• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA KOINOBORI BAGI MASYARAKAT JEPANG KERTAS KARYA. Dikerjakan VENANSIUS EKA JUNAIDI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKNA KOINOBORI BAGI MASYARAKAT JEPANG KERTAS KARYA. Dikerjakan VENANSIUS EKA JUNAIDI NIM :"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA KOINOBORI BAGI MASYARAKAT JEPANG

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O

L

E

H

VENANSIUS EKA JUNAIDI

NIM : 132203025

PROGRAM STUDI DIII BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2018

(2)

MAKNA KOINOBIRO BAGI MASYARAKAT JEPANG

Kertas Karya ini diajukan kepada panitia ujian program pendidikan non-gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi

Bahasa Jepang.

Dikerjakan Oleh:

VENANSIUS EKA JUNAIDI NIM : 132203025

Pembimbing

Nelvita, SS., M.Hum

NIP. 198411032015042001

(3)

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan, Untuk melengkap salah satu syarat ujian Diploma III dalam Bidang Studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal :

Hari :

Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(4)

Dr. Budi Agustono, M.S

NIP: 196008051987031001

Panitia Tugas Akhir :

No. Nama Tanda Tangan 1. Drs. Nandi ( ) 2. Zulnaidi, SS., M.HUM ( ) 3. Nelvita, SS., M.HUM ( ) Disetujui oleh :

Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, 25 Januari 2018

Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt.

NIP. 197212281999032001

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, Atas Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini yang berjudul “ Fungsi Alat Musik Tradisional Taiko Dalam Masyarakat Jepang “.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun material. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr.Diah Syafitri Handayani, M. Litt. Selaku Ketua Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nelvita. SS.M.Hum. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

4. kepada Ibu terkasih H. Simorangkir atas semua doa, dukungan moril dan material yang diberikan kepada penulis. Kepada Ayah terkasih S.

Simarmata.

5. Kepada seluruh Dosen dan Staf Pengajar Jurusan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

(6)

6. Kepada seluruh teman-teman yang selama ini telah bersama-sama menjalani kehidupan semasa perkuliahan.

Medan, january 2018

VENANSIUS EKA NIM : 132203025

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul...1

1.2 Tujuan Penulisan...2

1.3 Batasan Masalah...2

1.4 Metode Penulisan...3

BAB II GAMBARAN UMUM KOINOBORI 2.1 Sejarah Koinobori...4

2.2 Jenis-Jenis Koinobori...7

2.2.1 Koinobori Hitam (Magoi)...7

2.2.2 Koinobori Merah (Higoi)...7

2.2.3 Koinobori Biru dan Hijau...8

2.3 Metode Pembuatan Koinobori...8

BAB III MAKNA KOINOBORI BAGI MASYAKAT JEPANG 3.1 Bagian-Bagian Koinobori dan Maknanya...11

3.2 Perkembangan Koinobori di Jepang...13

3.3 Tempat-Tempat Perayaan Koinobori...14

3.3.1 Festival Koinobori Tsuetate Onsen...14

3.3.2 Festival Koinobori Tatebayashi...14

3.3.3 Festival Koinobori Tokyo Tower...14

3.3.4 Koinobori Festa 1000 Takatsuki...15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan dan Saran... ...18 LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal maju dalam berbagai bidang, teknologi, ilmu pengetahuan, pariwisata, dan budaya. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya dipengaruhi pula oleh kebudayaan bangsa-bangsa di dataran Asia lainnya seperti China, Korea, Mongol, dan sebagainya.

Salah satu budaya di Jepang yang masih dilaksanakan pada saat ini adalah pengibaran Koinobori. Koinobori (こいのぼり, 鯉 の ぼ り , atau 鯉 幟 (bendera koi) adalah bendera berbentuk ikan koi yang dikibarkan di rumah-rumah di Jepang oleh orang tua yang memiliki anak laki-laki. Pengibaran koinobori dilakukan untuk menyambut perayaan Tango no Sekku. Biasanya bendera koi biasanya berwarna hitam, merah, biru dan hijau.

Tango no Sekku jatuh pada tanggal 5 bulan 5 ketika Asia Timur sedang musim hujan. Orang tua yang memiliki anak laki- laki mengibarkan koinobori hingga hari Tango no Sekku untuk mendoakan agar anak laki-lakinya menjadi orang dewasa yang sukses. Setelah Jepang memakai kalender Masehi, koinobori dikibarkan hingga Hari Anak-anak(こ ど も の 日). Koinobori

(9)

yang tertiup angin telah menjadi simbol perayaan Hari Anak-anak.

