• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN. Abstrak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PEMBENTUKAN SIKAP EMPATI PADA SISWA KELAS XI

SMK AL WASHLIYAH TELADAN MEDAN

Azhar, Enny Fitriani1) dan Zakiah Hasibuan2)

1)Dosen FKIP UMN Alwashliyah dan 2)Mahasiswa UMN Al Washliyah

Abstrak

Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan kelompok terhadap pembentukan sikap empati pada siswa kelas XI SMK Al Washliyah Teladan Medan Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Al Washliyah Teladan Medan Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 10 siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain pre-test dan post-test.

Untuk memperoleh data peneliti menggunakan intrumen skala sikap empati yang berjumlah 30 butir, namun setelah di uji cobakan ternyata terdapat 3 butir angket yang tidak valid, sehingga angket yang digunakan dalam penelitian ini hanya 27 butir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembentukan sikap empati sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMK Al Washliyah Teladan Medan berada pada kategori rendah, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata skor sikap emapti siswa sebelum diberi layanan sebesar = 76,5.. Selanjutnya, pembentukan sikap empati siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X SMK Al Washliyah Teladan Medan hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata skor pembentukan sikap empati siswa setelah diberi layanan sebesar =121,2 , maka disimpulkan bahwa pembentukan sikap empati siswa kelas XI SMK Al Washliyah Teladan Medan berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai thitung > ttabel = (7,844> 2,262), dengan demikian hipotesis yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan bimbingan kelompok terhadap pembentukan sikap empati pada siswa kelas XI SMK Al Washliyah Teladan Medan Tahun Ajaran 2016/2017 dapat diterima kebenarannya.

Kata Kunci: Layanan Bimbingan Kelompok, Pembentukan Sikap Empati Pendahuluan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal terdiri dari tiga komponen yang merupakan sub sistem, meliputi bidang administrasi dan supervisi, bidang pengajaran serta bidang bimbingan dan konseling. Ketiga komponen ini bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.Mengingat banyaknya siswa yang kurang memiliki sikap empati terhadap sesama teman di sekolah maka perlu diberikan bantuan kepada siswa berupa bimbingan, baik itu dari guru bidang studi ataupun dari guru pembimbing. Namun diharapkan peran yang lebih besar yaitu peran guru pembimbing itu sendiri. Salah satu bantuan yang dapat diberikan oleh sekolah yaitu melalui pelayanan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling yaitu layanan bimbingan dan kelompok.

Tohirin. (2013:164). Menyatakan bahwa “Bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok”. Dalam

(2)

layanan bimbingan kelompok, aktivitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas sebagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan.

Sesuai dengan pernyataan di atas layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu jenis layanan yang tepat digunakan untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi siswa secara berkelompok. Bimbingan kelompok juga merupakan lingkungan yang kondusif yang dapat memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif (pemecahan masalah) dan mengambil keputusan yang tepat. Suasana ini dapat menumbuhkan perasaaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat menambah kean yang positif.

Layanan bimbingan kelompok memiliki kelebihan diantaranya dapat membantu siswa di dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan, mengatasi kelemahan dan usaha-usaha penanggulangannya, mengembangkan bakat dan minat siswa. Sedangkan kelemahannya adalah tidak semua masalah yang dihadapi oleh anak dapat teratasi. Namun demikian, dengan adanya layanan bimbingan kelompok ada kecenderungan siswa akan lebih mampu beradaptasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada atau dengan kata lain siswa akan lebih mampu berperilaku dan bersikap secara wajar, seperti memiliki sikap mental yang baik, sikap kepedulian terhadap orang lain (solidaritas), dan berusaha untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati).

Diharapkan layanan bimbingan kelompok ini dijadikan suatu sarana dalam menumbuhkan pemahaman nilai-nilai positif bagi siswa khususnya sikap kean yang dibentuk dengan pendekatan secara personal dan secara kelompok. Mereka juga merasa mendapat pembinaan dan informasi untuk mengembangkan keannya.

Dalam buku Psikologi Remaja dijelaskan bahwa: “Sikap empati adalah kecenderungan seseorang untuk merasa apa yang dirasakan oleh orang lain, seperti: merasa sedih melihat teman/orang lain yang mendapatkan suatu musibah dan menghindari masa bodoh” (Sujanto, 2001 : 39). Sementara itu dalam dalam buku Ledakan EQ dijelaskan bahwa: “Empati adalah kemampuan untuk menyadari, memahami, dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain”

(Stein dan Book, 2002 : 139).

Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan sikap empati adalah suatu kesediaan/kecenderungan dalam menyadari, memahami, menghargai dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, apakah ikut merasa senang, susah maupun bahagia.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka yang dimaksud dengan sikap empati adalah kesediaan atau kecenderungan siswa dalam menyadari, memahami, menghargai dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, apakah ikut merasa senang, susah maupun bahagia pada siswa SMK Al Washliyah..

