• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Jakarta

10 September 2015

(2)

Daftar Isi

1. Pendahuluan 2. Kondisi Saat ini 3. RUKN

4. Program Pembangunan 35.000 MW

5. Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

6. Kesimpulan

(3)

1. PENDAHULUAN

(4)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

[Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan]

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

 Sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri dan/atau berasal dari luar negeri harus dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional untuk menjamin penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan

 Pemanfaatan sumber energi primer harus dilaksanakan dengan mengutamakan sumber energi baru dan energi terbarukan

 Pemanfaatan sumber energi primer yang terdapat di dalam negeri diutamakan untuk kepentingan ketenagalistrikan nasional

TUJUAN PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN

Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PRIMER

(5)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

[Berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan]

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENGUSAHAAN

BUMN*

BUMD SWASTA KOPERASI

SWADAYA MASYARAKAT

PENGUASAAN

Menyediakan dana untuk:

• Kelompok masyarakat tidak mampu;

• Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum berkembang;

• Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan; dan

• Pembangunan listrik perdesaan.

* : Prioritas Pertama

N E G A R A

Pemerintah Pemda

Regulasi Standar Kebijakan

(6)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Program Pemanfaatan

Energi Fosil

UU No. 30/2007 tentang Energi

UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan Peraturan Pemerintah No. 14/2012

tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Program

Pemanfaatan EBT

Energy Mix (PP 79//2014)

PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT MENIKMATI LISTRIK

RUKN, RUPTL & RUKD, RUEN

UUD 1945

KEBIJAKAN ENERGI DALAM PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL

(7)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN (1)

UU 30/2007

(Energi)

UU 30/2009

(Ketenagalistrikan)

PP 79/2014

(Kebijakan Energi Nasional-KEN) Pasal 11 ayat (2)

Kebijakan Energi Nasional ditetapkan oleh Pemerintah dengan Persetujuan DPR

PP 14/2012 jo PP 23/2014

(Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)

Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)

Pasal 12 ayat (2b)

Dewan Energi Nasional bertugas menetapkan RUEN

Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN)

[Kepmen ESDM No. 2682.K/21/MEM/2008]

Pasal 7 ayat (1)

RUKN disusun berdasarkan pada KEN dan

ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan DPR RI

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)

[RUPTL PT PLN (Persero) - Kepmen ESDM No. 0074 K/21/MEM/2015]

Pasal 8

Usaha penyediaan tenaga listrik untuk

kepentingan umum dilaksanakan sesuai dengan

RUK dan RUPTL

(8)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

• Kebijakan yang ditetapkan Pemerintah dalam penggunaan dan pemanfaatan energi;

• Mengacu pada UU 30/2007 tentang Energi & UU 30/2009 tentang Ketenagalistrikan;

• Target bauran energi adalah 23% porsi energi baru terbarukan pada tahun 2025;

• Ditetap oleh Pemerintah dengan persetujuan DPR (Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014)

KEN

• Rencana umum yang disusun Pemerintah tentang penggunaan dan pemanfaatan energi (termasuk tenaga listrik);

• Mengacu pada UU No. 30/2007 tentang Energi dan KEN

• Target bauran energi adalah 23% porsi energi baru terbarukan pada tahun 2025;

• Disusun oleh Menteri ESDM dan ditetap oleh Dewan Energi Nasional (DEN)

• Rencana umum yang disusun Pemerintah tentang penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik;

• Mengacu pada UU No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan dan KEN

• Target bauran energi adalah sekitar 1% porsi energi fosil dari BBM pada tahun 2025;

• Disusun dan ditetapkan oleh Menteri ESDM setelah berkonsultasi dengan DPR

• Rencana usaha penyediaan tenaga listrik yang disusun oleh pemegang Izin Usaha Peneyediaan Tenaga Listrik - IUPL (PLN dan non-PLN);

• Mengacu pada PP 14/2012 junto PP 23/2014 dan RUKN

• Target bauran energi adalah dibawah 2% porsi energi fosil dari BBM pada tahun 2024 RUPTL PT PLN (Persero);

• Disusun oleh pemegang IUPL yang memiliki wilayah usaha dan ditetapkan oleh Menteri/Gubernur sesuai

kewenangannya.

