tingkat perubahan fungsi ekosistem gumuk pasir; dan. b.. memperoleh. bahan. pengembangan. kebijakan. perlindungan dan pengelolaan ekosistem gumuk pasir. (3). Pemantauan ekosistem gumuk pasir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan:. (4). a.. pembuatan desain pemantauan·. b.. pemilihan karakteristik ekosistem;. c.. pengamatan di lapangan;. d.. pengolahan data dan interpretasi data: dan. e.. pelaporan.. Pemantauan ekosistem gumuk pasir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam l (satu) tahun. Paragraf 3 Penanggulangan Kerusakan Pasal 76. ( 1). Setiap orang yang melakukan perusakan ekosistem gumuk. pasir. harus. melakukan. penanggulangan. kerusakan sebagaimana dimaksud dslam Pasal 71 huruf b..

(50) -SO-. a.. pemberian informasi peringatan kerusakan·. b.. penghentian kegiatan pemanfaatan;. c.. deliniasi kerusakan akibat kegiatan pemanfaatan ·. d.. penanganan. dampak yang. ditimbulkan. oleh. kegiatan pemanfaatan; dan cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem gumu.k pasir Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan surat perintah kepada pelaku perusakan un tuk melakukan upaya penanggulangan.. (4). Dalam hal pelaku tidak melalrukan penanggulangan kerusakan. ekosistem. Gumuk. Pasir. sebagaimana. dimaksud pada ayat (3) dalam jangka waktu paling lama 7. (tujuh). hari kerja sejak surat perintah. sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi linglrungan hidup melakukan penanggulangan. (5). Biaya penanggulangan kerusakan ekosistem gumuk paslr sebagaimana climaksud pada ayat (4) dibebankan kepada pelaku perusakan.. (6). Ketentuan. lebih. lanjut mengenai penanggulangan. kerusakan ekosistem gumuk pasir diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Paragraf 4 Pemulihan Fungsi Kawasan Pasal 77 ( 1). Setiap orang yang menyebabkan kerusakan ekosistem gumuk pasir harus melakukan pemulihan fungsi kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 huruf c.. (2). Pemulihan fungsi kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:.

(51) -51 -. c.. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.. {3). Dalam hal terjadi kerusakan ekosistem gumuk pasir epala OPD yang membidangi lingkungan hidup menerbitkan surat perintah kepada pelaku perusakan untuk rnelakukan upaya pemulihan fungsi kawasan.. (4). Dalam. hal. pelaku. tidak. melakukan. pemulihan. kerusakan ekosistern gumuk pasir dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat {3) diterbitkan, Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup melaksanakan pemulihan fungsi kawa (5). Biaya pemulihan fungsi kawasan ekosistern gurnuk pasir sebagaimana dirnaksud pada ayat (4) c:tibebankan pada pelaku perusakan.. (6). Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemulihan Fungsi Kawasan. Ekosistem. gumuk. pasir. diatur. dalam. Peraturan Bupati. Pasal 78 (1). Setiap orang yang memanfaatkan ekosistem gumuk pasir yang tidak menaati pembatasan jenis kegiatan di ekosistem gumuk pasir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74. dan bagi pelaku pencemaran/oerusakan yang. mengabaikan. penanggulangan. perintah. untuk. pencemaran/kerusakan. melakukan dan/ atau. pemulihan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat {l) dan Pasal 77 ayat (l} dikenai sanksi administratif berupa:. (2). a.. teguran tertulis;. b.. paksaan pemerintah ·. c.. pembekuan izin; dan/ a tau. d.. pencabutan izin.. Sanksi administratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup..

(52) - 52 -. (3). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Bagian Kesepuluh Pengendalian Dokumen Lingkungan Hidup Paragraf 2 Umum Pasal 79. (1). (2). Dokumen lingkungan hidup terdiri atas: a. dolrumen Amdal:. b.. UKL-UPL: dan. c.. :::;PPL.. Dokumen Amdal dan UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1) huruf a dan huruf b merupakan persyaratan mengajukan permohonan izin linglrungan. Pasal 80. (1). Jenis usaha dan/atau kegiatan wajib AmdaJ ctiatur uai dengan peraturan perundang-undangan.. {2). Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib Amdal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib memiliki UKL-UPL.. {3}. Jenis usaha dan/ atau kegiatan wajib UKL-UPL diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.. (4). SPPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) huruf c disusun untuk usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib Amdal dan/atau UKL-UPL dan untuk kegiatan usaba mikro dan kecil.. (5). Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak mentaati kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa: a.. teguran tertulis;.

