• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 RANGKAIAN KUTUB EMPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 6 RANGKAIAN KUTUB EMPAT"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 6

RANGKAIAN KUTUB EMPAT

6.1 Pendahuluan

Sepasang terminal yang dilalui oleh arus (menuju atau meninggalkan terminal disebut sebagai rangkaian kutub dua (misalnya pada resistor, induktor dan kapasitor).

Gambar 6.1 Rangkaian kutub dua

Rangakaian kutub empat (K-4) adalah suatu rangkaian yang memiliki sepasang terminal pada sisi input dan sepasang terminal pada sisi output (transistor, op amp, transformator dan lainnya)

Gambar 6.2 Rangkaian kutub empat

Adapun teori rangkaian kutub empat (K-4) ini banyak dipergunakan pada jaringan (network) yang dipergunakan dalam sistem komunikasi, sistem kontrol, sistem daya (power system) dan rangkaian elektronik ( model-model transistor).

Pada rangkaian kutub empat ini diperlukan hubungan antara V1, V2 , I1 dan I2 yang saling independent, dimana berbagai macam hubungan antara tegangan dan arus disebut sebagai parameter.

Selanjutnya juga akan diperlihatkan hubungan antara parameter-parameter dan

(2)

6.2 Parameter Impedansi “z”

Parameter impedansi “z” ini pada umumnya banyak dipergunakan dalam sintesa filter, dan juga dalam penganalisaan jaringan impedance matching dan juga pada distribusi sistem tenaga.

Rangkaian kutub empat ada dengan sumber-sumber tegangan ataupun sumber- sumber arus.

(a)

(b)

Gambar 6.3 (a) Rangkaian kutub empat dengan sumber tegangan ; (b) Rangkaian kutub empat dengan sumber arus

Adapun bentuk hubungan tegangan dalam parameter impedansi ‘z’ ini adalah :



2 22 1 21 2

2 12 1 11 1

I z I z V

I z I z V

(6.1)

dalam bentuk matrik :















2 1 22 21

12 11 2

1

I I z z

z z V V

(6.2)

dengan :

21 12 22 11 22 21

12

11 z .z z .z

z z

z

z z  

dimana  ini disebut sebagai determinan impedansi dari parameter “z”. z

Adapun “z” disebut sebagai parameter impedansi atau sering juga disebut dengan parameter “z” yang satuannya dalam ohm.

Untuk menentukan harga-harga dari parameter “z” ini dapat dilakukan dengan membuat / mengatur besaran I1 = 0 ataupun I2 = 0.

(3)

Untuk mendapatkan z12 dan z22 hubungkan tegangan V2 (ataupun sumber arus I2) pada terminal 2 dengan terminal 1 terbuka (atau I1 = 0), maka diperoleh :

0 2 I 22 2

0 2 I 1 12

1 1

I z v

I z v

Gambar 6.4 Rangkaian untuk menentukan parameter-parameter z12 dan z22

Sehingga :

0 2 I 2 22

0 2 I

1 12

1 1

I z v

I z v

(6.3)

Untuk mendapatkan z11 dan z21, pasangkan tegangan V1 (ataupun sumber arus I1) pada terminal 1 dengan terminal 2 dibuka (atau I2 = 0) maka diperoleh :

0 1 I

2 21

0 1 I

1 11

2 2

I z v

I z v

Gambar 6.5 Rangkaian untuk menentukan parameter-parameter z11 dan z21

Sehingga :

0 1 I

2 21

0 1 I

1 11

2 2

I z v

I z v

(6.4)

Karena parameter “z” diperoleh dengan membuka (open) terminal input ataupun output maka parameter ini sering juga disebut dengan parameter-parameter impedansi

(4)

z11 = disebut impedansi input rangkaian terbuka (open circuit input impedance)

z12 = disebut transfer impedansi rangkaian terbuka dari terminal 1 ke terminal 2.

(open circuit transfer impedance from port 1 to port 2)

z21 = disebut transfer impedansi rangkaian terbuka dari terminal 2 ke terminal 1.

(open circuit transfer impedance from port 2 to port 1) z22 = disebut impedansi output rangkaian terbuka

(open circuit output impedance)

Terkadang z11 dan z22 disebut juga sebagai driving point impedances, sedangkan z21 dan z12 disebut juga transfer impedances. Suatu driving point impedance adalah impedansi input dari suatu terminal peralatan, sehingga z11 adalah input driving point impedance dengan terminal output terbuka, sedangakan z22 adalah output driving point impedance dengan terminal input terbuka.