Berdasarkan pengamatan saya dan hasil wawancara melaksanakan PPL di bulan Juli sampai September tahun 2015 dengan guru bimbingan dan konseling (BK) di SMA Prayatna Medan di sekolah kenyataan yang terjadi saat di lapangan, menunjukkan adanya gejala bervariasi, dimana ada para siswa yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok, akan cenderung memiliki sikap empati yang lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang tidak mendapatkan layanan

(3)

bimbingan kelompok, seperti siswa menunjukkan sikap yang prihatin apabila ada salah seorang temannya mendapatkan suatu musibah dan ikut merasa gembira dan bahagia apabila ada temannya mendapatkan suatu prestasi dan sebagainya. Pada sisi lain, ada pula para siswa yang mendapatkan layanan bimbingan kelompok tidak mengalami perubahan yang lebih baik, dengan kata lain tidak memiliki sikap empati terhadap orang lain, karena menunjukkan sikap yang iri apabila ada temannya mendapatkan suatu prestasi dan suka cuek apabila ada temannya mendapatkan suatu musibah dan sebagainya.

Sikap empati yang merupakan kecenderungan seseorang dalam ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain merupakan faktor kesuksesan dalam belajar siswa dan dalam melakukan interaksi sosial. Oleh sebab itu sikap empati tersebut harus dikembangkan pada diri siswa. Guru bimbingan konseling mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan sikap empati siswa tersebut dengan memberikan pengarahan kepada siswa akan pentingnya memahami apa yang sedang dirasakan oleh temannya. Mulai dari teman satu meja, teman satu kelas sampai pada teman satu sekolah. Sikap empati yang telah terbangun di lingkungan sekolah tersebut akan berkembang dan juga terbawa ketika siswa berada dalam lingkungan sosial mereka dan berpengaruh pada keberhasilan mereka dalam berinteraksi ketika mereka berada di lingkungan sosial.

Kemampuan dalam memahami dan mengerti apa yang dirasakan orang lain akan akan sangat berpengaruh pada keakraban siswa dengan teman-teman nya. Seorang siswa yang mampu memahami teman-teman di sekitarnya akan lebih disukai dan akan menonjol dalam interaksi sosial dari pada siswa yang kurang peka terhadap perasaan dan apa yang terjadi pada temannya.

Dengan demikian menumbuhkan sikap empati pada diri siswa adalah sangat penting dalam menciptakan siswa yang memiliki katakter yang baik.

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pre-test dan post-test group yang polanya seperti berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian

Pre Test Perlakuan Post Test

O1 X O2

Keterangan:

O1 : Pre-test diberikan sebelum melakukan layanan bimbingan kelompok.

X : Perlakuan/treatment (layanan bimbingan kelompok).

O2 : Post-test diberikan setelah melakukan layanan bimbingan kelompok.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(4)

Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK Al-Washliyah Teladan Medan tahun ajaran 2016-2017 sebanyak lima kelas.

Tabel 2 Populasi Siswa Tiap Kelas XI

No Kelas Jumlah

1 XI AK 1 30 Siswa

2 XI AK 2 30 Siswa

3 XI AP 1 27 Siswa

4 XI AP 2 28 Siswa

5 XI AP 3 25 Siswa

Jumlah 140 Siswa

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dan harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya harus tercerminkan pula dalam sampel yang diambil.

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 10 orang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti.

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu cara untuk menganalis atau mengolah data yang diperoleh selama peneliti mengadakan penelitian. Menggunakan one group pre-test and posttest design, maka rumus yang digunakan adalah:

) 1 (

2

d t Md

x

Keterangan:

Md : Mean dari defiasi (d) antara post-test dan pre-test.

Xd : Perbedaan devisi dengan mean deviasi.

N : Banyaknya subjek

df : Atau db adalah N – 1 (Arikunto, 2010:139)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan Sikap empati setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok. Dari analisis data penelitian, diketahui bahwa rata-rata tingkat konsep diri setelah memperoleh layanan bimbingan kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum memperoleh layanan bimbingan kelompok yang didalamnya membahas tentang sikap empati, berdasarkan hasil analisis data, terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap sikap empati siswa SMK Al Washliyah Teladan Medan. Hal ini di tunjukkan dengan perhitungan uji t (thutung > ttabel

atau ( 7,844 > 2,262)

(5)

Dari hasil analisis data test awal (pre-test) diperoleh skor rata-rata sikap emapti =76,5 , sedangkan setelah pemberian layanan bimbingan kelompok (post-test) diperoleh rata-rata sikap empati =121,2 , artinya rata-rata konsep diri siswa setelah mendapat layanan layanan bimbingan kelompok lebih tinggi dari pada sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok (post test > pre tes), artinya ada pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap sikap empati siswa SMK Al Washliyah teladan Medan.