(53) - 53 -. d. (6). pencabutan izin.. Sanksi administratif diberikan oleh Kepala OPD yang membidangi linglrungan hidup.. (7). Tata cara pelaksanaan penerapan sanksi administratif sebagaimana climaksud pada ayat ( l) diatur lebih lanjut dengan Peratu.ran Bupati. Pasal 81. (1). Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) huruf a terdiri atas dokumen:. (2). a.. Kerangka Acuan;. b.. Andal; dan. C.. RKL-RPL.. Ketentuan mengenai tata laksana penyusunan dan penilaian Dokurnen Amdal diatur dengan Peraturan Bupati. Paragraf 3 UKL-UPL dan SPPL Pasal 82. (1). UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (1) huruf b memuat: a. identitas pemrakarsa· b. rencana usaha dan/ atau kegiatan;. c. dampak lingkungan yang akan terjacti, dan program pengelolaan erta pemantauan lingkungan · d. jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan. hidup yang dibutuhkan: dan e. pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan. yang tercantum dalam UKL-UPLf.. Daftar Pustaka; dan. g. Lampiran. (2). Ketentuan lebih lanjut mengenai. ta laksana penyusunan dan. pemeriksaan UKL-UPL diatur dengan Peraturan Bupati..

(54) - 54 -. Pasal 83 (1). SPPL sebagaimana climaksud dalam Pasal 79 ayat (1) huruf c berisi: a.. identitas pemrakarsa;. b.. informasi singkat terkait dengan usaha dan/ atau kegiatan;. c.. keterangan singkat mengenai dampak lingkungan yang terjadi dan pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan;. d.. penyataan. kesanggupan. untuk. melakukan. pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup; dan e.. tandatangan. pemrakarsa. di. atas. kertas. mengenai. tata. laksana. bermaterai cukup. (2). Ketentuan. lebih. lanjut. pengisian SPPL dan pemeriksaan SPPL diatur dengan Peraturan Bupati. BABV. PEMELIHARAAN Bagian Kesatu Umum Pasal 84 {l). Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 hUIUf. (2). d terhadap lingkungan hidup dilakukan pada:. a.. media linglrungan hidup; dan. b.. ekosistem.. Pemeliharaan. terhadap. media. lingkungan. hidup. se bagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf a terdiri atas: a.. kualitas air;. b.. kualitas udara; dan. C.. kualitas tanah..

(55) - 55 -. a.. mangrove;. b.. ekosistem karst;. c.. ekosistem hutan di luar kawasan hutan·. d.. ekosistem gumuk pasir; dan. e.. ekosistem lainnya sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagian Kedua Pemeliharaan Kualitas Air Paragraf 1 Umum Pasal 85. Pemeliharaan kualitas air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf a dilalrukan melalui upaya: a.. konservasi air dan lahan;. b.. pencadangan air; dan. c.. pelestarian. fungsi. ekosistem. perairan. sebagai. pengendali dampak perubahan iklim. Paragraf2 Konservasi Air dan Laban Pasal 86 ( 1). Konservasi air dan. Lahan. sebagaimana dimaksud. dalam Pasal 85 huruf a meliputi : a.. konservasi. kawasan. yang. berfungsi. dalam. menjaga kualitas air b.. konservasi sumber air yang berfungsi dalam menjaga kualitas air; dan. c.. konservasi keanekaragaman hayati yang berada di ekosistem perairan.. (2). Konservasi kawasan yang berfungsi dalam menjaga kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf. a. meliputi. upaya. perlindungan. dan.

(56) - 56-. (3}. Konservasi sumber air yang berfungsi dalam menjaga kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf. b. meliputi. upaya. perlindungan. dan. pemanfaatan secara lestari sumber air tertentu. Paragraf 3 Pencadangan Air Pasal 87 ( 1). Pencadangan air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf b dilakukan terhadap sumber air dengan kualitas tertentu yang tidak dapat dikelola dalam jangka waktu tertentu.. (2). Pencadangan air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilalrukan melalui upaya: a.. penetapan sumber air yang belum dimanfaatkan yang memiliki kualitas air yang masih baik; dan. b.. penetapan sumber air yang memiliki kualitas air yang. tercemar. untuk. dilakukan. pemulihan. kualitas air. {3). Pemulihan kualitas air sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukan melalui upaya: a.. penghentian kegiatan pembuangan air limbah; dan. b.. penghentian. usaha. dan/atau. kegiatan. pemanfaatan air. (4). Kepala OPD yang membidangi lingkungan hidup berwenang menghentikan kegiatan pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (3} huruf a yang menimbulkan pencemaran..

(57) - 57 -. Paragraf 4 Pelestarian Fungsi Ekosistem Perairan Sebagai Pengendali Dampak Perubahan Iklim Pasal 88 (1). Pelestarian. fungsi. ekosistem. perairan. sebagai. pengendali dampak perubahan iklim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huru:f c meliputi upaya:. (2). a.. mitigasi perubahan iklim; dan. b.. adaptasi perubahan iklim.. Mitigasi perubahan iklim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan melalui upaya: a.. penurunan emisi gas n1mah kaca dari air limbah yang mempengaruhi kualitas air; dan. b.. peningkatan serapan dan simpanan gas rumah kaca pada ekosistem perairan.. (3). Penurunan emisi gas rumah kaca dari air limbah sebagaimana. dimaksud. pada. ayat. (2). huruf a. dilakukan melalui izin pembuangan air limbah k sumber air. (4). Peningkatan serapan dan simpanan gas rumah kaca sebagaimana. dimaksud. pada. ayat. (2). huruf. b. dilak:ukan melalui konservasi clan rehabilitasi ata restorasi ekosistem perairan. (5). Adaptasi perubahan iklim sebagaimana dimaksud pada ayat (l} huruf b dilaksanakan melalui upava: a.. penurunan tingkat keterpaparan dan kepekaan ( sensitivitas) terhadap kualitas air; dan. b.. peningkatan. kapasita.s. adaptasi. pemangku. kepentingan, sektor dan masyarakat. Pasal 89 Ketentuan lebih lanjut mengenai oemeliharaan lrualitas air diatur dengan peraturan Bupati..

