• Tidak ada hasil yang ditemukan

NELLA OKTARIMA NPM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NELLA OKTARIMA NPM:"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK DI KELAS

XI JURUSAN DKV SMK NEGERI 4 PADANG

JURNAL

Oleh:

NELLA OKTARIMA NPM: 11060264

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN BK DI KELAS XI JURUSAN DKV SMK NEGERI 4 PADANG

Oleh:

Nella Oktarima *

Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons **

Septya Suarja, M.Pd. **

Mahasisiwa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the problem of students who have difficulty learning. This study aimed to describe (1) factors that cause learning difficulties learners and (2) The implication in the service of BK. This research is a quantitative descriptive research that attempts to reflect on a situation what it is. The study population was all students of class XI Department of Visual Communication Design with learning difficulties as many as 42 people. The sampling technique using total sampling study. Number of samples are 42 people. The tools used for data collection in the form of a questionnaire. While the analysis of data using a percentage formula. Results of the study found that: (1) factors that cause learning difficulties learners are seen from internal factors on many criteria. (2) factors that cause learning difficulties learners are seen from an external factor on many criteria. Based on the above results it can be recommended that learners with learning difficulties require the services of the school especially counselor, in order to help students who have difficulty learning to develop their potential optimally and able to direct and manifest itself effectively and productively in accordance with the capabilities owned.

.

Keywords : difficulty learning PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan pengajaran, bimbingan atau latihan serta keterampilan guna meningkatkan peranan peserta didik di masa yang akan datang sebagaimana tertuang dalam Undang- undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan formal dapat memberikan perubahan yang bersifat positif di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.

Mencapai hasil belajar yang baik peserta didik banyak mengalami hambatan yang

dapat menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar. Hambatan dapat datang dari dirinya sendiri maupun datang dari luar dirinya. Hambatan yang datang dari dirinya seperti: minat belajar yang rendah, rendahnya daya nalar yang dimiliki, lambatnya menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru, penggunaan waktu yang kurang efisien dan cara belajar yang kurang tepat. Dari luar dirinya seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap pendidikan anak, tidak terpenuhinya kebutuhan anak dalam belajar, metode belajar peserta didik yang kurang efektif, lingkungan tempat tinggal peserta didik yang tidak mendukung yang akan mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan belajar.

Menurut Mulyadi (2010: 6) pada umumya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi.

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai

1

(3)

suatu kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.

Menurut Prayitno (2013: 19) keberadaan atau peranan pelayanan bimbingan dan konseling memiliki andil penting agar guru BK dapat membantu peserta didik dalam mengenal dan menerima diri sendiri secara dinamis dan positif, mengenal dan menerima lingkungan secara dinamis dan positif, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan.

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah semua peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Salah satu prinsip BK adalah berkenaan dengan sasaran layanan, yang bermakna bahwa semua peserta didik berhak mendapatkan pelayanan BK. Guru BK harus memberikan pelayanan BK pada semua peserta didik termasuk peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Menurut Prayitno dan Amti (2013: 219) semua peserta didik dapat tersentuh oleh pelayanan BK di sekolah secara merata. Sehingga guru BK dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan Konseling Sekolah (PPLBKS) di SMK N 4 Padang peneliti menemukan fenomena kesulitan belajar. Informasi ini diperoleh melalui hasil pengisian Format Kesulitan Penguasaan Materi Pembelajaran (FKPMP), pengamatan peneliti secara langsung dan wawancara dengan peserta didik.

Berdasarkan hasil pengisian Format Kesulitan Penguasaan Materi Pembelajaran (FKPMP) peserta didik kelas X Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) yang diperoleh dari guru BK, terlihat dari 69 peserta didik terdapat 50 peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Peneliti mengkategorikan peserta didik kesulitan belajar karena prestasi bukan hanya dialami oleh peserta didik yang memiliki prestasi rendah saja, melainkan peserta didik yang memiliki prestasi tinggi pun mengalaminya.

