• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INFLUENCER MARKETING DAN MARKETPLACE KNOWLEDGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE TRAVELOKA EATS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH INFLUENCER MARKETING DAN MARKETPLACE KNOWLEDGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE TRAVELOKA EATS"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH INFLUENCER MARKETING DAN MARKETPLACE KNOWLEDGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ONLINE TRAVELOKA EATS. SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Disusun Oleh:. Haryany Trifena Girsang 160907010. PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Influencer Marketing Dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian“ . Tujuan penelitian ini guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk bisa menyelesaikan pendidikan pada Program studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Dalam penyususnan skripsi ini penulis menyadari banyak melalui kesulitan, namun karena adanya perhatian, bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos , M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekertaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) 4. Bapak Nana Dyki Dirbawanto, SE, MAB selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 5. Ibu Siswati Saragih S.Sos, M.Sp dan Bapak Ahmad Farid S.H selaku pegawai pendidikan Program Ilmu Administrasi Bisnis. 6. Seluruh staf pengajar dan Dosen di Program Sudi Ilmu Administrasi Bisnis, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis. 7. Kepada kedua orangtua tercinta yang selalu memberi perhatian,semangat, motivasi, dan dukungan moril maupun materiil serta senantiasa memberikan doa yang terbaik pada penulis dan juga pada abang dan adik penulis yang selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepada geng rebab yaitu Novy, Fena, Sri, Sani dan Ranika selaku teman serta sahabat yang telah membantu penulis ketika membutuhkan bantuan, dan selalu mendukung serta menyemangati dengan sepenuh hati. 9. Kepada Kristina, Reyhan, Naomi selaku teman sekaligus sahabat sedari SMP sampai sekarang yang memberikan semangat, hiburan dan dukungan serta bersedia membantu kapan saja. 10. Seluruh teman-teman Ilmu Administrasi Bisnis 2016 B yang memenuhi harihari selama masa perkuliahan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) Pengaruh Marketing Influencer dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats Nama Nim Program Studi Fakultas Dosen Pembimbing. : Haryany Trifena Girsang : 16090701 : Ilmu Administrasi Bisnis : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Nana Dyki Dirbawanto, SE, MBA. ABSTRAK Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat, salah satunyacara pemasaran yang menggunakan influencer. Penggunaan influencer sebagai sarana untuk membantu pemasaran sebuah produk atau jasa yang telah menjadi pilihan yang digemari oleh banyak perusahaan. Traveloka Eats memperkenalkan berbagai penawaran baik itu voucher, ataupun cashback restoran dengan memanfaatkan jasa pemasaran influencer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruhInfluencer Marketing dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats. Hubungan antara Influencer Marketing dan Marketplace Knowledgesecara parsial dan simultan terhadapKeputusan Pembelian Online Traveloka Eats. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Traveloka Eats di Kota Medan yang pernah memesan makanan dan telah mengikuti campaignt serta menggunakan voucher pada aplikasi Traveloka Eats. Sampel yang diambil menggunakan rumus untuk jumlah populasi yang tidak diketahui dengan hasil sebanyak 96 responden dengan teknik pengambilan sampel nonprobability sampling dengan pendekatan Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kusioner online melalui google form kepada responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Influencer Marketing memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Marketplace Knowledgedibuktikan dengan uji signifikan parsial (uji t) dengan nilai signifikan yang diperoleh 0,00<0,05 dan nilai thitung 5,699 > ttabel 1,661. Dan bahwa Marketplace Knowledgememiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats. dibuktikan dengan hasil uji signifikan (uji t) yang diperoleh 0,00<0,05 dan nilai thitung 5,29 > ttabel 1,661. Berdasarkan perhitungan dengan koefisien determinasi diperoleh nilai R Square sebesar 0,502 yang menunjukan bahwa Influencer Marketing dan variabel Marketplace Knowledge memiliki pengaruh secara simultan sebesar 50,2% terhadap Minat Penggunaan Ulang. Sedangkan 49,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Kata Kunci :Influencer Marketing, Marketplace Knowledge, Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) Influence Of Marketing Influencer And Marketplace Knowledge Of Traveloka Eats Online Purchasing Decision Name Student ID Number Department Faculty Supervisor. : Haryany Trifena Girsang : 160907010 : Business Administration : Social and Political Sciences : Nana Dyki Dirbawanto, SE, MAB. ABSTRACT Today's technological developments are extremely fast, one of the ways that marketing influencers use. The use of influencers as a means to help the marketing of a product or service that has become favored by many companies. Traveloka Eats introduces a good deal of vouchers, or a restaurant cashback by utilizing the Influencer marketing services. This research aims to find out how Influencer Marketing influences and Marketplace Knowledge of Traveloka Eats Online purchasing decisions. The relationship between Influencer Marketing and Marketplace Knowledge is partially and simultaneously on the Traveloka Eats Online purchase decision. The population in this study is all of Traveloka Eats customers or who have ordered food at their desired restaurant. The samples were taken using formulas for the unknown population number with a yield of 96 respondents with sampling techniques nonprobability sampled with the Accidental Sampling approach. Data collection is done by spreading online kusioner through Google form to respondents. The results showed that Influencer Marketing has a positive and significant influence on Marketplace Knowledge evidenced by a significant partial test (t-test) with significant value gained 0,00<0,05and the value t-count 5.699 > t-tabel 1.661. Significant test results (t-test) obtained 0.00<0,05 and the value t-count 5.29> t-tabel 1.661. Based on the calculation with the coefficient of determination acquired R Square value of 0.502 which shows that Influencer Marketing and Marketplace Knowledge variables have a simultaneous influence of 50.2% against reuse interest. While the other 49.8% is influenced by other factors.. Keywords: Influencer Marketing, Marketplace Knowledge, Traveloka Eats Online purchase decision.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan zaman semakin maju pesat, terbukti dari persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan mampu melakukan inovasi dalam merumuskan strategi pemasaran. Pemasaran adalah salah satu lini penting dalam bisnis, bagaimana sebuah produk diperkenalkan dan didistribusikan hingga sampai pada tangan konsumen. Banyak metode dan cara yang dapat digunakan untuk memasarkan sebuah produk barang atau jasa. Seiring dengan perkembangan waktu, para pemasar pun wajib mengubah pola dan taktik pemasaran agar tetap mampu mengikuti perkembangan zaman dan mampu bersaing di pasar bebas dengan para kompetitornya, salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi pemasaran. digital.. Melihat. kecanggihan. saat. ini. pemasaran. telah. memanfaatkan internet sebagai penghubung yang dianggap lebih berbiaya rendah. Seperti halnya pertumbuhan pengguna teknologi internet di Indonesia pada tahun 2020We Are Social, pada tahun 2020 disebutkan bahwa ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada kenaikan 17% atau 25 juta pengguna internet di negeri ini.Berdasarkan total populasi Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa, maka itu artinya 64% setengah penduduk RI telah merasakan akses ke dunia maya. Persentase pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun yang memiliki masing-masing jenis perangkat, di antaranya mobile phone (96%), smartphone(94%), non-. 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) 2. smartphone mobile phone (21%), laptop atau komputer desktop (66%), table (23%), konsol game (16%), hingga virtual reality device (5,1%). Gambar 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet Indonesia Tahun 2020. Sumber : Laporan digital tahunan we are social (2020) Berdasarkan sumber laporan we are social diatas diketahui bahwa saat ini masyarakat Indonesia yang ponsel sebanyak 338,2 juta. Begitu juga data yang tak kalah menariknya, ada 160 juta pengguna aktif media sosial (medsos). Bila dibandingkan dengan 2019, maka pada tahun ini We Are Social menemukan ada peningkatan 10 juta orang Indonesia yang aktif di medsos.Adapun medsos yang paling banyak dikunjungioleh pengguna internet Indonesia dari paling teratas adalah YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, FB Messenger, LinkedIn, Pinterest, We Chat, Snapchat, Skype, Tik Tok, Tumblr, Reddit, Sina Weibo.We Are Social juga mengungkapkan rata-rata kecepatan koneksi internet mobile hanya sekitar 13,83 Mbps, sedangkan rata-rata kecepatan koneksi internet fix di angka 20,11 Mbps.