Bilamana z11 = z22, maka rangkaian kutub empat (K-4) disebut simetris, selanjutnya bilamana rangkaian kutub empat adalah linier dan tidak memiliki sumber dependent maka impedansi transfer adalah sama (z12 = z21), maka rangkaian kutub empat disebut resiprokal (reciprocal) dan ini berarti bilamana titik (terminal) eksitas dan respons saling dipertukarkan maka transfer impedansi akan tetap sama. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar berikut ini :

(a)

(b)

Gambar 6.6 Rangkaian resiprokal (a) ammeter di terminal kiri ; (b) ammeter di terminal kanan

(5)

Rangkaian kutub empat di atas (Gambar 6.6.a) dengan sumber tegangan ideal V dan sebuah ammeter ideal A dengan membaca arus I, maka besar V adalah V = z12.I, kemudian sumber V dan ammeter A dipertukarkan posisinya (Gambar 6.6.b), maka besar V = z21.I, hal ini hanya bisa terjadi bilamana z12 = z21.

Selanjutnya suatu rangkaian kutub empat yang bersifat resiprokal dapat digantikan dengan rangkaian ekivalen dengan hubungan T.

Gambar 6.7 Rangkaian ekivalen parameter “z” yang bersifat resiprokal

Untuk rangkaian kutub empat dengan parameter “z” secara umum rangkaian ekivalennya adalah sebagai berikut :

Gambar 6.8 Bentuk umum rangkaian ekivalen parameter “z”

Pada beberapa rangkaian terkadang tidak dapat dicari parameter “z” dari rangkaian kutub empat-nya, hal ini disebabkan tidak dapat dibuat persamaan rangkaian kutub empat-nya sebagaimana seperti Persamaan (6.1), misalnya seperti pada transformator ideal yang rangkiannya seperti berikut :

(6)

Adapun persamaan kutub empat untuk rangkaian transformator ideal Gambar 6.9, adalah :





2 1

2 1

I . n I

V n. V 1

(5)

maka terlihat tidak mungkin mengekspresikan tegangan bila ditinjau dari arus dan demikian pula sebaliknya, sehingga untuk kutub empat transformator ideal parameter “z”

tidak ada.

Contoh :

Carilah parameter “z” dari rangkaian di bawah ini :

Jawab :

Untuk mendapatkan z11 dan z21, maka pasangkan sumber tegangan V1 pada terminal input dan terminal output terbuka.

 

I 40 I . 40 I

I . R I

z v

60 40 20 ) R R I (

I ).

R R ( I

z v

1 1 1

1 3 0 1 I

2 21

3 1 1

1 3 1 0 1 I 1 11

2 2

Untuk mencari z12 dan z22, maka V1 dibuka dan sumber tegangan V2 dipasangkan pada terminal output, sehingga rangkaian menjadi :

(7)

 

70 40 30 ) R R I (

I ).

R R ( I

z v

40 I R

I . R I

z v

3 2 2

2 3 2 0 2 I 2 22

3 2

2 3 0 2 I 1 12

1 1

Catatan : Terlihat hasil perhitungan z12 = z21, maka kutub empat di atas adalah simetris.

6.3 Parameter Admitansi “y”

Parameter admitansi “y” juga pada umumnya banyak dipergunakan dalam sitesa filter, perencanaan penganalisaan matching network dan distrubusi sitem tenaga.

Parameter “y”, memperlihatkan arus-arus yang dinyatakan oleh tegangan terminal dengan persamaan sebagai berikut :



2 22 1 21 2

2 12 1 11 1

V y V y I

V y V y I

(6.6)

maka y11 ; y12 ; y21 ; y22 inilah yang disebut sebagai parameter-parameter admitansi “y”

dari kutub empat suatu rangkaian yang satuannya siemen [S], dan kalau disusun dalam bentuk matrik adalah :















2 1 22 21

12 11 2

1

V V y y

y y I

I

(6.7)

dimana dalam hal ini :

21 12 22 11 22 21

12

11 y .y y .y

y y

y

y y  

 disebut sebagai determinan admitansi dari parameter “y”.

(8)

Untuk mendapatkan parameter-parameter “y” ini dapat dilakukan dengan membuat V1 = 0 ataupun V2 = 0.

Untuk mendapatkan y11 dan y21 pasang sumber arus I1 pada terminal input sedangkan terminal output dihubung singkat (V2 = 0).

0 1 V 21 2

0 1V 1 11

2 2

V y I

V y I

Gambar 6.10 Rangkaian untuk menentukan y11 dan y21

Secara matematis dituliskan dengan :

1 V 0

11 1

2

V y I

(6.8)

1 V 0

2 21

2

V y I

(6.9)

Untuk mendapatkan y12 dan y22, terminal input dihubung singkat (V1 = 0)

0 2 V 22 2

0 2 V 1 12

1 1

V y I

V y I

Gambar 6.11 Rangkaian untuk menentukan y12 dan y22

Maka secara matematis dapat dituliskan :

2 V 0

12 1

1

V y I

(6.10)

2 V 0

2 22

1

V y I

(6.11)

(9)

Karena parameter “y” ini diperoleh dengan melakukan hubung singkat pada terminal input maupun pada terminal output, maka parameter ini sering juga disebut dengan parameter-parameter admitansi rangkaian hubung singkat (short-circuit admitance parameters), dimana :

y11 = disebut sebagai admitansi input rangkaian hubung singkat.