Dalam hal ini semakin sering dilakukan layanan bimbingan kelompok maka akan semakin baik terhadap pembentukan sikap emapti siswa SMK Al Washliyah Teladan Medan. Maka hipotesis ini menyatakan “adakah pengaruh fositif dan signifikan pelaksanaan bimbingan kelompok terhadap pembentukan sikap empati siswa SMK Al Washliyah Teladan Medan” dapat diterima.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada Pengaruh Terhadap Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Pembentukan Sikap Empati Siswa Kelas X SMK Al Washliyah Teladan Medan TA. 2016-2017.

Saran yang dapat dikemukakan dari peneliti yang telah dilaksanakan di SMK Al Washliyah Teladan Medan adalah: 1. Guru pembimbing hendaknya mengaktifkan kegiatan layanan bimbingan kelompok dalam usaha meningkatkan wawasan mengenai Sikap Empati sehingga siswa dapat bersikap terbuka dan berempati. 2.Guru pembimbing hendaknya lebih mendekatkan diri dengan peserta didik agar peserta didik dapat secara terbuka menyampaikan empatinya ataupun lebih membuka diri kepada orang lain disekitarnya. 3. Bagi siswa diharapkan agar melalui bimbingan kelompok yang diberika perlakuan sikap empati yang ada pada dirinya dapat bertambah. 4. Bagi peneliti berikutnya yang ingin meneliti tentang sikap emapti siswa dapat meneliti lebih lanjut hal-hal yang mungkin memiliki pengaruh terhadap variabel tersebut dengan subjek peneliti yang berbeda serta bisa sebagai bahan referensi tentang konsep diri dan dapat digunakan untuk mengembangkan karya tulis dimasa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto, 2005, Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka, Jakarta.

Gerungan, WA, 2000, Psikologi Sosial, PT. Eresco, Bandung.

Gunarsa, Ny. Y. Singgih dan Singgih D. Gunarsa, 2002, Psikologi Untuk Membimbing, BPK Gunung Mulia, Jakarta.

http://repository.ubaya.ac.id/3480/1/Menumbuhkan Rasa Empati.

(6)

Margono, S, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nasution, Ahmad Sukri. Dkk. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan ilmu pendidikan UMN Al-Washliyah. Medan: Universitas Muslim Nusantara Al- Washliyah.

Nasution, S, 2000, Metodologi Research Penelitian Ilmiah, Bumi Aksara, Jakarta . Nawawi, Hadari, 2006, Psikologi Kean, Gunung Agung, Jakarta.

Prayitno, 2008, Wawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Depdikbud, Jakarta

Prayitno. Amti Erman. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta. Rineka Cipta.

Saam , Zulfan. 2013. Psikologi konseling. Jakarta: rajawali Grafindo.

Sedanayasa, Gede. 2004. Pengembangan Pribadi Konselor. Graha Ilmu. Jakarta.

Soepomo, 2002, Statistik Inferensial, Usaha Nasional, Surabaya.

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2003, Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung Sujanto, Agus, 2001, Psikologi Remaja, Rajawali Press, Jakarta.

Taufik, 2013.Empati.Rajawali Press.Jakarta.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasi Integrasi). Jakarta:

raja Grafindo Persada.

Winkel & Sri Hastuti. 2004. Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

a) Menurut sistem KUHP , dibedakan antara kejahatan yang dimuat Alasan pembedaan antara kejahatan dan pelanggaran adalah diketahui dari ancaman pidana pada

 Pendidik bersama-sama dengan peserta didik menyebutkan pengertian dari sifat koligatif larutan, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku

6 Perbandingan biaya perawatan rumah sakit dengan tingkat kasus INA-CBGs dengan pengiriman Sectio Caesaria adalah sebesar 61% lebih tinggi dari biaya riil tarif paket

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pathak et al (2019), dimana ditemukan bahwa work life balance memiliki pengaruh yang besar terhadap kepuasan kerja

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu

Bahan yang digunakan pada praktikum pembelahan sel adalah pewarna asetokarmin, larutan HCl 1 M, bagian meristem akar umbi bawang bombay (Allium sp.) yang masih aktif

• Panjang kelas interval adalah selisih dua batas bawah atau batas atas yang Panjang kelas interval adalah selisih dua batas bawah atau batas atas yang Panjang kelas interval

Merupakan infeksi yang terjadi dalam kurun waktu 30 hari paska operasi jika tidak menggunakan implan atau dalam kurun waktu 1 tahun jika terdapat implan dan infeksi