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) 3. Semakin pesatnya pertumbuhan pengguna internet di Indonesia telah membentuk kebiasaan gaya hidup masyarakat salah satunya dengan berbelanja. Kemudahan akses internet antar lintas budaya yang tidak terbatas, membuat para pelaku usaha barang atau jasa meramalkan kondisi ini sebagai peluang bisnis, berbelanja secara online telah menjadi salah satu gaya hidup dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Berikut ini adalah data pengguna internet yang menggunakan aplikasi komersial dalam membeli barang dan jasa secara online :. Gambar 1.2 Pengguna Internet yang Menggunakan Aplikasi Komersial Tahun 2020. Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa belanja online Shopee menduduki posisi pertama dalam belanja barang online sebesar 11,2%, diikuti oleh Bukalapak sebesar 8,4%, Lazada menduduki posisi ketiga sebesar 6,7% dalam pembelian barang online, Traveloka sebagai aplikasi penyedia jasa online menduduki peringkat kelima dengan persentase sebesar 2,3% itu artinya bahwa, Traveloka salah satu penyedia jasa online yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Aplikasi mobile Traveloka telah tembus angka lebih dari 10 juta. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) 4. kali.Traveloka yang jitu untuk membangun brand awareness yang kuat diantara calon pelanggan, saat ini Traveloka melakukan analisis mendalam untuk meningkatkan eksistensinya melalui pengembangan strategi pemasaran. Salah satu cara pemasaran yang dilakukan oleh Traveloka dengan menggunakan strategi influencer marketing. Menurut (Hariyanti & Wirapraja, 2018). influencermerupakan seseorang atau figur dalam media sosial yang. memiliki jumlah pengikut yang banyak atau signifikan, dan hal yang mereka sampaikan dapat mempengaruhi perilaku dari pengikutnya (Hariyanti & Wirapraja, 2018) Penggunaan influencer sebagai sarana untuk membantu pemasaran sebuah produk kini telah menjadi pilihan yang digemari oleh banyak perusahaan. Peran influencer mulai dari menjadi brand ambassador, paid promote, sampai endorse yang banyak dijumpai dalam media sosial kita seharihari. Sejak awal, para influencer tentu sudah memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri untuk mengekspresikan konten mereka. Influencer berkolaborasi dengan perusahaan untuk membuat konten tentang produk merek atau layanan, yang sangat dibutuhkan agar dapat dilirik oleh audiensyang mungkin hanya sekedar melihat maupun yang ingin mencoba serta untuk mendapat kesan baik dari konsumen. Menurut (Lee, Y.-H., & Kim, R.-H. (2018)) ciri khusus Influencer harus banyak terlibat dalam berbagai platform media sosial yang ada seperti, Facebook, Youtube, Instagram dan Twitter yang paling efektif untuk kegiatan pemasaran.Strategi pemasaranmengunakan influencer akan berdampak positif bagi marketplace Traveloka.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) 5. Menurut (Mangleburg dan Bristol, (2004), pengertian marketplace knowledge adalahpengetahuan yang dimilikikonsumen berkaitan dengan faktorfaktor seperti tempat berbelanja, harga yang wajar untuk suatuproduk, dan cara mendapatkan produk dan jasa yang diinginkan. Seller akan menjual barangnya di lapak yang disebut marketplace.Traveloka merupakan salah satu marketplace yang didirikan pada tahun 2012. Salah satu keunggulan Traveloka selalu berusaha launching produk dan fitur baru mengenali kebutuhan pelanggan yaituTraveloka Xperience untuk kebutuhan gaya hidup, Traveloka Protect untuk kebutuhan asuransi, Traveloka Eats,dengan konsep marketplace. Gambar 1.3 TravelokaEats. Sumber: DailySocial.id. Traveloka Eats ini merupakan, bagian dari aplikasi Traveloka itu sendiri yang menawarkan paduan lengkap mengenai informasi sajian kuliner lengkap dengan ulasan pelanggan yang dikemas dengan voucher penawaran menu yang tersedia dalam tiap destinasi, serta menawarkan voucher makanan dari Rp. 5.000 sampai dengan harga Rp. 20.000. Berbagai tawaran menarik yang disediakan oleh Traveloka untuk menarik konsumen. Traveloka Eats juga menyediakan fitur. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) 6. ulasan dari setiap restoran, foto suasana restoran, beserta menu makannya. Aplikasi Traveloka juga menawarkan informasi sajian kuliner yang disukai dan populer di kalangan masyarakat lokal, lengkap dan komentar para pelanggan yang diakurasi oleh Traveloka dalam FoodDirectory. Keunikan tersendiri yang menarik perhatian peneliti yaitu, Traveloka saat sedang gencar-gencarnya melakukan campaignt ataupun challenge, kepada para influencer untuk memperkenalkan berbagai penawaran baik itu voucher, ataupun cashback restoran pada aplikasi Traveloka Eats. Diharapkan para influencer memiliki kekuatan untuk mempengaruhi audiens dilingkungan mereka, sehingga lambat laun akan berkembang dan meledak yang mampu menaikkan engagement atau keterikatan konsumen dengan Traveloka, dengan ketentuan para influencer harus membuat konten semenarik mungkin dengan menggunakan hastag, dan taggarTraveloka Eats di instagram masing-masing influencer. Saat ini Traveloka sedang melakukan campaignt dalam bentuk konten yang dilaksanakan pada periode Maret sampai Desember. Adapun program campaignt ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah audiens untuk mengunjungi Traveloka Eats, dan menunggu calon pelanggan tersebut untuk mengeksplor marketplacedan berniat melakukan pembelian. Traveloka melihat peluang ini sebagai media pemasaran yang paling efektif untuk menarik konsumen dengan cara memberikan campaignt ataupun challenge sehingga kemampuan influencer menyampaikan konten diharapkan mampu menciptakan keputusan pembelian yang meningkat.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) 7. Pada kesempatan ini, penulis melakukan pra-survei dengan beberapa influencer dari komunitas influencer Medan yang disebut dengan SIC (scope influencer community) adapun jumlah influencer yang diwawancarai berjumlah 7 orang yang memberikan informasi mengenai konsep konten, dan jenis campaignt yang diberikan Traveloka Eats. komunitas influencer ini merupakan kumpulan berbagai influencerdi kota Medan yang bertujuan saling bertukar informasi, beberapa influencerSIC melakukan promosi melalui konten di media sosial mengenai TravelokaEats, dari hasil prasurvei yang peneliti lakukan, bahwa diperoleh bulan pertama saat promosi Traveloka, pemesan masih mengalami fluktusi, seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini: Tabel 1.4 Promosi Melalui Konten Influencer PadaPeriode Bulan MaretDesember(Tahun 2019) Bulan Jumlah Postingan Konten FrekuensiPembelian Saat Reedem Influencer SIC Voucher Maret-Juni 2019 2-4 kali 20 orang Juli- September 2019. 4 kali. 19 orang. Oktober –Desember. 2-5 kali. 25 orang. 2019. Sumber : Scope Influencer Community Medan (SIC) 2020 Berdasarkan tabel data di atas yang didapat dari influencer kota Medan yang mempromosikan Traveloka Eats, dapat disimpulkan bahwafrekuensi pembelian Traveloka Eats dalam periode Maret sampai Desember, pada bulan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) 8. Oktober–Desember paling banyak melakukan pembelian sebanyak 25 orang dan yang paling sedikit melakukan pembelian pada bulan Juli-September sebanyak 19 orang. Hal ini mengakibatkan naik turunya pembelian konsumen traveloka Eats. Traveloka sebagai icon marketplace knowledge yang memiliki persaingan antar para pedagang di marketplace yang saat ini sedangmerencanakan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk mengatasi jumlah pembelian Traveloka Eats yang mengalami fluktuasi pada periode waktu 9 bulan saat campaignt berlangsung. Keadaan tersebut memubuat Traveloka memikirkan konsep campaignt. yang tepat kepada para influencermelalui sosial media influencer. sendiri yang dituangkan melalui konten, seperti snapgram, foto makan direstoran yang. dipesan. melalui. aplikasi,. ataupun. pengalaman. makan. direstoran. menggunakan aplikasi atau yang biasa disebut testimoni. Travelokaingin mencapai target market yang lebih spesifik dan dapat membuat masyarakat ikut berkontribusi yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah audiens untuk mengunjungi Traveloka Eatsmelalui konten yang dipublikasikan oleh para influencer. Traveloka melihat bahwa para influencer memiliki kedekatan langsung dengan audiens. Pesan unik yang disampaikan oleh para influencer dalam konten berisi mengenai pengalaman pribadi, terasa sebagai konten yang jujur yang memiliki kedekatan dengan para audiensnya tersebut, dan hal ini akan membuat semakin banyak potential customer mengenal produk yang dipromosikan, dilanjutkan dengan keinginan untuk membeli produk tersebut. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai apakah ada pengaruh marketing influencer dan marketplace knowladge dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik untuk. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) 9. melakukan. penelitian. dengan. judul. “Pengaruh. InfluencerMarketingdan. Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanapengaruhinfluencer marketing terhadap keputusan pembelian online pada Traveloka Eats? 2.. Bagaimana. pengaruh. marketplace. knowledgeterhadap. keputusan. pembelian online pada Traveloka Eats? 3. Bagaimana pengaruh influencer marketing dan marketplace knowledge secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian online pada Traveloka Eats? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui : 1. Pengaruh Influencer Marketing dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats.. 2. Pengaruh marketplace knowledgeterhadap keputusan pembelian online Traveloka Eats. 3.Pengaruh influencer marketing dan marketplace knowledge secara bersamasama terhadap keputusan pembelian online Traveloka Eats.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) 10. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai masalah yang akan diteliti terutama berkaitan dengan Influencer Marketing dan Marketplace Knowledge dan keputusan pembelian. 2. Bagi Program Studi Administrasi Bisnis Implementasi dari matakuliah marketting yang dibahas saat semester IV dan materi kuliah keputusan pembelian. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi referensi untuk penelitian Influencer Marketing dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Traveloka selanjutnya.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran. Pengertian Pemasaran kegiatan pemasaran sering dipandang sebagai suatu tugas untuk menciptakan, mempromosikan, dan menyalurkan produk dan jasa kepada konsumen dan unit-unit bisnis. Definisi pemasaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebuah proses, cara, perbuatan untuk memasarkan suatu barang dagangan, sementara definisi dari strategi pemasaran adalah rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, yang didasarkan pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi dan perencanaan penjualan, serta distribusi. Sedangkan definisi pemasaran menurut, Kotler (2018) adalah Proses di mana perusahaan melibatkan pelanggan, membangun hubungan baik dengan pelanggan, dan menciptakan nilai untuk pelanggan, sehingga dapat mendapatkan nilai / umpan balik yang baik dari pelanggan dalam rangka untuk meningkatkan profit dan ekuitas pelanggan. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasayang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basudan Hani 2009).. 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) 11. Konsep. pemasaran. digunakan. dalam. kegiatan. pertukaran. atau. perdagangan. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan yang telah di tetapkan. Tujuan aktivitas pemasaran adalah untuk meningkatkan penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan cara memuaskan kebutuhan konsumen. Perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk atau jasa yang dihasilkan dengan tujuan akan memperoleh keuntungan dari proses pertukaran tersebut. Buchari Alma (2011), memberikan pengertian sebagai berikut” Pemasaran adalah aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar suatu hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan, pendistribusian, promosi, dan penentuan harga dari suatu barang, jasa dan ide”. Pengertian lainnya dikemukakan oleh Stanton (2013), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun yang pontensial.Definisi pemasaran menurut Daryanto (2011), “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) 12. 2.1.2 E-Marketing. E-Marketing mulai diminati banyak perusahaan seiring perkembangan teknologi, pengertian E-Marketing (Electronic Marketing) menurut Tjiptono (2014). adalah. proses. strategik,. mengembangkan,. mendistribusikan,. mempromosikan, dan menetapkan harga barang dan jasa kepada pasar sasaran melalui internet atau alat-alat digital seperti smartphone saat ini e-marketing menjadi salah satu pilihan made of entry yang dinilai efektif dan efisien, terutama untuk produk digital, seperti perangkat lunak, video, musik dan sejenisnya. E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2018) adalah yang bisa diartikan sebagai berikut: E-Marketing adalah sisi pemasaran dari E-Commerce, yang terdiri dari kerja dari perusahaan untuk mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet.Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kleindl dan Burrow (2005) marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari ide atau pemikiran konsep, harga, promosi dan distribusi. Marketing dapat diartikan lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan hubungan yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen. Saat ini marketing telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Aktivitas marketing menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas marketing dikenal sebagai e-marketing. Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan. khusus. oleh. marketer,. yakni. strategi. proses. pembuatan,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) 13. pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain.. 2.1.3 Jenis-Jenis Pemasaran. Pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan suatu produk atau layanan,pemasaran memilik Jenis-jenis pemasaran, menurut kotler (2018) jenis-jenis pemasaran adalah sebagai berikut :. a. Pemasaran langsung (Direct marketing). Pengertian pemasaran langsung adalah aktivitas berpromosi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu didalam perusahaan itu seperti sales atau pemilik bisnis yang langsung terjun kepasar. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan produk serta untuk menarik perhatian konsumen melalui strategi dan proses pemasaran yang telah di buat sebelumnya. Beberapa contoh pemasaran secara langsung (direct marketing) diantaranya Personal Selling, Catalog Marketing, Direct Marketing, Telemarketing dan Online Marketing.. b. Personal Selling. Personal selling adalah aktivitas penjualan atau promosi yang dilakukan langsung oleh penjual/pemilik usaha dengan bertatap muka langsung dengan calon pembeli. Di dalam personal selling penjual akan memberikan pemahaman kepada calon konsumen tentang produk hingga konsumen melakukan pembelian. Jenis pemasaran ini memiliki kelebihan yaitu penjual lebih leluasa dalam memberikan penjelasan secara mendetail tentang produk kepada konsumen.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) 14. c. Catalog Marketing. Catalog marketing merupakan aktivitas pemasaran ataua promosi yang dilakukan perusahaan dengan mengirimkan katalog produk kepada calon pembeli yang potensi untuk membeli.. d. Direct Mail Marketing. Direct Mail Marketing adalah kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan cara memberikan penawaran, informasi, pemberitahuaan, brosur kepada seseorang atau target pasar tertentu yang memiliki potensi dan tepat sasaran di di berbagai lokasi yang berbeda.. e. Telemarketing. Jenis pemasaran ini dilakukan dengan cara melakukan promosi melalui panggilan telepon untuk mensosialisikan produk kepada calon pembeli. Setelah calon pembeli tertarik lalu pihak perusahaan dapat melakukan pertemuan dengan calon pembeli atau dapat bertransaksi lewat telepon. f. Online Marketing. Online marketing merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan memanfaatkan internet seperti media sosial, toko online, blog. Jenis pemasaran ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis pemasaran lain yaitu ruang lingkup pemasaran lebih luas dan juga penjual akan mudah untuk terhubung dan berinteraksi dengan calon pembeli.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) 15. 2. Pemasaran tidak langsung. Pengertian pemasaran tidak lansung adalah cara untuk mempromosikan produk dengan tujuan untuk mempengaruhi calon pembeli secara tidak langsung. Beberapa contoh pemasaran tidak langsung diantaranya media iklan, Humas atau pemasaran internet secara tidak langsung.. a. Media iklan. Media iklan merupakan salah satu contoh pemasaran tidak langsung yang paling sering digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk mereka. Hal ini dikarenakan, iklan merupakan cara paling efektif untuk mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.. b. Public Relation. Public Relation atau Hubungan Masyarakat (Humas) adalah media yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi tentang produk kepada masyarakat.. 