(short circuit input admitance)

y12 = disebut sebagai transfer admitansi rangkaian hubung singkat dari terminal 2 ke terminal 1.(short circuit transfer admitance from port 2 to port 1)

y21 = disebut sebagai transfer admitansi rangkaian hubung singkat dari terminal 1 ke terminal 2.(short circuit transfer admitance from port 1 to port 2)

y22 = disebut sebagai admitansi output rangkaian hubung singkat (short circuit output admitance)

Selanjutnya y11 dan y22 sering juga disebut sebagai driving point admitance sedangkan y12 dan y21 disebut sebagai transfer admitance. Suatu driving point admitance adalah admitansi input suatu terminal peralatan, sehingga y11 adalah admitansi input dengan terminal output terhubung singkat, dan y22 adalah admitansi output dengan terminal input terhubung singkat.

Untuk rangkaian kutub empat yang linier dan tidak mengandung sumber-sumber dependent didalamnya, maka transfer admitansi y12 = y21, dan dalam kondisi ini disebut rangkaian adalah resiprokal (lihat parameter z).

Untuk kutub empat parameter “y” yang resiprokal, maka rangkaian ekivalennya (khusus yang resiprokal) merupakan rangkaian П.

-y11

+

V1

-

+

V2

-

I1 I2

y11+ y12 y22+ y12

Gambar 6.12 Bentuk Rangkaian П sebagai ekivalen untuk parameter “y” yang resiprokal

(10)

dan untuk kutub empat untuk parameter “y” pada umumnya rangkaian ekivalennya adalah sebagai berikut :

Gambar 6.13 Rangkaian ekivalen untuk parameter “y” secara umum

Contoh :

Hitunglah parameter-parameter “y” dari rangkaian di bawah ini :

Jawab :

Untuk mencari y11 dan y21 maka hubung singkat terminal output dan pasangkan sumber arus I1 pada terminal input.

dari rangkaian terlihat bahwa R1 paralel dengan R2 atau :

 

 

 3

4 2 4

2 . 4 R R

R . R R

2 1

2 1 1 p

maka : 1 1 p1 I1

3 R 4 . I

V  

sehingga menurut Persamaan (6.8) :

(11)

4 S 3 3I 4 I V

I V

y I

1 1 1 1 0 1 V 1 11

2

dengan pembagian arus :

1 2

1 1 1

2 1

1

2 I

3 I 2 atau 3I

I 2 2x 4 I 4 R x R

I R   

 

 

maka Persamaan (6.9) :

2 S 1 3I

4 3I 2 V

y I

1 1

0 1 V 2 21

2

Untuk mendapatkan y12 dan y22 maka hubung singkat terminal input dan pasangkan sumber arus I2 pada terminal output.

R1= 4 Ω R3= 8 Ω

Dari rangkaian terlihat bahwa R2 paralel R3 sehingga :

 

 

 5

8 8 2

8 . 2 R R

R . R R

3 2

3 2 2 p

sehingga : 2 2 p2 I2

5 R 8 . I

V  

maka menurut Persamaan (6.11) :

8S 5 5I 8 I V

I V

y I

2 2 2 2 0 2 V 2 22

1

dengan pembagian arus :

2 1

2 2 2

3 2

3

1 I

5 I 4 atau 5I

I 4 8x 2 I 8 R x R

I R   

 

 

maka menurut Persamaan (6.10) :

(12)

2S 1 5I

8 5I 4

V y I

2 2

0 2 V 1 12

1

ternyata S

2 y 1

y1221

, maka rangkaian merupakan rangkaian yang resiprokal, dimana kalau digambarkan rangkaian ekivelennya (khusus resiprokal) adalah :

4S

3

4S 1 2 1 4 y 3

y1112   S

8 1 2 1 8 y 5

y2212   

Rangkaian ekivalen secara umum :

6.4 Parameter “h”

Parameter “h” ini sering juga disebut dengan parameter Hibrid (Hybrid parameters), parameter ini mengandung sifat-sifat dari parameter “z” dan “y”. Pada sistem parameter “h” ini tegangan input dan arus output dinyatakan/ditinjau dari arus input dan tegangan output. Adapun bentuk persamaan dari parameter “h” ini adalah : V1 h11I1h12V2 (6.12)

I2 h21I1h22V2 (6.13)

dalam bentuk matrik :

(13)













2 1 22 21

12 11 2

1

V I h h

h h I

V

(6.14)

dengan :

21 12 22 11 22 21

12

11 h .h h .h

h h

h

h  h  

(6.15)

dimana  ini disebut sebagai determinan dari parameter “h”. h

Untuk mendapatkan h11 dan h21 hubungkan sumber arus/tegangan pada input sedangkan terminal output dihubung singkat.

