• Tidak ada hasil yang ditemukan

Case Report Otitis Media Akut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Case Report Otitis Media Akut"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN

Nama

Nama : : An.RAn.R Umur

Umur : : 5 5 tahuntahun Agama

Agama : : IslamIslam Jenis

Jenis kelamin kelamin : : Laki-lakiLaki-laki Pekerjaan

Pekerjaan : : Tidak Tidak bekerjabekerja Alamat

Alamat : : Kiangroke Kiangroke 04/04 04/04 Banjaran Banjaran Kab.BandungKab.Bandung Tanggal

Tanggal datang datang : : 24 24 Oktober Oktober 20112011 No.RM

No.RM : : 316708316708

II. ANAMNESIS II. ANAMNESIS

Anamnesis

Anamnesis : Autoanamnesis & Alloanamnesis (Ibu pasien): Autoanamnesis & Alloanamnesis (Ibu pasien) Keluhan Utama

Keluhan Utama : Keluar cairan dari telinga kiri.: Keluar cairan dari telinga kiri. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang

Os mengeluh keluar cairan pada telinga kiri sejak 2 minggu sebelum Os mengeluh keluar cairan pada telinga kiri sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Cairan tersebut berwarna putih kekuningan dan berbau. masuk rumah sakit. Cairan tersebut berwarna putih kekuningan dan berbau. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Os juga mengeluh adanya nyeri telinga Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. Os juga mengeluh adanya nyeri telinga bagian dalam dan adanya penurunan fungsi pendengaran. Keluhan berupa telinga bagian dalam dan adanya penurunan fungsi pendengaran. Keluhan berupa telinga berdenging, berdengung ataupun rasa penuh di telinga disangkal. Riwayat panas berdenging, berdengung ataupun rasa penuh di telinga disangkal. Riwayat panas badan disertai batuk pilek dirasakan sejak 1 minggu sebelum keluar cairan dari badan disertai batuk pilek dirasakan sejak 1 minggu sebelum keluar cairan dari telinga. Nyeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar cairan telinga. Nyeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar cairan dari telinga. Tidak ada keluhan pada telinga

dari telinga. Tidak ada keluhan pada telinga kanan Os. Keluhan sakit tenggorokan,kanan Os. Keluhan sakit tenggorokan, nyeri menelan, suara sengau, benjolan di

nyeri menelan, suara sengau, benjolan di leher disangkal.leher disangkal. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Penyakit Dahulu

Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Os sering menderita batuk & Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Os sering menderita batuk & pilek. Riwayat trauma, keluar darah dari hidung, suka mengorek telinga, dan pilek. Riwayat trauma, keluar darah dari hidung, suka mengorek telinga, dan sering berenang disangkal.

sering berenang disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Keluarga

Os mengaku tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini. Riwayat Os mengaku tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini. Riwayat alergi dan asma pada

(3)

Riwayat Alergi Riwayat Alergi

Riwayat alergi seperti bersin-bersin dan gatal-gatal ketika terkena debu, Riwayat alergi seperti bersin-bersin dan gatal-gatal ketika terkena debu, atau setelah memakan makanan tertentu disangkal. Riwayat

atau setelah memakan makanan tertentu disangkal. Riwayat asma juga disangkal.asma juga disangkal.

III.

III. PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIKFISIK

 Status generalisStatus generalis

 Keadaan Keadaan umum umum : : Baik Baik  

 Kesadaran Kesadaran : : Compos Compos MentisMentis 

 Vital Vital Sign Sign ::

Tekanan darah

Tekanan darah : : 100/70 mmHg100/70 mmHg Suhu

Suhu : : AffebrisAffebris Nafas

Nafas : : 24 24 x/ x/ menitmenit Nadi

Nadi : : 88 88 x/ x/ menitmenit

 Status lokalisStatus lokalis

 TelingaTelinga

Bagian Kelainan

Bagian Kelainan AurisAuris

Dextra Sinistra Dextra Sinistra Preaurikula Preaurikula Kelainan kongenital Kelainan kongenital Radang dan tumor Radang dan tumor Trauma Trauma --Aurikula Aurikula Kelainan kongenital Kelainan kongenital Radang dan tumor Radang dan tumor Trauma Trauma --Retroaurikula Retroaurikula Edema Edema Hiperemis Hiperemis Nyeri tekan Nyeri tekan Sikatriks Sikatriks Fistula Fistula Fluktuasi Fluktuasi --Palpasi

Palpasi Nyeri Nyeri pergerakanpergerakan aurikula

aurikula

-

(4)