Kalau zaman dahulu koinobori berkibar di tengah musim hujan, koinobori biasanya sekarang mengingatkan orang Jepang tentang langit biru yang cerah di akhir musim semi.

Hingga saat ini, koinobori tetap menjadi perayaan tahunan yang meriah. Festival ini terjadi pada waktu yang bersamaan dengan golden week sehingga suasana yang tercipta selalu meriah dan menyenangkan. Perayaan ini merupakan ritual syukuran dalam rangka merayakan pertumbuhan kesehatan anak laki- laki dengan harapan agar mereka tumbuh dan berkembang dengan baik.

Dihalaman rumah biasanya akan dikibarkan koinobori, ikan koi digantung menghadap keatas, seperti ikan mas yang berjuang memanjat tebing air terjun agar dapat sampai di hilir. Setiap bagian-bagian dari koinobori memiliki makna tersendiri, seperti koinobori hitam yang melambangkan ayah dan koinobori biru yang melambangkan ibu.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberitahukan sejarah koinobori bagi pembaca.

2. Untuk mengenalkan jenis-jenis koinobori dan cara pembuatannya 3. Agar pembaca mengetahui makna koinobori.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis memfokuskan penulisannya mengenai makna penggunaan koinobori bagi masyarakat Jepang. Di dalamnya

(10)

membahas tentang sejarah koinobori, bagian-bagiannya, jenis-jenisnya, dan tempat-tempat pengibaran koinobori yang terkenal.

Kemudian untuk memperjelas pembahasan, maka penulis menjelaskan juga penggunaan koinobori bagi masyarakat jepang untuk mengetahui Makna Koinobori Bagi Masyarakat Jepang.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), yakni dengan cara memanfaatkan sumber - sumber bacaan yang ada sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, kemudian penulis merangkum dan mendeskripsikan kedalam kertas karya ini. Penulis juga memanfaatkan informasi teknologi internet sebagai referensi tambahan yang di ambil dari laman sesawang yang terkait dengan tema yang dibahas.

(11)

BAB II

GAMBARAN UMUM KOINOBORI

2.1 Sejarah Koinobori

Koinobori ( 鯉のぼり ), yaitu sejenis bendera berbentuk ikan koi berwarna hitam, merah, biru atau hijau. Koinobori ( 鯉のぼり ) berasal dari kata “ koi notaki nobori “. Menurut mitos yang berkembang di China, zaman dahulu ikan koi dipercaya sebagai ikan yang paling kuat. Mereka percaya bahwa ikan koi dapat mendaki air terjun, dan ikan koi yang berhasil mendaki air terjun akan berubah menjadi naga. Oleh karena itu, koi yang berhasil menaiki air terjun dijadikan simbol kesuksesan dalam hidup. Lalu kepercayaan itu pun mulai masuk dan berkembang di Jepang.

Tradisi pengibaran koinobori di halaman rumah dimulai oleh kalangan samurai pada pertengahan zaman Edo. Mereka memiliki tradisi merayakan Tango no Sekku dengan memajang peralatan bela diri, seperti yoroi, kabuto, dan boneka samurai. Selain itu, mereka membuat koinobori dari kertas, kain, atau kain bekas yang dijahit dan digambari ikan koi dengan menggunakan tinta. Koinobori dibuat agar bisa berkibar dan menggelembung bila tertiup angin. Setelah zaman samurai berakhir, tradisi mengibarkan bendera ikan koi saat hari anak-anak ini terus berlanjut.

Pada awalnya, orang Jepang hanya mengibarkan koinobori berwarna hitam yang disebut magoi ( 真 鯉 ). Sebagai hiasan yang dibuat untuk meramaikan perayaan, koinobori warna lain juga berangsur-angsur mulai dibuat, dan

(12)

semuanya melambangkan anak laki-laki dalam keluarga. Sejak zaman Meiji, koinobori berwarna merah yang disebut higoi ( 緋 鯉 ) mulai dikibarkan untuk menemani koinobori berwarna hitam. Tradisi pengibaran koinobori biru dimulai sejak zaman Showa. Ukuran koinobori biru (kogoi, 子 鯉 ) lebih kecil dari koinobori merah atau hitam, dan melambangkan anak koi. Pada masa festival koinobori , dirumah keluarga yang memiliki anak laki-laki terdapat tradisi memajang replika yoroi (baju zirah Jepang) dan kabuto (helm samurai). Peralatan perang seperti yoroi dan kabuto dipajang karena dipercaya dapat melindungi anak laki-laki dari bencana.