0 1 V 2 21

0 1 V

1 11

2 2

I h I

I h V

Gambar 6.14 Rangkaian untuk mencari h11 dan h21

Secara matematis dituliskan dengan :

1 V 0

11 1

I 2

h V

(6.16)

1 V 0

21 2

2

I h I

(6.17) Selanjutnya untuk mendapatkan h12 dan h22 hubungkan sumber arus/tegangan pada terminal output sedangkan terminal input dibuka.

0 2 I 22 2

0 2 I 12 1

1 1

V h I

V h V

Gambar 6.15 Rangkaian untuk mencari h12 dan h22

maka secara matematis dituliskan dengan :

(14)

2 I 0

12 1

1

V h V

(6.18)

2 I 0

22 2

1

V h I

(6.19)

h11 = disebut sebagai impedansi input hubung singkat.

(short circuit input impedance)

h12 = disebut sebagai penguat tegangan balik rangkaian terbuka.

(open circuit reverse voltage gain)

h21 = disebut penguat arus maju rangkaian hubung singkat (short circuit forward current gain)

h22 = disebut sebagai admitansi output rangkaian terbuka (short circuit output admitance)

dan apabila h12 = -h21 maka rangkaian kutub empat disebut sebagai rangkaian kutub empat yang resiprokal. Selanjutnya untuk parameter “h” ini rangkaian ekivalennya adalah :

Gambar 6.16 Bentuk ekivalen dari parameter ‘h”

Contoh :

Hitunglah parameter-parameter “h” dari rangkaian di bawah ini :

(15)

Jawab :

Untuk mencari h11 dan h21, maka hubung singkat terminal output dan pasangkan sumber arus I1 pada terminal input.

dari rangkaian ini terlihat bahwa :

R2 paralel dengan R3

 

 

 2

3 6

3 x 6 R R

R . R R

3 2

3 2 1 p

Rp1 seri dengan R1 Rs1 R1Rp1 224

Maka rangakain pengganti :

maka : V1 Rs1.I1 4.I1 dengan demikian :

I 4 I 4 I

h V

1 1 0 1 V 11 1

2

dengan pembagian arus :

maka :

(16)

1 1 3 2

1 2

2 I

3 2 3 6

I . 6 R R

I .

I R 

 

 

atau :

1

2 I

3 I 2

sehingga :

3 2 I

I 3. 2 I

h I

1 1

0 1 V 2 21

2

Selanjutnya untuk mencari h12 dan h22, maka terminal input dibuka dan pasangkan sumber tegangan V2 pada terminal output.

maka menurut rangkaian pembagi tegangan :

2 2

2 3 2

2

1 .V

3 V 2 3. 6 V 6 R . R

V R 

 

  sehingga :

3 2 V

V 3. 2

V h V

2 2

0 2 I 1 12

1

sedangkan :

2 3

2

 

2 2

2 R R .I 6 3 .I 9.I

V     

maka :

9S 1 I . 9

I V

h I

2 2 0 2 I 22 2

1

kalau digambarkan rangkaian ekivalennya :

(17)

6.5 Parameter “g”

Parameter “g” sering juga disebut sebagai kebalikan / invers dari parameter “h”, dimana dalam parameter “g” ini, arus input dan tegangan output dinyatakan /ditinjau dari tegangan input dan arus output. Adapun bentuk persamaan parameter “g” ini adalah : I1 g11V1g12I2 (6.20) V2 g21V1g22I2 (6.21) dalam bentuk matrik Persamaan (6.20) dan (6.21) adalah sebagai berikut :















2 1 22 21

12 11 2

1

I V g g

g g V

I

(6.22)

dengan :

21 12 22 11 22 21

12

11 g .g g .g

g g

g

g g  

(6.23)

dimana  ini disebut sebagai determinan dari parameter “g”. g

Untuk mendapatkan g11 dan g21 buka terminal output dan pasangkan sumber tegangan V1 pada terminal input, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

0 1 I 21 2

0 1 I 1 11

2 2

V g V

V g I

(18)

Secara matematis dituliskan dengan :

1 I 0

1 11

2

V g I

(6.24)

1 I 0

21 2

2

V g V

(6.25) Selanjutnya untuk mendapatkan g12 dan g22, hubung singkat terminal input dan hubungkan sumber arus I2 pada terminal output seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

0 2 V 22 2

0 2 V 12 1

1 1

I g V

I g I

Gambar 6.18 Rangkaian untuk menentukan harga-harga g12 dan g22

sehingga secara matematis dituliskan dengan :

2 V 0

1 12

I 1

g I

(6.26)

2 V 0

22 2

1

I g V

(6.27)