(untuk PLN karena bersifat Nasional, ditetapkan oleh Menteri ESDM)

RUEN

RUKN RUPTL

LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN (2)

(9)

2. KONDISI SAAT INI

(10)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PROGRAM 35.000 MW

Pembangunan Ketenagalistrikan 2015-2019 Untuk Memenuhi Pertumbuhan Listrik 8,7% dan Elektrifikasi 97,35% Pada 2019

Kapasitas terpasang saat ini baru dapat memenuhi kebutuhan listrik sebesar 86,39% , lebih rendah daripada Singapura (100,0%), Brunei (99,7%), Thailand (99,3%), Malaysia (99,0%), dan Vietnam(98,0%) Dalam 5 tahun ke depan, kebutuhan listrik akan tumbuh sebesar rata-rata 8,7% per tahun, dengan target rasio elektrifikasi sebesar 97,35%

pada akhir tahun 2019

87.35% 90.15% 92.75% 95.15% 97.35%

80 85 90 95 100

2015 2016 2017 2018 2019

Kondisi

Saat Ini Satuan Jumlah

Elektrifikasi % 86,39

Kapasitas MW 53.535

Untuk memenuhi pertumbuhan

kebutuhan listrik dan target rasio elektrifikasi, diperlukan tambahan kapasitas terpasang sebesar 35.000 MW (di luar 7.400 MW yang dalam konstruksi) pada 2015-2019

PROGRAM 35.000

GW

Rasio Elektrifikasi dan Kapasitas

Target Elektrifikasi

Faktor di luar cakupan Program 35.000 MW namun mempengaruhi tujuan Program:

Perubahan asumsi yang berdampak pada perubahan kebutuhan listrik per tahun

Ketersediaan demand yang dapat menyerap ketersediaan listrik untuk mengembalikan investasi

1

2

(11)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Aceh

92,31%

Sumut

91,03%

Sumbar

80,14%

Riau

84,54%

Sumsel

76,38%

Bengkulu

83,47%

Babel

95,53%

Lampung

81,27%

Jakarta

99,61%

Banten

92,93%

Jabar

86,04%

Jateng

88,04%

Jambi

80,70%

DIY

82,26%

Jatim

83,55%

Bali

85,17%

NTT

58,91%

Kalbar

79,77%

Kalsel

83,75%

Kaltim

91,71%

Sulut

85,53%

Sulteng

75,58%

Sulsel

85,05%

Malut

90,52%

Maluku

82,22%

Papua

43,46%

KATEGORI

> 70 % 50 - 70 %

< 50 %

Sulbar

74,11%

Kepri

74,06%

Sultra

66,78%

Papua Barat

77,81%

Kalteng

67,23%

NTB

68,05%

Gorontalo

74,65%

REALISASI TARGET BERDASARKAN DRAFT RUKN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 67.15% 72.95% 76.56% 80.51% 84.35% 87.35% 90.15% 92.75% 95.15% 97.35%

Kaltara

69,64%

RATIO ELEKTRIFIKASI 2014

67.15

72.95 76.56 80.51 84.35 87.35 90.15 92.75 95.15 97.35

60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

RASIO ELEKTRIFIKASI (%)

(12)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERKEMBANGAN DAN TARGET ENERGY MIX TAHUN 2009 - 2015

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2009 2010 2011 2012 2013 2014 RAPBN-P

2015

REALISASI S.D. TW II 2015

SUMBER ENERGI PRIMER

PERSENTASE PRODUKSI LISTRIK, GWH (%)

2009 2010 2011 2012 2013 2014 RAPBN-P 2015 REALISASI

S.D. TW II 2015

BBM*) 25 22 22.95 14.97 12.54 11.49 8.85 9.34

Gas 25 25 21 23.41 23.56 24.07 23.15 23.45

Batubara 39 38 44.06 50.27 51.58 52.87 57.03 55.32

Tenaga Air 8 12 6.8 6.39 7.73 6.7 6.51 7.35

Panas Bumi 3 3 5.13 4.85 4.42 4.44 4.32 4.35

EBT Lain 0 0 0.07 0.11 0.16 0.43 0.14 0.19

Sumber: Data realisasi s.d. Triwulan II tahun 2015

*) : Termasuk mandatori biodiesel 20%

(13)

3. RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN NASIONAL

(RUKN)

(14)

Supply Demand

Prakiraan Kebutuhan Daya (MW) (= prakiraan beban puncak + reserve margin)

Prakiraan Beban Puncak (MW)

(= prakiraan produksi energi listrik / (load factor x 8.760 jam)