--Nyeri

Nyeri tekan tekan tragus tragus - -

--Canalis Canalis Acustikus Acustikus Externa Externa Kelainan kongenital Kelainan kongenital Kulit Kulit Sekret Sekret Serumen Serumen Edema Edema Jaringan granulasi Jaringan granulasi Massa Massa Cholesteatoma Cholesteatoma --Tenang Tenang --Tenang Tenang + (putih) + (putih) --Membrana Membrana Timpani Timpani Warna Warna Intak  Intak  Retraksi Retraksi Refleks cahaya Refleks cahaya Perforasi Perforasi putih putih keabu-abuan abuan (+) (+) (-) (-) (+) (+) (-) (-) Hiperemis Hiperemis (-) (-) (-) (-) (-) (-) (+) (+)   HidungHidung Rhinoskopi Rhinoskopi anterior anterior Cavum

Cavum nasi nasi kanan kanan Cavum Cavum nasi nasi kirikiri

Mukosa hidung

Mukosa hidung Hiperemis (+), sekretHiperemis (+), sekret (+), massa (-)

(+), massa (-)

Hiperemis (+), sekret (+), massa Hiperemis (+), sekret (+), massa (-)

(-) Septum nasi

Septum nasi Deviasi (-), Deviasi (-), dislokasi dislokasi (-) (-) Deviasi Deviasi (-), (-), dislokasi dislokasi (-)(-) Konka inferior Konka inferior dan media dan media Edema (+), hiperemis Edema (+), hiperemis (+) (+) Edema (+), hiperemis (+) Edema (+), hiperemis (+) Meatus inferior Meatus inferior dan media dan media Polip

(5)

 Mulut Dan OrofaringMulut Dan Orofaring

Bagian

Bagian Kelainan Kelainan KeteranganKeterangan

Mulut Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Lidah Lidah Palatum molle Palatum molle Gigi geligi Gigi geligi Uvula Uvula Halitosis Halitosis Tenang Tenang

Bersih, basah,gerakan normal kesegala Bersih, basah,gerakan normal kesegala

arah arah Tenang, simetris Tenang, simetris Caries (-) Caries (-) Simetris Simetris (-) (-) Tonsil Tonsil Mukosa Mukosa Besar Besar Kripta : Kripta : Detritus : Detritus : Perlengketan Perlengketan Tenang Tenang T T11

 – 

 – 

TT11 Normal - Normal Normal - Normal (-/-) (-/-) (-/-) (-/-) Faring Faring Mukosa Mukosa Granula Granula

Post nasal drip Post nasal drip

Tenang Tenang (-) (-) (-) (-)   MaksilofasialMaksilofasial Bentuk

Bentuk : : SimetrisSimetris Nyeri

Nyeri tekan tekan : :

--

 LeherLeher

Kelenjar getah bening : Tidak

Kelenjar getah bening : Tidak teraba pembesaran KGBteraba pembesaran KGB Massa

Massa : : Tidak Tidak adaada

IV. DIAGNOSIS BANDING IV. DIAGNOSIS BANDING

(6)

 Otitis Media Supuratif Kronik ( OMSK )Otitis Media Supuratif Kronik ( OMSK )

V. DIAGNOSIS V. DIAGNOSIS

Otitis media akut stadium perforasi auris sinistra Otitis media akut stadium perforasi auris sinistra

VI. PENGELOLAAN DAN TERAPI VI. PENGELOLAAN DAN TERAPI

 Pembersihan liang telinga dengan suctionPembersihan liang telinga dengan suction 

 Pemberian obat cuci telinga HPemberian obat cuci telinga H22OO22

 Pemberian obat oral:Pemberian obat oral:

-- Clindamycin ( Antibiotik )Clindamycin ( Antibiotik )

-- Metil prednisolon ( Kotikosteroid )Metil prednisolon ( Kotikosteroid ) -- PseudoefePseudoefedrin drin HClHCl

VII. PROGNOSIS VII. PROGNOSIS

Quo

Quo ad ad vitam vitam : : ad ad bonambonam Quo

(7)

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

telinga dalam.

Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (daun telinga) dan canalis Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (daun telinga) dan canalis auditorius eksternus ( liang telinga ). Telinga dalam terdiri dari koklea ( rumah auditorius eksternus ( liang telinga ). Telinga dalam terdiri dari koklea ( rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.

kanalis semisirkularis. Anatomi telinga tengah Anatomi telinga tengah

Telinga tengah terdiri dari 3 bagian yaitu membran timpani, cavum Telinga tengah terdiri dari 3 bagian yaitu membran timpani, cavum timpani dan tuba

timpani dan tuba eustachius.eustachius. 1. Membrana timpani

1. Membrana timpani

Membrana timpani memisahkan cavum timpani dari kanalis akustikus Membrana timpani memisahkan cavum timpani dari kanalis akustikus eksternus. Letak membrana timpai pada anak lebih pendek, lebih lebar dan lebih eksternus. Letak membrana timpai pada anak lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal dibandingkan orang dewasa. Bentuknya ellips, sumbu panjangnya 9-10 horizontal dibandingkan orang dewasa. Bentuknya ellips, sumbu panjangnya 9-10 mm dan sumbu pendeknya 8-9 mm, tebalnya kira-kira 0,1

mm dan sumbu pendeknya 8-9 mm, tebalnya kira-kira 0,1 mm.mm.