Setelah kenaikan kelas, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di kelas XI Jurusan DKV berjumlah 42 orang.

Menurut pengamatan langsung peneliti selama melakukan PPLBK Sekolah dan

Kependidikan, dari 7 Agustus 2014 sampai tanggal 20 Desember 2014 pada kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) terdapat 42 peserta didik yang mengalami kesulitan belajar pada hampir seluruh mata pelajaran , peneliti dapat melihat bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung peserta didik yang mengalami kesulitan belajar terlihat pasif, senang melamun saat belajar, antusias dalam belajar rendah, suka mengganggu teman dan mengerjakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan pelajaran saat guru menerangkan serta peserta didik cenderung melanggar aturan seperti berpakaian yang tidak rapi. Pelanggaran yang dilakukannya seolah menunjukkan sikap penghindarannya terhadap hal yang sifatnya mengikat. Selain itu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan optimal sehingga sering mendapat teguran dari guru.

Selain itu dari wawancara yang telah peneliti lakukan pada tanggal 15 Desember 2014 dengan 2 orang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diperoleh informasi bahwa mereka lebih senang bergurau dalam kelas daripada melakukan kegiatan belajar, mereka juga jarang membuat tugas rumah karena mereka merasa sulit memahami materi yang telah dipelajari.

Mereka suka mengganggu teman dengan tujuan untuk menghibur teman namun sikap dan perilaku peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yang seperti itu kerapkali mendapat penolakan dan pengasingan dari teman sekolah khususnya teman dalam kelas karena dianggap mengganggu. Selain itu peserta didik juga menyatakan bahwa mereka belum pernah dipanggil oleh guru BK terkait dengan permasalahan belajar yang dialaminya. Mereka hanya dipanggil ketika terlambat datang ke sekolah, alfa ataupun karena mendapatkan poin pelanggaran.

Melihat fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengungkap faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik agar dapat menggambarkan faktor peyebab peserta didik mengalami kesulitan belajar secara jelas dan lengkap.

Sehingga memudahkan guru BK untuk mengidentifikasi faktor penyebab peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan merencanakan upaya bantuan untuk mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dengan demikian judul penelitian ini adalah “identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar dan implikasinya

(4)

dalam pelayanan BK di kelas XI Jurusan DKV di SMK Negeri 4 Padang.”

Adapun batasan masalah dari penelitian ini yang dilakukan di SMK N 4 Padang:

1. Idetifikasi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual di SMK N 4 Padang.

2. Implikasi pelayanan BK terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar pada kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual di SMK N 4 Padang.

Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual di SMK N 4 Padang.

2. Implikasi pelayanan BK terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar pada kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual di SMK N 4 Padang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru BK, dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan bantuan efektif bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar bersama-sama staf sekolah yang lain.

2. Kepala Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk lebih meningkatkan kinerja guru BK dan memantau keefektifan pelaksanaan program BK di sekolah.

3. Pengelola Program Studi, dapat dijadikan sebagai upaya untuk membekali calon guru BK pemahaman mengenai anak yang mengalami kesulitan belajar dan implikasinya dalam pelayanan BK.

4. Peserta didik, dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan agar peserta didik tidak mengalami kesulitan belajar. Sedangkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mendapat penanganan yang sesuai dengan jenis permasalahan yang dialaminya.

5. Orangtua, dapat lebih memahami anaknya agar terhindar dari kesulitan belajar.

Selain itu orangtua dapat dilibatkan dalam penanganan masalah kesulitan belajar bersama pihak sekolah.

6. Peneliti, dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) peneliti khususnya mengenai permasalahan yang dialami peserta didik yang mengalami kesulitan belajar serta implikasinya dalam pelayanan BK dan pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai pengembangan potensi peneliti

untuk menjadi guru BK yang profesional serta insyaallah menjadikan guru BK sebagai profesi nantinya.