2.1.4 Tujuan Pemasaran. Pemasaran memiliki tujuan Pemasaran menurut,Stanton (2013) tujuan pemasaran adalah membuat barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar. Sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mampu membuat barang atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya. Seolah barang dan jasa tersebut memang diciptakan khusus untuk para konsumennya sendiri. Hasil dari penelitian yang dilakukan di pasar dan juga strategi pemasaran yang digunakan akan sangat berdampak pada keberhasilan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) 16. tujuan dari pemasara itu sendiri. Dari pemahaman inilah maka pemasaran akan membantu para pelaku usaha dan juga pihak bagian produksi dan perancangan produk untuk bisa menghasilaj produk yang pas dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.. 2.1.5 Manfaat Pemasaran. Dalam sebuah perusahaan atau bisnis, pembentukan strategi pemasaran memiliki manfaat, manfaat pemasaran menurut,Stanton (2012) yaitu sebagai berikut:. a.. Meningkatkan Motivasi. Pembentukan strategi pemasaran ini bermanfaat untuk meningkatkan motivasi manajemen perusahaan dalam upaya melihat masa depan. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga dan memastikan keberlangsungan perusahaan pada masa yang akan datang.. b. Mengkoordinasi Pemasaran. Strategi pemasaran ini bermanfaat untuk mengkoordinir jelannya pemasaran dalam perusahaan sehingga lebih efektif dan efisien. Jadi pemasaran dalam perusahaan hanya menjalankan sesuai dengan strategi perusahaan yang sudah dibuat.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 17. c. Merumuskan Tujuan Perusahaan.. Tujuan perusahaan juga dapat ditentukan melalui strategy marketing. Terlebih lagi bagi perusahaan yang sektor utamanya adalah penjualan. Adanya strategi perusahaan maka pelaku usaha akan didorong untuk membuat detail tujuan yang hendak dicapai, baik jangka pendek maupun jangka panjang.. d. Pengawasan Kegiatan Pemasaran. Bukan hanya mengkoordinir, akan tetapi juga berfungsi sebagai pengawas dalam jalannya kegiatan pemasaran perusahaan. Sehingaa, pelaku pemasaran dapat lebih mudah dan bekerja sesuai kualitas yang efektif.. 2.1.6 Pengertian Influencer Marketing. Perusahaan menggunakan influencer sebagai media pemasaran, Influencer Marketing menurut “The Word of Mouth Marketing Association” (WOMMA, 2016), merupakan pihak yang mampu mengidentifikasi komunitas utama yang cenderung membuat opini mengenai suatu produk atau jasa dan memiliki kemampuan untuk. mempengaruhi pandangan orang lain. Influencer adalah. individu yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan pembelian orang lain karena otoritasnya, pengetahuan, posisi atau hubungannya dengan audiensnya.. Seseorang yang memiliki pengikut pada sebuah bidang tertentu, yang secara aktif mereka ikuti. Ukuran berikut ini tergantung pada ukuran bidang tersebut. Individu bukan sekadar alat pemasaran, tetapi lebih merupakan aset. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) 18. hubungan sosial yang dengannya merek dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan pemasaran mereka. influencer marketing merupakan sebuah cara pemasaran menggunakan influencer di social media seperti Instagram, Youtube, dan media lainnya. Menurut (Brown & Hayes, 2008:5) Influencer adalah semacam pemimpin opini, beberapa orang memiliki pengaruh yang terlibat dalam semua jenis platform media sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram dan Twitter yang efektif untuk memikat konsumen.. 2.1.7 Fungsi Influencer di Media Sosial. Dalam sebuah perusahaan atau bisnis, pembentukan strategi pemasaran memiliki manfaat Fungsi influencer menurut (WOMMA, 2016) yaitu influencer yang telah membangun reputasi untuk pengetahuan dan keahlian mereka pada topik tertentu. Mereka membuat posting reguler tentang topik itu di saluran media sosial pilihan mereka dan menghasilkan banyak pengikut antusias yang memperhatikan pandangan mereka. Pemilik Brand (Merek) menyukai influencer media sosial karena mereka dapat menciptakan tren dan mendorong pengikut mereka untuk membeli produk yang mereka promosikan.. 2.1.8 Manfaat Influencer Marketing. Setiap influencer marketing sangat berdampak bagi perusahaan, adapun manfaat Influencer Marketing menurut menurut (WOMMA, 2016) adalah sebagai berikut :. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) 19. a. Meningkatkan Brand Awareness. Tujuan dari strategi ini adalah untuk bisa meningkatkan kemungkinan menjangkau sasaran konsumen yang lebih luas lagi. Di sisi lain, influencer juga bisa mengusik rasa penasaran masyarakat untuk mencari tahu lebih banyak tentang campaignt yang berlangsung, sehingga makin banyak orang yang lebih mengenal brand atau apapun yang ditawarkan dalam kegiatan pemasaran terkait.. b. Membangun Kepercayaan. Salah satu manfaat menggunakan influncer dalam kegiatan pemasaran adalah dapat membangun kepercayaan konsumen. Adanya konten yang dibagikan oleh influencer membuat bisnis perusahaan terlihat memiliki kredibilitas dan nilai yang baik melalui testimoninya.Kemudian followers akan memiliki pandangan yang baru dari produk kamu. Dengan kata lain konsumen dapat melihat kualitas produk kamu melalui idolanya. Sehingga secara tidak langsung sebenarnya influencer juga ikut membangun kepercayaan masyarakat terhadap brand perusahaan.. c. Menentukan Target Pasar. Influencer memiliki platform media sosial yang berbeda-beda, sehingga perusahaan juga dapat memanfaatkan keuntungan ini dengan membuat target pasar yang berbeda-beda. Namun, sesuaikan jenis social media dengan target pasar brand perusahaan itu sendiri. Dengan begitu, strategi pemasaran yang telah dibuat tepat sesuai dengan pangsa pasar yang dituju.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) 20. d. Meningkatkan Penjualan. Etika seorang influencer tepercaya merekomendasikan suatu produk atau jasa, maka para followers-nya akan mempertimbangkan bahwa produk yang diposting oleh influencer merupakan pilihan yang menarik untuk dibeli. Karena itulah bekerja sama dengan seorang influencer dalam strategi pemasaran perusahaan dapat meningkatkan penjualan bisnis.. 2.1.9 Indikator Influencer. Indikator Influencer menurut (Solis 2012:20) adalah sebagai berikut :. a. Engagement. Banyak followers yang melakukan engagement dengan postingan mereka melalui like, share, retweet, comment, klik terhadap linkatau URL dari iklan, atau lebih jauh melakukan tindakan seperti misalnya mengisi form/pembelian. Tingkat engagement dinilai sangat tinggi jika mencapai 25%-50% dari setiap post yang diunggah ke media sosial. Meskipun jangkauan influencer cukup rendah yaitu dengan jumlah followers 500-10.000 peengguna akan tetapi tingkat engagement tinggi tetap bisa dihasilkan. Hal ini bisa terjadi karena micro influencer biasanya membuat pesan unik yang mengisahkan pengalaman pribadi sehingga konten bisa diterima masyarakat terkesan jujur, dan membangun kedekatan secara mendalam , ini bisa terjadi jika para marketing influencer dimaksud konsisten membangun komunikasi dengan followersnya dan memiliki citra/reputasi yang cocok dengan produk yang ditawarkan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) 21. b. Reach. Reach adalah jumlah total orang yang melihat konten influencer, dengan kata lain jika 100 orang total melihat iklan atau konten itu berarti reach atau jangkauan iklan anda 100, pencarian yang merujuk pada jumlah followers dari marketinginfluencer. Namun jumlah followers yang besar tidak selalu menjamin sukses. Yang lebih penting adalah mengetahui followers mana yang sesuai dengan target khalayak dari brand.. c. Impression. Impression adalah berapa kali konten atau iklan yang ditampilkan dilayar, tidak peduli apakah itu di klik atau tidak. Sebagai contoh, iklan atau iklan telah muncul di layar netizen sebanyak 300 kali itu berarti jumlah impression atau tayangan untuk iklan itu adalah 300.Impression pada Instagram adalah mengukur jumlah total berapa kali pengguna melihat postatau cerita influencer. Twitter mendefinisikan impression berasal dari setiap kali pengguna Twitter melihat salah satu tweet Anda — baik dalam feeds mereka, hasil pencarian, atau sebagai bagian dari percakapan.. Sebagai contoh, Anda memiliki 1.000 followers dan setiap orang dari mereka melihat tweet terbaru atau iklan influencer. Itu artinya tweetinfluencer menerima 1.000 impression. Lalu saat influencer membalas tweet itu dengan tweet lain. Maka, pengikut Anda melihat tweet asli lagi, bersama dengan balasan Anda. Itu akan menghasilkan 2.000 impression tambahan, sehingga total impression adalah 3.000.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 22. 2.2 Media Sosial Definisi Media Sosial menurut Tjiptono (2016) adalah teknologi berbasis internet yang menfasilitasi percakapan. Perbedaan dengan aplikasi web tradisional adalah pada platform berupa content creation, content upload, networking, conversing, media sharing dan bookmarking, secara garis besar media sosial menjadi lima kategori seperti pada tabel 2.1 yaitu : Tabel 2.1 Top 10 Online Commerce Market Kategori Media Sosial Penjelasan Contoh Situs Egocentric Memungkingkan Facebook, Myspace, Sites pengguna untuk Instagram membuat profil diri di platform virtual, yang kemudian memfasilitasi konstruksi dan koneksi identitas. Community Mengimitasi Bigwavedave, Sites komunitas dunia Blackplanet, Dogster nyata, sehingga memungkinkan kelompok-kelompok terbentuk. Opportunistic Memungkingkan LinkedIn,Academic. Sites terbentuknya Edu, Alibaba bermacam-macam organisasi sosial para pengguna dan memfasilitasi koneksi bisnis Media Sharing Memungkinkan Flickr, youtube, Sites pengguna untuk saling slideshare berbagi media, seperti gambar, audio dan video Sumber : Tjiptono, 2016, diolah peneliti. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) 23. 2.3 Marketplace Knowladge 2.3.1. Pengertian Marketplace Knowladge Marketplace adalah sebuah pasar elektronik yang melakukan kegiatan menjual dan membeli suatu barang ataupun jasa yang meliputi 3 Aspek (b2b, b2c & c2c) dimana B2B (Bussines to Bussines) mendominasi sampai 75% di marketplace. Pengertian marketplace menurut Nathasya (2018), marketplace sebagai website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko. Marketplace memiliki konsep yang kurang lebih sama dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak bertanggung jawab atas barang-barang yang dijual karena tugas mereka adalah menyediakan tempat bagi para penjual yang ingin berjualan dan membantu mereka untuk bertemu pelanggan dan melakukan transaksi dengan lebih simpel dan mudah. Transaksinya sendiri memang diatur olehmarketplacenya. Kemudian setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke pembeli. Salah satu alasan mengapa marketplace terkenal adalah karena kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan. Banyak yang menggambarkan online marketplace seperti department store.E-marketplace Knowledgemerupakan bagian dari e-commerce. Marketplace adalah wadah komunitas bisnis interaktif secara elektronik yang menyediakan pasar dimana perusahaan dapat ambil andil dalam B2B e-commerce atau kegiatan e-bussines lain. Hal ini khususnya dicapai dengan mendapatkan pengetahuan tentang harga produk, toko yang menjual, dan cara mendapatkan produk serta jasa yang diinginkan. Menurut Strauss, (2008)E-Marketing adalah penggunaan data elektronik dan aplikasi untuk perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, distribusi dan harga. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) 24. sebuah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.Marketplace merupakan media online berbasis internet (web based) tempat melakukan kegiatan bisnis dan transaksi antara pembeli dan penjual. Pembeli dapat mencari supplier sebanyak mungkin dengan kriteria yang diinginkan, sehingga memperoleh sesuai harga pasar. Sedangkan bagi. supplier/penjual. dapat. mengetahui. perusahaan-perusahaan. yang. membutuhkan produk/jasa mereka.. 2.3.2. Jenis-Jenis Marketplace Pada umumnya terdapat dua jenis kerja sama di situs marketplace menurut Molla dan Licker (2010) yaitu marketplace murni dan konsinyasi. a. Marketplace Murni Kerjasama marketplace murni adalah ketika situs marketplace hanya menyediakan lapak untuk berjualan dan fasilitas pembayaran. Penjual yang melakukan. kerjasama. marketplace. diberikan. keleluasaan. lebih. banyak. dibandingkan kerjasama konsinyasi. Penjual berkewajiban untuk menyediakan deskripsi dan foto produk secara mandiri. Selain itu, penjual juga dapat menerima penawaran harga dari pembeli. Jadi sebelum melakukan pembayaran, pembeli dapat melakukan penawaran harga kepada penjual. Setelah mendapatkan harga yang disepakati oleh kedua belah pihak, pembeli bisa mengirimkan sejumlah uang ke rekening yang disediakan marketplace.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 25. b. Marketplace Konsinyasi Jenis kerjasama yang kedua adalah konsinyasi atau istilah mudahnya adalah titip barang. Jika penjual melakukan kerjasama konsinyasi dengan situs marketplace, ia hanya perlu menyediakan produk dan detail informasi ke pihak marketplace. Pihak situs marketplace akan mengurus penjualan dari foto produk, gudang, pengiriman barang, hingga fasilitas pembayaran. Berbeda dari jenis kerjasama sebelumnya, di jenis kerjasama ini pembeli tidak bisa melakukan penawaran harga karena alur semua alur transaksi ditangani oleh situs marketplace. Perbedaan mendasarnya terletak pada tanggung jawab penjual dan alur transaksinya. Alur transaksi di marketplace terjadi langsung antara penjual dan pembeli, sedangkan kerjasama konsinyasi semua alur transaksi langsung ditangani situs marketplace. Merupakan tahapan dimana konsumen akan mengalami dua kemungkinan yaitu kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pilihan yang diambilnya. 2.3.3. Indikator Marketplace Model penelitian menggunakan model yang dikembangkan oleh Molla dan Licker (2010). Konstruk yang akan dikembangkan terdiri dari empat indikator mencakup : a. Kesiapan Sesuatu yang harus disiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapaisuatu tujuan keseluruhan kondisi perusahaan yang membuatnya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) 26. siap untuk memberikan respon atau jawaban terhadap suatu situasi dan kondisi yang dihadapi. b. Kesadaran (Awareness) Kesadaran (awareness)yang mengacu pada kemampuan marketplace untuk menilai seluruh pasar dan memiliki kesadaran pasar yang lebih baik untuk menghindari keputusan yang buruk serta mengoptimalkan kebutuhan pasar itu sendiri c. SDM (Sumber Daya Manusia) Salah satu faktor yang sangat penting sehingga harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya yang harus dikembangkan, dijaga dan mendayagunakan, dengan tujuan untuk mendukung organisasi mencapai tujuannya. d. Teknologi Pembangunan teknologi pada suatu perusahaan dilakukan secara bertahap, hal tersebut disesuaikan berdasarkan kekuatan dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Di dalam penerapannya tersebut, rencana strategis dari suatu teknologi informasi senantiasa disesuaikan dengan rencana dari perusahaan atau organisasi yang bersangkutan, supaya penerapan dari teknologi informasi tersebut dapat menghasilkan nilai yang baik bagi perusahaan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) 27. 2.4 Perilaku konsumen 2.4.1 Pengertian Perilaku konsumen Perilaku konsumen merupakan hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk, (2011) adalah suatu perilaku yang harus diperhatikan saat konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Engel et al, (2013) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam pemerolehan, pengonsumsian, dan penghabisan produk atau jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut. Menurut Griffin dan Sangadji (2013), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi. Menurut Hasan, (2013) perilaku konsumen adalah studi proses yang terlibat ketika individu atau kelompok memilih, membeli, menggunakan, atau mengatur produk, jasa, idea atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan kosumen.Menurut Sunyoto (2012) Perilaku konsumen (consumer behavior) kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang atau jasa termasuk didalamnya.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) 28. 2.4.2 Model PerilakuKonsumen Menurut Kotler dan Keller (2018),didalam bukunya Manajemen Pemasaran yang diterjemahkan oleh Benyamin Molan, titik tolak model. rangsangan. tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan oleh gambar 2.2 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu suatu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti jauh lebih dalam dari pada perilaku atau sikap, pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang pada jangka panjang. Gambar 2.2 Model Perilaku Konsumen. Psikologi Konsumen. Protes Keputusan. Motivasi. Pembelian. Rangsangan. Rangsangan. Persepsi. Pemasaran. Lain. Pembelajaran. Produk &. Ekonomi. Memori. Jasa. Tekhnologi. Harga. Politik. Distribusi. Budaya. Indikator. Karakteristik Konsumen Budaya. Pengenalan masalah Pencarian informasi Pemilihan alternative Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian. Keputusan pembelian Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan dealer Jumlah pembelian Saat yang tepatmelakukan pembelian Metode pembayaran. Sosial Personal. Sumber : Kotler dan Keller (2018). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) 29. Dalam gambar 2.2 diketahui bahwa rangsangan dari luar baik berupa rangsangan pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi maupun rangsangan. lingkungan. ekonomi,. teknologi,. politik. dan. budaya. dapat. mempengaruhi pilihan konsumen sebelum melakukan pembelian terhadap suatu produk mengena pengenalan masalah, pencarian informasi, pemilihan alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Pada akhirnya pemilihan merek, pilihan produk, dan jumlah pembelian produk yang akan menjadi keputusan pembelian. Oleh karena itu pemasar harus memahami yang menjadi kebutuhan konsumen yang dipengaruhi keputusan pembelian.. 2.