Prakiraan Kebutuhan Tambahan Daya (MW) (= prakiraan kebutuhan daya – kapasitas existing)

Data Historis (Input)

Jumlah penduduk

Jumlah rumah tangga

Inflasi /Indeks Harga Konsumen

PDRB real:

Total

Bisnis (perdagangan, hotel dan restoran, jasa perusahaan)

Publik (jasa-jasa)

Industri (industri bukan migas)

Konsumsi listrik

Jumlah konsumen/pelanggan

Tarif listrik

Rasio elektrifikasi

Hasil Simulasi (Output)

Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik (GWh):

 Rumah tangga

 Bisnis

 Publik

 Industri

Analisa Regresi (Model)

• Kebutuhan energi listrik:

 Rumah tangga : f (PDRB total/konsumen rumah tangga, jumlah konsumen

rumah tangga, tarif listrik rumah tangga)

 Bisnis : f (PDRB bisnis, tarif listrik bisnis)

 Publik : f (PDRB publik, tarif listrik publik)

 Industri : f (PDRB industri, tarif listrik industri)

• Pertumbuhan PDRB: target APBN, RPJMN dan KEN

• Jumlah konsumen rumah tangga: rasio elektrifikasi x jumlah rumah tangga

• Rasio elektrifikasi : ditargetkan (± 99% pada tahun 2020)

• Pertumbuhan penduduk/rumah tangga: proyeksi BPS

• Skenario tarif : nilai riil tetap (nilai nominal naik sebesar inflasi)

• Inflasi : target APBN, RPJMN dan regresi dengan PDRB

Proses Proyeksi KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK

Prakiraan Produksi Energi Listrik (GWh)

(= prakiraan kebutuhan energi listrik + losses & pemakaian sendiri)

(15)

Asumsi dan Proyeksi (2015-2034)

Sumber:

*) APBN-P 2015, RPJMN 2015-2019, KEN

**) APBN-P 2015, RPJMN 2015-2019, regresi dgn pertumbuhan ekonomi

***) Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Bappenas-BPS-United Nation Population Fund), 2013

****) Bukan kumulatif

DMN = Daya Mampu Netto

2015-2024 2015-2034 ASUMSI & TARGET

Pertumbuhan Ekonomi *) % 5.7 8.0 8.0 8.0 8.0 7.6 7.5 7.3 7.7 7.6

Inflasi **) % 5.0 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.4 3.8 3.6

Pertumbuhan Penduduk ***) % 1.3 1.2 1.1 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 1.1 0.9

Rasio Elektrifikasi % 87.35 97.35 99.35 100 100 100 100 100

HASIL PROYEKSI

Kebutuhan Tenaga Listrik TWh 239 347 381 558 616 776 819 1,017 Konsumsi Tenaga Listrik

Per Kapita kWh 935 1,293 1,407 1,977 2,161 2,636 2,764 3,347 Pertumbuhan Kebutuhan

Tenaga Listrik % 9.3 10.0 10.1 10.0 10.3 5.7 5.6 5.6 9.9 7.9

Elastisitas 1.6 1.3 1.3 1.3 1.3 0.8 0.7 0.8 1.3 1.1

Kebutuhan Tambahan

Kapasitas (Kumulatif) GW 8 38 47 94 108 150 161 211 9.4 ****) 10.6 ****)

Kapasitas Pembangkit (DMN) GW 57 82 90 132 146 183 194 240

Rata-Rata 2029 2030 2034

URAIAN SATUAN

TAHUN 2015 2019 2020 2024 2025

(16)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

ARAH PENGEMBANGAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034

Kebutuhan Tambahan Sistem Non PLN 2 4 6 8 11 14 17 20 23 27 32 34 37 39 41 44 46 49 52 55

Kebutuhan Tambahan IPP & Excess Power 12 28 45 64 86 110 137 166 197 233 272 299 326 354 382 412 443 476 511 547

Kebutuhan Tambahan PLN 4 9 15 21 29 37 46 55 66 78 91 100 109 118 127 137 148 159 170 182

Kebutuhan Tambahan Sistem PLN 16 37 60 86 115 147 182 221 263 310 363 398 435 472 510 550 591 635 681 730 Total Kebutuhan Tambahan (terhadap 2014) 18 41 66 94 126 161 199 241 287 338 395 433 471 511 551 593 637 684 733 784

- 100 200 300 400 500 600 700 800 900

TWh

PPU &

IO Non-BBM

IPP &

EXCESS POWER

PLN

Wil.