7. Peneliti Selanjutnya, dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, dimana mendiskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang sedang atau sudah terjadi apa adanya.

Deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilaksanakan berdasarkan kepada masalah yang sedang terjadi sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan secara tepat suatu keadaan, sehingga pemahaman terhadap permasalahan lebih jelas.

Dalam penelitian ini yang akan peneliti deskripsikan adalah faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual di SMK N 4 Padang dan implikasinya dalam pelayanan BK.

Adapun penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai Oktober.

melaksanakan penelitian adalah SMK N 4 Padang. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMK N 4 Padang. Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang. Populasi dari penelitian ini sebanyak 42 peserta didik dan sampel penelitian adalah semua peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sebanyak 42 peserta didik. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Jenis data yang digunakan ialah jenis data interval. Menurut Riduwan (2010:85) data interval adalah data yang menunjukkan jarak antara satu data dengan data yang lain, dan mempunyai bobot yang sama. Jadi data yang di intervalkan dalam penelitian ini adalah “Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik kelas XI jurusan DKV SMK N 4 Padang. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer yang dimaksud diperoleh dari seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari guru BK, tata usaha dan wali kelas XI Jurusan DKV di SMK N 4 Padang.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan angket

(5)

berdasarkan prosedur program studi bimbingan dan konseling di STKIP PGRI Sumatera Barat adalah:

1. Peneliti membaca berbagai sumber untuk menguatkan kajian teori sehingga memudahkan peneliti dalam mengembangkan instrumen penelitian.

2. Penyusunan kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket tersebut diturunkan menjadi butir- butir pernyataan.

3. Kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.

4. Untuk menguji dan mengetahui validasi alat pengumpulan data atau instrumen maka dilakukan judge dengan 3 orang doses Bimbingan dan Konseling

5. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dapat dilakukan untuk melihat apakah instrument mampu mengukur variabel.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memeriksa kelengkapan isi angket yang telah diterima dari sampel penelitian.

2. Membuat pengolahan berdasarkan pertanyaan penelitian

3. Mencari dan menghitung jumlah serta memasukkan ke dalam tabel pengolahan.

4. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase Menetapkan kriteria.

HASIL PENELITIAN

Secara umum hasil penelitian mengenai identfikasi faktor penyebab kesulitan belajar sebagai berikut

A. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik

1. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik Dilihat dari Faktor Intern

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa kesulitan peserta didik dari faktor intern, dilihat secara umum dapat diketahui bahwa dari 42 peserta didik, terdapat 2 peserta didik (4,76%) berada pada kategori sangat sedikit, sebanyak 5 peserta didik (11,90%) berada pada kategori sedikit, sebanyak 8 peserta didik 19,05%) berada pada kategori cukup banyak, kemudian sebanyak 26 peserta didik (61,90%) berada pada kategori banyak. Sementara itu ada 1 peserta

didik (2,38%) berada pada kategori sangat banyak.

Jadi, persentase terbesar mengenai identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik dilihat dari faktor intern adalah pada kategori banyak, sebanyak 61,90%. Artinya, kesulitan belajar banyak disebabkan oleh faktor intern

2. Identifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik Dilihat dari Faktor Ekstern

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik dari faktor ekstern, dilihat secara umum dapat diketahui bahwa dari 42 peserta didik, terdapat 1 peserta didik (2,38%) berada pada kategori sangat sedikit, sebanyak 3 peserta didik (7,14%) berada pada kategori sedikit, sebanyak 13 peserta didik (30,95%) berada pada kategori cukup banyak, kemudian sebanyak 25 peserta didik (59,53%) berada pada kategori banyak

Jadi, persentase terbesar mengenai identifikasi kesulitan belajar peserta didik dan adalah pada kategori banyak, yaitu 59,52%. Artinya, kesulitan belajar banyak disebabkan oleh faktor ekstern

PEMBAHASAN

Secara umum hasil diatas menunjukkan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar banyak disebabkan oleh faktor intern dan ekstern dilihat dari indikator dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik

1. Faktor Intern Peserta Didik Mengalami Kesulitan Belajar dilihat dari Segi Fisik Peserta Didik.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik dari segi fisik terdapat sebanyak 57,14% berada pada kriteria banyak. Dengan demikian faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik banyak berasal dari faktor fisik peserta didik.