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi PerilakuPembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2018) keputusan konsumen untuk melakukan pembelian didasari oleh beberapa faktor dan karakteristik seperti budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Walaupun dalam kenyataanya perusahaan atau pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor semacam itu akan tetapi perusahaan harus memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian menurut Menurut Kotler dan Armstrong (2018) sebagai berikut :. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) a. Faktor budaya. Budaya adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang paling dasar. Budaya tumbuh dimata masyarakat sebagai nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan insitusi lainnya. a. Faktor sosial Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosialkonsumen. b. Faktor pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus pembeli, pekerja, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri. c. Faktor Psikologis Pilihan pembelian seseorang di pengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan, dan sikap. 2.5 Keputusan Pembelian 2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian. Menurut Kotler (2018), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.. 31 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) 32. Menurut Schiffman, Kanuk (2011), keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Assauri (dalam Sahetapy, 2013) menyatakan bahwa: “Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya”. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Menurut Kotler dan Keller (2018), Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, dan penggunaan beragam produk dan merek. Secara umum proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari urutan kejadian berikut: Gambar 2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pengenalan Masalah. Pencarian informasi. Evaluasi Alternatif. Keputusan Pembelian. Perilaku Pasca Pembelian. Sumber: Kotler dan Keller (2018). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) 33. 2.5.2 Proses Keputusan Pembelian. Tahapan keputusan tersebut menurut Kotler (2018), Hawkins (2007), Schiffman & Kanuk (2011) adalah: 1. Problem Recognition (pengenalan masalah) merupakan tahapan dimana pembeli mengenali masalah atau kebutuhannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan intemal maupun ekstemal. 2. Information Search (pencarian informasi) merupakan tahapan diamana konsumen berusahan mencari informasi lebih banyak tentang hal-hal yang telah dikenali sebagai kebutuhannya. Konsumen memperoleh informasi dari sumber pribadi, komersial, publik dan sumber pengalaman. 3. Altenatives Evaluation (evaluasi altematif) merupakan tahapan dimna konsumen memperoleh informasi tentang suatu objek dan membuat penilaian akhir. Padatahap ini konsumen menyempitkan pilihan hingga altematif yang dipilih berdasarkan besamya kesesuaian antara manfaat yang diinginkan dengan yang bisa diberikan oleh plihan produk yang tersedia. 4. Purchase Decision (keputusan pembelian) merupakan tahapan dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap melakukan transaksi pembelian. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) 34. atau pertukaran antara uang atau janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa.. 2.5.3. Indikator Keputusan Pembelian Keputusan pembelian memilik indikator, adapun indikator keputusan. pembelian menurutSoewito, (2013) adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan yang dirasakan (felt need) Kebutuhan yang dirasakan (felt need) biasanya berasal atau disampaikan konsumen kepada pasar. Perusahaan berusaha mencari tau masalah dan solusi pasar itu sendiri Misalnya, kenapa pembelian menurun, alasan konsumen memilih produk/jasa. b. Kegiatan sebelum membeli. Tindakan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa yang seorang konsumen akan aktif mencari tahu tentang barang dan jasa tersebut. Dalam mencari sumber atau informasi, seseorang dapat melakukannya dari diri sendiri (internal) maupun dari orang lain (eksternal) seperti masukan, dan pengalaman. c. Perilaku waktu memakai. Setelah konsumen mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, maka hal selanjutnya yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) 35. dilakukan oleh konsumen tersebut adalah memakai produk/jasa yang ditawarkan melakukan proses dan keputusan pembelian.. d. Perilaku pasca pembelian Proses lanjutan yang biasanya dilakukan seorang konsumen setelah melakukan proses dan keputusan pembelian adalah mengevaluasi pembeliannya tersebut. Evaluasi yang dilakukan mencakup pertanyaanpertanyaan mendasar seperti apakah barang tersebut sudah sesuai dengan harapan, sudah tepat guna, tidak mengecewakan, dan lain sebagainya. e. Keputusan pembelian. Proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya. 2.6 Penelitian Terdahulu Peneliti akan mengawalinya dengan menelaah penelitian sejenis yang memiliki keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Dengan ini diharapkan agar peneliti mendapatkan rujukan, pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan usulan penelitian ini lebih memadai. Selain itu, dengan penelitian sejenis ini diharapkan penelitian yang akan peneliti lakukan dapat menyentuh aspek-aspek yang mungkin belum tersentuh sebelumnya antara lain:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 36. 1. Rita (2013) dengan judul “Pngaruh Role Model’s Influence Pada Materialism dan Marketplace Knowladge Periode Remaja Akhir” dalam penelitiannya, peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan hasil penelitian yang didapat bahwaremaja mendapatkan marketplaceknowledge melalui proses sosialisasi konsumen. Marketplace knowledge merupakan pengetahuanyang dimiliki konsumen (dalam hal ini remaja) berkaitan dengan faktor-faktor seperti tempatberbelanja (toko), harga dan cara untuk mendapatkan barang dan jasa, dengan demikian populasi adalah semua orang yang memiliki informasi yang menjadi fokus penelitian. Sedangkan sampel adalah beberapa elemen dari populasi. Populasi yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berdomisili di Jakarta berusia 18-21 tahun (remaja akhir). Pemilihan sampel menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Adapun kriteria untuk menentukan sampel adalah remaja yang berada pada usia remaja akhir, masih memiliki kedua orangtua, memiliki uang saku dalam jumlah tertentu, pernah melakukan sendiri aktivitas pembelian barang-barang kebutuhannya, dan memiliki akses ke media elektronik yaitu televisi.dan vicarious role model’s influence atlet,Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana. Untuk menguji direct role model’s influence dan vicarious role model’s inluence ini digunakan regresi sederhana yang dilakukan secara terpisah untuk masing-masing hipotesis, untuk mengetahui jika variabel bebas merupakan prediktor yang signifikan untuk variabel terikat. masing-masing berpengaruh positif pada materialisme remaja. Begitu pula hasil pengujian terhadap hipotesis 4a dan 4b – vicarious rolemodel’s influence selebriti dan vicarious role model’s influence atlet, juga. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) 37. berpengaruh positif pada marketplace knowledge remaja. Pada pengujian hipotesis 2a, 2b, 4a, dan 4b tersebut, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen terbesar terdapat pada hipotesis 4a, dengan vicarious role model’s influence selebriti berpengaruh secara positif pada marketplace knowledge remaja. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresinya sebesar 0,243 yang merupakan koefisien regresi terbesar. 2.. Spring. (2017). dengan. judul. “Influencer. Marketing. and. Purchase. Intentions”Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode Kuantitatif, penggunaan responden dilakukan melalui kuesioner online yang didistribusikan melalui Facebook. Kuesioner menghasilkan tanggapan dari 180 responden, dan hasilnya menunjukkan seperti yang diharapkan bahwa pemasaran influencer secara positif mempengaruhi "sikap terhadap perilaku" konsumen.H3 ditemukan bahwa iklan pemasaran influencer memiliki efek positif yang lebih kuat pada niat beli responden daripada iklan online normal. Membandingkan cara untuk influencer marketing dan iklan online efek langsungnya pada niat beli, dan melalui variabel mediator, sikap dan norma subyektif.dan sebagian besar responden memiliki sedikit hubungan dengan "dunia blog" Sebagai tambahan untuk menjawab pertanyaan penelitian, tesis ini memiliki tujuan untuk memberi warna pada pemasaran influencer dan untuk mendorong lebih banyak penelitian tentang strategi pemasaran yang bercita-cita tinggi. 3. Rima (2019) dengan judul “Pengaruh Sosial Media Influencer dan TrustWorthiness Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Make Over (di Royal Plaza)” Dalam penelitiannya peneliti menggunakan metode Kuantitatif,. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) 38. Penggunaan responden dalam penelitian ini sejumlah 44 responden dengan kriteria merupakan pengguna kosmetik Make Over di Royal Plazza selain itu kriteria yang dimiliki yakni responden dengan umur 20-50 tahun dan yang terakhir kriterianya responden telah melakukan pembelian produk kosmetik Make Over di Royal Plaza.Uji asumsi analisis regresi berupa uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas melalui uji gletser, uji determinasi (R2), uji signifikan pengaruh secara parsial (Uji t), uji signifikan pengaruh secara simultan (Uji F) dan hasil analisis data. Berikut hasil ujinya : Uji Asumsi Klasik : Uji normalitas hasilnya menunjukkan nilai sig 0.600 > 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa social media influencer dapat membidik segmen pasar yaitu remaja, dan orang dewasa yang telah melakukan pembelian produk. kosmetik,. karena. pengalaman. melalui. testimoni. munculTrustWorthinessdari konsumen ataupun calon pembeli.. maka. Hasil uji. linieritas dalam penelitian ini bahwa syarat harus > 0.05. Hasil uji linearitas social media influencer terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa nilai 0.958 dan trustworthiness dengan keputusan pembelian dengan nilai 0.872 lebih besar 0.05. Kesimpulannya terjadi hubungan linier antara variabel terikat dan variabel bebas. Hasil uji multikolinearitas nilai tolerance atau VIF, jika nilai tolerance > 0.1 maka terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan nilai VIF yaitu sebesar 3.545 < 10 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas. Multikoloneritas data penelitian ini yaitu nilai tolerance dari variabel social media influencer, variabel trustworthiness 0.282 dinyatakan lebih besar 0.1 maka simpulannya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) 39. adanya multikolinieritas.. Uji heterokedastisitas melalui uji gletser pada. penelitian ini dengan syarat nilai sig > 0.05 sehingga tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil analisis terhadap variabel X1 (social media influencer) memiliki nilai sig senilai 0.005 dan variabel X2 (trusworthiness) nilai senilai 0.180 lebih besar maka dinyatakan histerokesdastustas tidak terjadi. 2.7 Hipotesis Penelitian Sugiyono (2017) berpendapat bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui penumpulan data.. Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil hipotesis. sebagai berikut:. H0 : Tidak ada pengaruh Influencer dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats. Ha : Adanya pengaruh Influencer dan Marketplace Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian Online Traveloka Eats.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) 40. 2.8 Kerangka Berpikir Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Marketing Influencer (X1) 1.Engagement (Keterikatan) 2. Reach (Pencarian) 3. Impression (Kesan) (Solis, 2012). Marketplace Knowledge(X2) 1. Kesiapan 2. Awareness (kesadaran) 3. SDM. Keputusan Pembelian 1.Kebutuhan yang dirasakan (felt need) 2. Kegiatan sebelum membeli 3. Perilaku waktu memakai 4. Perilaku pascapembelian 5. Keputusan Pembelian (Soewito, 2013). 4. Teknologi (Molla dan Licker, 2010). Sumber : Diolah oleh Penulis, 2020. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif digunakan karena penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan bentuk penelitian asosiatif ini maka kita dapat mengetahui bagaimanapengaruh marketing influencer dan marketplace knowledge melalui terhadap keputusan pembelian onlineTraveloka Eats. Data dalam penelitian ini didapat dari kuesioner yang disebarkan dan menggunakan google form keseluruh responden yang kemudian diolah dengan menggunakan softwarestatistic. Hasil data yang ada digunakan untuk menjawab rumusan masalah danmenguji hipotesis yang digunakan. 3.2Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian merupakan tempat terjadinya masalah yang akan diteliti dalam suatu penelitian. Adapun lokasi dijadikan tempat penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kota Medan yang sudah pernah booking restoran menggunakan Aplikasi Traveloka Eats, Waktu penelitian dilakukan pada Januari sampai dengan April 2020.. 40 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 41. 3.3 Populasi Dan Sampel Populasi menurut Sugiyono (2014:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang. ditetapkan. oleh. peneliti. untuk. dipelajari. dan. kemudian. ditarik. kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada Traveloka Eats di Kota Medan yang pernah memesan makanan dan telah mengikuti campaignt serta menggunakan voucher pada aplikasi Traveloka Eats. 3.3.1 Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dengan pendekatan Accidental Sampling. (2014:84). berpendapat. bahwa. nonprobability. sampling. Sugiyono. adalah. teknik. pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sugiyono (2014:85). berpendapat bahwa Accidental Sampling adalah. teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Menurut Umar (2014:80) dalam penentuan sampel jika populasinya sangat banyak dan jumlahnya tidak diketahui secara pasti maka digunakan rumus interval penafsiran sebagai berikut: n=. (Zα/2)2 (p) (q) 𝑑2. n=. (1,96)2 (0,5) (0,5) (0,1)2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 42. n = 96,4 Keterangan : n. = Jumlah sampel. (Zα/2) = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan= 1,96 p. = Estimator proporsi = 0,5. q. = 1-p. d. = Penyimpangan yang ditolerir 10% = 0,1 Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas jumlah sampel yang. dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 96,4. Namun agar memudahkan penelitian maka dibulatkan menjadi 96 responden.. 3.4 DefenisiKonsep Menurut Soedjadi (2000) defenisi konsep adalah abstraksi, yang dapatdiungkapkan dalam bentuk kata-kata, yang dapat membantu pemahaman. Gambaran abstrak yang menjadi kata penjelas dari suatu istilah konsep yang dimaksudkan untuk memperjelas sesuatu yang terjadi. 1. Influencer Marketing (X1) menurut “The Word of Mouth Marketing Association” (WOMMA, 2016), Influencermerupakan pihak yang mampu mengidentifikasi komunitas utama yang cenderung membuat opini mengenai suatu produk atau jasa dan memiliki kemampuan untuk. mempengaruhi pandangan orang lain.Influencer adalah. individu yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan pembelian orang lain karena otoritasnya, pengetahuan, posisi atau hubungannya dengan audiensnya.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 43. Yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah:. a. Engagement, banyak follower yang melakukan engagement dengan postingan mereka melalui like, share, retweet,comment, klik terhadap linkatau URL dari iklan, atau lebih jauh melakukan tindakan seperti misalnya mengisi form/pembelian.. b. Reach, jumlah total orang yang melihat konten influencer, dengan kata lain jika 100 orang total melihat iklan atau konten itu berarti reach atau jangkauan iklan anda 100, pencarian yang merujuk pada jumlah followers dari marketing influencer.. c. Impression adalah berapa kali konten atau iklan yang ditampilkan dilayar, tidak peduli apakah itu di klik atau tidak.. 2. Marketplace Knowledge(X2) menurut Pengertian marketplace menurut Nathasya (2018), marketplace sebagai website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko. Marketplace memiliki konsep yang kurang lebih sama dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak bertanggung jawab atas barang-barang yang dijual karena tugas mereka adalah menyediakan tempat bagi para penjual yang ingin berjualan dan membantu mereka untuk bertemu pelanggan dan melakukan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) 44. transaksi dengan lebih simpel dan mudah. Transaksinya sendiri memang diatur oleh marketplacenya.. Yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah:. a. Kesiapan, sesuatu yang harus disiapkan dalam melaksanakan sesuatu untuk mencapaisuatu tujuan keseluruhan kondisi perusahaan yang membuatnya siap untuk memberikan respon. b. Kesadaran (awareness),yang mengacu pada kemampuanmarketplace untuk menilai seluruh pasar dan memiliki kesadaran pasar yang lebih baik untuk menghindari keputusan yang buruk. c. SDM, salah satu faktor yang sangat penting sehingga harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. d. Teknologi, pembangunan teknologi pada suatu perusahaan dilakukan secara bertahap, hal tersebut disesuaikan berdasarkan kekuatan dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi tersebut. 3. Menurut Kotler (2018), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen. untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) 45. Yang menjadi indikator dalam variabel ini adalah:. 1. Kebutuhan yang dirasakan (felt need), biasanya berasal atau disampaikan konsumen kepada pasar. Perusahaan berusaha mencari tau masalah dan solusi pasar itu sendiri. Misalnya, kenapa pembelian menurun, alasan konsumen memilih produk/jasa. 2. Kegiatan sebelum membeli, Tindakan perilaku konsumen dalam pembelian suatu barang dan jasa yang seorang konsumen akan aktif mencari tahu tentang barang dan jasa tersebut. 