Walaupun dirayakan sebagai hari Anak-anak, perayaan ini lebih ditekankan kepada anak laki-laki dan biasanya keluarga yang memiliki anak laki-laki akan melakukan berbagai persiapan seperti memajang boneka musha ningyo (boneka pahlawan perang), replika yoroi (pakaian ksatria zaman dulu), dan kabuto (helm samurai) di dalam rumah. Kabuto, Yoroi, dan tokoh Kintaro digunakan sebagai symbol harapan anak laki-laki yang sehat dan kuat.

Selain itu di dalam rumah juga di pajang boneka dari tokoh pahlawan atau ksatria Jepang yaitu Kintaro. Kintaro adalah nama panggilan sewaktu kecil dari Sakata no Kintoki, seorang pahlawan di era Heian, anak buah dari seorang samurai bernama Minamoto no Raikou. Kintaro terkenal akan kekuatannya, dan cerita Kintaro dikaitkan dengan perayaan hari anak laki-laki di Jepang. Kintaro dijadikan tema boneka bulan 5 (五月 人形) yang dipajang untuk merayakan hari anak-anak. Orang tua yang memajang boneka Kintaro berharap anak laki-lakinya tumbuh sehat, kuat, dan berani

(13)

seperti Kintaro. Selain itu Kintaro sering digambarkan menunggang ikan Koi pada Koinobori.

Di halaman rumah mereka akan memancang koinobori, semacam bendera atau pun umbul-umbul yang umumnya berupa 3 ikan koi. Ikan koi ini digantung menghadap ke atas, seperti ikan mas yang berjuang memanjat tebing air terjun agar dapat sampai di hilir.

Di rumah, mereka menikmati kue tradisional seperti chimaki, kue kukus dari kacang merah berbalut daun bambu serta kue kashiwamochi, bola ketan yang berisi selai kacang merah yang dibungkus dengan daun pohon ek. Semua kue tersebut melambangkan kekuatan. Mereka juga membuat dan menyantap takenako zushi (nasi yang dicampur dengan irisan rebung berbumbu) disertai minuman sake dari bunga iris. Bunga iris ini dikenal sebagai tanaman obat dengan kekuatan ajaib yang diyakini dapat menghalau dan mencegah kekuatan jahat.

Zaman Edo merupakan zaman keemasan di mana kebudayaan tradisional Jepang bertumbuh dan mengakar kuat. Perekonomian rakyat yang membaik memungkinkan mereka mengapresiasi seni dengan sangat baik. Berbagai ritual dengan hiasan seni tingkat tinggi pun mewarnai masa-masa ini. Pada pertengahan zaman Edo (1600-1867), terdapat kebiasaan di kalangan keluarga samurai untuk mempertunjukkan kebanggaan akan kehadiran bayi laki-laki di keluarga mereka dengan memancangkan umbul-umbul koinobori di halaman rumah dan gambar kuda di depan pintu masuk. Kebiasaan itu menjadi perlambang gengsi dan harkat

(14)

keluarga ini kemudian dicontoh oleh rakyat biasa. Pemancangan umbul- umbul koinobori, menjadi simbol penghargaan agar sang anak tumbuh baik dan sukses di tempat apapun ia akan berkarier kelak. Pemikiran mengibarkan koinobori di langit biru sebagai wujud harapan suksesnya pertumbuhan anak laki-laki, merupakan kepekaan khas yang dimilki orang.

Selain di halaman rumah, Koinobori juga bisa dikibarkan di ketinggian gedung-gedung, di atas sungai, di atas pohon, bahkan di area pegunungan Jepang.

Tentu hal ini menjadi pemandangan yang indah di langit Jepang

Pada 1931, pencipta lagu Miyako Kondo menulis lagu berjudul "Koinobori".

Dalam lirik lagu tersebut, koinobori yang besar dan berwarna hitam adalah bapak koi dan koinobori warna lain yang lebih kecil adalah anak-anak koi. Konsep dari lirik lagu tersebut diterima secara luas di tengah rakyat yang sedang di bawah pemerintahan militer. Seusai Perang Dunia II, peran wanita makin penting, dan koinobori warna merah dipakai untuk melambangkan ibu koi. Satu set koinobori akhirnya secara lengkap melambangkan keluarga yang utuh: bapak, ibu, dan putra-putrinya. Hingga kini, lagu "Koinobori" ciptaan Miyako Kondo tetap dinyanyikan anak-anak, namun liriknya tetap sama seperti ketika diciptakan pada tahun 1931.