Usaha PLN 90%

25%

75%

Keterangan:

Porsi sistem PLN: 91% – 93% (PLN: 25%, IPP: 75%) Porsi sistem Non PLN: 7% – 9%

(17)

4. PROGRAM PEMBANGUNAN 35.000 MW

(18)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

2.503

ON GOING Project (Konstruksi) 7,4 GW

35,5 GW

840 MW

2015

917 MW

PLN 14.250 MW

2.526 MW

695 MW

15.383 MW 11.611 MW 7.401 MW

55 MW COD

2.639 MW 5.931 MW FTP II

17.458 MW

REGULER

IPP 21.314 MW

FTP I

2019

9927 MW

Committed:

7.153 MW

Pengadaan:

13.596 MW

Plan:

14.815 MW

Proyek FTP II COD 2020-2024:

7.298 MW

42,9 GW

RENCANA PENAMBAHAN PEMBANGKIT (2015-2019)

PLN IPP Keterangan:

REGULER

(19)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Sidang Kabinet

Progress 35.000 MW

Debottlenecking melalui peraturan:

1. Permen No. 1/2015 tentang kerjasama penyediaan tenaga listrik dan pemanfaatan bersama jaringan listrik antar pemegang izin.

2. Permen No. 3/2015, tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik & Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik melalui Pemilihan Langsung & Penunjukan Langsung.

Sidang Kabinet

“Indonesia krisis listrik, diperlukan pembangunan pembangkit kapasitas besar”

17 Des ‘14

16 Mar ‘15

4 Mei ‘15 Jan ‘15

Launching 35.000 MW oleh Presiden RI di Pantai Goa Sanden DIY.

Pertumbuhan 6% membutuhkan 7.000 MW/tahun atau 35.000 MW/ 5 tahun (Kepmen ESDM No. 0074/2015 Tentang RUPTL 2015-2024)

Jan ‘15

KRONOLOGIS PROGRAM 35.000 MW

(20)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK (2015-2024)

SUMATERA 11,6%

31

Twh

83

Twh

JAWA - BALI 7,8%

165

Twh

324

Twh

KALIMANTAN

10,4%

SULAWESI

12,4%

MALUKU

10,3%

PAPUA

9,4%

INDONESIA TIMUR 11,1%

INDONESIA

8,7%

2015 2024

219

Twh

464

Twh

NUSA TENGGARA

9,6%

23

Twh

57

Twh

Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Kebutuhan (TWh) 202 219 239 260 283 307 332 361 392 427 464

Rasio Elektrifikasi

(PLN & Non PLN) 84.35 87.35 90,15 92,75 95,15 97,35 99,35 99,99 99,99 99,99 99,99

Rasio Elektrifikasi

(PLN) 84.1 87.5 91.0 93.4 95.4 97.2 98.3 98.8 99.1 99.2 99.4

(21)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEBARAN JUMLAH DAN KAPASITAS PEMBANGKIT, TRANSMISI, GARDU INDUK DAN PERKIRAAN KEBUTUHAN PENDANAAN

291 PEMBANGKIT 732 TRANSMISI

75.000 SET TOWER

1375 UNIT GARDU INDUK

TENAGA KERJA

301.300 KM KONDUKTOR ALUMINIUM 2.600 SET TRAFO

3,5 JUTA TON BAJA (PROFIL DAN PIPA LUAR PEMBANGKIT)

LANGSUNG: 650 RIBU TAK LANGSUNG : 3 JUTA

~40% DARI INVESTASI (~29,2 JUTA USD)

TKDN

(22)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEBARAN JUMLAH DAN KAPASITAS PEMBANGKIT, TRANSMISI, GARDU INDUK DAN PERKIRAAN KEBUTUHAN PENDANAAN

MW: Megawatt kms: Kilometer-sirkuit MVA: Mega-volt ampere Legenda:

