Mazhab Humanistik
3
•Carl Rogers, Abraham Maslow
Psikologi Umum 1
Ursa Majorsy
Aliran humanistik muncul pada tahun 1940-an sebagai
reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa
dan behavioristik.
Menekankan pada perasaan individu tentang self dan
melihat sifat individu secara alami (positif)
1. Abraham Maslow
dalam
diri
manusia
terdapat
dorongan positif untuk tumbuh
kekuatan-kekuatan yang melawan
atau menghalangi pertumbuhan.
2. Carl R. Rogers
Prinsip-prinsip belajar humanistik, meliputi :
a. Hasrat untuk Belajar
Manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan.
b. Belajar yang Berarti
Belajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya, anak akan belajar dengan cepat apabila yang dipelajari mempunyai arti baginya.
c. Belajar Tanpa Ancaman
Belajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan dengan baik apabila berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman.
d. Belajar atas Inisiatif Sendiri
Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pikiran pelajar.
e. Belajar dan Perubahan
Belajar yang paling bermanfaat ialah belajar tentang proses belajar.
Arthur Combs
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan
perilaku-perilaku yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain.
Agar dapat memahami orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir
dan merasa tentang dirinya.
Arthur Wright Combs (1912-1999) memperjuangkan konseling
humanistik
dan
pendidikan.
Ia
mengusulkan
teori
yang
menggabungkan nilai-nilai kemanusiaan dan faktor kognitif.
Dia bersikeras hak dan tanggung jawab orang untuk memilih cara
terbaik mereka sendiri, dengan menggunakan penilaian terbaik
mereka sendiri.
STRUKTURALISME
•
Sekolah psikologi awal yang digagas oleh
Wilhelm Wundt di Jerman dan didirikan
di Universitas Cornell di AS oleh murid
Wundt, yaitu Edrward B. Titchener.
•
Tujuan
aliran
ini
adalah
untuk
menemukan
unit-unit
atau
elemen-elemen yang membangun pikiran.
•
Contoh : Ahli strukturalis melakukan
eksperimen untuk menemukan dasar
sensasi (seperti marah, dingin, manis dan
wangi)
yang
menjadi
dasar
untuk
eksperimen mental yang lebih komplek.
•
Metode pikiran untuk menemukan
unit-unit dasar dari pikiran adalah
introspeksi.
•
Subjek
dilatih
untuk
mencatat
seobjektif mungkin apa pun yang
mereka alami dalam hubungannya
dengan stimulus tertentu.
•
Contoh : Subjek diberi cahaya
berwarna, suara atau bau dan
dimnta
untuk
menerangkannya
secepat mungkin.
•
Namun beberapa ahli psikologi ada
yang
tidak
setuju
dengan
PSIKOLOGI GESTALT
Tahun 1912, sekolah ini didirikan di Jerman oleh Max Wertheimer (1880 – 1943) dan koleganya Kurt Koffka (1886 – 1994).
• Ahli psikologi menyebutkan bahwa pikiran
adalah pola menyeluruh dari aktivitas sensori
dan hubungannya dengan pengorganisasian
dalam pola tersebut.
• Contoh : Individu mengenali suatu nada ketika
nada itu dialihkan ke kunci lain, elemen telah
diubah tapi pola hubungannya tetap sama.
• Psikologi Gestalt lebih menekankan
pengalaman mental tergantung pada
pemolaan dan pengorganisasian
elemen-elemen dan tidak hanya sekedar
menggabungkan elemen-elemen.
• Max dan Kurt, merasa bahwa aliran strukturalis terlalu kuat dalam memikirkan tentang mind yang dibangun dari dasar-dasar yang sederhana. • Gestalt berasal dari kata
Jerman yang berarti “bentuk” atau “konfigurasi”
• Psikologi gestalt didasari oleh pemikiran Kant tentang teori
nativistik yang mengatakan bahwa organisasi aktivitas
mental membuat individu berinteraksi dengan
lingkungannya melalui cara-cara yang khas.