Membran timpani terdiri dari 2 bagian yaitu pars tensa (merupakan bagian Membran timpani terdiri dari 2 bagian yaitu pars tensa (merupakan bagian terbesar) yang terletak di bawah malleolar fold anterior dan posterior dan pars terbesar) yang terletak di bawah malleolar fold anterior dan posterior dan pars flacida (membran sharpnell) yang terletak diatas malleolar fold dan melekat flacida (membran sharpnell) yang terletak diatas malleolar fold dan melekat langsung pada os petrosa. Pars tensa memiliki 3 lapisan yaitu lapiasan luar terdiri langsung pada os petrosa. Pars tensa memiliki 3 lapisan yaitu lapiasan luar terdiri dari epitel squamosa bertingkat, lapisan dalam dibentuk oleh mukosa telinga dari epitel squamosa bertingkat, lapisan dalam dibentuk oleh mukosa telinga tengah dan diantaranya terdapat lapisan fibrosa dengan serabut berbentuk radier tengah dan diantaranya terdapat lapisan fibrosa dengan serabut berbentuk radier dan sirkuler. Pars placida hanya memiliki lapisan luar dan dalam tanpa lapisan dan sirkuler. Pars placida hanya memiliki lapisan luar dan dalam tanpa lapisan fibrosa.

fibrosa.

Vaskularisasi membran timpani sangat kompleks. Membrana timpani Vaskularisasi membran timpani sangat kompleks. Membrana timpani mendapat perdarahan dari kanalis akustikus eksternus dan dari

mendapat perdarahan dari kanalis akustikus eksternus dan dari telinga tengah, dantelinga tengah, dan beranastomosis pada lapisan jaringan ikat lamina propia membrana timpani. Pada beranastomosis pada lapisan jaringan ikat lamina propia membrana timpani. Pada permukaan lateral, arteri aurikularis profunda membentuk cincin vaskuler perifer permukaan lateral, arteri aurikularis profunda membentuk cincin vaskuler perifer

(8)

dan berjalan secara radier menuju membrana timpani. Di bagian superior dari dan berjalan secara radier menuju membrana timpani. Di bagian superior dari cincin vaskuler ini muncul arteri descendent eksterna menuju ke umbo, sejajar cincin vaskuler ini muncul arteri descendent eksterna menuju ke umbo, sejajar dengan manubrium. Pada permukaan dalam dibentuk cincin vaskuler p

dengan manubrium. Pada permukaan dalam dibentuk cincin vaskuler p erifer yangerifer yang kedua, yang berasal dari cabang stilomastoid arteri aurikularis posterior dan kedua, yang berasal dari cabang stilomastoid arteri aurikularis posterior dan cabang timpani anterior arteri maksilaris. Dari cincin vaskuler kedua ini muncul cabang timpani anterior arteri maksilaris. Dari cincin vaskuler kedua ini muncul arteri descendent interna yang l

arteri descendent interna yang letaknya sejajar dengan arteri etaknya sejajar dengan arteri descendedescendent eksterna.nt eksterna. 2. Kavum timpani

2. Kavum timpani

Kavum timpani merupakan suatu ruangan yang berbentuk irreguler Kavum timpani merupakan suatu ruangan yang berbentuk irreguler diselaputi oleh mukosa. Kavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu epitimpanium diselaputi oleh mukosa. Kavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu epitimpanium yang terletak di atas kanalis timpani nervus fascialis, hipotimpananum yang yang terletak di atas kanalis timpani nervus fascialis, hipotimpananum yang terletak di bawah

terletak di bawah sulcus timpani, dan mesotimpanum yang terletak sulcus timpani, dan mesotimpanum yang terletak diantaranya.diantaranya. Batas cavum timpani ;

Batas cavum timpani ; Atas

Atas : : tegmen tegmen timpanitimpani Dasar

Dasar : : dinding dinding vena vena jugularis jugularis dan dan promenensia promenensia styloidstyloid Posterior

Posterior : : mastoid, mastoid, m.stapedius, m.stapedius, prominensia prominensia pyramidalpyramidal Anterior

Anterior : : dinding dinding arteri arteri karotis, karotis, tuba tuba eustachius, eustachius, m.tensor m.tensor timpanitimpani Medial