Pada parameter “g” ini selalu disebut :

g11 = admitansi input rangkaian terbuka (open-circuit input admitance)

g12 = penguat arus balik rangkaian hubung singkat (short-circuit reverse current gain) g21 = penguat tegangan maju rangkaian terbuka (open-circuit forward voltage gain) g22 = impedansi output rangkaian hubung singkat (short- circuit output impedance)

Adapun rangkaian ekivalen untuk parameter “g” ini diperlihatkan seperti pada Gambar 6.19, di bawah ini :

(19)

Gambar 6.19 Bentuk ekivalen dari parameter ‘g”

Contoh :

Carilah parameter “g” dari rangkaian berikut ini :

Jawab :

Untuk mencari g11 dan g21 pasang pada sumber tegangan V1 pada terminal input sedangkan terminal output terbuka.

R1= 0,5 Ω R3= 0,5 Ω

dari rangkaian terlihat bahwa :

R2 seri R3  Rs1 R2 R3 10,51,5

(20)

Rs1 paralel dengan R1

 

 

 0,375

2 75 , 0 5 , 1 5 , 0

5 , 1 x 5 , 0 R R

R . R R

1 s 1

1 s 1 1 p

maka :

1 1

1 p 1

1 2,667.V

375 , 0

V R

I  V  

sehingga :

S 667 , V 2

V . 667 , 2 V

g I

1 1 0

1 I 1 11

2

selanjutnya :

1 1

1 1

1 0,375.I

667 , 2 V I : maka V

. 667 , 2

I    

karena :

1 1

1 1 s 1

1 3

R I 0,25.I

5 , 1 5 , 0

5 , I 0

R R

I R 

 

  maka :

1 1

3 3 R

2 I .R 0,25.I .0,5 0,125.I

V   

sehingga :

333 , I 0 . 375 , 0

I . 125 , 0 V

g V

1 1 0

1 I 2 21

2

Selanjutnya untuk mendapatkan g12 dan g22, maka hubung singkat terminal input, sedangkan pada terminal output dipasangkan sumber arus I2.

R1= 0,5 Ω R3= 0,5 Ω

Dari rangkaian terlihat :

1 2 2

2 3 2

3 2

R .I 0,333.I I

5 , 0 1

5 , I 0 R . R

I R  

 

 

maka :

2 2

R

1 I 0.333.I I   sehingga :

333 , I 0

I . 333 . 0 I

g I

2 2 0

2 V 12 1

1

 

kemudian dari rangkaian juga terlihat bahwa R2 paralel R3 atau :

(21)

 

 

 0,333

5 , 0 1

5 , 0 x 1 R R

R . R R

3 2

3 2 p

maka :

2 2

. p

2 R I 0.333.I

V  

sehingga :

333 , I 0

I 333 , 0 I

g V

2 2 0

2 V 2 22

1

Kalau digambarkan rangkaian ekivalennya :

6.6 Parameter “ABCD”

Parameter ini sering juga disebut sebagai parameter transmisi (transmission parameters). Pada sistem parameter ini, tegangan dan arus input dinyatakan / ditinjau dari arus dan tegangan output dengan bentuk persamaan :

V1 AV2 BI2 (6.28)

I1 CV2 DI2 (6.29)

bilamanana Persamaan (28) dan (29) disususun dalam bentuk matrik :



 









2 2 1

1

I V D C

B A I

V

(6.30)

maka A ; B ; C inilah yang disebut parameter-parameter dari sistem parameter “ABCD”, yang satuannya dalam sistem [S], dimana :

C D B A

T ABCD  

(6.31)

yang disebut sebagai determinan dari parameter “ABCD”, dimana dalam keadaan resiprokal berlaku :

AD – BC = 1 (6.32) Adapun parameter-parameter dalam Persamaan (6.28) ; (6.29) ; (6.30)

(22)

dari suatu sumber ke beban yang digunakan dalam analisa pada jaringan transmisi (kabel dan fiber) karena parameter-parameter ini mengekspresikan variable-variabel pada sisi pengirim (V1 dan I1) yang dipandang dari veriabel-variabel sisi penerima (V2 dan -I2).

Oleh karena hal ini parameter “ABCD” sering juga disebut sebagai parameter transmisi yang banyak dipergunakan dalam perencanaan sistem telepon, microwave dan radar.

Persamaan (6.28) dan (6.29) menyatakan hubungan antara variable-variabel input (V1 dan I1) dengan variable-variabel output (V2 dan -I2), maka sewaktu menghitung parameter-parameter “ABCD” lebih baik menggunakan tanda aljabar -I2 daripada I2, hal ini disebabkan karena arus I2 yang sebenarnya adalah meninggalkan rangkaian.