Jenis – Jenis Koinobori

2.2.1 Koinobori Berwarna Hitam (magoi)

Pada awalnya koinobori yang dikibarkan adalah koinobori berwarna hitam atau yang disebut magoi. Koinobori berwarna

(15)

hitam yang melambangkan ayah yang bertanggungjawab pada keluarganya dikibarkan di bawah fukinagashi.

2.2.2 Koinobori Berwarna Merah (higoi)

Pada zaman Meiji pengibaran Koinobori merah mulai dilakukan untuk menemani Koinobori hitam, ukuran higoi biasanya lebih kecil dibandingkan magoi. Pada zaman sekarang koinobori merah melambangkan ibu yang memiliki jiwa penyemangat serta cinta lahir dan batin dalam menjaga keluarga.

2.2.3 Koinobori Berwarna Biru dan Hijau

Tradisi pengibaran koinobori biru dimulai sejak zaman Showa. Ukuran koinobori biru (kogoi, 子鯉) lebih kecil dari koinobori merah atau hitam, dan melambangkan putra sulung dalam keluarga. Dan koinobori berwarna hijau melambangkan putra kedua.

Pada zaman sekarang sering dijumpai koinobori warna hijau dan oranye yang dimasudkan sebagai anak-anak koi.

Di beberapa tempat di Jepang, koinobori bukan saja milik anak laki-laki. Koinobori yang melambangkan adanya anak perempuan dalam keluarga juga ingin ikut dikibarkan.

Tersedianya koinobori warna cerah seperti oranye kemungkinan ditujukan untuk keluarga yang memiliki anak perempuan.

2.2 Metode Pembuatan Koinobori

(16)

Pada awalnya koinobori atau umbul-umbul ikan koi dibuat dari kertas atau kain dankemudian dilukis dengan tangan. Sesuai dengan kemajuan tekonologi, lama kelamaan bahan dasar untuk membuat koinobori digunakan kertas minyak dan benang yang tidak mudah putus. Sekarang Koinobori dibuat dari nilon. Dan kebiasaan membuat koinobori dari nilon dimulai pada tahun 1957.

Namun banyak juga yang membuat koinobori menjadi hiasan- hiasan kecil dengan menggunakan kertas, berikut ini penulis akan memaparkan cara pembuatan koinobori dari kertas :

1) Dalam 3-4 warna, potong beberapa lingkaran kertas tisu, berdiameter sekitar

1,5 inch, lalu potong keduanya menjadi setengah lingkaran. Letakkan potongan pita dua sisi di bagian bawah gulungan Anda. Mulai letakkan ujung lurus masing-masing lingkaran setengah pada pita sisi ganda, tumpang tindih sedikit sehingga tidak ada pertunjukan gulung di bawahnya. Pastikan ujung lengkung lingkaran setengah menggantung dari gulungan sehingga tidak terpasang. Ujung ini akan menjadi ekor ikan. Lengkapi sepanjang jalan.

2) Tinggalkan celah 5cm dan letakkan potongan pita dua sisi lainnya di seputar gulungan, ulangi dengan lingkaran setengah. Tata warna tidak terlalu penting, lakukan saja yang bagus. Potongan pita harus tumpang tindih dengan sedikit yang adil dan tidak semua ujungnya akan direkam. Tinggalkan pitanya.

Lapisan berikutnya harus menutupi pita.

(17)

3) Ulangi sampai ke puncak, pastikan untuk menyelesaikan rekaman dan setengah lingkaran di bagian atas gulungan. Ini adalah kepala. Pada titik ini, jika ada setengah lingkaran yang masih menempel, gunakan pita dua sisi untuk menempelkannya.

4) Potong lingkaran dengan kertas putih (berdiameter sekitar 1 inci) lalu gunakan spidol hitam untuk menggambar lingkaran besar di dalam mata. Gunakan pita dua sisi untuk menempel di sisi kepala.

5) Potong potongan kertas tisu menggunakan warna yang sama dengan lingkaran setengah pita. Di ujung ekor, dengan hati-hati letakkan selembar pita dua sisi dibagian dalam gulungan. Satu per satu, tempelkan selembar kertas tisu ke kaset itu, terus sampai bersih sampai tertutup.