• Tokoh yang dikenal sebagai penggagas Psikologi Gestalt
adalah Max Wertheimer, Kurt Kofka dan Wolfgang Kohler.
Ada beberapa percobaan untuk Psikologi Gestalt :
I.
“Pengamatan Gerakan”
Beberapa lampu diletakkan berderet dan dinyalakan bergantian dengan cepat, maka anda tidak akan melihat lampu-lampu menyala bergantian, melainkan Anda akan melihat sebuah sinar yang bergerak. Gejala tersebut dinamakan “phi phenomenon”
II. “Pengamatan terhadap Seekor Simpanse”
Seekor simpanse yang bernama Sultan bermain dengan dua buah tongkat. Ia berusaha untuk menyambungkan kedua tongkat tersebut, maka “AHA”, ia pun dapat mengambil pisang yang berada di luar kandangnya. Gejala tersebut dinamakan “Aha Erlebnis”. Percobaan ini sekaligus membuktikan bahwa persepsi simpanse pun juga bersifat Gestalt, bukan parsial.lanjutan Psikologi Gestalt ... ...
• Psikologi Gestalt timbul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api yang disebutnya phi phenomena. Dalam pengalaman tersebut.
• Sinar yang tidak bergerak dipersepsi sebagai sinar yang bergerak (Garret, 1958). Walaupun secara objektif sinar itu tidak bergerak. Dengan demikian, maka dalam persepsi itu ada peran aktif dalam diri perseptor. Ini berarti bahwa dalam individu mempersepsikan sesuatu tidak hanya bergantung pada stimulus objektif saja, tetapi ada aktivitas individu untuk menentukan hasil persepsinya.
• Bagi para ahli pengikut Gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder.
• Bila kita bertemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya atau pulpennya, atau dahinya, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian menyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya.
Kurt Kofkaa (1886 – 1941)
• Koffa lahir di Berlin 18 Maret 1886 • Pada tahun 1910, ia bertemu
dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran Psikologi
Gestalt di Berlin.
• Sumbangan Koffka pada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari
prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat sampai kepada psikologi belajar dan psikologi
sosial.
Teori Koffka tentang belajar, antara lain :
• Jejak ingatan (memory traces) adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini
diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita
mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
• Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.
• Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.
Wolfgang Kohler (1887 – 1967)
Kohler lahir di Reval, Estonia,
21
Januari
1887.
Kohler
memperoleh gelar Ph.D pada
tahun
1908
di
bawah
bimbingan C. Stumpf di Berlin.
Kohler berkarier mulai tahun
1913 – 1920, ia bekerja sebagai
Direktur stasiun “Anthrophoid”
dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia
di Teneriffe, dimana pernah
melakukan
penyelidikannya
terhadap inteligensi kera.
Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajuk The Mentality of Apes (1925)
• Eksperimennya adalah :
• Seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikirkan cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu.
• Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt Lewin
• Lewin lahir di Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi thn 1914. Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Kohler dan mengambil konsep psychological field dari Gestalt.
• Pada saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat. Ia menjadi Director of the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of Technology (MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun.
• Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan.
Berdasarkan kepada vektor yang saling bertentangan
itu, Lewin membagi konflik dalam 3 jenis, yaitu :
1. Konflik mendekat-mendekat (Approach – Approach Conflict) Konflik ini terjadi jika seseorang
menghadapi dua obyek yang sama-sama bernilai positif.
2. Konflik menjauh-menjauh
(Avoidance – Avoidance Conflict) Konflik ini terjadi kalau seseorang
berhadapan dengan dua obyek yang sama-sama mempunyai nilai
negative tetapi ia tidak bisa
menghindari kedua obyek sekaligus.
3. Konflik mendekat-menjauh (Approach-Avoidance Conflict) Konflik ini terjadi jika ada satu obyek yang mempunyai nilai positif dan nilai negative