Total Indonesia Juta USD

42.940 MW 291 Pembangkit 53.663 46.597 kms 732 Transmisi 10.893 108.789 MVA 1.375 Gardu Induk 8.386

Total 72.942*

Jawa-Bali Juta USD

23.863 MW 49 Pembangkit 28.955 11.185 kms 349 Transmisi 4.615 66.083 MVA 672 Gardu Induk 5.114

Sumatera Juta USD

11.327 MW 76 Pembangkit 14.282 19.305 kms 210 Transmisi 3.840 32.406 MVA 398 Gardu Induk 2.475

Kalimantan Juta USD

2.852 MW 40 Pembangkit 4.000 7.883 kms 68 Transmisi 1.122 3.910 MVA 115 Gardu Induk 324

Sulawesi &

Nusa Tenggara

Juta USD

4.159 MW 83 Pembangkit 5.434 7.207 kms 90 Transmisi 1.169 5.620 MVA 165 Gardu Induk 412

Maluku & Papua Juta USD

739 MW 43 Pembangkit 992 1.017 kms 15 Transmisi 148 770 MVA 25 Gardu Induk 61

*belum termasuk kebutuhan dana untuk tanah, Interest During Construction (IDC) dan pajak-pajak

Sumber: Laporan PLN ke KemBUMN Juni 2015

(23)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan AMDAL

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Izin jetty, jalur pelayaran batubara dan penggunaan jalur KA

PEMERINTAH DAERAH

(GUBERNUR DAN WALIKOTA/BUPATI) Izin usaha, IMB, Rekomendasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dan dukungan pengadaan lahan

KEMENTERIAN PPN / BAPPENAS Penerbitan Bluebook

KEMENTERIAN KEUANGAN

Jaminan Pemerintah & Multiyears contract

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Izin prinsip PMA & Kelancaran PTSP

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Kebijakan dan Regulasi Teknis Sektor

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Pengadaan lahan

KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAIT DALAM PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN NASIONAL

(24)

5. TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

(25)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

• Tenaga teknik yang kompeten berarti tenaga teknik ketenagalistrikan tersebut dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (LSK) yang terakreditasi oleh Menteri ESDM

• Kondisi saat ini telah ditetapkan dan diberlakukan standar kompetensi oleh Menteri ESDM berjumlah 2804 standar kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan yang disusun mulai dari tahun 2001 s.d. sekarang . Sampai dengan akhir tahun 2014 jumlah sertifikat kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan yang telah diterbitkan oleh LSK terakreditasi berjumlah 31.324 sertifikat kompetensi .

KETERSEDIAAN TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK

PROGRAM 35.000

GW TENAGA TEKNIK

KETENAGALISTRIKAN

MENINGKAT

(26)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DASAR HUKUM

UU NO. 30 TAHUN 2009

(KETENAGALISTRIKAN)

PP NO. 14 TAHUN 2012

(KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK)

PP NO. 62 TAHUN 2012

(USAHA PENUNJANG TENAGA LISTRIK)

PERMEN ESDM NO. 5 TAHUN 2014

(TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN)

KEPMEN ESDM NO. 2052 K/40/MEM/2001

(STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN)

… sebagaimana telah 2 (dua) kali diubah terakhir dengan PERMEN ESDM No.19 Tahun 2011

PERATURAN DIRJEN KETENAGALISTRIKAN NO. 556K/20/DJL.1/2014

(TATA CARA PENOMORAN DAN REGISTERASI SERTIFIKAT DI BIDANG KETENAGALISTRIKAN)

(27)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

TUJUAN STANDARDISASI KOMPETENSI TENAGA TEKNIK

Standardisasi kompetensi tenaga teknik bertujuan untuk :

 Menunjang usaha ketenagalistrikan dalam mewujudkan ketersediaan tenaga listrik yang andal, aman, dan akrab lingkungan;

 Mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan;

 Mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan pada usaha ketenagalistrikan;

 Mewujudkan tertib penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi;

 Mewujudkan peningkatan kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan untuk

menghadapi persaingan dengan tenaga kerja asing.

(28)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENGEMBANGAN KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

Perkembangan kebutuhan tenaga teknik yang memiliki kompetensi dan berdaya saing tidak dapat dihindari lagi.

Apalagi dalam satu tahun ke depan, Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 yang penuh persaingan diberbagai sektor industri ketenagalistrikan.

Dengan adanya hal tersebut maka pengembangan kompetensi tenaga teknik harus

disiapkan sejak dini, terutama pada usaha penyediaan tenaga listrik yang menggunakan

teknologi tinggi, sehingga diperlukan strategi dalam rangka peningkatan sumber daya

manusia di bidang ketenagalistrikan.