6) Potong ujung apapun jika perlu sehingga panjangnya sama. Ulangi langkah 1- 6 untuk membuat dua ikan mas lagi.

7) Potong tiga potong benang sekitar 7 inci panjangnya. Simpul ganda masing- masing ke paku dinding, pastikan ujungnya rata.

8) Di sisi kepala, letakkan selembar pita dua sisi di dalam gulungan, di depan mata. Mulailah dengan benang tersampir atas paku dinding dan kencangkan ujung yang longgar ke kaset di dalam gulungan. Jika Anda berencana mengayunkan koinobori ini ke sekitar, gunakan lem panas sebagai gantinya, atau letakkan selotip lain di atas benang itu.

9) Ulangi di sisi berlawanan, tepat di belakang mata. Ulangi untuk kedua ikan mas berikutnya.

(18)

BAB III

3.1 Bagian – Bagian Koinobori dan Maknanya

Satu set koinobori terdiri dari ryūdama, yaguruma, fukinagashi, dan bendera- bendera ikan koi. Berikut penulis akan menjabarkan bagian- bagiannya serta maknanya :

1. Ryūdama (bola naga)

Bola naga yang bisa berputar dipasang di ujung paling atas tiang tempat mengibarkan koinobori. Ryūdama berputar mengikuti arah angin. Ryūdama dipercaya sebagai pengusir arwah jahat.

2. Yaguruma

Roda berjari-jari anak panah yang dipasang di bawah ryūdama.

Sama seperti Ryūdama , yagaruma juga dipercaya mampu mengusir arwah jahat.

3. Fukiganashi

Sarung angin berhiaskan panji-panji lima warna (biru, merah, kuning, putih, dan hitam) atau gambar ikan koi. Fukinagashi melambangkan 5 unsur (kayu, api, air, tanah, dan logam), dan dipercaya sebagai penangkal segala penyakit. Fukuganashi berbentuk hamper sama dengan umbul-umbul ikan koi, memanjang dengan garis-garis warna disepanjang selongsongnya dan memiliki arti sebagai simbol keluarga.

(19)

4. Koinobori hitam (magoi)

Koinobori berwarna hitam yang

melambangkan ayah dikibarkan di bawah fukinagashi. Makna kedudukan tertinggi yang terkandung dalam warna hitam pada koinobori, sesuai dengan makna pertahanan dan keberuntungan dalam Goshiki. Karena dalam analisis penulis, untuk mencapai kedudukan tertinggi itu diperlukan faktor lain dari diri seseorang di luar kemampuannya, hal tersebut adalah keberuntungan.

Berikut akan dilihat makna yang paling dominan dimiliki warna hitam dalam budaya Jepang.

5. Koinobori merah (higoi)

Koinobori merah dikibarkan dibawah koinobori hitam, dengan ukuran yang lebih kecil. Pada zaman sekarang, koinobori merah melambangkan ibu, dengan makna memiliki jiwa penyemangat dan memiliki cinta lahir maupun batin untuk mengurusi keluarga baik itu ayah ataupun anak laki-laki mereka.

6. Koinobori biru dan hijau

Koinobori biru melambangkan putra sulung, dan koinobori hijau melambangkan putra kedua. Bagi bangsa Jepang, hijau adalah warna yang melambangkan kesopanan. Dahulu bangsa Jepang kerap menggunakan huruf kanji aoi( 青い ) yang berarti biru daripada midori (緑) yang berarti hijau

(20)

untuk mengungkapkan warna hijau, sebab mereka tidak membedakan warna hijau dan biru.

Dengan kata lain, kedua warna tersebut dianggap sama. Makna simbolis warna hijau adalah dedaunan dan hutan karena warna ini banyak terdapat di alam. Biru adalah warna yang menenangkan dan banyak terdapat di alam, seperti warna langit dan warna air laut. Dengan kata lain makna simbolis warna biru adalah langit dan air laut. Banyaknya koinobori yang di pasang sama dengan jumlah anggota keluarga yang ada di dalam rumah tersebut.

3.2 Perkembangan Koinobori di Jepang

Pada umumnya koinobori ( 鯉の ぼり ) hanyalah salah satu simbol dari perayaan Kodomo no Hi ( 子どもの日) yaitu pada bulan April. Pada zaman sekarang sering dijumpai koinobori warna hijau dan oranye yang dimasudkan sebagai anak-anak koi.

