• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN Nomor : 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PUTUSAN Nomor : 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor : 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara yang diajukan oleh :

Pembanding, Umur 43 tahun, Pekerjaan Swasta, Agama Islam, bertempat

tinggal di Kabupaten Pidie Jaya, Dalam hal ini telah memberikan kuasa khusus kepada ELLY YUZAR secara insidentil sesuai Surat Izin Kuasa Insidentil yang dikeluarkan Ketua Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor : W1- A9/448/Hk.05/VII/2010 tertanggal 06 Juli 2010;- dahulu Tergugat sekarang Pembanding ;

M e l a w a n

Terbanding, Umur 38 tahun, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Agama Islam,

bertempat tinggal di Kabupaten Bireuen. Dalam hal ini telah memberikan kuasa khusus kepada HANAFIAH HUSEIN, SH dan ABD. RAHMAN M. NOER, SH masing-masing sebagai Pengacara – Advokad pada Kantor Lembaga Bantuan Hukum “Karya Muda Indonesia”, yang beralamat di Jalan Medan-Banda Aceh No. 15 A Geulanggang Teungoh Bireuen, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, sebagaimana surat kuasa khusus No : 09/LBH-KMI/V/2010 tertanggal 01 Juni 2010;- dahulu Penggugat sekarang Terbanding ;

Mahkamah Syar’iyah Aceh tersebut ;

Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan

Hal. 1 dari 7hal. Putusan No. 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH

(2)

perkara ini ;

TENTANG DUDUKPERKARANYA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor : 211/Pdt.G/2010/MS-Bir tanggal 7 Pebruari 2011 bertepatan dengan tanggal 04 Rabiul Awal 1432 H, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;-

2. Menjatuhkan talak satu Ba’in Sughro Tergugat terhadap Penggugat ;

3. Menetapkan anak yang bernama xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 2,5 tahun, berada dalam hadhanah/asuhan Penggugat hingga anak tersebut berumur 21 tahun atau dewasa ;

4. Memerintahkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Bireuen untuk mengirimkan sehelai salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada PPN/KUA Kecamatan tempat tinggal Penggugat dan Tergugat dan PPN/KUA Kecamatan tempat Penggugat dan Tergugat melangsungkan perkawinan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;-

5. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 311.000,- (Tiga ratus sebelas ribu rupiah);-

Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah Syar’iyah Bireuen bahwa Tergugat/Pembanding pada tanggal 21 Pebruari 2011 telah mengajukan banding terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor : 211/Pdt.G/2010/MS-Bir tanggal 7 Pebruari 2011 bertepatan dengan tanggal 04 Rabiul Awal 1432 H, permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak Terbanding tanggal 01 Maret 2011 ;

Memperhatikan memori banding yang diajukan pihak Pembanding dan kontra memori banding yang diajukan Terbanding, baik memori banding maupun kontra memori banding mana telah diberitahukan kepada lawannya ;

(3)

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh Tergugat/Pembanding dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara sebagaimana menurut ketentuan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut formal dinyatakan dapat diterima;

Menimbang, bahwa, hakim pertama atas petitum penggugat tentang cerai dalam pertimbangannya menyatakan bahwa Berdasarkan dalil-dalil dan keterangan saksi-saksi di atas, Majelis mengkonstatir peristiwa konkret dan menemukan fakta-fakta/peristiwa hukum sebagai berikut:

- Bahwa penggugat dan tergugat adalah suami isteri yang sah, dan selama dalam ikatan perkawinan telah memperoleh satu orang anak;

- Bahwa telah terjadi pertengkaran antara penggugat dengan tergugat;

- Bahwa akibat dari pertengkaran tersebut penggugat dan tergugat telah pisah tempat tinggal;

- Bahwa keluarga dari pihak penggugat telah berupaya secara optimal merukunkan penggugat dan tergugat namun tidak berhasil;

Dari fakta-fakta yang terdapat dipersidangan hakim pertama berpendapat bahwa antara penggugat dan tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus dan tidak ada harapan untuk didamaikan lagi, dan dalil-dalil penggugat tersebut telah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan tentang alasan perceraian sebagaimana tercantum dalam pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam tahun 1991, dengan demikian gugatan pengugat patut dikabulkan;

Menimbang, bahwa terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) dalam Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh sebagai berikut :