Medial : : dinding dinding labirinlabirin Lateral

Lateral : : membrana membrana timpanitimpani

Kavum timpani berisi 3 tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan Kavum timpani berisi 3 tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan stapes. Ketiga tulang pendengaran ini saling berhubungan melalui artikulatio dan stapes. Ketiga tulang pendengaran ini saling berhubungan melalui artikulatio dan dilapisi oleh mukosa telinga tengah. Ketiga tulang tersebut menghubungkan dilapisi oleh mukosa telinga tengah. Ketiga tulang tersebut menghubungkan membran timpani dengan foramen ovale, seingga suara dapat ditransmisikan ke membran timpani dengan foramen ovale, seingga suara dapat ditransmisikan ke telinga dalam.

telinga dalam.

Maleus, merupakan tulang pendengaran yang letaknya paling lateral. Maleus, merupakan tulang pendengaran yang letaknya paling lateral. Malleus terdiri 3 bagian yaitu kapitulum mallei yang terletak di epitimpanum, Malleus terdiri 3 bagian yaitu kapitulum mallei yang terletak di epitimpanum, manubrium mallei yang melekat pada membran timpani dan kollum mallei yang manubrium mallei yang melekat pada membran timpani dan kollum mallei yang menghubungkan kapitullum mallei dengan manubrium mallei. Inkus terdiri atas menghubungkan kapitullum mallei dengan manubrium mallei. Inkus terdiri atas korpus, krus brevis dan krus longus. Sudut antara krus brevis dan krus longus korpus, krus brevis dan krus longus. Sudut antara krus brevis dan krus longus sekitar 100 derajat. Pada medial puncak krus longus terdapat processus sekitar 100 derajat. Pada medial puncak krus longus terdapat processus lentikularis. Stapes terletak paling medial, terdiri dari kaput, kolum, krus anterior lentikularis. Stapes terletak paling medial, terdiri dari kaput, kolum, krus anterior dan posterior, serta basis stapedius/foot plate. Basis stapedius tepat menutup dan posterior, serta basis stapedius/foot plate. Basis stapedius tepat menutup foramen ovale dan letaknya hampir pada bidang horizontal.

(9)

Dalam cavum timpani terdapat 2 otot, yaitu : Dalam cavum timpani terdapat 2 otot, yaitu :

- M.tensor timpani, merupakan otot yang tipis, panjangnya sekitar 2 cm, dan - M.tensor timpani, merupakan otot yang tipis, panjangnya sekitar 2 cm, dan berasal dari kartilago tuba eustachius. Otot ini menyilang cavum timpani ke lateral berasal dari kartilago tuba eustachius. Otot ini menyilang cavum timpani ke lateral dan menempel pada manubrium mallei dekat kollum. Fungsinya untuk menarik  dan menempel pada manubrium mallei dekat kollum. Fungsinya untuk menarik  manubrium mallei ke medial sehingga membran timpani menjadi l

manubrium mallei ke medial sehingga membran timpani menjadi l ebih tegang.ebih tegang. - M. Stapedius, membentang antara stapes dan manubrium mallei dipersarafi oleh - M. Stapedius, membentang antara stapes dan manubrium mallei dipersarafi oleh cabang nervus fascialis. Otot ini berfungsi sebagai proteksi terhadap foramen cabang nervus fascialis. Otot ini berfungsi sebagai proteksi terhadap foramen ovale dari getaran yang terlalu kuat.

ovale dari getaran yang terlalu kuat. 3. Tuba eustachius

3. Tuba eustachius

Kavitas tuba eustachius adalah saluran yang meneghubungkan kavum Kavitas tuba eustachius adalah saluran yang meneghubungkan kavum timpani dan nasofaring. Panjangnya sekitar 31-38 mm, mengarah ke timpani dan nasofaring. Panjangnya sekitar 31-38 mm, mengarah ke antero-inferomedial, membe

inferomedial, membentuk sudut 30-40 dengan ntuk sudut 30-40 dengan bidang horizontal, dan 4bidang horizontal, dan 45 dengan5 dengan bidang sagital. 1/3 bagian atas saluran ini adalah bagian tulang yang terletak  bidang sagital. 1/3 bagian atas saluran ini adalah bagian tulang yang terletak  anterolateral terhadap kanalis karotikus dan 2/3 bagian bawahnya merupakan anterolateral terhadap kanalis karotikus dan 2/3 bagian bawahnya merupakan kartilago. Muara tuba di f