Terungkap bahwa dari 42 responden yang mengalami kesulitan belajar terdapat 2 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi fisiknya sangat sedikit, 3 orang

(6)

yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi fisiknya sedikit, 10 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi fisiknya cukup banyak, sebanyak 23 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi fisiknya banyak, dan sebanyak 3 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi fisiknya sangat banyak .

Menurut Dalyono (2007: 230) faktor intern penyebab kesulitan belajar peserta didik mengalami kesulitan belajar dilihat dari segi fisiknya diantaranya disebabkan karena sakit, kurang sehat dan cacat tubuh. Gejala yang ditunjukkan antara lain adalah mudah merasa capek, mengantuk, pusing, konsentrasinya hilang dan kurang semangat.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor fisik menjadi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang sehingga membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dapat belajar dengan baik.

2. Faktor Intern Faktor Penyebab Kesulitan Peserta Didik dari Segi Psikologis.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik dari segi psikologis terdapat sebanyak 61,90%

pada kategori banyak. Dengan demikian faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik banyak berasal dari keadaan psikologis peserta didik.

Terungkap bahwa dari 42 responden yang mengalami kesulitan belajar terdapat 2 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi psikologis sangat sedikit, 4 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi psikologisnya sedikit, 9 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi psikologisnya cukup banyak, sebanyak 26 orang yang faktor intern penyebab kesulitan belajar dari segi psikologisnya banyak, dan sebanyak 1 orang yang faktor intern penyebab

kesulitan belajar dari segi psikologisnya sangat banyak.

Menurut Dalyono (2007: 230) faktor intern penyebab kesulitan belajar peserta didik mengalami kesulitan belajar dilihat dari segi psikologisnya diantaranya disebabkan oleh karena inteligensinya rendah, kurangnya bakat dan minat terhadap mata pelajaran tertentu, motivasi yang rendah, kesehatan metal yang terganggu. Gejala yang ditunjukkan antara lain adalah lambat dalam menerima materi pelajaran, cepat merasa bosan belajar jika pelajaran yang ia pelajari tidak sesuai dengan bakat dan minatnya, bersikap acuh tak acuh dan merasa mudah putus asa.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor psikologis menjadi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang sehingga membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dapat belajar dengan baik.

3. Faktor Ekstern Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik dari Segi Faktor Keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kesulitan belajar peserta didik sebanyak 57,14%

pada kategori banyak. Dengan demikian faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik banyak berasal dari faktor keluarga peserta didik.

Terungkap bahwa dari 42 responden yang mengalami kesulitan belajar terdapat 1 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan keluarganya sangat sedikit, 5 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan keluarganya sedikit, 11 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan keluarganya cukup banyak, sebanyak 24 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan keluarganya banyak, dan sebanyak 1 orang yang ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan keluarganya sangat banyak.

(7)

Menurut Dalyono (2007: 238- 247) faktor ekstern penyebab kesulitan belajar peserta didik mengalami kesulitan belajar dilihat dari lingkungan keluarga diantaranya disebabkan oleh karena cara mendidik orag tua yang salah, hubungan orangtua dan anak yang tidak baik, kurangnya bimbingan dari orangtua, suasana rumah yang ramai, keadaan ekonomi keluarga yang tergolong kurang dan ekonomi keluarga yang berlebihan. Gejala yang ditunjukkan antara lain adalah peserta didik bersifat manja, malas, tak acuh dan merasa mudah putus asa.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa faktor lingkungan keluarga menjadi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI DKV SMK N 4 Padang sehingga peserta didik membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dapat belajar dengan baik.