3. Perilaku pasca pembelian, proses lanjutan yang biasanya dilakukan seorang konsumen setelah melakukan proses dan keputusan pembelian adalah mengevaluasi pembeliannya tersebut. Keputusan pembelian 4. Proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.. 3.4 Definisi Operasional Variabel diukur dalam rangka memudahkan pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) 46. Gambar 3.1 Defenisi Operasional Variabel Influencer Marketting (X). Defenisi Operasional Influencer Marketing merupakan pihak yang mampu mengidentifikasi komunitas utama yang membuat opini mengenai suatu produk atau jasa yang terkesan jujur dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi audiens. Otoritasnya, kecakapan menuangkan opini ,dan pengalaman sebelumnya mengunakan produk atau jasa tersebut.. Indikator 1. Engagement 2. Reach 3. Impression. Marketplace Knowledge (X2). Marketplace Knowledge sebagai wadah atau media yang dianggap memfasilitas proses jual-beli berkaitan dengankegiatan berbelanja(shopping), serta kelengkapan, tampilan, dan memenuhi kebutuhan penjual dan pembeli melalui marketplace itu sendiri.. 1. Kesiapan, 2. Kesadaran 3. SDM 4. Teknologi. Keputusan Pembelian (Y). Keputusan Pembelian adalah 1. Kebutuhan yang tindakan dari konsumen untuk dirasakan. mau membeli atau tidak terhadap 2. Kegiatan sebelum produk. membeli. 3. Perilaku waktu memakai. 4. Perilaku pasca pembelian.. Skala Likert. Sumber : Diolah oleh Penulis, 2020. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) 47. 3.5 Skala Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likertmaka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono,2014:93). Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likertdapat dipakai dalam bentuk checklist ataupun pilihan berganda. Tabel 3.2. Instrumen Skala Likert Pilihan Jawaban. Skor. Sangat Setuju (SS). 5. Setuju (S). 4. Ragu-Ragu (RR). 3. Tidak Setuju (TS). 2. Sangat Tidak Setuju (STS) Sumber : Sugiyono (2014). 1. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) 48. 3.6 Data Dan Teknik Pengumpulan Data 3.6.1. Data 1. Data Primer Menurut Sugiyono (2014:137) data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. 2. Data Sekunder Menurut Sugiyono (2014:137) data sekunder adalah data yang di peroleh tidak langsung dari subjek penelitian.. 3.6.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data ataupun. informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data yaitu:. 3.6.2. Teknik Pengumpulan Data Primer Data primer yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah. angket (kuesioner) yang diberikan kepada konsumen Traveloka Eats yang sudah memesan makan lebih dari dua kali. a.. Kusioner (Angket) Kusioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan (respon) atas atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) 49. 3.6.3. Teknik Pengumpulan Data Sekunder. Penelitian ini menggunakan 2 data sekunder, yakni: a.. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah,jurnal penelitian terdahulu, skripsi, tesis, dan artikel yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.. b.. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti.. 3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Instrumen 3.7.1.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian, yang merupakan data yang telah valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun kriteria dalam menentukan valid tidaknya suatu kuesioner adalah sebagai berikut: a.. Jika nilai koefisien < nilai signifikan (0,05) maka dinyatakan valid.. b.. Jika nilai total koefisien > nilai signifikan (0,05) maka dinyatakan tidak valid.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) 50. 3.7.1.2 Uji Reliabilitas. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid reliable atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah stabil atau konsisten dari waktu ke waktu. Butir pertanyaan yang dinyatakan valid dalam uji validitas kemudian ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria :. a.. Jika nilai koefisien reliabilitas (alpha) > 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki reliabilitas yang baik.. b.. Jika nilai koefisien reliabilitas (alpha) < 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki reliabilitas yang tidak baik.. 3.8. Metode Analisis Data 3.8.1.1 Uji Asumsi Klasik. Untuk menguji hipotesis harus melalui uji asumsi klasik terlebih dahulu dimana dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik, yaitu: 1. Uji Multikorelasi Uji multikorelasi untuk mengetahui tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebas, artinya tidak terjadi hubungan antara variabel bebas. Deteksi tidak adanya multikolinearitas yaitu:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(60) 51. a. Mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10. b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1. 2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model dalam regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:. a. Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal. b. Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. 3.. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan mengenai apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan-pengamatan yang lain. Pendeteksian adanya heteroskedastisitas , jika sebaran titik-titik berada diatas dandibawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heterokedastisitas.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(61) 52. 3.8.1.2 Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel. Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012:88) regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Model persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut : Y = a + b1.X1 + b2.X2 + ....... Keterangan : Y = Keputusan Pembelian A = Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel bebas X1 = Variabel independen pertama (Influencer Marketing) X2 = Variabel independen kedua (Marketplace. Knowledge).. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(62) 53. 3.8.2 Uji Hipotesis. Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Namun sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Parsial (Uji T) Uji T digunakan untuk membuktikan apakah Influencer Marketing dan Marketplace Knowledge mempunyai pengaruh terhadap Keputtusan Pembelian Pada Traveloka Eats. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :. a.. Jika nilai signifikan ttabel ≤ 0,05 maka variabel bebas. berpengaruh signifikan terhadap variabel bebas. b.. Jika nilai signifikan ttabel ≥ 0,05 maka variabel bebas tidak. berpengaruh signifikan terhadap variabel bebas.. 2. Uji Signifikan Simulatif (Uji F) Menurut Sugiyono (2007:235) uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(63) 54. 2 3. Koefisien Determinasi Berganda (D ) 2 Uji koefisien determinasi berganda (D ) digunakan untuk mengukur tingkat korelasi atau pengaruh antara variabel bebas (Influencer Marketing dan Marketplace Knowledge) secara bersamasama (simultan) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian). Kriteria pengujian determinasi berganda adalah sebagai berikut:. a.. Bila D. 2. = 1 atau mendekati 1, maka semakin kuat pula. kontribusi variabel bebas (Influecer Marketing dan Marketplace Knowledge) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian), dengan kata lain bahwa model yang digunakan adalah mendekati kebenaran.. b.. 2 Bila mendekati 0 (semakin kecil dari D ), maka semakin lemah. pula kontribusi variabel bebas (Influencer Marketing dan Marketplace Knowledge) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian), dengan kata lain bahwa model yang digunakan kurang tepat.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk model penelitian, didasarkan pada model dari penelitian mengenai pengaruh influencer sosial media terhadap keputusan pembelian konsumen oleh (Amalia &amp; Sagita, 2019)

Hal ini menunjukkan bahwa variabel keputusan pembelian konsumen dapat dijelaskan oleh kelima variabel bebas, yaitu: logistik digital, integritas online,

KUESIONER PENGARUH CELEBRITY INFLUENCER DAN NON CELEBRITY INFLUENCER TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SKINCARE SOMETHINC Dengan hormat, Saya Patricia Julia Monica Wondal

traveloka melalui twitter terhadap keputusan pembelian pada periode Oktober hingga Desember 2015 adalah sebesar 35,2 % dengan nilai R Square = 0,352 yang artinya bahwa variabel

lain pada bauran promosi yang mempengaruhi keputusan pembelian selain periklanan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat dalam menggunakan Traveloka. 2)

Analisis Pengaruh Customer Review dan Customer Rating Terhadap Keputusan Pembelian Produk di Online Marketplace Studi Pada Mahasiswa Pengguna Tokopedia di Kota Semarang.. Pengaruh

Hasil dari penelitian dan pengolahan data menunjukkan bahwa: 1] online customer review berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk fashion Jiniso di marketplace Shopee dengan

Pengaruh Online Customer Review dan Online Customer Rating terhadap Keputusan Pembelian melalui Marketplace Shopee Studi Kasus pada Mahasiswa Aktif Prodi Manajemen Angkatan 2017 UNP