kartilago. Muara tuba di faring terbuka dengan ukuran 1-1,25 cm, terletak aring terbuka dengan ukuran 1-1,25 cm, terletak setinggisetinggi ujung posterior konka inferior. Pinggir anteroposterior muara tuba membentuk  ujung posterior konka inferior. Pinggir anteroposterior muara tuba membentuk  plika yang disebut torus tubarius, dan di belakang torus tubarius terdapat resesus plika yang disebut torus tubarius, dan di belakang torus tubarius terdapat resesus faring yang disebut fossa rosenmuller. Pada perbatasan bagian tulang dan faring yang disebut fossa rosenmuller. Pada perbatasan bagian tulang dan kartilago, lumen tuba menyempit dan disebut isthmus dengan diameter 1-2 mm. kartilago, lumen tuba menyempit dan disebut isthmus dengan diameter 1-2 mm. Isthmus ini mudah tertutup oleh pembengkakan mukosa atau oleh infeksi yang Isthmus ini mudah tertutup oleh pembengkakan mukosa atau oleh infeksi yang berlangsung lama, sehingga terbentuk jaringan sikatriks. Pada anak-anak, tuba ini berlangsung lama, sehingga terbentuk jaringan sikatriks. Pada anak-anak, tuba ini lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal dibandingkan orang dewasa, lebih pendek, lebih lebar dan lebih horizontal dibandingkan orang dewasa, sehinggga infeksi dari nasofaring mudah masuk ke kavum timpani.

sehinggga infeksi dari nasofaring mudah masuk ke kavum timpani.

OTITIS MEDIA AKUT OTITIS MEDIA AKUT

Otitis media akut (OMA)

Otitis media akut (OMA) adalah peradangaadalah peradangan sebagian atau seluruh mukosan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid.

(10)

Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba ke dalam di Telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba ke dalam di nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan nasofaring dan faring. Secara fisiologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim dan antibody. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini enzim dan antibody. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman otitis media. Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga ke dalam telinga tengah terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi

tengah dan terjadi peradanganperadangan..

Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran Dikatakan juga, bahwa pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran nafas atas. Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran nafas, makin nafas atas. Pada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran nafas, makin besar kemungkinan terjadinya OMA.

besar kemungkinan terjadinya OMA.

Etiologi Etiologi

Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering. Kuman ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling sering. Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti

penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticusStreptococcus hemoliticus,, Etiologi : Etiologi : - Perubahan tekanan - Perubahan tekanan udara tiba-tiba udara tiba-tiba - Alergi - Alergi - Infeksi - Infeksi - Sumbatan : Sekret - Sumbatan : Sekret Tampon Tampon Tumor Tumor

Tuba tetap terganggu Tuba tetap terganggu dan Infeksi (+) dan Infeksi (+) OME OME Efusi Efusi Gangguan tuba Gangguan tuba Infeksi (-) Infeksi (-) Tekanan Tekanan negative negative telinga telinga tengah tengah Sembuh / Normal Sembuh / Normal Fungsi tuba Fungsi tuba tetap terganggu tetap terganggu OMA OMA Sembuh

(11)

Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus,, PneumococcusPneumococcus,, Haemophilus influenza Haemophilus influenza,, Escherich Escherichia coliia coli,, Streptococcus anhemolyticus

Streptococcus anhemolyticus,, Proteus vulgarisProteus vulgaris,, Pseudomonas aeruginosa.Pseudomonas aeruginosa.¹¹ Sejauh ini

Sejauh ini Streptococcus pneumoniaStreptococcus pneumonia merupakan organisme penyebab terseringmerupakan organisme penyebab tersering pada semua kelompok umur. Sedangkan

pada semua kelompok umur. Sedangkan  Haemophilus  Haemophilus influenzainfluenza adalah patogenadalah patogen tersering yang ditemukan pada anak di bawah usia lima tahun. Meskipun juga tersering yang ditemukan pada anak di bawah usia lima tahun. Meskipun juga patogen pada orang dewasa.

patogen pada orang dewasa.

Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan Pada anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besar kemungkinan terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba terjadinya otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMA dipermudah karena tuba eustachiusny

eustachiusnya pendek, lebar, dan a pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.letaknya agak horisontal.

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal, yaitu:

beberapa hal, yaitu:

(1)Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan, (2)Saluran (1)Sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan, (2)Saluran eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah. (3)Adenoid (salah satu organ di ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah. (3)Adenoid (salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relative tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh) pada anak relative lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara lebih besar dibanding orang dewasa. Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius sehingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu, adenoid sendiri dapat terinfeksi dimana infeksi saluran Eustachius. Selain itu, adenoid sendiri dapat terinfeksi dimana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga t

tersebut kemudian menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.engah lewat saluran Eustachius. Patogenesis

Patogenesis

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan Eustachius. Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, infeksi di saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu sendiri. Sebagai hasilnya terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di b

dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.elakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas.