4. Faktor Ekstern Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik dari Segi Faktor Sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kesulitan belajar peserta didik sebanyak 45,24%

pada kategori banyak. Dengan demikian faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik banyak berasal dari faktor lingkungan sekolah peserta didik. Terungkap bahwa dari 42 responden yang mengalami kesulitan belajar hanya 1 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan sekolahnya sangat sedikit, 4 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan sekolahnya sedikit, 17 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan sekolahnya cukup banyak, sebanyak 19 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan sekolahnya banyak, dan sebanyak 1 orang yang ekstern penyebab kesulitan belajar dari lingkungan sekolahnya sangat banyak.

Menurut Dalyono (2007: 242) faktor ekstern penyebab kesulitan

belajar peserta didik mengalami kesulitan belajar dilihat dari lingkungan sekolah diantaranya disebabkan oleh karena guru yang mengajar di kelas tidak memiliki kualitas dalam pengambilan metode dalam belajar, hubungan guru dan peserta didik yang kurang baik, alat pelajaran yang kurang lengkap, kondisi ruang kelas yang tidak memadai dan waktu sekolah yang tidak tepat untuk siswa belajar. Gejala yang ditunjukkan antara lain adalah peserta didik kurangnya pemahaman peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, peserta didik sering merasa bosan apabila belajar di dalam kelas, rendahnya hasil belajar peserta didik, kurang harmonisnya hubungan guru dengan murid, peserta didik sering mengantuk dalam belajar, peserta didik sering datang terlambat, dan sering keluar masuk pada saat jam pelajaran berlangsung.

Maka, dapat peneliti simpulkan bahwa faktor lingkungan keluarga menjadi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan DKVl SMK N 4 Padang sehingga peserta didik membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dapat belajar dengan baik.

5. Faktor Ekstern Penyebab Kesulitan Belajar Peserta Didik dari Segi Faktor Media Masa dan Lingkungan Sosial.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyebab kesulitan belajar peserta didik sebanyak 45,24%

pada kategori banyak. Dengan demikian faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik banyak berasal dari faktor media masa dan lingkungan sosial. Terungkap bahwa dari 42 responden yang mengalami kesulitan belajar terdapat 2 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari faktor media masa dan lingkungan sosialnya sedikit, 16 orang yang faktor media masa dan lingkungan sosialnya cukup banyak, sebanyak 22 orang yang faktor ekstern penyebab kesulitan belajar dari faktor media masa dan lingkungan sosialnya banyak, dan

(8)

sebanyak 2 orang yang ekstern penyebab kesulitan belajar dari faktor media masa dan lingkungan sosialnya sangat banyak.

Menurut Dalyono (2007: 242) faktor ekstern penyebab kesulitan belajar peserta didik mengalami kesulitan belajar dilihat dari faktor media masa dan lingkungan sosial diantaranya disebabkan oleh banyaknya waktu yang digunakan peserta didik dengan membaca majalah dan menonton TV, peserta didik bergaul dengan anak yang tidak sekolah, lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik yang tidak memadai. Gejala yang ditunjukkan antara lain adalah peserta didik sering tidak memperhatikan guru menerangkan pelajaran dan peserta didik sering bermain handphone ketika proses belajar mengajar berlangsung.

Maka dapat peneliti simpulkan bahwa faktor media masa dan lingkungan sosial menjadi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan Desain Komunikasi Visual SMK N 4 Padang sehingga peserta didik membutuhkan pelayanan dan penanganan yang serius dari pihak sekolah terutama guru BK yang ada di sekolah agar guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk dapat belajar dengan baik.