(29)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

Strategi untuk meningkatkan kompetensi tenaga teknik di bidang ketenagalistrikan adalah dengan cara :

 Identifikasi kebutuhan tenaga kerja profesional dalam meningkatkan daya saing;

 Memfasilitasi pengembangan standar kompetensi ketenagalistrikan dan penyiapan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) ketenagalistrikan;

 Pengembangan program DIKLAT berbasis kompetensi.

(30)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DAFTAR LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI (LSK)

NAMA PERUSAHAAN ALAMAT KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI STATUS

PT ELESKA HAKIT

JL. Asia Afrika. Komplek PLTD Senayan,

RT.007/007, Kel. Grogol Utara, Kec. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12210.

Telp. 021-57851780 Fax. 021-57851780

Bidang: Pembangkitan Tenaga Listrik Sub bidang:

- Konsultansi

- Pembangunan dan Pemasangan - Pemeriksaan dan Pengujian - Pengoperasian

- Pemeliharaan - Asesor

Akreditasi Menteri

PT ELESKA HATEKDIS

Gedung PT PLN (Persero) Area Lenteng Agung, Lantai 2, Jalan Raya Tanjung Barat No. 55 Jakarta Selatan

Telp. 021-78848482 Fax. 021-78848482

Bidang:

- Distribusi Tenaga Listrik

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub bidang:

- Konsultansi

- Pembangunan dan Pemasangan - Pemeriksaan dan Pengujian - Pengoperasian

- Pemeliharaan

Akreditasi Menteri

PT GEMAPEDEKABE

Jalan Jomblangsari No. 1, Kel. Jomblang, Kec.

Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah 50256 Telp. 024-86452845

Fax. 024-86453004

Bidang:

- Distribusi Tenaga Listrik - Transmisi Tenaga Listrik Sub bidang:

- Konsultansi

- Pembangunan dan Pemasangan - Pemeriksaan dan Pengujian - Pengoperasian

- Pemeliharaan

Akreditasi Menteri

(31)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DAFTAR LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI (LSK)

NAMA PERUSAHAAN ALAMAT KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI STATUS

PT ELESKA IATKI

Jalan Sukasenang V No. 27 RT 04 RW 15 Kel.

Cikutra Kec Cibeunying Kidul Bandung 40124 Telp. 022-7273313

Fax. 022-7273313

Bidang:

- Pembangkitan Tenaga Listrik - Distribusi Tenaga Listrik - Transmisi Tenaga Listrik

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub bidang:

- Konsultansi

- Pembangunan dan Pemasangan - Pemeriksaan dan Pengujian - Pengoperasian

- Pemeliharaan

Akreditasi Menteri

PT APEI

Jalan Matraman Raya No. 113 Jakarta Timur 13149

Telp. 021-85907732 Fax. 021-85907549

Bidang:

- Pembangkitan Tenaga Listrik - Distribusi Tenaga Listrik - Transmisi Tenaga Listrik

- Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Sub bidang:

- Pembangunan dan Pemasangan - Pemeriksaan dan Pengujian - Pengoperasian *)

- Pemeliharaan **)

Penunjukan Menteri

*) : Bidang Distribusi Tenaga Listrik

**) : Bidang Distribusi dan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

(32)

6. KESIMPULAN

(33)

KESIMPULAN

1. Kebijakan Pembangunan di bidang Ketengalistrikan adalah untuk menunjang kebijakan pembangunan Nasional

2. Kebijakan Pembangunan di bidang Ketenagalistrikan

akan menjadi pasar bagi dunia Internasional apabila kita tidak membangun kemampuan dalam negeri

3. Salah satu faktor utama dalam membangun kemampuan dalam negeri adal faktor SDM

4. Diharapkan PII bisa menjadi Agen Utama dalam pembangunan SDM dalam negeri yang Prifesional 5. Aturan Tentang Tenaga Teknik Ketenagalistrikan

dimaksudkan untuk melindungi SDM dalam negeri dan menjadi pedoman dalam membina SDM dibidang

Ketenagalistrikan

(34)

TERIMA KASIH

WWW.DJK.ESDM.GO.ID

(35)