(12)

Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga  juga akan terasa nyeri. Dan

 juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebutbanyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telin

(13)

Stadium OMA Stadium OMA

Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang 5 stadium. Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga luar.

diamati melalui liang telinga luar. 1.

1. Stadium oklusi tuba Stadium oklusi tuba EustachiusEustachius

Tanda oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat Tanda oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.

dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi. 2.

2. Stadium hiperemis (stadium pre-supurasi)Stadium hiperemis (stadium pre-supurasi)

Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

terlihat.

3.

3. Stadium supurasiStadium supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebab

menyebabkan membran timpani kan membran timpani menonjol (menonjol (bulgingbulging) ke arah liang telinga luar.) ke arah liang telinga luar.

Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi, dan suhu meningkat, serta Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di kavum timpani tidak  rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di kavum timpani tidak  berkurang, maka terjadi iskemia,akibat tekanan pada kapiler, serta timbul berkurang, maka terjadi iskemia,akibat tekanan pada kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membran timpani

Nekrosis ini pada membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek danterlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan

(14)

Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang telinga luar. Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup liang telinga luar. Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali.

kembali. 4.

4. Stadium perforasiStadium perforasi

Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan pus virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan pus keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaa

nyenyak. Keadaan ini disebut otitn ini disebut otitis media akut stadium perforasi.is media akut stadium perforasi.

5.

5. Stadium resolusiStadium resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa (

atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sequelesequele) berupa otitis) berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani

media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.tanpa terjadinya perforasi.

Gejala klinik Gejala klinik

Gejala klinik otitis media akut tergantung pada stadium penyakit serta Gejala klinik otitis media akut tergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah nyeri umur pasien. Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah nyeri telinga, suhu tubuh tinggi dan biasanya ada riwayat batuk pil

telinga, suhu tubuh tinggi dan biasanya ada riwayat batuk pil ek sebelumnya.ek sebelumnya.

Pada anak yang lebih besar atau orang dewasa disamping rasa nyeri Pada anak yang lebih besar atau orang dewasa disamping rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di

terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurangtelinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi dengar. Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi sampai 39,5 °C (stadium supurasi), anak gelisah dan sulit tidur, tiba-tiba anak  sampai 39,5 °C (stadium supurasi), anak gelisah dan sulit tidur, tiba-tiba anak  menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang. Bila terjadi ruptur membran timpani menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang. Bila terjadi ruptur membran timpani

(15)

maka sekret mengalir ke liang telinga luar, suhu tubuh turun dan anak tertidur maka sekret mengalir ke liang telinga luar, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.

tenang. Diagnosis Diagnosis

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut. Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.

1.

1. Penyakitnya muncul mendadak (akut)Penyakitnya muncul mendadak (akut) 2.

2. Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu ronggaDitemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga

tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di tubuh) di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut: (1)menggembungnya gendang telinga, antara tanda berikut: (1)menggembungnya gendang telinga, (2)terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga, (3)adanya bayangan (2)terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga, (3)adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga, (4)cairan yang keluar dari

cairan di belakang gendang telinga, (4)cairan yang keluar dari telinga.telinga.

3.

3. Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan denganAdanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan

adanya salah satu di antara tanda berikut: (1)kemerahan pada gendang adanya salah satu di antara tanda berikut: (1)kemerahan pada gendang telinga, (2)nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal. telinga, (2)nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan

Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Tujuan dari Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Tujuan dari pengobatan yaitu menghilangkan tanda dan gejala penyakit,

pengobatan yaitu menghilangkan tanda dan gejala penyakit, eradikasi infeksi, daneradikasi infeksi, dan pencegah

pencegahan an komplikasi.komplikasi. Pada stadium

Pada stadium oklusioklusi, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali, tujuan terapi dikhususkan untuk membuka kembali tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan tuba eustachius. Diberikan obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk  fisiologik untuk anak <12 thn dan HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk  anak yang berumur >12 thn atau dewasa. Selain itu, sumber infeksi juga harus anak yang berumur >12 thn atau dewasa. Selain itu, sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan antibiotik.

diobati dengan memberikan antibiotik. Pada stadium

Pada stadium presupurasipresupurasi, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan, diberikan antibiotik, obat tetes hidung, dan analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan analgesik. Bila membran timpani sudah hiperemi difus, sebaiknya dilakukan miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika miringotomi. Antibiotik yang diberikan ialah penisilin atau eritromisin. Jika terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau terdapat resistensi, dapat diberikan kombinasi dengan asam klavunalat atau sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya sefalosporin. Untuk terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak  adekuat di dalam darah. Antibiotik diberikan minimal selama 7 hari. Pada anak  diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40 mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.