B. Implikasi dalam Pelayanan BK terhadap Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar

Berdasarkan hasil pengolahan data identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik, dapat diketahui bahwa faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang banyak disebabkan oleh faktor intern dan ekstern. Maka peneliti bermaksud untuk membantu guru BK yang mengajar di kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang dalam merencanakan program layanan yang akan diberikan kepada peserta didik yang megalami kesulitan belajar diantaranya yaitu:

1. Layanan Informasi

Layanan informasi merupakan layanan yang dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Adapun materi layanan informasi yang perlu diberikan pada peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar adalah informasi tentang cara belajar yang baik di rumah dan di sekolah, mengembangkan konsep diri yang positif, memberikan informasi tentang bakat dan minat dalam belajar, menanamkan kebiasaan positif dalam belajar dan informasi tentang motivasi belajar. Materi ini diberikan karena peserta didik yang mengalami kesulitan belajar cenderung memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik serta memiliki motivasi belajar yang rendah.

Materi ini perlu diberikan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memahami segala potensi yang dimiliki serta mengarahkan diri pada pengembangan potensi, memahami keadaan yang harus mereka hadapi, tuntutan atau tugas-tugas perkembangan yang harus mereka penuhi serta agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan dan masyarakat, sekolah dan keluarga

2. Layanan Penguasaan Konten

Menurut Prayitno (2004: 301) layanan penguasaan konten adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik (secara individual atau kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Adapun materi layanan penguasaan konten yang dapat diberikan yaitu kiat meringkas materi bacaan, kiat membuat peta konsep atau resume, serta kiat untuk menerapkan keterampilan bertanya yang baik dalam belajar.

3. Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan sangat penting dan sangat berpengaruh untuk diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Pelaksanaan layanan yang lebih pribadi semakin mempererat hubungan emosional antara guru BK dan klien serta memudahkan dalam pengentasan permasalahan yang dialami peserta didik. Layanan konseling perorangan yang dilakukan oleh guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar untuk lebih mengenal dirinya sendiri, kemampuan atau potensi yang dimiliki, sifat atau karakter diri sendiri,

(9)

serta mengenal kebiasaan dan kesenangannya. Guru BK dapat membantu peserta didik yang mengalami kesulitaan belajar untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki, dan mengatasi kesulitan yang dihadapi.

4. Layanan Konseling Kelompok

Menurut Sukardi (2008: 49) pada hakikatnya layanan konseling kelompok adalah suatu proses komunikasi antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil dan mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan guru BK. Komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah salah satunya dengan menggunakan layanan konseling kelompok.

Beberapa kegiatan pendukung yang diberikan oleh guru BK adalah:

1. Aplikasi Instrumentasi

Aplikasi instrumentasi (Prayitno, 2012: 291) merupakan kegiatan menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi tertentu.

Kegiatan dengan menggunakan instrumen yang dapat digunakan yaitu dengan menyelenggarakan AUM dan sosiometri.

Dengan dilakukannya aplikasi instrumentasi, guru BK akan lebih memahami kondisi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan membantu mengentaskan masalah kesulitan belajar peserta didik.

2. Himpunan Data

Himpunan data (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 80) merupakan kegiatan pendukung untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan klien.

Data yang dihimpun atau diperole h melalui aplikasi instrumentasi, dihimpun dalam himp unan data.

Dengan dilakukannya himpunan data, maka guru BK akan memperoleh data dan keterangan yang lebih banyak tentang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

3. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 91) merupakan kegiatan pendukung untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen untuk terentaskannya permasalahan klien melalui kunjungan ke rumah klien. Kunjungan rumah dapat dilakukan sebagai pendalaman dan penanganan lebih lanjut tentang masalah kesulitan belajar peserta didik.

4. Tampilan Kepustakaan

Kegiatan pendukung tampilan kepustakaan membantu klien dalam memperkaya dan memperkuat diri berkenaan dengan permasalahan kesulitan belajar yang dialami dan dibahas bersama guru BK pada khususnya, dan dalam pengembangan diri pada umumnya.