Di beberapa tempat di Jepang, koinobori bukan saja milik anak laki-laki. Koinobori yang melambangkan adanya anak perempuan dalam keluarga juga ingin ikut dikibarkan.

Tersedianya koinobori warna cerah seperti oranye kemungkinan ditujukan untuk keluarga yang memiliki anak perempuan.

Hingga saat ini, koinobori tetap menjadi perayaan tahunan yang meriah.

Festival ini terjadi pada waktu yang bersamaan dengan golden week sehingga suasana yang tercipta selalu meriah dan menyenangkan. Salah satu daerah yang

(21)

menjadi pusat perayaan koinobori terkenal di Jepang adalah kawasan sungai Sagamihara yang berjarak 2 jam dari kota Tokyo. Area ini selalu ramai dihadiri pengunjung yang merayakan festival tersebut. Ada beragam hiasan bendera ikan koi yang dikibarkan menambah semarak suasana. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati aneka jajanan tradisional Jepang yang bisa didapatkan melalui para penjaja makanan yang memanfaatkan acara tersebut untuk mengais rejeki.

Berkibarnya Koinobori, lambang perayaan hari anak laki - laki di Jepang sudah menjadi pemandangan langka di kota-kota besar di Jepang. Makin sedikitnya keluarga di Jepang yang memiliki anak kecil mungkin menjadi penyebabnya. Selain itu, penduduk kota besar tidak lagi tinggal di kompleks perumahan, melainkan di apartemen (mansion) yang tidak memiliki halaman untuk mengibarkan koinobori.

3.3 Tempat – Tempat Perayaan Koinobori di Jepang

Ada beberapa tempat di Jepang yang popular sebagai tempat festival koinobori yaitu :

3.3.1 Fest ival Koinobori Tsuetate, Prefektur Kumamoto

Ada sekitar 3.500 bendera koinobori yang mela yang-layang di atas sungai Tsuetate dalam fest ival yang berlangsung dari awal April hingga minggu pertama bulan Mei. Fest ival ini sudah menjadi kegiatan rutin tahunan selama lebih dari 30 tahun. Pengunjung juga bisa menik mat i indahnya warna-warni bendera koinobori yang berpadu

(22)

dengan pemandangan sungai dibawahnya. Informasi tanggal : awa l April hingga minggu pertama Mei.

3.3.2 Fest ival Koinobori Tatebayashi, Prefektur Gunma

Ada lebih dari 5.000 bendera koinobori yang menghiasi fest ival ini. Jumlah yang sangat banyak, bukan? Bendera -bendera koinobori in i tersebar di 5 tempat penyelenggaraan fest ival, yaitu Sungai Tsuruuda, Taman Tsutsujigaoka, Sungai Morinji, Taman Ko ndonuma, dan Tama n Tataranuma.

Di sepanjang Sungai Tsuruuda yang menjadi tempat utama penyelenggaraan fest ival berjajar poho n-pohon sakura, jadi jika datang saat bunga sakura di sini sedang mekar, Anda akan menemuka n pemandangan warna-warni bendera koinobori dan bunga sakura yang sangat menakjubkan. Informasi Tanggal: akhir Maret – awal Mei.

3.3.3 Fest ival Koinobori Tokyo Tower, Tokyo

Jika Anda mengunjungi Tokyo Tower antara awal April hingga awa l Mei, Anda akan mendapat i bagian depan pintu masuk utama menara in i dihiasi o leh 333 bendera koinobori dan 1 bendera sanmanobori (ika n sauri pasifik) berukuran besar sekitar 6 meter. Jumlah bendera koinobori yang sebanyak 333 melambangkan tinggi Tokyo Tower, yait u 333 m. Informasi Tanggal: 5 April – 7 Mei.

(23)

3.3.4 Koinobori Festa 1000, Takatsuki, Osaka

Osaka juga memiliki fest ival koinobori, yaitu “Koinobori Festa 1000” yang berlangsung di Taman Akutagawa Sakurazutsumi, Takatsuki. Ada 1000 bendera koinobori yang menghiasi taman in i yang me layang-la yang tertiup angin. Jika Anda kebetulan ada d i Osaka antara akhir April hinggal awal Mei, Anda bisa mengunjung i fest ival yang satu ini. Informasi Tanggal: 25 April – 6 Mei.