Menimbang, bahwa berpendapat Hakim Anggota I Drs. Abdul Muin berpendapat sebagai berikut:

- Bahwa yang menjadi alasan gugatan cerai penggugat baik yang dikemukakan

Hal. 3 dari 7hal. Putusan No. 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH

(4)

dalam posita gugatan maupun repliknya adalah dikarenakan tergugat mengalami gangguan kejiwaan, yang tingkah lakunya membawa ketakutan bagi diri penggugat, penggugat merasa tidak aman dalam mengarungi mahligai rumah tangga dengan tergugat, sehingga penggugat pisah ranjang dan pulang ke rumah orang tuanya di Batee Iliek, Kecamatan Samalanga sudah 7 bulan. Penggugat juga menyatakan rumah tangga penggugat dengan tergugat berat kemungkinan untuk disatukan lagi seperti dahulu, apalagi alasan gugatan cerai telah memenuhi syarat formil bagi penggugat untuk bercerai dengan tergugat, sebagaimana halnya yang telah ditetapkan dalam fasal 116 huruf (d) dan (e) Kompilsai Hukum Islam;

- Bahwa, baik dalam jawabannya maupun dalam dupliknya tergugat membantah bahwa dirinya sakit jiwa, yang benar tergugat sehat-sehat saja dan sekarang bekerja sebagai tenaga teknis di Badan Rehabilitasi dan Rokonstruksi NAD- Nias (BRR);

- Bahwa, penggugat dalam alasan cerai tersebut merujuk pada pasal 116 huruf (d) dan huruf (e) dimana keduanya menyatakan sebagai berikut:

Pasal 116 (d) : salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain;

Pasal 116 (e) salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;

- Bahwa, dalam sidang tahap pembuktian penggugat tidak dapat membuktikan baik bukti surat maupun saksi-saksi, bahwa tergugat telah melakukan kekejaman atau penganiayaan atau tergugat mempunyai penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami.

- Bahwa, sebaliknya tergugat telah menghadapkan saksi-saksi yang dari keterangannya ditemukan fakta bahwa tergugat dalam keadaan sehat-sehat saja, bahkan saksi tergugat yang bernama Saefudin menyatakan bukan saja tergugat sehat bahkan tergugat sebagai tim kerja, tergugat cakap serta lebih baik dari tim konsultan lainnya. Tergugatpun sebagai konsultan di unit kerja berhasil secara

(5)

kelembagaan sampai mendapat penghargaan nasional atas prestasi yang dikelola oleh tergugat. Saksi juga menyatakan tergugat juga sering memberikan materi sebagai narasumber dalam pelatihan di tingkat kabupaten, dan tergugat malah diminta oleh forum untuk menambahkan jam dalam pelatihan karena tergugat jelas dalam memberikan arahan;

- Bahwa, penggugat pulang ke rumah orang tuanya tanpa izin tergugat, diduga bukan disebabkan tergugat punya penyakit kejiwaan yang mengganggu ketenangan penggugat, melainkan dimungkinkan karena masalah lain yang penggugat sendiri tidak dapat mengutarakannya dengan demikian gugatan Penggugat tidak berdasarkan hukum oleh karena itu gugatan a quo patut ditolak ; - Bahwa, tuntutan penggugat tentang hadhanah atas anak yang bernama Alfi

Rahmat Kamal, karena tuntutan pokoknya ditolak maka hal tersebut tidak perlu dipertimbangkan;

Menimbang, bahwa, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka gugatan penggugat harus ditolak seluruhnya;

Menimbang, bahwa dengan demikian putusan Mahkamah Syar'iyah Bireuen tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan sehingga putusannya sebagai berikut:

- Menerima permohonan banding dari pembanding ;

- Membatalkan putusan Mahkamah Syar'iyah Bireuen No 211/Pdt.G/2011/Ms.Bir.

tanggal 10 Pebruari 2011 M.bertepatan dengan tanggal 07 Rabiul Awal 1432 H.;

Dengan mengadili sendiri a. Menolak gugatan penggugat;

b. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.311.000,- (tiga ratus sebelas ribu rupiah);

- Menghukum Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara di tingkat banding sebesar Rp.150.000,-(Seratus lima puluh ribu rupiah);

Menimbang, bahwa Ketua Majelis dan Hakim anggota kedua 2 (dua) Drs. H.