(16)

Pengobatan stadium

Pengobatan stadium supurasisupurasi selain antibiotik, pasien harus dirujuk selain antibiotik, pasien harus dirujuk  untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Dengan untuk dilakukan miringotomi bila membran timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala- gejala klinis lebih cepat hilang dan rupture dapat dihindari. miringotomi gejala- gejala klinis lebih cepat hilang dan rupture dapat dihindari. Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar n

Selain itu, analgesik juga perlu diberikan agar nyeri dapat berkurang.yeri dapat berkurang.

Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani agar terjadi drainese sekret telinga tengah. Miringotomi dilakukan bila ada cairan yang terjadi drainese sekret telinga tengah. Miringotomi dilakukan bila ada cairan yang menetap di telinga setelah 3 bulan penanganan medis dan terdapat gangguan menetap di telinga setelah 3 bulan penanganan medis dan terdapat gangguan pendengaran. Miringotomi harus dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak  pendengaran. Miringotomi harus dilakukan secara a-vue (dilihat langsung), anak  harus tenang dan dapat dikuasai agar membran timpani dapat terlihat

harus tenang dan dapat dikuasai agar membran timpani dapat terlihat dengan baik.dengan baik. Biasanya pada anak kecil dignakan anastesi umum. Lokasi miringotomi adalah di Biasanya pada anak kecil dignakan anastesi umum. Lokasi miringotomi adalah di kuadran posteroinferior.

kuadran posteroinferior. Pada stadium

Pada stadium perforasiperforasi, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta

hari serta antibiotik yang antibiotik yang adekuat. Biasaadekuat. Biasanya sekret nya sekret akan hilang akan hilang dan perforasidan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.

dapat menutup kembali dalam waktu 7-10 hari. Stadium

Stadium resolusiresolusi, maka membran timpani berangsur normal kembali,, maka membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Bila tidak terjadi sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Bila tidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membrane timpani. Pada keadaan ini antibiotik dapat dilanjutkan perforasi di membrane timpani. Pada keadaan ini antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu.

sampai 3 minggu. Komplikasi Komplikasi

Sebelum ada antibiotika komplikasi dapat terjadi dari yang ringan hingga Sebelum ada antibiotika komplikasi dapat terjadi dari yang ringan hingga berat tetapi setelah ada antibiotika komplikasi biasanya didapatkan sebagai berat tetapi setelah ada antibiotika komplikasi biasanya didapatkan sebagai komplikasi dari otitis media supuratif kronis.

komplikasi dari otitis media supuratif kronis.

OMA dengan perforasi membran timpani dapat berkembang menjadi otitis OMA dengan perforasi membran timpani dapat berkembang menjadi otitis media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini media supuratif kronis apabila gejala berlangsung lebih dari 2 bulan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, berkaitan dengan beberapa faktor antara lain higiene, terapi yang terlambat, pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.

pengobatan yang tidak adekuat, dan daya tahan tubuh yang kurang baik.

Komplikasi yang dapat terjadi adalah mastoidis, paralisis nervus fascialis, Komplikasi yang dapat terjadi adalah mastoidis, paralisis nervus fascialis, komplikasi ke intrakranial seperti abses ekstradural, abses subdural, meningitis, komplikasi ke intrakranial seperti abses ekstradural, abses subdural, meningitis, abses otak, trombosis sinus lateralis, otittis hidrocephalus, labirintis dan

(17)

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Kenapa pasien ini didiagnosa otitis media akut stadium perforasi? Kenapa pasien ini didiagnosa otitis media akut stadium perforasi? Anamnesis

Anamnesis

 Keluar cairan dari telinga kirinyaKeluar cairan dari telinga kirinya sejak 2 minggu sebelum masuk  sejak 2 minggu sebelum masuk  rumah sakit

rumah sakit

 Cairan berwarna putih kekuninganCairan berwarna putih kekuningan dan berbau

dan berbau

 Keluhan baru pertama kali dirasakanKeluhan baru pertama kali dirasakan

 Nyeri telinga bagian dalam danNyeri telinga bagian dalam dan adanya penurunan fungsi adanya penurunan fungsi pendengaran

pendengaran

 Panas badan disertai batuk pilek Panas badan disertai batuk pilek  dirasakan sejak 1 minggu sebelum dirasakan sejak 1 minggu sebelum keluar cairan dari telinga

keluar cairan dari telinga

 Nyeri telinga dan panas badanNyeri telinga dan panas badan dirasakan berkurang setelah keluar dirasakan berkurang setelah keluar cairan dari telinga

cairan dari telinga

 Pasien sering mengalami batuk Pasien sering mengalami batuk  pilek 

pilek 

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik

Untuk menegakkan diagnosis otitis media, perlu dilakukan pemeriksaan Untuk menegakkan diagnosis otitis media, perlu dilakukan pemeriksaan otoskopi. Ditemukan adanya

otoskopi. Ditemukan adanya adanya pengeluaran cairanadanya pengeluaran cairan berwarna putihberwarna putih padapada canalis auditorius eksterna disertai

canalis auditorius eksterna disertai perforasi sentralperforasi sentral pada membran timpanipada membran timpani telinga kiri dan reflex cahaya (cone of light) telinga kiri negatif. Kemungkinan telinga kiri dan reflex cahaya (cone of light) telinga kiri negatif. Kemungkinan stadium otitis medianya ialah stadium perforasi.