56,768

62,088

68,021

74,634

82,101

- 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000

2015 2016 2017 2018 2019

Kebutuhan Daya Berdasarkan RUKN 2015 - 2034

6,973 MW 8,344 MW

255 MW 802 MW

771 MW 1,747 MW

Kemampuan Proyek Ongoing Memenuhi Kebutuhan Tenaga Listrik 2015-2019

7 GW Ongoing

35 GW 3,769 MW

4,137 MW 4,794 MW 6,353 MW

Kapasitas Existing

48,862 MW*

3,769

Kapasitas Existing

51,409

47,640 MW*(Derating) +

3,769 MW Ongoing

Kapasitas Existing

51,965

46,449 MW* (Derating) +

5,516 MW Ongoing

Kapasitas Existing

51,575

45,288 MW* (Derating) +

6,287 MW Ongoing

Kapasitas Existing

51,245

44,156 MW* (Derating) +

7,089 MW Ongoing

1,747 717 802

4,137

255 4,794

6,353

6,973

8,344

Kurang 4,137 MW

Kurang 4,794 MW

Kurang 6,353 MW

Kurang 6,973 MW

Kurang 8,344 MW

Total Daya Kurang 30,601 MW MW

* : Daya Mampu Net

(36)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Kemajuan Berdasarkan Lokasi

Lokasi

0-25% 25-50% 50-75% 75-100%

Total (MW)

Total Proyek Kapa-

sitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapa- sitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapa- sitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapa- sitas (MW)

Jumlah Proyek

Sumatera 660 4 431 3 200 1 1.295 9 2.586 17

Jawa-Bali 65 3 30 1 643 2 2.234 6 2.972 12

Kalimantan 66 3 70 3 324 6 521 6 981 18

Sulawesi & Nusa

Tenggara 481 10 80 2 85 6 108 8 754 26

Maluku & Papua 28 1 36 2 54 3 118 6

Total 1.272 20 639 10 1.288 17 4.212 32 7.411 79

PLN

4.193 MW

50 Proye…

IPP

3.218 MW

29 Proye…

Kemajuan Berdasarkan Kepemilikan

Kepemilikan

0-25% 25-50% 50-75% 75-100%

Total (MW)

Total Proyek Kapa-

sitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapa- sitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapa- sitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapa- sitas (MW)

Jumlah Proyek

PLN 835 10 172 4 615 14 2.571 22 4.193 50

IPP 437 10 467 6 673 3 1.641 10 3.218 29

Total 1.272 20 639 10 1.288 17 4.212 32 7.411 79

 Pembangkit 7.000 MW berisi pembangkit-pembangkit yang telah memasuki tahap konstruksi, yang meliputi pembangkit FTP-1, FTP-2 dan Reguler.

 Kelompok mencerminkan kemajuan fisik konstruksi.

Komposisi Kepemilikan (MW)

Jumlah proyek yang dapat diselesaikan (Commercial Operation

Date/COD)

di tahun 2015 direncanakan mencapai 23 proyek setara 3.481 MW

STATUS KEMAJUAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT 7.000 MW

Sumber: Laporan PLN ke KemBUMN Juni 2015

(37)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Berdasarkan Lokasi dan Fase

Lokasi

Perencanaan Pengadaan Konstruksi TOTAL

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Sumatera 909 17 6.370 36 1.462 6 8.741 59

Jawa-Bali 1.150 2 17.494 24 2.247 11 20.891 37

Kalimantan 335 6 1.036 13 500 3 1.871 22

Sulawesi & Nusa

Tenggara 751 14 2.242 35 413 8 3.406 57

Maluku & Papua 45 5 470 26 105 6 620 37

Total 3.190 44 27.612 134 4.727 34 35.529 212

Berdasarkan Kepemilikan dan Fase

Kepemilikan

Perencanaan Pengadaan Konstruksi TOTAL

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MW)

Jumlah Proyek

PLN 2.906 29 6.909 68 130 5 9.945 102

IPP 284 15 20.703 66 4.597 29 25.584 110

Total 3.190 44 27.612 134 4.727 34 35.529 212

PLN

9.945 MW 102 Proyek

IPP 28%

25.584 MW 110 Proyek

72%

Komposisi Kepemilikan (MW)

Pembangkit 35.000 MW termasuk pembangkit PLTM dan PLTMH tersebar.