Selain beberapa tempat diatas, terdapat beberapa tempat lain yang merupakan tempat pembuatan maupun tempat pengibara n koinobori yaitu :

a. Kazo, Prefektur Saitama

Kazo dikenal sebagai pusat kerajinan koinobori sejak sebelum Perang Dunia II. Di kota ini setiap tahun pada bulan Mei dikibarkan koinobori berukuran raksasa. Tradisi ini dimulai sejak tahun 1988 dengan mengibarkan koinobori berukuran panjang 100 m dan berat 600 kg.

b. Tsuetate Onsen, Oguni, Prefektur Kumamoto

Dari April hingga awal Mei, ryokan yang terletak di lembah Sungai Tsuetate mengibarkan lebih dari 3.500 koinobori. Dan festival ini telah dilaksanakan lebih dari 30 tahun.

c. Ino, Distrik Agawa, Prefektur Kōchi

(24)

Setiap awal Mei, koinobori dari washi dipasang di aliran Sungai Niyodo.

Koinobori dari washi tidak sobek walaupun basah terkena air sungai.

d. Kanazawa, Prefektur Ishikawa

Acara tahunan berupa pemasangan dua ratus koinobori di tengah aliran Sungai Asano, Kanazawa

e. Suzu, Prefektur Ishikawa

Setiap awal Mei, ratusan koinobori dikibarkan di atas Sungai Ōtani.

f. Shimanto, Distrik Takaoka, Prefektur Kōchi

Setiap akhir April hingga awal Mei, sekitar 500 koinobori dipasang di tengah aliran Sungai Shimanto.

Festival Koinobori di 5 lokasi dari akhir Maret hingga pertengahan Mei. Jumlah koinobori yang dikibarkan di Tatebayashi tercatat sebagai terbanyak di dunia (lebih dari 5.000 koinobori).

Pada Mei 2005, festival ini mengibarkan sejumlah 5.283 koinobori, dan tercatat dalam Guinness World Records.

(25)

BAB IV

4.1 Kesimpulan

1. Koinobori adalah bendera berbentuk ikan koi yang dikibarkan di rumah- rumah di Jepang oleh orang tua yang memiliki anak laki-laki. Pengibaran koinobori dilakukan untuk menyambut perayaan Tango no Sekku, yang dirayakan setiap tanggal 5 Mei.

2. Pada awalnya koinobori berwarna hitam (migoi) , tetapi pada zaman Meiji koinobori merah (higoi) mulai dikibarkan, disusul oleh koinobori biru dan hijau serta koinobori warna oranye dan warna-warna cerah lainnya.

3. Makna dari setiap bagian koinobori adalah : Ryūdama dan Yaguruma dipercaya sebagai pengusir roh jahat. Sedangkan Fukuganashi dipercaya sebagai penangkal penyakit. Koinobori hitam (magoi) sebagai sosok ayah, koinobori merah (higoi) sebagai sosok ibu, koinobori biru sebagai anak sulung laki-laki dan koinobori hijau sebagai anak kedua laki-laki serta koinobori oranye dan warna cerah lainnya sebagai anak perempuan

4. Pada awal pembuatannya koinobori dibuat dengan menggunakan kertas atau kain yang dilukis dengan lukisan ikan koi, namun seiring berjalannya waktu koinobori dibuat menggunakan kertas minyak dan benang yang tidak mudah putus, terkadang dapat juga kita jumpai koinobori yang terbuat dari benang nilon

5. Berkibarnya koinobori sebagai lambang perayaan anak di Jepang sudah menjadi pemandangan langka di kota-kota besar, karena semakin sedikit keluarga yang memiliki anak kecil dan keterbatasan lahan dikota yang membuat masyarakat tidak memiliki lahan untuk mengibarkan koinobori.

(26)

4.2 Saran

Penggunaan koinobori sebagai salah satu lambang perayaan yang sudah dilaksanakan pada saat zaman leluhurg seharusnya dapat dijaga dan dikembangkan. Seperti yang kita ketahui perayaan koinobori mampu memancing minat wisatawan yang akan semakin mengenal Jepang. Melalui koinobori masyarakat Jepang maupun luar mengerti makna dari filosofi bagian-bagian koinobori, jadi selayaknya pengadaan koinobori di kota-kota semakin digalakkan.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Koinobori

https://www.infojepang.net/event/festival-koinobori/

http://www.koinobori-japan.jp/koinobori.html

https://himabajaupi.wordpress.com/2016/05/20/koinobori/

http://gate-jp.com/4-tempat-terbaik-untuk-menikmati-festival-koinobori/

(28)

ABSTRAK

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak budaya unik. Uniknya kebudayaan Jepang biasanya dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa Asia disekitarnya, seperti Cina, Korea, Mongol dan lainnya. Di Jepang banyak terdapat perayaan seperti perayaan hari kedewasaan, tahun baru, perayaan hari anak, dan sebagainya. Banyaknya perayaan membuat Jepang memiliki peralatan khusus untuk menyambut perayaan tersebut, salah satunya adalah koinobori.