Daroini, M.Hum sependapat bahwa memang tidak terbukti maksud pasal 116 huruf (d) dan

Hal. 5 dari 7hal. Putusan No. 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH

(6)

huruf (e), namun telah terbukti adanya percekcokan rumah tangga antara penggugat dengan tergugat yang mengakibatkan penggugat dengan tergugat berpisah tempat tinggal yang tidak mungkin dirukunkan kembali, hal tersebut sebagaimana telah dipertimbangkan hakim pertama;

Menimbang, bahwa oleh karena terdapat perbedaan di dalam Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh yaitu Drs.H. Abdul Mu'in, yang menyatakan berbeda pendapat dengan suara terbanyak dan telah diusahakan dengan sungguh tetapi tidak tercapai mufakat, maka berdasarkan pasal 159 ayat 3 Undang-undang No. 48 tahun 2009 jis Yuris Mahkamah Agung RI No. 45/PK/PID/HAM ADHOC/2004 tanggal 4 Nopember 2004, Buku Edisi Revisi 2010, Mahkamah Syar’iyah mengambil suara terbanyak dengan menguatkan putusan Hakim tingkat pertama ;

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini mengenai sengketa dibidang perkawinan, sesuai dengan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka biaya perkara dalam tingkat banding dibebankan kepada pembanding;

Mengingat pada pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan serta ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menerima permohonan banding dari pembanding ;

2. Menguatkan putusan Mahkamah Syar'iyah Bireun No 211/Pdt.G/2010/MS.Bir.

tanggal 10 Pebruari 2011 M.bertepatan dengan tanggal 07 Rabiul Awal 1432 H.;

3. Menghukum Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara di tingkat banding sebesar Rp.150.000, - ( Seratus lima puluh ribu rupiah ) ;

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Senin tanggal 30 Mei 2011 M. bertepatan dengan tanggal 26 Jumadil Akhir 1432 H. oleh kami Dra. Masdarwiaty, M.A Hakim Tinggi yang ditunjuk sebagai Ketua Majelis, Drs. Abdul Muin, SH, dan Drs. H. Daroini, M.Hum masing-

(7)

masing sebagai Hakim Anggota dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut yang didampingi para Hakim Anggota dan dibantu oleh Drs. Sabri, S.H. sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

dto dto

Drs. ABDUL MUIN, SH Dra. MASDARWIATY, M.A

dto

DRS. H. DAROINI, M.Hum

Panitera Pengganti

dto Drs. SABRI, S.H.

Perincian biaya banding :

1. Biaya Meterai Rp. 6.000,- 2. Biaya Redaksi Rp. 5.000,- 3. Biaya Leges Rp. 5.000,- 4. Biaya Poses Rp. 134.000,-

J u m l a h Rp. 150.000,-

--- (seratus lima puluh ribu rupiah) ---

Untuk salinan putusan yang sama bunyinya ; Banda Aceh, 27 Juni 2011

WAKIL PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH dto

DRS. MUHAMMAD YUSUF, SH

Hal. 7 dari 7hal. Putusan No. 49/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Referensi

Dokumen terkait

Namun kelemahan dari Crystallizer jenis ini kenaikan titik didih atau untuk dapat membuat larutan menjadi lewat jenuh agak sulit, karena jenis ini beroperasi

OMA dengan perforasi membran timpani dapat berkembang menjadi otitis OMA dengan perforasi membran timpani dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala

L’étre-pour-soi atau ‘ada untuk diri’ menunjuk cara beradanya manusia yaitu pada kesadaran manusia; sifatnya melebar (extensif) dengan dunia kesadaran dan sifat kesadaran

Untuk pertumbuhan pergerakan jumlah pesawat terbang dianalisis dengan memperkirakan jumlah penumpang agar dapat ditampung sebanyak 80% (load factor 80%) tiap tahunnya oleh

Menurut Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), kebijaksanaan program transmigras sekarang tidak hanya diajukan untuk meningkatkan penduduk dan tenaga kerja saja (seperti

Sejauh ini, program utama para jurnalis warga dalam mendorong masyarakat untuk agenda-agenda sosial maupun pembangunan dilakukan dengan penggalangan dana dari berbagai pihak, baik