V1

+ -

-I2

V2

+ + - I1

Gambar 6.20 Variabel terminal dalam parameter ABCD

Untuk menetukan A dan C, maka buka terminal output dan pasangkan sumber tegangan V1 pada terminal input seperti tergambar pada Gambar 6.21. di bawah ini :

0 2I 1

0 2I 1

2 2

V C V

V A I

Gambar 6.21. Rangkaian untuk menentuka A dan C dari parameter “ABCD”

Sehingga :

2 I 0

1

V 2

A I

(6.33)

2 I 0

1

2

V C V

(6.34)

Sedangkan untuk mendapatkan B dan D, hubung singkat terminal output dan pasangakan sumber tegangan V1 pada terminal input seperti terlihat pada Gambar 6.22.

(23)

0 2V 1

0 2 V 1

2 2

I D I

V B V

Gambar 6.22 Rangkaian untuk menentukan B dan D pada parameter “ABCD”

Secara matematis ditulis :

2 V 0

1

V 2

B V

(6.35)

2 V 0

1

2

I D I

(6.36)

dimana parameter-parameter :

A = sering disebut sebagai perbandingan tegangan rangkaian terbuka (open-circuit voltage ratio)

B = sering disebut sebagai transfer impedansi negatif rangkaian hubung singkat.

C = sering disebut sebagai transfer admitansi rangkaian terbuka (open-circuit transfer adimtance)

D = sering disebut sebagai perbandingan arus negatif rangkaian hubung singkat (negative short-circuit ratio)

Contoh :

Carilah parameter “ABCD” dari rangkaian di bawah ini :

Jawab :

Untuk menghitung A dan C, pasangkan sumber tegangan V1 pada terminal input sedangkan terminal output dibuka seperti rangkaian di bawah ini :

(24)

R1= 0,5 Ω R3= 0,5 Ω

dari rangkaian di atas terlihat bahwa :

Amp I . 75 , 0 I 5. , 0 1 5 , 0

5 , 0 I 1

R . R R

R

I R 1 1 1

3 2 1

3 2

R1

 

 

Amp I . 25 , 0 I 5. , 0 1 5 , 0

5 , I 0

R . R R

I R 1 1 1

3 2 1

1

R3

 

  sehingga :

1 1

R 1

1 R .I 0,5x0,75.I 0,375.I

V  1  

(*)

1 1

R 3

2 R .I 0,5x0,25.I 0,125.I

V  3  

(**) dengan demikian :

I 3 . 125 , 0

I . 375 , 0 V

A V

1 1 0

2 I 1

2

Dari (**) diperoleh :

2 2

1 8.V

125 , 0

I  V 

sehingga :

S V 8

V . 8 V

C I

2 2 0

2 I 1

2

Untuk mencari B dan D, maka terminal output dihubung singkat, sedangkan V1

dipasangkan pada terminal input.

R1= 0,5 R3= 0,5

sehingga rangkaian ekivalennya menjadi :

(25)

2 1

R V

1 1

R V

maka :

V1 R2x(I2)1.(I2)I2 (***) sehingga :

 

I 1 I I

B V

2 2 0

2 V 1

2

selanjutnya terlihat :

1 1 1 2 1 1 1

1 3.V

1 V 5 , 0

V R

V R

I  V    

dari (***) yang di dapat, maka :

2 2

1

1 3.V 3x( I ) 3.I

I    

sehingga :

I 3 I . 3 I

D I

2 2 0

2 V 1

2

 

6.7 Parameter “abcd”

Adapun parameter rangkaian kutub empat yang terakhir dikenal dengan parameter “abcd”, yang mana parameter ini disebut sebagai inverse dari parameter

“ABCD”. Pada parameter “abcd” ini tegangan dan arus outputnya dinyatakan dalam tegangan dan arus input yang persamaannya berbentuk sebagai berikut :

V2 aV1bI1 (6.37)

I2 cV1dI1 (6.38) yang dalam bentuk matrik dituliskan dengan :



 









1 1 2

2

I V d c

b a I

V

(6.39)

yang diterminan dinyatakan dengan :

c . b d . d a c

b a

t

abcd    

(26)

dan bilamana kutub empat ini bersifat resiprokal, maka berlaku :

a.d – b.c = 1 (6.41)

Selanjutnya untuk menghitung a dan c, maka terminal input dibuka sedangkan pada terminal output dipasangkan sumber tegangan V2, yang rangkaiannya terlihat pada Gambar 6.23 di bawah ini :

0 1I 2

0 1 I 2

1 1

V c I

V a V

Gambar 6.23 Rangkaian untuk menentuka a dan c dari parameter “abcd”

Secara matematis dituliskan dengan :

1 I 0

2

V 1

a V

(6.42)

1 I 0

2

1

V c I

(6.43)

Selanjutnya untuk mencari b dan d, hubung singkat terminal input dan pasang sumber tegangan V2 pada terminal output, yang rangkaiannya seperti Gambar 6.24 di bawah ini :

0 1 V 2

0 1 V

2

1 1

I d I

I b V

Gambar 6.24 Rangkaian untuk menentukan b dan d pada parameter “abcd”

Secara matematis dituliskan dengan :

1 V 0

2

I 1

b V

(6.44)

(27)

1 V 0

2

1

I d I

(6.45)

dimana parameter-parameter :

a = disebut sebagai penguat tegangan rangkaian terbuka (open-circuit voltage gain) b = disebut sebagai negative impedansi transfer rangkaian hubung singkat.