Hingga akhir 2015, direncanakan akan dilakukan penandatanganan kontrak EPC atau Power Purchase Agreement (PPA) untuk 48 proyek setara 21.589 MW

STATUS KEMAJUAN PEMBANGKIT PROGRAM 35.000 MW

Sumber: Laporan PLN ke KemBUMN Juni 2015

(38)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Berdasarkan Lokasi dan Fase

Lokasi

Perencanaan Pengadaan Konstruksi TOTAL

Kapasitas (kms)

Jumlah Proyek

Kapasitas (kms)

Jumlah Proyek

Panjang (kms)

Jumlah Proyek

Panjang (kms)

Jumlah Proyek

Sumatera 10.612 123 1.115 11 7.578 76 19.305 210

Jawa-Bali 6.831 219 944 39 3.410 91 11.185 349

Kalimantan 3.242 32 1.308 12 3.333 24 7.883 68

Sulawesi & Nusa

Tenggara 3.757 51 535 7 2.915 32 7.207 90

Maluku & Papua 713 9 304 6 1.017 15

Total 25.155 434 3.902 69 17.540 229 46.597 732

Berdasarkan Kepemilikan dan Fase

Kepemilikan

Perencanaan Pengadaan Konstruksi TOTAL

Panjang (kms)

Jumlah Proyek

Panjang (kms)

Jumlah Proyek

Panjang (kms)

Jumlah Proyek

Panjang (kms)

Jumlah Proyek

PLN 22.564 402 3.838 67 16.882 219 43.284 688

IPP 2.591 32 64 2 658 10 3.313 44

Total 25.155 434 3.902 69 17.540 229 46.597 732

PLN

43.284 kms 688 Proyek

93%

IPP

3.313 kms 44 Proyek

7%

Komposisi Kepemilikan (kms)

STATUS KEMAJUAN PROYEK TRANSMISI 46.597 KMS

Sumber: Laporan PLN ke KemBUMN Juni 2015

(39)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Berdasarkan Lokasi dan Fase

Lokasi

Perencanaan Pengadaan Konstruksi TOTAL

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Sumatera 18.770 222 2.936 49 10.700 127 32.406 398

Jawa-Bali 42.892 386 6.697 95 16.494 191 66.083 672

Kalimantan 2.870 83 300 6 740 26 3.910 115

Sulawesi & Nusa

Tenggara 4.150 110 630 18 840 37 5.620 165

Maluku & Papua 670 20 0 0 100 5 770 25

Total 69.352 821 10.563 168 28.874 386 108.789 1.375

Berdasarkan Kepemilikan dan Fase

Kepemilikan

Perencanaan Pengadaan Konstruksi TOTAL

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

Kapasitas (MVA)

Jumlah Proyek

PLN 64.492 805 10.563 167 28.784 382 103.839 1.354

IPP 4.860 16 0 1 90 4 4.950 21

Total 69.352 821 10.563 168 28.874 386 108.789 1.375

PLN

103.839 MVA 1.354 Proyek

95%

IPP

4.950 MVA 21 Proyek

5%

Komposisi Kepemilikan (MVA)

STATUS KEMAJUAN PROYEK GARDU INDUK 108.789 MVA

Sumber: Laporan PLN ke KemBUMN Juni 2015

Referensi

Dokumen terkait

 Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman 3-10 meter di bawah permukaan tanah, maka disarankan menggunakan pondasi dangkal dengan perbaikan tanah atau pengakuan

PeIaksanaan Penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Pelabuhan Indonesia III sebagaimana dimaksud

51 Tahun 2015 Tentang Stat uta Universitas Padjadjaran, khususnya Pasal 37 ayat (1) yaitu Senat Akademik (SA) dapat membentuk Dewan Profesor, serta Peraturan Senat Akademik

Hasil pengamatan panjang total, bobot badan, bobot gonad, indeks somatik gonad (GSI), dia- meter oosit, dan jenis kelamin sampel ikan kerapu raja sunu secara

Siswa mengerjakan semua soal yang ada di media, namun dari semua pengerjaan, belum ada siswa yang mendapatkan nilai sempurna, hal ini ditunjukkan dari nilai emas

Dari uraian diatas jelas bahwa faktor-faktor terpenting dalam penilaian untuk menetapkan suku bunga kredit bank adalah kekuatan keuangan bank itu sendiri serta

Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode peramalan dengan menggunakan singular spectrum analysis (SSA) dengan window length sebesar 6 dikatakan baik dalam meramalkan

Noong una nais siyang maging abogado ni kapitan Tiago ngunit mahabang salaysayin pa ito bago ito maging abogado at pagkatiwalaan ng mga kliente dito sa Pilipinas kaya naman pumayag na