Koinobori adalah adalah bendera berbentuk ikan koi yang dikibarkan di rumah-rumah di Jepang oleh orang tua yang memiliki anak laki-laki pada perayaan hari anak di Jepang. Biasanya koinobori akan digantung keatas seperti ikan mas yang sedang memanjat tebing air terjun. Menurut mitos yang berkembang di China, zaman dahulu ikan koi dipercaya sebagai ikan yang paling kuat. Mereka percaya bahwa ikan koi dapat mendaki air terjun, dan ikan koi yang berhasil mendaki air terjun akan berubah menjadi naga. Oleh karena itu, koi yang berhasil menaiki air terjun dijadikan simbol kesuksesan dalam hidup. Lalu kepercayaan itu pun mulai masuk dan berkembang di Jepang.

Tradisi pengibaran koinobori di halaman rumah dimulai oleh kalangan samurai pada pertengahan zaman Edo. Mereka memiliki tradisi merayakan Tango no Sekku dengan memajang peralatan bela diri, seperti yoroi, kabuto, dan boneka samurai. Selain itu, mereka

(29)

membuat koinobori dari kertas, kain, atau kain bekas yang dijahit dan digambari ikan koi dengan menggunakan tinta.

Satu set koinobori memiliki bagian-bagian yang mempunya makna pada masing-masing bagiannya, pada bagian paling atas koinobori ada ryūdama dibawahnya terdapat yagaruma yang dipercaya bias mengusir roh jahat, selanjutnya ada fukiganashi yang dipercaya dapat menangkal penyakit. Lalu ada magoi (koinobori warna hitam) yang melambangkan ayah, dibawahnya higoi (koinobori merah) yang melambangkan ibu, selanjutnya koinobori biru yang melambangkan anak laki-laki sulung dan koinobori hijau yang melambangkan anak laki-laki kedua. Dan zaman sekarang ada juga koinobori berwarna oranya maupun warna cerah lainnya yang melambangkan anak perempuan. Ukuran koinobori semakin kebawah semakin kecil.

Tetapi seiring perkembangan zaman pengibaran koinobori dikota-kota besar semakin langka, semakin berkurangnya keluarga yang memiliki anak di Jepang menjadi factor utamanya, selain itu kurangnya lahan di perkotaan yang membuat masyarakat tidak dapat mengibarkan koinobori. Untuk menikmati perayaan koinobori banyak orang yang pergi ke desa-desa.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan PKPA di rumah sakit yang dilakukan yaitu melihat peran apoteker dalam mengelola perbekalan farmasi yang meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan,

Sementara dilihat dari kemampuan pengelolaan pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh guru, dapat diformulasikan beberapa hal yaitu: (1) guru masih sering

termasuk tanaman hias yang cukup berhasil dalam menurunkan kadar CO, Oleh karena itu kali ini peneliti akan mencoba enam kultivar dari S. trifasciata yang biasanya

Demfarm seluas 4 ha, dengan pengelolaan tanaman berdasarkan konsep PTT kedelai menggunakan varietas Anjasmoro,Gema, Sinabung dan Argomulyo dilaksanakan di lahan lebak

kehilangan statusnya sebagai BUT, disyaratkan adanya permohonan WP yang dilampiri dokumen yang mendukung bahwa BUT tersebut tidak. memenuhi syarat lagi untuk dapat digolongkan

kemampuannya. Geogebra digunakan sebagai alat visualisasi dan komputasi. Terdapat visualisasi yang disediakan guru di LKPD sebagai landasan untuk membangun pengetahuan baru

Banyak sih yang pasti pertama dari SDMnya ya karena kita tahu bahwa sifat orang berbeda-beda ada mudika dengan sifat yang bisa membagi waktu antara belajar atau bekerja

masyarakat Bugis di Kecamatan Sinjai Selatan ditentukan berdasarkan strata sosial, namun strata sosial disini tidak hanya disebabkan oleh karena ia keturunan