(negative short-circuit transfer impedance)

c = transfer admitansi rangkaian terbuka (open-circuit transfer adimtance) d = penguat arus negatif rangkaian hubung singkat (negative short-circuit gain)

Contoh :

Carilah parameter “abcd” dari rangkaian di bawah ini :

Jawab :

Untuk mencari a dan c, pasangkan sumber tegangan V2 pada terminal output dan buka terminal input seperti rangkaian di bawah ini :

R1= 0,5 R3= 0,5

dari rangkaian dapat dihitung :

Amp 3V

2 1 5 , 0

V R

R

I V 2 2

2 1

2

4

 

  maka :

3 5 V , 0 3 x V . R 2 x I

V14 122

(28)

3 V1  V2

maka :

3 3 V

V V

a V

2 2 0 1 I 2

1

dari rangkaian juga terlihat :

3 V V 8 3 2 5 , 0 V V 3 2 R I V I

I 2 2 2 2

3 2 4 3

2       

sehingga :

3 V I2 8 2

maka :

S 8 3 V

3 V 8 V

c I

2 2

0 1 I 2

1

Selanjtunya untuk mencari b dan d, maka hubung singkat input, sedangkan output tetap dengan sumber tegangan V2 seperti pada rangkaian di bawah ini :

sehingga rangkaian ekivalen di atas berbentuk :

dari rangkaian terlihat bahwa :

(29)

V2 = R2.I6 = 1.I6 = I6 (*) akan tetapi karena : I6 = -I1, maka persamaan (*) menjadi :

V2 = -I1

dengan demikian :

 

I 1 I I

b V

1 1 0

1 V 2

1

Selanjutnya dari rangkaian juga terlihat :

6 3 2 6 5

2 I

R I V I

I    

(**)

akan tetapi karena : V2 = -I1 dan I6 = -I1, maka persamaan (**) menjadi :

1 1

1 1 3 2

2 I 3.I

5 , 0 I I R

I V   

dengan demikian di dapat :

I 3 I . 3 I

d I

1 1 0

1 V 2

1

 

6.8 Konversi Antar Parameter

Sebagaimana seperti telah dibahas di depan, bahwa pada rangkaian kutub empat ada 6 (enam) parameter yang memperlihatkan hubungan antara input dan output. Akan tetapi pada suatu saat bila diketahui satu jenis parameter dari suatu rangkaian dan untuk rangkaian yang sama diperlukan pula jenis parameter lainnya, maka untuk itu diperlukan pengkonversian parameter suatu rangkaian ke parameter lainnya. Misalkan suatu rangkaian kutub empat dengan parameter “z” dengan persamaan sebagai berikut :

 



 















2 1 2

1 22 21

12 11 2

1

I z I I I z z

z z V V

atau dapat dibuat :

   



 









2 1 2

1

2 1

V x V z 1 z V

V

I I

atau :

(30)

 



 





2 1 1 2

1

V z V I

I

(6.46)

Selanjutnya pada parameter “y” diketahui bentuk persamaannya adalah :

 



 















2 1 2

1 22 21

12 11 2

1

V y V V V y y

y y I

I

atau :

 



 





2 1 2

1

V y V I

I

(6.47)

Kemudian dengan membandingkan Persamaan (6.46) dan (6.47) terlihat bahwa :

   

yz1 (6.48) selanjutnya adapun adjoint dari

 

z adalah :

 



 

11 21

12 22

z z

z z z

adj

yang diterminannya adalah :

21 12 22

11z z z

z

z 

 maka :

 

z

z z

z z

z 21 11

12 22

1





kemudian substitusikan

 

z1 ini kedalam Persamaan (6.48) sehingga diperoleh :

 

z

z z

z z

y 21 11

12 22





(6.49)

Sebagaimana diketahui bahwa :

 





22 21

12 11

y y

y y y

(6.50)

(31)

bilamana Persamaan (6.50) disubtitusikan kedalam Persamaan (6.49) diperoleh :

z z z

z z

y y

y

y 21 11

12 22

22 21

12 11









(6.51)

maka dari Persamaan (6.51) ini terlihat :

z y11 z22

 

z y12 z12

 

z y21 z21

 

z y22 z11

 

Demikianlah seterusnya untuk parameter lainnya, yang lengkapnya terlihat hasilnya seperti tabel berikut ini.