Pemanfaatan tampilan kepustakaan dapat diarahkan oleh guru BK dalam rangka pelaksanaan pelayanan, dan/atau klien secara mandiri mengunjungi perpustakaan untuk mencari dan memanfaatkan sendiri bahan-bahan yang ada di perpustakaan sesuai dengan keperluan.

5. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus (Sukardi dan Kusmawati, 2008: 91) merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang diahadapi klien dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penangan masalah tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan mengenai identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar dan implikasinya dalam layanan BK di kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang. Temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar di kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang berada dalam kategori banyak.

Faktor peyebab kesulitan belajar peserta didik banyak disebabkan oleh faktor intern khususnya dengan faktor psikologis peserta didik

2. Implikasi dalam pelayanan BK terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yaitu dengan membantu guru BK

(10)

yang mengajar di kelas XI Jurusan DKV SMK N 4 Padang dalam merencanakan program layanan yang akan diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Diataranya dengan memberikan layanan informasi, penguasaan konten, dan konseling kelompok. Selain itu juga dapat dilakukan kegiatan pendukung, diantaranya aplikasi instrumentasi, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan dan alih tangan kasus.

SARAN

1. Guru BK, diharapkan guru BK dapat membantu peserta didik yang kesulitan belajar dari faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan belajar.

2. Guru Mata Pelajaran diharapkan lebih memperhatikan setiap peserta didik dalam belajar dan menjalin kerjasama yang baik dengan guru BK.

3. Kepala Sekolah diharapkan agar kepala sekolah dan semua guru secara bersama lebih memperhatikan dan mengawasi peserta didik serta peserta didik dapat menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki dengan optimal.

4. Peserta didik, diharapkan kepada peserta didik untuk lebih memahami faktor penyebab kesulitan belajar yang sedang dialami serta lebih terbuka kepada guru dan orangtua maupun orang terdekat lainnya mengenai keadaan diri.

5. Orangtua, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi orangtua agar lebih memahami faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami anak dan menjalin komunikasi yang efektif dengan anak agar terciptanya suatu keterbukaan anak atas keadaan dirinya kepada orangtua.

6. Pengelola program studi BK, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka mempersiapkan calon guru BK yang memiliki WPKNS (Wawasan, Pengetahuan, Keterampilan, Nilai dan Sikap) serta terampil dalam mengentaskan kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

KEPUSTAKAAN

Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuhu Litera.

Prayitno. 2004. Layanan 1- layanan 9.

Padang: UNP Press.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: PPK BK FIP UNP

Prayitno dan Erman Amti. 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut dan Nila Kusmawati.

2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

guna memaksimalkan penegakan hukum terhadap tindak pidana ini. Dalam tindakan represif Ditreskrimsus Polisi Daerah Riau sebagai penyelidik dan penyidik. Namun di

Apabila berkharakat sukun karena waqaf dan huruf yang mati sebelumnya didahului huruf fatah atau damah, QS.. Berkharakat

pengertian dan hubungan timbal balik dengan media massa dalam rangka.. pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta seimbang (

Perlakuan dosis pupuk anorganik tidak menunjukan beda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tanaman dan kering tanaman, bobot basah

KOMISI A DPRD KOTA YOGYAKARTA SIANG TADI MELAKUKAN PEMANGGILAN TERHADAP PIHAK – PIHAK YANG TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN WARGA RW O KANTHIL REJO YANG KEMARIN. MENDATANGI DPRD

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 68,8% mendapatkan dukungan keluarga baik , 25,7 % mendapat dukungan keluarga cukup, dan 5,5 % pasien mendapat dukungan keluarga

Harga gas alam di dalam negeri mempunyai kecenderungan untuk meningkat, oleh karenanya teknologi yang disarankan untuk mengolah bijih besi Indonesia adalah

Lewat Program-programnya diharapkan PLS mampu memberikan kontribusi dalam melahirkan generasi unggul yang siap untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mempunyai wibawa