stadium otitis medianya ialah stadium perforasi. Apa penyebab OMA dari kasus diatas?

Apa penyebab OMA dari kasus diatas?

Penyebab yang mungkin sebagai pencetus otitis media pada pasien di atas Penyebab yang mungkin sebagai pencetus otitis media pada pasien di atas ialah rhinitis

ialah rhinitis yang sudah lama dialami. Pasien mengalami batuk pilek sudah lama.yang sudah lama dialami. Pasien mengalami batuk pilek sudah lama. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan chonka nasalis inferior & media Dari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan chonka nasalis inferior & media mengalami edema & hiperemis

mengalami edema & hiperemis yang disertai adanya cairan mukus. Kemungkinanyang disertai adanya cairan mukus. Kemungkinan pasien mengalami rhinitis kronis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab pasien mengalami rhinitis kronis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab dari otitis medianya ialah komplikasi dari rhinitis kronis.

dari otitis medianya ialah komplikasi dari rhinitis kronis. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus diatas?

Bagaimana penatalaksanaan pada kasus diatas?

Pada kasus diatas penatalaksanaan adalah: Pembersihan liang telinga Pada kasus diatas penatalaksanaan adalah: Pembersihan liang telinga dengan suction , Pemberian obat cuci telinga H

dengan suction , Pemberian obat cuci telinga H22OO22, Pemberian obat oral:, Pemberian obat oral:

Clindamycin ( Antibiotik ), Metil prednisolon ( Kotikosteroid ), Pseudoefedrin Clindamycin ( Antibiotik ), Metil prednisolon ( Kotikosteroid ), Pseudoefedrin HCl. Sesuai dengan literatur Pada stadium

HCl. Sesuai dengan literatur Pada stadium perforasiperforasi, diberikan obat cuci telinga, diberikan obat cuci telinga H2O2 3% sela

(18)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Boies, dkk. 1997.

Boies, dkk. 1997. Buku ajar pe Buku ajar penyakit THT nyakit THT Edisi 6. Jakarta : EGCEdisi 6. Jakarta : EGC Daly KA, Giebink GS.2000.

Daly KA, Giebink GS.2000. Clinical epidemiology of otitis mediaClinical epidemiology of otitis media.. Djaafar, ZA. 2007.

Djaafar, ZA. 2007. Kelainan Telinga TengahKelainan Telinga Tengah. Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi. Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi ke 6. Jakarta: Balai Penerbit

ke 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.FKUI.

Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006

Referensi

Dokumen terkait

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Roberto (2010) di Amerika menyatakan bahwa anak sekolah dasar lebih tertarik pada makanan jajanan khususnya snack yang dibungkus

Dari hasil uji menunjukan bawa F hitung &gt; F tabel (3,763&gt;2,37) dan nilai sig (0,004&lt;0,05), sehingga dapat disimbulkan bahwa nilai variabel Dewan Direksi, Komisaris

mengetahui keluhan apa saja yang diderita oleh pekerja dan faktor-faktor yang berpengaruh pada metode OWAS dengan merekam dan mengambil gambar postur kerja operator di

Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan observasi pada BiNus Career untuk mengetahui proses bisnis yang sedang berlangsung dibandingkan dengan teori

Dalam hal ini undang-undang nasional maupun internasional telah mengatur ketentuan penjabaran atas asas praduga tidak bersalah dan asas kedudukan yang sama dihadapan hukum,

Pada Hari ini, Jumat tanggal dua puluh sembilan bulan November tahun duaribu tigabelas, Panitia telah melakukan pembuka Dokumen Penawaran melalui Aplikasi SPSE LPSE Mahkamah

Aplikasi ini berisi form Data User, Tambah Data User, Data Anggota, Tambah Data Anggota, Data Simpanan, Tambah Data Simpanan, Data Pinjaman, Tambah Data Pinjaman,

mengambil prinsip terhadap isu-isu, yang bertujuan mengganggu muslimin serta memecah-belah dan melemahkan persatuan muslimin, Allah berfirman, ”Hai, orang-orang