Tabel 6.1 Konversi Dari Kutub Empat

z y h g T t

z

y 11 y 21

y 12 y

22

y y

y y

22 22

21

22 12 22

h

h 1 h

h

h h h

11 11 21

11 12 11

g g g

g

g g g

1

C D C 1

C C

A T

c a c

c 1 c d

t

y

z 11 z 21

z 12 z

22

z z

z z

21 22

12 11

y y

y y

11 h 11

21

11 12 11

h h

h

h h h

1

22 22 21

22 12 22

g

g 1 g

g g g g

B A B

1 B

B

D T



b d b

b 1 b a

t

22

21 12 11

z z

z z

(32)

h

22 22 21

22 12 22

z

z 1 z z

z z z

11 y 11 21

11 12 11

y y y

y y y

1

22 21

12 11

h h

h h

g 11 g 21

g 12 g

22

g g

g g

D C D

1 D D

B T

a c a

a 1 a b

t

g

11 z 11 21

11 12 11

z z z

z z z

1

22 22 21

22 12 22

y

y 1 y y

y y y

h 11 h 21

h 12 h

22

h h

h h

22 21

12 11

g g

g g

A B A

1

A A

C T

d b d

d 1 d

c

t

T

21 22 21

21 z 21 11

z z z

1 z z

z

21 11 21

y

21 21

22

y y y

y 1 y

y

21 21 22

21 11 21

h

h 1 h

h h h h

21 g 21 11

21 22 21

g g

g g g g

1

 C D

B A

t t

t t

a c

b d

t

12 11 12

12 z 12 22

z z z

1 z z

z 

12 22 12

y

12 12

11

y y y

y 1 y

y

12 h 12 22

12 11 12

h h h

h h h

1

12 12

11

12 22 12

g

g 1 g

g

g g g

T T

T T

A C

B D

d c

b a

Dimana :  zz11z22z12z21hh11h22h12h21 TADBC

21 12 22 11

yy y y y

 gg11g22 g12g21tadbc Contoh :

Carilah parameter-parameter “z” dari rangkaian di bawah ini, dan kemudian berdasarkan parameter “z” yang diperoleh dengan bantuan tabel, carilah parameter-parameter “y” ;

“h” ; “g” ; “ABCD” dan parameter “abcd”.

Jawab :

Untuk mendapatkan z11 dan z21, maka pasangkan sumber tegangan V1 pada terminal input dan terminal output terbuka.

(33)

maka dari rangkaian terlihat :

R2 seri R3 RS1 = R2 + R3 = 1 + 0,5 = 1,5 Ω sehingga :

1 1

1 1 S 1

1 S

3 .I 0,75.I

5 , 1 5 , 0

5 , I 1

R . R

I R 

 

  maka :

1 1

1 3

1 I .R 0,75.I x0,5 0,375.I

V   

sehingga :

375 , I 0

I . 375 , 0 I

z V

1 1 0

1 I 1 11

2

dari rangkaian dapat dihitung :

1 1

1 1 S 1

1

4 .I 0,25.I

5 , 1 5 , 0

5 , I 0

R . R

I R 

 

  maka :

1 1

3 4

2 I .R 0,25.I x0,5 0,125.I

V   

sehingga :

125 , I 0

I . 125 , 0 I

z V

1 1 0

1 I 2 21

2

Untuk mendapatkan z12 dan z22, maka pasang sumber tegangan V2 pada terminal output sedang terminal input dibuka.

maka terlihat dari rangkaian bahwa :

Referensi

Dokumen terkait

Setiap titik pada koordinat kartesius diperoleh dari perpotongan antara x dan y, sedangkan titik pada koordinat polar merupakan titik potong antara jari-jari lingkaran yang

Waktu pada incoming feeder dibuat lebih besar agar pada saat terjadi gangguan hubung singkat, rele pada penyulang bekerja sebagai proteksi yang pertama dan bila

Apabila suatu saat terjadi hubung singkat pada output atau R beban berlebih (lebih dari nilai arus limit fuse), maka fuse akan putus, akibatnya R Beban tidak

Penelitian ini menggunakan Metoda Analisis Input Output dengan menggunakan Tabel Input Output Model Leontief dan Tabel Input Output Model Miyazawa berdasarkan Tabel Input Output

melakukan starting pada motor 3 fasa dengan metoda bintang(Y) – segitiga(∆), Sebagai evaluasi dibuatnya suatu rangkaian daya metoda bintang segitiga, dimana hubung

Input dari proses defuzzyfikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan – aturan fuzzy , sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan

Terminal input memiliki dua kaki yang digunakan sebagai masukan dari 220 V AC lalu pada dua kaki sisanya ialah terminal output yang berfungsi untuk keluaran arus yang sudah

Dengan kata lain OR gate tersebut bekerja sedemikian rupa sehingga outputnya tinggi (berlogika 1) jika salah satu input A atau B atau dua- duanya berada pada level logika 1.. Output