(58) - 58 -. Bagian Ketiga Pemeliharaan Kualitas Udara Paragraf 1 Umum Pasal 90 Pemeliharaan kualitas udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf b dilakukan melalui upaya: a.. konservasi kualitas udara; dan. b.. pelestarian fungsi atmosfer. Paragraf 2 Konservasi Kualitas Udara Pasal 91. (1). Konservasi kualitas udara sebagaimana climaksud dalam Pasal 90 huruf a dilakukan melalui perlindungan kualita udara.. (2). Perlindungan kualitas udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a.. alokasi ruang terbuka hijau;. b.. pemenuhan baku mutu udara ambien; dan. c.. RPPLH. Paragraf 3 Pelestarian Fungsi Atmosfer Pasal 92. Pelestarian fungsi atmosfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf b dilakukan melalui upaya : a.. mitigasi perubahan iklim:. b.. perlindungan lapisan ozon; dan. c.. perlindungan terhadap deposisi asam..

(59) - 59-. Pasal 93 Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeliharaan kualit.as udara diatur dengan Peraturan Bupati. Bagian Keempa Pemeliharaan Kuali tas Tan ah Pasal 94 (1). Pemeliharaan kualitas tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf d dilakukan melalui upaya konservasi tanah.. (2). Konservasi tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1). dilakukan dengan cara:. a.. mekanik;. b.. biologis;. c.. kimia; dan. d.. konservasi lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Bagian Kellina Pemeliharaan Ekosistem Mangrove Paragraf 1 Umum. Pasal 95 Pemeliharaan ekosistem mangrove sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (3) huruf a dilakukan melalui upaya: a.. konservasi:. b.. pencadangan; dan. c.. pelestarian fungsi..

(60) - 60 -. Paragraf2 Konservasi Pasal 96 (1}. Konservasi. ekosistem. mangrove. sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 95 huruf a meliputi kegiatan konservasi :. (2). a.. kawasan;. b.. sumber air; dan. c.. keanekaragaman hayati.. Kegiatan Konservasi kawasan yang berfungsi untuk menjaga ekosistem mangrove sebazaimana dimaksud pada ayat ( 1} huruf a, meliputi upaya perlindungan dan pemanfaatan secara lestari kawasan tertentu.. (3). Kegiatan Konservasi sumber air yang berfungsi untuk menjaga ekosistem mangrove sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) huruf b, meliputi upaya perlindu.ngan dan pemanfaatan sumber air tertentu.. (4). Konservasi. ekosistem. mangrove. sebagaimana. dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui: a.. oenetapan fungsi ekosistem mangrove;. b.. pengaturan fungsi dalam RTRW·. c.. RPPLH, dan. d.. oemanfaatan. ekosistem. mangrove. yang. didasarkan pada fungsi ekosistem mangrove serta RPPLH.. Paragraf 3 Pencadangan Pasal 97 (1). Pencadangan. ekosistem. mangrove. sebagaimana. dimaksud dalam Pasal 95 huruf b dilakukan melalui penetapan ekosistem mangrove yang tidak dapat dikelola dalam jangka waktu tertentu. ekosisrern. manzrove. sebazairnana.

Referensi

Dokumen terkait

(3) Jika nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan dalam

Secara umum manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah,

Kabupaten Konawe Selatan yang terbentuk melalui Undang-undang Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe Selatan di Propensi Sulawesi Tenggara yang

Terakhir, steganografi juga dapat digunakan untuk melakukan perawatan atas kerahasiaan informasi yang berharga, untuk menjaga data tersebut dari kemungkinan sabotasi,

Tunjangan Tambahan Penghasilan selanjutnya disebut TPP Adalah tunjangan yang diberikan oleh Fernerintah Daerah Kabupaten Konawe setiap bulan kepada Pegawai Negeri Sipil di

Untuk itu berdasarkan uraian di atas penulis mengadakan pengujian mempergunakan Abu Serabut Kelapa (ASK) sebagai substitusi semen dalam campuran mortar, untuk dapat

Ranks 10 a 6.20 62.00 1 b 4.00 4.00 5 c 16 13 d 7.65 99.50 1 e 5.50 5.50 2 f 16 14 g 8.00 112.00 1 h 8.00 8.00 1 i 16 Negative Ranks Positive Ranks Ties Total Negative Ranks

Formulir Pemesanan Pembelian Unit Penyertaan beserta bukti pembayaran dan fotokopi bukti jati diri yang diterima secara lengkap dan disetujui oleh Manajer Investasi atau Agen